• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Beban Kerja dengan Usia Menopause pada Ibu di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Beban Kerja dengan Usia Menopause pada Ibu di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

KECAMATAN TAKTAKAN KOTA SERANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh :

IKNA QONITA

1111104000018

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi

RIWAYAT HIDUP

Nama : Ikna Qonita

Tempat, Tgl, Lahir : Serang, 24 Maret 1995

Alamat : Majalawang RT01/01 Desa Umbul Tengah

Kecamatan Taktakan Kota Serang, Banten

No. Telp/HP : 082299842560

e-mail : iknaqonita@gmail.com

Riwayat Pendidikan :

1. TK Ikhsaniyah Serang

2. SDN Lontar Baru Serang

3. SMPN 1 Kota Serang

4. SMAN 1 Kota Serang

5. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Riwayat Organisasi :

1. Anggota Paskibra SMPN 1 Kota Serang 2006-2009

2. Koordinator Karya Ilmiah Remaja (KIR) SMAN 1 Kota Serang 2010-2011

3. Koordinator Jurnalis MADING CITRA SMAN 1 Kota Serang 2010

(7)

vii

6. Wakil Menteri Kementerian Riset dan Teknologi Badan Eksekutif Mahasiswa

Program Studi Ilmu Keperawatan 2012-2014

(8)

viii

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi, Juli 2015

IKNA QONITA, NIM: 1111104000018

Hubungan Beban Kerja dengan Usia Menopause pada Ibu di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang

xxi + 78 halaman + 18 tabel + 2 gambar + 6 lampiran

ABSTRAK

Memasuki usia paruh baya dan menjadi tua merupakan hal yang menakutkan bagi sebagian wanita. Mereka akan merasa khawatir dirinya akan menjadi tidak sehat dan tidak cantik lagi. Padahal, masa tua dan menopause merupakan salah satu tahap yang harus dijalani seorang wanita dalam kehidupannya. Usia menopause setiap wanita berbeda-beda tergantung faktor yang mempengaruhinya. Salah satunya adalah beban kerja. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan beban kerja dengan usia menopause pada ibu di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Populasi adalah ibu usia 45-55 tahun yang bertempat tinggal di Kelurahan Umbul Tengah. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah Sistematik Random Sampling. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 79 responden. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner untuk karakteristik responden dan beban kerja ibu menggunakan recall alokasi waktu 1 x 24 jam. Uji statistik yang digunakan adalah uji korelasi Spearman Rank dengan derajat kepercayaan 90%. Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 32 responden yang memiliki beban kerja ringan sebanyak 17 responden (80,9%) diantaranya belum menopause, 13 responden (59,1%) menopause normal, dan 2 responden (5,6%) lainnya menopause prematur. Pada 47 responden yang memiliki beban kerja berat sebanyak 4 responden (19,1%) diantaranya belum menopause, 9 responden (40,9%) menopause normal, dan 34 responden (94,4%) lainnya menopause prematur. Hasil analisis data diperoleh p-value yaitu sebesar 0,000 (< 0.1) dengan kekuatan korelasi sebesar 0,666. Secara statistik menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara beban kerja dengan usia menopause pada ibu di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang, yaitu semakin berat beban kerja responden maka semakin cepat pula usia menopausenya.

(9)

ix

JAKARTA

Undergraduated thesis, July 2015

IKNA QONITA, NIM: 1111104000018

The Relationship Between Workload with The Age of Menopause of Mother at Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang

xvii + 78 pages + 18 tables + 2 charts + 6 attachments

ABSTRACT

Entering the half elderly phase of life and getting old is the scariest thing for some of women. They will feeling worry if their will become unhealthy and not beauty anymore. Getting old and menopause is the one phase that must be through by women in their life. Every women has different menopause age based on factors that affect them. One of them is workload. The purpose of research is to determine the relationship between workload and the age of menopause of mother at Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang. The research used quantitative method with cross sectional design. The population was 45-55 years old women who live in Kelurahan Umbul Tengah. The sampling method used systematic random sampling. The sample size were 79 people. Data collecting was using a kind of participant and the workload using time allocation recall 1 x 24 hours. The statistical test used was Spearman Rank Correlation test with a degree of confidence was 90%. The result found there are 32 people who have low workload, 17 people with un-menopause, 13 people with menopause normally, and 2 people with menopause prematurely. There are 47 people who have high workload, 4 people with un-menopause, 9 people with menopause normally, and 34 people with menopause prematurely. The results analysis of data obtained that p-value was 0,000 (< 0,1) at 90% confidence level. Statistically stated that there is the relationship between workload and the age of menopause of mother at Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang (p = 0,000 < 0,1).

(10)

x

Puji serta syukur penulis panjatkan atas kehadiran Allah SWT. Atas

berkat rahmat, karunia, dan ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Hubungan Beban Kerja dengan Usia Menopause pada Ibu di

Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang”.

Sesungguhnya banyak pihak yang telah memberikan dorongan dan

bantuan yang tak terhingga nilainya hingga skripsi ini dapat penulis selesaikan

tepat pada waktunya. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. D e d e R o s y a d a M A , selaku Rektor Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Maulina Handayani, S.Kp, M.Sc, selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan dan Ernawati, S.Kp, M.Kep., Sp.KMB., selaku Sekretaris

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Maulina Handayani, S.Kp, M.Sc, selaku Dosen Pembimbing

Akademik, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah

membimbing dan memberi motivasi selama 4 tahun duduk di bangku

kuliah.

5. Ibu Yenita Agus, S.Kp., M.Kep., PhD dan Ns. Uswatun Khasanah, MNS,

selaku Dosen Pembimbing, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau

(11)

xi

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu

pengetahuan kepada penulis serta seluruh staf dan karyawan di

lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

7. Orang tua ku, Mamah Yusbaitun, S.Pd, MM dan Abah Masrur Ibnu

Usman, S.IP yang telah mendidik, memberikan rasa cinta dan kasih

sayang yang tak terhingga selama ini, selalu mendoakan untuk

kesuksesan penulis, memberikan dukungan moril maupun materil kepada

penulis selama proses menyusun skripsi ini. Tak lupa juga untuk kakak

ku Ikvi Takhiyati, S.Pd dan adik-adikku Empa dan Owim yang juga

memberikan doa, dukungan dan semangat selama penyusunan skripsi ini.

Dan tak lupa Teh Yayah, A Maf, Nayla dan Kaisar serta keluarga besar

lain yang selalu memberikan doa serta dukungan selama proses

menyelesaikan skripsi ini

8. Sahabat-sahabat Sukma Mardiyah, Niekha Zoelienna, Mia Nur Fauziah,

Laras Nurmuttaqina dan Jessita Putri Dhiary yang telah membantu,

memberi inspirasi, menghibur, memberi masukan, mengundang tawa,

memberikan dukungan, serta mendoakan selama proses menyelesaikan

skripsi ini.

9. Tak lupa sahabat-sahabat yang sudah seperti keluarga, UDO-ers UIN

Jakarta, Aji, Gita, Titin, Tika, Ira, Shinta, Anril, Fitria, dan masih banyak

lagi yang selalu memberi semangat dan mengundang tawa, Terima kasih

(12)

xii

2011..

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

namun penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi semua orang

yang membutuhkannya.

Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih. Semoga Allah SWT selalu

memberikan kemudahan untuk kita semua. Amiinn.

Tangerang Selatan, 01 Juli 2015

Penulis

(13)

xiii

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

LEMBAR PERNYATAAN ... v

RIWAYAT HIDUP ...vi

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ...ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR SINGKATAN ... xvii

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR GAMBAR ... xx

DAFTAR LAMPIRAN ...xxi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Menopause ... 9

(14)

xiv

3. Usia Menopause ... 12

4. Klasifikasi Menopause ... 13

5. Proses Menopause ... 14

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Menopause ... 15

7. Perubahan yang Terjadi pada Masa Menopause ... 18

B. Beban Kerja Ibu ... 23

1. Definisi Beban Kerja Ibu ... 23

2. Pengukuran Beban Kerja Ibu ... 24

C. Penelitian Terkait ... 27

D. Kerangka Teori ... 29

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 30

A. Kerangka Konsep ... 31

B. Hipotesis ... 32

C. Definisi Operasional ... 33

BAB IV METODE PENELITIAN ... 36

A. Desain Penelitian ... 36

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 36

1. Populasi Penelitian ... 36

2. Sampel Penelitian ... 36

(15)

xv

D. Metode Pengumpulan Data ... 40

E. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 43

1. Uji Validitas ... 43

2. Uji Reliabilitas ... 43

F. Tahapan Penelitian ... 44

G. Pengolahan dan Analisa Data ... 46

1. Pengolahan Data ... 46

2. Analisa Data ... 47

H. Etika Penelitian ... 48

BAB V HASIL PENELITIAN ... 49

A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian ... 49

1. Data Geografi ... 49

2. Data Demografi ... 49

B. Analisis Univariat ... 49

1. Karakteristik Responden ... 49

2. Beban Kerja ... 54

C. Analisis Bivariat ... 60

1. Hubungan antara Beban Kerja dengan Usia Menopause .. 60

BAB VI PEMBAHASAN ... 62

A. Karakteristik Responden ... 62 B. Beban Kerja ... 68

(16)

xvi

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 76 A. Kesimpulan ... 76

B. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(17)

xvii

BMI : Body Mass Index

FSH : Follicle Stimulating Hormone

HDL : High Density Lipoprotein

IK : Interval Kelas

LDL : Low Density Lipoprotein

LH : Luteinizing Hormone

NKKBS : Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

PNS : Pegawai Negeri Sipil

SPSS : Statistical Products and Service Solutions

UHH : Usia Harapan Hidup

(18)

xviii

No. Tabel Halaman

Tabel 3.1. Definisi Operasional ... 33

Tabel 5.1. Distribusi Responden Berdasarkan Usia Responden di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun 2015 ... 49

Tabel 5.2. Distribusi Responden Berdasarkan Usia Menopause Responden di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan

Taktakan Kota Serang Tahun 2015 ... 50

Tabel 5.3. Distribusi Responden Berdasarkan Usia Menarche Responden di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan

Taktakan Kota Serang Tahun 2015 ... 50

Tabel 5.4. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak Responden di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan

Taktakan Kota Serang Tahun 2015 ... 51

Tabel 5.5. Distribusi Responden Berdasarkan Usia Melahirkan Anak Terakhir Responden di Kelurahan Umbul Tengah

Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun 2015 ... 51

Tabel 5.6. Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Penyakit Responden di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan

Taktakan Kota Serang Tahun 2015 ... 52

Tabel 5.7. Distribusi Responden Berdasarkan Pemakaian Kontrasepsi Responden di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan

Taktakan Kota Serang Tahun 2015 ... 53

Tabel 5.8. Distribusi Responden Berdasarkan Status Merokok Responden di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan

(19)

xix

Tabel 5.10. Alokasi Waktu 24 Jam Responden di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun 2015 ... 54

Tabel 5.11. Status Kerja Responden di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun 2015 ... 56

Tabel 5.12. Besar Keluarga Responden di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun 2015 ... 57

Tabel 5.13. Ketersediaan Tenaga yang Membantu Responden di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun 2015 ... 57

Tabel 5.14. Total Nilai Beban Kerja Objektif Responden di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun 2015 ... 58

Tabel 5.15. Beban Kerja Objektif Responden di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun 2015 ... 58

Tabel 5.16. Total Nilai Beban Kerja Subjektif Responden di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun 2015 ... 59

Tabel 5.17. Beban Kerja Subjektif Responden di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun 2015 ... 59

(20)

xx

No. Gambar Halaman

(21)

xxi

Lampiran 1 Penjelasan Penelitian

Lampiran 2 Lembar Persetujuan Responden

Lampiran 3 Kuesioner Karakteristik Responden

Lampiran 4 Kuesioner Beban Kerja Ibu

Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian

(22)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehidupan yang kita lalui akan mencapai pada masa penuaan. Penuaan

yang dialami salah satunya adalah terjadi pada fungsi sistem reproduksi. Pada

wanita, salah satu tahap kehidupan yang pasti dialami yaitu menopause, masa

dimana proses menstruasi terhenti secara alami. Menopause yang terjadi

secara alami merupakan tahap yang normal dalam kehidupan (Heffner dan

Danny, 2006).

Secara fungsional, menopause dapat dianggap sebagai “sindrom

berkurangnya kadar estrogen”. Keadaan ini ditandai dengan berhentinya

menstruasi dan pada mayoritas wanita, timbul tanda dan gejala sebagai respon

fisiologis terhadap perubahan pada ovarium dan hipotalamus. Respon tersebut

kemudian berperan terhadap perubahan fisiologis menopause. Respon

fisiologis tersebut seperti hot flushes (rasa panas), insomnia, atrofi vagina,

pengecilan payudara, dan penurunan elastisitas kulit. Osteoporosis dan

penyakit kardiovaskuler merupakan dampak lebih lanjut dari menopause

(Heffner dan Danny, 2006).

Memasuki usia paruh baya dan menjadi tua merupakan hal yang

menakutkan bagi sebagian wanita. Wanita yang telah mengalami menopause

digambarkan banyak mengalami masalah antara lain merasakan pergeseran

(23)

simptom-simptom psikologis yang akan mempengaruhi kualitas hidup pada

wanita yang telah memasuki masa menopause (Larasati, 2009). Mereka akan

merasa khawatir dirinya akan menjadi tidak sehat, tidak bugar, dan tidak

cantik lagi. Padahal, masa tua dan menopause merupakan salah satu tahap

yang harus dijalani seorang wanita dalam kehidupannya. Kekhawatiran yang

berlebihanlah yang menyebabkan masa-masa ini menjadi sulit (Kasdu, 2002

dalam Herawati, 2012).

Menurut WHO (2012) Usia Harapan Hidup (UHH) pada wanita di

dunia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Di Indonesia sendiri UHH

pada wanita tahun 1990 adalah 64 tahun, kemudian meningkat pada tahun

2000 menjadi 69 tahun, pada periode 2010-2015 meningkat menjadi 70,1

tahun dan diperkirakan meningkat menjadi 72,2 tahun pada periode

2030-2035 (Bappenas, 2013). Studi epidemiologis mengungkapkan fenomena yang

menunjukan fakta bahwa usia menopause wanita di berbagai belahan dunia

akhir-akhir ini semakin cepat (Herawati, 2012).

Seorang wanita dengan wanita lainnya memiliki usia menopause yang

berbeda tergantung faktor yang mempengaruhinya (Safitri, 2009). Rata-rata

usia menopause adalah antara 48 dan 52 tahun (paling sering terjadi di usia 51

tahun), namun tidak menutup kemungkinan untuk terjadi pada usia yang lebih

muda atau lebih tua dengan batas usia 40 sampai 60 tahun dan itu tergolong

normal (Brashers, 2007). Pada wanita Indonesia, umunya menopause terjadi

sekitar usia 45-55 tahun (Purwantyastuti, 2005 dalam Safitri, 2009).

Menurut Blumel (2011), dengan usia menopause yang semakin cepat

(24)

diperkirakan sepertiga kehidupan wanita berada pada masa menopause, yakni

menjalani kehidupan dengan keluhan fisik dan psikologis yang semakin

panjang (Herawati, 2012).

Jumlah penduduk di Indonesia pada tahun 2000 mencapai 203,46 juta

orang dengan 101,81 juta penduduk wanita. Sekitar 25% atau 15,5 juta orang

dari penduduk wanita Indonesia akan mencapai usia menopause, jumlah

meningkat menjadi 11% pada tahun 2005. Pada tahun 2008 sekitar 25,32 juta

wanita memasuki usia menopause. Pada tahun 2015 diperkirakan jumlah

tersebut akan bertambah sebesar 14%. Tahun 2020 diperkirakan jumlah

wanita yang hidup dalam usia menopause adalah 30,3 juta orang (Baziad,

2010).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Safitri (2009),

terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi usia menopause seperti usia

menarche, beban pekerjaan, status perkawinan, jumlah anak, usia melahirkan,

pemakaian kontrasepsi, merokok, konsumsi alkohol, dan riwayat penyakit.

Selain itu, ras/etnik, status sosial ekonomi, dan BMI (Body Mass Index) juga

turut mempengaruhi usia terjadinya menopause (Gold, Bromberger, Crawford,

dkk, 2001).

Namun, Baziad (2003) menyebutkan bahwa usia pertama haid

(menarche), melahirkan pada usia muda, maupun berat badan tidak terbukti

mempercepat datangnya menopause, faktor genetik kemungkinan berperan

terhadap usia menopause. Lain halnya dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Setiasih (2003) mengenai beberapa faktor ibu yang berhubungan dengan

(25)

Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis Propinsi Jawa Barat pada bulan april

yang menyatakan bahwa riwayat penyakit dengan usia menopause tidak

menunjukkan hubungan yang bermakna secara statistik, namun terjadi

hubungan yang bermakna pada usia menarche dan status gizi dengan usia

menopause.

Selain itu, hasil penelitian Sintania (2014) menyebutkan bahwa

terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian menopause dini

pada ibu ibu di wilayah kerja puskesmas Baso kabupaten Agam salah satunya

adalah beban pekerjaan. Semakin berat beban pekerjaan seorang wanita, maka

akan semakin cepat mengalami menopause, begitu pun sebaliknya, semakin

ringan pekerjaan wanita maka akan semakin normal usia menopause yang

dialaminya. Sehingga wanita yang bekerja akan mengalami menopause lebih

cepat dibanding wanita yang tidak bekerja (Yatim, 2011).

Wanita memiliki peranan penting sebagai pemelihara kesehatan

keluarganya sehingga menjadi sasaran penting program kesehatan. Namun

dengan alasan membantu dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi rumah

tangganya, maka banyak wanita yang memilih untuk bekerja diluar. Hal ini

tergambarkan dari data jumlah tenaga kerja wanita di Indonesia yang semakin

meningkat setiap tahunnya dan pada tahun 2012 persentase wanita yang

bekerja mencapai 47,91% dengan persentase wanita yang bekerja di perkotaan

sebesar 44,74% dan di pedesaan sebesar 51,10% (BPS RI – Sakernas, 2012).

Menopause akan mempengaruhi kualitas hidup wanita tidak terkecuali

wanita yang bekerja. Gambaran kualitas hidup tersebut dipengaruhi oleh

(26)

yaitu kesehatan fisik, psikologis, hubungan sosial, dan lingkungan. Sehingga

semakin cepat wanita mengalami menopause, semakin cepat pula hal-hal

tersebut dapat mempengaruhi kualitas hidup mereka (Larasati, 2009).

Penduduk wanita di Kelurahan Umbul Tengah, Kecamatan Taktakan

Kota Serang pada tahun 2014 berjumlah 2.210 orang atau sekitar 48,3% dari

total penduduk yaitu 4.577 orang dan 259 orang diantaranya berusia 45-55

tahun. 858 orang dari jumlah penduduk wanitanya selain menjadi ibu rumah

tangga juga bekerja sebagai petani, buruh, pedagang, pengusaha kecil

menengah, pembantu rumah tangga, Pegawai Negeri Sipil (PNS), karyawan

swasta, karyawan pemerintahan, dan lain sebagainya (Data Profil Kelurahan,

2014).

Pada bulan Januari 2015, peneliti melakukan studi pendahuluan pada

20 ibu usia 45-55 tahun di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan

Kota Serang. Hasil dari studi pendahuluan tersebut adalah dari 20 ibu usia

45-55 tahun, 12 diantaranya telah mengalami menopause dan sisanya belum

mengalami menopause. Lima orang diantaranya mengalami menopause alami

(45-55 tahun), dan tujuh orang lainnya mengalami menopause prematur (<45

tahun). 11 orang diantaranya memiliki beban kerja berat dan 9 orang lainnya

memiliki beban kerja ringan.

Penelitian yang dilakukan Safitri (2009) dan Sintania (2014) mengenai

faktor-faktor yang mempengaruhi usia menopause dirasa belum terlalu rinci

menjelaskan mengenai hubungan beban kerja dan usia menopause juga

instrumen penelitian yang digunakan masih secara umum, maka peneliti

(27)

dengan Usia Menopause pada Wanita di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan

Taktakan Kota Serang.

B. Rumusan Masalah

Wanita pada dewasa ini memiliki aktifitas fisik yang tidak kalah

banyak dengan laki-laki tidak terkecuali wanita di wilayah Kelurahan Umbul

Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang. Selain aktifitas rumah tangga,

wanita yang berperan ganda sebagai pekerja juga mendapatkan tambahan

beban kerja dari pekerjaannya. Menurut beberapa penelitian, beban kerja

terbukti mempengaruhi usia menopause yaitu semakin berat beban kerja maka

semakin cepat wanita mengalami menopause. Menopause merupakan hal yang

menakutkan dan mengganggu kenyamanan bagi sebagian wanita karena

menopause dapat mempengaruhi kualitas hidup mereka baik secara fisik,

psikologis, hubungan sosial maupun lingkungan. Sehingga semakin cepat

wanita mengalami menopause maka semakin cepat pula hal tersebut

mempengaruhi kualitas hidup mereka. Berdasarkan latar belakang tersebut,

peneliti merumuskan apakah ada hubungan yang signifikan antara beban kerja

dengan usia menopause pada ibu di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan

Taktakan Kota Serang.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum

Mengetahui hubungan beban kerja dengan usia menopause pada ibu di

(28)

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui karakteristik responden dan data demografi ibu di

Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang

b. Mengetahui beban kerja objektif dan subjektif ibu di Kelurahan

Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang

c. Mengetahui usia menopause ibu di Kelurahan Umbul Tengah

Kecamatan Taktakan Kota Serang

d. Mengetahui hubungan beban kerja dengan usia menopause pada ibu di

Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan kemampuan dan

keterampilan dalam melakukan penelitian dan penulisan ilmiah serta

meningkatkan pemahaman mengenai hubungan beban kerja dengan usia

menopause pada ibu.

2. Bagi Ibu

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai

hubungan beban kerja dengan usia menopause pada ibu sehingga hasilnya

dapat dijadikan acuan dalam melakukan pencegahan terjadinya menopause

dini.

3. Bagi Institusi Keperawatan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam bidang

(29)

edukasi kepada masyarakat berupa penyuluhan tentang hubungan beban

kerja dengan usia menopause pada ibu.

4. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, dan bahan acuan

untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan faktor yang

mempengaruhi usia menopause pada ibu.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswi Program Studi Ilmu

Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada bulan yang bertujuan

untuk mengetahui hubungan beban kerja dengan usia menopause pada ibu di

Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang dengan batasan

usia ibu yang dijadikan sampel 45-55 tahun.

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian

kuantitatif. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner

(30)

9

TINJAUAN PUSTAKA

A. Menopause

1. Definisi Menopause

Menopause adalah penurunan fungsi indung telur yang dialami

oleh wanita sehingga produksi hormon estrogen berkurang yang

mengakibatkan terhentinya menstruasi. Penurunan fungsi reproduksi ini

begitu dirasakan oleh wanita. Laki-laki juga mengalami penurunan fungsi

reproduksi yang dikenal sebagai andropause, namun hal ini terjadi lebih

lambat dibanding penurunan fungsi reproduksi pada wanita. Menopause

juga dapat diartikan sebagai terhentinya masa subur wanita (Kumalasari

dan Andhyantoro, 2012).

Seiring dengan bertambahnya usia, jumlah folikel yang mengalami

atresia makin meningkat, sampai pada waktunya tidak tersedia lagi folikel

yang cukup. Hal ini terjadi secara alamiah. Oleh karena itu, menopause

merupakan menstruasi alami terakhir yang dialami oleh wanita (Baziad,

2003). Wanita telah dapat dikatakan mengalami menopause apabila wanita

tersebut tidak mengalami menstruasi (amenorrhea) selama 12 bulan, kadar

follicle stimulating hormone (FSH) darah >40 Miu/ML dan kadar estradiol

<30 pg/ml (Baziad, 2003).

2. Klimakterium

Hal lain yang berkaitan dengan menopause adalah klimakteri atau

(31)

peralihan yang disebut dengan klimakterium. Awal masa klimakterium

sulit untuk ditentukan, tetapi berdasarkan keadaan endokrin (kadar hormon

estrogen turun dan kadar hormon gonadotropin meningkat) dan

gejala-gejala klinis jika ada, maka dapat dikatakan bahwa klimakterium mulai

kira-kira 6 tahun sebelum menopause (Pinem, 2009).

Klimakterium berakhir kira-kira 6-7 tahun sesudah menopause.

Pada saat ini kadar hormon estrogen telah rendah yang sesuai dengan

keadaan senium. Dengan demikian klimakterium lamanya lebih kurang 13

tahun (Pinem, 2009). Pada masa klimakterium, wanita akan mulai

merasakan perubahan yang gejala timbulnya tidak sama, bergantung pada

faktor budaya, tingkat pendidikan, lingkungan, dan genetika (Kumalasari

dan Andhyantoro, 2012).

Klimakterium terbagi dalam beberapa fase sebagai berikut:

a. Pramenopause

Pramenopause merupakan masa sebelum menopause. Fase ini

terjadi antara usia 40 tahun dan merupakan penanda dimulainya fase

klimakterium. Tanda-tanda yang muncul pada fase ini adalah siklus

haid yang tidak teratur, dengan perdarahan haid yang memanjang dan

jumlah darah haid yang relatif banyak, dan kadang-kadang disertai

nyeri haid (dismenorea) (Baziad, 2003).

Pada awal pramenopause, pada 7 hari pertama terdeteksi

peningkatan kadar FSH (lebih dari 30 IU/l) yang menunjukkan kadar

menopause (Pinem, 2009). Kadar FSH yang tinggi mengakibatkan

(32)

sehingga kadang-kadang dijumpai kadar estrogen yang sangat tinggi

(Baziad, 2003).

b. Perimenopause

Fase peralihan antara pramenopause dan pascamenopause ini

ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur. Kadar progesterone

akan tetap rendah meskipun terjadi ovulasi. Kadar FSH, luteinizing

hormone (LH) dan estrogen sangat bervariasi. Pada umumnya wanita

telah mengalami berbagai jenis keluhan klimakterium (Baziad, 2003).

c. Menopause

Menurut Baziad (2003), setelah memasuki usia menopause

akan selalu ditemukan kadar FSH yang tinggi (>40 mIU/ml). Pada

sebagian wanita, kadar estradiol pada awal menopause dijumpai

rendah, sedangkan pada sebagian wanita lain, apalagi pada wanita

gemuk kadar estradiol dapat tinggi. Hal ini terjadi akibat proses

aromatosasi androgen menjadi estrogen di dalam jaringan lemak.

Perubahan pada ovarium yang terjadi sebelum menstruasi

berhenti (menopause) yang terjadi pertama-tama adalah terjadinya

kegagalan fungsi korpus luteum di ovarium yang menyebabkan

terganggunya interaksi antara hipotalamus – hipofisis. Kegagalan

ovarium ini bersifat irreversible (Pinem, 2009). Akibat lainnya dari

terhentinya perkembangan folikel dan ovulasi adalah peningkatan

sirkulasi gonadotropin, FSH dan LH akibat hilangnya efek umpan

balik negative estrogen dan amenorea akibat tidak adanya stimulasi

(33)

d. Pascamenopause

Pascamenopause adalah masa setelah menopause, dimana

ovarium tidak berfungsi sama sekali, kadar estradiol berada antara

20-3- pg/ml, dan kadar hormon gonadotropin biasanya meningkat yang

disebabkan karena terhentinya produksi inhibin akibat tidak

tersedianya folikel dalam jumlah yang cukup. Rendahnya kadar

estradiol menyebabkan endometrium menjadi atropik dan tidak

mungkin muncul haid lagi (Baziad, 2003).

3. Usia Menopause

Saat masuknya seseorang dalam fase menopause sangat

berbeda-beda. Wanita di Eropa tidak sama usia menopausenya dengan wanita di

Asia (Baziad, 2003). Pada tahun 2000, usia menopause bagi perempuan

Indonesia sekitar 49 tahun (Pinem, 2009). Hal ini diperkuat oleh

Kumalasari dan Andhyantoro (2012) yang mengatakan bahwa usia

menopause di Indonesia kurang-lebih 49 tahun, tetapi biasanya sejak

wanita di atas 40 tahun menstruasi sudah tidak teratur, siklus sering terjadi

tanpa pengeluaran sel telur, hal ini berarti kemungkinan untuk hamil kecil,

namun bila terjadi kehamilan pada usia ini, kemungkinan besar

memperoleh anak yang cacat atau dengan kualitas yang kurang baik.

Pada usia 45-49 tahun, fertilitas wanita tinggal 5% saja (Baziad,

2003). Dengan demikian, siklus ovarium yang terdiri dalam pertumbuhan

folikel, ovulasi kemudian pembentukan korpus luteum lambat laun

berhenti. Pada 25% perempuan usia 40 tahun, siklus menstruasi tidak

(34)

Menopause terbanyak terjadi pada usia 50 tahun (Safitri, 2009).

Tidak jauh berbeda, Brashers (2007) mengatakan bahwa rata-rata usia

menopause adalah antara 48-52 tahun dan paling sering terjadi pada usia

51 tahun. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa usia terjadinya

menopause sangat bervariasi. Umumnya wanita Indonesia mengalami

menopause di usia 45-55 tahun (Purwantyastuti, 2005 dalam Safitri, 2009).

4. Klasifikasi Menopause

Menopause dapat dibagi dalam empat jenis yaitu:

a. Menopause Alami

Menopause alami adalah perdarahan menstruasi spontan untuk

terakhir kalinya. Terjadi pada rata-rata usia 51.2 tahun. Definisi ini

berlaku untuk wanita yang telah mempertahankan ovariumnya dan

yang tidak pernah mengkonsumsi pil estrogen atau kontrasepsi

maupun terapi pengganti hormone estrogen (Voda, 1930). Jumlah

folikel akan terus berkurang secara alami seiring bertambahnya

usia.berkurangnya jumlah folikel disebabkan oleh folikel itu sendiri

sampai akhirnya tidak ada lagi folikel yang tersisa, yang berarti wanita

tersebut telah memasuki usia pascamenopause (Baziad, 2003).

b. Menopause Buatan

Menopause buatan dapat terjadi secara tiba-tiba. Penyebabnya

bisa karena operasi pengangkatan rahim (histerektomi), atau

pengangkatan ovarium dan rahim dengan kemoterapi maupun radiasi

(Voda, 1930). Pengangkatan organ-organ reproduksi ini terbukti dapat

(35)

c. Menopause Premature

Usia terjadinya menopause memang bervariasi, namun jika

menopause terjadi pada usia 40 tahun maka menopause ini dinamakan

menopause premature (Manuaba, 2009). Lain halnya dengan Benson

(2008), ia menyebutkan bahwa jika sel telur habis pada usia kurang

dari 35 tahun, maka akan terjadi menopause premature. Menopause

premature akan menyebabkan keluhan-keluhan pramenopause dialami

lebih cepat. Salah satu keluhannya adalah hot flushes yang diakibatkan

oleh kenaikan hormone gonadotropin (Manuaba, 2009).

d. Menopause Lambat

Menopause lambat adalah menopause yang terjadi setelah usia

55 tahun (Manuaba, 2009). Salah satu faktor yang memungkinkan

seorang wanita akan mengalami keterlambatan menopause adalah

apabila memiliki kelebihan berat badan. Apabila seorang wanita

mengalami obesitas maka wanita tersebut akan memiliki kadar

estrogen yang lebih tinggi dalam seluruh masa hidupnya (Fox-Spencer

dan Brown, 2007).

5. Proses Menopause

Jumlah folikel dalam ovarium pada waktu lahir lebih kurang

750.000 buah dan semakin lama semakin berkurang jumlahnya (Pinem,

2009). Sebagian wanita yang usia 35 tahun masih memiliki 100.000

folikel, sedangkan wanita yang lain pada usia yang sama hanya memiliki

(36)

tidak teratur, ovariumnya masih memiliki lebih kurang 1000 folikel dan

kemungkinan hamil selalu ada (Baziad, 2003).

Menurut Pinem (2009), jumlah folikel pada waktu menopause

tinggal beberapa ribu buah dan folikel yang tersisa ini lebih resisten

terhadap rangsangan gonadotropin. Dengan demikian, siklus ovarium yang

terdiri dalam pertumbuhan folikel, ovulasi kemudian pembentukan korpus

luteum lambat laun berhenti, kejadian ini yang dinamakan menopause.

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Menopause

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi menopause,

diantaranya yaitu:

a. Usia haid pertama kali (menarche)

Safitri (2009) dalam penelitiannya mengatakan bahwa ada pengaruh

usia menarche terhadap menopause. Wanita yang usia menarchenya

<14 tahun akan mengalami menopause lebih cepat dibanding wanita

yang usia menarchenya ≥14 tahun (Lin Li, dkk, 2012).

b. Jumlah anak

Beberapa peneliti mengatakan bahwa semakin sering seorang wanita

melahirkan maka akan semakin lama ia memasuki usia menopause.

Semakin sering wanita melahirkan maka semakin banyak jumlah anak

yang telah dilahirkan (Kumalasari dan Andhyantoro, 2012). Salah satu

penelitian yang mengatakan bahwa terdapat pengaruh antara jumlah

anak terhadap usia menopause adalah penelitian yang dilakukan oleh

(37)

c. Usia melahirkan anak terakhir

Semakin tua usia seorang wanita ketika melahirkan, semakin tua pula

usia menopausenya. Proses penuaan pada sistem reproduksi akan

diperlambat oleh kehamilan dan persalinan, maka menopause akan

terjadi lebih lama (Kumalasari dan Andhyantoro, 2012). Hasil dari

sebuah penelitian yang dilakukan di Beth Israel Denconees Medical

Center di Boston menyatakan bahwa wanita yang masih melahirkan

pada usia diatas 40 tahun akan mengalami menopause pada usia yang

lebih tua (Safitri, 2009).

d. Status perkawinan

Status perkawinan secara tidak langsung mempengaruhi usia

terjadinya menopause (Safitri, 2009). Wanita yang tidak menikah dan

bekerja memiliki tingkat stress yang lebih tinggi dibanding wanita

yang menikah dan bekerja/tidak bekerja, sehingga usia menopausenya

akan lebih muda (Kumalasari dan Andhyantoro, 2012).

e. Beban kerja

Pada wanita yang bekerja, sumber stress berasal dari lingkungan kerja,

sehingga dapat meningkatkan stress kerja yang akan mempercepat

wanita tersebut dalam mengalami gejala menopause (Hammam,

Abbas, dan Hunter, 2012). Hasil penelitian yang dilakukan di wilayah

kerja Puskesmas Baso Kabupaten Agam oleh Sintania (2014)

menyatakan bahwa ada hubungan antara beban pekerjaan dengan

menopause dini pada ibu. Hubungannya adalah semakin berat beban

(38)

menopause dan semakin ringan beban pekerjaan ibu maka akan

semakin normal menopause yang dialaminya.

f. Riwayat penyakit

Wanita yang mengalami pengangkatan rahim karena penyakit tertentu

akan mengalami gejala menopause pada usia yang lebih muda

(Kumalasari dan Andyantoro, 2012). Selain itu, pada wanita yang

mengalami penyakit jantung akan lebih cepat mengalami menopause

secara alami (Gold, dkk, 2001).

g. Pemakaian kontrasepsi

Pada wanita yang menggunakan kontrasepsi jenis hormonal akan

mengalami menopause pada usia yang lebih tua. Hal ini dikarenakan

kontrasepsi jenis hormonal bekerja dengan cara menekan fungsi

indung telur sehingga tidak memproduksi sel telur (Kumalasari dan

Andhyantoro, 2012). Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang

dilakukan Safitri (2009) bahwa wanita yang pernah menggunakan

kontrasepsi akan mendapatkan menopause di usia yang lebih tua.

Meskipun jenis kontrasepsi tidak berpengaruh terhadap menopause.

h. Status Merokok

Wanita yang merokok diduga akan lebih cepat mengalami menopause

(Kumalasari dan Andhyantoro, 2012). Terdapat beberapa penelitian

yang mendukung, salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh

Lin Li dkk terhadap wanita di Cina pada tahun 2012. Hasil penelitian

(39)

memiliki usia menopause yang lebih muda dibanding yang tidak

merokok.

i. Body Mass Index (BMI)

Tingkat BMI yang rendah berhubungan dengan usia menopause yang

lebih muda (Lin Li, dkk, 2012). Sama halnya yang dikatakan oleh

Kumalasari dan Andhyantoro (2012) bahwa hubungan antara tinggi

badan dan berat badan wanita diduga dapat mempengaruhi usia

menopause. Jaringan adipose merupakan tempat diproduksinya

hormon estrogen dan banyak didapatkan pada wanita yang obesitas.

Sehingga pada wanita yang obesitas menopause akan terjadi lebih

lambat (Gold, dkk, 2001).

j. Sosial ekonomi

Tingkat ekonomi wanita yang dipengaruhi oleh suami yang bekerja

atau tidak bekerja juga tingkat pendidikan yang mempengaruhi tingkat

ekonomi diduga berpengaruh terhadap usia menopause (Gold, dkk.,

2012, Kumalasari dan Andhyantoro, 2012).

k. Budaya dan lingkungan

Pengaruh budaya dan lingkungan sudah dibuktikan sangat

mempengaruhi wanita untuk dapat atau tidak dapat menyesuaikan diri

dengan fase klimakterium dini (Kumalasari dan Andhyantoro, 2012).

7. Perubahan yang Terjadi pada Masa Menopause

Kumalasari dan Andhyantoro (2012) menyebutkan beberapa

(40)

a. Jangka Pendek

1) Perubahan Fisik

Beberapa organ reproduksi akan mengalami perubahan

sebagai akibat terhentinya menstruasi. Rahim mengalami atropi,

panjangnya menyusut, dan dindingnya menipis. Jaringan

miometrium (otot rahim) menjadi sedikit dan mengandung lebih

banyak jaringan fibrotik sehingga serabutnya menjadi berlebihan.

Serviks menyusut sehingga tidak menonjol ke dalam vagina

bahkan lama-lama akan merata dengan dinding vagina.

Lipatan-lipatan saluran telur menjadi lebih pendek, menipis, dan mengerut

dan rambut getar yang ada pada ujung saluran telur atau fimbria

menjadi hilang.

Selain itu terdapat perubahan fisik lainnya yang menjadi

tanda dan gejala menopause sebagai berikut.

a) Perasaan panas (hot flushes)

a. Rasa panas yang luar biasa pada wajah dan tubuh

bagian atas (seperti leher dan dada).

b. Warna kulit menjadi kemerahan di daerah dada, leher,

dan wajah serta terasa adanya peningkatan suhu pada

perabaan akibat dari gejolak panas yang terjadi.

c. Kadar estrogen yang menurun akan mempengaruhi

jaringan-jaringan yang sensitive atau yang bergantung

(41)

d. Mempengaruhi pola tidur karena sering terjadi pada

malam hari.

e. Bisa terjadi dalam jangka waktu hanya beberapa menit

sampai dengan 1 jam.

f. Tingkat stress mempengaruhi gejala ini dan dapat

berkurang jika udara dingin.

g. Setelah 4-5 tahun pasca menopause, gejala ini akan

menghilang.

b) Kelainan kulit, rambut, dan gigi

a. Kadar estrogen yang rendah dapat mempengaruhi

jaringan kolagen sebagai jaringan penunjang pada

tubuh.

b. Penurunan kadar estrogen yang lama kelamaan akan

menghilang akan menyebabkan kulit kering dan

keriput, rambut terbelah-belah dan rontok, gigi mudah

goyang dan gusi berdarah, sariawan, dan terjadi

kerusakan pada kuku.

c) Vagina kering

a. Perubahan yang terjadi pada vagina ini dapat

menimbulkan rasa sakit ketika berhubungan intim.

b. Keluhan atau gangguan dirasakan pada epitel vagina,

jaringan penunjang, dan elastisitas dinding vagina.

(42)

Tidak dapat menahan buang air kecil merupakan salah satu

fisiologis yang terjadi pada penuaan. Hal ini dirasakan

terutama ketika bersin dan batuk. Penyebabnya adalah

dinding serta lapisan otot polos uretra wanita –yang

mengandung banyak reseptor estrogen –mengalami

gangguan penutupan uretra karena kadar estrogen yang

berkurang.

e) Penambahan berat badan

Turunnya kadar estrogen dan gangguan pertukaran zat

dasar metabolism lemak diduga berhubungan dengan

bertambahnya berat badan atau melebarnya ukuran tubuh

pada lansia.

f) Gangguan mata

Mata akan terasa kering dan gatal akibat dari berkurangnya

produksi kelenjar air mata karena menurunnya kadar

estrogen.

g) Nyeri tulang dan sendi

Persendian akan terasa sakit dan ngilu. Usia yang semakin

bertambah mengakibatkan beberapa organ tidak lagi

mengadakan remodeling bahkan sebaliknya mengalami

proses penurunan. Contohnya terjadi pada tulang.

2) Perubahan Psikologis

Selain terjadi secara fisik, perubahan juga terjadi secara

(43)

menjalani masa menopausenya. Pengetahuan dan pandangan

masing-masing wanita mempengaruhi respon psikologis yang

dirasakan.

Perubahan psikis yang dirasakan timbul karena perubahan

fisik dan hormonal yang terjadi. Sensitivitas akan meningkat,

mudah tersinggung, suasana hati yang mudah berubah, mudah

marah, kurang percaya diri, sulit dalam berkonsentrasi,

perubahan perilaku, menurunnya daya ingat, kehilangan gairah

seksual, dan bahkan sampai depresi sebagai akibatnya.

Gejala-gejala ini akan mengganggu kehidupan sosial dan kemampuan

dalam beraktivitas sehari-hari.

b. Jangka Panjang

1) Osteoporosis

Penurunan kadar estrogen dapat menyebabkan osteoporosis

karena tulang dapat menjadi rapuh dan patah. Osteoporosis

umumnya terjadi pada tulang berongga, yaitu tulang paha,

panggul, dan lengan bawah. Asupan kalsium yang kurang, sinar

matahari, aktivitas fisik dan olahraga, kekurangan gizi, kelainan

kelenjar gondok, merokok, penggunaan alkohol, dan

kortikosteroid seperti pada penderita asma dan lupus dapat

mempercepat osteoporosis.

2) Penyakit jantung koroner

Penurunan kadar estrogen dapat meningkatkan kadar LDL

(44)

Density Lipoprotein). Hal tersebut dapat meningkatkan kejadian

penyakit jantung koroner pada wanita.

3) Demensia tipe Alzheimer

Kadar estrogen yang rendah mempengaruhi sistem saraf

pusat atau otak. Hal ini dapat mengganggu proses yang terjadi di

sistem saraf pusat seperti kemampuan berkonsentrasi yang

menurun dan kehilangan ingatan jangka pendek. Sulit tidur,

gelisah, depresi, sampai pada kepikunan tipe Alzheimer dapat

dialami jika kekurangan estrogen dalam waktu lama dan berat

serta dipengaruhi faktor keturunan dan proses penuaan.

B. Beban Kerja Ibu

1. Definisi Beban Kerja Ibu

Dewasa ini banyak ibu rumah tangga yang bekerja di luar rumah

yang mengakibatkan peran ganda seorang ibu sehingga beban kerja

mereka menjadi bertambah berat (Yulianis, Martianto, dan Hastuti, 2008).

Secara umum ibu memiliki beban kerja di sector public maupun domestic.

Ibu yang berperan sebagai pekerja di sector public untuk mencari

tambahan penghasilan, tetapi dituntut untuk menjadi ibu rumah tangga

yang baik. Hal tersebut mengakibatkan ibu memiliki beban kerja yang

cukup berat (Lestari, 2011).

Beban kerja merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh

individu untuk menyelesaikan suatu tuntutan pekerjaan yang harus

(45)

berat ringannya kegiatan yang dilakukan seseorang sehari-hari termasuk

pekerjaan rumah tangga maupun pekerjaan yang dilakukan oleh responden

untuk mendapatkan imbalan berupa uang (Safitri, 2009). Beban kerja ibu

adalah suatu kewajiban atau tanggung jawab seorang ibu dan tanggapan

atas kewajiban tersebut diukur berdasarkan jawaban contoh terhadap

pertanyaan meliputi jumlah alokasi waktu kegiatan ibu sehari, status kerja

ibu, besar keluarga, ketersediaan tenaga yang membantu (Yulianis, 2003).

2. Pengukuran Beban Kerja Ibu

Beban kerja ibu dapat diukur secara objektif maupun subjektif.

Beban kerja ibu secara objektif terdiri dari beberapa hal yang dapat diukur

yaitu alokasi waktu kegiatan ibu sehari, status kerja ibu, besar keluarga,

dan ketersediaan tenaga yang membantu. Hal tersebut dapat

mempengaruhi beban kerja ibu. Secara subjektif, beban kerja akan dilihat

dari persepsi ibu terhadap beban kerjanya (Yulianis, 2003).

a. Beban kerja: objektif

1) Alokasi waktu

Alokasi waktu adalah jumlah waktu yang diperlukan untuk

melakukan kegiatan dalam sehari. Alokasi waktu diukur dengan

metode recall 1x24 jam. Alokasi waktu meliputi enam kegiatan

ibu yaitu kegiatan produktif, kegiatan domestik, kegiatan pribadi,

kegiatan sosial, kegiatan pengasuhan dan kegiatan istirahat

(Yulianis, 2003).

Kegiatan produktif yang dimaksud adalah kegiatan yang

(46)

Untuk kegiatan domestik yaitu kegiatan rumah tangga seperti

bersih-bersih rumah, mencuci pakaian dan memasak. Makan,

minum, mandi, shalat, membaca Al-qur’an dan tidur merupakan

jenis kegiatan pribadi. Kegiatan pengasuhan yang dimaksud

berupa kegiatan memberi makan anak/cucu, bermain bersama

anak/cucu, menidurkan anak/cucu, dan memandikan anak/cucu.

Kegiatan sosial dapat berupa perkumpulan sosial (Yulianis,

2003).

Mangkuprawira (1985) membagi waktu ibu secara umum

pada enam kegiatan yaitu waktu rumah tangga, semua waktu yang

digunakan untuk kegiatan rumah tangga yang tidak bernilai

ekonomis seperti membersihkan rumah, mencuci, memasak, dan

mengasuh anak, waktu mencari nafkah, yaitu semua waktu yang

digunakan untuk menambah penghasilan keluarga, waktu sosial,

yaitu waktu yang digunakan untuk kegiatan-kegiatan sosial

seperti gotong royong, menjenguk orang sakit, mengunjungi

tetangga, mendatangi pengajian dan arisan, waktu pendidikan,

yaitu semua waktu yang digunakan ibu untuk meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan ibu, waktu pribadi, yaitu waktu

yang digunakan untuk kepentingan pribadi seperti makan, minum,

sholat, membaca Al-Qur’an dan tidur. Dan waktu luang, yaitu sisa

waktu diatas.

Hasil penelitian Mangkuprawira (1985) menyebutkan

(47)

sebesar 5,6 jam, mencari nafkah 2,3 jam perhari, sosial 1,3 jam

perhari, pendidikan sebesar 0,2 jam per hari, waktu luang 4,6 jam

perhari dan sisanya untuk kegiatan pribadi.

2) Status kerja

Status kerja adalah suatu keadaan dimana ibu bekerja atau

tidak bekerja selain pekerjaan ibu rumah tangga (Yulianis, 2003).

3) Besar keluarga

Besar keluarga sama dengan jumlah anggota keluarga.

Besar keluarga dikategorikan sesuai acuan konsep Norma

Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) yang ditetapkan oleh

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional menjadi

keluarga kecil dengan jumlah anak ≤2 orang, keluarga sedang

dengan jumlah anak 3-4 orang, dan keluarga besar dengan jumlah

anak ≥5 orang (Yulianis, 2003).

4) Ketersediaan tenaga yang membantu

Dukungan dari keluarga terkadang dibutuhkan dalam

menjalankan fungsi rumah tangga. Tenaga bantuan dapat berasal

dari suami, anak, saudara, maupun ibu/mertua.

b. Beban kerja: subjektif

Selain menggunakan pengukuran beban kerja secara objektif,

dapat pula dilakukan pengukuran beban kerja secara subjektif yaitu

menggunakan persepsi ibu terhadap beban kerja. Persepsi ini

(48)

dilakukan yaitu berupa perasaan ringan, sedang dan berat (Yulianis,

2003).

Beban kerja secara subjektif didapatkan dari persepsi ibu

terhadap beban pekerjaan yang dilakukan, diukur berdasarkan

jawaban terhadap kesukaan, kelelahan dan beratnya pekerjaan yang

dirasakan oleh ibu berupa aktifitas domestik dan publik (Yulianis,

2003).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Yulianis, Martianto,

dan Hastuti (2008), terdapat hubungan antara persepsi (beban kerja

subjektif) dengan beban kerja objektif. Maksudnya adalah jika beban

kerja meningkat maka persepsi cenderung meningkat pula.

C. Penelitian Terkait

Salah satu hasil penelitian yang dilakukan oleh Sintania (2014)

mengenai Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Menopause Dini

pada Ibu Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Baso Kabupaten Agam menyatakan

bahwa terdapat hubungan beban pekerjaan dengan menopause dini pada ibu

yaitu semakin berat beban pekerjaan seorang wanita, maka akan lebih cepat

mengalami menopause, dan semakin ringan pekerjaan wanita maka akan

semakin normal usia menopause yang dialaminya. Penelitian lainnya yang

mendukung adalah hasil penelitian Sepdiarti, Indasah, dan Mayasari (2014)

yang menyatakan bahwa beban kerja ternyata berpengaruh terhadap usia

(49)

Penelitian lainnya yang terkait dengan penelitian ini adalah penilitian

Herawati (2012) dan Safitri (2009). Namun, hasil dari kedua penelitian ini

menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara beban kerja

dengan usia menopause, melainkan terdapat faktor-faktor lainnya seperti usia

menarche, usia terakhir melahirkan, pemakaian kontrasepsi, dan riwayat

(50)

29

- Wanita dengan penyakit tertentu - Pemakaian kontrasepsi

(Gold, Bromberger, Crawford, dkk, 2001; Kumalasari dan Andhyantoro, 2012; Safitri, 2009)

Beban kerja

Usia Menopause:

(51)

30

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian merupakan model pendahuluan dari

sebuah penelitian yang mencerminkan hubungan variabel-variabel yang

diteliti (Swarjana, 2012). Peneliti memerlukan kerangka konsep sebagai

landasan berpikir dalam melaksanakan suatu penelitian yang dikembangkan

dari tinjauan teori sehingga mudah dipahami. Berikut ini adalah

variabel-variabel yang akan diteliti berdasarkan tinjauan teori yang telah dipaparkan

oleh peneliti pada bab sebelumnya.

1. Variabel terikat (dependent variable)

Variabel terikat pada penelitian ini adalah usia menopause ibu di

Kelurahan Umbul Tengah yang dikategorikan menjadi menopause

premature (<45 tahun), menopause normal (45-55 tahun), dan belum

menopause.

2. Variabel bebas (independent variable)

Variabel bebas pada penelitian ini adalah beban kerja ibu di Kelurahan

Umbul Tengah yang dikategorikan menjadi beban kerja ringan, sedang

(52)

3. Variabel perancu (confounding variable)

Variabel perancu pada penelitian ini adalah menarche, jumlah anak, usia

melahirkan, riwayat penyakit, pemakaian kontrasepsi, status merokok, dan

BMI.

Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian ini

digambarkan dalam kerangka konsep penelitian pada skema berikut ini:

Gambar 3.1

Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Independen Variabel Dependen

Beban Kerja

(53)

B. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara atau jawaban teoritis terhadap

rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 2012). Hipotesis dari penelitian ini

adalah “Ada hubungan yang positif dan signifikan antara beban kerja

dengan usia menopause pada ibu di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan

(54)

33

No. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

1. Beban Kerja

Kuesioner Menghitung dari hasil penjumlahan skor

Kuesioner Menghitung dari hasil penjumlahan skor

(55)

No. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

3. Menarche Usia responden ketika

(56)

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

Crawford dkk, 2001)

8. Merokok Status responden apakah

(57)

36

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kuantitatif dengan

desain penelitian cross sectional. Cross sectional merupakan desain penelitian

dimana pengukuran atau pengamatannya dilakukan secara simultan pada satu

waktu (Hidayat, 2008). Peneliti akan melakukan pengukuran terhadap beban

kerja ibu sebagai variabel yang mempengaruhi dengan kategori ringan,

sedang, dan berat, kemudian dilihat hubungannya dengan usia menopause

sebagai variabel yang dipengaruhi.

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi adalah seluruh subjek atau objek yang memiliki karakteristik tertentu untuk diteliti (Hidayat, 2008). Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh ibu yang berusia 45-55 tahun dan tinggal di

Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang. Menurut

data dari kelurahan setempat, ibu yang berusia 45-55 tahun berjumlah 259

orang. RW 01 berjumlah 85 orang, RW 02 51 orang, RW 03 15 orang, RW

04 56 orang, dan RW 05 52 orang.

2. Sampel Penelitian

(58)

digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik sampling probabilitas atau

random sampling secara sistematik. Supaya sampel yang digunakan dalam

penelitian sesuai, maka peneliti menentukan kriteria inklusi sebagai

berikut:

a. Ibu yang berusia 45-55 tahun yang tinggal di Kelurahan Umbul

Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang

b. Ibu yang sehat fisik dan mental

c. Ibu yang bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian

d. Status perkawinan : menikah

Sedangkan kriteria ekslusi sebagai berikut:

a. Ibu yang tidak berdomisili tetap di Kelurahan Umbul Tengah

Kecamatan Taktakan Kota Serang

b. Ibu yang mengalami gangguan memori

c. Ibu yang mengalami amenorea primer

Dalam menentukan besar sampel, maka perlu dihitung berdasarkan

Rumus Slovin (Notoatmodjo, 2012):

n = besar sampel

N = besar populasi

d = derajat kesalahan yang diinginkan 10% = 0,1 N

(59)

Kemudian angka populasi dimasukan dalam rumus yaitu:

=

=

= 72,14 ≈ 72

Dengan tingkat kepercayaan yang dikehendaki 90%, maka besar

sampel yang diperoleh dengan menggunakan rumus tersebut adalah 72

orang.

Peneliti menambahkan 10% dari total sampel sebagai cadangan

untuk mengantisipasi terjadinya sampel yang drop out. Maka jumlah

sampel menjadi 72 + (10% x 72) ≈ 79 responden.

Setelah didapatkan jumlah sampel secara keseluruhan, kemudian

dilakukan tehnik pengambilan sampel secara cluster random sampling

dengan menggunakan Rumus sampling Fraction sebagai berikut:

Fi = Ni/N

Kemudian besarnya sampel per cluster yaitu:

ni = fi x n

259

1 + 259(0,1)2 n =

259

1 + 2,59

259

(60)

fi = sampling fraction cluster

Ni = banyaknya individu yang ada dalam cluster

N = banyaknya populasi seluruhnya

n = banyaknya anggota yang dimasukkan sampel

ni = banyaknya anggota yang dimasukkan menjadi sub

sampel

Sehingga didapatkan hasil sebagai berikut:

F1 = 85/259 = 0,3

F2 = 51/259 = 0,2

F3 = 15/259 = 0,06

F4 = 56/259 = 0,21

F5 = 52/259 = 0,2

Kemudian:

n1 = 0,32 x 79 = 25,28 = 25

n2 = 0,2 x 79 = 15,8 = 16

n3 = 0,06 x 79 = 4,74 = 5

n4 = 0,21 x 79 = 16,59 = 17

n5 = 0,2 x 79 = 15,8 = 16

Maka setelah jumlah sampel per cluster didapatkan, pengambilan

sampel dilakukan secara random dengan mengambil nomor urutan sampel

(61)

C. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian

Penelitian ini berlangsung pada bulan Mei 2015-Juni 2015.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah Kelurahan Umbul Tengah

Kecamatan Taktakan Kota Serang yang terdiri dari lima RW (Rukun

Warga), yaitu RW I Majalawang, RW II Tegal Tonggleng, RW III Munjul,

RW IV Umbul Tengah, dan RW V Sitauan.

D. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan kegiatan penelitian untuk

mengumpulkan data (Hidayat, 2008). Alat ukur atau instrumen penelitian

dibutuhkan dalam melakukan pengumpulan data. Alat ukur yang digunakan

dalam penelitian ini adalah kuesioner yang terdiri dari beberapa pertanyaan

yang ditujukan langsung pada responden. Pertanyaan tersebut mengenai

karakteristik responden seperti pertanyaan mengenai status dan usia

menopause.

Beban kerja ibu diukur dengan menjumlahkan data alokasi waktu

untuk kegiatan ibu dalam sehari, status kerja ibu, besar keluarga, ketersediaan

tenaga dan dukungan keluarga untuk membantu pekerjaan ibu. Semua data

tersebut dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, untuk alokasi waktu

ibu digunakan Recall 1 x 24 jam. Alokasi waktu ibu terdiri dari enam jenis

kegiatan. Kegiatan tersebut adalah kegiatan produktif, domestik, pribadi,

(62)

Menurut Agarwal (2004) dalam Manullang, dkk (2014), terkait dengan

aspek waktu, pola aktivitas harian dapat dibedakan menjadi aktivitas hari kerja

dan aktivitas akhir pekan. Hari kerja terdiri dari hari Senin sampai Jumat,

sedangkan hari Sabtu dan Minggu adalah hari libur. Aktivitas harian seperti

bekerja dan melakukan aktivitas rumah tangga dan aktivitas non-harian seperti

rekreasi pada akhir pekan.

Diadopsi dari suatu anekdot bahwa sebaiknya masyarakat jangan

membeli suatu barang yang dihasilkan pada hari Senin dan hari Jum’at, tetapi

belilah suatu barang yang dihasilkan pada hari Selasa dan hari Kamis, atau

lebih baik lagi yang dihasilkan pada hari Rabu karena pada hari tersebut para

pekerja bekerja dengan semangat yang tinggi dan prima sehingga produk yang

dihasilkan adalah yang terbaik dari hari lainnya, karena pada hari lainnya

seperti hari Senin para pekerja belum begitu tekun mengerjakan pekerjaannya

karena masih mengalami kelelahan setelah pulang dari liburan. Sedangkan

pada hari Jum’at pikiran para pekerja tidak konsen pada pekerjaannya

dikarenakan mereka memikirkan apa yang akan dilakukannya selama liburan.

Maka dari itu pengumpulan data dilakukan pada hari rabu ketika responden

diperkirakan totalitas dalam melakukan aktivitas harian (Septiani, 2006).

Penilaian pada kuesioner beban kerja dilakukan dengan cara sebagai

berikut:

1. Alokasi waktu ibu

a. Kegiatan produktif

1) Skor 2 untuk skala > mean

(63)

b. Kegiatan domestik

1) Skor 2 untuk skala > mean

2) Skor 1 untuk skala < mean

c. Kegiatan pribadi

1) Skor 2 untuk skala > mean

2) Skor 1 untuk skala < mean

d. Kegiatan istirahat

1) Skor 2 untuk skala > mean

2) Skor 1 untuk skala < mean

e. Kegiatan sosial

1) Skor 2 untuk skala > mean

2) Skor 1 untuk skala < mean

f. Kegiatan pengasuhan

1) Skor 2 untuk skala > mean

2) Skor 1 untuk skala < mean

2. Status kerja ibu

a. Skor 2 untuk ibu yang bekerja

b. Skor 1 untuk ibu yang tidak bekerja

3. Besar keluarga

a. Skor 2 untuk jumlah anak > 2 orang

b. Skor 1 untuk jumlah anak ≤ 2 orang

4. Ketersediaan tenaga yang membantu

a. Skor 2 jika tidak ada tenaga yang membantu

(64)

Setelah itu, skor dari setiap variabel dijumlahkan sehingga dapat

diperoleh skor minimum 9 dan maksimum 18. Kemudian beban kerja

objektif dibagi dalam dua kategori yaitu ringan dan berat. Penggolongan

kriteria dilakukan dengan cara menentukan cut of point rata-rata (mean)

sehingga hasilnya sebagai berikut:

Ringan : < nilai mean Berat : > nilai mean

Beban kerja subjektif terdiri dari 14 pertanyaan yang

masing-masing diberi skor. Skor 1 untuk jawaban suka, skor 2 untuk jawaban

lelah. Skor 3 untuk jawaban berat, skor 4 untuk jawaban suka dan lelah,

skor 5 untuk jawaban suka dan berat, skor 6 untuk jawaban lelah dan berat,

skor 7 untuk jawaban suka, lelah, dan berat, sehingga diperoleh skor

minimum 14 dan maksimum 98. Kemudian beban kerja subjektif dibagi

dalam dua kategori yaitu ringan dan berat. Penggolongan kriteria

dilakukan dengan cara menentukan cut of point rata-rata (mean) sehingga

hasilnya sebagai berikut:

Ringan : < nilai mean Berat : > nilai mean

E. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Uji korelasi antara skors (nilai)

(65)

untuk mengetahui apakah kuesioner yang kita susun tersebut mampu

mengukur apa yang hendak kita ukur (Notoatmodjo, 2012).

Kuesioner yang digunakan telah digunakan sebelumnya pada

penelitian Yulianis (2003) dan pada penelitian tersebut tidak ditemukan

adanya hasil uji validitas.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti

menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap

asas (ajeg) bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala

yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo,

2012).

Alat ukur (kuesioner) yang digunakan pada penelitian ini telah

digunakan oleh penelitian Yulianis (2003) dan pada penelitian tersebut

tidak ditemukan adanya hasil uji validitas.

F. Tahapan Penelitian

1. Tahap persiapan

a. Dimulai dengan perumusan masalah.

b. Menentukan variabel penelitian.

c. Melakukan tinjauan pustaka untuk mendapat gambaran dan landasan

teoritis yang tepat.

(66)

e. Menentukan, menyusun, dan menyiapkan alat ukur yang akan

digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner karakteristik

responden dan kuesioner beban kerja.

f. Mengajukan izin ke desa yang akan diteliti.

2. Tahap Penelitian

a. Mendapatkan data populasi dari kelurahan.

b. Menentukan sampel dengan memilih nomer ganjil pada daftar

populasi.

c. Menemui responden dimulai dari RW terdekat pada hari apapun selain

hari rabu.

d. Menjelaskan tujuan penelitian dan melakukan informed consent pada

responden.

e. Membagikan kuesioner beban kerja berupa alokasi waktu dan

menjelaskan cara pengisiannya.

f. Meninggalkan kuesioner untuk diisi oleh responden pada hari Rabu.

g. Membuat janji bahwa peneliti akan datang kembali setelah responden

mengisi alokasi waktu pada hari Rabu.

h. Datang kembali pada hari selanjutnya untuk mengumpulkan kuesioner

yang telah diisi.

i. Melakukan skoring terhadap hasil kuesioner yang telah diisi oleh

responden.

j. Menghitung dan mencatat tabulasi data yang diperoleh, kemudian

Gambar

Tabel 3.1.
Tabel 5.9.
Gambar 2.1 Kerangka Teori  ................................................................
Gambar 2.1 Kerangka Teori
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya sistem informasi berbasis web ini, diharapkan tentunya akan lebih mempermudah pengolahan data di Kelurahan Alang-Alang Lebar termasuk di dalamnya pencarian

DAFTAR URUT PRIORITAS (LONG LIST)CALON PESERTA SERTIFIKASI BAGI GURU RA/MADRASAH DALAM JABATAN UNTUK MATA PELAJARAN KEAGAMAAN (QUR'AN HADIST, AKIDAH AKHLAK, FIQH, SKI), BAHASA

Perempuan‐perempuan  yang  dici‐ trakan aktif mengajak berhubungan sek‐ sual  itu  berasal  dari  berbagai  kalangan 

[r]

Kadar gula darah pada penderita diabetes melitus tidak. normal karena terganggunya metabolisme

Pencemaran ini menyebabkan kandungan merkuri di lahan pertanian dan tanaman melebihi batas aman.Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jenis bakteri heterotrofik

(10) Makanan yang dijual di kantin SD Negeri Mangunsari 03 masih banyak yang berpotensi membuat anak-anak menjadi kelebihan berat badan dan obesitas karena

Untuk menguji coba Receiver RF Circuit Training System GRF-3300, digunakan beberapa alat yaitu Spectrum Analyzer, Oscilloscope, Distortion Meter dan Function