PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD
TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
PEMBUATAN POLA SISWA SMK NEGERI 3
PEMATANG SIANTAR T.A 2011/2012
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
REMITA SORMIN071255410071
PROGRAM STUDI TATA BUSANA
JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK
ABSTRAK
Remita Sormin. NIM.071255410071. Penerapan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Smk Negeri 3 Pematang Siantar Tahun Ajaran 2011/2012
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan penerapan model pempembelajaran NHT dikelas X Tata Busana pada pelajaran pembuatan pola baby doll. penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas ( Classroom Action Research) yang dilakukan di SMK Negeri 3 Pematang Siantar pada tahun ajaran 2011/2012.
Adapun sasaran dalam penelitian ini adalah siswa kelas X2 Tata Busana di SMK Negeri 3 Pematang Siantar dengan sampel 17 orang. Dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dan alat pengumpul data yang digunakan adalah observasi atau pengamatan.
Metode penelitian ini meliputi sebagai berikut : (1). Pertemuan awal oleh peneliti dengan guru mata pelajaran, untukmerencanakan tugas dan teknik pelaksanaan tindakan serta penyusunan instrument yang akan digunakan.(2). Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan yang telah disepakati dimana penelitian direncanakan 2 siklus yang akan dilakukan pada bulan Mei – Juni 2012. Setiap siklus mencakup aktivitas perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan hasil pembuatan pola baby doll, lalu dianalisis dengan analisa persentase. Dengan menggunakan indicator keberhasilan tindakan sebesar 70% siswa memperoleh nilai minimal 70.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa yaitu dari 17 orang siswa hanya 8 siswa yang ( 47.06%) yang tuntas, sedangkan 9 siswa (52.94%) belum tuntas pada siklus I.ini berarti pada siklus I belum tercapai ketuntasan belajar secara klasikal. Hasil analisis setelah diberikan tindakan siklus II yaitu, dari pengamatan sebanyak 15 siswa ( 83.23%) tuntas dalam belajar sedangkan 2 siswa (11.77%) belum tuntas dalam belajar.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapakan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat
dan kasihnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “ Penerapan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Untuk
Menigkatkan Hasil Belajar Pembuatan Pola Siswa Smk Negeri 3 Pematang Siantar Tahun Ajaran 2011/2012.
Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Untukl itu pada kesempatan
ini, penulis dengan ketulusan hati mengucapakan terimakasi kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid K, M.Pd. selaku Dekan Fakultan Teknik
UNIMED.
2. Bapak Drs. Sempurna Peranginangin, M.Pd, selaku Pembantu Dekan I Fakultas
Teknik UNIMED.
3. Ibu Dra. Lely Fridiarty, M.Pd, selaku Ketua Jurusan PKK Fakultas Teknik
UNIMED
4. Ibu Dra. Dina Ampera, M.Si, selaku sekertaris Jurusan PKK FT unimed
5. Ibu Dra. Nurmaya Napitu, M.Si, selaku Ketua Prodi PKK Tta Busana UNIMED
6. Ibu Dra. Surniati Chalid M.Pd dan Ibu Dra. Flora Hutapea, M.Pd, selaku dosen
pembimbing skripsi, dan yang telah meluangkan waktu memberikan bimbingan
7. Ibu Dra. Rosita Carolina, M.Pd,dan Ibu Dra. Nurhayati Tanjung, M.Pd selaku
dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran sehingga skripsi ini dapat
dikerjakan dengan baik.
8. Semua Ibu dosen PKK, terkhusus dosen Tata Busana yang telah memberikan
ilmu yang bermanfaat kepada penulis.
9. Bapak.Drs Safruddin, selaku Kepala Sekola SMK Negeri 3 Pematang Siantar
yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis.
10.Ibu Netty Marpaung, S.Pd, selaku Guru Bid.Studi pembuatan pola kelas X SMK
Negeri 3 Pematang Siantar.
11.Teristimewa untuk kedua orangtuaku tersayang, Ayahku D.Sormin dan Bunda
L.siregar untuk semua pengorbanan, kasih sayang, bimbingan, dukungan dalam
doa, semangat maupun materi yang telah kalian berikan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
12.Teman-teman seperjuangan Tata Busana 07 ,yang telah memberikan
semangat,bantuan dan dukungan serta kebersamaan yang kita lalui selama
perkuliahan.
Penulis mengharapkan semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi
peningkatan mutu pendidikan dimasa yang akan datang.
Medan, Juli 2012 Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR………... viii
DAFTAR LAMPIRAN………... ix
BAB I. PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah……… 1
1.2. Identifikasi Masalah ………... 8
1.3.Pembatasan Masalah ………. 9
1.4.Perumusan Masalah ………. 9
1.5.Tujuan Penelitian ……….. 10
1.6.Manfaat Penelitian……… 10
BAB II. KAJIAN PUSTAKA 2.1. kerangka Teoritis………. 11
2.1.1. Model Pembelajaran Kooperatif……… 11
2.1.2. Model Pembelajaran NHT………. 14
2.1.3. Hasil Belajar……… 18
2.1.4. Pembuatan Pola Baby doll……….. 20
1. Pengertian Kontruksi Pola………... 20
2. Merubah Model Baby doll……….. 21
b. Analisis Desain Baby doll………….. 25
2.2. kerangka berpikir……… 33
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1.Lokasi Penelitian……….… 35
3.2. Subjek Penelitian……… 35
3.3.Objek Penelitian ………...……….... 36
3.4. Defenisi Operasional……….………. 36
3.5.Prosedur Penelitian………. 36
3.6.Desain penelitan………...……… 39
3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 40
3.8. TeknikAnalisis Data………. 41
1. Ketuntasan Perorangan……… 41
2. ketuntasan Klasikal………... 42
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian………. 43
4.1.1 siklus I………... 43
4.1.2 Siklus II………. 51
4.2 Analisis Instrumen Penelitian………... 57
4.3 Hasil Observasi Kegiatan Guru……… 64
4.4 Pembahasan Penelitian………. 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan……….. 68
5.2 Saran ……… 68
DAFTAR GAMBAR
1 Desain Baby doll……….. 24
2 Pola dasar badan wanita system sederhana………….. 26
3 Pola Dasar Lengan………... 27
4 Pola celana………... 28
5 Paham gambar……….………. 29
6 Uraian Pola………... 30
7 Rancangan Bahan……….... 31
8 Siklus penelitian tindakan kelas ………. 39
9 Diagram hasil pre test siswa siklus I……… 48
10 Diagram hasil belajar siswa pada silkus I……… 49
11 Diagram hasil pre test siklus II……… 54
12 Diagram peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II 56 13 Diagram Kemampuan Menganalisis Desain………... 58
14 Diagram Persentase ketepatan konstruksi pola……... 59
15 Diagram Persentase ketepatan ukuran pada kontruksi pola 60 16 Diagram Persentase keterampilan siswa menguraikan pola 61 17 Diagram Persentase Keterampilan Siswa Membuat Rancangan Bahan Dan Harga... 62
18 Diagram Persentase ketepatan waktu membuat pola... 63
DAFTAR TABEL
1. Nilai hasil belajan pembuatan pola (Patern making)……….. 4
2. Langkah – Langkah Model Pembelajaran Kooperatif………. 13
3 Fase pembelajaran NHT……….. 15
4 Kekurangan dan kelebihan pembelajaran NHT……….. 16
5 Cara Mengambil Ukuran Baby doll……….………... 23
6 Rancangan harga Baby doll………... 32
7 Populasi penelitian……….………. 35
8 Kisi – kisi lembar penilaian pembuatan pola baby doll... 40
9 Kisi – kisi lembar penilaian kegiatan mengajar guru dalam pembelajaran pembuatan pola baby doll………... 40
10 Nilai pre test siswa pembuatan pola baby doll skala 1:5……….... 47
11 Persentase hasil pre test siswa pada siklus I……… 48
12 Persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I…………. 49
13 Nilai pre test siswa pembuatan pola baby doll skala 1:5………... 53
14 Persentase hasil pre test siswa pada siklus II……….. 54
15 Peningkatan Persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada Siklus II……….. 55
16 Persentase perolehan skore siswa dalam menganalisis desain….. 57
18 Persentase ketepatan ukuran pada kontruksi pola baby doll……. 60
19 Persentase keterampilan siswa dalam menguraikan pola baby doll 61
20 Persentase Keterampilan Siswa Dalam Membuat Rancangan Bahan Dan Harga………. 62
21 Persentase ketepatan waktu membuat pola baby doll………….. 63
22 Hasil observasi kegiatan mengajar guru dalam pembelajaran
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan.Peran
pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai,
terbuka, dan demokratis. Oleh karena itu, pembaharuan pendidikan harus selalu
dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Kemajuan suatu bangsa
hanya dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik. Sejauh ini pembaharuan
dalam pendidikan yang perlu dikaji ulang kembali, yaitu pembaharuan kurikulum,
peningkatan kualitas pembelajaran, efektifitas metode pembelajaran, perbaikan sarana
dan prasarana serta manajemen sekolah.
Kualitas dan keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan
dan ketetapan guru dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran. Hal ini
berarti bahwa untuk mencapai kualitas pengajaran yang tinggi, setiap mata pelajaran
harus diorganisasikan dengan tepat dan selanjutnya disampaikan kepada siswa
dengan metode yang tepat pula.Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
mencapai keberhasilan dalam pembelajaran diharapkan guru dapat memilih, dan
menerapkan model pembelajaran yang relevan dengan bahan ajar yang akan
diajarkan kepada siswa. Kesesuaian antara bahan ajar dan model pembelajaran yang
diterapkan, diharapkan peserta didik dapat mengerti dan memahami materi yang telah
diberikan oleh guru.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah sekolah yang menekankan
keahlian di bidangnya, dimana setiap lulusannya siap memasuki dunia kerja.Sejalan
dengan perkembangan pembangunan yang semakin pesat, mendorong
berkembangnya teknologi setiap saat, ini berarti menuntut tenaga kerja terdidik dan
sekaligus terampil yang memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugasnya secara
baik, dan mampu mengembangkan dirinya untuk berprestasi sesuai dengan kemajuan
teknologi.
Dalam hal ini di SMK sangat diharapkan mampu memberikan kontribusi yang
dilakukan berbagai upaya guna menghasilkan lulusan yang dapat memasuki dunia
kerja dan usaha.Faktor utama yang sangat perlu diperhatikan dalam menghasilkan
lulusan sekolah ini adalah tingkat kualitas dan kuantitas untuk dapat memasuki
maupun menciptakan lapangan kerja.
Garis- garis besar program pengajaran (GBPP) kurikulum SMK (edisi 2004:7)
menjelaskan bahwa tujuan SMK sebagai bagian dari system Pendidikan Menengah
yang mempunyai tujuan sebagai berikut : (1) Menyiapkan peserta didik agar didunia
usaha dan dunia industry sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan
kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya. (2) Menyiapkan peserta didik
agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam berkompetensi, beradaptasi
dilingkungan kerja dan mengembangkan sikap propesional dalam bidang keahlian
yang diminatinya. (3) Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan
maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi. (4) membekali peserta didik
dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa SMK adalah salah satu lembaga
pendidikan formal dalam bidang kejuruan yang diharapkan dapat menghasilkan
lulusan yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang siap pakai dilapangan
kerja sesuai dengan keahlian yang dimilikinya,sebagai lulusan yang siap pakai
dilapangan kerja yaitu tentang kualitas dan keterampialn dalam menghadapi
persaingan dunia kerja, maka melalui lembaga pendidikan kejuruan inilah para siswa
dibekali ilmu pengetahuan, keterampilan serta dibina kepribadianya.
Berlakunya kurikulum 2004 berbasis kompetensi yang telah direvisi melalui
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), menuntut perubahan paradigma
dalam pendidikan dan pengajaran, khususnya pada jenisdan jenjang pendidikan
formal. Perubahan tersebut harus pula di ikuti oleh guru yang bertanggung jawab atas
pensyelenggaraan pembelajaran di sekolah (di dalam sekolah maupun diluarsekolah).
Salah satu jurusan yang ada di SMK Negeri 3 Pematang siantar yaitu jurusan
Tata Busana. Dari kurikulum Program keahlian Tata Busana salah satu mata
pelajaran produktif yaitu Membuat Pola (Pattern Making). Melalui mata pelajaran ini
siswa dituntut dalam kemampuan merubah pola dasar sesuai dengan model. Dari
hasil observasi dan wawancara kepada guru mata pelajaran Pattern Making
menyatakan, bahwa nilai masih rendahdan kemampuan siswa dalam membuat pola
masih kurang dan siswa juga kurang antusias dalam menerima pelajaran dari guru
Tabel 1. Nilai hasil belajar pembuatan pola(pattern making) di SMK Negeri 3Pematang siantar
TAHUN
AJARAN STANDART PENILAIAN
JUMLAH 2009/2010 <70 (Kurang)
7,00 – 7,90 (cukup) 2010/2011 <70 (Kurang)
7,00 – 7,90 (cukup) (Sumber Data: SMK Negeri 3 Pematang Siantar)
Dari data yang diperoleh diatas maka dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata
siswa selama tiga tahun terakhir tergolong masih rendah. Standart ketuntasan
minimal yang diterapkan oleh pihak SMK Negeri 3 Pematang Siantar adalah 7,0.
Masih banyak siswa yang memperoleh nilai dibawah standart ketuntasan minimal,
oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan pembelajaran untuk dapat meningkatkan
hasil belajar.
Pada penelitian ini penulis membahas tentang pelajaran Membuat Pola
dimana siswa harus bisa merubah model sesuai dengan desain. Beberapa masalah
yang dihadapi siswa salah satunya kurangya menganalisis dan mengubah suatu model
Apabila memperhatikan tentang proses belajar mengajar yang berlangsung,
diperoleh informasi bahwa model pembelajaran yang diterapkan oleh guru selama ini
masih secara konvensional. Dimana pada pembelajaran konvensional suasana kelas
cenderung guru menjadi pusat perhatian sehingga siswa mejadi pasif. Guru tidak
menggunakan media pembelajaran, hanya dengan menjelaskan konsep- konsep yang
ada pada buku ajar atau referensi lain. Siswa disuruh menghapal tentang materi yang
diajarkan oleh guru, sehingga siswa menjadi bosan dan kurang antusias dalam belajar.
Hal ini merupakan salah satu yang menyebabkan rendahnya hasil belajar membuat
pola (pattern Making).
Hal ini sesuai pernyataan yang dikemukakan oleh Trianto (2010) berdasarkan
pada analisis penelitian, bahwa rendahnya hasil belajar disebabkan dominannya
proses pembelajaran yang diberikan secara konvensional. Ada kalanya juga guru
memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada yang kurang dipahami
menyangkut materi yang dijelaskan, namun hal ini tidak cukup kuat untuk
merangsang siawa dalam meningkatkan semangat dan kreativitasnya dalam
mengikuti proses pembelajaran, kondisi diatas juga dapat menyebabkan siswa kurang
aktif dalam mengikuti mata pelajaran bahkan berpengaruh juga terhadap hasil belajar
siswa yang rendah.
Dalam upaya meningkatkan kualitas belajar, maka diperlukan berbagai
terobosan baik dari kurikulum, inovasi pembelajaran dan pemenuhan sarana dan
membuat pembelajaran lebih inovatif, yang mendorong siswa dapat belajar mandiri
maupun pembelajaran didalam kelas.
Untuk mengatasi masalah tersebut maka perlu dipilih suatu model
pembelajaran yang dapat menunjang kelancaran proses pembelajaran dengan
memperhatikan aspek guru dan keiiginan siswa tersebut. Model pembelajaran
cooperatif merupakan suatu pembelajaran yang lebih menekankan pada proses kerja
sama dalam kelompok.Kelompok inilah yang menjadi ciri khasdari pembelajaran
kooperatif. Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh anggota kelompok
itu sendiri.
Pembelajaran kooperatif dapat dibedakan atas beberapa tipe yang
langkah-langkahnya sedikit bervariasi tergantung pendekatan yang digunakan. Menurut Lie
(2005), jenis-jenis Model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan didalam
proses pembelajaran, antara lain:
1. NHT (Number Heads Together) adalah suatu model dimana setiap siswa
diberi nomor kemudian dibuat kelompok dan secara acak guru memanggil
nomor dari siswa.
2. STAD (Student Teams Achievement Division) adalah salah satu model
pembelajaran kooperatif learning yang mengelompokkan siswa secara
heterogenkemudian siswa yang pandai menjelaskan kepada anggota lain
3. Make a Match adalah model pembelajaran kooperatif dengan teknik mencari
pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana
yang menyenagkan.
4. Group Investigation sering dipandang sebagai model yang paling kompleks
dan paling sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif yang
melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun
cara untuk mempelajarinya melalui investigasi.
5. Jigsaw adalah model pembelajaran kooperatif yang terdiri dari empat orang
siswa sehingga anggota bertanggung jawab terhadap penguasaan setiap
komponen atau subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik – baiknya.
6. TGT (Team Games Tournament) adalah model pembelajaran kooperatif yang
mudah diterapkan, melibatkan aktivitas siswa tanpa harus ada perbedaan
status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur
permainan.
Adapun model pembelajaran yang dipilih oleh penulis adalah model
pembelajaran cooperative learning tipe NHT.Alasan penulis dalam memilih model
NHT ini adalah berdasarkan observasi yang dilakukan,penulis memperoleh informasi
bahwa model pembelajaran yang dilakukan disekolah SMK Negeri 3 Pematang
Siantar masih secara konvensional dan siswa juga belum pernah dibentuk kelompok
dalam belajar pattern making.Pembentukan/pembagian kelompok yang dalam
pembelajaran NHT dilakukan oleh guru dan peneliti,dimana siswa yang dianggap
Model NHT menempatkan siswa sebagai bagian suatu sistem yang bekerja
sama dalam mencapai suatu hasil yang optimal dalam belajar, siswa diberi peluang
untuk berdiskusi juga diberi kebebasan untuk bertanya dan bekerja sama dengan
rekan-rekan dalam satu kelompok. Keberhasilan belajar menurut model ini bukan
semata-mata ditentukan oleh individu secara utuh, melainkan perolehan akan semakin
baik apabila dilakukan bersama-sama dalam kelompok-kelompok kecil yang
terstruktur dengan baik. Selain belajar dari guru, siswa juga belajar dari teman sebaya
yang memungkinkan proses penerimaan dan pemahaman siswa akan semakin mudah
dan cepat mengerti terhadap materi yang dipelajari.
Untuk melihat sejauh mana pembelajaran NHT dapat meningkatkan hasil
belajar siswa, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Penerapan Model PembelajaranNumbered Head Together (NHT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pembuatan Pola Siswa SMK Negreri 3 Pematang Siantar Tahun Ajaran 2011/2012”.
1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka identifikasi masalah adalah :
1. Apakah yang menyebabkan kurangnya antusias siswa dalam proses belajar
mengajar khususnya pada pada pelajaran pattern making ?
2. Model pembelajaran apa yang lebih efektif digunakan pada pelajaran
3. Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar pembuatan pola siswa SMK
Negeri 3 Pematang Siantar ?
4. Apakah dengan menerapkan model pembelajaran tipe NHT dapat
meningkatkan hasil belajar pembuatan pola siswa SMK Negeri 3 Pematang
Siantar ?
5. Bagaimana tingkat pengetahuan pembuatan pola pada siswa SMK Negeri 3
Pematang Siantar?
6. Apakah yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa dalam pelajaran
pembuatan pola di kelas X SMK Negeri 3 Pematang Siantar ?
1.3.Pembatasan Masalah
Mengingat banyaknya sub yang dipelajari dalam pembuatan pola (patern
making), serta luas dan kompleksnya permasalahan yang ada dan untuk menghindari
penafsiran yang berbeda- beda maka perlu dibuat batasan masalah. Batasan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Modelpembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini sebagai model
pembelajara yang dianggap dapat meningkatkan hasil belajar siswa adalah
model pembelajaran NHT
2. Materi sebagai materi perlakuan adalah membuat pola baby doll
3. Sesuai kurikulum, materi diberikan pada siswa kelas X Busana 1 SMK Negeri
1.4.Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
“Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa SMK Negeri 3 Pematang Siantar
kelas X tahun ajaran 2011/2012 pada materi pembuatan pola Baby doll dengan
menerapakan model pembelajaran NHT di SMK Negeri 3 Pematang Siantar” ?
1.5.Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan yang akan dicapai adalah untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar pembuatan pola baby doll pada siswa SMK
Negeri 3 Pematang Siantar dengan menerapkan model pembelajaran NHT.
1.6.Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat:
1. Untuk menambah pengetahuan, wawasan, kemampuan penulis dalam
penggunaan strategi pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan hasil
belajar siswa
2. Sebagai bahan masukan bagi pihak sekolah khususnya bagi guru dalam
menerapkan model pembelajaran NHT yang dapat digunakan untuk lebih
mengaktifkan siswa dalam belajar membuat pola di SMK Negeri 3 Pematang
Siantar.
3. Sebagai bahan referensi dan masukan untuk perkembangan dalam
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas, dapat disimpulkan bahwa
Penerapan model pembelajaran Number Head Together (NHT) dapat meningkatkan
hasil belajar siswa, terlihat pada setiap siklus dari siklus I dengan rata-rata 47.07%
menjadi 88.23% pada siklus II.
5.2Saran
Dari hasil yang diperoleh pada penelitian ini yang membuktikan model
pembelajaran NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa, karena telah melakukan
pembelajaran pada pembuatan pola baby doll, maka peneliti memberi saran sebagai
berikut :
1. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru diharapkan menjadikan model
pembelajaran Number Head Together sebagai suatu alterrnatif dalam mata
pelajaran membuat pola baby doll untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Guru hendaknya selalu berusaha menggali ide yang bersifat kreatif dan
inovatif dalam menggunakan model pembelajaran dikelas, sehingga
kegiatan pembelajaran yang dilakukan akan lebih bermakna dan dapat
3. Keberhasilan pembelajaran dikelas tentunya tidak terlepas dari tersedianya
fasilitas yang mendukung kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu
diharapkan peran serta semua pihak untuk melengkapi sarana dan
prasarana yang telah ada, agar dapat menunjang keberhasilan
1
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : bumi Aksara
Depdikbud, (2002). Kurikulum SMK Program Studi Tata Busana.Jakarta:
depdikbud.
Dimiaty dan Mudjiono. ( 2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta :
Rineka Cipta
Irma,dkk.(2010) “Kamus Mode Indonsia” Jakarta.PT.Gramedia
Isjoni, (2009). Pembelajaran Kooperatif .Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Propesi Guru. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Lie, Anita.(2004). Cooperative Learning. Jakarta : PT.Gramedia
Rasmini, dkk (2003). Membuat Pola Untuk Terampil dan Mahir.Jakarta: Rineka
2
Slameto, (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
PT.Gramedia
Sudjana, Wana.(2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya
Tim Dosen. (2010). Pengetahuan Busana. FT Unimed. Medan
Trianto, (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher