MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED
HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATERI MESIN BUBUT
KELAS XI TEKNIK PEMESINAN SMK N 1 BALIGE
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Teknik Mesin
Oleh
SUPRIANDO MARJUKI SINAMBELA
5103121040
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang terus
membimbing kita dijalan kebenaran sepanjang masa, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Dalam penulisan skripsil ini, penulis banyak mendapat dukungan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Dan pada kesempatan ini penulis menyampaikan
rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Benyamin Situmorang, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing
Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran- saran kepada
penulis dalam menyusun skripsi ini sejak awal sampai dengan selesainya
penulisan skripsi ini.
2. Bapak Prof. Dr. Sumarno, M.Pd. Selaku Wakil Dekan I Fakultas Teknik
UNIMED.
3. Bapak Drs. Hidir Efendi, M.Pd. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik
Mesin UNIMED.
4. Bapak dan Ibu Dosen beserta seluruh staff jurusan Teknik Mesin
UNIMED yang telah mendidik sehingga penulis bisa menyelesaikan
skripsi ini.
5. Prof. Dr. Abdul Hamid K, M.Pd selaku Dekan Fakultas Teknik.
6. Bg Forcenly, Bg Arisman, Bg Riduan, Bg Parman, Bg Rinto, Bg Marsinar,
Chandra Aritonang, dan Parno Mahulae yang menjadi teman-teman
7. Teman- teman Teknik Mesin seperjuangan angkatan 2010 dan abang-
abang stambuk, terimakasih atas dukungan dan bantuannya.
8. Dan yang paling istimewa kekasihku tercinta, Anastasia Cristin Maranata
Manurung yang selalu memberikan perhatian dan semangat kepada
penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
Dan yang paling akhir adalah kedua orangtua saya yang luarbiasa R.
Sinambela/P. br. Sigalingging, kedua abang saya Chandra dan Adi, dan ketiga
adiksaya tercinta Dores, Sartika dan Ifan yang selalu mendukung dengan doa,
moril dan material selama penulis menyelesaikan studi.Demikianlah ucapan
terima kasih penulis, semoga Tuhan Yesus Kristus selalu memberikan rahmatNya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk skripsi ini.
Penulis selalu berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi dunia pendidikan pada
umumnya dan bagi pengajaran teknik mesin pada khususnya.. Akhir kata, penulis
mengucapkan terima kasih.
Medan, Maret 2015
DAFTAR ISI A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Batasan Masalah ... 6
D. Rumusan Massalah ... 6
E. Tujuan Penelitian ... 6
F. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Kerangka Teoritis ... 8
1. Hakikat Hasil Belajar Mesin Bubut ... 8
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 11
3. Aktivitas Belajar ... 12
4. Upaya Peningkatan Hasil Belajar ... 13
5. Pengertian Dan Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif ... 15
6. Tujuan Pembelajaran Kooperatif ... 17
7. Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT ( Numbered Head Together) ... 18
B. Penelitian Yang Relevan ... 21
C. Kerangka Berpikir ... 23
D. Hipotesis Penelitian ... 24
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 25
B. Jenis Penelitian ... 25
C. Subjek Dan Objek Penelitian ... 25
D. Mekaisme Dan Rancangan Penelitian ... 26
1. Siklus I ... 27
2. Siklus II ... 30
F. Definisi Operasional Variabel ... 32
G. Teknik Pengumpulan Data Dan Instrumen Penelitian... 33
1. Teknik Pengumpulan Data ... 33
2. Instrumen Penelitian ... 37
H. Teknik Analisis Data ... 38
I. Simpulan Data ... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 41
B. Pembahasan Penelitian ... 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 66
B. Saran ... 66
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif ... 17
Tabel 2. Data Nilai Te Awal ... 44
Tabel 3. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I ... 52
Tabel 4. Data Nilai Tes Hasil Belajar Siklus I ... 53
Tabel 5. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Siklus I ... 54
Tabel 6. Gambaran Persentase Ketuntasan Belajar Pada Siswa THB I ... 54
Tabel 7. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus II ... 61
Tabel 8. Data Nilai Teshasil Belajar Siklus II ... 62
Tabel 9. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Siklus II ... 63
Tabel 10. Gambaran Persentase Ketuntasan Belajar Pada Siswa THB II ... 64
Tabel 11. Deskripsi Tingkat Kemampuan Iswa Setiap Siklus ... 66
Daftar Lampiran
Halaman
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran NHT Siklus I ... 70
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran NHT Siklus II ... 72
Lampiran 3 Data Nilai Tes Awal Siswa... 74
Lampiran 4 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I ... 75
Lampiran 5 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II ... 76
Lampiran 6 Lembar Observasi PTK Komponen Aktivitas Siswa Siklus I ... 77
Lampiran 7 Lembar Observasi PTK Komponen Aktivitas Siswa Siklus II ... 78
Lampiran 8 Analisis Evaluasi Tes Hasil Belajar Siklus I ... 79
Lampiran 9 Analisis Evaluasi Tes Hasil Belajar Siklus II ... 80
Lampiran 10 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I... 81
Lampiran 11 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II ... 83
Lampiran 12 Nama-Nama Siswa Kelas XI TP-1 ... 85
Lampiran 13 Soal Tes Awal ... 86
Lampiran 14 Kunc Jawaban Tes awal ... 87
Lampiran 15 Tes Hasil Belajar Siklus I ... 89
Lampiran 16 Tes Hasil Belajar Siklus II ... 92
Lampiran 17 Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar ... 95
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Untuk menentukan perkembangan individu baik dari segi kognitif, afektif,
dan psikomotor. Maka diperlukan peranan pendidikan sehingga terwujudnya
individu yang berintelektual dan berkarakter sesuai dengan cita-cita Bangsa dan
Negara. Oleh sebab itu pendidikan sangat dibutuhkan, agar pelaksanaan
pendidikan dapat berlangsung sesuai yang diharapkan. Maka perlu mendapatkan
perhatian semua pihak melalui Departemen Pendidikan Nasional pemerintah telah
mencanangkan peningkatan mutu pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini.
Beberapa langkah nyata yang diambil pemerintah antaranya perubahan kurikulum
dalam kurun waktu tertentu dengan berbagai bentuk dan model hingga kurikulum
yang diberlakukan sekarang yaitu Kurikulum 2013 yang memberikan peluang
kepada guru dan siswa untuk mengembangkan potensinya.
”Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya”. Belajar siswa tersebut tergantung tinggi rendahnya minat belajar
siswa. Jika minat belajar siswa tinggi, maka belajar siswa menjadi efektif dan
efisian serta bermakna bagi mereka namun sebaliknya jika minat belajar merek
rendah, belajar siswa tersebut tidak efektif dan efisien seta tidak bermakna bagi
mereka.
Dalam kegiatan pembelajaran terdapat dua kegiatan yang sinergik, yakni
belajar baik ada atau tidak ada guru. Sementara siswa belajar bagaimana
seharusnya belajar melalui berbagai pengalaman belajar sehingga terjadi
perubahan dalam dirinya baik dari aspek kognitif, psikomotorik, dan efektif. Guru
yang berkompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan yang efektif dan
akan mampu mengelola proses belajar mengajar, sehingga hasil belajar siswa
berada pada tingkat normal.
Pelaksanaan pengajaran yang dilakukan guru-guru di sekolah SMK N 1
Balige dilakukan sebagai mana guru-guru SMK lainnya, dimana siswa diarahkan
sedemikian rupa, sehingga mau tidak mau siswa dituntut untuk memenuhi
ketentuan yang telah diterapkan dan ditetapkan oleh pihak sekolah terutama dalam
plajaran mesin bubut.
Pelajaran mesin bubut merupakan salah satu pelajaran yang tidak disenangi
atau diminati para siswa terutama dikelas XI SMK N 1 Balige. Padalah minat
sangatlah penting menentukan seseorang untuk menekuni pelajaran disekolah dan
pembelajaran mesin bubut mempunyai peran yang sangat penting bagi lulusan
SMK Permesinan untuk siap diterjunkan kedunia kerja.
Kurangnya minat belajar siswa dikelas XI SMK N 1 Balige terhadap mata
pelajaran mesin bubut dikarenaka sebagian siswa beranggapan kalau pelajaran
mesin bubut itu pelajaran yang rumit dan memeras otak. Ini dapat dilihat dari
sikap dan pola tingkah laku siswa pada saat pembelajaran mesin bubut banyak
yang gelisah dan tidak tenang, pandangan siswa tidak fokus dan cenderung
melihat samping kiri samping kanan, setiap guru menenerangkan materi ajar siswa
selalu acuh tak acuh dan siswa cenderung ramai sndiri, tidak memperhatikan
kebanyakan siswa tidak berusaha mencari penyelesaian soal itu tetapi lebih
senang menunggu guru untuk memberi penyelesaian soal tersebut. Siswa
cenderung diam jika diberi pertanyaan oleh guru. Ketika guru memberi ksempatan
untuk bertanya, siswa tidak bertanya walaupun mereka belum memahami tentang
materi yang telah diajarkan. Apabila guru memberi tugas, banyak siswa yang
hanya menyontek dari pekerjaan temannya, dan mengobrol dengan temannya
bahkan ada beberapa siswa yang melamun dan mengantuk atau mengganggu
temannya selama dalam proses pembelajaran.
Masalah timbul disebabkan karena pengajaran guru yang masih bersifat
konvensional dan selalu menggunakan metode yang bersifat ceramah yang tidak
melibatkan siswa, kurangnya kesempatan siswa dalam mengemukakan pendapat
bahkan hampir tidak ada, seringkali guru lagsung memberi tugas, pengelolaan
suasana pembelajaran yang terjadi dalam kelas kurang tepat, penjelasan guru yang
selalu rancu sehingga siswa tidak paham mengenai materi yang disampaikan guru,
kurangnya kemampuan guru untuk menerapkan model pembelajaran yang
bervariasi. Dampak yang ditimbulkan akibat rendahnya minat belajar tersebut
berpengaruh pada prestasi belajar siswa, yang dibuktikan dengan perolehan nilai
ulangan siswa secara indinidu masih dibawah nilai kriteria ketuntasan minimal
yang ditetapkan (KKM = 70). Pada tahun 2011 hasil belajar Mesin Bubut siswa
kelas XI TP1 ketuntasan KKM masih mencapai 63%. Pada tahun 2012 ketuntasan
KKM masih mencapai 65%, dan pada tahun 2013 ketuntasan KKM masih
mencapai 64%. Demikian dengan ketuntasan secara klasikal dimana siswa yang
memperoleh ketuntasan belum mencapai 70% atau nilai rata-rata klasikal masih
Maka dalam proses pembelajaran berlangsung, guru harus mampu
membangkitkan minat belajar siswa, karena tanpa minat bealajar tujuan
pembelajaran tidak tercapai dengan efektif da efisien. Guru sangat perlu
memperhatikan siswa yang minat belajarnya sangat rendah dengan demikian guru
harus bisa memilih model pembelajaran yang tepat sehingga siswa boleh
mendapatkan pembelajaran yang lebih baik, menyenangkan, dan bermakna.
Menurut Winkel (2007:28) “Dengan belajar yang terarah dan terpimpin, anak
memperoleh pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap, dan nilai yang
mengantarkannya kedewasaan”.
Mulai diterapkannya KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
kegiatan pembelajaran selalu berpusat pada siswa, maka disini guru lebih bersifat
sebagai fasilitator atau motivator yang dapat membuat suasana pembelajaran yang
dilakukan dikelas tetap hidup dan bermakna. Dalam hal ini salah satu upaya guru
untuk membuat suasana kelas tetap hidup serta membangkitkan minat belajar
siswa dan memotivasi siswa dalam pembelajaran khususnya pada pelajaran mesin
bubut adalah dengan menggunakan atau menerapkan model kerja kelompok.
Kerja kelompok dapat merangsang siswa dalam berpikir dan mengekspresikan
pendapatnya secara bebas dan mandiri.
Setelah peneliti melakukan wawancara dan juga diskusi dengan guru yang
bersangkutan, dalam hal ini guru mata pelajaran teknik pemesinan bubut ada
strategi pembelajaran yang bisa mengatasi permasalahan-permasalahan
pembelajaran yang dialami oleh siswa. Salah satunya mengubah metode belajar
yang lama dengan sebuah model pembelajaran yang baru yang bisa membuat
Peneliti merasa tertarik melakukan penelitian mengenai Peningkatan Hasil
Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Numbered Together (NHT) pada pelajaran mesin bubut di SMK N 1 Balige
Kab.Tobasa T.P 2014/2015. Dimana nantinya peneliti dan juga guru mata
pelajaran yang bersangkutan berkolaborasi dalam menerapkan model
pembelajaran NHT tersebut di dalam kelas. Hal ini juga lah yang menjadi alasan
peneliti memilih Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai jenis penelitian yang
digunakan.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang berkaitan dengan rendahnya minat
belajar siswa terhadap pembelajaran mesin bubut dikelas XI SMK N 1 Balige
yang telah dikemukakan sebelumnya, maka ada beberapa masalah teridentifikasi,
yaitu:
1. Hasil belajar siswa pada pelajaran mesin bubut masih rendah. Ini ditandai
dengan nilai yang diperoleh siswa belum mencapai nilai kriteria
ketuntasan yang ditetapkan, yaitu 70.
2. Metode pembelajaran yang diterapkan guru masih konvensional dan selalu
bersifat ceramah.
3. Kurangnya kesempatan siswa dalam mengemukakan pendapat bahkan
hampir tidak ada.
4. Pengelolaan suasana dalam pembelajaran yang terjadi dalam kelas belum
5. Aktifitas belajar siswa lebih cenderung kepada mendengar dan menerima
informasi pengetahuan dari guru (pasif). Sehingga dalam proses
pembelajaran berlangsung ada siswa yang mau mendengar penjelasan guru
dan banyak yang membuat kesibukan masing-masing.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka peneliti perlu membatasi agar
penelitian dapat lebih terarah. Masalah yang dibatasi itu adalah pada penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran mesin bubut yang belum
mencapai KKM (masih rendah).
D. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang masalah, maka perumusan dalam penelitian
masalah ini adalah : Apakah setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe numbered Head Together (NHT) minat dan hasil belajar siswa SMK N 1
Balige pada mata pelajaran mesin bubut akan meningkat.
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar
siswa kelas XI SMK N 1 Balige pada pelajaran mesin bubut dengan menerapkan
model pembelajaran Koooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT).
F. Manfaat Penelitian
1. Menjadikan siswa lebih aktif dalam kegiatan proses belajar mengajar.
2. Agar guru (peneliti) dapat meningkatkan strategi pengelolaan di kelas saat
pembelajaran khususnya pembelajaran mesin bubut, guru (peneliti) dapat
meningkatkan kualitas belajar mengajar di kelasnya dan sebagai salah satu
alternatif pembelajaran untuk meningkatkan minat serta menambah
wawasan tentang model pembelajaran tentang Koooperatif Tipe Numbered
Head Together (NHT).
3. Hasil penelitian ini dapat digunakan bagi sekolah untuk meningkatkan
BAB V
Kesimpulan Dan Saran
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil dan pembahasan penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together
(NHT) diperoleh adanya peningkatan aktivitas belajar siswa pada materi
teknik pemesinan bubut yakni aktivitas siswa secara keseluruhan pada siklus I
memperoleh nilai pesrsentase 60,41% (kategori kurang aktif) dan pada siklus
II menjadi 79,16% (kategori aktif).
2. Berdasarkan analisis data, diperoleh bahwa tes hasil belajar siswa mengalami
peningkatan. Ini dapat dilihat dari nilai rta-rata kelas pada siklus I sebesar
62,05 dan meningkat pada siklus II menjadi 74,57 sehingga diperoleh
peningkatan rata-rata hasil belajar siswa sebesar 12,52. Selain itu diperoleh
peningkatan ketuntasan klasikal sebanyak 11 orang (31,42%), yaitu dari 20
orang siswa (57,14%) pada siklus 1 meningkat menjadi 31 orang siswa
(88,57%) pada siklus II dan tingkat ketuntasan klasikal yang diperoleh pada
siklus II yakni 88,57% sudah mencukupi syrat ketuntasan klasikal yaitu > 80
% siswa yang mencapai tes hasil belajar ≥ 70.
B. Saran
Adapun saran-saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian,
1. Kepada guru teknik pemesinan bubut hendaknya mulai menerapkan
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) untuk
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik pemesinan bubut siswa.
2. Kepada guru teknik pemesinan bubut diharapkan selalu mengadakan evaluasi
dan refleksi pada akhir pembelajaran yang telah dilakukan dan lebih baik
setiap akhir pertemuan dilakukan refleksi, sehingga kesulitan yang
mempengaruhi keberhasilan pembelajaran baik yang dialami oleh guru
maupun siswa pada pembelajaran dapat diatasi dengan sesegera mungkin.
3. Kepada siswa SMK Negeri 1 Balige disarankan agar lebih berani dan aktif
dalam menyampaikan pendapat atau ide-ide dalam diskusi dan berani untuk
menanyakn hal-hal yang kurang dipahami kepada guru dalam pembelajaran
teknik pemesinan bubut demi menambah pengetahuan secara maksimal.
4. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti topik dan permasalahan yang
sama, hendaknya lebih memperhatikan model dan media pembelajaran yang
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman M. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Aqib Zainal. (2003). Model-model, Meddia, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (inovatif). Bandung: Yrama Widya
Arikunto, S. (2008). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2011). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Dimiyanti dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. (2012). Buku pedoman penulisan proposal dan skripsi mahasiswa program studi pendidikan. Medan: FT unimed.
Harahap, Fitri. M. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Usaha Dan Nergi Di Kelas XI SMA N 1 Medan Tahun Ajaran 2013/2014. Medan: Skripsi FMIPA Unimed.
Hutagaol, H. (2013). Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dengan Penerapan Model Pembelajaran NHT Pada Materi Pokok Listrikdinamis Kelas XI SMA Negeri 1 Tigalingga Tahun Ajaran 2013/2014. Medan: Skripsi FMIPA Unimed.
Ibrahim. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press UNESA.
Ibrahim. (2011). Cooperatif Learning. Bandung: Alfabeta.
Ishjoni. (2009). Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Kagen, S. (1993). Cooperative Learning. Jakarta: Bumi Aksara.
Sanjaya. (2007). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.
Sardiman. (2010). Media Pedidikan. Jakarta: Rajawali Press.
Siantar, L. (2011). Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sunardi. (2010). Peningkatan Pemahaman Konsep Dan Minat Belajar IPA Fisika Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Pada Siswa Kelas VIII1 SMP Negeri 1 Sungai Lilin Tahun Ajaran
2009/2010. Medan: Skripsi FMIPA Unimed.
Trianto. (2007). Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Tarsito.
Winkel. (1987). Aktivitas Dan Hasil Pembelajaran. Jakarta: Alfabeta.