• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Invasi Budaya Feminin ke Dalam Arena Maskulin (Studi Analisis Isi Rubrik Majalah Cosmopolitan Men) T1 362006002 BAB VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Invasi Budaya Feminin ke Dalam Arena Maskulin (Studi Analisis Isi Rubrik Majalah Cosmopolitan Men) T1 362006002 BAB VI"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

106 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dalam invasi feminin ke dalam arena maskulin, studi analisis isi terhadap majalah Cosmopolitan Men, dapat disimpulkan beberapa hal penting sebagai berikut:

1. Ada atau terjadi invasi budaya feminin ke dalam arena maskulin, dalam konteks penelitian ini adalah majalah Cosmopolitan Men. Pandangan tradisional yang membagi feminin dan maskulin dalam garis batas tegas dan kaku, tidak tampak dalam penelitian ini. Penyerangan konstruksi feminin mewujud dalam bentuk sebuah persilangan dan perpaduan antara konstruksi feminin dan maskulin dalam majalah Cosmopolitan Men sehingga konsep maskulin tradisional telah kehilangan otentisitasnya. Hal tersebut dibuktikan dengan terkandungnya konstruksi feminin dalam rubrik Grooming Opening, Grooming Q&A, Fashion Opening, Fashion Outfit Advice, From The Editor,

Ask Cosmo Men Anything, Connecting, Miss V dan Cosmo Men Cooking di

majalah Cosmopolitan Men.

2. Konstruksi feminin dalam beberapa rubrik Cosmopolitan Men dapat diuraikan dengan memaparkan frekuensi kemunculan dari dimensi konstruksi feminin, yaitu suka bersolek, konsumtif, emosional, kasih sayang, orientasi rumah. Berikut akan diuraikan menurut dimensi dari masing-masing konstruksi feminin:

• Suka bersolek merupakan ciri feminin yang memiliki frekuensi

kemunculan sebanyak 545 kali atau sebesar 60%. Suka bersolek ditinjau dari empat dimensi yang diujikan, seperti ketertarikan terhadap produk kecantikan (86 kali kemunculan atau 9,4%) , tempat perawatan tubuh (7 kali kemunculan atau 0,8%), produk fashion (369 kali kemunculan atau 40,3%) dan karakteristik suka bersolek (83 kali kemunculan atau 9,1%).

• Konsumtif menduduki peringkat kedua dari tingginya frekuensi

(2)

107

33% atau 302 jumlah kemunculan. Konsumtif memiliki dimensi, sebagai berikut: mencantumkan barang bermerek ternama (109 kali kemunculan atau 11,9%), mencantumkan harga dari setiap produk (186 kali kemunculan atau 20,3%) dan terdapatnya frasa barang yang digemari (7 kali kemunculan atau 0,76%).

• Emosional memiliki frekuensi kemunculan sebanyak 5% atau 46 jumlah

sebaran frekuensi kemunculan dari emosional. Emosional diuraikan menjadi dua dimensi, yaitu frasa emosi positif (23 kali kemunculan atau 2,5%) dan frasa emosi negatif (23 kali kemunculan atau 2,5%).

• Kasih sayang memiliki frekuensi kemunculan sebesar 1% atau total 14 kali frekuensi kemunculan. Dimensi dalam kasih sayang adalah kata yang merujuk kasih sayang didapat sebesar 1,1% atau 10 kali kemunculan dan gesture yang merujuk pada perilaku kasih sayang sebesar 0,4% atau 4 kali kemunculan.

• Orientasi rumah memiliki frekuensi kemunculan sebesar 1% atau

berjumlah 8 kali frekuensi kemunculan dengan dimensi frasa yang merujuk pada kehidupan rumah tangga atau domestik.

2. Saran

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, dapat dikemukakan beberapa saran yang diharapkan dapat meningkatkan dan mengembangkan penelitian terkait invasi budaya feminin dalam arena maskulin, khususnya dalam majalah Cosmopolitan Men.

1. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini masih menyentuh tahap permukaan, yaitu berfokus pada analisis konstruksi feminin yang termanifestasi dalam rubrik Cosmopolitan Men. Peneliti selanjutnya dapat melanjutkan hasil penelitian

(3)

Referensi

Dokumen terkait