KECAMATAN TAKTAKAN KOTA SERANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Oleh :
IKNA QONITA
1111104000018
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
vi
RIWAYAT HIDUP
Nama : Ikna Qonita
Tempat, Tgl, Lahir : Serang, 24 Maret 1995
Alamat : Majalawang RT01/01 Desa Umbul Tengah
Kecamatan Taktakan Kota Serang, Banten
No. Telp/HP : 082299842560
e-mail : iknaqonita@gmail.com
Riwayat Pendidikan :
1. TK Ikhsaniyah Serang
2. SDN Lontar Baru Serang
3. SMPN 1 Kota Serang
4. SMAN 1 Kota Serang
5. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Riwayat Organisasi :
1. Anggota Paskibra SMPN 1 Kota Serang 2006-2009
2. Koordinator Karya Ilmiah Remaja (KIR) SMAN 1 Kota Serang 2010-2011
3. Koordinator Jurnalis MADING CITRA SMAN 1 Kota Serang 2010
vii
6. Wakil Menteri Kementerian Riset dan Teknologi Badan Eksekutif Mahasiswa
Program Studi Ilmu Keperawatan 2012-2014
viii
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi, Juli 2015
IKNA QONITA, NIM: 1111104000018
Hubungan Beban Kerja dengan Usia Menopause pada Ibu di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang
xxi + 78 halaman + 18 tabel + 2 gambar + 6 lampiran
ABSTRAK
Memasuki usia paruh baya dan menjadi tua merupakan hal yang menakutkan bagi sebagian wanita. Mereka akan merasa khawatir dirinya akan menjadi tidak sehat dan tidak cantik lagi. Padahal, masa tua dan menopause merupakan salah satu tahap yang harus dijalani seorang wanita dalam kehidupannya. Usia menopause setiap wanita berbeda-beda tergantung faktor yang mempengaruhinya. Salah satunya adalah beban kerja. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan beban kerja dengan usia menopause pada ibu di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Populasi adalah ibu usia 45-55 tahun yang bertempat tinggal di Kelurahan Umbul Tengah. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah Sistematik Random Sampling. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 79 responden. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner untuk karakteristik responden dan beban kerja ibu menggunakan recall alokasi waktu 1 x 24 jam. Uji statistik yang digunakan adalah uji korelasi Spearman Rank dengan derajat kepercayaan 90%. Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 32 responden yang memiliki beban kerja ringan sebanyak 17 responden (80,9%) diantaranya belum menopause, 13 responden (59,1%) menopause normal, dan 2 responden (5,6%) lainnya menopause prematur. Pada 47 responden yang memiliki beban kerja berat sebanyak 4 responden (19,1%) diantaranya belum menopause, 9 responden (40,9%) menopause normal, dan 34 responden (94,4%) lainnya menopause prematur. Hasil analisis data diperoleh p-value yaitu sebesar 0,000 (< 0.1) dengan kekuatan korelasi sebesar 0,666. Secara statistik menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara beban kerja dengan usia menopause pada ibu di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang, yaitu semakin berat beban kerja responden maka semakin cepat pula usia menopausenya.
ix
JAKARTA
Undergraduated thesis, July 2015
IKNA QONITA, NIM: 1111104000018
The Relationship Between Workload with The Age of Menopause of Mother at Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang
xvii + 78 pages + 18 tables + 2 charts + 6 attachments
ABSTRACT
Entering the half elderly phase of life and getting old is the scariest thing for some of women. They will feeling worry if their will become unhealthy and not beauty anymore. Getting old and menopause is the one phase that must be through by women in their life. Every women has different menopause age based on factors that affect them. One of them is workload. The purpose of research is to determine the relationship between workload and the age of menopause of mother at Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang. The research used quantitative method with cross sectional design. The population was 45-55 years old women who live in Kelurahan Umbul Tengah. The sampling method used systematic random sampling. The sample size were 79 people. Data collecting was using a kind of participant and the workload using time allocation recall 1 x 24 hours. The statistical test used was Spearman Rank Correlation test with a degree of confidence was 90%. The result found there are 32 people who have low workload, 17 people with un-menopause, 13 people with menopause normally, and 2 people with menopause prematurely. There are 47 people who have high workload, 4 people with un-menopause, 9 people with menopause normally, and 34 people with menopause prematurely. The results analysis of data obtained that p-value was 0,000 (< 0,1) at 90% confidence level. Statistically stated that there is the relationship between workload and the age of menopause of mother at Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang (p = 0,000 < 0,1).
x
Puji serta syukur penulis panjatkan atas kehadiran Allah SWT. Atas
berkat rahmat, karunia, dan ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Hubungan Beban Kerja dengan Usia Menopause pada Ibu di
Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang”.
Sesungguhnya banyak pihak yang telah memberikan dorongan dan
bantuan yang tak terhingga nilainya hingga skripsi ini dapat penulis selesaikan
tepat pada waktunya. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. D e d e R o s y a d a M A , selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Maulina Handayani, S.Kp, M.Sc, selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan dan Ernawati, S.Kp, M.Kep., Sp.KMB., selaku Sekretaris
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Maulina Handayani, S.Kp, M.Sc, selaku Dosen Pembimbing
Akademik, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah
membimbing dan memberi motivasi selama 4 tahun duduk di bangku
kuliah.
5. Ibu Yenita Agus, S.Kp., M.Kep., PhD dan Ns. Uswatun Khasanah, MNS,
selaku Dosen Pembimbing, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau
xi
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu
pengetahuan kepada penulis serta seluruh staf dan karyawan di
lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
7. Orang tua ku, Mamah Yusbaitun, S.Pd, MM dan Abah Masrur Ibnu
Usman, S.IP yang telah mendidik, memberikan rasa cinta dan kasih
sayang yang tak terhingga selama ini, selalu mendoakan untuk
kesuksesan penulis, memberikan dukungan moril maupun materil kepada
penulis selama proses menyusun skripsi ini. Tak lupa juga untuk kakak
ku Ikvi Takhiyati, S.Pd dan adik-adikku Empa dan Owim yang juga
memberikan doa, dukungan dan semangat selama penyusunan skripsi ini.
Dan tak lupa Teh Yayah, A Maf, Nayla dan Kaisar serta keluarga besar
lain yang selalu memberikan doa serta dukungan selama proses
menyelesaikan skripsi ini
8. Sahabat-sahabat Sukma Mardiyah, Niekha Zoelienna, Mia Nur Fauziah,
Laras Nurmuttaqina dan Jessita Putri Dhiary yang telah membantu,
memberi inspirasi, menghibur, memberi masukan, mengundang tawa,
memberikan dukungan, serta mendoakan selama proses menyelesaikan
skripsi ini.
9. Tak lupa sahabat-sahabat yang sudah seperti keluarga, UDO-ers UIN
Jakarta, Aji, Gita, Titin, Tika, Ira, Shinta, Anril, Fitria, dan masih banyak
lagi yang selalu memberi semangat dan mengundang tawa, Terima kasih
xii
2011..
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
namun penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi semua orang
yang membutuhkannya.
Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih. Semoga Allah SWT selalu
memberikan kemudahan untuk kita semua. Amiinn.
Tangerang Selatan, 01 Juli 2015
Penulis
xiii
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ... iii
LEMBAR PERNYATAAN ... v
RIWAYAT HIDUP ...vi
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ...ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR SINGKATAN ... xvii
DAFTAR TABEL ... xviii
DAFTAR GAMBAR ... xx
DAFTAR LAMPIRAN ...xxi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Ruang Lingkup Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
A. Menopause ... 9
xiv
3. Usia Menopause ... 12
4. Klasifikasi Menopause ... 13
5. Proses Menopause ... 14
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Menopause ... 15
7. Perubahan yang Terjadi pada Masa Menopause ... 18
B. Beban Kerja Ibu ... 23
1. Definisi Beban Kerja Ibu ... 23
2. Pengukuran Beban Kerja Ibu ... 24
C. Penelitian Terkait ... 27
D. Kerangka Teori ... 29
BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 30
A. Kerangka Konsep ... 31
B. Hipotesis ... 32
C. Definisi Operasional ... 33
BAB IV METODE PENELITIAN ... 36
A. Desain Penelitian ... 36
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 36
1. Populasi Penelitian ... 36
2. Sampel Penelitian ... 36
xv
D. Metode Pengumpulan Data ... 40
E. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 43
1. Uji Validitas ... 43
2. Uji Reliabilitas ... 43
F. Tahapan Penelitian ... 44
G. Pengolahan dan Analisa Data ... 46
1. Pengolahan Data ... 46
2. Analisa Data ... 47
H. Etika Penelitian ... 48
BAB V HASIL PENELITIAN ... 49
A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian ... 49
1. Data Geografi ... 49
2. Data Demografi ... 49
B. Analisis Univariat ... 49
1. Karakteristik Responden ... 49
2. Beban Kerja ... 54
C. Analisis Bivariat ... 60
1. Hubungan antara Beban Kerja dengan Usia Menopause .. 60
BAB VI PEMBAHASAN ... 62
A. Karakteristik Responden ... 62 B. Beban Kerja ... 68
xvi
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 76 A. Kesimpulan ... 76
B. Saran ... 77
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xvii
BMI : Body Mass Index
FSH : Follicle Stimulating Hormone
HDL : High Density Lipoprotein
IK : Interval Kelas
LDL : Low Density Lipoprotein
LH : Luteinizing Hormone
NKKBS : Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera
PNS : Pegawai Negeri Sipil
SPSS : Statistical Products and Service Solutions
UHH : Usia Harapan Hidup
xviii
No. Tabel Halaman
Tabel 3.1. Definisi Operasional ... 33
Tabel 5.1. Distribusi Responden Berdasarkan Usia Responden di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun 2015 ... 49
Tabel 5.2. Distribusi Responden Berdasarkan Usia Menopause Responden di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan
Taktakan Kota Serang Tahun 2015 ... 50
Tabel 5.3. Distribusi Responden Berdasarkan Usia Menarche Responden di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan
Taktakan Kota Serang Tahun 2015 ... 50
Tabel 5.4. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak Responden di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan
Taktakan Kota Serang Tahun 2015 ... 51
Tabel 5.5. Distribusi Responden Berdasarkan Usia Melahirkan Anak Terakhir Responden di Kelurahan Umbul Tengah
Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun 2015 ... 51
Tabel 5.6. Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Penyakit Responden di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan
Taktakan Kota Serang Tahun 2015 ... 52
Tabel 5.7. Distribusi Responden Berdasarkan Pemakaian Kontrasepsi Responden di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan
Taktakan Kota Serang Tahun 2015 ... 53
Tabel 5.8. Distribusi Responden Berdasarkan Status Merokok Responden di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan
xix
Tabel 5.10. Alokasi Waktu 24 Jam Responden di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun 2015 ... 54
Tabel 5.11. Status Kerja Responden di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun 2015 ... 56
Tabel 5.12. Besar Keluarga Responden di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun 2015 ... 57
Tabel 5.13. Ketersediaan Tenaga yang Membantu Responden di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun 2015 ... 57
Tabel 5.14. Total Nilai Beban Kerja Objektif Responden di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun 2015 ... 58
Tabel 5.15. Beban Kerja Objektif Responden di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun 2015 ... 58
Tabel 5.16. Total Nilai Beban Kerja Subjektif Responden di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun 2015 ... 59
Tabel 5.17. Beban Kerja Subjektif Responden di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun 2015 ... 59
xx
No. Gambar Halaman
xxi
Lampiran 1 Penjelasan Penelitian
Lampiran 2 Lembar Persetujuan Responden
Lampiran 3 Kuesioner Karakteristik Responden
Lampiran 4 Kuesioner Beban Kerja Ibu
Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan yang kita lalui akan mencapai pada masa penuaan. Penuaan
yang dialami salah satunya adalah terjadi pada fungsi sistem reproduksi. Pada
wanita, salah satu tahap kehidupan yang pasti dialami yaitu menopause, masa
dimana proses menstruasi terhenti secara alami. Menopause yang terjadi
secara alami merupakan tahap yang normal dalam kehidupan (Heffner dan
Danny, 2006).
Secara fungsional, menopause dapat dianggap sebagai “sindrom
berkurangnya kadar estrogen”. Keadaan ini ditandai dengan berhentinya
menstruasi dan pada mayoritas wanita, timbul tanda dan gejala sebagai respon
fisiologis terhadap perubahan pada ovarium dan hipotalamus. Respon tersebut
kemudian berperan terhadap perubahan fisiologis menopause. Respon
fisiologis tersebut seperti hot flushes (rasa panas), insomnia, atrofi vagina,
pengecilan payudara, dan penurunan elastisitas kulit. Osteoporosis dan
penyakit kardiovaskuler merupakan dampak lebih lanjut dari menopause
(Heffner dan Danny, 2006).
Memasuki usia paruh baya dan menjadi tua merupakan hal yang
menakutkan bagi sebagian wanita. Wanita yang telah mengalami menopause
digambarkan banyak mengalami masalah antara lain merasakan pergeseran
simptom-simptom psikologis yang akan mempengaruhi kualitas hidup pada
wanita yang telah memasuki masa menopause (Larasati, 2009). Mereka akan
merasa khawatir dirinya akan menjadi tidak sehat, tidak bugar, dan tidak
cantik lagi. Padahal, masa tua dan menopause merupakan salah satu tahap
yang harus dijalani seorang wanita dalam kehidupannya. Kekhawatiran yang
berlebihanlah yang menyebabkan masa-masa ini menjadi sulit (Kasdu, 2002
dalam Herawati, 2012).
Menurut WHO (2012) Usia Harapan Hidup (UHH) pada wanita di
dunia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Di Indonesia sendiri UHH
pada wanita tahun 1990 adalah 64 tahun, kemudian meningkat pada tahun
2000 menjadi 69 tahun, pada periode 2010-2015 meningkat menjadi 70,1
tahun dan diperkirakan meningkat menjadi 72,2 tahun pada periode
2030-2035 (Bappenas, 2013). Studi epidemiologis mengungkapkan fenomena yang
menunjukan fakta bahwa usia menopause wanita di berbagai belahan dunia
akhir-akhir ini semakin cepat (Herawati, 2012).
Seorang wanita dengan wanita lainnya memiliki usia menopause yang
berbeda tergantung faktor yang mempengaruhinya (Safitri, 2009). Rata-rata
usia menopause adalah antara 48 dan 52 tahun (paling sering terjadi di usia 51
tahun), namun tidak menutup kemungkinan untuk terjadi pada usia yang lebih
muda atau lebih tua dengan batas usia 40 sampai 60 tahun dan itu tergolong
normal (Brashers, 2007). Pada wanita Indonesia, umunya menopause terjadi
sekitar usia 45-55 tahun (Purwantyastuti, 2005 dalam Safitri, 2009).
Menurut Blumel (2011), dengan usia menopause yang semakin cepat
diperkirakan sepertiga kehidupan wanita berada pada masa menopause, yakni
menjalani kehidupan dengan keluhan fisik dan psikologis yang semakin
panjang (Herawati, 2012).
Jumlah penduduk di Indonesia pada tahun 2000 mencapai 203,46 juta
orang dengan 101,81 juta penduduk wanita. Sekitar 25% atau 15,5 juta orang
dari penduduk wanita Indonesia akan mencapai usia menopause, jumlah
meningkat menjadi 11% pada tahun 2005. Pada tahun 2008 sekitar 25,32 juta
wanita memasuki usia menopause. Pada tahun 2015 diperkirakan jumlah
tersebut akan bertambah sebesar 14%. Tahun 2020 diperkirakan jumlah
wanita yang hidup dalam usia menopause adalah 30,3 juta orang (Baziad,
2010).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Safitri (2009),
terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi usia menopause seperti usia
menarche, beban pekerjaan, status perkawinan, jumlah anak, usia melahirkan,
pemakaian kontrasepsi, merokok, konsumsi alkohol, dan riwayat penyakit.
Selain itu, ras/etnik, status sosial ekonomi, dan BMI (Body Mass Index) juga
turut mempengaruhi usia terjadinya menopause (Gold, Bromberger, Crawford,
dkk, 2001).
Namun, Baziad (2003) menyebutkan bahwa usia pertama haid
(menarche), melahirkan pada usia muda, maupun berat badan tidak terbukti
mempercepat datangnya menopause, faktor genetik kemungkinan berperan
terhadap usia menopause. Lain halnya dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Setiasih (2003) mengenai beberapa faktor ibu yang berhubungan dengan
Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis Propinsi Jawa Barat pada bulan april
yang menyatakan bahwa riwayat penyakit dengan usia menopause tidak
menunjukkan hubungan yang bermakna secara statistik, namun terjadi
hubungan yang bermakna pada usia menarche dan status gizi dengan usia
menopause.
Selain itu, hasil penelitian Sintania (2014) menyebutkan bahwa
terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian menopause dini
pada ibu ibu di wilayah kerja puskesmas Baso kabupaten Agam salah satunya
adalah beban pekerjaan. Semakin berat beban pekerjaan seorang wanita, maka
akan semakin cepat mengalami menopause, begitu pun sebaliknya, semakin
ringan pekerjaan wanita maka akan semakin normal usia menopause yang
dialaminya. Sehingga wanita yang bekerja akan mengalami menopause lebih
cepat dibanding wanita yang tidak bekerja (Yatim, 2011).
Wanita memiliki peranan penting sebagai pemelihara kesehatan
keluarganya sehingga menjadi sasaran penting program kesehatan. Namun
dengan alasan membantu dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi rumah
tangganya, maka banyak wanita yang memilih untuk bekerja diluar. Hal ini
tergambarkan dari data jumlah tenaga kerja wanita di Indonesia yang semakin
meningkat setiap tahunnya dan pada tahun 2012 persentase wanita yang
bekerja mencapai 47,91% dengan persentase wanita yang bekerja di perkotaan
sebesar 44,74% dan di pedesaan sebesar 51,10% (BPS RI – Sakernas, 2012).
Menopause akan mempengaruhi kualitas hidup wanita tidak terkecuali
wanita yang bekerja. Gambaran kualitas hidup tersebut dipengaruhi oleh
yaitu kesehatan fisik, psikologis, hubungan sosial, dan lingkungan. Sehingga
semakin cepat wanita mengalami menopause, semakin cepat pula hal-hal
tersebut dapat mempengaruhi kualitas hidup mereka (Larasati, 2009).
Penduduk wanita di Kelurahan Umbul Tengah, Kecamatan Taktakan
Kota Serang pada tahun 2014 berjumlah 2.210 orang atau sekitar 48,3% dari
total penduduk yaitu 4.577 orang dan 259 orang diantaranya berusia 45-55
tahun. 858 orang dari jumlah penduduk wanitanya selain menjadi ibu rumah
tangga juga bekerja sebagai petani, buruh, pedagang, pengusaha kecil
menengah, pembantu rumah tangga, Pegawai Negeri Sipil (PNS), karyawan
swasta, karyawan pemerintahan, dan lain sebagainya (Data Profil Kelurahan,
2014).
Pada bulan Januari 2015, peneliti melakukan studi pendahuluan pada
20 ibu usia 45-55 tahun di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan
Kota Serang. Hasil dari studi pendahuluan tersebut adalah dari 20 ibu usia
45-55 tahun, 12 diantaranya telah mengalami menopause dan sisanya belum
mengalami menopause. Lima orang diantaranya mengalami menopause alami
(45-55 tahun), dan tujuh orang lainnya mengalami menopause prematur (<45
tahun). 11 orang diantaranya memiliki beban kerja berat dan 9 orang lainnya
memiliki beban kerja ringan.
Penelitian yang dilakukan Safitri (2009) dan Sintania (2014) mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi usia menopause dirasa belum terlalu rinci
menjelaskan mengenai hubungan beban kerja dan usia menopause juga
instrumen penelitian yang digunakan masih secara umum, maka peneliti
dengan Usia Menopause pada Wanita di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan
Taktakan Kota Serang.
B. Rumusan Masalah
Wanita pada dewasa ini memiliki aktifitas fisik yang tidak kalah
banyak dengan laki-laki tidak terkecuali wanita di wilayah Kelurahan Umbul
Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang. Selain aktifitas rumah tangga,
wanita yang berperan ganda sebagai pekerja juga mendapatkan tambahan
beban kerja dari pekerjaannya. Menurut beberapa penelitian, beban kerja
terbukti mempengaruhi usia menopause yaitu semakin berat beban kerja maka
semakin cepat wanita mengalami menopause. Menopause merupakan hal yang
menakutkan dan mengganggu kenyamanan bagi sebagian wanita karena
menopause dapat mempengaruhi kualitas hidup mereka baik secara fisik,
psikologis, hubungan sosial maupun lingkungan. Sehingga semakin cepat
wanita mengalami menopause maka semakin cepat pula hal tersebut
mempengaruhi kualitas hidup mereka. Berdasarkan latar belakang tersebut,
peneliti merumuskan apakah ada hubungan yang signifikan antara beban kerja
dengan usia menopause pada ibu di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan
Taktakan Kota Serang.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum
Mengetahui hubungan beban kerja dengan usia menopause pada ibu di
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui karakteristik responden dan data demografi ibu di
Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang
b. Mengetahui beban kerja objektif dan subjektif ibu di Kelurahan
Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang
c. Mengetahui usia menopause ibu di Kelurahan Umbul Tengah
Kecamatan Taktakan Kota Serang
d. Mengetahui hubungan beban kerja dengan usia menopause pada ibu di
Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti
Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan kemampuan dan
keterampilan dalam melakukan penelitian dan penulisan ilmiah serta
meningkatkan pemahaman mengenai hubungan beban kerja dengan usia
menopause pada ibu.
2. Bagi Ibu
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai
hubungan beban kerja dengan usia menopause pada ibu sehingga hasilnya
dapat dijadikan acuan dalam melakukan pencegahan terjadinya menopause
dini.
3. Bagi Institusi Keperawatan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam bidang
edukasi kepada masyarakat berupa penyuluhan tentang hubungan beban
kerja dengan usia menopause pada ibu.
4. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, dan bahan acuan
untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan faktor yang
mempengaruhi usia menopause pada ibu.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswi Program Studi Ilmu
Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada bulan yang bertujuan
untuk mengetahui hubungan beban kerja dengan usia menopause pada ibu di
Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang dengan batasan
usia ibu yang dijadikan sampel 45-55 tahun.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian
kuantitatif. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
9
TINJAUAN PUSTAKA
A. Menopause
1. Definisi Menopause
Menopause adalah penurunan fungsi indung telur yang dialami
oleh wanita sehingga produksi hormon estrogen berkurang yang
mengakibatkan terhentinya menstruasi. Penurunan fungsi reproduksi ini
begitu dirasakan oleh wanita. Laki-laki juga mengalami penurunan fungsi
reproduksi yang dikenal sebagai andropause, namun hal ini terjadi lebih
lambat dibanding penurunan fungsi reproduksi pada wanita. Menopause
juga dapat diartikan sebagai terhentinya masa subur wanita (Kumalasari
dan Andhyantoro, 2012).
Seiring dengan bertambahnya usia, jumlah folikel yang mengalami
atresia makin meningkat, sampai pada waktunya tidak tersedia lagi folikel
yang cukup. Hal ini terjadi secara alamiah. Oleh karena itu, menopause
merupakan menstruasi alami terakhir yang dialami oleh wanita (Baziad,
2003). Wanita telah dapat dikatakan mengalami menopause apabila wanita
tersebut tidak mengalami menstruasi (amenorrhea) selama 12 bulan, kadar
follicle stimulating hormone (FSH) darah >40 Miu/ML dan kadar estradiol
<30 pg/ml (Baziad, 2003).
2. Klimakterium
Hal lain yang berkaitan dengan menopause adalah klimakteri atau
peralihan yang disebut dengan klimakterium. Awal masa klimakterium
sulit untuk ditentukan, tetapi berdasarkan keadaan endokrin (kadar hormon
estrogen turun dan kadar hormon gonadotropin meningkat) dan
gejala-gejala klinis jika ada, maka dapat dikatakan bahwa klimakterium mulai
kira-kira 6 tahun sebelum menopause (Pinem, 2009).
Klimakterium berakhir kira-kira 6-7 tahun sesudah menopause.
Pada saat ini kadar hormon estrogen telah rendah yang sesuai dengan
keadaan senium. Dengan demikian klimakterium lamanya lebih kurang 13
tahun (Pinem, 2009). Pada masa klimakterium, wanita akan mulai
merasakan perubahan yang gejala timbulnya tidak sama, bergantung pada
faktor budaya, tingkat pendidikan, lingkungan, dan genetika (Kumalasari
dan Andhyantoro, 2012).
Klimakterium terbagi dalam beberapa fase sebagai berikut:
a. Pramenopause
Pramenopause merupakan masa sebelum menopause. Fase ini
terjadi antara usia 40 tahun dan merupakan penanda dimulainya fase
klimakterium. Tanda-tanda yang muncul pada fase ini adalah siklus
haid yang tidak teratur, dengan perdarahan haid yang memanjang dan
jumlah darah haid yang relatif banyak, dan kadang-kadang disertai
nyeri haid (dismenorea) (Baziad, 2003).
Pada awal pramenopause, pada 7 hari pertama terdeteksi
peningkatan kadar FSH (lebih dari 30 IU/l) yang menunjukkan kadar
menopause (Pinem, 2009). Kadar FSH yang tinggi mengakibatkan
sehingga kadang-kadang dijumpai kadar estrogen yang sangat tinggi
(Baziad, 2003).
b. Perimenopause
Fase peralihan antara pramenopause dan pascamenopause ini
ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur. Kadar progesterone
akan tetap rendah meskipun terjadi ovulasi. Kadar FSH, luteinizing
hormone (LH) dan estrogen sangat bervariasi. Pada umumnya wanita
telah mengalami berbagai jenis keluhan klimakterium (Baziad, 2003).
c. Menopause
Menurut Baziad (2003), setelah memasuki usia menopause
akan selalu ditemukan kadar FSH yang tinggi (>40 mIU/ml). Pada
sebagian wanita, kadar estradiol pada awal menopause dijumpai
rendah, sedangkan pada sebagian wanita lain, apalagi pada wanita
gemuk kadar estradiol dapat tinggi. Hal ini terjadi akibat proses
aromatosasi androgen menjadi estrogen di dalam jaringan lemak.
Perubahan pada ovarium yang terjadi sebelum menstruasi
berhenti (menopause) yang terjadi pertama-tama adalah terjadinya
kegagalan fungsi korpus luteum di ovarium yang menyebabkan
terganggunya interaksi antara hipotalamus – hipofisis. Kegagalan
ovarium ini bersifat irreversible (Pinem, 2009). Akibat lainnya dari
terhentinya perkembangan folikel dan ovulasi adalah peningkatan
sirkulasi gonadotropin, FSH dan LH akibat hilangnya efek umpan
balik negative estrogen dan amenorea akibat tidak adanya stimulasi
d. Pascamenopause
Pascamenopause adalah masa setelah menopause, dimana
ovarium tidak berfungsi sama sekali, kadar estradiol berada antara
20-3- pg/ml, dan kadar hormon gonadotropin biasanya meningkat yang
disebabkan karena terhentinya produksi inhibin akibat tidak
tersedianya folikel dalam jumlah yang cukup. Rendahnya kadar
estradiol menyebabkan endometrium menjadi atropik dan tidak
mungkin muncul haid lagi (Baziad, 2003).
3. Usia Menopause
Saat masuknya seseorang dalam fase menopause sangat
berbeda-beda. Wanita di Eropa tidak sama usia menopausenya dengan wanita di
Asia (Baziad, 2003). Pada tahun 2000, usia menopause bagi perempuan
Indonesia sekitar 49 tahun (Pinem, 2009). Hal ini diperkuat oleh
Kumalasari dan Andhyantoro (2012) yang mengatakan bahwa usia
menopause di Indonesia kurang-lebih 49 tahun, tetapi biasanya sejak
wanita di atas 40 tahun menstruasi sudah tidak teratur, siklus sering terjadi
tanpa pengeluaran sel telur, hal ini berarti kemungkinan untuk hamil kecil,
namun bila terjadi kehamilan pada usia ini, kemungkinan besar
memperoleh anak yang cacat atau dengan kualitas yang kurang baik.
Pada usia 45-49 tahun, fertilitas wanita tinggal 5% saja (Baziad,
2003). Dengan demikian, siklus ovarium yang terdiri dalam pertumbuhan
folikel, ovulasi kemudian pembentukan korpus luteum lambat laun
berhenti. Pada 25% perempuan usia 40 tahun, siklus menstruasi tidak
Menopause terbanyak terjadi pada usia 50 tahun (Safitri, 2009).
Tidak jauh berbeda, Brashers (2007) mengatakan bahwa rata-rata usia
menopause adalah antara 48-52 tahun dan paling sering terjadi pada usia
51 tahun. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa usia terjadinya
menopause sangat bervariasi. Umumnya wanita Indonesia mengalami
menopause di usia 45-55 tahun (Purwantyastuti, 2005 dalam Safitri, 2009).
4. Klasifikasi Menopause
Menopause dapat dibagi dalam empat jenis yaitu:
a. Menopause Alami
Menopause alami adalah perdarahan menstruasi spontan untuk
terakhir kalinya. Terjadi pada rata-rata usia 51.2 tahun. Definisi ini
berlaku untuk wanita yang telah mempertahankan ovariumnya dan
yang tidak pernah mengkonsumsi pil estrogen atau kontrasepsi
maupun terapi pengganti hormone estrogen (Voda, 1930). Jumlah
folikel akan terus berkurang secara alami seiring bertambahnya
usia.berkurangnya jumlah folikel disebabkan oleh folikel itu sendiri
sampai akhirnya tidak ada lagi folikel yang tersisa, yang berarti wanita
tersebut telah memasuki usia pascamenopause (Baziad, 2003).
b. Menopause Buatan
Menopause buatan dapat terjadi secara tiba-tiba. Penyebabnya
bisa karena operasi pengangkatan rahim (histerektomi), atau
pengangkatan ovarium dan rahim dengan kemoterapi maupun radiasi
(Voda, 1930). Pengangkatan organ-organ reproduksi ini terbukti dapat
c. Menopause Premature
Usia terjadinya menopause memang bervariasi, namun jika
menopause terjadi pada usia 40 tahun maka menopause ini dinamakan
menopause premature (Manuaba, 2009). Lain halnya dengan Benson
(2008), ia menyebutkan bahwa jika sel telur habis pada usia kurang
dari 35 tahun, maka akan terjadi menopause premature. Menopause
premature akan menyebabkan keluhan-keluhan pramenopause dialami
lebih cepat. Salah satu keluhannya adalah hot flushes yang diakibatkan
oleh kenaikan hormone gonadotropin (Manuaba, 2009).
d. Menopause Lambat
Menopause lambat adalah menopause yang terjadi setelah usia
55 tahun (Manuaba, 2009). Salah satu faktor yang memungkinkan
seorang wanita akan mengalami keterlambatan menopause adalah
apabila memiliki kelebihan berat badan. Apabila seorang wanita
mengalami obesitas maka wanita tersebut akan memiliki kadar
estrogen yang lebih tinggi dalam seluruh masa hidupnya (Fox-Spencer
dan Brown, 2007).
5. Proses Menopause
Jumlah folikel dalam ovarium pada waktu lahir lebih kurang
750.000 buah dan semakin lama semakin berkurang jumlahnya (Pinem,
2009). Sebagian wanita yang usia 35 tahun masih memiliki 100.000
folikel, sedangkan wanita yang lain pada usia yang sama hanya memiliki
tidak teratur, ovariumnya masih memiliki lebih kurang 1000 folikel dan
kemungkinan hamil selalu ada (Baziad, 2003).
Menurut Pinem (2009), jumlah folikel pada waktu menopause
tinggal beberapa ribu buah dan folikel yang tersisa ini lebih resisten
terhadap rangsangan gonadotropin. Dengan demikian, siklus ovarium yang
terdiri dalam pertumbuhan folikel, ovulasi kemudian pembentukan korpus
luteum lambat laun berhenti, kejadian ini yang dinamakan menopause.
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Menopause
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi menopause,
diantaranya yaitu:
a. Usia haid pertama kali (menarche)
Safitri (2009) dalam penelitiannya mengatakan bahwa ada pengaruh
usia menarche terhadap menopause. Wanita yang usia menarchenya
<14 tahun akan mengalami menopause lebih cepat dibanding wanita
yang usia menarchenya ≥14 tahun (Lin Li, dkk, 2012).
b. Jumlah anak
Beberapa peneliti mengatakan bahwa semakin sering seorang wanita
melahirkan maka akan semakin lama ia memasuki usia menopause.
Semakin sering wanita melahirkan maka semakin banyak jumlah anak
yang telah dilahirkan (Kumalasari dan Andhyantoro, 2012). Salah satu
penelitian yang mengatakan bahwa terdapat pengaruh antara jumlah
anak terhadap usia menopause adalah penelitian yang dilakukan oleh
c. Usia melahirkan anak terakhir
Semakin tua usia seorang wanita ketika melahirkan, semakin tua pula
usia menopausenya. Proses penuaan pada sistem reproduksi akan
diperlambat oleh kehamilan dan persalinan, maka menopause akan
terjadi lebih lama (Kumalasari dan Andhyantoro, 2012). Hasil dari
sebuah penelitian yang dilakukan di Beth Israel Denconees Medical
Center di Boston menyatakan bahwa wanita yang masih melahirkan
pada usia diatas 40 tahun akan mengalami menopause pada usia yang
lebih tua (Safitri, 2009).
d. Status perkawinan
Status perkawinan secara tidak langsung mempengaruhi usia
terjadinya menopause (Safitri, 2009). Wanita yang tidak menikah dan
bekerja memiliki tingkat stress yang lebih tinggi dibanding wanita
yang menikah dan bekerja/tidak bekerja, sehingga usia menopausenya
akan lebih muda (Kumalasari dan Andhyantoro, 2012).
e. Beban kerja
Pada wanita yang bekerja, sumber stress berasal dari lingkungan kerja,
sehingga dapat meningkatkan stress kerja yang akan mempercepat
wanita tersebut dalam mengalami gejala menopause (Hammam,
Abbas, dan Hunter, 2012). Hasil penelitian yang dilakukan di wilayah
kerja Puskesmas Baso Kabupaten Agam oleh Sintania (2014)
menyatakan bahwa ada hubungan antara beban pekerjaan dengan
menopause dini pada ibu. Hubungannya adalah semakin berat beban
menopause dan semakin ringan beban pekerjaan ibu maka akan
semakin normal menopause yang dialaminya.
f. Riwayat penyakit
Wanita yang mengalami pengangkatan rahim karena penyakit tertentu
akan mengalami gejala menopause pada usia yang lebih muda
(Kumalasari dan Andyantoro, 2012). Selain itu, pada wanita yang
mengalami penyakit jantung akan lebih cepat mengalami menopause
secara alami (Gold, dkk, 2001).
g. Pemakaian kontrasepsi
Pada wanita yang menggunakan kontrasepsi jenis hormonal akan
mengalami menopause pada usia yang lebih tua. Hal ini dikarenakan
kontrasepsi jenis hormonal bekerja dengan cara menekan fungsi
indung telur sehingga tidak memproduksi sel telur (Kumalasari dan
Andhyantoro, 2012). Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang
dilakukan Safitri (2009) bahwa wanita yang pernah menggunakan
kontrasepsi akan mendapatkan menopause di usia yang lebih tua.
Meskipun jenis kontrasepsi tidak berpengaruh terhadap menopause.
h. Status Merokok
Wanita yang merokok diduga akan lebih cepat mengalami menopause
(Kumalasari dan Andhyantoro, 2012). Terdapat beberapa penelitian
yang mendukung, salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh
Lin Li dkk terhadap wanita di Cina pada tahun 2012. Hasil penelitian
memiliki usia menopause yang lebih muda dibanding yang tidak
merokok.
i. Body Mass Index (BMI)
Tingkat BMI yang rendah berhubungan dengan usia menopause yang
lebih muda (Lin Li, dkk, 2012). Sama halnya yang dikatakan oleh
Kumalasari dan Andhyantoro (2012) bahwa hubungan antara tinggi
badan dan berat badan wanita diduga dapat mempengaruhi usia
menopause. Jaringan adipose merupakan tempat diproduksinya
hormon estrogen dan banyak didapatkan pada wanita yang obesitas.
Sehingga pada wanita yang obesitas menopause akan terjadi lebih
lambat (Gold, dkk, 2001).
j. Sosial ekonomi
Tingkat ekonomi wanita yang dipengaruhi oleh suami yang bekerja
atau tidak bekerja juga tingkat pendidikan yang mempengaruhi tingkat
ekonomi diduga berpengaruh terhadap usia menopause (Gold, dkk.,
2012, Kumalasari dan Andhyantoro, 2012).
k. Budaya dan lingkungan
Pengaruh budaya dan lingkungan sudah dibuktikan sangat
mempengaruhi wanita untuk dapat atau tidak dapat menyesuaikan diri
dengan fase klimakterium dini (Kumalasari dan Andhyantoro, 2012).
7. Perubahan yang Terjadi pada Masa Menopause
Kumalasari dan Andhyantoro (2012) menyebutkan beberapa
a. Jangka Pendek
1) Perubahan Fisik
Beberapa organ reproduksi akan mengalami perubahan
sebagai akibat terhentinya menstruasi. Rahim mengalami atropi,
panjangnya menyusut, dan dindingnya menipis. Jaringan
miometrium (otot rahim) menjadi sedikit dan mengandung lebih
banyak jaringan fibrotik sehingga serabutnya menjadi berlebihan.
Serviks menyusut sehingga tidak menonjol ke dalam vagina
bahkan lama-lama akan merata dengan dinding vagina.
Lipatan-lipatan saluran telur menjadi lebih pendek, menipis, dan mengerut
dan rambut getar yang ada pada ujung saluran telur atau fimbria
menjadi hilang.
Selain itu terdapat perubahan fisik lainnya yang menjadi
tanda dan gejala menopause sebagai berikut.
a) Perasaan panas (hot flushes)
a. Rasa panas yang luar biasa pada wajah dan tubuh
bagian atas (seperti leher dan dada).
b. Warna kulit menjadi kemerahan di daerah dada, leher,
dan wajah serta terasa adanya peningkatan suhu pada
perabaan akibat dari gejolak panas yang terjadi.
c. Kadar estrogen yang menurun akan mempengaruhi
jaringan-jaringan yang sensitive atau yang bergantung
d. Mempengaruhi pola tidur karena sering terjadi pada
malam hari.
e. Bisa terjadi dalam jangka waktu hanya beberapa menit
sampai dengan 1 jam.
f. Tingkat stress mempengaruhi gejala ini dan dapat
berkurang jika udara dingin.
g. Setelah 4-5 tahun pasca menopause, gejala ini akan
menghilang.
b) Kelainan kulit, rambut, dan gigi
a. Kadar estrogen yang rendah dapat mempengaruhi
jaringan kolagen sebagai jaringan penunjang pada
tubuh.
b. Penurunan kadar estrogen yang lama kelamaan akan
menghilang akan menyebabkan kulit kering dan
keriput, rambut terbelah-belah dan rontok, gigi mudah
goyang dan gusi berdarah, sariawan, dan terjadi
kerusakan pada kuku.
c) Vagina kering
a. Perubahan yang terjadi pada vagina ini dapat
menimbulkan rasa sakit ketika berhubungan intim.
b. Keluhan atau gangguan dirasakan pada epitel vagina,
jaringan penunjang, dan elastisitas dinding vagina.
Tidak dapat menahan buang air kecil merupakan salah satu
fisiologis yang terjadi pada penuaan. Hal ini dirasakan
terutama ketika bersin dan batuk. Penyebabnya adalah
dinding serta lapisan otot polos uretra wanita –yang
mengandung banyak reseptor estrogen –mengalami
gangguan penutupan uretra karena kadar estrogen yang
berkurang.
e) Penambahan berat badan
Turunnya kadar estrogen dan gangguan pertukaran zat
dasar metabolism lemak diduga berhubungan dengan
bertambahnya berat badan atau melebarnya ukuran tubuh
pada lansia.
f) Gangguan mata
Mata akan terasa kering dan gatal akibat dari berkurangnya
produksi kelenjar air mata karena menurunnya kadar
estrogen.
g) Nyeri tulang dan sendi
Persendian akan terasa sakit dan ngilu. Usia yang semakin
bertambah mengakibatkan beberapa organ tidak lagi
mengadakan remodeling bahkan sebaliknya mengalami
proses penurunan. Contohnya terjadi pada tulang.
2) Perubahan Psikologis
Selain terjadi secara fisik, perubahan juga terjadi secara
menjalani masa menopausenya. Pengetahuan dan pandangan
masing-masing wanita mempengaruhi respon psikologis yang
dirasakan.
Perubahan psikis yang dirasakan timbul karena perubahan
fisik dan hormonal yang terjadi. Sensitivitas akan meningkat,
mudah tersinggung, suasana hati yang mudah berubah, mudah
marah, kurang percaya diri, sulit dalam berkonsentrasi,
perubahan perilaku, menurunnya daya ingat, kehilangan gairah
seksual, dan bahkan sampai depresi sebagai akibatnya.
Gejala-gejala ini akan mengganggu kehidupan sosial dan kemampuan
dalam beraktivitas sehari-hari.
b. Jangka Panjang
1) Osteoporosis
Penurunan kadar estrogen dapat menyebabkan osteoporosis
karena tulang dapat menjadi rapuh dan patah. Osteoporosis
umumnya terjadi pada tulang berongga, yaitu tulang paha,
panggul, dan lengan bawah. Asupan kalsium yang kurang, sinar
matahari, aktivitas fisik dan olahraga, kekurangan gizi, kelainan
kelenjar gondok, merokok, penggunaan alkohol, dan
kortikosteroid seperti pada penderita asma dan lupus dapat
mempercepat osteoporosis.
2) Penyakit jantung koroner
Penurunan kadar estrogen dapat meningkatkan kadar LDL
Density Lipoprotein). Hal tersebut dapat meningkatkan kejadian
penyakit jantung koroner pada wanita.
3) Demensia tipe Alzheimer
Kadar estrogen yang rendah mempengaruhi sistem saraf
pusat atau otak. Hal ini dapat mengganggu proses yang terjadi di
sistem saraf pusat seperti kemampuan berkonsentrasi yang
menurun dan kehilangan ingatan jangka pendek. Sulit tidur,
gelisah, depresi, sampai pada kepikunan tipe Alzheimer dapat
dialami jika kekurangan estrogen dalam waktu lama dan berat
serta dipengaruhi faktor keturunan dan proses penuaan.
B. Beban Kerja Ibu
1. Definisi Beban Kerja Ibu
Dewasa ini banyak ibu rumah tangga yang bekerja di luar rumah
yang mengakibatkan peran ganda seorang ibu sehingga beban kerja
mereka menjadi bertambah berat (Yulianis, Martianto, dan Hastuti, 2008).
Secara umum ibu memiliki beban kerja di sector public maupun domestic.
Ibu yang berperan sebagai pekerja di sector public untuk mencari
tambahan penghasilan, tetapi dituntut untuk menjadi ibu rumah tangga
yang baik. Hal tersebut mengakibatkan ibu memiliki beban kerja yang
cukup berat (Lestari, 2011).
Beban kerja merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh
individu untuk menyelesaikan suatu tuntutan pekerjaan yang harus
berat ringannya kegiatan yang dilakukan seseorang sehari-hari termasuk
pekerjaan rumah tangga maupun pekerjaan yang dilakukan oleh responden
untuk mendapatkan imbalan berupa uang (Safitri, 2009). Beban kerja ibu
adalah suatu kewajiban atau tanggung jawab seorang ibu dan tanggapan
atas kewajiban tersebut diukur berdasarkan jawaban contoh terhadap
pertanyaan meliputi jumlah alokasi waktu kegiatan ibu sehari, status kerja
ibu, besar keluarga, ketersediaan tenaga yang membantu (Yulianis, 2003).
2. Pengukuran Beban Kerja Ibu
Beban kerja ibu dapat diukur secara objektif maupun subjektif.
Beban kerja ibu secara objektif terdiri dari beberapa hal yang dapat diukur
yaitu alokasi waktu kegiatan ibu sehari, status kerja ibu, besar keluarga,
dan ketersediaan tenaga yang membantu. Hal tersebut dapat
mempengaruhi beban kerja ibu. Secara subjektif, beban kerja akan dilihat
dari persepsi ibu terhadap beban kerjanya (Yulianis, 2003).
a. Beban kerja: objektif
1) Alokasi waktu
Alokasi waktu adalah jumlah waktu yang diperlukan untuk
melakukan kegiatan dalam sehari. Alokasi waktu diukur dengan
metode recall 1x24 jam. Alokasi waktu meliputi enam kegiatan
ibu yaitu kegiatan produktif, kegiatan domestik, kegiatan pribadi,
kegiatan sosial, kegiatan pengasuhan dan kegiatan istirahat
(Yulianis, 2003).
Kegiatan produktif yang dimaksud adalah kegiatan yang
Untuk kegiatan domestik yaitu kegiatan rumah tangga seperti
bersih-bersih rumah, mencuci pakaian dan memasak. Makan,
minum, mandi, shalat, membaca Al-qur’an dan tidur merupakan
jenis kegiatan pribadi. Kegiatan pengasuhan yang dimaksud
berupa kegiatan memberi makan anak/cucu, bermain bersama
anak/cucu, menidurkan anak/cucu, dan memandikan anak/cucu.
Kegiatan sosial dapat berupa perkumpulan sosial (Yulianis,
2003).
Mangkuprawira (1985) membagi waktu ibu secara umum
pada enam kegiatan yaitu waktu rumah tangga, semua waktu yang
digunakan untuk kegiatan rumah tangga yang tidak bernilai
ekonomis seperti membersihkan rumah, mencuci, memasak, dan
mengasuh anak, waktu mencari nafkah, yaitu semua waktu yang
digunakan untuk menambah penghasilan keluarga, waktu sosial,
yaitu waktu yang digunakan untuk kegiatan-kegiatan sosial
seperti gotong royong, menjenguk orang sakit, mengunjungi
tetangga, mendatangi pengajian dan arisan, waktu pendidikan,
yaitu semua waktu yang digunakan ibu untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan ibu, waktu pribadi, yaitu waktu
yang digunakan untuk kepentingan pribadi seperti makan, minum,
sholat, membaca Al-Qur’an dan tidur. Dan waktu luang, yaitu sisa
waktu diatas.
Hasil penelitian Mangkuprawira (1985) menyebutkan
sebesar 5,6 jam, mencari nafkah 2,3 jam perhari, sosial 1,3 jam
perhari, pendidikan sebesar 0,2 jam per hari, waktu luang 4,6 jam
perhari dan sisanya untuk kegiatan pribadi.
2) Status kerja
Status kerja adalah suatu keadaan dimana ibu bekerja atau
tidak bekerja selain pekerjaan ibu rumah tangga (Yulianis, 2003).
3) Besar keluarga
Besar keluarga sama dengan jumlah anggota keluarga.
Besar keluarga dikategorikan sesuai acuan konsep Norma
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) yang ditetapkan oleh
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional menjadi
keluarga kecil dengan jumlah anak ≤2 orang, keluarga sedang
dengan jumlah anak 3-4 orang, dan keluarga besar dengan jumlah
anak ≥5 orang (Yulianis, 2003).
4) Ketersediaan tenaga yang membantu
Dukungan dari keluarga terkadang dibutuhkan dalam
menjalankan fungsi rumah tangga. Tenaga bantuan dapat berasal
dari suami, anak, saudara, maupun ibu/mertua.
b. Beban kerja: subjektif
Selain menggunakan pengukuran beban kerja secara objektif,
dapat pula dilakukan pengukuran beban kerja secara subjektif yaitu
menggunakan persepsi ibu terhadap beban kerja. Persepsi ini
dilakukan yaitu berupa perasaan ringan, sedang dan berat (Yulianis,
2003).
Beban kerja secara subjektif didapatkan dari persepsi ibu
terhadap beban pekerjaan yang dilakukan, diukur berdasarkan
jawaban terhadap kesukaan, kelelahan dan beratnya pekerjaan yang
dirasakan oleh ibu berupa aktifitas domestik dan publik (Yulianis,
2003).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Yulianis, Martianto,
dan Hastuti (2008), terdapat hubungan antara persepsi (beban kerja
subjektif) dengan beban kerja objektif. Maksudnya adalah jika beban
kerja meningkat maka persepsi cenderung meningkat pula.
C. Penelitian Terkait
Salah satu hasil penelitian yang dilakukan oleh Sintania (2014)
mengenai Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Menopause Dini
pada Ibu Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Baso Kabupaten Agam menyatakan
bahwa terdapat hubungan beban pekerjaan dengan menopause dini pada ibu
yaitu semakin berat beban pekerjaan seorang wanita, maka akan lebih cepat
mengalami menopause, dan semakin ringan pekerjaan wanita maka akan
semakin normal usia menopause yang dialaminya. Penelitian lainnya yang
mendukung adalah hasil penelitian Sepdiarti, Indasah, dan Mayasari (2014)
yang menyatakan bahwa beban kerja ternyata berpengaruh terhadap usia
Penelitian lainnya yang terkait dengan penelitian ini adalah penilitian
Herawati (2012) dan Safitri (2009). Namun, hasil dari kedua penelitian ini
menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara beban kerja
dengan usia menopause, melainkan terdapat faktor-faktor lainnya seperti usia
menarche, usia terakhir melahirkan, pemakaian kontrasepsi, dan riwayat
29
- Wanita dengan penyakit tertentu - Pemakaian kontrasepsi
(Gold, Bromberger, Crawford, dkk, 2001; Kumalasari dan Andhyantoro, 2012; Safitri, 2009)
Beban kerja
Usia Menopause:
30
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian merupakan model pendahuluan dari
sebuah penelitian yang mencerminkan hubungan variabel-variabel yang
diteliti (Swarjana, 2012). Peneliti memerlukan kerangka konsep sebagai
landasan berpikir dalam melaksanakan suatu penelitian yang dikembangkan
dari tinjauan teori sehingga mudah dipahami. Berikut ini adalah
variabel-variabel yang akan diteliti berdasarkan tinjauan teori yang telah dipaparkan
oleh peneliti pada bab sebelumnya.
1. Variabel terikat (dependent variable)
Variabel terikat pada penelitian ini adalah usia menopause ibu di
Kelurahan Umbul Tengah yang dikategorikan menjadi menopause
premature (<45 tahun), menopause normal (45-55 tahun), dan belum
menopause.
2. Variabel bebas (independent variable)
Variabel bebas pada penelitian ini adalah beban kerja ibu di Kelurahan
Umbul Tengah yang dikategorikan menjadi beban kerja ringan, sedang
3. Variabel perancu (confounding variable)
Variabel perancu pada penelitian ini adalah menarche, jumlah anak, usia
melahirkan, riwayat penyakit, pemakaian kontrasepsi, status merokok, dan
BMI.
Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian ini
digambarkan dalam kerangka konsep penelitian pada skema berikut ini:
Gambar 3.1
Kerangka Konsep Penelitian
Variabel Independen Variabel Dependen
Beban Kerja
B. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara atau jawaban teoritis terhadap
rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 2012). Hipotesis dari penelitian ini
adalah “Ada hubungan yang positif dan signifikan antara beban kerja
dengan usia menopause pada ibu di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan
33
No. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
1. Beban Kerja
Kuesioner Menghitung dari hasil penjumlahan skor
Kuesioner Menghitung dari hasil penjumlahan skor
No. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
3. Menarche Usia responden ketika
Tabel 3.1 Definisi Operasional
No. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Crawford dkk, 2001)
8. Merokok Status responden apakah
36
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kuantitatif dengan
desain penelitian cross sectional. Cross sectional merupakan desain penelitian
dimana pengukuran atau pengamatannya dilakukan secara simultan pada satu
waktu (Hidayat, 2008). Peneliti akan melakukan pengukuran terhadap beban
kerja ibu sebagai variabel yang mempengaruhi dengan kategori ringan,
sedang, dan berat, kemudian dilihat hubungannya dengan usia menopause
sebagai variabel yang dipengaruhi.
B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian
Populasi adalah seluruh subjek atau objek yang memiliki karakteristik tertentu untuk diteliti (Hidayat, 2008). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh ibu yang berusia 45-55 tahun dan tinggal di
Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang. Menurut
data dari kelurahan setempat, ibu yang berusia 45-55 tahun berjumlah 259
orang. RW 01 berjumlah 85 orang, RW 02 51 orang, RW 03 15 orang, RW
04 56 orang, dan RW 05 52 orang.
2. Sampel Penelitian
digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik sampling probabilitas atau
random sampling secara sistematik. Supaya sampel yang digunakan dalam
penelitian sesuai, maka peneliti menentukan kriteria inklusi sebagai
berikut:
a. Ibu yang berusia 45-55 tahun yang tinggal di Kelurahan Umbul
Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang
b. Ibu yang sehat fisik dan mental
c. Ibu yang bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian
d. Status perkawinan : menikah
Sedangkan kriteria ekslusi sebagai berikut:
a. Ibu yang tidak berdomisili tetap di Kelurahan Umbul Tengah
Kecamatan Taktakan Kota Serang
b. Ibu yang mengalami gangguan memori
c. Ibu yang mengalami amenorea primer
Dalam menentukan besar sampel, maka perlu dihitung berdasarkan
Rumus Slovin (Notoatmodjo, 2012):
n = besar sampel
N = besar populasi
d = derajat kesalahan yang diinginkan 10% = 0,1 N
Kemudian angka populasi dimasukan dalam rumus yaitu:
=
=
= 72,14 ≈ 72
Dengan tingkat kepercayaan yang dikehendaki 90%, maka besar
sampel yang diperoleh dengan menggunakan rumus tersebut adalah 72
orang.
Peneliti menambahkan 10% dari total sampel sebagai cadangan
untuk mengantisipasi terjadinya sampel yang drop out. Maka jumlah
sampel menjadi 72 + (10% x 72) ≈ 79 responden.
Setelah didapatkan jumlah sampel secara keseluruhan, kemudian
dilakukan tehnik pengambilan sampel secara cluster random sampling
dengan menggunakan Rumus sampling Fraction sebagai berikut:
Fi = Ni/N
Kemudian besarnya sampel per cluster yaitu:
ni = fi x n
259
1 + 259(0,1)2 n =
259
1 + 2,59
259
fi = sampling fraction cluster
Ni = banyaknya individu yang ada dalam cluster
N = banyaknya populasi seluruhnya
n = banyaknya anggota yang dimasukkan sampel
ni = banyaknya anggota yang dimasukkan menjadi sub
sampel
Sehingga didapatkan hasil sebagai berikut:
F1 = 85/259 = 0,3
F2 = 51/259 = 0,2
F3 = 15/259 = 0,06
F4 = 56/259 = 0,21
F5 = 52/259 = 0,2
Kemudian:
n1 = 0,32 x 79 = 25,28 = 25
n2 = 0,2 x 79 = 15,8 = 16
n3 = 0,06 x 79 = 4,74 = 5
n4 = 0,21 x 79 = 16,59 = 17
n5 = 0,2 x 79 = 15,8 = 16
Maka setelah jumlah sampel per cluster didapatkan, pengambilan
sampel dilakukan secara random dengan mengambil nomor urutan sampel
C. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian
Penelitian ini berlangsung pada bulan Mei 2015-Juni 2015.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah Kelurahan Umbul Tengah
Kecamatan Taktakan Kota Serang yang terdiri dari lima RW (Rukun
Warga), yaitu RW I Majalawang, RW II Tegal Tonggleng, RW III Munjul,
RW IV Umbul Tengah, dan RW V Sitauan.
D. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan kegiatan penelitian untuk
mengumpulkan data (Hidayat, 2008). Alat ukur atau instrumen penelitian
dibutuhkan dalam melakukan pengumpulan data. Alat ukur yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kuesioner yang terdiri dari beberapa pertanyaan
yang ditujukan langsung pada responden. Pertanyaan tersebut mengenai
karakteristik responden seperti pertanyaan mengenai status dan usia
menopause.
Beban kerja ibu diukur dengan menjumlahkan data alokasi waktu
untuk kegiatan ibu dalam sehari, status kerja ibu, besar keluarga, ketersediaan
tenaga dan dukungan keluarga untuk membantu pekerjaan ibu. Semua data
tersebut dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, untuk alokasi waktu
ibu digunakan Recall 1 x 24 jam. Alokasi waktu ibu terdiri dari enam jenis
kegiatan. Kegiatan tersebut adalah kegiatan produktif, domestik, pribadi,
Menurut Agarwal (2004) dalam Manullang, dkk (2014), terkait dengan
aspek waktu, pola aktivitas harian dapat dibedakan menjadi aktivitas hari kerja
dan aktivitas akhir pekan. Hari kerja terdiri dari hari Senin sampai Jumat,
sedangkan hari Sabtu dan Minggu adalah hari libur. Aktivitas harian seperti
bekerja dan melakukan aktivitas rumah tangga dan aktivitas non-harian seperti
rekreasi pada akhir pekan.
Diadopsi dari suatu anekdot bahwa sebaiknya masyarakat jangan
membeli suatu barang yang dihasilkan pada hari Senin dan hari Jum’at, tetapi
belilah suatu barang yang dihasilkan pada hari Selasa dan hari Kamis, atau
lebih baik lagi yang dihasilkan pada hari Rabu karena pada hari tersebut para
pekerja bekerja dengan semangat yang tinggi dan prima sehingga produk yang
dihasilkan adalah yang terbaik dari hari lainnya, karena pada hari lainnya
seperti hari Senin para pekerja belum begitu tekun mengerjakan pekerjaannya
karena masih mengalami kelelahan setelah pulang dari liburan. Sedangkan
pada hari Jum’at pikiran para pekerja tidak konsen pada pekerjaannya
dikarenakan mereka memikirkan apa yang akan dilakukannya selama liburan.
Maka dari itu pengumpulan data dilakukan pada hari rabu ketika responden
diperkirakan totalitas dalam melakukan aktivitas harian (Septiani, 2006).
Penilaian pada kuesioner beban kerja dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
1. Alokasi waktu ibu
a. Kegiatan produktif
1) Skor 2 untuk skala > mean
b. Kegiatan domestik
1) Skor 2 untuk skala > mean
2) Skor 1 untuk skala < mean
c. Kegiatan pribadi
1) Skor 2 untuk skala > mean
2) Skor 1 untuk skala < mean
d. Kegiatan istirahat
1) Skor 2 untuk skala > mean
2) Skor 1 untuk skala < mean
e. Kegiatan sosial
1) Skor 2 untuk skala > mean
2) Skor 1 untuk skala < mean
f. Kegiatan pengasuhan
1) Skor 2 untuk skala > mean
2) Skor 1 untuk skala < mean
2. Status kerja ibu
a. Skor 2 untuk ibu yang bekerja
b. Skor 1 untuk ibu yang tidak bekerja
3. Besar keluarga
a. Skor 2 untuk jumlah anak > 2 orang
b. Skor 1 untuk jumlah anak ≤ 2 orang
4. Ketersediaan tenaga yang membantu
a. Skor 2 jika tidak ada tenaga yang membantu
Setelah itu, skor dari setiap variabel dijumlahkan sehingga dapat
diperoleh skor minimum 9 dan maksimum 18. Kemudian beban kerja
objektif dibagi dalam dua kategori yaitu ringan dan berat. Penggolongan
kriteria dilakukan dengan cara menentukan cut of point rata-rata (mean)
sehingga hasilnya sebagai berikut:
Ringan : < nilai mean Berat : > nilai mean
Beban kerja subjektif terdiri dari 14 pertanyaan yang
masing-masing diberi skor. Skor 1 untuk jawaban suka, skor 2 untuk jawaban
lelah. Skor 3 untuk jawaban berat, skor 4 untuk jawaban suka dan lelah,
skor 5 untuk jawaban suka dan berat, skor 6 untuk jawaban lelah dan berat,
skor 7 untuk jawaban suka, lelah, dan berat, sehingga diperoleh skor
minimum 14 dan maksimum 98. Kemudian beban kerja subjektif dibagi
dalam dua kategori yaitu ringan dan berat. Penggolongan kriteria
dilakukan dengan cara menentukan cut of point rata-rata (mean) sehingga
hasilnya sebagai berikut:
Ringan : < nilai mean Berat : > nilai mean
E. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Uji korelasi antara skors (nilai)
untuk mengetahui apakah kuesioner yang kita susun tersebut mampu
mengukur apa yang hendak kita ukur (Notoatmodjo, 2012).
Kuesioner yang digunakan telah digunakan sebelumnya pada
penelitian Yulianis (2003) dan pada penelitian tersebut tidak ditemukan
adanya hasil uji validitas.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti
menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap
asas (ajeg) bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala
yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo,
2012).
Alat ukur (kuesioner) yang digunakan pada penelitian ini telah
digunakan oleh penelitian Yulianis (2003) dan pada penelitian tersebut
tidak ditemukan adanya hasil uji validitas.
F. Tahapan Penelitian
1. Tahap persiapan
a. Dimulai dengan perumusan masalah.
b. Menentukan variabel penelitian.
c. Melakukan tinjauan pustaka untuk mendapat gambaran dan landasan
teoritis yang tepat.
e. Menentukan, menyusun, dan menyiapkan alat ukur yang akan
digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner karakteristik
responden dan kuesioner beban kerja.
f. Mengajukan izin ke desa yang akan diteliti.
2. Tahap Penelitian
a. Mendapatkan data populasi dari kelurahan.
b. Menentukan sampel dengan memilih nomer ganjil pada daftar
populasi.
c. Menemui responden dimulai dari RW terdekat pada hari apapun selain
hari rabu.
d. Menjelaskan tujuan penelitian dan melakukan informed consent pada
responden.
e. Membagikan kuesioner beban kerja berupa alokasi waktu dan
menjelaskan cara pengisiannya.
f. Meninggalkan kuesioner untuk diisi oleh responden pada hari Rabu.
g. Membuat janji bahwa peneliti akan datang kembali setelah responden
mengisi alokasi waktu pada hari Rabu.
h. Datang kembali pada hari selanjutnya untuk mengumpulkan kuesioner
yang telah diisi.
i. Melakukan skoring terhadap hasil kuesioner yang telah diisi oleh
responden.
j. Menghitung dan mencatat tabulasi data yang diperoleh, kemudian