PENGARUH PENDEKATAN WRITING PROCESS TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS DAN
KREATIVITAS BAHASA TULIS SISWA
(Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VA SDN Cicabe Kecamatan Mandalajati Kota Bandung)
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Dasar Konsentrasi Bahasa Indonesia
Oleh
Ina Mariana
1009566
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR
SEKOLAH PASCASARJANA
2 0 1 3
PENGARUH PENDEKATAN WRITING PROCESS TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS DAN
KREATIVITAS BAHASA TULIS SISWA
(Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VA SDN Cicabe Kecamatan Mandalajati Kota Bandung)
Oleh
INA MARIANA
NIM. 1009566
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Dasar
© Ina Mariana. 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Rahman, M.Pd NIP 195701011984121001
Pembimbing II
Prof. Dr. Dadang Sunendar, M.Hum NIP. 196310241988031003
Diketahui oleh
Ketua Program Studi Pendidikan Dasar
ABSTRAK
PENGARUH PENDEKATAN WRITING PROCESS TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS DAN
KREATIVITAS BAHASA TULIS SISWA (Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VA SDN Cicabe
Kecamatan Mandalajati Kota Bandung)
oleh
Ina Mariana (NIM 1009566)
Latar belakang penelitian ini adalah berawal dari permasalahan menulis di sekolah dasar. Tujuannya yaitu untuk menganalisis seberapa besar pengaruh pendekatan pembelajaran writing process terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi ekspositoris dan kreativitas bahasa tulis (kelas eksperimen), dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional (kelas kontrol). Penelitian menggunakan metode eksperimen kuasi
(nonequivalent control group design) terhadap siswa kelas VA sebagai kelas
Ina Mariana, 2013 viii
Kata Kunci : Pendekatan Writing Process, Karangan Narasi Ekspositoris, dan Kreativitas Bahasa Tulis.
ABSTRACT
APPLICATION PROCESS APPROACH TO TEACHING WRITING NARRATIVE EXPOSITORY ESSAY WRITTING WRITE LANGUAGE AND
CREATIVITY
(Quasi-Experiments In VA Grade Students of SDN Cicabe Mandalajati districts of Bandung)
by
Ina Mariana (NIM 1009566)
viii C. Rumusan Masalah Penelitian ..……….
D. Tujuan Penelitian ……….
E. Manfaat Penelitian .………..
F. Struktur Organisasi Penulisan …....……….
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN,
DAN HIPOTESIS PENELITIAN………...
A. Kajian Pustaka …..…..……….. 1. Pembelajaran Menulis ……….. 2. Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris …………. 3. Kreativitas Menulis ………..………. 4. Model Penilaian Kreativitas dalam Menulis Karangan ………... 5. Hakikat Pendekatan Writing Process …………………...
6. Implementasi Pendekatan Writing Process ………... B. Penelitian Terdahulu ……….. C. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ……….. 1. Kerangka Pemikiran ………. 2. Hipotesis Penelitian ………..
BAB III METODE PENELITIAN……….
A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian ………... 1. Lokasi Penelitian ………...
F. Proses Pengembangan Instrumen ………... G. Teknik Pengumpulan Data ……….
H. Analisis Data ………..………
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………
A. Deskripsi Hasil Penelitian ……..…...………. 1. Identifikasi Sampel Penelitian ………... 2. Perencanaan Model Pembelajaran ………. 3. Hasil Prates ……… 4. Gambaran Umum Pelaksanaan Perlakuan ……… 5. Hasil Observasi Pembelajaran Menulis Karangan Narasi
Ekspositoris Melalui Pendekatan Writing Process …………... 6. Hasil Pascates ……… 7. Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Ekspositoris
x
Ina Mariana, 2013
dan Kreativitas Bahasa Tulis ………. B. Pembahasan Hasil Penelitian ………..……….. 1. Analisis Hasil Penilaian Menulis Karangan Narasi Ekspositoris... 2. Analisis Hasil Observasi ………...
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI……….
A. Kesimpulan ……… B. Rekomendasi ………..
DAFTAR PUSTAKA ……….
LAMPIRAN-LAMPIRAN ………
125 132 132 137
140 140 141
143 147
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pada hakikatnya pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi, mengingat bahasa sebagai sarana komunikasi dalam masyarakat. Untuk dapat berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu berbahasa yang baik dan benar. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa disertakan dalam kurikulum disetiap jenjang pendidikan di sekolah. Dalam pembelajaran bahasa ada empat aspek keterampilan berbahasa yang harus dikuasai yakni, keterampilan membaca, keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Dari keempat aspek tersebut dapat dibagi menjadi dua kegiatan yaitu kegiatan produktif dan reseptif. Menyimak dan membaca merupakan keterampilan yang reseptif yaitu kegiatan yang dilakukan seseorang dalam menerima pesan dari pembicara atau peneliti, sedangkan dua aspek lain berbicara dan menulis merupakan kegiatan yang produktif.
Pada perkembangannya, untuk memperoleh keterampilan berbahasa biasanya melalui suatu hubungan urutan yang teratur, mulanya belajar menyimak, kemudian berbicara, membaca dan menulis. Setiap keterampilan itu erat sekali berhubungan dan merupakan suatu kesatuan. Dalam proses pemerolehan bahasa, para ahli pengajaran bahasa menempatkan keterampilan menulis pada tataran tinggi dibandingkan keterampilan menyimak, berbicara dan membaca, karena keterampilan menulis merupakan keterampilan produktif yang hanya dapat diperoleh sesudah keterampilan menyimak, berbicara dan membaca. Sebagaimana dikemukakan oleh Cahyani dan Hodijah (2007:10) bahwa:
2
Ina Mariana, 2013
juga mengembangkan dan mengungkapkan pikiran-pikiran dalam suatu tulisan yang teratur.
Hal senada diungkapkan oleh (Tarigan, 2008 : 01), menurutnya:
Setiap keterampilan itu erat pula berhubungan dengan proses-proses yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula pikirannya. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak pelatihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir. (Tarigan, 2008 : 01)
Dari paparan di atas sangat jelas bahwa kemampuan menulis tidak dapat diperoleh secara alamiah, akan tetapi harus melalui rangkaian proses pembelajaran. Menulis merupakan kegiatan yang sifatnya berkelanjutan sehingga pembelajarannya pun perlu dilakukan secara berkesinambungan. Keterampilan menulis di sekolah dasar selanjutnya menjadi kemampuan dasar siswa sebagai bekal belajar menulis di jenjang berikutnya. Oleh karena itu, pembelajaran menulis di sekolah dasar perlu mendapat perhatian yang serius sehingga dapat memenuhi target kemampuan menulis yang diharapkan.
Pembelajaran menulis memberikan banyak manfaat bagi siswa, di antaranya mengembangkan kreativitas, cara berpikir, kecerdasan dan kepekaan emosi. Selain itu pembelajaran menulis juga harus diarahkan untuk membantu siswa dalam menuangkan ide, gagasan, pikiran, pengalaman dan perasaan mereka dalam bentuk tulisan.
Selanjutnya, menurut Widodo (2009: 1) “Keterampilan menulis oleh para ahli pengajaran bahasa ditempatkan pada tataran paling tinggi dalam proses pemerolehan bahasa. Hal ini disebabkan keterampilan menulis merupakan keterampilan produktif yang hanya dapat diperoleh sesudah keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca”. Oleh sebab itu keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dianggap paling sulit.
zaman. Kegiatan menulis dapat ditemukan dalam aktivitas manusia setiap hari, seperti menulis surat, teks percakapan (dialog), laporan, buku, artikel dan sebagainya. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa kehidupan manusia hampir tidak bisa dipisahkan dengan kegiatan menulis.
Pada perkembangannya keterampilan menulis menuntut sejumlah pengetahuan dan keterampilan, seperti terampil memilih kata, terampil menuangkan gagasan serta pandai menyusun kalimat berdasarkan ejaan yang disempurnakan (EYD). Hal ini sesuai dengan salah satu tujuan pengajaran bahasa Indonesia yaitu agar siswa terampil berkomunikasi baik secara lisan maupun secara tulisan. Jadi pembelajaran menulis di sekolah mempunyai kedudukan yang sangat penting sebagai upaya melatih siswa agar terlatih dan terampil menulis. Hal ini berarti pula sistem pembelajaran bahasa berubah sehingga perlu pemahaman dan penanganan yang serius, disamping perubahan metode itu sendiri menuntut implementasi secara hirarkis, dalam arti bahwa metode memerlukan pendekatan yang tepat untuk digunakan dalam proses pembelajaran.
Kenyataan di atas mengharuskan pengajaran menulis digalakkan sedini mungkin, akan tetapi, disayangkan sehubungan dengan kegiatan menulis dalam pengajaran bahasa kedua biasanya dianggap sebagai keterampilan sekunder yang nilai pentingnya terletak di bawah kemampuan menyimak, berbicara dan membaca. Oleh karena dianggap sebagai keterampilan sekunder, motivasi siswa ketika mengikuti pembelajaran menulis rendah, dan hasilnya pun kurang menggembirakan. Kondisi demikian ini mengakibatkan produk menulis mereka sangat minim. Siswa merasa sangat berat ketika mendapat tugas dari guru mereka untuk menghasilkan tulisan tertentu, apalagi yang berkaitan produk menulis karangan.
4
Ina Mariana, 2013
Pokoknya Rekaya Literasi (2012: 168-172) memaparkan rapor merah literasi anak
negeri yang memuat keterpurukan skor prestasi membaca siswa Indonesia. Dalam temuan PIRLS (Progress in International Reading Literacy Study), tercatat bahwa skor prestasi membaca siswa indonesia hanya mencapai 407, berada di bawah skor rerata peserta keseluruhan yang mencapai 500. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa Indonesia menempati peringkat kelima dari bawah dari keseluruhan peserta. Selanjutnya, pada tulisan tersebut, Alwasilah menyatakan bahwa literasi siswa Indonesia masih jauh tertinggal oleh siswa negara-negara lain. Artinya, pendidikan nasional kita belum berhasil menciptakan warga negara literat yang siap bersaing dengan sejawatnya dari Negara lain. Ringkasnya, dalam skala internasional, literasi siswa bangsa Indonesia belum kompetitif. Menurutnya dalam laporan PIRLS tidak ditemukan skor prestasi menulis, sehingga kita tidak mengetahui bukti korelasi antara skor prestasi membaca dan skor prestasi menulis. Namun, dapat diprediksi bahwa prestasi menulis sangat bergantung pada kemampuan membaca. Ketika kemampuan membacanya di bawah standar, maka dapat dibuat kesimpulan sementara bahwa kemampuan menulisnya pun jauh di bawah standar yang ada.
Temuan lain yang mengungkap keterpurukan kemampuan literasi bangsa Indonesia, tertuang dalam sebuah Jurnal Bahasa dan Sastra, Tatang (2011) yang menggambarkan permasalahan kemampuan menulis bangsa Indonesia. Data tersebut mengungkap penelitian UNDP (United Nations Development Programme atau Badan Program Pembangunan PBB). UNDP mengukur Human
Develompment Index (HDI) atau Index Pembangunan Manusia (IPM) yang salah
lain yang juga melakukan tes sejenis itu adalah International Educational
Achievement (IEA). Tes dilakukan terhadap kemampuan baca tulis siswa sekolah
dasar di Indonesia. Dari laporannya disebutkan bahwa kualitas pendidikan dasar di Indonesia berada di urutan 38 dari 39 negara yang disurvey (Republika, 2 Maret 1999). Dari dua tes di atas (UNDP dan IEA) menunjukkan bahwa kualitas baca-tulis orang Indonesia sangat lemah.
Selain hasil temuan penelitian di atas, melalui studi pendahuluan berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SDN Cicabe sekaligus sebagai Ketua Gugus 21 d Kecamatan Mandalajati Dinas Pendidikan Kota Bandung (Deni Kurniadi, S.Pd.MM.Pd, 2012) menyatakan bahwa SDN Cicabe merupakan sekolah berstandar nasional dengan berbagai prestasi siswa baik di bidang akademik maupun non akademik. Menurut data yang ada di gugus 21, diberbagai perlombaan tersebut salah satu bidang lomba yang belum pernah berhasil diraih adalah Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) baik itu tingkat gugus, kecamatan, dan kota, SDN cicabe belum bisa memperoleh hasil yang baik khususnya dalam lomba menulis karangan (mengarang), sedangkan perlombaan lainnya bisa meraih juara sampai tingkat kota, bahkan ada beberapa yang masuk ke tingkat propinsi sedangkan untuk tingkat kecamatan sudah biasa menjadi juara umum. Hal tersebut menjadi pertanyaan mengapa dari kegiatan menulis dalam hal pembelajaran menulis karangan/ lomba menulis karangan belum bisa mencapai hasil yang terbaik?
6
Ina Mariana, 2013
siswa dalam menulis cerita secara kronologis sehingga menjadi karangan yang utuh, (2) rendahnya kemampuan siswa dalam memadukan hubungan antar kalimat, serta (3) rendahnya kemampuan siswa dalam penggunaan ejaan dan tanda baca dalam karangan.
Selain hal diatas, kenyataannya dewasa ini pendekatan yang digunakan dalam pengajaran keterampilan menulis yang banyak diterapkan di sekolah adalah pendekatan tradisional yakni mengajar siswa secara langsung membuat karangan dengan memberikan judul, tema, atau topik tertentu. Siswa disuruh mengembangkan kerangka, dan sebagainya dengan penekanan pada hasil tulisan. Strategi semacam ini menjadi kendala bagi pengembangan keterampilan menulis siswa. Hal tersebut diakibatkan karena siswa tidak terbiasa mengkaji secara langsung permasalahan yang hendak ditulis. Akibatnya, siswa terbentur dalam menuliskan materi yang ada dalam pikirannya. Padahal, pada hakikatnya, kemampuan menulis siswa sangat bergantung kepada penguasaan hal yang hendak ditulis.
Walaupun banyak faktor yang mempengaruhi ketidakmampuan siswa,
namun, diakui bahwa peranan guru juga sangat menentukan. Oleh karena itu guru
dituntut untuk kreatif dan inovatif serta memiliki kemampuan yang memadai
dalam merancang pembelajaran menulis karangan, terutama menyangkut
pendekatan yang digunakan. Guru yang kreatif dalam memilih pendekatan
pembelajaran menulis karangan tidak terpaku pada minimnya waktu yang
digunakan dan tuntutan target kurikulum, akan tetapi harus sejalan dengan tujuan
pembelajaran menulis yaitu agar siswa terampil mengkomunikasikan idenya
secara tertulis melalui suatu proses menyeluruh yang bermakna, yang tentunya
membutuhkan proses latihan menulis dan bimbingan yang memadai dan secara
berkelanjutan. Selain itu guru juga harus mampu mengembangkan kemampuan
menulis siswa. Oleh karena itu, agar siswa memiliki pemahaman dan
keterampilan menulis diperlukan sebuah perencanaan pembelajaran yang baik dan
Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan praktik yang banyak dan teratur. Kemampuan menulis setiap siswa tidak dapat diperoleh secara alamiah atau diwarisi dari leluhurnya, namun setiap siswa perlu dilatih dan dipelajari secara sungguh-sungguh sejak dini sebagai bekal pendidikan lanjutan, karena menulis merupakan kegiatan yang sifatnya berkelanjutan sehingga pembelajarannya perlu dilakukan sejak awal di SD secara berkesinambungan sebagai bekal belajar menulis di tingkat selanjutnya. Dengan demikian, aktivitas menulis menjadi suatu keterampilan berbahasa yang dibutuhkan perhatian sungguh-sungguh.
Dari beberapa hasil penelitian yang peneliti temukan dalam pembelajaran
menulis karangan, para peneliti lebih banyak menekankan pada penggunaan
model dan media, tetapi belum menyentuh pada proses menulis dan kreativitas
bahasa tulis yang digunakan oleh siswa. Dalam hal ini peneliti mencoba
mengangkat tiga hasil penelitian yang berhubungan dengan pembelajaran menulis
karangan diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Wahyu, Dini dan
Zulkarnaini. Menurut Wahyu (2011:2) dalam tesisnya yang berjudul Peningkatan Kemampuan Menulis Narasi Melalui Gambar Simbol Berseri (penelitian Siswa Kelas III SDN Beluk di Kabupaten Klaten) menunjukkan bahwa banyak siswa yang menganggap keterampilan menulis itu sulit. Masalah yang sekarang dilontarkan dalam pembelajaran mengarang adalah siswa menggunakan diksi yang tepat dan judul yang sejalan dengan tema dan jalan cerita, terutama untuk menulis karangan narasi. Melalui gambar simbol berseri membuat karangan narasi lebih mudah dan menarik.
8
Ina Mariana, 2013
gambar cukup efektif meningkatkan kemampuan siswa menulis karangan narasi. Sedangkan Zulkarnaini menerapkan model think talk write dengan judul Model Kooperatif Tipe Think Talk Write untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi dan Berpikir Kritis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan menulis karangan deskripsi dan berpikir kritis siswa yang mengikuti pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe think talk write lebih meningkat secara signifikan daripada siswa yang mengikuti pembelajaran biasa. Keberhasilan menulis karangan deskripsi dan berpikir kritis siswa tidak terlepas dari kemampuan guru mengembangkan model pembelajaran kooperatif berorientasi terhadap siswa. Oleh karena itu, model kooperatif tipe think talk write dapat dijadikan alternatif model pembelajaran berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara aktif selama proses pembelajaran.
Dari beberapa penelitian yang sudah dilakukan, peneliti bermaksud
mengadakan penelitian dengan cara mencoba menerapkan penggunaan
pendekatan yang lebih menitikberatkan pada proses menulis dan kreativitas
bahasa tulis yang digunakan oleh siswa. Pendekatan ini dikembangkan
berdasarkan suatu asumsi bahwa mengarang merupakan suatu proses yang tidak
bisa instan, tetapi membutuhkan proses secara bertahap dan untuk mendapatkan
hasil karangan yang baik, kreativitas bahasa tulis siswanya pun perlu
dikembangkan. Bertolak dari permasalahan di atas peneliti bermaksud
mengadakan penelitian dengan judul “PENGARUH PENDEKATAN WRITING PROCESS TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI
EKSPOSITORIS DAN KREATIVITAS BAHASA TULIS SISWA” (Eksperimen
Kuasi Pada Siswa Kelas VA SDN Cicabe Kecamatan Mandalajati Kota
Bandung).
B. Identifikasi Masalah Penelitian
1. Pada proses pembelajaran, guru terlalu mendominasi dan kurang memberikan kesempatan bagi siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
2. Metode pembelajaran kurang efektif sehingga siswa tidak memahami materi yang disampaikan oleh guru, dan pendekatan dilakukan oleh guru lebih menekankan pada hasil daripada proses.
3. Kemampuan menulis karangan siswa masih rendah dan siswa kurang kreatif dalam menuangkan gagasannya.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian Pengaruh Pendekatan Writing Process terhadap Kemampuan Menulis Karangan Narasi Ekspositoris dan Kreativitas Bahasa Tulis Siswa adalah sebagai berikut:
1. Seberapa besar pengaruh pendekatan Writing Process terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi ekspositoris dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional dalam kegiatan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia?
2. Seberapa besar pengaruh pendekatan pembelajaran Writing Process terhadap kreativitas bahasa tulis siswa pada karangan narasi ekspositors dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional dalam kegiatan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia?
D. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis
kemampuan menulis siswa dalam pembelajaran menulis karangan narasi
ekspositoris dan kreativitas bahasa tulis dengan menggunakan pendekatan writing
process.
10
Ina Mariana, 2013
1. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh pendekatan Writing Process terhadap peningkatan kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional dalam kegiatan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia.
2. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh pendekatan pembelajaran
Writing Process terhadap kreativitas bahasa tulis siswa pada karangan narasi
ekspositoris dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional dalam kegiatan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini ada dua ranah, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. Secara teoritis diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna untuk melengkapi informasi mengenai pembelajaran menulis karangan narasi ekspositoris dengan menggunakan pendekatan writing process dan menambah informasi bagi peneliti lain untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi ekspositoris.
Sedangkan manfaat secara praktis, Hasil penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat bagi semua pihak, guru, lembaga pendidikan, maupun untuk para peneliti lainnya yang mempunyai minat yang sama dalam mengembangkan kegiatan menulis.
1) Manfaat bagi Guru
Perbaikan pembelajaran di SDN Cicabe sehingga dapat meningkatkan pembelajaran menulis karangan narasi. Pembelajaran menulis karangan narasi dengan mengunakan Pendekatan writing process menjadi sarana yang dapat meningkatkan kemampuan bagi siswa sehingga akan mampu memotivasi siswa dalam belajar.
2) Manfaat bagi Siswa
menjadi sarana latihan pembelajaran yang menyenangkan dan dapat menimbulkan motivasi serta kreativitas belajar siswa.
3) Manfaat bagi Peneliti
Mengaplikasikan teori dan ilmu pengetahuan, serta menambah wawasan untuk menjadikan acuan pada penelitian berikutnya.
F. Struktur Organisasi Penelitian
Laporan hasil penelitian pada penelitian ini disampaikan dalam lima bab sebagai berikut:
1. Bab I, terdiri atas latar belakang penelitian, rumusan masalah, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi penulisan.
2. Bab II, terdiri atas kajian atas teori landasan yang digunakan dalam penelitian ini, penelitian yang relevan, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. 3. Bab III, terdiri atas uraian mengenai tahapan-tahapan yang dilakukan dalam
proses penyusunan tesis. Bagian tersebut meliputi lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data serta analisis data.
4. Bab IV, terdiri atas gambaran umum mengenai bagaimana peneliti menganalisis data yang ditemukan dalam penelitian yang kemudian akan dilanjutkan dengan pembahasan atau analisis temuan.
54 Ina Mariana, 2013
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Cicabe Kelas Va dan Vb yang beralamat di Jl. H. Abdul Hamid No. 66 Kecamatan Mandalajati Kota Bandung. Pemilihan subjek dan lokasi penelitian berdasarkan pada pertimbangan bahwa kedua kelas tersebut belum melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan writing process pada pembelajaran menulis, bahkan cenderung masih bersifat konvensional melalui penugasan, tanya jawab dan ceramah.
2. Populasi Penelitian
Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa kelas VA dan VB SDN Cicabe Kecamatan Mandalajati Kota Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. 3. Sampel Penelitian
Sampel penelitian ini yaitu siswa kelas VA sebagai kelas eksperimen dan kelas VB sebagai kelas kontrol. Untuk masing-masing kelas diambil sebanyak 20 orang siswa. Penempatan sampel pada kelompok eksperimen dan kontrol tidak dilakukan secara random atau acak. Alasan pemilihan sampel penelitian di atas, yaitu karena prestasi siswa kedua kelas tersebut tidak menunjukan perbedaan yang menonjol. Selain itu, menurut studi pendahuluan kedua kelas tersebut belum melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan writing process pada pembelajaran menulis, bahkan cenderung masih bersifat konvensional melalui penugasan, tanya jawab dan ceramah.
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen kuasi (matching pretest-posttest control Group
Desain) yang diadopsi dari Sukmadinata (2005: 207). Desain penelitiannya terdiri
atas (A) kelompok eksperimen dan (B) kelompok kontrol. Kedua kelompok diperlakukan tidak sama, dimana kelompok kontrol menggunakan pembelajaran yang konvensional dari gurunya, sedangkan kelompok eksperimen menggunakan pendekatan writing process dalam pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris.
Pada dua kelompok tersebut, sama-sama dilakukan prates dan pascates. Hanya kelompok A saja yang ditreatment. (Creswell, 2010: 242). Tes Awal (prates) dilakukan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa sebelum melakukan pembelajaran. Setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan writing process kemudian diberikan tes akhir (pascates) kepada kedua kelompok tersebut untuk menentukan rata-rata skor dari masing-masing kelompok yang mendapat perlakuan dan yang tidak mendapat perlakuan. Kemudian diobservasi untuk melihat perubahan yang terjadi pada kelas eksperimen. Perbedaan tersebut merupakan hasil bandingan yang terjadi pada kedua kelompok tersebut.
Setelah hasil perbedaan itu diperoleh, kemudian peneliti melakukan perhitungan statistik dengan menggunakan uji t, yang terlebih dahulu melakukan perhitungan normalitas dan homogenitas untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil tersebut antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen.
Penelitian ini berupa eksperimen kuasi dengan desain Rancangan Kelompok-Kontrol (Prates dan Pascates) Nonekuivalen (Nonequivalent [Pre-Tes
and Post Tes] Control Group Design). Adapun pendekatan desainnya adalah
sebagai berikut:
Kelompok Prates Perlakuan Pascates
E O1 X1 O2
56 Ina Mariana, 2013
Gambar. 3.1 Desain Penelitian (Sugiono, 2010: 116)
Ket : 01 = Prates kelas eksperimen 03 = Prates kelas kontrol 02 = Pascates kelas eksperimen 04 = Pascates kelas kontrol X1 = Pembelajaran menulis karangan narasi ekspositoris melalui
pendekatan writing process untuk kelas eksperimen.
X2 = Pembelajaran menulis karangan narasi ekspositoris melalui pendekatan konvensional (non writing process)
untuk kelas eksperimen.
C.Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen kuasi. Metode ini digunakan untuk menyelidiki sebab akibat dari adanya pemberian perlakuan terhadap kelompok eksperimen, penelitian eksperimen adalah kelompok siswa yang menggunakan pendekatan writing
process dalam menulis karangan narasi ekspositoris dan kreativitas bahasa tulis.
Sedangkan kelompok kontrol adalah siswa yang tidak menggunakan pendekatan dalam menulis karangan narasi ekspositoris dan kreativitas bahasa tulis.
Penelitian kuasi eksperimen ini dirancang untuk menguji suatu hipotesis. Setelah dilakukan perlakuan, kemudian diukur tingkat perubahannya, hipotesis diterima atau ditolak. Diterima atau ditolaknya suatu hipotesis tergantung kepada hasil observasi terhadap hubungan antara variabel yang dieksperimen.
D.Definisi Operasional
1. Pendekatan writing process adalah pendekatan pembelajaran yang mengacu pada apa yang dikerjakan siswa bukan pada apa produk yang telah dihasilkan siswa.
2. Kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris adalah wacana yang mengisahkan atau menceritakan suatu peristiwa atau kejadian dalam suatu
rangkaian waktu. Atau pembelajaran tulisan yang menceritakan suatu hal berdasarkan urutan kronologis. Karangan ini terdiri atas rangkaian peristiwa yang sambung menyambung membentuk alur. Peristiwa-peristiwa itu terjadi pada para pelaku (tokoh) dan pada umumnya dikisahkan dengan mengambil suatu tempat sebagai latar, disertai suasana tertentu.
3. Kreativitas bahasa tulis siswa adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan kaidah dan konvensi bahasa tulis yang bertujuan untuk mengekspresikan berbagai gagasan maupun karya sastra baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.
E.Instrumen Penelitian
Instrumen yang peneliti gunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan data yang relevan dengan rumusan masalah, tujuan dan hipotesis yang telah ditentukan. Instrumen yang digunakan dalam mengumpulkan data dilapangan berupa tes, angket, observasi dan studi dokumentasi.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini seperti yang diuraikan dibawah ini diantaranya :
1. Instrumen berisi pertanyaan tentang aktivitas guru dan aktivitas siswa berupa lembaran observasi tentang skala sikap dan angket yang berisi pendapat guru yang disesuaikan dengan jawaban responden.
58 Ina Mariana, 2013
3. Menyusun pedoman penilaian menulis karangan narasi ekspositoris dan kreativitas bahasa tulis yang cara penilaiannya adalah sebagai berikut:
Tabel. 3.1
Kisi-kisi Kriteria dan Pembobotan Nilai Tes Menulis Karangan Narasi Ekspositoris
a. Mengandung struktur karangan narasi ekspositoris (tema, alur, tokoh, latar, amanat dan sudut pandang).
b. Menunjukan adanya keterpaduan antara tema, alur, tokoh, latar, amanat dan sudut
d. peristiwa utama disertai detail cerita pendukung.
e. Ide-ide konkrit dikembangkan secara menyeluruh dengan mencerminkan pikiran penulis dengan berdasarkan pengalaman pribadi
20
3 INFORMASI Menyampaikan informai,
f. Menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian yang berdasarkan pengalaman
disertai data yang menunjukan karakteristik
karangan narasi ekspositoris
pribadi.
g. Mencantumkan data yang mendukung informasi yang dapat diserap oleh
i. Mampu menulis karangan narasi ekspositoris dengan mengedepankan gagasan, keragaman kalimat, melahirkan ungkapan baru dan unik, serta mampu merinci ungkapan perasaan dengan detil.
20
F. Proses Pengembangan Instrumen
Proses pengembangan instrumen yang dilakukan dalam penelitian ini
1. Menentukan ukuran-ukuran terhadap variabel pembelajaran menulis karangan narasi ekspositoris dan variabel kreativitas bahasa tulis.
2. Memberikan pretes terhadap kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berdasarkan ukuran terhadap variabel terikat.
3. Melakukan treatment berupa pendekatan writing process pada kelompok eksperimen, tanpa memberikan treatment kepada kelompok kontrol.
4. Memberikan postes terhadap kelompok kontrol dan kelompok eksperimen . 5. Membandingkan performa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
dengan menggunakan tes-tes signifikansi statistik.
60 Ina Mariana, 2013
Penelitian ini menggunakan dua macam teknik pengumpulan data yaitu tes subjektif (uraian) berupa hasil karangan siswa dan lembaran observasi. Kedua teknik pengumpulan data ini dapat memperoleh data yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan sebagai alat ukur dalam melaksanakan suatu penelitian. Tes uraian digunakan untuk mengukur kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris dan kreativitas bahasa tulis melalui pendekatan writing process. Lembaran observasi untuk mengukur aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran menggunakan Rating scala.
Adapun untuk teknik pengumpulan datanya adalah sebagai berikut : a. Tes
Menurut Arikunto (2006:150) tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensia, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ditujukan untuk menilai dan mengukur hasil karangan narasi ekspositoris dan kreativitas bahasa siswa. tulis. Tes dilakukan dalam bentuk tes awal dan tes akhir yang dilaksanakan untuk masing-masing kelas sebelum dan sesudah perlakuan. Bentuk perlakuan untuk kelas eksperimen yaitu menggunakan pendekatan
Writing Process sedangkan untuk kelas kontrol dengan menggunakan
konvensional tanpa perlakuan pendekatan Writing Process. b. Observasi
mengetahui aktivitas pembelajaran dengan menggunakan pendekatan writing
process ditujukan kepada guru dan siswa kelas VA yang diberikan dengan
bahasa sederhana sesuai dengan tingkat kemampuan siswa kelas V pada umumnya.
c. Dokumentasi. Data yang diharapkan dari kegiatan dokumentasi dapat tercermin melalui bahan catatan atau tulisan yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti. Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa dokumentasi data-data dan foto-foto kegiatan selama proses pembelajaran baik pada saat sebelum maupun sesudah perlakuan.
H.Analisis Data
Data yang telah diperoleh melalui pengukuran yang telah dilakukan pada prates dan pascates kemudian diolah dengan menggunakan teknik statistika inferensial parametrik.
Statistika inferensial parametrik diartikan sebagai teknik analisis data dengan melakukan pengujian terhadap hipotesis penelitian yang diajukan oleh peneliti dan dibangun dari kajian teori dan memiliki persyaratan tertentu terhadap data yang akan dianalisis yaitu distribusi data populasi berdasarkan pada pendekatan distribusi normal dan kedua populasi homogeny. (Susetyo, 2010: 138)
Langkah-langkah dalam teknik analisis data penelitian ini sebagai berikut:
1. Menentukan Hipotesis, dimana hipotesis pada penelitian ini adalah; H0 diterima jika harga hitungan ± < harga tabel.
H0 ditolak jika harga hitungan ± ≥ harga tabel.
2. Melakukan pengujian normalitas dengan menggunakan distribusi t-Student dengan rumus : T = Sup (Φ–Σp)
62 Ina Mariana, 2013
4. Menghitung rata-rata hasil tes, baik prates maupun pascates pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan menggunakan rumus :
̅ ∑
5. Menentukan perbedaan rata-rata pada prates dan pascates baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen menggunakan distribusi t-Student dengan rumus:
√
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh pendekatan pembelajaran writing process terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi ekspositoris dan pengembangan kreativitas bahasa tulis dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional (kelas kontrol). Sedangkan dari hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh dari analisis data selama penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris siswa pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol sebelum diberikan perlakuan, tidak menunjukan perbedaan yang signifikan. Setelah diberikan perlakuan pendekatan pembelajaran writing
process pada kelas eksperimen mengalami peningkatan signifikan dengan
peningkatan N-gain sebesar 0,51 dalam kategori peningkatan cukup, sedangkan kelas kontrol hanya memperoleh peningkatan N-gain sebesar 0,18 dengan kategori peningkatan rendah. Dengan demikian maka pendekatan writing
process terbukti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan
menulis karangan ekspositoris.
141
Ina Mariana, 2013
perbedaan yang signifikan. Setelah diberikan perlakuan pendekatan pembelajaran writing process pada kelas eksperimen mengalami peningkatan signifikan, dengan peningkatan N-gain sebesar 0,50 dalam kategori peningkatn cukup, sedangkan kelas kontrol hanya memperoleh peningkatan N-gain sebesar 0,26 dengan kategori peningkatan rendah. Dengan demikian maka pendekatan
writing process terbukti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kreativitas bahasa tulis karangan narasi ekspositoris.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil akhir penelitian, ada beberapa hal yang dijadikan rekomendasi diantaranya :
1. Penelitian ini peningkatannya berada di kategori cukup dan untuk tingkatan sekolah dasar masih terdapat kesulitan dalam penerapannya terutama dalam penerapan kreativitas bahasa tulis. Penelitian ini lebih tepatnya untuk diterapkan di tingkat SLTP.
2. Bagi peneliti lanjutan yang tertarik melanjutkan penelitian ini diharapkan didalam pemberian suatu perlakuan dilakukan dalam kurun waktu yang lebih lama, dan secara berkelanjutan dengan kata lain pascates dilakukan lebih dari satu kali atau dilaksanakan pascates kedua, untuk melihat kekekalan keunggulan pendekatan writing process.
pengembangan kreativitas bahasa tuli pada karangan narasi ekspositoris, diantaranya adalah waktu setiap tahapan pembelajaran, pengkondisian siwa, mobilisasi guru dengan masing-masing kelompok. Lebih lanjut, pendekatan
writing process sangat memungkinkan untuk digunakan dalam pembelajaran
141
Ina Mariana, 2013
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, S. et al. (1998). Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Alwasilah, C.A. (2012). Pokoknya Rekayasa Literasi. Bandung: Kiblat Buku Utama.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Brown, H. Douglas. (2001). Teaching by Principles. An Interactive Approach to
Language Pedagogy. San Francisco: San Francisco State University.
Cahyani, I. dan Hodijah. (2008). Kemampuan Berbahasa Indonesia Di Sekolah
Dasar. Bandung: UPI Press.
Creswell, J. (2010). Reseach Design. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Depdiknas. (2006). Standar Kompetensi Mata Pelajaran B. Indonesia Untuk
SD/MI.
DePorter, B. (2000). Quantum Learning. Bandung: KAIFA.
Dimyati dan Mudjiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Farris, J.P. (1993). Language Arts: A Process Approach. Illinois: Wm C Brown
Communication.
Ghazali, S.A. (2010). Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan Pendekatan
Komunikatif-Interaktif. Bandung: PT. Refika Aditama.
Goffman, L W dan Berwowitz, D.G. (1990). Thinking to Write: A Composing
Process Approach to Writing. New York: Maxwell Macmilan.
Hamruni. (2012). Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani.
Hartati, T. (2009). “Penerapan Pendekatan Conferencing dalam Pembelajaran
Hasani, Aceng. (2005). Ikhwal Menulis. Serang: Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Press.
Keraf, G. (1997). Komposisi. Nusa Tenggara Timur: Nusa Indah.
Matrawi. (2011). Pembelajaran Menulis Puisi dengan Teknik Writing Process. [Online] tersedia: http://matrawi-sulasi.blogspot.com/. html [13 Agustus 2011].
Munandar, U. (2002). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Murni, S. dan Widianingtyas, A. (2008). Bahasa Indonesia untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan. Depdiknas.
Nunan, David. (1991). A Textbook for Teacher. UK: Prentice Hall International. Nurjamal, Daeng. et al. (2011). Terampil Berbahasa Menyusun Karya Tulis
Akademik, Memandu Acara (MC-Moderator), dan Menulis Surat.
Bandung: Penerbit Alfabeta.
Nurudin. (2010). Dasar-Dasar Penulisan. Malang: Umm Press.
Oshima, Alice and Hogue, Ann. (1999). Writing Academic English. Third Edition. New York: Addison Wesley Longman.
Ridwan. (2008). Metde dan Tekhnik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.
Rofi’uddin, A. (1997). Pengajaran Membaca dan Menulis Permulaan. Malang:
IKIP Malang.
Sanjaya, W. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Santrock, JW. (2008). Children. (10 ed). New York: Mc Graw Hill.
Sastromiharjo, A. (2010). Kreativitas Penggunaan Kata dalam Berbahasa
Indonesia tulis Siswa SMP. Makalah. [Online] tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/Jur.Pend.Bhs.dan Sastra Indonesia/. html [13 Agustus 2011].
Semi, M. Atar. (2003). Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya.
143
Ina Mariana, 2013
Stanton. Robert. (2007). Teori Fiksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, N.S. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sukmadinata, N.S., dan Syaodih, E. (2010). Kurikulum dan Pembelajaran
Kompetensi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Suparti (2007). “Strategi Pembelajaran Menulis di SD Kelas IV”. Jurnal Didaktika
. II. (I). 259-271.
Supriadi, D. (1997). Isu dan Agenda Pendidikan Tinggi di Indonesia. Jakarta: PT Rosda Jayaputra.
Susetyo, B. (2010). Statistika untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: Refika Aditama.
Suyatinah. (2005). “Peningkatan Keefektifan Pembelajaran Menulis Di Kelas II
Sekolah Dasar” Cakrawala Pendidikan: PGSD FIP Universitas Negeri
Yogyakarta. XXIV. (III).
Suyatno, et al. (2008). Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas.
Syafi’ie, I. (1988). Retorika dalam Menulis.Jakarta: Depdikbud.
Syamsi, K. (2012). “Model Perangkat Pembelajaran Menulis Berdasarkan
Pendekatan Proses Genre Bagi Siswa SMP” Jurnal Litera Penelitian
Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya. XI. (II).
Tarigan, H.G. (2000). Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, H. G. (2008). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tatang. (2011). “Kemampuan Keterampilan Menulis Permulaan Huruf Arab pada
Siswa Pendidikan Anak Usia Dini” Jurnal Bahasa dan Sastra FPBS UPI.
Tim Redaksi. (2000). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Tompkins, G.E dan Hoskisson, K. (1991). Language Arts: Content and Teaching
Strategies. New York: Macmillan Publishing Company.
Tompkins, G.E. (1997). Teaching Writing Balancing Process and Product. New York : Merrill Publishing Company.
Warsidi et al. (2008). Bahasa Indonesa membuatku Cerdas 5. Jakarta: Pusat Perbukuan. Depdiknas.
Widodo, R. (2009). Pendalaman Materi Menulis di SD. [ONLINE]. Tersedia: http://wyw1d.wordpress.com/2009/10/26/pendalaman-materi-menulis-di-sd. [20 Juli 2012].
Widyamartaya, A. (1992). Seni Menuangkan Gagasan. Cetakan kedua. Yogyakarta: Karnisius.
Zainurrahman. (2011). Menulis dari teori hingga praktik: penawar racun