• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Interior Museum Sepeda Klasik (Onthel) di Bandung dengan Konsep Rantai.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Interior Museum Sepeda Klasik (Onthel) di Bandung dengan Konsep Rantai."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Museum dapat menjadi suatu fasilitas penunjang sebagai media edukasi dan rekreasi. Museum memperkenalkan proses perkembangan sosial dan budaya yang ada di masyarakat. Sepeda klasik (onthel) adalah salah satu jenis sepeda yang timbul dari budaya serta kebutuhan masyarakat sebagai alat transportasi. Museum sepeda klasik (onthel) merupakan tempat untuk melestarikan dan mengajak masyarakat untuk kembali zaman munculnya sepeda tersebut.

Pada perancangan museum sepeda onthel terdapat empat area pameran yang dimana setiap areanya memamerkan klasifikasi sepeda yang berbeda. Fasilitas yang disediakan yaitu coffee shop, workshop, merchandise shop, dan

retail. Perancangan museum ini memakai konsep “Rantai” karena rantai

merupakan alat bantu pertama untuk memudahkan proses sepeda untuk berjalan. Fungsi rantai sebagai alat bantu gerak roda dapat menjadikan rantai sebagai bagian penting dalam sepeda.

Sifat rantai yang dinamis lebih banyak diaplikasikan pada perancangan museum sepeda onthel ini. Beberapa sistem display dirancang sesuai dengan

storyline objek pamer. Pemilihan warna pada museum dominan menggunakan

warna abu dan hitam yang diambil dari warna rantai karna abu dan hitam memiliki kesan yang formal, serius, elegan, simple, luas, dan tenang.

(2)

ABSTRACT

Museum can serve as additional facility for education and recreation. It tells the stories of social and cultural development of a society. Classical bikes exist out of the needs of the society towards a transportation device. Classical museums exist as a remembrance for the society towards this kind of bicycle.

yhis design introduces four different areas of exhibitions, each of which displays different qualification of the bicycles. yhe facilities provided are coffee shop, workshop, merchandise shop and retails. yhe chain concepts is used due to the knowledge that chain is one of vocal parts in bicycle as it allows the bike to operate in the first hand.

yhe dynamic concept of the chain is dominantly applied in classical bikes. A number of display systems are designed in accordance with the storyline of the displayed objects. yhe colors used are dominantly grey and black because those are the typical colors of cycle and they ignite the sense of formality, seriousness, elegance, simplicity, width and calmness.

(3)

DAFTAR ISI

COVER ………..i

LEMBAR PENGESAHAN………...ii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN TUGAS AKHIR…………...iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ……….………..iv

KATA PENGANTAR………..v

1.2 Ide/Gagasan Perancangan Museum Sepeda Onthel ... 4

1.3 Rumusan Masalah ... 4

1.4 Tujuan Perancangan Museum Sepeda Onthel ... 4

1.5 Manfaat Perancangan Museum Sepeda Onthel ... 5

1.6 Ruang Lingkup Perancangan Museum Sepeda Onthel ... 5

1.7 Sistematika Penulisan ... 5

BAB II KAJIAN TEORI ... 7

2.1.5 Jenis Sirkulasi Penghubung Ruang ... 12

2.1.6 yeknik Pencahayaan ... 13

2.1.7 yeknik Penyajian ... 16

2.1.8 Studi Ergonomi ... 18

2.2 Sepeda Onthel ... 19

2.2.1 Pengertian Sepeda Onthel ... 19

(4)

2.2.3 Koleksi Sepeda Onthel ... 20

2.3 Fasilitas Penunjang ... 27

2.3.1 Coffee Shop ... 27

2.3.2 Merchandise Shop... 29

2.3.3 Retail ... 30

2.3.4 Workshop ... 33

2.4 Studi Banding Museum Osaka Jepang ... 34

BAB III MUSEUM SEPEDA ONTHEL ... 36

3.1 Deskripsi Site ... 36

3.1.1 Deskripsi Lokasi ... 37

3.1.2 Analisa Site ... 37

3.1.3 Analisa Site Museum Geologi ... 39

3.1.4 Analisa Bangunan ... 42

3.1.5 Ruangan Museum Geologi ... 44

3.2 Analisis Fungsional ... 50

3.2.1 Kegiatan Operasional User ... 50

3.2.2 Jam Operasional ... 50

3.3 Tabel Kebutuhan Ruang ... 51

3.4 Zoning – Blocking ... 53

3.5 Bubble Diagram ... 54

BAB IV PERANCANGAN INTERIOR MUSEUM SEPEDA ONTHEL... 55

4.1 Implementasi Konsep ... 55

4.1.1 Bentuk ... 56

4.2 Perancangan General ... 61

4.3 General Lay-out and Section ... 62

4.4 Specific Plan ... 64

4.4.1 Lobby and Ticketing Area ... 64

(5)

4.4.3 Exhibition Area Part 2 (Bagian Kanan Lantai 1) ... 73

4.4.4 Exhibition Area Part 3 (Bagian Kiri Lantai 2) ... 78

4.4.5 Exhibition Area Part 4 (Bagian Kanan Lantai 2) ... 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 88

5.1 Kesimpulan ... 88

5.2 Saran ... 88

(6)

DAFTAR GAMBAR

BAB II

Gambar 2.1 Pola Linier………..10

Gambar 2.2 Pola Radial……….10

Gambar 2.3 Pola Spiral………..11

Gambar 2.4 Pola Grid/network………..11

Gambar 2.5 Pola Campuran………...11

Gambar 2.6 Sirkulasi Melewati Ruang………..12

Gambar 2.7 Sirkulasi Menembus Ruang………...12

Gambar 2.8 Sirkulasi Berakhir Dalam Ruang………...13

Gambar 2.9 Skylight………...14

Gambar 2.10 Clerestory………...………14

Gambar 2.11 Sawtooth Clerestor……….…14

Gambar 2.12 Monitor/Double Clerestory………15

Gambar 2.13 Soffit Overhang………..15

Gambar 2.14 Awning………...………16

Gambar 2.15 Light Shelf………..16

Gambar 2.16 Ukuran yebal dan Rentang Manusia………..18

Gambar 2.17 Sudut Pandang dan Jarak Pandang………18

Gambar 2.18 Penerangan dan Ukuran Ruang yang Baik……….18

Gambar 2.19 Ruang Pameran Dengan Cahaya………19

Gambar 2.20 Lebar Meja Minimal………..28

Gambar 2.21 Lebar Meja Lingkaran Minimal……….28

Gambar 2.22 Jarak Bersih Minimal Belakang Kursi………...28

Gambar 2.23 Lebar Minimal Suatu Area Makan……….29

Gambar 2.24 Pembeli Pada Posisi Duduk/Ketinggian Konter yinggi….32 Gambar 2.25 Area Penjualan yipikal/Pembeli Pada Posisi Berdiri…….32

Gambar 2.26 Posisi yempat Penjualan Barang………32

Gambar 2.27 Kamar Ganti Pakaian……….33

Gambar 2.28 Konter Pembungkusan………...33

Gambar 2.29 Fasade Shimano Bike Museum Osaka………...34

Gambar 2.30 Ruang Museum………..34

Gambar 2.31 Ruang Museum………..35

Gambar 2.32 Ruang Museum………..35

BAB III Gambar 3.1 Peta Lokasi Museum Geologi………38

Gambar 3.2 Peta Lokasi Museum Geologi………38

Gambar 3.3 Fasade Bangunan………..42

Gambar 3.4 Denah Lantai 1………..43

(7)

Gambar 3.6 Bagian Depan Bangunan Museum……….44

Gambar 3.7 Entrance & Pohon Harapan………...44

Gambar 3.8 Area Sejarah Kehidupan………46

Gambar 3.9 Srea Manfafat dan Bencana Geologi……….46

Gambar 3.10 Ruangan Manfaat dan Bencana Geologi………46

Gambar 3.11 Area Sumber Daya Geologi………...47

Gambar 3.12 Ruangan Sumber Daya Geologi……….47

Gambar 3.13 Pencahayaan Museum Geologi………..48

Gambar 3.14 yeknik Penyimpanan Objek Pamer………49

Gambar 3.15 Coretan Pengunjung………...49

Gambar 3.16 Zoning – Blocking Lantai 1………53

Gambar 3.17 Zoning – Blocking Lantai 2………53

Gambar 3.18 Bubble Diagram……….54

BAB IV Gambar 4.1 Penjabaran Konsep……….56

Gambar 4.2 Bentuk Organis dan Geometris……….….56

Gambar 4.3 Warna……….57

Gambar 4.4 yekstur Glossy………57

Gambar 4.5 Material………..58

Gambar 4.6 Pencahayaan yerang………..59

Gambar 4.7 Studi Image………60

Gambar 4.8 Site Plan……….61

Gambar 4.9 General Lay-out 1stFloor………...62

Gambar 4.10 General Lay-out 2ndFloor………....62

Gambar 4.11 General Section A-A’………...63

Gambar 4.12 General Section B-B’………...63

Gambar 4.13 Lay-out Furniture Lobby & Ticketing Area………..63

Gambar 4.14 Floor Plan Lobby & Ticketing Area……….63

Gambar 4.15 Ceiling Plan Lobby & Ticketing Area………..66

Gambar 4.16 Lobby & Ticketing Area Section A-A’………..66

Gambar 4.17 Lobby & Ticketing Area Section B-B’………..67

Gambar 4.18 Perspektif………..67

Gambar 4.19 Frame Detail……….68

Gambar 4.20 Lay-out Furniture Exhibition Area Part 1………68

Gambar 4.21 Floor Plan Exhibition Area Part 1………69

Gambar 4.22 Ceiling Plan Exhibition Area Part 1……….70

Gambar 4.23 Exhibition Area Part 1 Section A-A’……….70

Gambar 4.24 Exhibition Area Part 1 Section B-B’……….71

Gambar 4.25 Perspektif……….……….71

(8)

Gambar 4.27 Ceiling Detail……….………72

Gambar 4.28 Lay-out Furniture Exhibition Area Part 2……….74

Gambar 4.29 Floor Plan Exhibition Area Part 2………....74

Gambar 4.30 Ceiling Plan Exhibition Area Part 2……….75

Gambar 4.31 Exhibition Area Part 2 Section A-A’……….75

Gambar 4.32 Exhibition Area Part 3 Section B-B’……….76

Gambar 4.33 Perspektif………..76

Gambar 4.34 Hidden Lamp Detail……….……….77

Gambar 4.35 Stand Display Detail……….……….77

Gambar 4.36 Hanging Display Detail……….78

Gambar 4.37 Fasade Exhibition Area Part 3………..78

Gambar 4.38 Fasade Gedung Kantor Pos yempo Dulu………..79

Gambar 4.39 Lay-out Furniture Exhibition Area Part 3……….79

Gambar 4.40 Floor Plan Exhibition Area Part 3……….80

Gambar 4.41 Ceiling Plan Exhibition Area Part 3………..80

Gambar 4.42 Exhibition Area Part 3 Section A-A’………..81

Gambar 4.43 Exhibition Area Part 4 Section B-B’………..81

Gambar 4.44 Perspektif………82

Gambar 4.45 Display Detail………82

Gambar 4.46 Screen Detail………..83

Gambar 4.47 Display Detail………83

Gambar 4.48 Lay-out Furniture Exhibition Area Part 4……….84

Gambar 4.49 Floor Plan Exhibition Part4……….……….85

Gambar 4.50 Ceiling Plan Exhibition Area Part 4……….……….85

Gambar 4.51 Exhibition Area Part 4 Section A-A’……….……….86

Gambar 4.52 Exhibition Area Part 4 Section BB’………..…….86

Gambar 4.53 Perspektif………87

(9)

BABBIB PENDAHULUANB B

B

1.1 LatarBBelakangB

Saat ini, era pembangunan teknologi sudah sangat cepat berkembang di mana suatu produk dari hari ke hari akan memberikan suatu perkembangan yang mana perkembangan tersebut akan memberikan suatu informasi proses perubahan untuk menghasilkan produk yang lebih modern. Dengan perkembangan teknologi yang cukup cepat tersebut, maka diharapkan museum dapat menjadi suatu fasilitas penunjang yang memiliki peranan penting dalam mengumpulkan, merawat, serta menjadi media edukasi bagi suatu benda atau produk yang merupakan bukti konkret dari proses pengembangan tersebut baik dilihat dari segi teknologi maupun budaya.

(10)

yang dibawa dan saat ini pengelolaan museum tidak hanya sebatas untuk memberikan edukasi, tetapi juga harus memberikan peranannya kepada masyarakat.

Jika dilihat dari beberapa pandangan masyarakat, museum saat ini telah dipandang sebagai suatu tempat atau lembaga yang memberikan nuansa statis dan konservatis (kuno) sebagai kebanggaan dan kekaguman semata, bukan sebagai pusat edukasi. Jika dilihat dari desain bangunan dan interiornya pun, hampir semua museum memberikan kesan menyeramkan karena diidentikkan dengan benda-benda kuno yang terkadang agak kurang terurus. Selain itu, fungsi museum yang kurang menonjol dalam melayani masyarakat sehingga museum hanya bersifat sebagai studi yang kurang aktif (pasif) dimana tidak terlihat adanya interaksi antara museum dengan pengunjung (Artanto, 2004). Museum dikatakan sebagai suatu lembaga yang melayani masyarakat ketika perhatian pembuatan museum dipusatkan pada pengembangan hubungan timbal balik antara museum dengan masyarakat (Magetsari, 2008). Padahal jika dilihat dari sudut pandang lainnya, museum memperkenalkan proses perkembangan sosial dan budaya yang ada di masyarakat. Proses-proses perkembangan tersebut pada nyatanya muncul sebagai akibat dari kebutuhan dan gaya hidup masyarakat itu sendiri.

(11)

Sepeda onthel merupakan salah satu jenis sepeda yang timbul dari budaya serta kebutuhan masyarakat dan banyak digunakan pada masa Hindia Belanda oleh masyarakat perkotaan sebagai alat transportasi. Pada tahun 1970, sepeda onthel mulai digantikan keberadaannya oleh sepeda jengki yang baik ukuran dan ergonominya lebih baik dari pada sepeda onthel. Karena keberadaan sepeda jengki tersebut, secara perlahan sepeda onthel mulai banyak digunakan oleh masyarakat pedesaan dan bukan lagi oleh masyarakat perkotaan. Namun pada akhirnya dikarenakan usia dan kelangkaannya, sepeda onthel telah berubah menjadi barang antik dan unik. Sebagai alat transportasi serbaguna, keberadaan warisan sejarah yang satu ini sudah semakin tergerus perkembangan zaman sehingga sepeda onthel semakin terpinggirkan keberadaannya. Kelangkaan itulah yang membuat semua kalangan mulai dari pelajar, mahasiswa, hingga petinggi mulai memiliki minat kembali terhadap barang tersebut.

Minat yang muncul kembali terhadap sepeda tua unik tersebutlah yang mendorong diciptakannya museum sepeda onthel ini yang selain memberikan edukasi terhadap masyarakat mengenai budaya bersepeda pada jaman dahulu, juga untuk membawa masyarakat kembali menikmati jaman munculnya sepeda tersebut melalui desain interior yang ditawarkan. Sehubungan dengan minat masyarakat terhadap kunjungan museum semakin sedikit, maka dari itu penambahan fasilitas pendukung juga menjadi concern utama dalam pembuatan museum ini, seperti diantaranya coffee shop, merchandise shop,workshop dan retail. Dengan adanya penambahan fasilitas tersebut, dapat juga dijadikan suatu tempat berkumpulnya para komunitas yang dimana komunitas tersebut merupakan salah satu cara untuk tetap melestarikan kelangkaan sepeda onthel.

Selain sebagai pusat edukasi, pembuatan museum ini diharapkan juga dapat melestarikan museum itu sendiri melalui penambahan fasilitas pendukung agar masyarakat kembali dapat mengaktifkan museum dan terjadi interaksi timbal balik antara museum dengan masyarakat sehingga fungsi dan peranannya tetap terjaga. Fasilitas dengan pelayanan sistem yang baik tersebut juga secara tidak langsung akan menarik minat pengunjung untuk datang ke museum dan menggunakan fasilitas-fasilitas tersebut.

(12)

1.2 Ide/GagasanBPerancanganBMuseumBSepedaBOnthelB

Ide untuk merancang museum sepeda onthel timbul agar masyarakat tahu bagaimana pengetahuan tentang sepeda onthel dan tersedianya tempat bagi komunitas sepeda onthel untuk berkumpul. Museum sepeda ini diperuntukan bagi masyarakat umum yang berminat untuk mengetahui sejarah, bentuk, jenis dan perkembangan klasifikasi sepeda onthel hingga saat ini. Selain itu, bagi komunitas dapat berkumpul dan bersatu di wilayah ini agar solidaritas tetap terjaga.

Fasilitas yang tersedia pada museum sepeda onthel, yaitu coffee shop, merchandise shop, workshop dan retail. Dengan adanya area coffee shop dan workshop berdekatan, komunitas dapat berkumpul dan bertukar cerita disertai dengan kopi yang membantu agar suasana terasa santai dan nyaman selagi menunggu sesuatu hal yang sedang dikerjakan pada ruangan workshop.

1.3 RumusanBMasalahB

Berdasarkan ide dan identifikasi pada makalah ini, yaitu mengenai perancangan museum sepeda onthel, berikut ini akan dirumuskan pokok-pokok masalah yang akan dibahas, dipecahkan, dan dijawab yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana menerapkan desain interior dengan konsep rantai pada interior museum sepeda onthel?

2. Bagaimana merancang sistem display yang sesuai dengan storyline pada museum sepeda onthel?

3. Bagaimana merancang desain interior pada museum sepeda onthel yang edukatif, interaktif, dan intertain?

1.4 TujuanBPerancanganBMuseumBSepedaBOnthelB

Tujuan perancangan museum sepeda onthel, yaitu :

(13)

2. Merancang desain pada sistem display yang sesuai dengan storyline pada museum sepeda onthel.

3. Merancang desain museum sepeda onthel yang memberikan manfaat edukatif, interaktif, dan interior museum yang intertain.

1.5 ManfaatBPerancanganBMuseumBSepedaBOnthelB

1. Memberikan edukasi agar masyarakat lebih mengetahui tentang sejarah, jenis, dan bentuk sepeda onthel dari masa lampau hingga masa kini. 2. Mengajak masyarakat umum agar lebih menyukai pengetahuan khususnya

dalam bidang sepeda onthel dengan cara yang menarik dari segi desain.

1.6 RuangBLingkupBPerancanganBMuseumBSepedaBOnthelB

Perancangan museum sepeda didesain untuk para pengunjung yang merupakan pecinta sepeda onthel dan komunitas yang menggemari sepeda jenis tersebut. Pengunjung yang datang untuk melihat museum ini tidak dibatasi kalangan dan usia, sehingga harus memikirkan tata ruang, dan ergonomi pengunjung. Fasilitas tambahan yang disediakan antara lain area berkumpul antar komunitas, ruang penjualan merchandise, coffee shop dan retail sepeda

1.7 SistematikaBPenulisanB

Penyusunan laporan tugas akhir ini diuraikan menjadi beberapa bab, yaitu :

BABBIB–BPENDAHULUANB

Membahas mengenai latar belakang, ide/gagasan perancangan museum sepeda onthel, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan perancangan museum sepeda, manfaat perancangan museum sepeda, ruang lingkup perancangan museum sepeda, serta sistematika penulisan.

(14)

Merupakan kumpulan hasil studi literatur dan hasil survei yang digunakan sebagai dasar perancangan museum sepeda onthel.

BABBIIIB–BDESKRIPSIBPERANCANGANBMUSEUMBSEPEDABONTHELB

Membahas mengenai deskripsi perancangan proyek, identifikasi user,flow activity, user activity, zoning-blocking, penerapan konsep dan tema pada perancangan.

BABBIVB–BPERANCANGANBMUSEUMBSEPEDABONTHELB

Pembahasan mengenai ide perancangan yang sudah dituangkan dalam bentuk lembar kerja disertai penjelasan singkat.

BABBVB–BSIMPULANBDANBSARANB

(15)

88

BABBVB

KESIMPULANBDANBSARANB B

5.1 KesimpulanB

Penerapan konsep rantai dalam perancangan museum sepeda onthel ini ditarik berdasarkan sifat rantai yang dinamis. Pada sirkulasi area pameran, para pengunjung berjalan mengikuti alur yang berkelok menyerupai bentuk rantai sepeda. Selain itu, bentukan rantai digunakan dalam teknik menggantungkan beberapa sepeda, panel informasi, dan pajangan onderdil.

Sistem display sangat berpengaruh terhadap daya tarik pengunjung. Terdapat beberapa area pameran yang menceritakan storyline sepeda onthel dengan cara merancang background display objek pamer. Tidak semua area display menggunakan sistem ini, hal tersebut bertujuan agar benda objek pamer (sepeda) tidak kalah pamor terhadap desain background.

Sisi edukatif terdapat pada semua area pameran dengan cara menyuguhkan beberapa informasi melalui frame gantung, layar oleds, dan desain background yang sesuai dengan storyline objek pamer. Sisi interaktif diterapkan pada desain agar pengunjung tertarik untuk menyentuh secara langsung. Contohnya, pada bagian tengah sofa area tunggu disimpan berbagai macam bentuk, ukuran, dan warna rantai sepeda yang dapat disentuh secara bebas dan langsung. Yang terakhir, sisi intertain ditunjukan dengan cara dibuatnya beberapa suara kayuhan rantai dan bel yang dapat berbunyi secara otomatis ataupun dibunyikan oleh pengunjung di beberapa area pameran dan juga dengan adanya beberapa fasilitas penunjang seperti coffee shop, retail, merchandise shop, dan workshop.

5.2 SaranB

(16)

89

DAFTAR PUSTAKA

BUKU:

Khastiti, Yemima Lintang. 2011. Seri Lawasan Pit Onthel. Jakarta: KPG Bentara

dan Budaya

Artanto. 2004. Museum Musik Etnik Jawa Di Yogyakarta Penekanan Desain

Pada Pengolahan Sekuen Ruang Sebagai Pembentuk Suasana Arsitektur.

Yogyakarta : Indonesia

Magetsari, Norhardi. 2008. “Filsafat Museologi”. Museografia Vol II No 2

-Oktober 2008 : 5 – 15

Hermanu.2010.Pit Onthel 2010 Indische Fietsen. Bentara Budaya. Yogyakarta

Akbar, Ali.2010.Museum di Indonesia: Kendala dan Harapan. Jakarta: Papas

Sinar Sinanti

Benya, James & Mark Karlen. 2006. Dasar-Dasar Desain Pencahayaan.

Erlangga. Jakarta: Indonesia

Dharma, Agus. 1998. Teori Arsitektur 2. Gunadarma. Jakarta: Indonesia

Neufert, Ernst. 2002. Data Arsitek 2. Erlangga. Jakarta: Indonesia

WEBSITE :

www.sepedaonthel.com (Diakses : 25 Maret 2014)

http://www.anneahira.com/sepeda-ontel.htm (Diakses : 18 Maret 2014) www.kbbi.web.id (Diakses : 23 Mei 2014)

http://ruangpustaka.info/manajemen-informasi-di-museum/ (Diakses : 25 Maret 2014)

http://www.indonesiawonder.com/id/tour/museum/museum-geologi (Diakses : 28 April 2014)

http://jalan2.com/city/osaka/shimano-bike-museum-part-2/ (Diakses : 28 April 2014)

http://jalan2.com/city/osaka/shimano-bike-museum-part-1/ (Diakses : 28 April 2014)

http://jepang.panduanwisata.com/2013/10/16/shimano-bike-museum-osaka/ (Diakses : 28 April 2014)

http://jepang.panduanwisata.com/2013/10/15/shimano-bike-museum-osaka-bagian-2/ (Diakses : 28 April 2014)

http://www.wisegeek.org/what-is-a-coffee-shop.htm (Diakses : 27 Maret 2014) http://bpipi.kemenperin.go.id/profil/fasilitas/workshop.html (Diakses : 11 Oktober 2014)

http://www.organisasi.org/1970/01/macam-jenis-kategori-pengecer-ritel-toko-

Gambar

Tabel Kebutuhan Ruang .................................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Sekarang ini sudah banyak jenis jasa yang berkembang baik dari jenis jasa kecil maupun skala besar, salah satunya adalah jenis jasa titip beli online yaitu jasa untuk menitip

Pada hari ini Selasa tanggal tiga belas bulan desember tahun dua ribu enam belas pada pukul 11.00 WIB s.d 12.00 WIB POKJA ULP Pengadaan Bahan Makanan Narapidana dan Tahanan Pada Rumah

Dari data di atas terlihat bahwa persepsi responden terhadap sektor lainnya setelah pemekaran wilayah, menurut jenis kelamin yang lebih banyak menjawab sektor lainnya

Selanjut nya pesert a seleksi dapat m enyam paikan sanggahan secara elekt ronik m elalui aplikasi SPSE at as pengum um an ini kepada Pokja selam bat -lam bat nya pada

.reneetisiprsi perubdan yans teiadi dalan liisknngan bisnis jne Cdso. Dcngd harsa yans relalif nuftn dan discoul yans dibfikr kepada

Pokja ULP Kopertis Wilayah III Jakarta pada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional akan melaksanakan Pengadaan Langsung untuk paket pekerjaan

Dalam perspektif Dian, jabatan adalah sebuah amanah. Oleh sebab itu, di tempat mana saja harus dijalankan dengan semaksimal mungkin. Dian menuturkan bahwa ia tidak pernah

Jika dicermati perumusan pasalnya dan juga maksud pembuat pasal tersebut maka dapat diketahui bahwa terdapat dua tindak pidana yaitu pertama , dengan sengaja