ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU
(RTH) DI KOTA PEMATANGSIANTAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
NILVA ELYSA SIREGAR
308331050
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
vi ABSTRAK
Nilva Elysa Siregar. 308331050. Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Di Kota Pematangsiantar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Geografi. Fakultas Ilmu Sosial, 2013.
Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui kondisi eksisting ruang terbuka hijau di Kota Pematangsiantar dalam Citra Satelit Kota Pematangsiantar, dan (2) untuk mengetahui luas ruang terbuka hijau yang dibutuhkan berdasarkan luas wilayah dan jumlah penduduk serta kebutuhan oksigen di Kota Pematangsiantar pada tahun 2018.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wilayah administrasi Kota Pematangsiantar yang memiliki 8 kecamatan dan 53 kelurahan dengan luas keseluruhan wilayah 79,971 Km2. Populasi ini sekaligus dijadikan sampel penelitian. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik studi dokumenter dan teknik observasi dokumentasi. Teknik analisi data yang dilakaukan dalam penelitian ini adalah (1) analisis penutupan lahan, (2) analisis kebutuhan ruang terbuka hijau, yang meliputi : analisis kebutuhan RTH berdasarkan luas wilayah, analisis kebutuhan RTH berdasarkan jumlah penduduk, dan analisis kebutuhan RTH berdasarkan pemenuhan kebutuhan oksigen penduduk.
DAFTAR ISI
Hal
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v
ABSTRAK ... vi
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Pembatasan Masalah ... 4
D. Rumusan Masalah ... 5
E. Tujuan Penelitian ... 5
F. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7
A. Kerangka Teori ... 7
B. Penelitian Relevan ... 16
C. Kerangka Berpikir ... 19
BAB III METODE PENELITIAN ... 21
A. Lokasi Penelitian ... 21
B. Populasi dan Sampel ... 21
C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional... 21
viii
E. Teknik Analisis Data ... 23
BAB IV DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN ... 27
A. Keadaan Fisik ... 29
B. Keadaan Non Fisik ... 30
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38
A. Hasil Penelitian... 38
B. Pembahasan Hasil Penelitian... 81
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ... 89
A. Simpulan ... 89
B. Saran... 90
DAFTAR PUSTAKA ... 91
DAFTAR GAMBAR
No. Uraian Hal
1. Skema Kerangka Berpikir ... 20 2. Peta Jaringan Jalan Kota Pematangsiantar... 29 3. Komposisi Penutupan Lahan Kota Pematangsiantar Berdasarkan ...
Penafsiran Citra Ikonos Tahun 2010 ... 38 4. Peta Citra Ikonos Kota Pematangsiantar... 41 5. Peta Penggunaan Lahan Kota Pematangsiantar ... 42 6. Titik Pengamatan 11, Lahan Kosong Menjadi Lahan Terbangun...
Di Kecamatan Siantar Sitalasari... 43 7. Titik Pengamatan 12, Lahan Kosong Menjadi Lahan Terbangun...
Di Kecamatan Siantar Martoba ... 45 8. Titik Pengamatan 17, Pemakaman Umum Muslim Di Kecamatan...
Siantar Selatan ... 46 9. Peta Citra Ikonos Kecamatan Siantar Selatan Kota...
Pematangsiantar... 47 10. Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Siantar Selatan...
Kota Pematangsiantar ... 48 11. Titik Pengamatan 13, Taman Bunga Kota Pematangsiantar...
Di Kecamatan Siantar Barat ... 49 12. Titik Pengamatan 16, Pemakaman Umum Suku Tionghoa (Cina) ...
Di Kecamatan Siantar barat... 50 13. Titik Pengamatan 18, Taman Hewan Pematangsiantar Di ...
Kecamatan Siantar Barat ... 51 14. Peta Citra Ikonos Kecamtan Siantar Barat Kota Pematangsiantar.... 52 15. Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Siantar Barat Kota ...
Pematangsiantar... 53 16. Titik Pengamatan 19, Makam Pahlawan Nagur Kota Pematangsiantar
xi
Pematangsiantar... 56 19. Titik Pengamatan 20, Perkebunan Sawit Di Kecamatan ...
Siantar Utara ... 57 20. Peta Citra Ikonos Kecamatan Siantar Utara Kota Pematangsiantar .. 58 21. Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Siantar Utara Kota ...
Pematangsiantar... 59 22. Titik Pengamatan 14, Kawasan Rindam Di Kecamatan Siantar ...
Sitalasari ... 60 23. Titik Pengamatan 15, Taman Wisata Rindam Di Kecamatan ...
Siantar Sitalasari ... 61 24. Peta Citra Ikonos Kecamatan Siantar Sitalasari Kota...
Pematangsiantar... 62 25. Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Siantar Sitalasari Kota ...
Pematangsiantar... 63 26. Titik Pengamatan 1, Lahan Bervegetasi Semak/Sawah Di...
Kecamatan Siantar Marihat... 64 27. Titik Pengamatan 2, Lahan Bervegetasi Semak/Ladang Di ...
Kecamatan Siantar Marihat... 65 28. Peta Citra Ikonos Kecamatan Siantar Marihat Kota...
Pematangsiantar... 66 29. Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Siantar Marihat Kota ...
Pematangsiantar... 67 30. Titik Pengamatan 4, Lahan Bervegetasi Semak/Sawah Di...
Kecamatan Siantar Marimbun... 68 31. Titik Pengamatan 5, Lahan Kosong Menjadi Kolam Di ...
Kecamatan Siantar Marimbun... 69 32. Peta Citra Ikonos Kecamatan Siantar Marimbun Kota...
Pematangsiantar... 70 33. Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Siantar Marimbun Kota ...
Pematangsiantar... 71 34. Titik Pengamatan 8, Lahan Bervegetasi Semak Di Kecamatan...
35. Peta Citra Ikonos Kecamatan Siantar Martoba Kota... Pematangsiantar... 73 36. Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Siantar Martoba Kota...
ix
DAFTAR TABEL
No. Uraian Hal
1. Tipe dan Jenis RTH Kawasan Perkotaan... 12 2. Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk ... 14 3. Jenis dan Sumber Data Penelitian ... 23 4. Luas Kota Pematangsiantar Berdasarkan Kecamatan ...
Tahun 2012 ... 30 5. Jumlah Penduduk Kota Pematangsiantar Menurut Jenis Kelamin....
Tahun 2012 ... 33 6. Jumlah Penduduk Kota Pematangsiantar Menurut Umur ...
Tahun 2012... 34 7. Jumlah Penduduk Kota Pematangsiantar Menurut Agama ...
Tahun 2012 ... 35 8. Jumlah Sarana Pendidikan di Kota Pematangsiantar Tahun 2012 ... 36 9. Jumlah Sarana Kesehatan di Kota Pematangsiantar Tahun 2012 .... 36 10. Jenis Angkutan Umum di Kota Pematangsiantar Tahun 2012 ... 37 11. Klasifikasi dan Luas Penutupan Lahan Kota Pematangsiantar ... 39 12. Hasil Pengamatan Berupa 20 Titik Pengamatan ... 44 13. Kebutuhan RTH Kota Pematangsiantar Berdasarkan UUTR No. 26
Tahun 2007 ... 75 14. Kebutuhan RTH Kota Pematangsiantar Berdasarkan Jumlah...
Penduduk Tahun 2018 ... 76 15. Selisih Kebutuhan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk
Tahun 2018 ... 77 16. Perhitungan Prediksi Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut
Jenisnya Tahun 2018 ... 79 17. Kebutuhan RTH Berdasarkan Pemenuhan Kebutuhan Oksigen ...
DAFTAR LAMPIRAN
No. Uraian Hal
1. Lokasi Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Pematangsiantar ...
Tahun 2009 ... 93
2. Perhitungan Prediksi Penduduk Pada Tahun 2012 dan 2018 ... 94
3. Foto-foto Titik Pengamatan ... 97
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Jumlah penduduk yang terus meningkat membawa konsekuensi semakin
meningkat pula kebutuhan akan lahan-lahan untuk menyediakan permukiman, sarana
penunjang ekonomi seperti industri, jalan, pusat-pusat pertokoan dan kebutuhan
lainnya. Peningkatan kebutuhan ekonomi telah memicu adanya penurunan kuantitas
tutupan vegetasi dalam suatu kota. Lahan-lahan bervegetasi tersebut seperti taman
kota, pekarangan, jalur hijau sebagai peneduh jalan, peredam kebisingan, penyerap
karbondioksida, dan penghasil oksigen telah banyak dialihfungsikan menjadi sarana
penunjang ekonomi. Pembangunan dan perkembangan kota semacam ini akan
mengakibatkan keberadaan ruang terbuka hijau sebagai salah satu komponen
ekosistem kota menjadi kurang diperhatikan.
Keadaan ini menjadi sangat memperihatinkan, mengingat di satu pihak
kebutuhan akan oksigen semakin meningkat tetapi di lain pihak penyedia oksigen
semakin berkurang. Perbedaan akan kebutuhan oksigen tersebut menyebabkan
hubungan yang kurang harmonis antara manusia dengan lingkungan yang berakibat
pada lingkungan perkotaan yang hanya maju secara ekonomi namun mundur secara
ekologi yang akan berpengaruh terhadap penurunan kualitas lingkungan hidup. Hal
ini yang dicirikan oleh meningkatnya suhu udara, menurunnya kelembaban udara,
meningkatnya kadar CO2, meningkatnya pencemaran lingkungan, terjadinya hujan
2
yang berupa tingginya tingkat kebisingan. Ruang terbuka hijau kota diharapkan dapat
menanggulangi masalah lingkungan di perkotaan.
Berdasarkan Undang-Undang Penataan Ruang No. 26 Tahun 2007, ruang
terbuka hijau minimal menempati 30% luas wilayah perkotaan. Selanjutnya
dipertegas dalam Peratuan Menteri Pekerjaan Umum No.05/PRT/M/2008 tentang
pedoman penyediaan dan pemanfaatan RTH di Kawasan Perkotaan, bahwa proporsi
tersebut merupakan ukuran minimal untuk menjamin keseimbangan ekosistem kota,
maupun sistem ekologis lain yang dapat meningkatkan ketersediaan udara bersih
yang diperlukan masyarakat kota.
Setiap hari manusia membutuhkan oksigen. Tanpanya manusia akan mengalami
gangguan kesehatan yang serius. Kedudukan ruang terbuka hijau disebut sebagai
paru-paru kota karena merupakan produsen oksigen yang belum tergantikan
fungsinya. Fungsi ini merupakan salah satu aspek berlangsungnya fungsi daur ulang
antara gas karbondioksida (CO2) dan oksigen (O2), hasil fotosintesis khususnya pada
dedaunan. Mangunsong dan Sihite dalam Rijal, 2008 mengemukakan bahwa 1 ha
ruang terbuka hijau mampu menyerap CO2 yang dikeluarkan oleh 2000 orang
manusia atau 5 m2 per penduduk. Mengingat jumlah penduduk yang semakin
meningkat, tidak dipungkiri lagi bahwa keberadaan ruang terbuka hijau sangat
diperlukan untuk menjamin pasokan oksigen bagi penduduk.
Informasi yang akurat, cepat dan efisien tentang lokasi, sebaran dan luas
ruang terbuka hijau akan sangat membantu dalam perencanaan pembangunan ruang
terbuka hijau. Dengan itu perlu diketahui berapa luasan ruang terbuka hijau yang
3
Keberadaan ruang terbuka hijau sangat diperlukan bagi wilayah perkotaan
seperti Pematangsiantar. Kota Pematangsiantar memiliki luas wilayah 79,791 km2
dengan jumlah penduduk mencapai 236.893 jiwa dengan kepadatan penduduk yang
mencapai 2.962 jiwa/km2 (BPS. 2012). Pertumbuhan penduduk di Kota
Pematangsiantar yang berbeda setiap tahunnya sangat mempengaruhi kebutuhan
akan ruang terbuka hijau. Persentase pertumbuhan penduduk pada tahun 2011 yaitu
mencapai 0,8% (BPS. 2012) akan semakin meningkat seiring bertambahnya jumlah
penduduk di waktu mendatang. Maka kebutuhan akan ruang terbuka hijau penduduk
Kota Pematangsiantar pun akan semakin bertambah. Lokasi yang ditunjuk
pemerintah Kota Pematangsiantar sejak tahun 2009 sampai dengan sekarang sebagai
ruang terbuka hijau seluas 25,5 Ha dengan ditetapkan sebanyak 16 (enam belas)
lokasi yang berada di 8 Kecamatan (Badan Lingkungan Hidup Kota
Pematangsiantar, 2009).
Selain menambah nilai estetika dan keasrian kota, ruang terbuka hijau juga
menciptakan iklim mikro yang lebih sejuk, menjaga keseimbangan oksigen (O2) dan
karbondioksida (CO2), mengurangi polusi, serta mampu mempertahankan
ketersediaan air tanah. Menurunnya kualitas dan kuantitas ruang terbuka hijau
(RTH), akan mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan seperti udara dan air
bersih. Penurunan kualitas lingkungan yang disebabkan oleh banyaknya jumlah
karbondioksida CO2 yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor. Jumlah kendaraan
bermotor di Kota Pematangsiantar pada tahun 2011 sebanyak 124.832 unit (BPS.
2012).
Keberhasilan pemerintah dalam usahanya untuk mewujudkan ruang yang
4
masyarakat. Partisipasi merupakan kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan
masyarakat dalam mengkonsepsikan sesuatu yang disebut baik oleh mereka (Fear,
1990 dalam Pancawati, 2010). Pemerintah kota harus dapat mengelola ketersediaan
RTH dalam wilayahnya sesuai dengan keinginan masyarakat, juga ketersediaan
lahan dan peruntukan tata ruang kota. Wujud dan manfaat RTH yang sesuai dengan
harapan dan keinginan warga kota, akan memberikan rasa nyaman, sejahtera, juga
rasa bangga dan rasa memiliki akan RTH tersebut. Keterlibatan masyarakat akan
secara langsung maupun tidak langsung dapat menciptakan kesadaran dan
tanggungjawab masyarakat untuk menjaga dan memelihara kawasan RTH di
lingkungan mereka.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka
yang menjadi indentifikasi masalah dalam penelitian ini adalah (1) pertumbuhan
penduduk yang terus bertambah, ruang terbuka hijau yang terus berkurang, (2)
penggunaan lahan ruang terbuka hijau, (3) ketersediaan O2dari ruang terbuka hijau,
(4) pemeliharaan ruang terbuka hijau.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan yang dikemukakan dalam identifikasi masalah,
maka yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini hanya mengungkapkan
kecukupan ruang terbuka hijau yang dilihat dari kondisi ekisting, serta kebutuhan
luasan ruang terbuka hijau pada masa yang akan datang di Kota Pematangsiantar
5
D. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini yang menjadi rumusan masalah adalah:
1. Bagaimana kondisi eksisting Ruang Terbuka Hijau di Kota Pematangsiantar
dalam Citra Satelit Kota Pematangsiantar?
2. Berapa luasan Ruang Terbuka Hijau yang dibutuhkan berdasarkan luas
wilayah dan jumlah penduduk serta kebutuhan oksigen di Kota
Pematangsiantar pada tahun 2018?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kondisi eksisting Ruang Terbuka Hijau di Kota
Pematangsiantar dalam Citra Satelit Kota Pematangsiantar.
2. Untuk mengetahui luas Ruang Terbuka Hijau yang dibutuhkan berdasarkan
luas wilayah dan jumlah penduduk serta kebutuhan oksigen di Kota
Pematangsiantar pada tahun 2018.
F. Manfaat penelitian
Setelah selesai mengadakan penelitian ini maka diharapkan dapat
memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Sebagai sumbangan teoritis bagi ilmu pengetahuan khususnya dalam
pengkajian geografi
2. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah atau instansi terkait dalam
mengambil keputusan dan kebijakan mengenai ruang terbuka hijau di Kota
6
3. Untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan berpikir melalui
penulisan karya ilmiah serta melatih menerapkan teori yang diperoleh selama
mengikuti perkuliahan pada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
4. Sebagai bahan informasi bagi penulis lain yang membahas tentang ruang
89 BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1. Berdasarkan analisis penutupan lahan, luas ruang terbuka hijau eksisting di Kota
Pematangsiantar adalah seluas 4.882,56 Ha atau sekitar 60% dari luas
keseluruhan wilayah Kota Pematangsiantar. Bila dibandingkan dengan jumlah
luas ruang terbuka hijau eksisting dengan kebutuhan ruang terbuka hijau
berdasarkan luas wilayah yaitu 2.399,2 Ha, jumlah penduduk seluas 119,3 Ha,
dan kebutuhan pemenuhan oksigen penduduk seluas 665,321 Ha maka secara
umum luas kebutuhan ruang terbuka hijau Kota Pematangsiantar masih
terpenuhi. Namun bila dibandingkan dengan luas ruang terbuka hijau yang
dilokasikan sejak tahun 2009 oleh pemerintah Kota Pematangsiantar yang
memiliki luas keseluruhan ruang terbuka hijau seluas 25,5 Ha, jumlah ini masih
sangat jauh dari luas kecukupan kebutuhan ruang terbuka hijau berdasarkan
ketiga pendekatan tersebut.
2. Kebutuhan ruang terbuka hijau Kota Pematangsiantar pada tahun 2018
berdasarkan luas wilayah seluas 2.399,2 Ha, berdasarkan jumlah penduduk
seluas 125,2 Ha, dan berdasarkan pemenuhan kebutuhan oksigen penduduk
seluas 693,041 Ha. Kebutuhan ruang terbuka hijau berdasarkan luas wilayah bila
dibandingkan dengan kondisi eksisting ruang terbuka hijau Kota
90
Kecamatan Siantar Selatan dengan kekurangan luas ruang terbuka hijau -38,39
Ha, Kecamatan Siantar Barat -65,31 Ha, Kecamatan Siantar Utara -34,49 Ha,
dan Kecamatan Siantar Timur -62,13 Ha. Untuk memenuhi kekurangan ruang
terbuka hijau pada keempat kecamatan di Kota Pematangsiantar dilakukan
dengan cara intensifiksi.
B. Saran
1. Pembangunan Kota Pematangsiantar di masa yang akan datang harus tetap
mengacu kepada tata ruang wilayah kota yang telah ada. Direncanakan secara
baik dan tepat karena tanpa ada perencanaan yang baik maka pemanfaatan
ruang/lahan tidak dapat dilakukan secara optimal maka akan mengakibatkan
kerusakan lingkungan yang tinggi sehingga memerlukan biaya yang sangat besar
untuk memperbaikinya dan tidak jarang harus mengorbankan kepentingan
tertentu.
2. Lokasi ruang terbuka hijau yang ditunjuk pemerintah Kota Pematangsiantar
sejak tahun 2009 sampai dengan sekarang perlu dikaji kembali karena luas ruang
terbuka hijau tersebut tidak tercukupi dengan kebutuhan ruang terbuka hijau
yang seharusnya ada di Kota Pematangsiantar sesuai dengan syarat yang
ditetapkan yaitu luasan ruang terbuka hijau minimum 30% dari luas total
91
DAFTAR PUSTAKA
Ariyadi. 2009. Ruang Terbuka Hijau, (Online), (http://semuatentangkota.blogspot.com/search/label/Ruang%20Terbuka%20 Hijau diakses Jum’at 30 Maret 2012).
Badan Lingkungan Hidup Kota Pematangsiantar. 2009. Lokasi Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota Pematangsiantar Tahun 2009. Pematangsiantar: BLH Kota Pematangsiantar
Badan Pusat Statistik Kota Pematangsiantar. 2009. Kota Pematangsiantar dalam Angka Tahun 2009. Pematangsiantar: BPS Kota Pematangsiatar
Badan Pusat Statistik Kota Pematangsiantar. 2012. Kota Pematangsiantar dalam Angka Tahun 2012. Pematangsiantar: BPS Kota Pematangsiatar
Baharuddin, Alfini. 2011. Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Pada Kawasan Pusat Kota Jayapura. Jurnal Bumi Lestari. Jayapura: Universitas Sains dan Tegnologi Jayapura. 11 (2):297-305
Departemen Pekerjaan Umum. 2008. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan.Direktorat Jenderal Penataaan Ruang. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum
Departeman Pekerjaan Umum. 2007. Undang-Undang Republik Indonesia No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Direktorat Jenderal Pentaan Ruang. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum
Djamal Irwan, Z. 2008. Tantangan Lingkungan Dan Lansekap Hutan Kota. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Fandeli, Chafid (dkk). 2004. Perhutanan Kota. Jogyakarta: Fakultas Kehutanan
UGM
Gratimah, RD, Guti. 2009. Analisis Kebutuhan Hutan Kota Sebagai Penyerap Gas CO2 Antropogenik Di Pusat Kota Medan. Tesis. Medan: Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
Hakim, Rustam. 2000. Ruang Terbuka Hijau, (Online), (http://rustam2000.wordpress.com/ruang.terbuka.hijau/ diakses Selasa 17 April 2012).
92
Nurhayani, Hanifah. 2012. Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Kebutuhan Oksigen (Studi Kasus Kota Semarang). Skripsi. Bogor: Departemen Geofisika dan Meteorologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.
Pancawati, Juwarin. 2010. Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau di Kota Tangerang. Tesis. Bogor: Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.
Rijal, Syamsu. 2008a. Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau di Kota Makassar Tahun 2017. Jurnal Hutan dan Masyarakat. Makassar: Fakultas Kehutanan. Universitas Hasanuddin. III (1):001-110
Rijal, Syamsu. 2008b. Perencanaan Hutan Kota Dengan Sistem Informasi Geografis Di Kota Watampone. Jurnal Hutan dan Masyarakat. Makassar: Fakultas Kehutanan. Universitas Hasanuddin. III (2):111-234