• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS USAHA TANI UBI KAYU DI DESA PULUH HALI KECAMATAN SERBAJADI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS USAHA TANI UBI KAYU DI DESA PULUH HALI KECAMATAN SERBAJADI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS USAHATANI UBI KAYU

( Studi Kasus di Desa Puluh Hali Kecamatan Serbajadi Kabupaten Serdang Bedagai )

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

Pirdon Damanik

072277310063

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Usahatani Ubi

Kayu (Studi Kasus di Desa Puluh Hali Kecamatan Serbajadi Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi

Sumatera Utara”.

Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan. Penulisan skripsi ini dilakukan untuk

melihat kelayakan usahatani ubi kayu di Desa Puluh Hali

Penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan

mendukung penulis dalam penyelsaian skripsi ini, khususnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Pd. Selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta para

staf.

2. Bapak Drs. Kustoro Budiarta, M.E. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Drs. Ahmad Hidayat, M.Si. Selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Medan dan sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Skripsi saya yang telah

bersedia meluangkan waktu dalam memeberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama

penyusunan skripsi ini.

4. Ibu T. Teviana selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Medan

(5)

6. Teristimewa untuk kedua orang tua penulis ayah Sy. Pat Damanik dan Mamak N. br.

Tumanggor, terimakasih buat doa dan dukungan baik moril maupun materil yang tak pernah

berhenti kepada penulis, “tonggohon nasiam ma anak mu on gabe jolma namadear…..!”

7. Bang Deri/ D. br Saragih selaku abang/kaha, bani Ardo Damanik (gatot) “ hurangi na lapar

modom ai ambia….!” Buat adek ku yang bandal Nerima Damanik, dan tidak lupa terimaksih

buat Prisca br Damanik/ P. Sitepu . terimakasih buat semua dukunganya, (hita do saonari hita do

patar)

8. Buat seseorang yang selalu special di hati ku D.br Tondang. I’ll always love u, makasih sekali buat

semuanya. Tuhan Yesus pasti b’ri yang terbaik buat kita

9. Buat anak Manajemen 07, H.Tadjam Abdoel Qodir, Opp. Lolo, Febri, Martyn, Hengky guru,

Freddy, Jansen Macho, Ryan Loyo, Nuel, Jhonatan Parman, Agus, Tomy. Kali ini aku mau jujur,

klo kalian adalah teman terbaik yang pernah ada dalam sejarah, untouchable….! Ingat aja

memory pasir putih…

10. Dan seluruh Mahasiswa/I manajemen 08’ dan yang lainya di Universitas Negeri Medan

Penulis telah berusaha sebaik-baiknya, dan penulis menyadari masih banyak kekurangan yang perlu

diperbaiki lagi. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan di masa yang

akan dating.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasi, Tuhan Yesus Memberkati..!

(6)

DAFTAR ISI

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 6

1.3Pembatasan Masalah ... 6

1.4Rumusan Masalah ... 6

1.5Tujuan Penelitian... 7

1.6Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 31

(7)

9

3.2 Populasi dan Sampel ... 31

3.3 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 32

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.5 Teknik Analisis Data ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...38

4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian……….38

4.2 Karakteristik Responden……….41

4.3 Analisis Data Penelitian………..44

4.4 Analisis Usahatani Ubi Kayu………..46

4.5 Kelayakan Usahatani………...53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………...59

5.1 Kesimpulan………..59

5.2 Saran………61

DAFTAR PUSTAKA KUESIONER

(8)

DAFTAR GAMBAR

Hal

(9)

13

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Jumlah Penerimaan Petani per 1 kali musim panen

Lampiran 2 : Penerimaan Usahatani Ubi Kayu di Desa Puluh Hali Per Hektar

Lampiran 3 : Biaya Penggunaan Bibit Ubi Kayu Per Petani di Desa Puluh Hali selama 1 musim tanam

Lampiran 4 : Biaya Penggunaan Bibit Ubi Kayu Per Hektar di Desa Puluh Hali selama 1 musim tanam

Lampiran 5 : Biaya Sarana Produksi Usahatani Ubi kayu Per Hektar yang Pakai Habis di Desa Puluh Hali dalam 1 x musim panen

Lampiran 6 : Biaya Sarana Produksi Usaha tani per Petani yang Pakai Habis selama 1 musim tanam

Lampiran 7 : Biaya Sarana Produksi Usaha tani per petani dan per Hektar yang Tidak Pakai Habis selama 1 Musim Tanam

Lampiran 8 : Curahan Tenaga Kerja Usahatani per petani dalam 1 musim tanam

Lampiran 9 : Curahan Tenaga Kerja Usahatani Ubi Kayu Per Hektar dalam 1 musim tanam

Lampiran 10 : Biaya Tenaga Kerja Usahatani Ubi Kayu Per Petani di Desa Puluh Hali selama 1 musim Tanam

Lampiran 11 : Biaya Tenaga Kerja Usahatani Ubi Kayu Per Hektar di Desa Puluh Hali selama 1 musim Tanam

Lampiran 12 : Total Biaya Usahatani Ubi Kayu Per Petani di Desa Puluh Hali Selama 1 Musim Tanam

Lampiran 13 : Total Biaya Usahatani Ubi Kayu Per Hektar di Desa Puluh Hali Selama 1 Musim Tanam

Lampiran 14 : Produksi dan Penerimaan Usahatani Ubi kayu Per Petani dan Per Hektar di Desa Puluh Hali dalam 1 Musim Tanam

(10)

Lampiran 16 : Kelayakan Usahatani Ubi Kayu (BEP) Per Petani di Desa Puluh Hali

Lampiran 17 : Kelayakan Usahatani Ubi Kayu (BEP) Per Hektar di Desa Puluh Hali

Lampiran 18 : Kelayakan Usahatani Ubi Kayu (R/C) Per Petani di Desa Puluh Hali

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai sumber

mata pencaharian dari mayoritas penduduknya. Sektor Pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian nasional. Peranan yang diberikan sektor pertanian diantaranya:

menyediakan pangan bagi seluruh penduduk, menyediakan bahan bakuindustri, menyumbang devisa negara dari hasil ekspor hasil pertanian, serta membuka kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat. Kenyataan ini diperkuat oleh data yang diperoleh saat ini

yaitu bahwa 50% angkatan kerja masih menggantungkan hidupnya bekerja di sektor pertanian. BPS menyebutkan per Februari 2010 mencapai 42,8 juta orang, atau sekitar 50% dari angkatan

kerja nasional yang mencapai 107,4 juta orang. Data BPS mengemukakan bahwasanya pada Sensus Pertanian 2011 jumlah Rumah Tangga Petani naik menjadi 35,4 juta rumah tangga, terjadinya kenaikan sebesar 5.400.000 rumah tangga dan jumlah ini diperkirakan akan terus

meningkat

Sektor pertanian adalah salah satu sektor yang selama ini masih diandalkan karena sektor

pertanian mampu memberikan pemasukan dalam mengatasi krisis yang sedang terjadi.Keadaan inilah yang memperlihatkan bahwa sektor pertanian sebagai salah satu sektor yang handal dan mempunyai potensi besar untuk berperan sebagai pemicu pemulihan ekonomi nasional.

Indonesia memiliki sumber daya holtikura tropika yang berlimpah berupa keanekaragaman genetikyang sangat luas. Demikian pula, keanekaragaman sumber daya lahan, iklim, dan cuaca

(12)

umbi-sebagai salah satu sumber pertumbuhan baru pada sektor pertanian. Hal ini dapat dilihat dari kedudukanya sebagai sumber nutrisi dan disamping itu nilai tukarnya juga relatif tinggi.

Kemampuan komoditi holtikultura dalam memberikan peluang kesempatan kerja dan peluang peningkatan pendapatan secara nyata dapat dilihat, paling tidak adanya perubahan pola penggunaan lahan yang lebih difungsikan untuk holtikultura yang semakin sering dan mudah

ditentukan.

Sumatera Utara merupakan salah satu daerah di Indonesia yang banyak menghasilkan produk

holtikura seperti umbi-umbian seperti kentang,wortel,ubi kayu,ubi jalar,dll. Khususnya daerah kabupaten Serdang Bedagai, yang merupakan penghasil ubi kayu terbesar di Sumatera Utara. Berikut total perkembangan produksi ubi kayu di Kabupaten Serdang Bedagai selama 5 tahun

(13)

Sumber : Dinas pertanian Kabupaten Serdang Bedagai

Gambar 1.1 Grafik Total Produksi

Dari grafik 1.1 dapat kita lihat terjadi Penurunan volume produksi ubi kayu di Kabupaten

Serdang Bedagai. Untuk itu usahatani ubi kayu perlu pengelolaan dan perhatian lebih dari tanaman lain. Agar hasil bertanam maksimal, perlu diperhatikan dasar usaha bertanam,

diantaranya pengelolaan tanah, pemeliharaan tanaman, pemungutan hasil, dan penanganan hasil.Juga diperlukan pemahaman analisis usaha jika tujuan penanaman adalah untuk dijual.

Kenaikan jumlah penduduk, kenaikan taraf hidup masyarakat banyak dan untuk

kepentingan kesejahteraan masyarakat menjadi alasan masyarakat mengkonsumsi ubi kayu mengakibatkan peningkatan permintaan terhadap komoditi ini sangat besar.Kuatnya pasaran ubi

kayu juga dapat dilihat dari pertumbuhan dan perkembangan perusahaan industri pengolahan yang mengolah ubi kayu menjadi berbagai jenis produk makanan, baik itu dalam bentuk cemilan ataupun pakan ternak.Seperti daun dari ubi kayu dapat digunakan sebagai sayuran yang sangat

laris di pasaran, juga umbi nya dapat dijadikan sebagai makanan ringan seperti keripik, tapai, juga menjadi tepung tapioca.Jelas bahwa ubi kayu adalah produk yang multifungsi yang sangat

353111

2005 2006 2007 2008 2009

Grafik Perkembangan Total Produksi Ubi Kayu (ton) di Kabupaten Serdang Bedagai

(14)

berdasarkan pengamatan universal, penyebab perseoalan ini adalah langkanya informasi yang berkaitan dengan usaha tani dalam pengaplikasian dalam kehidupan petani sehari-hari.Apalagi

bagi petani yang hidupnya jauh terpencil dan tidak terjangkau oleh jaringan komunikasi.Peran petani sebagai produsen dalam bernegeoisasi tidak memperlihatkan posisi yang berarti.Seluruh ketentuan yang disepakati terutama tentang harga jual petani berada sepenuhnya berdasarkan

tawaran pedagang perantara.Hal ini sangat dimungkinkan karena pedagang perantara pada umumnya telah mendapatkan informasi harga pasar dari para pedagang besar/eksportir,

sedangkan para petani tidak. Ketidakmampuan para petani dalam mengakses informasi harga serta kondisi permintaan dalam setiap periode merupakan salah satu masalah penting yang harus ditanggulangi untuk meningkatkan posisi tawar-menawar yang seimbang.Kendala usahatani di

beberapa negara berkembang, termasuk Indonesia adalah rendahnya nilai pendapatan petani, keterbatasan pengetahuan petani, keterbatasan lahan yang memiliki petani dan posisi penawaran

pada pihak petani yang kurang kuat. Hal tersebut menyebabkan rendahnya nilai keuntungan yang diperoleh petani. Kecamatan Serbajadi adalah merupakan salah satu sentral pengembangan pertanian ubi kayu dengan luas lahan yang cukup luas. Selain itu, informasi

mengenai budidaya ubi kayu mudah didapat di daerah tersebut. Untuk itu perlu kita ketahui bagaimana petani menjalankan usaha taninya yaitu dengan melihat ketersediaan sarana produksi,

(15)

maka perlu dilakukan penelitian mengenai kelayakan usaha tani sehingga dapat diketahui apakah usaha tersebut layak untuk terus dikembangkan atau tidak. Berdasarkan hal tersebut

diatas, maka penulis tertarik untuk memilih dan membahas penulisan skripsi dengan judul : “ Analisis Usahatani Ubi Kayu (Studi Kasus di Desa Puluh Hali Kecamatan Serbajadi Kabupaten Serdang Bedagai)”.

1.2 Identifikasi Masalah Adapun yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Faktor-faktor produksi dan bagaimana biaya produksi usahatani ubi kayu di Desa Puluh Hali Kecamatan Serbajadi Kabupaten Serdang Bedagai

2. Jumlah produksi dan harga jual ubi kayu di Desa Puluh Hali Kecamatan Serbajadi

Kabupaten Serdang Bedagai

3. Jumlah pendapatan petani ubi kayu di Desa Puluh Hali Kecamatan Serbajadi

Kabupaten Serdang Bedagai

(16)

dibatasi pada bagaimana tingkat kelayakan usaha tani ubi kayu dilihat dari aspek Produksi dan BEP.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah diatas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah usaha tani ubi kayu di Desa Puluh Hali Kecamatan Serbajadi Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara dapat dikatakan

layak untuk .diusahakan.

1.5 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui faktor-faktor produksi dan biaya produksi ubi kayu di Desa Puluh Serbajadi Kecamatan Serbajadi Kabupaten Serdang Bedagai.

2. Untuk mengetahui jumlah produksi dan harga jual ubi kayu di Desa PuluhHali Kecamatan Serbajadi Kabupaten Serdang Bedagai.

3. Untuk mengetahui tingkat kelayakan usaha tani ubi kayu di Desa Puluh Hali Kecamatan Serbajadi Kabupaten Serdang Bedagai.

1.6 Manfaat Penelitian

(17)

Menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama dalam mengaplikasikan ilmu dari bangku kuliah ke masyarakat atau lapangan.

2. Bagi Petani

Sebagai bahan pedoman bagi petani ubi kayu dalam rangka meningkatkan efesiensi biaya produksi.

3. Bagi Pemerintah setempat

(18)

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan, maka penulis mengambil kesimpulan yaitu

usahatani ubi kayu di Desa Puluh Hali layak untuk dikembangkan karena :

1. Faktor –faktor produksi seperti lahan, tenaga kerja, dan modal pada usahatani ubi kayu di

Desa Puluh Hali cukup tersedia. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata luas lahan dari 66

responden yaitu 0.5 Ha dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 26 HKO dan biaya

produksi sebesar Rp. 1.926.722. Dari perhitungan rata-rata nilai tersebut, usahatani di

Desa Puluh Hali dapat dikatakan layak untuk diusahakan.

2. Produksi ubi kayu di Desa Puluh Hali adalah sebesar 5181 Kg/petani dan 9365 Kg/Ha,

telah melampaui masing titik impas (BEP) volume produksi yaitu sebesar 1.328,7

Kg/petani dan 2.669,8 Kg/Ha. Hal ini berarti menunjukan bahwa produksi ubi kayu telah

melampaui titik impas (BEP) volume produksi sebesar 3.852,3 Kg/petani dan 6695,2

Kg/Ha. Dan untuk harga jual ubi kayu juga telah melalui titik impas (BEP) harga ubi

kayu , dimana Rp. 413/kg per petani dan Rp. 418/Kg Per. Sedangkan harga jual ubi kayu

adalah Rp. 1.450/Kg maka jelas bahwa harga jual ubi kayu telah melalui titik impas

(BEP) harga produksi yaitu sebesar Rp. 1.037 untuk per petani dan Rp. 1.032

3. Pendapatan usahatani per petani jika dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja yang

digunakan akan diperoleh sebesar yang digunakan akan diperoleh sebesar Rp.

206,882.00 dan untuk pendapatan usahatani per HKO per hektar adalah sebesar

Rp.161,796.81. Hal ini menunjukan bahwa ketika 1 HKO pada usahatani ubi kayu di

(19)

luas lahan petani dan Rp.161,796.81 dan luas lahan per hektar dan jika dibandingkan

dengan upah buruh harian lepas per hari/HKO di Desa Puluh Hali yaitu sebesar Rp.

50.000, maka dapat diketahui bahwa lebih menguntungkan bagi masyarakat tani di Desa

Puluh Hali untuk mengusahakan usahatani ubi kayu daripada menjadi buruh tani.

4. Untuk perhitungan BEP volume produksi ubi kayu selama 1 musim tanam adalah sebesar

adalah 1.328,7 Kg, sedangkan produksi ubi kayu selama 1 musim tanam di Desa puluh

hali telah melalui titik impas yaitu sebesar 5181 Kg dan BEP volume produksi untuk 1

musim tanam per hektar diperoleh titik impas sebesar 2.669,8 Kg dan volume produksi

telah melalu BEP yaitu sebesar 9365 Kg. untuk BEP harga Produksi untuk per petani

adalah Rp. 413 dan Rp. 418 untuk per hektar sementara harga jual ubi kayu adalah Rp.

1.450. Berdasarkan analisis BEP menunjukan bahwa usahatani ubi kayu di Desa Puluh

Hali menguntungkan

R/C ratio menunjukan penerimaan yang tinggi dibandingkan dengan biaya yaitu biaya

Rp. 1 dikeluarkan didapatkan penerimaan sebesar 3,89. Dari analisis R/C diatas

dinyatakan bahwa usahatani ubi kayu yang ada di Desa Puluh Hali layak untuk

diusahakan

B/C ratio menunjukan pendapatan usaha yang tinggi dibandingkan dengan biaya yang

dikeluarkan didaptakan pendapatan sebesar 2,8 kali lipat. Dari analisis B/C diatas

dinyatakan bahwa usahatani ubi kayu yang ada di Desa Puluh Hali layak untuk

diusahakan

ROI (return of investment) menunjukan penerimaan yang tinggi dibandingkan dengan

(20)

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat disarankan sebagai berikut:

1. Kepada Petani

Sebaiknya petani menambah wawasan dan informasi mengenai usahatani, agar

usahanya tersebut lebih berkembang lagi. Selain itu, petani juga harus mampu

mengefesiensikan pendapatan yang diperoleh bisa lebih tinggi daripada

pengeluaran untuk proses produksi.

2. Kepada Pemerintah

Agar kiranya pemerintah lebih memperhatikan kemajuan usahatani ubi kayu

dengan mengadakan pelatihan dan penyuluhan mengenai usahatani

tersebut.Karena para petani masih terbatas pengetahunya mengenai

pengembangan usahatani.

3. Kepada Peneliti Selanjutnya

Peenulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi para peneliti selanjutnya

sebagi bahan referensi.Dan untuk peneliti selanjutnya agar meneliti komoditi ini

tetapi dengan permasalahan yang berbeda, misalnya aspek pasar dan pemasaran

(21)
(22)

Anggraini.2005. Analisis Usahatani Tomat di Pasir Sarongge Cipanas. http://www.jurnalpenelitianagribisnisIPB.com

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta:Rineka Cipta.

Ali dan Restu Rahayu.2003. Ubi Kayu dan Lobak. Jakarta: Penebar Swadaya.

Cahyono. 2003. Ubi kayu. Teknik Budidaya dan Analisis Usaha Tani.Yogyakarta: Kanisius.

Fakultas Ekonomi. 2010. Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa Program S1. Medan.

Hardi,Zhilfitri.Putra. 2005. Analisis Biaya Produksi Usahatani Anggur di Kecamatan

Wonoasih.http://www.jurnalpenelitianagribisnisIPB.com

Husein, Umar. 2005. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Husodo, dkk. 2004. Pertanian Mandiri. Pandangan Strategis Para Pakar Untuk

Kemajuan Pertanian Indonesia. Jakarta: Penebur Swadaya.

Ibrahim. 2006. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Rineka Cipta.

Juliandri, Randika. 2010. Analisis Kelayakan Usahatani Wortel, Skripsi Universitas Negeri Medan

Kasmir dan Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta : Kencana Prenada Media.

Manalu, Heriyanto. 2008. Analisis Finansial Usaha Tani wortel, Tesis Megister Sains. Universitas Sumatera Utara

Muyarto. 2009. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta : LP3ES.

Pitojo. 2006. Pembibitan Benih Ubi Kayu. Yogyakarta: Kanisius.

Prwikusumo. 2002. Ilmu Usaha Tani. Yogyakarta: BPFE.

Samadi. 2005. Analisis Usahatani Ubi Kayu di Desa Sukamaju, Kabupaten

(23)

Setiawan, Rosadi.2006. Analisis Pengaruh Harga Jual dan Jumlah Produksi

Usahatani Padi, Tesis. Sekolah Pasca Sarjana Universitas Muhammadyah Surakarta.

Soekartawi. 2001. Agribisnis. Teori dan Aplikasinya.Jakarta : Rajawali Pers Universitas Brawijaya.

Soekartawi. 2003.Teori Ekonomi Produksi.Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Soekartawi. 2001. Analisis Usaha Tani.Jakarta : Universitas Indonesia (UI- Press).

Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. Teori dan Aplikasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Sunarjono. 2000. Prospek Berkebun Buah. Jakarta : Penebar Swadaya.

Umar, Husein. 2002. Metode Riset Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Umar. 2005. Studi Kelayakan Bisnis. Teknik Menganilisis Kelayakan

Rencana Bisnis Secara Komprehensif. Jakarta : Gramedia Pustaka

Utama.

Zebua, Indah Cahyani. 2010. Analisis Kelayakan Usahatani Padi Sawah

(Studi Kasus : Desa Tangga Batu Kecamatan Tanah Jawa). Skripsi Universitas

Sumatera Utara

www.bps.go.id. Biro Pusat Statistik.2011. Statistik Data Operasional BPS (diakses 15 Desember 2011)

www. deptan.go.id.Perkembangan Pertanian ubi kayu (diakses 20 januari 2012)

Gambar

Gambar 1.1 Gambar Grafik Total Produksi……………………………... 2
Grafik Perkembangan Total Produksi Ubi Kayu  (ton) di

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Agus Hufron (2008) di Puskesmas Penumping, Surakarta yang menyatakan bahwa ada hubungan yang positif namun

Pada penelitian ini telah mengembangkan model matematika capacity planning dengan mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki perusahaan dan due date masing-masing

Makin banyaknya tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia, bukan saja menyebabkan kesempatan kerja bagi penduduk pribumi makin menyempit, tetapi juga akan

Rumus yang digunakan dalam R/C adalah apabila R/C > 1 maka usahatani tersebut menguntungkan untuk dijalankan, yang artinya adalah penerimaan yang diperoleh lebih besar dari

Hal ini juga dibuktikan dari data Profil Kesehatan Indonesia 2010 yang menunjukkan bahwa penyakit kulit dan jaringan subkutan menjadi peringkat ketiga dari 10 penyakit

Selanjutnya dengan makin mendalami tokoh atau raja Singasari yang tercantum dalam Pararaton dengan mencari informasi dari sum- ber lain, siswa juga melakukan koroborasi.. Mereka

The last three theories of moral and morality, message and the relation between morality and literature were used in the analysis to analyze the moral lessons existed in the