KEPEMILIKAN HAK ATAS TANAH BAGI MASYARAKAT
MENURUT UNDANG-UNDANG POKOK AGRARIA
NO. 5 TAHUN 1960 DI KELURAHAN PARTALI
TORUAN KECAMATAN TARUTUNG
KABUPATEN TAPANULI UTARA
Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Sovia Lauren Silalahi NIM.309111070
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
Sovia Lauren Silalahi. NIM. 309111070. Kepemilikan Hak Atas Tanah Bagi Masyarakat Menurut Undang-Undang Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 di Kelurahan Partali Toruan Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara.
DAFTAR ISI
Hal
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI... x
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I. PENDAHULUAN. ... 1
A. Latar Belakang Masalah. ... 1
B. Identifikasi Masalah. ... 4
C. Batasan Masalah. ... 5
D. Rumusan Masalah. ... 5
E. Tujuan Penelitian. ... 6
F. Manfaat Penelitian. ... 6
BAB II. KAJIAN PUSTAKA. ... 8
A. Kajian Teori. ... 8
1. Konsep Hak Milik Atas Tanah... 7
2. Sertifikat Hak Milik Atas Tanah ... 16
3. Hukum Adat Dalam UUPA ... 18
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. ... 24
A. Lokasi Penelitian. ... 24
B. Populasi dan Sampel. ... 24
1. Populasi ... 24
2. Sampel... 25
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 25
1. Variabel Penelitian ... 25
2. Definisi Operasional ... 25
D. Teknik Pengumpulan Data. ... 26
E. Teknik Analisis Data... 27
BAB IV. PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 28
A. Hasil Penelitian ... 28
1. Kondisi Fisik Wilayah ... 28
2. Kondisi Non Fisik Wilayah ... 29
B. Pembahasan Penelitian... 30
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 59
A. Kesimpulan ... 59
B. Saran ... 60
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
Tabel 1: Badan Pertanahan Kabupaten/Kota Mensosialisasikan
Undang-Undang Pokok Agraria No. 6 Tahun 1960 di Kelurahan
Partali Toruan...31
Tabel 2: Perlu Diadakan Penyuluhan Hukum Mengenai Cara
Pendaftaran Hak Milik Atas Tanah...32
Tabel 3: Setuju Bahwa dengan Mendaftarkan Hak Milik Atas
Tanah Dapat Memperkuat Kepemilikan Hak Atas Tanah ...33
Tabel 4: Perlu dilakukan Pendaftaran Hak Milik Atas Tanah ...34
Tabel 5: Pernah Mengurus Sertifikat Atas Tanah ...35
Tabel 6: Perlu dilakukan Penyuluhan Hukum Mengenai Fungsi
dan Pentingnya Sertifikat Atas Tanah...36
Tabel 7: Sudah Memiliki Sertifikat Tanah Atas Tanah yang dimiliki……. 37
Tabel 8: Mengerti Bagaimana Cara Pendaftaran Hak Milik Atas Tanah ...38
Tabel 9: Proses Pendaftaran Tanah yang dimiliki dilakukan Pengukuran, Perpetaan, dan Pembukuan Tanah ...40
Tabel 10: Ada Kendala yang dihadapi dalam Proses Pendaftaran Tanah ...41 Tabel 11: Biaya yang ditentukan Oleh Pemerintah dalam Pendaftaran
Tanah Memberatkan ...42
Tabel 12: Lembaga Pertanahan Memberikan Penyuluhan Hukum Untuk
Tabel 13: Bukti Perlunya Melakukan Pendaftaran Hak Milik Atas Tanah ....45
Tabel 14: Cara Responden dalam Mensertifikatkan Hak Milik Atas Tanah.. 47
Tabel 15: Peran Lurah, Camat, BPN dalam Mensosialisasikan Pendaftaran Tanah...48
Tabel 16: Pernah Mengalami Sengketa Kepemilikan Hak Atas Tanah ...52
Tabel 17: Ada Peran Adat Setempat Menyelesaikan Sengketa Tanah ...53
Tabel 18: Peran Tetua Adat Menyelesaikan Sengketa Tanah ...54
Tabel 19: Setuju dengan Ketentuan Mengenai Hak Milik Atas Tanah yang diatur dalam Undang-Undang Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960.. 55
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Lampiran 1 : Daftar Angket
Lampiran 2 : Daftar Pertanyaan Wawancara Lampiran 3 : Dokumentasi
Lampiran 4 : Sertifikat Tanah Lampiran 5 : Nota Tugas
Lampiran 6 : Surat Penelitian Dari Jurusan Lampiran 7 : Surat Penelitian Dari Fakultas
Lampiran 8 : Surat Penelitian Dari Tempat Penelitian
Lampiran 9 : Surat Keterangan Perpustakaan Jurusan PPK-n Lampiran 10 : Surat Keterangan Perpustakaan UNIMED Lampiran 11 : Daftar Peserta Seminar Proposal Penelitian Lampiran 12 : Kartu Bimbingan Skripsi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tanah merupakan salah satu kebutuhan primer bagi manusia. Kebutuhan manusia
terhadap tanah dewasa ini makin meningkat. Hal ini disebabkan semakin bertambahnya jumlah
penduduk, sementara di sisi lain luas tanah tidak bertambah. Begitu pentingnya tanah bagi
kehidupan manusia, maka setiap orang akan selalu berusaha memiliki dan menguasainya.
Dengan adanya hal tersebut maka dapat menimbulkan suatu sengketa tanah di dalam masyarakat
Tanah dalam pengertian yuridis adalah permukaan bumi, hak atas tanah adalah hak
atas sebagian tertentu dari permukaan bumi, yang terbatas, berdimensi dua dengan ukuran
panjang dan lebar. Dasar kepastian hukum dalam peraturan-peraturan hukum tertulis sebagai
pelaksana diatur dalam Undang-Undang Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 (UUPA),
memungkinkan para pihak-pihak yang berkepentingan untuk dengan mudah mengetahui hukum
yang berlaku dan wewenang serta kewajiban yang ada atas tanah yang dipunyai.
Secara umum pengaturan mengenai hak milik atas tanah dalam Undang-Undang
Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 dapat dilihat dalam Bagian III Bab II Pasal 20 sampai dengan
Pasal 27, menurut prinsip-prinsip umum tentang hak milik atas tanah.
Hak milik itu berdasarkan Pasal 20 Undang-Undang Pokok Agraria bahwa merupakan
hak yang turun temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah dan memberi
wewenang untuk mempergunakan bagi segala macam keperluan selama waktu yang tidak
Dalam rangka memberi kepastian hukum kepada para pemegang hak atas tanah
diberikan penegasan terhadap kekuatan sertifikat. Dampak arti praktisnya selama belum
dibuktikan yang sebaliknya data fisik dan data yuridis dalam perbuatan hukum maupun sengketa
di depan pengadilan harus diterima sebagai data yang benar.
Kepemilikan terhadap Hak Atas Tanah ditentukan paling tidak oleh dua hal yaitu
sertifikat hak atas tanah dan penguasaan fisik atas tanah dalam periode yang panjang. Sertifikat
hak atas tanah adalah salinan Buku Tanah yang merupakan tanda bukti yang kuat sebagaimana
diatur oleh Undang-Undang No. 5 Tahun 1960.
Sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 3 bahwa
bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Atas dasar itu agar pelaksanaan peralihan
penguasaan hak dari negara atau masyarakat atas tanah di Indonesia tidak menimbulkan berbagai
masalah atau sengketa mengenai kepentingan-kepentingan terhadap tanah, maka diperlukan
adanya pengaturan yang tegas dan landasan hukum yang kuat dibidang pertanahan. Sesuai
dengan sifat-sifat dari ketentuan di atas masalah agraria menjadi tugas dari pemerintah pusat.
Adanya wewenang dan tugas yang dimiliki pemerintah mengenai masalah agraria ini
memberikan konsekuensi bahwa pemerintah pusat harus menyusun kebijaksanaan dalam rangka
menyusun politik hukum dibidang agraria.
Kebijaksanaan yang dimaksud adalah Undang-Undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun
1960 sebagaimana dinyatakan dalam Harsono (2008:558) bahwa kebijakan tersebut tertuang
dalam:
(1) Terjadinya hak milik menurut hukum adat diatur dengan Peraturan Pemerintah.
(2) Selain menurut cara yang dimaksud dalam ayat 1 pasal ini hak milik terjadi karena:
a. Penetapan Pemerintah, menurut cara dan syarat-syarat yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah;
b. Ketentuan undang-undang.
Kabupaten Tapanuli Utara yang terdapat beberapa kelurahan di dalamnya secara
khusus Kelurahan Partali Toruan dimana masyarakatnya juga memiliki hubungan erat dengan
tanah. Tanah merupakan sumber kehidupan sekaligus tempat melakukan aktivitas sehari-hari,
oleh karena itu setiap tanah yang dimiliki masyarakat butuh pengakuan atas kepemilikan tanah
tersebut. Namun yang terlihat, penerapan akan adanya undang-undang yang mengatur tentang
tanah belum merata, dimana masyarakat di kelurahan tersebut yang masih jauh dari perkotaan
tidak menerapkan sistem kepemilikan tanah seperti yang diatur dalam Undang Undang Pokok
Agraria yakni untuk mendaftarkan tanahnya dan memperoleh sertifikat untuk dapat dijadikan
sebagai pengakuan yang sah akan tanah yang dimilikinya. Berbeda dengan masyarakat yang
lebih dekat dengan kota sudah menerapkan dengan adanya sertifikat tanah yang dimiliki.
Penerapan akan adanya undang-undang yang mengatur tentang tanah yakni Undang
Undang Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 sangat dibutuhkan untuk memperoleh pengakuan atas
kepemilikan tanah. Namun yang terjadi di Kelurahan Partali Toruan, kepemilikan hak atas tanah
tidak sepenuhnya diperoleh oleh masyarakat. Hal ini terjadi karena sistem kekerabatan
masyarakat adat yang berlaku di kelurahan tersebut. Penerbitan akan sertifikat tanah pun kerap
kali tidak dibutuhkan untuk memperoleh kepemilikan hak atas tanah, sehingga dapat
menimbulkan kerugian di salah satu pihak.
Berdasarkan hal tersebut di atas, tentunya menarik perhatian peneliti mengadakan
Undang-Undang Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 di Kelurahan Partali Toruan Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dibuat suatu gambaran tentang suatu
permasalahan yang akan dihadapi. Agar pembahasan tidak terlalu jauh maka masalah yang
diteliti dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Respon masyarakat Kelurahan Partali Toruan terhadap Undang-Undang Pokok Agraria No. 5
Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria
2. Kepatuhan masyarakat Kelurahan Partali Toruan terhadap Undang-Undang Pokok Agraria
No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria
3. Undang-Undang Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria sudah diterapkan di Kelurahan Partali Toruan
4. Penguatan kepemilikan hak atas tanah bagi masyarakat Kelurahan Partali Toruan menurut
Undang-Undang Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari pemahaman yang terlalu luas dalam penelitian ini, maka perlu
kiranya menentukan pembatasan masalah pada hal-hal yang pokok saja untuk mempertegas
sasaran yang akan dicapai yaitu untuk melihat bagaimana penguatan kepemilikan hak atas tanah
bagi masyarakat Kelurahan Partali Toruan menurut Undang-Undang Pokok Agraria No. 5 Tahun
1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria.
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah di
atas maka dapat ditentukan rumusan masalah dalam penelitian ini yakni bagaimana penguatan
kepemilikan hak atas tanah bagi masyarakat Kelurahan Partali Toruan menurut Undang-Undang
Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria?
E. Tujuan Penelitian
Suatu penelitian harus mempunyai tujuan yang jelas sebagai pedoman dalam
mengadakan penelitian, sehingga akan menunjukkan kualitas dari penelitian tersebut. Adapun
tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui penguatan
kepemilikan hak atas tanah bagi masyarakat Kelurahan Partali Toruan menurut Undang-Undang
Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria
F. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini, manfaat utama yang diharapkan tercapai, yaitu bagi:
1. Kelurahan tempat penelitian
a. Peneliti berharap hasilnya mampu memberikan informasi kepada masyarakat serta
meningkatkan kesadaran hukum secara khusus bagi masyarakat Kelurahan Partali Toruan
b. Menambah pengetahuan masyarakat Kelurahan Partali Toruan akan penerapan Undang
Undang Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960
c. Dapat dijadikan masukan kepada masyarakat mengenai arti pentingnya tata cara
pemberian hak milik atas tanah
2. Peneliti
b. Dapat memperdalam pengetahuan peneliti tentang tata cara pemberian hak milik atas
tanah
3. Penelitian lanjutan
a. Dapat membantu mahasiswa/peneliti lainnya sebagai dasar penelitian selanjutnya
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang terdapat dalam penelitian ini, bertitik tolak pada hasil
observasi, angket, wawancara, dan studi dokumentasi maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguatan kepemilikan hak atas tanah bagi masyarakat
dilakukan dengan pendaftaran tanah untuk memperoleh sertifikat tanah. Hal tersebut
dilaksanakan atas kesadaran sendiri, tanpa pengaruh orang lain.
2. Masalah yang dihadapi dalam proses pendaftaran tanah ini adalah biaya yang mahal, juga
kurangnya sosialisasi dari pihak pemerintah setempat dalam perealisasian pembuatan
sertifikat tanah (kurang keterbukaan informasi). Terkhusus PRONA sebagai program
pemerintah untuk membantu golongan ekonomi lemah tidak disosialisasikan dengan baik
sehingga banyak masyarakat kurang mengetahui prosedurnya.
3. Penerbitan sertifikat hak atas tanah jelaslah untuk pegangan kepada pemiliknya akan
bukti-bukti haknya yang tertulis agar pemegang hak dengan mudah membukti-buktikan haknya. Dapat
diketahui bahwa fungsi dari sertifikat tanah itu adalah adanya kepastian hukum, menjaga
terjadinya sengketa tanah, menjaga stabilitas harga tanah, dapat dijadikan sebagai
4. Pemahaman masyarakat Kelurahan Partali Toruan terhadap Undang Undang Pokok Agraria
No. 5 Tahun 1960 menjadi salah satu faktor terpenting agar Undang Undang Pokok Agraria
No. 5 Tahun 1960 ini dapat benar-benar diterapkan. Ketika pemahaman masyarakat
Kelurahan Partali Toruan cukup tinggi terhadap Undang Undang Pokok Agraria No. 5 Tahun
1960 akan timbul kesadaran masyarakat dan menerapkannya dalam kehidupan
bermasyarakat sehingga kepemilikan hak atas tanah dapat diperoleh dengan kepastian
hukum.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka saran yang dapat diberikan
oleh penulis adalah sebagai berikut:
1. Kepada masyarakat agar lebih meningkatkan kesadaran hukum akan pentingnya
mendaftarkan tanah yang dimiliki untuk memperoleh sertifikat tanah untuk menjamin
kepastian hukum dan masyarakat Kelurahan Partali Toruan harus lebih menggali informasi
mengenai PRONA (Proyek Operasi Nasional Agraria) baik tata cara atau prosedur untuk ikut
serta dalam memperolehnya.
2. Kepada pemerintah agar lebih melaksanakan tanggung jawabnya sebagai alat Negara untuk
menyampaikan kebijakan-kebijakan hukum yang ada di Negara Indonesia. Terkhusus
mengenai kepemilikan hak atas tanah, lebih disosialisasikan agar masyarakat paham
3. Terkait masalah biaya yang memberatkan golongan ekonomi lemah, maka pemerintah
hendaknya memberikan penyuluhan tentang program pemerintah yakni PRONA untuk
membantu golongan ekonomi lemah dalam mendaftarkan tanhnya.
4. Diharapkan proses pendaftaran tanah sebagai penguatan kepemilikan hak atas tanah untuk
memperoleh sertifikat tanah dapat berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan hukum
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, Ali. 2004. Hukum Waris Hukum Keluarga Hukum Pembuktian. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharmisi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta: Rineka Cipta
Harsono, Boedi. 2008. Hukum Agraria Indonesia: Himpunan Peraturan-
Peraturan Hukum Tanah. Jakarta: Djambatan
---2008. Hukum Agraria Indonesia: Sejarah Pembentukan
Undang-Undang Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanaanya Jilid I.
Jakarta: Djambatan
Hutagalung, Soekanti dan Markus Gunawan. 2008. Kewenangan Pemerintah
Dalam Pertanahan. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Marzuki, Peter. 2005. Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana
Nazir. Moh, Ph.D. 2009. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
Parlindungan, A.P. 2005. Pendaftaran Tanah Indonesia. Bandung: Mandar Maju
---2003. Tanya Jawab Hukum Agraria dan Pertanahan. Bandung: Mandar Maju
Rashid, Harun. 2001. Sekilas Tentang Jual Beli Tanah. Jakarta: Ghalia
Soekanto, Soejono. 2007. Hukum Adat Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Suhendar, Endang. Tanah Sebagai Komoditas. Jakarta: Elsam
Supranto, J. 2003. Metode Penelitian Hukum dan Statistik. Jakarta: Rineka Cipta
Undang-Undang:
UU No. 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria
PP No. 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah
Internet:
Massofa. Pentingnya Pendaftaran Tanah
http://massofa.wordpress.com/2013/11/03/pentingnya-pendaftaran-