PENILAIAN
KARYA
TERJEMAHAN
A. PENDAHULUAN
Karya ilmiah terjemahan adalah
karya ilmiah berupa buku atau
makalah yang naskah aslinya
berasal dari bahasa asing atau
bahasa daerah sebagai bahasa
No
Jenis Karya
Angka Kredit
1
Buku terjemahan yang dipublikasikan secara
nasional
7
2
Buku terjemahan yang tidak dipublikasikan
secara nasional
3,5
3
Makalah terjemahan yang dipublikasikan
secara nasional
3,5
4
Makalah terjemahan yang tidak dipublikasikan
secara nasional
1,5
A. Pendahuluan
B. KRITERIA KARYA ILMIAH TERJEMAHAN
a.Isi buku atau makalah yang diterjemahkan harus
sesuai dengan bidang pendidikan atau kepengawasan
b.
Menyertakan buku atau makalah asli dari bahasa
sumber (BSu)
c.
Menyerahkan buku atau makalah terjemahan.
d.
Melampirkan surat izin dari penerbit atau penulis
selaku pemegang hak cipta jika penerbitnya tidak
beroperasi lagi.
e.
Melampirkan Surat Keterangan dari koordinator
pengawas yang menjelaskan bahwa naskah
terjemahan tersebut merupakan karya dari pengawas
bersangkutan.
Buku terjemahan yang diterbitkan secara nasional
berisi seluruh isi buku yang diterjemahkan.
Bukti fisik:
a.
Buku asli dari bahasa sumber.
b.
Buku terjemahan yang sudah diterbitkan dan
memiliki ISBN
c.
Lampiran surat izin dari dari penerbit atau
penulis selaku pemegang hak cipta jika
penerbitnya tidak beroperasi lagi.
d.
Surat Keterangan dari koordinator pengawas.
B. KRITERIA KARYA ILMIAH TERJEMAHAN
Buku terjemahan yang tidak dipublikasikan secara
nasional
Buku terjemahan harus berisi seluruh isi buku asal.
Bukti Fisik:
a. Buku yang diterjemahkan.
b. Buku terjemahan yang sudah diterbitkan dan
memiliki ISBN.
c. Lampiran surat izin dari dari penerbit atau
penulis selaku pemegang hak cipta jika
penerbitnya tidak beroperasi lagi
d. Surat Keterangan dari koordinator pengawas.
B. KRITERIA KARYA ILMIAH TERJEMAHAN
Kriteria makalah terjemahan yang dipublikasikan
dalam jurnal nasional:
Makalah terjemahan harus berisi seluruh isi makalah
asal.
Bukti fisik:
a. Makalah yang diterjemahkan
b. Makalah terjemahan yang dimuat dalam jurnal
nasional.
c. Lampiran surat izin dari penerbit atau penulis
selaku pemegang hak cipta jika penerbitnya tidak
beroperasi lagi
d. Surat keterangan dari Koodinator Pengawas.
B. KRITERIA KARYA ILMIAH TERJEMAHAN
Kriteria makalah terjemahan yang tidak
dipublikasikan dalam jurnal nasional:
Makalah terjemahan harus berisi seluruh isi
makalah asal.
Bukti fisik:
a. Makalah yang diterjemahkan
b. Makalah terjemahan.
c. Lampiran surat izin dari penulis selaku
pemegang hak cipta.
d. Surat keterangan koordinator pengawas.
B. KRITERIA KARYA ILMIAH TERJEMAHAN
C. Penilaian-Alur Penilaian
a. Verifikasi bukti fisik
No
Bukti Fisik
Keterangan
Ada
Tidak
1
Buku/makalah yang diterjemahkan
2
Buku/makalah terjemahan
3
Surat izin dan penerbit/penulis
4
Surat keterangan dari koordinator pengawas
Catatan:
Setiap ajuan harus dilengkapi dengan empat bukti fisik di atas.
1)
Kesesuaian isi buku/makalah dengan
bidang pendidikan atau kepengawasan.
2)
Struktur, Kriteria ini perlu diperhatikan
karena hasil terjemahan harus sesuai
dengan struktur Bahasa Sasaran (BSa).
Ini penting agar hasil karya terjemahan
itu bisa diterima dari unsur tata bahasa
atau gramatikal BSa.
b. Tahap penilaian-Unsur yang dinilai dalam karya terjemahan, yaitu:
3) Ejaan dan tanda baca, Ejaan dan tanda baca
mempunyai pengaruh yang cukup besar duntuk
menghasilkan satu karya terjemahan yang baik.
Penggunaan ejaan dan tanda baca yang tidak benar
akan mengaburkan makna dan pesan dari Bahasa
Sumber (BSu).
4) Kosa kata/diksi, Dalam menerjemahkan, seorang
penerjemah harus memiliki kosa kata/diksi yang
luas. Jika penerjemah salah menempatkan diksi
dalam karya terjemahannya, maka akan berdampak
buruk pada pengertian dan penyampaian pesan
yang terkandung dalam Bsa.
b. Tahap penilaian-Unsur yang dinilai dalam karya terjemahan, yaitu:
5) Kewajaran/gaya bahasa, Kewajaran yang baik dari hasil
terjemahan adalah pembaca tidak merasa bahwa mereka
telah membaca suatu hasil terjemahan dari BSu sehingga
memudahkan mereka untuk memahami pesan yang
disampaikan oleh teks tersebut. Artinya, sebuah
terjemahan dinyatakan memiliki kewajaran yang tinggi
jika pembacanya merasa nyaman membaca dan merasa
seakan-akan dia membaca naskah asli.
6) Ketepatan pesan, Kriteria ini merupakan unsur terpenting
dalam proses penerjemahan. Pengalihan pesan dengan
bahasa yang berbeda. Pesan yang terkandung dalam BSu
harus dialihkan dengan baik ke dalam BSa. Hasil
terjemahan dikatakan buruk bila pesan yang terdapat di
BSa tidak sesuai dengan BSu.
b. Tahap penilaian-Unsur yang dinilai dalam karya terjemahan, yaitu:
No
Unsur yang Dinilai
Keterangan
Terpenuhi
Terpenuhi
Tidak
1
Kesesuaian isi
2
Struktur
3
Penggunaan ejaan dan tanda baca
4
Penggunaan kosa kata/diksi
5
Kewajaran/gaya bahasa
6
Ketepatan pesan
Simpulan
Diterima/ditolak*)
*) Coret yang tidak perlu
b. Tahap penilaian-Form Penilaian:
EVALUASI:
Pak Latuconsina, seorang pengawas dari Ambon, menerjemahkan sebuah buku berbahasa daerah setempat ke dalam bahasa Indonesia. Tema buku itu sangat bagus untuk pendidikan anak dan memang sesuai dengan bidang yang diampunya. Penerbit asal pun sudah menurunkan izin penerbitan. Buku terjemahan ini diterbitkan oleh
sebuah perusahaan penerbitan di Jakarta dan beredar secara nasional serta memiliki ISBN. Jika buku ini diajukan sebagai bahan untuk
kenaikan jenjang kariernya dan dinyatakan lolos/diterima, maka Angka Kredit yang akan didapat oleh Pak Latuconsina adalah:
a. 7 b. 3,5 c. 3 d. 1,5
e. Tidak dapat penilaian.
Ibu Dewi menerjemahkan sebuah buku berbahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia. Buku terjemahannya itu diterbitkan di kalangan terbatas di wilayah kepengawasannya karena sesuai dengan bidang yang diampunya. Koordinator pengawas sudah merekomendasikannya. Buku terjemahan ini lalu diajukan untuk bahan kenaikan pangkat. Buku aslinya yang berbahasa Inggris juga sudah disertakannya juga. Namun, karya terjemahannya ini ternyata tidak lolos verifikasi bukti fisik oleh tim penilai karena..
a. Belum diterbitkan secara nasional.
b. Tidak menyertakan izin dari penerbit asal c. Buku tersebut tidak memiliki nomor ISBN d. Temanya tidak terkenal
e. Belum ada izin dari dinas pendidikan setempat.
(Jawab: b)
Seorang pengawas di daerah Tarakan, Kalimantan Timur
membaca sebuah jurnal pendidikan terbitan Malaysia di
daerahnya. Artikel ilmiah berbahasa Inggris itu ingin
diterjemahkan olehnya untuk diajukan sebagai bahan untuk
kenaikan pangkatnya. Sayangnya, penerbit dari majalah
tersebut ternyata sudah tidak beroperasi lagi karena
bangkrut. Untuk mendapatkan izin penerjemahan, maka
yang harus dilakukannya adalah:
a.
Mencari ahli waris dari mantan pemilik jurnal tersebut.
b.Menemui penulis asli dari artikel tersebut.
c.
Mencari ahli waris dari penulis artikel tersebut.
d.
Mengajukan izin kepada Kementerian Pendidikan Malaysia
e.Mencari pengacara/notaris di Malaysia supaya
terjemahannya dilegalkan.
(
Jawab: b
)
Pak Robert adalah pengawas sekolah dari Jakarta. Dia pandai bahasa Inggris. Suatu ketika dia diminta mengisi sebuah seminar tentang kepengawasan sekolah di Singapura. Dia menulis makalah berbahasa Inggris yang temanya sesuai dengan bidang yang diampunya.
Sepulangnya dari Singapura dia menerjemahkan makalahnya itu ke dalam Bahasa Indonesia dan dikirim ke sebuah Jurnal Pendidikan Nasional
berakreditasi dan memiliki ISSN. Setelah dimuat di jurnal, Pak Robert dia mengajukan karya terjemahannya ini untuk mendapatkan angka kredit untuk kenaikan pangkatnya. Diterimakah pengajuannya itu?
a. Tidak diterima karena dia menerjemahkan karyanya sendiri.
b. Tidak diterima karena naskah aslinya ( yang berbahasa Inggris) belum
diterbitkan oleh Jurnal mana pun.
c. Diterima karena sudah memenuhi kriteria.
d. Diterima karena dia pernah menjadi narasumber di luar negeri. e. Tidak diterima karena belum dipresentasikan di dalam negeri.
(Jawab: c)
Berikut ini adalah bukti fisik yang harus ada
dalam setiap naskah terjemahan yang diajukan
untuk penilaian angka kredit, kecuali:
a.
Surat rekomendasi kepala dinas pendidikan
b.Naskah buku/makalah asli dari bahasa
sumber
c.
Naskah terjemahan yang diajukan
d.Surat pengesahan dari Koordinator
Pengawas
e.
Surat ijin dari penerbit/penulis naskah asli
(Jawab: a)
Pak Sangaji, seorang pengawas dari Maluku. Dia berkunjung ke Amerika dan membeli sebuah buku berbahasa Inggris yang sesuai dengan
bidang kepengawasan pendidikan. Diapun langsung mencari penerbit dari buku itu untuk mendapatkan ijin penerjemahan. Namun ternyata penerbitnya sudah tidak ada. Diapun lalu mencari penulis dari buku itu. Ternyata penulis buku itupun sudah m3ninggal dunia. Yang ada
hanyalah keluyarga dari penulis tersebut. Lalu apa yang dilakukan oleh Pak Sangaji agar memperoleh ijin penerjemahan?
a. Menemui ahli waris pemilik penerbitan.
b. Meminta ijin kepada ahli wareis dari penulis buku tersebut.
c. Menerjemahkan langsung tanpa ijin karena penerbit dan penulisnya
sudah tidak ada.
d. Meminta ijin pada ahli waris dari penulis buku teresebut.
e. Meminta ijin kepada Kemendikbud RI dengan rekomendasi Kedubes
RI di Amerika.
(Jawab: d)