• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Pemeriksa Intern Dalam Membantu Mengefektifkan Keandalan Atas Pengendalian Intern Penagihan Piutang (Studi Kasus Pada PT "X"- Bandung).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Pemeriksa Intern Dalam Membantu Mengefektifkan Keandalan Atas Pengendalian Intern Penagihan Piutang (Studi Kasus Pada PT "X"- Bandung)."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Penjualan merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan. Penjualan yang dilakukan secara kredit dapat mengakibatkan timbulnya piutang, yang berarti pendapatan perusahaan mengalami penundaan hingga jatuh tempo piutang tersebut dapat tertagih. Perusahaan yang sebagian besar penjualannya menggunakan sistem kredit memerlukan suatu pengendalian intern yang memadai dalam hal penagihan sehingga piutang perusahaan tersebut dapat tertagih tepat waktu. Selain itu, perusahaan memerlukan pemeriksaan intern yang dapat membantu mengefektifkan pengendalian intern penagihan piutang tersebut.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pengendalian intern untuk menunjang keefektifan aktivitas perusahaan dalam hal piutang, pelaksanaan pemeriksaan intern dalam keandalan pengendalian intern, serta sejauhmana peranan pemeriksaan intern dalam mengefektifkan keandalan pengendalian intern penagihan piutang PT. X yang merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang distribusi dan penjualan di Bandung.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis dengan mengumpulkan data melalui kuesioner, observasi, dan wawancara. Dari data yang tersedia kemudian disusun, dipelajari, dan dianalisa untuk mencapai suatu hipotesa. Berdasarkan pemikiran tersebut, penulis menetapkan hipotesa sebagai berikut: “Pemeriksaan Intern Memiliki Peran yang Signifikan dalam Meningkatkan Keandalan Penagihan Piutang”. Untuk menunjang hipotesa tersebut penulis melakukan pembuktian hipotesa melalui analisa statistik dengan teknik korelasi Pearson (Product Moment Coefficient Of Correlation) dengan menggunakan perhitungan secara komputerisasi yaitu dengan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 13.

Berdasarkan hasil penelitian melalui kuesioner dan analisa statistik, diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,788 artinya hubungan yang kuat antara kedua variabel, angka tersebut menunjukkan hubungan yang kuat karena mendekati 1. Sedangkan koefisien determinasi sebesar 0.621 menunjukan besarnya peranan pemeriksaan intern terhadap pengendalian intern penagihan piutang pada PT. X sebesar 62,1% sedangkan sisanya 37,9% dipengaruhi faktor lain. Untuk mengambil suatu hipotesa, apakah hipotesa penulis diterima adalah jika nilai peluang (ρvalue) lebih kecil dari nilai signifikasi (Sig), dimana hasilnya adalah 0.000 < α (alfa), dengan α sebesar 0.05.

(2)

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL……….………..i

LEMBAR PENGESAHAN………..……….ii

LEMBAR PERSEMBAHAN………..…..………..…iii

ABSTRAK………..………..…….iv

KATA PENGANTAR……….……..………...v

DAFTAR ISI………..…….viii

DAFTAR TABEL………..…….xiii

DAFTAR GAMBAR…...………xiv

DAFTAR LAMPIRAN………..………..xv

BAB 1 PENDAHULUAN…………..………1

1.1 Latar Belakang…………..………..……….1

1.2 Identifikasi Masalah……….……...………..………..4

1.3 Tujuan Penelitian………..…..……….4

1.4 Manfaat Penelitian………..…..……...………5

1.5 Rerangka Penelitian………..…...………..6

(3)

1.6.1Penarikan Kesimpulan Hipotesa………10

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian………..………...10

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA……..…..………...…11

2.1 Pemeriksaan Intern………...………..……..11

2.1.1 Pengertian Pemeriksaan…….……..……...……….………11

2.1.2 Pengertian Pemeriksaan Intern……..……….…..…...12

2.1.3 Jenis-jenis Pemeriksaan dan Pemeriksaan Intern……..………..…….12

2.1.3.1 Jenis-Jenis Pemeriksaan…………..………...…...………...…12

2.1.3.2 Jenis-Jenis Pemeriksaan Intern………...……...………..13

2.1.4 Tujuan dan Ruang Lingkup Pemeriksaan Intern……….……14

2.1.4.1 Tujuan Pemeriksaan Intern………...…..……….14

2.1.4.2 Ruang Lingkup Pemeriksaan Intern…………..………..14

2.1.5 Fungsi dan Tanggung Jawab Pemeriksaan Intern…………...……….15

2.1.5.1 Fungsi Pemeriksaan Intern…………...……….……...15

2.1.5.2 Tanggung Jawab Pemeriksaan Intern………..………...…….16

2.1.6 Program Pemeriksaan Intern………..………..………16

2.1.7 Pelaporan Pemeriksaan Intern………..………...……….18

2.1.8 Independensi, Kompetensi, dan Objektivitas Pemeriksaan Intern…...19

(4)

2.1.8.2 Kompetensi Pemeriksaan Intern…………...………...………….….19

2.1.8.3 Objektivitas Pemeriksaan Intern..……….………...20

2.2 Pengertian Mengefektifkan…………..……..………...……….….21

2.3 Pengertian Keandalan…………...………...…...……….21

2.4 Pengendalian Intern……….………….…..…….………22

2.4.1 Pengertian Pengendalian Intern……...……….22

2.4.2 Tujuan Pengendalian Intern………..…………...22

2.4.3 Elemen Pengendalian Intern………23

2.4.4 Keterbatasan Pengendalian Intern…...……….………24

2.4.5 Arti Penting Pengendalian Intern………..……....…………...25

2.4.6 Prosedur Pemahaman Pengendalian Intern………...…...26

2.4.7 Pemahaman Atas Lingkup Pengendalian………..…...26

2.4.8 Pemahaman Atas Penaksiran Risiko………26

2.4.9 Pemahaman Atas Informasi dan Komunikasi Akuntansi……….27

2.4.10 Pemahaman Atas Aktivitas Pengendalian ……….…..27

2.4.11 Pemahaman Atas Pemantauan ……….…...28

2.5 Pengertian Penagihan…..………..………..28

2.6 Piutang………….……….………..……28

(5)

2.6.2 Siklus Piutang……….………..…...……..………...29

2.6.3 Prinsip Akuntansi Piutang………..……..…...…….…………32

2.6.4 Pengendalian Intern Piutang……….……...…33

2.6.5 Tujuan Pemeriksaan Piutang………...……….34

BAB 3 OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN……….35

3.1 Objek Penelitian……..…...………...………...35

3.1.1 Sejarah Singkat PT. X………..………35

3.1.2 Ruang Lingkup Kegiatan PT. X……….……….…….39

3.1.3 Struktur Organisasi PT. X………40

3.1.4 Uraian Tugas……….…….………..42

3.2 Metodologi Penelitian………...………...49

3.2.1 Metode yang digunakan……….……...……….…..49

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data………....………….………..50

3.2.3 Operasional Variabel………..………..51

3.2.4 Teknik Penetapan Kriteria Atau Indikator…..………52

3.2.5 Analisa Data dan Pengujian Hipotesa….………52

3.2.6 Rumus……….……….………...….55

3.2.6.1 Kriteria Penerimaan dan Penolakan Hipotesis..….………..56

(6)

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………..57

4.1 Pengendalian Intern atas Penagihan Piutang…...………....57

4.1.1 Prosedur Penagihan Piutang Konsumen….……….59

4.1.2 Prosedur Pembukuan dan Laporan-Laporan……..…..………62

4.2 Pelaksanaan Pemeriksaan Intern atas Pengendalian Intern Penagihan Piutang…………...………..63

4.3 Aktivitas Pemeriksaan Intern dalam Perusahaan….……....…………63

4.4 Pemeriksaan Intern Terhadap Penagihan Piutang…………..………..66

4.5 Peranan Pemeriksaan Intern dalam Membantu Mengefektifkan Pengendalian Intern Penagihan Piutang………...………67

4.6 Profil Responden……….………..……...72

4.7 Tabulasi Responden…..………..……….74

4.8 Pengujian Hipotesis…………..………..…….78

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN………...…….………..………82

5.1 Simpulan……….……..………..…….78

5.2 Saran ………..……...…….….………..………...……83

DAFTAR PUSTAKA…...………..………84

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Variabel………...…….51

Tabel 4.1. Profil Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan……….72

Tabel 4.2. Profil Responden Berdasarkan Bagian……….73

Tabel 4.3. Profil Responden Berdasarkan Lama Bekerja………..……73

Tabel 4.4. Tabulasi Jawaban Responden Peranan Pemeriksaan Intern (Variabel X)………..…………...74

Tabel 4.5. Tabulasi Jawaban Responden Keandalan Pengendalian Intern (Variabel Y)………...76

Tabel 4.6. Skor Jawaban Responden.…….………79

(8)

DAFTAR GAMBAR

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN Daftar Kuesioner Tertutup untuk Peranan Pemeriksaan

Intern………..86 LAMPIRAN Daftar Kuesioner Tertutup untuk Pengendalian Intern Atas

(10)

KUESIONER PENELITIAN

PERANAN PEMERIKSAAN INTERN DALAM MENGEFEKTIFKAN KEANDALAN ATAS PENGENDALIAN INTERN PENAGIHAN

PIUTANG

DAFTAR PERTANYAAN TERTUTUP

Dimohon jika tidak keberatan untuk mengisi data diri Bapak/Ibu:

Nama : __________________________________________ Pendidikan terakhir : __________________________________________ Jabatan : __________________________________________ Lama bekerja : __________________________________________

Petunjuk Pengisian

(11)

DAFTAR KUESIONER TERTUTUP PEMERIKSAAN INTERN

(VARIABEL X)

No. Daftar pertanyaan SS S R TS STS

1.

INDEPENDENSI Auditor intern mendapat dukungan dari manajemen senior dan dewan direktur (Board Of Director).

2. Auditor intern memiliki wewenang yang dibatasi dalam melaksanakan audit.

3. Auditor intern memiliki hubungan langsung dengan dewan direktur (Board Of Director). 4. Auditor intern dalam melaksanakan tugas dan

tanggung jawabnya mempertahankan sikap mental independen.

5. Auditor intern dapat melaksanakan tugasnya secara objektif, tanpa paksaan dan pengaruh dari pihak lain.

6. Auditor intern mempunyai fungsi yang terpisah dari fungsi operasional utama perusahaan. 7. Auditor memiliki akses yang cukup ke bagian

yang diperiksa.

8. Auditor intern dalam melakukan tugasnya mendapatkan surat penugasan pemeriksaan. 9. Auditor tidak mempunyai hubungan

kekerabatan dengan salah satu staf dari bagian yang diperiksanya.

10.

KOMPETENSI

Auditor intern memiliki standar integritas, loyalitas, ketekunan, dan sikap objektif yang tinggi dalam melakukan pemeriksaan 11. Auditor intern memiliki keahlian dalam

menerapkan berbagai standar, prosedur, dan teknik pemeriksaan dalam pelaksanaan pemeriksaan.

12. Auditor intern memiliki keahlian dalam prinsip-prinsip dan teknik-teknik akuntansi. 13. Auditor intern memiliki kemampuan untuk

menghadapi orang lain dan komunikasi secara efektif.

(12)

15. Auditor intern dengan cepat menemukan pelanggaran, pengendalian yang lemah, dan merekomendasikan perbaikan.

16. Auditor melakukan pengujian dan verifikasi terhadap suatu lingkup yang pantas tanpa melakukan pemeriksaan mendetail terhadap seluruh transaksi.

17. Auditor memiliki pengetahuan memadai tentang kecurangan dan dapat

mengidentifikasikan berbagai indikator kemungkinan terjadinya suatu kecurangan. 18. Auditor intern mempertimbangkan luas lingkup

pekerjaan, materialitas dari persoalan,

kecukupan dan keefektivan pengendalian, dan biaya pemeriksaan pada saat pelaksanaan pemeriksaan.

19. Auditor intern mengadakan evaluasi atas standar pekerjaan yang telah ditetapkan dan menentukan apakah standar tersebut diterima dan dapat dipenuhi.

20. Auditor intern sesegera mungkin memberitahukan kepada pejabat yang berwenang pada saat timbul kecurigaan atau dugaan telah terjadi pelanggaran.

21.

RUANG LINGKUP PEMERIKSAAN Melakukan pengujian terhadap pengendalian intern penagihan piutang.

22. Melakukan pemeriksaan terhadap ketaatan terhadap kebijakan dalam penagihan piutang. 23. Melakukan pemeriksaan terhadap

dokumen-dokumen yang terkait dengan penagihan piutang.

24. Melakukan pengujian substantif atas transaksi penagihan piutang.

25. Melakukan prosedur analitis untuk saldo piutang usaha.

26. Melakukan pengujian terinci atas saldo piutang usaha.

27.

PROGRAM

Program audit dibuat secara tertulis dan sistematik.

28. Program audit dibuat secara periodik.

29. Dalam program audit terdapat evaluasi terhadap pengendalian intern untuk penagihan piutang. 30. Pelaksanaan pemeriksaan disetujui oleh dewan

(13)

31. Auditor mengumpulkan, menganalisis,

menginterpretasi, dan membuktikan kebenaran informasi untuk mendukung hasil pemeriksaan. 32.

LAPORAN HASIL AUDIT Auditor melaporkan secara tertulis hasil pemeriksaan setelah pengujian terhadap pemeriksaan selesai dilakukan.

33. Auditor intern mendiskusikan berbagai

simpulan dan rekomendasi dengan manajemen sebelum mengeluarkan laporan akhir.

34. Laporan dibuat singkat, objektif, konstruktif dan tepat waktu.

35. Laporan mengemukakan tentang maksud dan lingkup, hasil pelaksanaan pemeriksaan. 36. Laporan mencantumkan rekomendasi bagi

perkembangan dan tindakan korektif. 37. Auditor intern mereview dan menyetujui

laporan hasil pemeriksaan, dan menentukan kepada siapa laporan tersebut akan

disampaikan. 38.

TINDAK LANJUT HASIL AUDIT Manajemen menanggapi saran dan rekomendasi yang diberikan.

39. Auditor intern melakukan pemantauan pada saat tindakan korektif dilakukan.

(14)

DAFTAR KUESIONER TERTUTUP

PENGENDALIAN INTERN ATAS PENAGIHAN PIUTANG (VARIABEL Y)

No. Daftar pertanyaan SS S R TS STS

1.

LINGKUNGAN PENGENDALIAN Adanya kebijakan perusahaan atas penjualan kredit.

2. Adanya prosedur pelaksanaan penagihan piutang.

3. Adanya verifikasi pihak berwewenang terhadap penjualan kredit.

4. Adanya upaya pencegahan terhadap usaha penyelewengan hasil penagihan.

5. Perusahaan menetapkan standar integritas yang tinggi bagi pegawai yang melakukan penagihan piutang.

6. Adanya struktur organisasi yang

menggambarkan hubungan wewenang dan tanggung jawab.

7. Adanya uraian tugas yang jelas mengenai wewenang dan tanggung jawab atas penagihan piutang.

8. Pegawai yang melakukan penagihan mengetahui dan memahami prosedur, kebijakan, tugas dan tanggung jawabnya. 9.

PENILAIAN RESIKO MANAJEMEN Pembayaran dilakukan tepat waktu.

10. Adanya prosedur mengenai kredit macet. 11. Adanya kebijakan mengenai penghapusan

piutang tak tertagih. 12.

AKTIVITAS PENGENDALIAN Adanya kartu piutang.

13. Setiap bulan diadakan pencocokan saldo perkiraan pengendali dengan kartu piutang. 14. Dilakukan pengamanan fisik yang cukup

terhadap kartu piutang.

15. Kartu piutang dipegang oleh orang tertentu saja. 16. Pencatatan dikartu piutang terpisah dari yang

mengerjakan buku besar.

17. Adanya pemeriksaan secara periodik terhadap perkiraan piutang perpelanggan mengenai:

(15)

membayar

§ Bukti adanya salah pembebanan § Bukti adanya pelunasan

sebagian-sebagian

§ Bukti adanya penghapusan piutang yang tidak dilaporkan

§ Sesuatu ketidaklaziman

18. Setiap bulan dikirim rekening koran kepada pelanggan.

19. Rekening koran dicocokkan dengan kartu piutang oleh orang yang tidak berhubungan dengan penerimaan kas, pengeluaran kas, dan nota kredit.

20. Rekening koran terkendali akan kemungkinan diubah sebelum dikirim.

21. Rekening koran diposkan/dikirim oleh orang lain selain petugas administrasi piutang. 22. Perselisihan dengan pelanggan ditangani oleh

bagian kredit/atasan/orang yang berwewenang dan bukan oleh kasir.

23. Adanya verifikasi oleh petugas yang

berwewenang terhadap potongan yang lebih besar dari biayanya.

24. Koreksi atau faktur dan penghapusan piutang disetujui oleh pihak yang berwewenang. 25. Bukti penagihan atas piutang yang telah dihapuskan diamankan untuk mencegah penyalahgunaan.

26. Secara periodik dibuat analisa umur piutang dan yang sudah jatuh tempo ditindak lanjuti.

27. Terdapat kebijakan manajemen tentang penghapusan piutang.

28. Pada penagihan dibuatkan bukti kuitansi yang memiliki nomor urut tercetak setelah diperiksa terlebih dahulu ke pos masing-masing saldo piutang.

29. Penerimaan berupa cek mundur/giro diberikan kebagian akuntansi.

30. Hasil penagihan langsung diserahkan kepada kasir dalam waktu yang tidak terlalu lama dan dalam jumlah yang seharusnya diterima. 31. Pada cek mundur yang diterima telah

dicantumkan nama perusahaan/klien. 32. Bagian akuntansi mengadakan jurnal khusus

(16)

33.

INFORMASI DAN KOMUNIKASI Adanya komunikasi dari bagian penjualan kredit ke bagian penagihan mengenai pelanggan yang melakukan penjualan kredit.

34. Bagian penagihan melakukan konfirmasi penagihan kepada pelanggan yang telah lama jatuh tempo.

35. Adanya prosedur pencatatan hasil penagihan yang memadai sesuai dengan PABU. 36. Laporan mengenai hasil penagihan disajikan

secara periodik. 37.

PEMANTAUAN Adanya evaluasi terhadap pelaksanaan

penagihan oleh pihak yang berwewenang secara periodik.

38. Adanya kelemahan yang ditemukan auditor atas pengendalian intern penagihan piutang.

39. Adanya analisa umur piutang yang mendeteksi piutang yang segera jatuh tempo.

(17)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Deri Yulianti Nrp. : 0251027

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir/Skripsi ini adalah hasil karya sendiri dan bukan duplikasi dari orang lain.

Apabila dikemudian hari diketahui pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi berupa pencabutan gelar dan pembatalan ijazah yang telah dikeluarkan.

Bandung, 10 Juni 2006 Yang menyatakan,

(18)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Era globalisasi yang berkembang saat ini, bila dilihat dari perkembangan ekonomi dan ilmu pengetahuan yang berkembang dengan cepat memberikan pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap kemajuan pembangunan pada sektor perindustrian, perdagangan, dan jasa. Perkembangan ini membawa dampak yang kompleks terhadap dunia bisnis, sehingga perusahaan-perusahaan dan badan-badan usaha baik milik negara maupun milik swasta dituntut agar dapat bergerak secara dinamis, efektif, dan efisien sehingga dapat menyesuaikan dan mengimbangi perkembangan zaman dalam era globalisasi saat ini.

Pesatnya perkembangan era globalisasi saat ini berdampak pada dunia usaha yang semakin berkembang. Hal tersebut dapat dilihat dari munculnya beberapa jenis usaha baru yang tidak jarang melakukan ekspansi atau perluasan jaringan distribusi. Timbulnya jenis usaha baru mengakibatkan persaingan diantara jenis usaha tersebut. Persaingan yang dimaksud di sini adalah persaingan global yang sangat tinggi, ketat, dan tajam antara satu jenis usaha dengan jenis usaha lain.

(19)

pemasaran yang diterapkan oleh manajemen perusahaan tersebut. Hasil produksinya harus dapat ditingkatkan baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Perusahaan yang memiliki pusat pertanggungjawaban (responsibility center) ada untuk mencapai atau menghasilkan suatu objektif atau Goal. Pusat pertanggungjawaban menerima input dalam bentuk material, bahan baku, jasa, tenaga kerja, dan menggunakan capital (working capital, peralatan, asset yang lain) untuk menjalankan fungsinya dalam mentransformasi input menjadi output. Diperlukan suatu sistem pengendalian tugas yang dapat menjamin agar setiap tugas dijalankan secara efektif dan efisien, hal ini pun berlaku untuk setiap bagian-bagian dalam perusahaan tersebut.

Salah satu bidang usaha yang mengalami perkembangan dalam era globalisasi sekarang ini adalah bidang distribusi dan penjualan pelumas dan suku cadang seperti accu, busi, dan suku cadang lainnya untuk kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat. Terbukti bahwa terdapat beberapa bisnis distribusi dan penjualan pelumas dan suku cadang kendaraan bermotor yang telah terlebih dahulu berkembang di Indonesia yang secara jelas mereka semua bersaing dan menawarkan berbagai produknya dengan promosi yang membuat masyarakat atau konsumen tertarik. Salah satu perusahaan yang sedang bersaing dalam menarik minat konsumen adalah PT. X yang sedang berusaha menarik pangsa pasar pada tingkat bawah, menengah, terlebih lagi ditingkat atas karena produk yang dihasilkan mencakup jenis kendaraan bermotor roda dua dan empat.

(20)

membawa perusahaan memperoleh peningkatan penghasilan atau keuntungan, dengan demikian penawaran barang melalui penjualan oleh perusahaan harus dikendalikan agar volume penjualan dapat menghasilkan laba kotor yang diperlukan untuk mencapai hasil pengembalian yang diharapkan atas investasi.

Perusahaan melakukan penjualan dengan dua cara yaitu penjualan secara tunai maupun penjualan secara kredit. Untuk tetap bertahan pada persaingan dunia usaha sekarang ini, perusahaan melakukan lebih banyak penjualan secara kredit yang nantinya akan menimbulkan piutang, banyaknya piutang usaha yang telah jatuh tempo maka perlu segera dilakukan penagihan. Penagihan ditekankan pada penjualan kredit yang akan jatuh tempo sehingga menimbulkan piutang usaha, karena piutang usaha mempengaruhi laporan keuangan pada neraca sebagai aset perusahaan berupa tagihan kepada pihak lain dan perusahaan dapat mengalami kerugian yang cukup signifikan jika tidak memiliki pengendalian yang memadai. Pengendalian penagihan piutang ini diperlukan agar perusahaan dapat berhasil dalam menagih dan memelihara hubungan antar pelanggan. Pengendalian penagihan piutang yang dikenal dengan pengendalian intern piutang, agar dapat berjalan secara lancar dan disajikan secara wajar dalam laporan keuangan maka harus didukung oleh pemeriksaan intern yang dapat menekan kesalahan yang terjadi sekecil mungkin.

(21)

memfokuskan diri untuk memahami dan mendalami secara komprehensif dinamika peranan pemeriksaan intern dalam membantu mengefektifkan keandalan atas pengendalian intern penagihan piutang di PT. X.

Melihat perlunya pemeriksaan intern dalam mendukung keefektifan pengendalian intern penagihan piutang, maka skripsi ini penulis beri judul “Peranan Pemeriksaan Intern dalam Membantu Mengefektifkan Keandalan Atas Pengendalian Intern Penagihan Piutang”.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka penulis membahas permasalahan yang timbul dari penelitian yang dilakukan secara berikut:

1. Bagaimana perusahaan dapat menerapkan pengendalian intern untuk menunjang keefektifan aktivitas perusahaan dalam hal piutang?

2. Bagaimana pelaksanaan pemeriksaan intern dalam keandalan pengendalian intern piutang pada PT. X?

3. Sejauhmana peranan pemeriksaan intern dalam mengefektifkan keandalan pengendalian intern atas piutang PT. X?

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah:

1. Untuk mengetahui pengendalian intern atas piutang yang diterapkan di PT. X.

(22)

3. Untuk mengetahui peranan pemeriksaan intern dalam membantu mengefektifkan keandalan atas pengendalian intern piutang PT. X.

1.4Manfaat Penelitian

Melalui penelitian yang dilakukan di PT. X serta didukung oleh studi kepustakaan yang didalami maka penulis berharap agar hasil penelitian ini dapat berguna untuk:

1. PT. X

Dapat dijadikan bahan masukan dan pertimbangan guna meningkatkan perkembangan perusahaan sesuai dengan visi dan misi perusahaan tersebut terutama dalam proses pelaksanaan penyajian laporan keuangan dan lebih meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengendalian intern atas piutang. 2. Perusahaan dan Badan Usaha Lainnya

Sebagai bahan masukan serta referensi dan perbandingan yang bersifat positif terhadap perusahaan atau badan usaha lainnya.

3. Masyarakat Umum

Terutama di lingkungan kampus, diharapkan agar hasil penelitian ini dapat memberikan masukan untuk lebih bermanfaat sebagai bahan untuk menambah wawasan pengetahuan terlebih lagi dibidang jasa perdagangan dan bidang pemeriksaan intern dalam suatu perusahaan dagang.

4. Penulis

(23)

Perguruan Tinggi khususnya pada Jurusan Ekonomi Akuntansi. Juga dijadikan sebagai syarat untuk mengikuti Ujian Sidang Sarjana lengkap S1 di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Maranatha.

1.5Rerangka Pemikiran

Semakin besar lingkup suatu perusahaan maka semakin besar pula lingkup operasional dan struktur organisasi dalam perusahaan tersebut. Perusahaan yang telah berdiri dalam jangka waktu yang panjang perlu memikirkan bagaimana untuk menjaga kelangsungan hidup sehingga dapat tetap eksis dalam keadaan dan situasi bagaimanapun. Salah satu cara yang dilakukan oleh perusahaan pada umumnya adalah melalui penjualan kredit dengan menghasilkan piutang jatuh tempo.

Penagihan piutang akan menemukan beberapa kemungkinan penundaan pembayaran oleh pelanggan atau konsumen yaitu piutang yang ditagih dapat ditagih secara lancar atau dapat pula macet dalam artian benar-benar tidak dapat atau belum dapat membayar atau dapat membayar tetapi tidak mau membayar. Kegiatan penjualan kredit harus dikendalikan melalui pengendalian intern, pengendalian intern menurut Arens adalah:

“A system of internal control consists of policies and procedures designed to provide management with reasonable assurance that the company achieves its objectives and goals. These policies and procedures are often called controls, and collectively they comprise the entity’s internal control.”

(24)

Lebih lanjut menurut Arens bahwa pengendalian intern merupakan suatu proses yang dijalankan dewan komisaris, manajemen, dan personel lain yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan berupa “Reliability of financial reporting, efficiency and effectiveness of operations, compliance with applicable laws and regulations.”

(Arens, dkk., edisi 11, 2006: hal. 270) Pengendalian intern dapat dijadikan alat komunikasi manajemen perusahaan dalam penyusunan laporan keuangan yang andal dan wajar. Laporan yang andal dan wajar merupakan salah satu alat ukur dan informasi bagi pihak luar perusahaan dalam mengukur kinerja perusahaan.

Pengendalian intern memiliki 5 komponen pengendalian manajemen dirancang dan diimplementasikan manajemen untuk memberikan jaminan memadai bahwa tujuan manajemen dapat tercapai. Menurut COSO (Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission) dalam buku Arens,

“The COSO internal control component include the following: 1. The control enviroment,

2. Risk assessment, 3. Control activities,

4. Information and communication, 5. Monitoring”

(Arens, dkk. edisi 11, 2006: hal. 274) Pemeriksaan intern menurut Institute of internal auditors dalam buku Arens adalah:

“Internal auditing is an independent, objective assurance and consulting activity designed to add value and improve an organization’s operations. Its helps an organization accomplish its objectives by bringing a systematic, disciplined to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control, and governance process.”

(25)

Pemeriksaan intern atas piutang memiliki sembilan tujuan pemeriksaan yang terkait dengan saldo. Menurut Arens,

Account receivable balance-related audit objectives are as folow:

1. Accounts receivable in the aged trial balance agree with related master file amount, and the total is correctly added and agrees with the general ledger. (Detail tie-in)

2. Recorded accounts receivable exist. (Existence)

3. Existing accounts receivable are included. (Completeness) 4. Accounts receivable are accurate. (Accuracy)

5. Accounts receivable are properly classified. (Classification) 6. Cutoff for accounts receivable is correct. (Cutoff)

7. Accounts receivable is stated at realizable value. (Realizable value)

8. The client has right to accounts receivable. (Rights)

9. Accounts receivable presentation and disclosure are proper. (Presentation and disclosure)

(Arens, dkk., edisi 11, 2006: hal. 484) Risiko kesalahan saji dalam laporan keuangan akan berkurang bila perusahaan memiliki pengendalian yang efektif atas operasi dan pemrosesan transaksi. Pengendalian piutang dapat berjalan secara lancar dan efektif serta disajikan secara wajar dalam laporan keuangan dengan didukung oleh pemeriksaan intern. Praktik - praktik yang tidak sehat seperti penyelewengan, kecurangan pemborosan, dan kesalahan dalam batas-batas biaya dapat segera diketahui dan dapat diatasi secara cepat dan ditekan seminimal mungkin melalui pemeriksaan intern.

Berdasarkan uraian diatas, penulis sampai pada pemikiran yang dituangkan dalam hipotesis penelitian sebagai berikut: “Pemeriksaan Intern Memiliki Peran yang Signifikan dalam Meningkatkan Keandalan Penagihan

(26)

1.6Alat Uji Hipotesis

Formulasi manual dari metode korelasi Pearson’s yang dilambangkan dengan rxy, yang dikutip dari Statistik II karangan Sudjana yang dirumuskan sebagai berikut:

rxy = nΣxy - Σx.Σy

√ {nΣx2-(Σx) 2}{nΣy2-(Σy) 2}

untuk menguji nyata tidaknya peranan tersebut digunakan statistik uji yaitu uji t, dengan rumus:

t = r - √ n – 2 √ 1 – r2 1. Penetapan tingkat signifikan

Tingkat signifikan yang dapat digunakan ada 2:

0,05 atau 5% untuk menunjukan korelasi antara kedua variabel yang mempunyai hubungan yang cukup nyata, dan 0,01 atau 1% untuk menunjukan korelasi antara kedua variabel mempunyai hubungan yang sangat nyata. Penelitian ini menggunakan tingkat signifikan yang umum digunakan dalam berbagai penelitian yaitu 0,05 atau 5%.

2. Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis

Dalam penelitian penulis menggunakan metode statistika menurut sistem komputerisasi melalui SPSS maka dasar pengambilan keputusan yaitu:

(27)

1.6.1 Penarikan Kesimpulan Hipotesa

Penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan pada hasil pengujian hipotesa yang dilakukan dengan hal-hal yang mendukung dan membantu pengujian hipotesa.

1.7Lokasi dan Waktu Penelitian

(28)

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan yang diuraikan pada bab sebelumnya dan hasil pengujian hipotesis yang dilakukan pada PT. X, penulis menarik simpulan bahwa:

1. Penerapan pengendalian intern pada PT. X untuk menunjang keefektifan aktivitas perusahaan dalam hal piutang telah cukup memadai. Hal ini didukung dengan:

§ Adanya struktur organisasi dan uraian tugas yang jelas

§ Pemisahan kewajiban yang memadai, otorisasi yang sesuai dari transaksi dan aktivitas

§ Dokumen dan catatan yang memadai § Pengendalian fisik atas asset dan catatan

2. Pemeriksaan intern dalam keandalan pengendalian intern piutang pada PT. X dilaksanakan oleh auditor intern yang memiliki independensi, objektivitas serta kompetensi dalam bidangnya. Pemeriksaan dilaksanakan setelah laporan keuangan diselesaikan oleh bagian akuntansi

3. Pemeriksaan intern memiliki peranan yang signifikan dalam mengefektifkan keandalan atas pengendalian intern penagihan piutang. Hal ini didukung dengan:

(29)

§ Pemeriksaan atas kelengkapan, keotentikan, keabsahan dokumen berdasarkan nomor faktur, tanggal transaksi, jumlah tagihan, dan penerimaan kas

§ Pemeriksaan kewajaran penyajian piutang di neraca

§ Hasil uji statistik menggunakan SPSS diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,788 yang menunjukan hubungan yang kuat antara variabel X (peranan pemeriksaan intern) dan variabel Y (keandalan pengendalian intern penagihan piutang). Angka dari Sig (2-tailed) yaitu ρvalue=0.000 (bandingkan dengan α (alfa) sebesar 0.05, dimana ρ value(0.000)<α(0.05) sehingga diambil keputusan bahwa hipotesis H0 ditolak. Koefisien determinasi yang menunjukan besarnya peranan pemeriksaan intern terhadap pengendalian intern penagihan piutang sebesar 62,1%.

Berdasarkan teknik pengumpulan data yang dilakukan maka penulis menemukan kelemahan yang ada dalam pemeriksaan intern dan pengendalian intern penagihan piutang yaitu analisa umur piutang atas kemungkinan tertagihnya piutang karena jumlah piutang yang cukup material yang berumur > 360 hari.

5.2Saran

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno, Auditing (Pemeriksaan Akuntan) Oleh Kantor Akuntan Publik 1, Edisi 3, Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004.

Arens, Alvin A., Elder, Randal J, Beasley, Mark S., Auditing and Assurance Services, Edisi 11, New Jersey: Pearson Prentice Hall, 2006.

Courtemanche, Gil., Pandangan Baru Internal Auditing, dialih bahasakan oleh Agung Wijanarko, Editor Hiro Tugiman, Cetakan 9, Yogyakarta: Kanisius, 2006.

Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan Per 1 Oktober 2004, Jakarta: Salemba Empat, 2004.

Ikatan Akuntan Indonesia-Kompartemen Akuntan Publik, Standar Profesional Akuntan PublikPer 1 Januari 2001, Jakarta: Salemba Empat, 2001

Mulyadi, Auditing I, Edisi 6, Jakarta: Salemba Raya, 2002. Mulyadi, Auditing II, Edisi 6, Jakarta: Salemba Raya, 2002.

Robertson, Jack C., Loewers, Timothy J., Auditing and Assurance Services, Edisi 10, New York: The Mc Graw-Hills Companies, 2002.

Sudjana, Statistika II, Edisi 3, Bandung: Tarsito, 1997.

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi 1, Jakarta: Balai Pustaka, 2001.

Referensi

Dokumen terkait

Jika dalam model ANFIS digunakan nilai epoch sebesar 10, maka untuk operator dengan kode (OP 10) terdapat perubahan hasil perhitungan yaitu nilai output kuesioner 3,00

Pelaksanaan Kegiatan Siklus I adalah tahap perencanaan, pada tahap ini peneliti dan kepala sekolah menyiapkan kebutuhan pelatihan yang akan dilaksanakan, yaitu

Informasi yang diperoleh menunjukkan bahwa karakter kerapatan sto- mata dalam proses seleksi tidak langsung untuk kandungan katekin dapat menjadi perhatian dengan

Sehubungan dengan hasil evaluasi dokumen penawaran terhadap peserta Pelelangan Sederhana kegiatan tersebut diatas, maka bersama ini, Panitia Pengadaan Barang &amp;

terhadap TPPO, yang dilakukan melalui analisis.. putusan PN Kendal Nomor 54/ Pid. Kdl, serta segala. hal yang berkaitan dengan objek tersebut yang kemudian

11 Panduan Penilaian untuk Sekolah Dasar (SD) Tahun 2015 , .... pengetahuan dan keterampilan dalam bentuk predikat dan deskripsi. Laporan sikap berupa deskripsi sebagai

Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan formulasi yang tepat dalam pembuatan bakpao green tea yang disubstitusi dengan oat, serta mengetahui pengaruh substitusi tepung

Penelitian ini menggunakan rumusan masalah sebagai berikut. 1) Bagaimana pelaksanaan kenduren durian di kecamatan Wonosalam kabupaten Jombang? 2) Apa makna kenduren