• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK NEGERI 3 PEMATANG SIANTAR TAHUN AJARAN 2011/2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK NEGERI 3 PEMATANG SIANTAR TAHUN AJARAN 2011/2012."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD

TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

PEMBUATAN POLA SISWA SMK NEGERI 3

PEMATANG SIANTAR T.A 2011/2012

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

REMITA SORMIN

071255410071

PROGRAM STUDI TATA BUSANA

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Remita Sormin. NIM.071255410071. Penerapan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Smk Negeri 3 Pematang Siantar Tahun Ajaran 2011/2012

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan penerapan model pempembelajaran NHT dikelas X Tata Busana pada pelajaran pembuatan pola baby doll. penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas ( Classroom Action Research) yang dilakukan di SMK Negeri 3 Pematang Siantar pada tahun ajaran 2011/2012.

Adapun sasaran dalam penelitian ini adalah siswa kelas X2 Tata Busana di SMK Negeri 3 Pematang Siantar dengan sampel 17 orang. Dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dan alat pengumpul data yang digunakan adalah observasi atau pengamatan.

Metode penelitian ini meliputi sebagai berikut : (1). Pertemuan awal oleh peneliti dengan guru mata pelajaran, untukmerencanakan tugas dan teknik pelaksanaan tindakan serta penyusunan instrument yang akan digunakan.(2). Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan yang telah disepakati dimana penelitian direncanakan 2 siklus yang akan dilakukan pada bulan Mei – Juni 2012. Setiap siklus mencakup aktivitas perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan hasil pembuatan pola baby doll, lalu dianalisis dengan analisa persentase. Dengan menggunakan indicator keberhasilan tindakan sebesar 70% siswa memperoleh nilai minimal 70.

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa yaitu dari 17 orang siswa hanya 8 siswa yang ( 47.06%) yang tuntas, sedangkan 9 siswa (52.94%) belum tuntas pada siklus I.ini berarti pada siklus I belum tercapai ketuntasan belajar secara klasikal. Hasil analisis setelah diberikan tindakan siklus II yaitu, dari pengamatan sebanyak 15 siswa ( 83.23%) tuntas dalam belajar sedangkan 2 siswa (11.77%) belum tuntas dalam belajar.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapakan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat

dan kasihnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “ Penerapan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Untuk

Menigkatkan Hasil Belajar Pembuatan Pola Siswa Smk Negeri 3 Pematang Siantar Tahun Ajaran 2011/2012.

Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua

pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Untukl itu pada kesempatan

ini, penulis dengan ketulusan hati mengucapakan terimakasi kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid K, M.Pd. selaku Dekan Fakultan Teknik

UNIMED.

2. Bapak Drs. Sempurna Peranginangin, M.Pd, selaku Pembantu Dekan I Fakultas

Teknik UNIMED.

3. Ibu Dra. Lely Fridiarty, M.Pd, selaku Ketua Jurusan PKK Fakultas Teknik

UNIMED

4. Ibu Dra. Dina Ampera, M.Si, selaku sekertaris Jurusan PKK FT unimed

5. Ibu Dra. Nurmaya Napitu, M.Si, selaku Ketua Prodi PKK Tta Busana UNIMED

6. Ibu Dra. Surniati Chalid M.Pd dan Ibu Dra. Flora Hutapea, M.Pd, selaku dosen

pembimbing skripsi, dan yang telah meluangkan waktu memberikan bimbingan

(6)

7. Ibu Dra. Rosita Carolina, M.Pd,dan Ibu Dra. Nurhayati Tanjung, M.Pd selaku

dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran sehingga skripsi ini dapat

dikerjakan dengan baik.

8. Semua Ibu dosen PKK, terkhusus dosen Tata Busana yang telah memberikan

ilmu yang bermanfaat kepada penulis.

9. Bapak.Drs Safruddin, selaku Kepala Sekola SMK Negeri 3 Pematang Siantar

yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis.

10.Ibu Netty Marpaung, S.Pd, selaku Guru Bid.Studi pembuatan pola kelas X SMK

Negeri 3 Pematang Siantar.

11.Teristimewa untuk kedua orangtuaku tersayang, Ayahku D.Sormin dan Bunda

L.siregar untuk semua pengorbanan, kasih sayang, bimbingan, dukungan dalam

doa, semangat maupun materi yang telah kalian berikan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

12.Teman-teman seperjuangan Tata Busana 07 ,yang telah memberikan

semangat,bantuan dan dukungan serta kebersamaan yang kita lalui selama

perkuliahan.

Penulis mengharapkan semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi

peningkatan mutu pendidikan dimasa yang akan datang.

Medan, Juli 2012 Penulis

(7)

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR………... viii

DAFTAR LAMPIRAN………... ix

BAB I. PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah……… 1

1.2. Identifikasi Masalah ………... 8

1.3.Pembatasan Masalah ………. 9

1.4.Perumusan Masalah ………. 9

1.5.Tujuan Penelitian ……….. 10

1.6.Manfaat Penelitian……… 10

BAB II. KAJIAN PUSTAKA 2.1. kerangka Teoritis………. 11

2.1.1. Model Pembelajaran Kooperatif……… 11

2.1.2. Model Pembelajaran NHT………. 14

2.1.3. Hasil Belajar……… 18

2.1.4. Pembuatan Pola Baby doll……….. 20

1. Pengertian Kontruksi Pola………... 20

2. Merubah Model Baby doll……….. 21

(8)

b. Analisis Desain Baby doll………….. 25

2.2. kerangka berpikir……… 33

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1.Lokasi Penelitian……….… 35

3.2. Subjek Penelitian……… 35

3.3.Objek Penelitian ………...……….... 36

3.4. Defenisi Operasional……….………. 36

3.5.Prosedur Penelitian………. 36

3.6.Desain penelitan………...……… 39

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 40

3.8. TeknikAnalisis Data………. 41

1. Ketuntasan Perorangan……… 41

2. ketuntasan Klasikal………... 42

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian………. 43

4.1.1 siklus I………... 43

4.1.2 Siklus II………. 51

4.2 Analisis Instrumen Penelitian………... 57

4.3 Hasil Observasi Kegiatan Guru……… 64

4.4 Pembahasan Penelitian………. 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan……….. 68

5.2 Saran ……… 68

(9)

DAFTAR GAMBAR

1 Desain Baby doll……….. 24

2 Pola dasar badan wanita system sederhana………….. 26

3 Pola Dasar Lengan………... 27

4 Pola celana………... 28

5 Paham gambar……….………. 29

6 Uraian Pola………... 30

7 Rancangan Bahan……….... 31

8 Siklus penelitian tindakan kelas ………. 39

9 Diagram hasil pre test siswa siklus I……… 48

10 Diagram hasil belajar siswa pada silkus I……… 49

11 Diagram hasil pre test siklus II……… 54

12 Diagram peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II 56 13 Diagram Kemampuan Menganalisis Desain………... 58

14 Diagram Persentase ketepatan konstruksi pola……... 59

15 Diagram Persentase ketepatan ukuran pada kontruksi pola 60 16 Diagram Persentase keterampilan siswa menguraikan pola 61 17 Diagram Persentase Keterampilan Siswa Membuat Rancangan Bahan Dan Harga... 62

18 Diagram Persentase ketepatan waktu membuat pola... 63

(10)

DAFTAR TABEL

1. Nilai hasil belajan pembuatan pola (Patern making)……….. 4

2. Langkah – Langkah Model Pembelajaran Kooperatif………. 13

3 Fase pembelajaran NHT……….. 15

4 Kekurangan dan kelebihan pembelajaran NHT……….. 16

5 Cara Mengambil Ukuran Baby doll……….………... 23

6 Rancangan harga Baby doll………... 32

7 Populasi penelitian……….………. 35

8 Kisi – kisi lembar penilaian pembuatan pola baby doll... 40

9 Kisi – kisi lembar penilaian kegiatan mengajar guru dalam pembelajaran pembuatan pola baby doll………... 40

10 Nilai pre test siswa pembuatan pola baby doll skala 1:5……….... 47

11 Persentase hasil pre test siswa pada siklus I……… 48

12 Persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I…………. 49

13 Nilai pre test siswa pembuatan pola baby doll skala 1:5………... 53

14 Persentase hasil pre test siswa pada siklus II……….. 54

15 Peningkatan Persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada Siklus II……….. 55

16 Persentase perolehan skore siswa dalam menganalisis desain….. 57

(11)

18 Persentase ketepatan ukuran pada kontruksi pola baby doll……. 60

19 Persentase keterampilan siswa dalam menguraikan pola baby doll 61

20 Persentase Keterampilan Siswa Dalam Membuat Rancangan Bahan Dan Harga………. 62

21 Persentase ketepatan waktu membuat pola baby doll………….. 63

22 Hasil observasi kegiatan mengajar guru dalam pembelajaran

(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan.Peran

pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai,

terbuka, dan demokratis. Oleh karena itu, pembaharuan pendidikan harus selalu

dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Kemajuan suatu bangsa

hanya dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik. Sejauh ini pembaharuan

dalam pendidikan yang perlu dikaji ulang kembali, yaitu pembaharuan kurikulum,

peningkatan kualitas pembelajaran, efektifitas metode pembelajaran, perbaikan sarana

dan prasarana serta manajemen sekolah.

Kualitas dan keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan

dan ketetapan guru dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran. Hal ini

berarti bahwa untuk mencapai kualitas pengajaran yang tinggi, setiap mata pelajaran

harus diorganisasikan dengan tepat dan selanjutnya disampaikan kepada siswa

dengan metode yang tepat pula.Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk

mencapai keberhasilan dalam pembelajaran diharapkan guru dapat memilih, dan

menerapkan model pembelajaran yang relevan dengan bahan ajar yang akan

diajarkan kepada siswa. Kesesuaian antara bahan ajar dan model pembelajaran yang

diterapkan, diharapkan peserta didik dapat mengerti dan memahami materi yang telah

diberikan oleh guru.

(13)

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah sekolah yang menekankan

keahlian di bidangnya, dimana setiap lulusannya siap memasuki dunia kerja.Sejalan

dengan perkembangan pembangunan yang semakin pesat, mendorong

berkembangnya teknologi setiap saat, ini berarti menuntut tenaga kerja terdidik dan

sekaligus terampil yang memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugasnya secara

baik, dan mampu mengembangkan dirinya untuk berprestasi sesuai dengan kemajuan

teknologi.

Dalam hal ini di SMK sangat diharapkan mampu memberikan kontribusi yang

dilakukan berbagai upaya guna menghasilkan lulusan yang dapat memasuki dunia

kerja dan usaha.Faktor utama yang sangat perlu diperhatikan dalam menghasilkan

lulusan sekolah ini adalah tingkat kualitas dan kuantitas untuk dapat memasuki

maupun menciptakan lapangan kerja.

Garis- garis besar program pengajaran (GBPP) kurikulum SMK (edisi 2004:7)

menjelaskan bahwa tujuan SMK sebagai bagian dari system Pendidikan Menengah

yang mempunyai tujuan sebagai berikut : (1) Menyiapkan peserta didik agar didunia

usaha dan dunia industry sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan

kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya. (2) Menyiapkan peserta didik

agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam berkompetensi, beradaptasi

dilingkungan kerja dan mengembangkan sikap propesional dalam bidang keahlian

yang diminatinya. (3) Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan

(14)

maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi. (4) membekali peserta didik

dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa SMK adalah salah satu lembaga

pendidikan formal dalam bidang kejuruan yang diharapkan dapat menghasilkan

lulusan yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang siap pakai dilapangan

kerja sesuai dengan keahlian yang dimilikinya,sebagai lulusan yang siap pakai

dilapangan kerja yaitu tentang kualitas dan keterampialn dalam menghadapi

persaingan dunia kerja, maka melalui lembaga pendidikan kejuruan inilah para siswa

dibekali ilmu pengetahuan, keterampilan serta dibina kepribadianya.

Berlakunya kurikulum 2004 berbasis kompetensi yang telah direvisi melalui

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), menuntut perubahan paradigma

dalam pendidikan dan pengajaran, khususnya pada jenisdan jenjang pendidikan

formal. Perubahan tersebut harus pula di ikuti oleh guru yang bertanggung jawab atas

pensyelenggaraan pembelajaran di sekolah (di dalam sekolah maupun diluarsekolah).

Salah satu jurusan yang ada di SMK Negeri 3 Pematang siantar yaitu jurusan

Tata Busana. Dari kurikulum Program keahlian Tata Busana salah satu mata

pelajaran produktif yaitu Membuat Pola (Pattern Making). Melalui mata pelajaran ini

siswa dituntut dalam kemampuan merubah pola dasar sesuai dengan model. Dari

hasil observasi dan wawancara kepada guru mata pelajaran Pattern Making

menyatakan, bahwa nilai masih rendahdan kemampuan siswa dalam membuat pola

masih kurang dan siswa juga kurang antusias dalam menerima pelajaran dari guru

(15)

Tabel 1. Nilai hasil belajar pembuatan pola(pattern making) di SMK Negeri 3Pematang siantar

TAHUN

AJARAN STANDART PENILAIAN

JUMLAH 2009/2010 <70 (Kurang)

7,00 – 7,90 (cukup) 2010/2011 <70 (Kurang)

7,00 – 7,90 (cukup) (Sumber Data: SMK Negeri 3 Pematang Siantar)

Dari data yang diperoleh diatas maka dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata

siswa selama tiga tahun terakhir tergolong masih rendah. Standart ketuntasan

minimal yang diterapkan oleh pihak SMK Negeri 3 Pematang Siantar adalah 7,0.

Masih banyak siswa yang memperoleh nilai dibawah standart ketuntasan minimal,

oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan pembelajaran untuk dapat meningkatkan

hasil belajar.

Pada penelitian ini penulis membahas tentang pelajaran Membuat Pola

dimana siswa harus bisa merubah model sesuai dengan desain. Beberapa masalah

yang dihadapi siswa salah satunya kurangya menganalisis dan mengubah suatu model

(16)

Apabila memperhatikan tentang proses belajar mengajar yang berlangsung,

diperoleh informasi bahwa model pembelajaran yang diterapkan oleh guru selama ini

masih secara konvensional. Dimana pada pembelajaran konvensional suasana kelas

cenderung guru menjadi pusat perhatian sehingga siswa mejadi pasif. Guru tidak

menggunakan media pembelajaran, hanya dengan menjelaskan konsep- konsep yang

ada pada buku ajar atau referensi lain. Siswa disuruh menghapal tentang materi yang

diajarkan oleh guru, sehingga siswa menjadi bosan dan kurang antusias dalam belajar.

Hal ini merupakan salah satu yang menyebabkan rendahnya hasil belajar membuat

pola (pattern Making).

Hal ini sesuai pernyataan yang dikemukakan oleh Trianto (2010) berdasarkan

pada analisis penelitian, bahwa rendahnya hasil belajar disebabkan dominannya

proses pembelajaran yang diberikan secara konvensional. Ada kalanya juga guru

memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada yang kurang dipahami

menyangkut materi yang dijelaskan, namun hal ini tidak cukup kuat untuk

merangsang siawa dalam meningkatkan semangat dan kreativitasnya dalam

mengikuti proses pembelajaran, kondisi diatas juga dapat menyebabkan siswa kurang

aktif dalam mengikuti mata pelajaran bahkan berpengaruh juga terhadap hasil belajar

siswa yang rendah.

Dalam upaya meningkatkan kualitas belajar, maka diperlukan berbagai

terobosan baik dari kurikulum, inovasi pembelajaran dan pemenuhan sarana dan

(17)

membuat pembelajaran lebih inovatif, yang mendorong siswa dapat belajar mandiri

maupun pembelajaran didalam kelas.

Untuk mengatasi masalah tersebut maka perlu dipilih suatu model

pembelajaran yang dapat menunjang kelancaran proses pembelajaran dengan

memperhatikan aspek guru dan keiiginan siswa tersebut. Model pembelajaran

cooperatif merupakan suatu pembelajaran yang lebih menekankan pada proses kerja

sama dalam kelompok.Kelompok inilah yang menjadi ciri khasdari pembelajaran

kooperatif. Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh anggota kelompok

itu sendiri.

Pembelajaran kooperatif dapat dibedakan atas beberapa tipe yang

langkah-langkahnya sedikit bervariasi tergantung pendekatan yang digunakan. Menurut Lie

(2005), jenis-jenis Model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan didalam

proses pembelajaran, antara lain:

1. NHT (Number Heads Together) adalah suatu model dimana setiap siswa

diberi nomor kemudian dibuat kelompok dan secara acak guru memanggil

nomor dari siswa.

2. STAD (Student Teams Achievement Division) adalah salah satu model

pembelajaran kooperatif learning yang mengelompokkan siswa secara

heterogenkemudian siswa yang pandai menjelaskan kepada anggota lain

(18)

3. Make a Match adalah model pembelajaran kooperatif dengan teknik mencari

pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana

yang menyenagkan.

4. Group Investigation sering dipandang sebagai model yang paling kompleks

dan paling sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif yang

melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun

cara untuk mempelajarinya melalui investigasi.

5. Jigsaw adalah model pembelajaran kooperatif yang terdiri dari empat orang

siswa sehingga anggota bertanggung jawab terhadap penguasaan setiap

komponen atau subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik – baiknya.

6. TGT (Team Games Tournament) adalah model pembelajaran kooperatif yang

mudah diterapkan, melibatkan aktivitas siswa tanpa harus ada perbedaan

status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur

permainan.

Adapun model pembelajaran yang dipilih oleh penulis adalah model

pembelajaran cooperative learning tipe NHT.Alasan penulis dalam memilih model

NHT ini adalah berdasarkan observasi yang dilakukan,penulis memperoleh informasi

bahwa model pembelajaran yang dilakukan disekolah SMK Negeri 3 Pematang

Siantar masih secara konvensional dan siswa juga belum pernah dibentuk kelompok

dalam belajar pattern making.Pembentukan/pembagian kelompok yang dalam

pembelajaran NHT dilakukan oleh guru dan peneliti,dimana siswa yang dianggap

(19)

Model NHT menempatkan siswa sebagai bagian suatu sistem yang bekerja

sama dalam mencapai suatu hasil yang optimal dalam belajar, siswa diberi peluang

untuk berdiskusi juga diberi kebebasan untuk bertanya dan bekerja sama dengan

rekan-rekan dalam satu kelompok. Keberhasilan belajar menurut model ini bukan

semata-mata ditentukan oleh individu secara utuh, melainkan perolehan akan semakin

baik apabila dilakukan bersama-sama dalam kelompok-kelompok kecil yang

terstruktur dengan baik. Selain belajar dari guru, siswa juga belajar dari teman sebaya

yang memungkinkan proses penerimaan dan pemahaman siswa akan semakin mudah

dan cepat mengerti terhadap materi yang dipelajari.

Untuk melihat sejauh mana pembelajaran NHT dapat meningkatkan hasil

belajar siswa, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“Penerapan Model PembelajaranNumbered Head Together (NHT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pembuatan Pola Siswa SMK Negreri 3 Pematang Siantar Tahun Ajaran 2011/2012”.

1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka identifikasi masalah adalah :

1. Apakah yang menyebabkan kurangnya antusias siswa dalam proses belajar

mengajar khususnya pada pada pelajaran pattern making ?

2. Model pembelajaran apa yang lebih efektif digunakan pada pelajaran

(20)

3. Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar pembuatan pola siswa SMK

Negeri 3 Pematang Siantar ?

4. Apakah dengan menerapkan model pembelajaran tipe NHT dapat

meningkatkan hasil belajar pembuatan pola siswa SMK Negeri 3 Pematang

Siantar ?

5. Bagaimana tingkat pengetahuan pembuatan pola pada siswa SMK Negeri 3

Pematang Siantar?

6. Apakah yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa dalam pelajaran

pembuatan pola di kelas X SMK Negeri 3 Pematang Siantar ?

1.3.Pembatasan Masalah

Mengingat banyaknya sub yang dipelajari dalam pembuatan pola (patern

making), serta luas dan kompleksnya permasalahan yang ada dan untuk menghindari

penafsiran yang berbeda- beda maka perlu dibuat batasan masalah. Batasan masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Modelpembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini sebagai model

pembelajara yang dianggap dapat meningkatkan hasil belajar siswa adalah

model pembelajaran NHT

2. Materi sebagai materi perlakuan adalah membuat pola baby doll

3. Sesuai kurikulum, materi diberikan pada siswa kelas X Busana 1 SMK Negeri

(21)

1.4.Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

“Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa SMK Negeri 3 Pematang Siantar

kelas X tahun ajaran 2011/2012 pada materi pembuatan pola Baby doll dengan

menerapakan model pembelajaran NHT di SMK Negeri 3 Pematang Siantar” ?

1.5.Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan yang akan dicapai adalah untuk

mengetahui peningkatan hasil belajar pembuatan pola baby doll pada siswa SMK

Negeri 3 Pematang Siantar dengan menerapkan model pembelajaran NHT.

1.6.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat:

1. Untuk menambah pengetahuan, wawasan, kemampuan penulis dalam

penggunaan strategi pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan hasil

belajar siswa

2. Sebagai bahan masukan bagi pihak sekolah khususnya bagi guru dalam

menerapkan model pembelajaran NHT yang dapat digunakan untuk lebih

mengaktifkan siswa dalam belajar membuat pola di SMK Negeri 3 Pematang

Siantar.

3. Sebagai bahan referensi dan masukan untuk perkembangan dalam

(22)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas, dapat disimpulkan bahwa

Penerapan model pembelajaran Number Head Together (NHT) dapat meningkatkan

hasil belajar siswa, terlihat pada setiap siklus dari siklus I dengan rata-rata 47.07%

menjadi 88.23% pada siklus II.

5.2Saran

Dari hasil yang diperoleh pada penelitian ini yang membuktikan model

pembelajaran NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa, karena telah melakukan

pembelajaran pada pembuatan pola baby doll, maka peneliti memberi saran sebagai

berikut :

1. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru diharapkan menjadikan model

pembelajaran Number Head Together sebagai suatu alterrnatif dalam mata

pelajaran membuat pola baby doll untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Guru hendaknya selalu berusaha menggali ide yang bersifat kreatif dan

inovatif dalam menggunakan model pembelajaran dikelas, sehingga

kegiatan pembelajaran yang dilakukan akan lebih bermakna dan dapat

(23)

3. Keberhasilan pembelajaran dikelas tentunya tidak terlepas dari tersedianya

fasilitas yang mendukung kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu

diharapkan peran serta semua pihak untuk melengkapi sarana dan

prasarana yang telah ada, agar dapat menunjang keberhasilan

(24)

1

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : bumi Aksara

Depdikbud, (2002). Kurikulum SMK Program Studi Tata Busana.Jakarta:

depdikbud.

Dimiaty dan Mudjiono. ( 2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta :

Rineka Cipta

Irma,dkk.(2010) “Kamus Mode Indonsia” Jakarta.PT.Gramedia

Isjoni, (2009). Pembelajaran Kooperatif .Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Propesi Guru. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Lie, Anita.(2004). Cooperative Learning. Jakarta : PT.Gramedia

Rasmini, dkk (2003). Membuat Pola Untuk Terampil dan Mahir.Jakarta: Rineka

(25)

2

Slameto, (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

PT.Gramedia

Sudjana, Wana.(2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Remaja Rosdakarya

Tim Dosen. (2010). Pengetahuan Busana. FT Unimed. Medan

Trianto, (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi

Konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher

Gambar

Tabel 1. Nilai hasil belajar pembuatan pola(pattern making) di SMK

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data dalam putaran siklus II diketahui bahwa penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) ternyata dapat meningkatkan keaktifan siswa pada

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan metode kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) untuk meningkatkan hasil belajar Biologi pokok bahasan fotosintesis

Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dengan Penerapan Model Pembelajaran NHT Pada Materi Pokok Listrikdinamis Kelas XI SMA Negeri 1 Tigalingga Tahun Ajaran

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata diklat Konstruksi Bangunan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif

pelajaran Fiqih materi Tata Cara Ibadah Haji mampu meningkatkan pemahaman siswa. Rumusan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah 1) Bagaimana penerapan Metode NHT (Numbered

penyusunan skripsi dengan judul “ PENERAPAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI WONOREJO 1

Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis penerapan model kooperatif tipe NHT dalam

Dapat disimpulkan bahwa penerapan Model Pembelajaran NHT (Numbered Head Together) dengan Pendekatan Kontekstual pada kompetensi dasar membuat ikhtisar siklus akuntansi