iv ABSTRAK
EFEK SUBKRONIS PEMBERIAN KOMBINASI EKSTRAK
ETANOL BIJI KEDELAI (Glycine max(L.) Merr) VARIETAS
DETAM 1DAN DAUN JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia
Lamk.) TERHADAP KADAR UREUM DAN
KREATININSERUM PADA TIKUS WISTAR
Penyusun : Vibiola Cikitha
NRP : 1210211
Pembimbing I :Dr. Meilinah Hidayat,dr.,M.Kes. Pembimbing II : Lusiana Darsono,dr.,M.Kes.
Latar Belakangsecara in vitro telah terbukti bahwa ekstrak etanol daun jati belanda (EEJB) berpotensiasi dengan ekstrak etanol biji kedelai varietas Detam 1 (EEKD) sebagai antiobesitas dan antiadipogenesis.Sebagai terapi, tanaman tersebut akan dikonsumsi untuk waktu yang cukup panjang dan berulang. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian terhadap efek subkronis yang dapat ditimbulkan.
Tujuan menilai efek subkronis pemberian kombinasi ekstrak etanolkedelai varietas Detam 1 dan daun jati belanda terhadap fungsi ginjal yang dinilai dari kadar ureum dan kreatinin serum.
Metode Penelitianeksperimental sungguhan dengan Rancangan Acak Lengkap. Menggunakan 60 ekor tikus Wistar baik jantan dan betina, yang dibagi secara acak ke dalam 6 kelompok, kontrol negatif (KN), kombinasi EEKD : EEJB 50mg : 100mg (P1), 100mg : 200mg (P2), 200mg : 400mg (P3), kontrol satelit (P4), dan satelit EEKD 200mg : EEJB 400mg (P5). Semua perlakuan diberikan selama 90 hari. Parameter yang diamati adalahkadar ureum dan kreatinin serum tikus. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji ANAVA satu arah dan dilanjutkan dengan uji TukeyHSD.
Hasil Penelitian pada kadar ureum didapatkan hasil yang sangat bermakna antara kelompok P2 dan P3 terhadap KN;pada kreatinin didapatkan hasil yang berbeda bermakna pada kelompok P1 dan P2 terhadap KN; kelompok P5 berbeda sangat bermakna terhadap kontrol satelit pada hasil ureum.
Simpulanmenunjukkan pemberian subkronis kombinasi ekstrak etanol kedelai Detam 1 dan jati belanda menurunkan kadar ureum dan kreatinin serum.
Kata kunci: kedelai detam 1, jati belanda, ureum, kreatinin
v
ABSTRACT
THE SUBCHRONIC EFFECT OF COMBINATION
ETHANOL EXTRACT OF SOYBEAN DETAM 1 (Glycinemax
(L.) Merr.)AND JATI BELANDA LEAVES (Guazumaulmifolia
Lamk.) TOWARDS THE UREA AND CREATININE SERUM
LEVEL ON WISTAR RATS
Penyusun : Vibiola Cikitha
NRP : 1210211
Pembimbing I :Dr. Meilinah Hidayat,dr.,M.Kes. Pembimbing II : Lusiana Darsono,dr.,M.Kes.
BackgroundIt was proven in vitro that the combination of ethanol extract of
soybeans Detam 1 (EEKD) and ethanol extract of jati belanda leaves (EEJB) had better effect as antiobesity and antiadipogenesis. As a therapy, it will be consumed for a long term and repeatedly. Therefore, it is necessary to examinethe subchronic effects that may appear.
The aim ofthis study was to asses the subchronic effect of the treatment of
combination ethanol extract of soybeans Detam 1 and jati belanda leaves towards kidneys function assessed by the levels of urea and creatinine serum.
Method of this research was a real laboratory experiments with a
comparative Complete Randomized Design. Using 60 Wistar rats both male and female, then were divided into 6 groups randomly as negative control (KN), EEKD: EEJB combination 50mg : 100mg (P1), 100mg : 200mg (P2), 200mg : 400mg (P3) and satellite control (P4), satellite EEKD 200mg : EEJB 400mg (P5), all were treated for 90 days. Data measured were urea and creatine level and were analyzed by one way ANOVA and Tukey HSD.
Results on urea level showed a highly significant differences between P2 and
P3 group with KN. The creatinine result showed a significant differences between P1 and P2 group with KN; P5 group showed a highly significant differences with satellite control on urea level.
Conclusionwas subchronic treatment of combination ethanol extract of
soybeans Detam 1 and jati belanda reduced ureum and creatinine serum levels.
Keyword: detam 1soybeans, jati belanda leaves, ureum, creatinine
viii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
SURAT PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1
1.2Identifikasi Masalah ... 3
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ... 3
1.4Manfaat Penelitian ... 3
1.5Kerangka Pemikiran ... 4
1.6Hipotesis Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) ... 7
2.1.1 Taksonomi Tanaman Jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) .... 8
2.1.2 Tanaman Jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) ... 8
2.1.3 Kandungan Kimia Daun Jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) 8 2.2 Kedelai (Glycine max(L.) Merr) ... 10
2.2.1 Taksonomi Kedelai (Glycine max(L.) Merr) ... 10
2.2.2 Kedelai Varietas Detam 1 ... 11
2.2.3 Kandungan Kimia dalam Kedelai (Glycine max(L.) Merr) ... 12
ix
2.3 Pemberian Subkronis Kombinasi EEKD dan EEJB ... 13
2.3.1 Uji Toksisitas ... 14
2.3.1.1 Keabsahan Uji Toksisitas ... 15
2.3.1.2 Uji Toksisitas Subkronis Oral ... 15
2.3.1.3 Prinsip Uji Toksisitas Subkronis ... 15
2.3.1.4 Tujuan Uji Toksisitas Subkronis ... 16
2.3.1.5 Syarat dan Persiapan Hewan Coba Uji Toksisitas Subkronis ... 16
2.3.1.6 Evaluasi Hasil Uji ... 16
2.4 Tikus Wistar ... 17
2.5 Ginjal ... 17
2.5.1 Anatomi Ginjal ... 18
2.5.2 Nefron Ginjal ... 20
2.5.3 Fisiologi Ginjal ... 22
2.5.4 Proses Filtrasi, Reabsorbsi, dan Sekresi Ginjal ... 24
2.5.4.1 Filtrasi ... 24
2.5.4.2 Reabsorbsi ... 25
2.5.4.3 Ekskresi ... 26
2.6 Evaluasi Klinik Fungsi Ginjal ... 27
2.7 Ureum ... 28
2.8 Kreatinin ... 31
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat Bahan dan Objek Penelitian ... 33
3.1.1 Alat dan Bahan Penelitian ... 33
3.1.2 Objek Penelitian ... 34
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 34
3.3 Metode Penelitian... 34
3.3.1 Desain Penelitian ... 34
3.3.2 Variabel Penelitian ... 34
3.3.3 Ukuran Sampel ... 35
x
3.4 Prosedur Kerja ... 36
3.4.1 Pengumpulan dan Persiapan Bahan Uji ... 36
3.4.2 Persiapan Hewan Coba ... 37
3.4.3 Pelaksanaan Penelitian ... 37
3.4.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 38
3.5 Metode Analisis ... 38
3.5.1 Hipotesis Statistik ... 38
3.5.2 Kriteria Uji ... 39
3.6 Aspek Etik Penelitian ... 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 40
4.2 Analisis Statistik ... 42
4.3 Pembahasan ... 43
4.4 Uji Hipotesis ... 46
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 48
5.2 Saran ... 48
DAFTAR PUSTAKA ... 49
LAMPIRAN ... 53
RIWAYAT HIDUP ... 61
xi
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kadar BUN ... 30 Tabel 4.1 Rerata Kadar Ureum dan Kreatinin Serum Tikus Jantan dan
Betina Setelah Pemberian Kombinasi EEKD dan EEJB
Selama 90 hari ... 40 Tabel 4.2 Rerata Kadar Ureum dan Kreatinin Serum Tikus Jantan dan Betina
Setelah Pemberian Kombinasi EEKD dan EEJB Selama Masa
Pemulihan/ Satelit (120 hari) ... 41 Tabel 4.3 Uji TukeyHSD Kelompok Bahan Uji Terhadap Kelompok
Negatif ... 42 Tabel 4.4 Uji TukeyHSD Kelompok Satelit ... 42
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Tanaman Jati belanda ... 7
Gambar 2.2 Kedelai Varietas Detam 1 ... 10
Gambar 2.3 Tikus Wistar ... 17
Gambar 2.4 Letak Ginjal pada Manusia ... 19
Gambar 2.5 Penampang Melintang Ginjal ... 20
Gambar 2.6 Nefron Ginjal... 22
Gambar 2.7 Sistem Renin Angiotensin Aldosteron ... 24
Gambar 2.8 Siklus Biosintesis Ureum ... 30
Gambar 2.9 Biosintesis Kreatin daan Kreatinin ... 31
xiii
DATA LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Alat dan Bahan Penelitian ... 53 Lampiran 2. Hasil Kadar Ureum Serum Tikus Jantan dan Betina ... 55 Lampiran 3. Hasil Kadar Kreatinin Serum Tikus Jantan dan Betina ... 56 Lampiran 4. Hasil Analisis Rerata Kadar Ureum dan Kreatinin Serum Tikus
Jantan danBetina Menggunakan Analisis Varian (ANAVA)
Satu Arah ... 57 Lampiran 5. Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian ... 60
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Tanaman herbal sudah lama digunakan oleh penduduk Indonesiasebagai terapi
untuk mengobati berbagai penyakit. Hal ini disebabkan karena sebagian besar
masyarakat berpendapat bahwa tanaman herbal memiliki efek samping yang
minim, selain itu harganyaekonomis dan mudah diperoleh.Obat tradisional adalah
bahan atau ramuan bahan yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral, sediaan
sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turun-temurun
telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman(DEPKES RI, 2000).
Tanaman herbal merupakan salah satu bentuk pengobatan komplemen alternatif
yang cukup banyak diminati oleh masyarakat maupun pakar ilmu kedokteran
konvensional yang digunakan sebagi terapi pelengkap atau sebagai pilihan lain
dalam mengobati penyakit, hal ini dapat terlihat berdasarkan data SUSENAS
tahun 2000-2006 penggunaan obat tradisional untuk pengobatan swamedikasi,
yakni 15,59% pada tahun 2000 dan 38,30% pada tahun 2006. Walaupun sejak
lama dan telah banyak digunakan secara mandiri oleh masyarakat, bukti ilmiah
tentang efek farmakologis dan keamanan yang mendukung masih belum banyak
(Gitawati, 2008).
Tanaman jati belandasudah dikenal sebagai obat pelangsing tubuh. Kandungan
kimia tanaman jati belanda tidak hanya terdapat pada daunnya saja,tetapi juga
terdapat dalam kulit batangnya. Menurut penelitian uji fitokimia yang dilakukan
oleh Kristiani (2003)menyatakan bahwa Ekstrak Etanol Jati Belanda (EEJB)
mengandung senyawa yang memiliki efek antihiperlipidemik. Tanin dalam EEJB
juga dapat menekan enzim lipase pankreas yang berefek antitrigliserida (Silitonga,
2008).Selain daun jati belanda, tanaman herbal lain, seperti kedelai juga
mempunyai efek yang sama halnya dengan jati belanda dalam menurunkan profil
lipid darah.
2
Kedelai (Glycine max (L.)Merr) varietas Detam 1merupakan kedelai varietas
unggul yang mengandung fenolik, isoflavon, lesitin, tripenoid, steroid, saponin,
tanin dan quinon (Hidayat, et al., 2010). Kandungan isoflavon dan lesitin dalam
Ekstrak Etanol Kedelai Detam 1(EEKD) dapat menurunkan kadar kolesterol
darah pada tikus putih (Rahardjo, et al., 2005). Genistein yang termasuk isoflavon
pada EEKDdiketahui dapat mengurangi induksi transkripsi PAI-1 oleh TNF-α
yang dapat mendorong lipolisis dan menghambat adipogenesis(Hidayat, et al.,
2010).
Pada penelitian Hidayat (2011) sebelumnya efek EEJB terbukti berpotensiasi
dengan EEKDdan memiliki aktivitas inhibisi enzim lipase lebih baik daripada
ekstrak tunggal. Menurut penelitian Krisetya (2013)menunjukkan kombinasi
EEKD dan EEJB lebih baik daripada ekstrak tunggal dalam menghambat
kenaikan berat badan tikus Wistar jantan dislipidemia.
Secara farmakologi suatu senyawa yang masuk dalam tubuh akan mengalami
proses berupa absorbsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi. Ginjal merupakan
organ terpenting dalam mengekskresikan sisa-sisa metabolit. Peningkatan ekskresi
sisa-sisa dari metabolit ini dapat menyebabkan kerusakan jaringan akibat dari
kontak dengan bahan-bahan tersebut dalam jangka waktu yang lamadan apabila
kerusakan jaringan terus dibiarkan dapat mengakibatkan gangguan fungsi organ.
Gangguan dari fungsi organ ini dapat dievaluasi dengan pemeriksaan kimia darah.
Pemeriksaan komponen kimia darah dapat memberikan gambaran patogenesis
organ target spesifik akibat senyawa toksik dan memberikan informasi mengenai
perkembangan atau perbaikan jaringan luka (Grasso, 2002). Untuk mengevaluasi
fungsi ginjal,dapat dilakukan pemeriksaan komponen kimia yaitu ureum dan
kreatinin.
Efektivitas tanaman herbal dibuktikan hanya berdasarkan pengalaman empiris
yang biasanya diwariskan secara turun-temurun dan belum teruji secara ilmiah.
Obat herbal juga sering dipromosikan sebagai produk alami dan aman untuk
dikonsumsi dalam jangka waktu lama, namun uji toksisitas membuktikan bahwa
beberapa produk herbal dapat memberikan pengaruh buruk dan bersifat racun di
dalam tubuh (Verhaegen M, 2009). Oleh sebab itu, diperlukan penelitian lebih
3
lanjut sehingga nantinya obat tersebut dapat digunakan dengan aman dan efektif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengamati efek subkronis dari pemberian
kombinasi EEKD dan EEJB terhadap fungsi ginjal dengan tinjauan parameter
kadar ureum dan kreatinin serum pada tikus Wistar.
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan masalah dari penelitian ini
adalah:
1. Apakah pemberian subkronis kombinasi ekstrak etanol kedelai Detam 1
dan ekstrak etanol jati belanda berefek menurunkan kadar ureum serum
tikus Wistar
2. Apakah pemberian subkronis kombinasi ekstrak etanol kedelai Detam 1
dan ekstrak etanol jati belanda berefek menurunkan kadar kreatinin serum
tikus Wistar.
1.3Maksud dan Tujuan
Dari penelitian ini dapat diketahui efek pemberian subkronis kombinasi ekstrak
etanol kedelai varietas Detam 1 dan ekstrak etanol jati belanda terhadap ginjal
yang dinilai dari kadar ureum dan kreatinin serum pada tikus Wistar, yang dapat
digunakan untuk mengevaluasi efektoksikdari kombinasi EEKD dan EEJB.
1.4Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Akademis
Untuk memberikan informasi bagi dunia kesehatanmengenai efek pemberian
subkronis kombinasi ekstrak etanol kedelai varietas Detam 1 dan ekstrak etanol
jati belanda terhadap fungsi ginjal yang dinilai dari kadar ureum dan kreatinin
serum.
4 1.4.2 Manfaat Praktis
Untuk menambah wawasan pengetahuan bagi masyarakat luas mengenai efek
pemberian subkronis dari kombinasi ekstrak etanol kedelai varietas Detam 1dan
ekstrak etanoljati belanda terhadap fungsi ginjal yang dinilai dari kadar ureum dan
kreatinin serum.
1.5Kerangka Pemikiran
Zat-zat serta metabolit yang masuk kedalam tubuh akan dikeluarkan melalui
proses ekskresi.Ginjal berperan dalam mengatur keseimbangan tubuh,
mempertahankan cairan tubuh, dan mengatur pembuangan sisa metabolisme dan
zat-zat yang bersifat toksik seperti urea, asam urat, amoniak, kreatinin, garam
anorganik, dan juga senyawa obat-obatan yang tidak diperlukan oleh tubuh
(Guyton & Hall, 2007). Paparan bahan toksik yang bisa terdapat dalam
obat-obatan kimia maupun herbal, apabila diberikan terus menerus dalam dosis yang
berlebihan dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal (Permatasari & Wijayahadi,
2008).Ureum dan kreatinin merupakan hasil buangan ginjal yang telah difiltrasi
oleh glomerulus ginjal. Apabila terdapat gangguan pada fungsi filtrasi ginjal maka
kadarnya dapat meningkatdi dalam darahdan kenaikan ini dapat digunakan
sebagai indikator dari adanya gangguan fungsi ginjal(Wahjuni & Bijanti, 2006).
Ekstrak Etanol Jati Belanda (EEJB)terbukti mengandung fenolik, H2SO4
triterpenoid flavonoid, tanin dan quinon, tapi tidak ada alkaloid steroid,
saponin(Hidayat, 2011). Tanin pada EEJB diketahui memiliki efek antihipertensi,
melalui mekanisme perbaikan aliran darah ke ginjal (Yokozawa, et al.,1994).
Tanin juga diketahui memiliki sifat antioksidan, hal ini dibuktikan pada penelitian
(Yokozawa, et al.,1991) dimana terdapat penurunan produksi metilguanidin yang
merupakan produk toksik yang diproduksi dari senyawa protein kreatin melalui
kreatol oleh radikal hidroksil (radikal bebas).Proantocyanidine yang merupakan
flavonoid pada EEJB juga merupakan sumber antioksidan yang dapat
5
memberikan efek antiinflamasi sehingga dapat mencegah kerusakan ginjal
(Berenguer, et al., 2007).
Menurut Hidayat (2011), Ekstrak Etanol Kedelai Detam 1 (EEKD)terbukti
mengandung fenolik, flavonoid H2SO4 triterpenoid, steroid, saponin, kuinon dan
tanin, namun tidak mengandung alkaloid. Kandungan utama dalam EEKD adalah
asam amino dan isoflavon. Kandungan asam amino pada EEKD cukup berbeda
dengan asam amino hewani, dimana asam amino kedelai bersifat protektif pada
ginjal melalui mekanisme penurunan laju darah ke ginjal dan Laju Filtrasi Ginjal
(LFG). Pada penelitian observasional pada subjek manusia, dimana diet protein
hewani digantikan dengan diet protein kedelai pada pasien dengan nefropati,
didapatkan hasil penurunan kadar protein didalam urin (Jibani, et al., 1991).
Isoflavon dalam EEKD bersifat antioksidan, sehingga mampu menekan jumlah
radikal bebas dengan mengikat radikal bebas menjadi senyawa inaktif, sehingga
dapat menekan terjadinya inflamasi dan kerusakan jaringan(Djati, et al., 2010).
Pada percobaan pengaruh pemberian air rebusan kacang kedelai terhadap tikus
model fibrosis ginjal yang diinduksi streptokinase menunjukkan penurunan
ekspresi TNF- yang merupakan sitokin inflamasi (Nisa, et al., 2014). Saponin
pada kedelai juga diketahui dapat memperbaiki fungsi ginjal dengan menurunkan
kadar ureum dan kreatinin dan peningkatan ekskresi ureum dan kreatinin pada
urine (Kim, et al., 2013).
Bila EEKD dan EEJBdikombinasikan dan akan digunakan sebagai terapi
dalam jangka panjang, maka perlu dilakukan penelitian mengenai efek
pemberiaan subkronis terhadap berbagai organ. Pada penelitian ini peneliti tertarik
untuk mengetahui pengaruhnya pada organ ginjal yang dilakukan dengan menilai
dari parameter ureum dan kreatinin serum.
1.6Hipotesis Penelitian
1. Pemberian subkronis kombinasi ekstrak etanol kedelai varietas Detam 1 dan
ekstrak etanol jati belanda berefek menurunkan kadar ureum serum tikus
Wistar.
6
2. Pemberian subkronis kombinasi ekstrak etanol kedelai varietas Detam 1 dan
ekstrak etanol jati belanda berefek menurunkan kadar kreatininserum tikus
Wistar.
48 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
1. Pemberian subkronis kombinasi ekstrak etanol kedelai varietas Detam1 dan
daun jati belanda berefek menurunkan kadar ureum serum tikus Wistar.
2. Pemberian subkronis kombinasi ekstrak etanol kedelai varietas Detam1 dan
daun jati belanda berefek menurunkan kadar kreatininserum tikus Wistar.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat diberikan adalah:
Kombinasi Ekstrak Etanol Kedelai Detam1 (EEKD) dan Ekstrak Etanol Jati Belanda (EEJB) dapat digunakan sebagai obat komplementer alternatif untuk
menurunkan berat badan dan perbaikan fungsi ginjal.
Pelu dilakukan pengujian ulang pemberian subkronis kombinasi EEKD dan EEJB dosis tinggi terhadap kadar kreatinin serum.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efeksubkronis kombinasi EEKD dan EEJB pada organ lainnya.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan hewan coba lain. Perlu dilakukan penelitian uji klinis terhadap manusia.
49
DAFTAR PUSTAKA
Anderson JW. 2008. Beneficial Effects of Soy Protein Consumption for Renal Function. Asia Pac J Clin Nutr, h. 324-328 .
AndersonJW, Blake JE, Turner, Smith BM. 1998. Effects of Soy Protein on Renal Function and Proteinuria in Patients with Type 2 Diabetes. Am J Clin Nutr, h. 1347S–53S.
Arifyanto ER, WidjokongkoS, Sjarifah I. 2012. Efek Hepatoprotektor Ekstrak Tempe Kedelai pada Mencit (Mus musculus) yang Diinduksi Parasetamol. Nexus Kedokteran Translasional vol2, h. 2-4.
Astuti S. 2008. Isoflavon Kedelai dan Potensinya Sebagai Penangkap Radikal. Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian vol 2,h. 126-136.
Balitkabi. 28 Maret 2015. Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan
Umbi-umbian. Diunduh dari
http://balitkabi.litbang.deptan.go.id/index.php/Kedelai/Varietas-unggulKedelai-Detam-1.html
Berenguer, Trabadela, Fidalgo, Quilez M, Puerta D.2007. The Aerial Parts of Guazuma ulmifolia Lamk. Protect Against NSAID-Induced Gastric Lesions. Journal of Ethnopharmacology vol. 2,h. 153-160.
Biofarmaka LPPM IPB. 2014. Sehat Alami dengan Herbal 250 Tanaman Herbal Berkhasiat Obat 60 Resep Menu Kesehatan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama: h. 230-235.
BPOM RI. 2014. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No 7 Tahun 2014. Pedoman Uji Toksisitas Nonklinik Secara In Vivo, h. 28-38.
Bumi Herbal Dago. 23 Oktober 2015. Diunduh dari http://bumi-herbal.com/.
Caballero GC,Vanderheyden, De Bruyne, Shahat T, Vanden H, et al,. 2002. In Vitro Inhibition of Angiotensin II Binding on the Human AT1 Receptor by Proanthocyanidins from Guazuma ulmifolia bark. Departement of Pharmaceutical Sciences, University of Antwerp, h. 145-149.
Champe PC, Harvey RA. 1994. Biochemistry 2nd Ed. Philadelphia: J.B.Lippincott Company, h.125-130.
Damanik, Alrasyid H. 2009. Potensi tempe kedelai dalam terapi nutrisi medik pada obesitas dewasa dengan komorbid. Skripsi Universitas Sumatera Utara Institutional repository.
50
DEPKES RI. 2000. Pedoman Pelaksanaan Uji Klinik Obat Tradisonal. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Direktorat Pengawasan Obat Tradisional.
Dewoto HR. 2007. Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi Fitofarmaka. Maj Kedokt Indon vol. 57, h. 208-209.
Ding L, Jin D, Chen X. 2010. Luteolin enhances insulin sensitivity via activation of
PPAR transcriptional activity in adipocytes. J Nutr Biochem ; 21, h. 941-7.
Djati M, Satuman R, Ratnawati S,Widyarti EN, Aisyah N, et al,. 2010. Peran Puerarin Terhadap Aktivitas Intra dan Ekstraseluler pada Kultur Human Umbilical Vein Endhotelial Cells (HUVECs) Pasca Induksi Leptin. J.Exp.Life Sci vol 1, h. 28-55.
Drake R, Vogl W, Mitchell A. 2005. Abdomen.In : Gray's Anatomy for Student. Philadelphia: Elsevier Churchill Livingstone.
Estina. 21 Okotober 2015. Jenis dan Ciri-ciri Tikus Laboratorium Disertai Gambar. Diunduh dari http://dokterternak.wordpress.com/2015/10/05/jenis-dan-ciri-ciri-tikus-laboratorium-disertai-gambar/
Fanggriani, M. 2003. Uji Toksisitas Subkronik Ekstrak Air Daun Jati Belanda Terhadap Fungsi Ginjal Tikus Jantan. Fakultas Farmasi Universitas Surabaya.
Febrandy D. 2006. Karakterisasi Sifat-Sifat Tanah dan Lahan untuk Kesesuaian Lahan Tanaman Jati Belanda (Guazuma ulmifolia .Lamk). Institut Pertanian Bogor.
Ganong W. 2008. Review of Medical Physiology.Editor B.Pendit,Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC, h. 234-236
Gan S, Edward A, Symonds C, Beck P. 2006. Hypertriglyceridemia-induced pancreatitis: A case-based review. World J Gastroenterol, Vol 44, h. 7197-202.
Galindo S. 3 Desember 2015. Creatinine. Diunduh
darihttp://www.isu.edu/~galisusa/CreatinineSOP.html.
Gitawati R. 2008. Profil Konsumen Obat Tradisional Terhadap Ketanggapan Akan Adanya Efek Samping Obat Tradisional. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, vol. 11, h. 283-288.
Grasso P. 2002. Essentials of Pathology for Toxicologist. London: Taylor & Francis, h. 236-237
Guyton AC, Hall JE. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGC, h. 356-357.
Hidayat M. 2011. Aktivitas Ekstrak Etanol Biji Kedelai (Glycine Max L.Merr) Varietas Detam 1 Dan Ekstrak Etanol Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) Terhadap Inhibisi Enzim Lipase Pankreas. Universitas Kristen Maranatha.
51
Hidayat M, Kurnia D, Sujatno M,SutadipuraN, Setiawan. 2010. Perbandingan Kandungan Makronutrisi dan Isoflavon dari Biji, Tempe dan Ekstrak Kedelai Detam 1 dan Wilis Serta Potensinya Dalam Menurunkan Bobot Badan. Bionatura Jurnal Ilmu Hayati dan Fisik vol. 1, h. 5-13.
Hidayat M, Soeng S, Prahastuti S, Patricia TH, Yonathan KA.2014. Aktivitas Antioksidan dan Antitrigliserida Ekstrak Tunggal Kedelai, Daun Jati Belanda Serta Kombinasinya. Bionatura-Jurnal Ilmu-ilmu Hayati dan Fisik, vol. 16, h. 89-94.
Jibani M, Bloodworth LL, Foden E,Griffiths KD, Galpin OP. 1991. Predominately Vegetarian Diet in Patients With Incipient and Early Clinical Diabetic Nephropathy: Effects on Albumin Excretion Rate and Nutritional Dtatus. Diabet Med, h. 949-953.
Kher KK. 1992. Evaluation of renal functionClinical Pediatric Nephrology. New York: McGraw-Hill Inc, h.3-22.
Kim EJ, Hyun AO, Choi HJ, Park JH, Kim DH, et al,. 2013. Heat Processed Ginseng Saponin Ameliorates the Adenine Induced Renal Failure in Rats. J Ginseng Res vol. 1, h. 87-93.
Krisetya YA. 2013. Perbandingan Efek Ekstrak Etanol Biji Kedelai (Glycine max L.merr) Varietas Detam 1, Ekstrak Etanol Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia), dan Kombinasinya terhadap Penghambatan Kenaikan Berat Badan Tikus Wistar Jantan Dislipidemia. Repository Universitas Kristen Maranatha.
Kristiani E. 2003. Ekstrak Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) Sebagai Obat Alternatif untuk Hiperlipidemia: Kajian In Vivo dan In Vitro.Intitut Pertanian Bogor.
Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. 2003. Biokimia Harper Ed.25. Jakarta: EGC, h. 325-345.
Nisa FK, Aulanni'am, Wardhana AW. 2014. Pengaruh Pemberian Air Rebusan Kacang Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) Terhadap Ekspresi TNF-alfa Ginjal Hasil Induksi Streptokinase. Universistas Brawijaya vol 4, h.321-325.
Noer, Mohammad S. 2006. Evaluasi Fungsi Ginjal Secara Laboratorik (Laboratoric Evaluation on Renal Function). Universitas Airlangga.
OECD. 2008. OECD Guidelines for the Testing of Chemicals. Test Guideline 407, h. 2-9.
Permatasari PJ, Wijayahadi N. 2008. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) Dosis Bertingkat terhadap Gambaran Histopatologis Ginjal Tikus Wistar. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro .
Pitojo S. 2007. Benih Kedelai. Yogyakarta: Kanisius, h. 45-46.
52
Rahardjo S, Ngatidjan, Pramono S. 2005. Aktivitas Lipase Pankreas Rattus Novergicus Akibat Pemberian Ekstrak Etanol Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.). Berkala Ilmu Kedokteran.
Ravid M. 2009. Dual blockade of the renin-angiotensin system in diabetic nephropathy. PubMed Central.
Silitonga R. 2008. Daya Inhibisi Ekstrak Daun Jati Belanda dan Beagle Terhadap Aktivitas Lipase Pankreas Sebagai Antiobesitas.Institut Pertanian Bogor.
Stephenson T, Setchell KD, Kendall CW, Jenkins DJ, Anderson, JW, et al,.2005. Effect of Soy Protein Rich Diet on Renal Function in Young Adults with Insulin-Dependent Diabetes Mellitus. Clin Nephrol, h. 1-11.
Suharmiati MH. 2003. Khasiat dan Manfaat Jati Belanda, si Pelangsing dan Peluruh Kolesterol. Jakarta: AgroMedia Pustaka, h. 77-80.
Sulaksana J, Jayusman DI. 2005. Kemuning dan Jati Belanda. Jakarta: Penebar Swadaaya, h. 23-25.
Tanto C, Liwang F, Hanifati S, Pradipta EA. 2014. Kapita Selekta Kedokteran Ed.4. Jakarta: Media Aesculapius, h.1101.
Utami P. 2013. Diet Aman dan Sehat Berkat Herbal. Jakarta: FMedia, h.30-37.
Verhaegen M. 21 Oktober 2015. Herbal medicine. Diunduh dari http://www.docstoc.com/
docs/4025149/Herbal-medicine-Anesthesia-and-herbal-products-MarleenVerhaegen-MD-PhD.
Wahjuni R, Bijanti R. 2006. Uji Efek Samping Formula Pakan Komplit Terhadap Fungsi Hati dan Ginjal Pedet Sapi Friesian Holstein. Jurnal Bioteknologi,22(7), h. 23.
Wandatira, Nintia, Aulanni’am, Oktavianie AP, Dyah, Ayu. 2012. Uji Ekspresi E-cadherin Ginjal dan Profil Protein Jejunum pada Tikus (Rattus). Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Vol 13, No. 2, h. 126-136.
Wibowo DS, Paryana W. 2009. Anatomy of Human Body. Singapore: Elsevier, h. 234-239.
Yokozawa T, Fujitsuka N, Oura H, Ienaga K, Nakamura K. 1991. Comparison of Methylguanidine Production from Creatinine and Creatol in Vivo. Nephron vol.58, h.125-126
Yokozawa T, Fujitsuka N, Oura H, Sakanaka S, Ishigaki S, et al,. 1994. Depressor Effect of Tannin in Green Tea on Rats with Renal Hypertension. Biosci Biotech Biochemvol. 5, h. 855-858