• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH FASILITAS PEMBELAJARAN DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP PEMBELAJARAN EFEKTIF DI SMA NEGERI KABUPATEN PURWAKARTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH FASILITAS PEMBELAJARAN DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP PEMBELAJARAN EFEKTIF DI SMA NEGERI KABUPATEN PURWAKARTA."

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

viii

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN .……… ii

KATA PENGANTAR ……….. iii

UCAPAN TERIMAKASIH………. v

ABSTRAK………. vi

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah ………... 7

E. Anggapan Dasar dan Hipotesis 1. Anggapan Dasar ……… 12

2. Hipotesis ……….. 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Administrasi Pendidikan 1. Pengertian Administrasi Pendidikan……… 16

2. Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan ……… 19

3. Posisi Pembelajaran Efektif dalam Adminisatrasi Pendidikan ……… 22

B. Pembelajaran Efektif 1. Definisi Pembelajaran……….. 26

2. Konsep Pembelajaran efektif………... 31

3. Desain Pembelajaran ……… 43

C. Fasilitas PembelajaranSekolah 1. Ruang Lingkup Fasilitas Pembelajaran...……… 49

2. Perabot Sekolah……… 51

3. Alat dan Media Pembelajaran………..……… 53

4. Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran ………. 57

D. Kosep Kinerja Mengajar Guru 1. Pengertian Kinerja Guru……….. 58

2. Proses Belajar Mengajar di Kelas……… 68

(2)

ix BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Lokasi dan Subyek Penelitian……… 96

B. Variabel Penelitian………. 99

C. Instrumen Penelitian……….. 102

D. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen……… 107

E. Teknik Pengumpulan Data……… 110

F. Pendekatan Penelitian……… 112

G. Prosedur dan Tahapan Penelitian 1. Tahap Persiapan……….. 113

2. Tahap Pelaksanaan………. 113

3. Tahap Pengolahan Data……….. 114

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Editing Data ……… 118

2. Pengkodean Data ……… 118

3. Tabulasi Data ……….. 119

B. Pemaparan Variabel Penelitian 1. Gambaran Umum Fasilitas Pembelajaran ………. 121

a. Subvariabel Alat dan Media Pembelajaran……….. 123

b. Subvariabel Perabot Sekolah……… 125

2. Gambaran Umum Kinerja Mengajar Guru………. 126

a. Subvariabel Kompetensi Profesional Guru……….. 128

b. Subvariabel Kompetensi Personal Guru……….. 129

c. Subvariabel Kompetensi Sosial……… 131

3. Gambaran Umum Pembelajaran Efektif……… 132

a. Subvariabel Pengkondisian Pembelajaran……… 134

b. Subvariabel Melakukan Ekplorasi Dalam Pembelajaran………. 135

c. Subvariabel Konsolidasi Pembelajaran, Pembentukan Kompetensi Sikap dan Prilaku………. 137

d. Subvariabel Teknik Penggunaan Media Pembelajaran………… 138

e. Subvariabel Penilaian Pembelajaran………. 139

C. Pengujian Persyaratan Analisi Data 1. Uji Normalitas Distribusi……… 141

a. Variabel Fasilitas Pembelajaran……… 142

b. Variabel Kinerja Mengajar Guru……….. 143

c. Variabel Pembelajaran Efektif………. 143

2. Uji Homogenitas………. 144

D. Hasil Analisis Korelasi dan Regresi Ganda untuk X1 dan X2 dengan Y menggunakan Program SPSS 1. Pengujian Hipotesis Penelitian Pertama……… 145

2. Pengujian Hipotesis Penelitian Kedua……….. 146

3. Pengujian Hipotesis Penelitian Ketiga……….. 148

4. Pengujian Hipotesis Penelitian Keempat……….. 151

E. Rangkuman Hasil Analisis Data……….. 154

(3)

x

2. Deskripsi Kinerja Mengajar Guru………. 157

3. Deskripsi Pembelajaran Efektif……… 159

4. Hubungan Antarvariabel……….. 160

5. Pengaruh Fasilitas Pembelajaran terhadap Pembelajaran Efektif… 160 6. Pengaruh Kinerja Mengajar Guru terhadap Pembelajarn efektif… 161 7. Pengaruh antara Fasilitas Pembelajaran dan Kinerja Mengajar Guru terhadap Pembelajaran Efektif……… 161

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan………. 163

B. Implikasi………. 165

C. Rekomendasi ………. 166

DAFTAR PUSTAKA………. 168 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Keunggulan suatu bangsa tidak lagi bertumpu pada kekayaan alam, melainkan pada keunggulan sumber daya manusia, salah satunya tenaga adalah terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang sangat cepat. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu usaha pengembangan sumber daya manusia, walaupun usaha pengembangan sumber daya manusia tidak hanya dilakukan melalui pendidikan khususnya pendidikan formal atau sekolah, tetapi sampai detik ini, pendidikan masih dipandang sebagai sarana dan wahana utama untuk pengembangan sumber daya manusia yang dilakukan dengan sistematis, programatis, dan berjenjang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan dalam Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menyatakan sebagai berikut.

(5)

Kenyataan ini sudah lebih dari cukup untuk mendorong pakar dan praktisi pendidikan melakukan kajian sistematik untuk membenahi atau memperbaiki sistem pendidikan nasional. Agar lulusan sekolah mampu beradaptasi secara dinamis dengan perubahan dan tantangan itu, pemerintah melontarkan gagasan tentang manajemen pendidikan yang berbasis sekolah (school-based management) yang memberikan ruang yang luas bagi sekolah dan masyarakatnya untuk menentukan program dan rencana pengembangan diri sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing. Sejalan dengan gagasan desentralisasi pengelolaan pendidikan, maka fungsi-fungsi pengelolaan sekolah perlu diberdayakan secara maksimal agar dapat berjalan secara efektif untuk menghasilkan mutu lulusan yang diharapkan oleh masyarakat dan bangsa. Implementasi gagasan tersebut perlu didukung oleh seperangkat instrument yang akan mendorong sekolah berupaya meningkatkan efektivitas fungsi-fungsi pengelolaannya secara terus-menerus sehingga mampu berkembang menjadi learning organization. Pembelajaran efektif merupakan salah satu instrumen yang diharapkan dapat digunakan oleh pengelola pendidikan untuk mengetahui tingkat keberhasilan setiap sekolah. Pembelajaran efektif apabila terjadinya perubahan-perubahan pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor menurut Mulyasa (2004:119) ada beberapa indikator pembelajaran efektif, yaitu

No. Tahapan Kegiatan KBM

1 Apersepsi

a. memulai pembelajaran yang diketahui oleh siswa b. memotivasi Siswa

2 Eksplorasi Siswa diarahkan untuk mengenal bahan dan mengkaitkan dengan pengetahuan yang dimiliki 3 Konsolidasi pembelajaran

a. Mengaktifkan siswa

b. Mengkaitkan dengan kehidupan siswa 4 Pembentukan kompetensi

(6)

Guru sebagai pendidik yang memiliki peranan penting dalam pembelajaran yang

efektif. Dalam menjalankan tugasnya haruslah profesional sesuai dengan Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Pengertian guru adalah :

Pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Untuk itu betapa besarnya peran guru dalam pencapaian tujuan pendidikan di sekolah khususnya sebagai pihak internal yang harus diperhatikan dari berbagai aspek. Proses pendidikan tentulah bukan sesuatu yang mudah, tetapi memerlukan berbagai sumber daya yang saling mendukung, memerlukan sistem penyelenggaraan yang baik, sistem evaluasi yang seimbang dan berkesinambungan. Pengertian lain dari guru keputusan Menteri Aparatur Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 84 tahun 1993 Guru adalah :

“pegawai negeri yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pendidikan dengan tugas utama mengajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah termasuk taman kanak-kanak atau membimbing peserta didik pada pendidikan dasar dan menengah”.

Peningkatan kinerja guru sebagai tenaga kependidikan yang sangat penting dalam pencapaian tujuan sekolah sebagai sebuah organisasi . Sejalan dengan hal itu Sondang P. Siagian ( 2008 : 27 ) mengemukakan bahwa :

(7)

Sumber daya manusia memegang peranan penting, salah satu item dalam sistem pendidikan adalah guru, guru yang menyampaikan materi pembelajaran dan siswa belajar secara aktif, inovatif, dan kreatif. Guru merupakan faktor penting dalam proses belajar mengajar dikelas sehingga harus memiliki kompetensi yang memadai. Profesionalisme menjadi syarat utama guru untuk dapat mencapai tujuan pendidikan, amanat Undang-Undang Dasar 1945 yaitu “mencerdaskan kehidupan bangsa “ menjadi landasan yang harus dipegang teguh demi kemajuan bangsa dan negara.

Pengaturan tentang guru ( pendidik ), dan tenaga kependidikan telah diatur didalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional ( UU RI No.20 Tahun 2003 ), yang dapat dilihat pasal 39 ayat (2) yang berbunyi :

(8)

jenis sekolah. Tujuan jenjang pendidikan SMA tercantum dalam keputusan Menteri Pendidikan Nasional ( Mendiknas) No.053 / V / 2001 tanggal 19 April 2001, tentang Pedoman Pelayanan Minimal Penyelenggaraan Persekolahan Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah adalah:

”(a) meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pada jenjang pendidikan tinggi dan mampu mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, tehnologi, dan kesenian; dan

(b) meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitar”.

Guru merupakan suatu fundamental yang paling pokok dalam proses pendidikan dan sangat menentukan mutu pendidikan, serta merupakan faktor yang paling mendasar dalam mewujudkan dan meningkatkan sumber daya manusia sesuai dengan tujuan pendidikan SMA, sehingga perlu dilakukan berbagai langkah untuk meningkatkan pembelajaran efektif secara optimal.

Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan mengajar. Belajar, mengajar dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa guru atau tanpa kegiatan mengajar dan pembelajaran formal lain. Sedangkan mengajar meliputi segala hal yang guru lakukan di dalam kelas. Duffy dan Roehler dalam Muhibin syah (1989 ) mengatakan :

“apa yang dilakukan guru agar proses belajar mengajar berjalan lancar, bermoral dan membuat siswa merasa nyaman merupakan bagian dari aktivitas mengajar, juga secara khusus mencoba dan berusaha untuk mengimplementasikan kurikulum dalam kelas”.

(9)

memodifikasi berbagai kondisi yang diarahkan untuk tercapainya suatu tujuan yaitu tercapainya tujuan kurikulum.

Salah satu hal yang perlu dilakukan dalam meningkatkan klualitas pembelajaran efektif adalah peningkatan fasilitas pembelajaran. Fasilitas pembelajaran adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah, sehingga membantu proses pembelajaran itu sediri.

Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan Peraturan pemerintah No.19 tahun 2005 tentang standar Nasioanal Pendidikan bahwa pendidikan nasional berpusat pada peserta didik agar dapat:

”(a) Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;, (b)belajar untuk memahami dan menghayati; (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain; dan (e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan”.

Untuk menjamin terwujudnya hal tersebut diperlukan adanya sarana dan prasarana yang memadai. Sarana dan prasarana yang memadai tersebut harus memenuhi ketentuan minimum yang ditetapkan dalam standar sarana dan prasarana. Standar sarana dan prasarana ini disusun untuk lingkup pendidikan formal, jenis pendidikan umum, jenjang pendidikan dasar dan menengah yaitu: Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah (SMA/MA). Standar sarana dan prasarana sesuai Permendiknas No.24 tahun 2007 mencakup:

1. Kriteria minimum sarana yang terdiri dari perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, teknologi informasi dan komunikasi, serta perlengkapan lain yang wajib dimiliki oleh setiap sekolah/madrasah;

(10)

Sarana pembelajaran di suatu sekolah sangat menentukan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Alat pelajaran, alat peraga, dan media pembelajaran sangat membantu guru dalam menciptakan proses belajar mengajar yang menarik dan menyenangkan bagi peserta didik. Alat peraga misalnya bisa menghilangkan verbalisme, terhadap sesuatu yang baru dikenalkan pada materi pembelajaran. Sarana pembelajaran ini sangat berpengaruh terhadap kinerja guru didalam pembelajaran di kelas. Dan pada akhirnya pembelajaran akan efektif sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan guru.

Dari latar belakang tersebut diatas, maka penulis merasa perlu untuk mengadakan penelitian tentang Pengaruh Fasilitas Pembelajaran dan Kinerja Mengajar Guru terhadap Pembelajaran Efektif di SMA Negeri Kabupaten Purwakarta.

B.

Identefekase Masalah dan Rumusan Masalah Peneletean

1. Identifikasi Masalah

(11)

a. Fasilitas pembelajaran berpengaruh terhadap pembelajaran efektif sehingga diperlukan fasilitas lengkap, seperti media pembelajaran, ruang belajar, buku-buku, perpustakaan dan sebagainya.

b. Kinerja guru sangat berpengaruh terhadap pembelajaran efektif, dalam proses belajar mangajar guru harus dapat meningkatkan profesionalisme sebagai tenaga pendidik dan pengajar di sekolah

c. Belum maksimalnya pemberdayaan fasilitas pembelajaran sebagai penunjang kelancaran kegiatan belajar mengajar yang mendorong kinerja guru lebih baik lagi.

d. Sumber daya manusia terutama guru dan fasilitas pembelajaran yang kurang memadai masih harus ditingkatkan dalam rangka pembelajaran yang efektif..

e. Masih terdapat guru yang menggunakan paradigma lama dalam proses pembelajaran di kelas sehingga kurang optimal kinerja mengajarnya.

f. Kurangnya perhatian dari pihak stakeholder terhadap pengembangan fasilitas pembelajaran di sekolah

g. Belum semua sekolah menyediakan fasilitas pembelajaran yang mencakup sarana dan prasarana yang memadai dalam menunjang kinerja tenaga guru sehingga pembelajaran kurang efektif.

2. Rumusan Masalah Penelitian.

(12)

pengaruh antara fasilitas pembelajaran dan kinerja mengajar guru terhadap pembelajaran efektif?” Rumusan tersebut diuraikan dalam pertanyaan penelitian berikut.

a. Bagaimanakah profil-profil dari fasilitas pembelajaran, kinerja mengajar guru dan pembelajaran efektif di SMA Negeri Kabupaten Purwakarta ? b. Apakah ada korelasi antara fasilitas pembelajaran, kinerja mengajar guru

terhadap pembelajaran efektif ?

c. Seberapa besar pengaruh antara fasilitas pembelajaran dengan pembelajaran efektif di SMA Negeri Kabupaten Purwakarta?

d. Seberapa besar pengaruh antara kinerja mengajar guru dengan pembelajaran efektif di SMA Negeri Kabupaten Purwakarta ?

e. Seberapa besar pengaruh fasilitas pembelajaran dan kinerja mengajar guru secara bersama-sama dengan pembelajaran efektif di SMA Negeri Kabupaten Purwakarta ?

C.

Tujuan Peneletean

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui dan membuktikan pengaruh fasilitas pembelajaran dan kinerja mengajar guru terhadap pembelajaran efektif di SMA Negeri Kabupaten Purwakarta.

2. Tujuan Khusus

Sedangkan tujuan Khusus dari penelitian ini aadalah sebagai berikut : Adapun tujuan penelitian dengan mengacu pada masalah tersebut diatas adalah:

(13)

b. Ingin menganalisis korelasi antara fasilitas pembelajaran, kinerja mengajar guru dan pembelajaran efektif

c. Ingin menganalisis pengaruh antara fasilitas pembelajaran dengan pembelajaran efektif di SMA Negeri Kabupaten Purwakarta.

d. Ingin menganalisis pengaruh antara kinerja mengajar guru dengan pembelajaran efektif di SMA Negeri Kabupaten Purwakarta.

e. Ingin menganalisis pengaruh antara fasilitas pembelajaran dan kinerja mengajar guru secara bersama-sama dengan pembelajaran efektif di SMA Negeri Kabupaten Purwakarta .

D.

Manfaat Peneletean

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat,baik itu yang bersifat toritis maupun praktis atau pragmatis. Dan hasil penelitian menjadi khasanah peningkatan pengetahuan sebagai manisfestasi dari tri darma perguruan tinggi bagi dunia pendidikan khususnya dan umumnya bagi bangsa dan Negara. Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi pemikiran positif bagi lingkungan pendidikan, untuk itu manfaat penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis

Memberikan tambahan dalam khasanah keilmuan Administrasi Pendidikan sebagai ilmu pengetahuan yang menunjang terhadap pendidikan di Indonesia khususnya tentang fasilitas pembelajaran, kinerja mengajar guru yang mempengaruhi pembelajaran efektif di SMA

(14)

Hasil penelitian dapat memberikan sumbangsih acuan pemikiran dalam peningkatan mutu pembelajaran efektif khususnya di tingkat pendidikan menengah di kabupaten Purwakarta dan di Indonesia pada umumnya, melalui kesadaran dalam perencanaan pendidikan yang matang bahwa penyediaan fasilitas pembelajaran dan peningkatan mutu kinerja mengajar guru Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat dijadikan sebagai data informasi untuk kalangan praktisi pendidikan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) yang menjadikan proses belajar mengajar guru dikelas dilaksanakan dengan pembelajaran yang efektif, sehingga secara konfrehensif meningkatkan kualitas output atau lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA). Adapun manfaat yang dapat diprediksikan dari penelitian ini secara praktis diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Bagi penulis, menambah wawasan pengetahuan hasil penelitian tentang pengaruh fasilitas pembelajaran dan kinerja mengajar guru terhadap pembelajaran efektif, dengan langsung melakukan penelitian dilapangan yang menjadi lahan bekarja penulis, sehingga setelah penelitian selesai diharapkan ada pengaruh signifikan khususnya terhadap kinerja mengajar penulis di masa yang akan datang.

(15)

c. Bagi kepala sekolah dan pemerintah, dengan penelitian ini sebagai masukan dalam penyediaan fasilitas pembelajaran harus diutamakan sebagai penunjang pembelajaran di kelas itu sendiri sehingga efektif dan efisien dengan kualitas yang membanggakan, sehingga dapat memberikan reward bagi guru yang memiliki kinerja mengajar terbaik.

d. Bagi para peneliti, sebagai masukan untuk dapat melakukan penelitian dengan lebih baik, akurat dengan tempat, waktu dan populasi yang berbeda.

E.

Anggapan Dasar dan Hepoteses

1. Anggapan Dasar

Anggapan dasar merupakan hal yang penting dalam penelitian karena menjadi pangkal dalam penetapan hipotesis. Hal ini sesuai dengan pedoman karya tulis ilmiah UPI yaitu : “Anggapan dasar berfungsi sebagai titik awal dimulainya penelitian, dan merupakan landasan untuk merumuskan hipotesis” (UPI, 2008 : 51), untuk itu penulis merumuskan angapan dasar penelitian sebagai berikut :

(16)

tahun 2003 tentang Sistem Pendikan Nasional pada bab IX, menjelaskan

“bahwa sarana dan prasarana merupakan bagian dalam standar nasional pendidikan, yang merupakan kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

b. Kinerja mengajar guru, yang profesional sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya dapat meningkatkan pembelajaran efektif di sekolah menengah, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. Kinerja seseorang dapat ditingkatkan bila ada kesesuaian antara pekerjaan dengan keahliannya, begitu pula halnya dengan penempatan guru pada bidang tugasnya. Menempatkan guru sesuai dengan keahliannya secara mutlak harus dilakukan. Bila guru diberikan tugas tidak sesuai dengan keahliannya akan berakibat menurunnya cara kerja dan hasil pekerjaan mereka, juga akan menimbulkan rasa tidak puas pada diri mereka. Rasa kecewa akan menghambat perkembangan moral kerja guru dan juga kemampuannya sehingga pembelajaran tidak efektif. Secara konkrit kemampuan guru dalam bekerja dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :

”Kemampuan intelektual merupakan kemampuan yang dibutuhkan seseorang untuk menjalankan kegiatan mental, terutama dalam penguasaan sejumlah materi yang akan diajarkan kepada siswa yang sesuai dengan kurikulum, cara dan metode dalam menyampaikannya dan cara berkomunikasi maupun tehknik mengevaluasinya.

(17)

c. Pembelajaran Efektif

Dalam kegiatan belajar mengajar dikelas guru melakukan pembelajaran efektif yaitu, pembelajaran dimana siswa memperoleh keterampilan-keterampilan yang spesifik, pengetahuan dan sikap serta merupakan pembelajaran yang disenangi siswa. Intinya bahwa pembelajran dikatakan efektif apabila terjadi perubahan-perubahan pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor

Dengan berdasarkan pada anggapan dasar tersebut, maka penulis mempunyai paradigma penelitian dalam penelitian kuntitatif yang dilandasi pada suatu asumsi bahwa:

gejala itu dapat diklaksifikasikan, dan hubungan gejala bersifat kausal ( sebab akibat), maka peneliti dapat melakukan penelitian dengan memfokuskan kepada beberapa variabel saja. Pola hubungan antara variabel yang akan diteliti tersebut disebut sebagai paradigma penelitian”. (Sugiyono, 209 : 43).

(18)

Gambar 1. Paradigma Penelitian

2. Hipotesis

Adapun hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut adalah :

a. Terdapat korelasi positif antara fasilitas pembelajaran (X1), kinerja mengajar guru (X2) dengan pembelajaran efektif (Y)

b. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara fasilitas pembelajaran (X1) dengan pembelajaran efektif (Y) di SMA Negeri Kabupaten Purwakarta

rX1Y

R2X1X2Y rX2Y

(Y) Pembelajaran

Efektif (X1)

Fasilitas Pembelajaran

(X2)

(19)

c. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kinerja mengajar guru (X2) dengan pembelajaran efektif (Y) di SMA Negeri Kabupaten Purwakarta

(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Lokasi dan Subyek Penelitian

Penelitian ini berlokasi di SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat. Data yang digunakan adalah data primer yang di peroleh dari responden yang menjadi sampel penelitian yaitu guru yang ada diwilayah tertentu SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta..

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan penelitian metode kuantitatif. Pendekatan penelitian kuantitatif dipilih dengan alasan bahwa data-data yang terkumpul adalah data kuantitatif berupa angka-angka dan diolah dengan menggunakan statistik.

Lokasi yang dijadikan tempat penelitian tentang pengaruh fasilitas pembelajaran, kinerja mengajar guru terhadap pembelajaran efektif ini adalah Sekolah Menengah Atas Negeri yang ada di Kabupaten Purwakarta.

Tabel 3.1. Daftar Nama Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Di Kabupaten Purwakarta

No. Nama Sekolah Alamat

1 SMAN I Purwakarta Jln.R.E. Martadinata Purwakarta 2. SMAN 2 Purwakarta Jln.Raya Sadang Purwakarta

3. SMAN 3 Purwakarta Jln.Ibrahim Singadilaga Purwakarta 4. SMAN I Pasawahan Kecamatan Pasawahan

5. SMAN I Wanayasa Kecamatan Wanayasa

6. SMAN I Bungursari Kecamatan Bungursari 7. SMAN I Sukatani Kecamatan Sukatani

8. SMAN I Cibatu Kecamatan Cibatu

9. SMAN I Jatiluhur Kecamatan Cibatu 10. SMAN I Tegal Waru Kecamatan Tegal waru 11. SMAN I Sukasari Kecamatan Sukasari

12. SMAN I Campaka Kecamatan Campaka

13 SMAN 1 Maniis Kecamatan Maniis

(21)

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Sedangkan populasi dalam penelitian ini adalah para guru di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Se Kabupeten Purwakarta, Adapun populasi penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 3.2. Populasi Penelitian Guru SMA Negeri di Kab. Purwakarta

No. Nama Sekolah

Sumber : Dinas Pendidikan Kab.Purwakarta

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan area sampling dan

purposive sampling. Area sampling digunakan untuk menentukan SMA yang dijadikan

(22)

populasi. Pengambilan sampel juga memperhatikan dari keterbatasan dana, tenaga dan waktu penelitian, sehingga yang terpenting sampel yang diambil refresentatif mewakili semua populasi. Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah suatu cara pengambilan sampel yang refresentatif dari populasi.

Sampel pada penelitian ini diambil dengan menggunakan sampling area dan sampling purposive. Area sampling atau cluster sampling ialah “ teknik sampling yang dilakukan dengan cara mengambil wakil dari setiap wilayah geografis yang ada”( Akdon , 2008 : 102 ) sedangkan sampling purposive adalah dikenal dengan sampling pertimbangan adalah teknik sampling yang digunakan jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu. Adapun teknik sampling area atau sampling kluster wilayah, digunakan untuk menentukan SMA yang dijadikan sampel. Kegiatan ini dengan cara mengambil satu SMA dari satu wilayah, sehingga penulis mengambil sampelnya adalah guru yang mengajar di SMA yang ada di wilayah tengah, wilayah barat, wilayah timur, wilayah utara, dan wilayah selatan Kabupaten Purwakarta.

(23)

Tabel. 3.3 Sampel Penelitian

No. Nama Sekolah Wilayah Jumlah Guru Ket

PNS PTT Total

1. SMAN 3 Purwakarta Tengah 42 3 45

2. SMAN Jatiluhur Barat 27 7 34

3. SMAN Cibatu Timur 20 6 26

4. SMAN Bungursari Utara 24 6 30

5. SMAN Pasawahan Selatan 31 4 35

Jumlah 145 25 170

Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Purwakarta B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Dalam Penelitian ini variabel yang akan diteliti yaitu ada dua variabel bebas ( Independent) dan satu terikat (dependent). Adapun varibel-variabel tersebut adalah dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Varibel bebas ( independent variable ) :

1) Fasilitas Pembelajaran (X1)

Adalah sarana dan prasarana merupakan bagian dalam standar nasional pendidikan,yang merupakan kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Fasilitas pembelajaran diuraikan menjadi dimensi-dimensi sebagai berikut :

a) alat dan media pembelajaran b) perabot sekolah

2) Kinerja Mengajar Guru (X2)

(24)

a) kompetensi professional b) kompetensi personal guru c) kompetensi sosial guru

a. Variabel terikat ( dependent variable ) :

Varibel terikat pada penelitian ini adalah pembelajaran efektif (Y) yang di uraikan dalam subvariabel-subvariabel sebagai berikut :

1). pengkondisian pembelajaran

2) melakukan ekplorasi dalam pembelajaran

3) konsolidasi pembelajaran, pembentukan kompetensi sikap dan prilaku

4) teknik penggunaan media pembelajaran 2) penilaian pembelajaran

2. Definisi Operasional

a. Pengaruh

Merurut kamus besar bahasa Indonesia ( 2002 : 849) , “pengaruh diartikan daya yang ada yang di timbulkan oleh sesuatu ( orang, benda ) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau watak seseorang”.

Sedangkan pengertian lain menurut Badudu dan Zain ( 1994 : 1031) yaitu sebagai berikut : “Pengaruh adalah (1) daya yang menyebabkan sesuatu yang terjadi ; (2) sesuatu tang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain; dan (3) tunduk atau mengikuti karena kuasa atau kekuatan orang lain”. Jadi pengaruh memperlihatkan adanya sebab akibatatau hubungan kausal antara variabel dalam penelitian ini.

b. Fasilitas Pembelajaran

(25)

pendidikan, yang merupakan kriteria minimal tentang system pendidikan di seluruh wilayah hokum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Berdasarkan Permen Diknas No 24 tahun 2007 Sarana pembelajaran diartikan “segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan dalam pembelajaran”.

Sedangkan berdasarkan SK Mendiknas No.053/U/2001 tanggal 19 april 2001 tentang pedoman penyusunan standar pelayanan minimal penyelenggaraan sekolah bidang pendidikan dasar dan menengah, sarana pembelajaran meliputi :

(a) Sarana fisik sekolah ( bangunan, perabot sekolah, sarana pendidikan sekolah), (b) media pendidikan ( perangkat keras dan lunak ), (c) alat peraga dan alat praktek, (d) pembukuan sekolah ( buku teks utama, buku teks pelengkap, buku bacaan, dan buku sumber.

c. Kinerja Mengajar Guru

“Kinerja atau performance dapat diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja, atau unjuk kerja” ( Mulyarsa, 2003 : 136). Sedangkan pendapat michel 1978 (dalam Mulyarsa, 2003 : 138), ‘kinerja meliputi beberapa aspek, yaitu : quality of work, prompetness, initiative, capability, and comunication’. Pendapat lain menyatakan bahwa, ‘kinerja adalah perbuatan dan prestasi serta keterampilan yang ditujukan oleh seseorang didalam melakukan perbuatan dan pekerjaan” (soeprihatno, 1998 : 7 ).

Sedangkan pendapat Rahman Abror ( 1993 : 141 ) mengemukakan pendapat nya lebih spesifik mengenai kinerja mengajar guru, yakni sebagai berikut.

(26)

Kinerja dapat disimpulkan sebagai pelaksanaan unjuk kerja, dan hasil kerja yang dicapai oleh karyawan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya untuk mencapai tujuan organisasi, meliputi adanya sasaran atau target, kuantitas, kualitas, efektifitas dan efisiensi. Sedangkan kinerja mengajar guru adalah pelaksanaan atau unjuk kerja yang dilakukan guru di sekolah, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

3 Pembelajaran efektif

Ada beberapa pengertian tentang pembelajaran diantaranya menurut Poerwadarminta Pembelajaran merupakan terjemahan dari bahasa inggris “Instruction”, yang dalam bahasa Yunani disebut “instructus” atau “instruere” yang berarti menyampaikan pikiran dengan demikian arti intruksional adalah penyampaian pikiran atau ide yang telah diolah secara bermakna melalui pembelajaran . Pengertian ini lebih mengarah kepada guru sebagai pelaku perubahan.

Pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan peserta didik ( Dimyati dan mujiono, 1999 : 13 ). Pengertian lain, pembelajaran adalah “usaha-usaha terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri peserta didik” (Arief S. Sadiman, 1990 ; 15 ). Pembelajaran efektif adalah apabila dalam proses pembelajaran setiap elemen berfungsi secara keseluruhan, peserta merasa senang, puas dengan hasil pembelajaran, membawa kesan, sarana/fasilitas memadai, materi dan metode affordable, guru profesional. Tinjauan utama efektivitas pembelajaran adalah outputnya, yaitu kompetensi siswa.

C.

Instrumen Penelitian

(27)

yang diteliti. Setiap instrumen akan mempunyai skala, sedangkan skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan skala interval dari satu sampai lima mengenai fasilitas pembelajaran, kinerja mengajar guru dan pembelajaran efektif. Untuk dapat mengkuantitatifkan data yang diperoleh dari daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah dijawab oleh para responden. Sementara itu butir-butir pertanyaan kuesioner dibuat dalam bentuk pilihan ganda, di mana setiap butir pertanyaan terdiri dari lima alternatif jawaban. Kemudian data jawaban para responden diberi skor dengan menggunakan system Skala

Likert. Menurut pendapat Sugiyono (2003 : 107) “skala likert digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Dalam hal ini ada lima klasifikasi jawaban yang diberikan dengan kemungkinan pemberian skor jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif samapai negatif, adalah sebagai berikut :

Alat ukur penelitian angket memiliki alternatif jawaban yang diberi skor dari nilai 1 sampai 5, yaitu :

1. Variabel fasilitas pembelajaran meliputi : 5 = SM atau Sangat Memadai;

4 = MD atau Memadai; 3 = CM atau Cukup Memadai; 2 = TM atau Tidak Memadai;

1 = STM atau sangat Tidak Memadai

2. Variabel kinerja mengajar guru dan pembelajaran efektif meliputi : 5 = SS atau Sangat Setuju;

(28)

1 = TS atau Sangat Tidak Setuju.

Pada penelitian ini instrument dirancang sesuai dengan sub-sub variabel dan

indikator untuk setiap variabel, sedangkan alat pengumpulan datanya adalah angket yaitu : daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon ( responden) sesuai dengan permintaan pengguna. Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dan responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan. Disamping itu responden mengetahui informasi tertentu yang di minta. Pada penelitian ini angket yang digunakan adalah angket tertutup, yaitu responden diberikan sejumlah pertanyaan yang menggambarkan hal-hal yang diungkap dari ketiga variabel dengan alternatif pilihan jawaban, selanjutnya responden diminta untuk menjawab setiap item sesuai dengan pilihannya dengan membubuhkan tanda silang pada alternatif jawaban yang telah tersedia. Pembuatan angket didasarkan pada acuan kisi-kisi rancangan instrument penelitian dengan dijabarkan pada pertanyaan angket tersebut.

Metode pengumpulan data angket dalam penelitian ini di bagi menjadi tiga bagian yaitu ;

1). Angket untuk mengumpulkan data mengenai fasilitas pembalajaran sekolah. 2). Angket untuk mengumpulkan data mengenai kinerja mengajar guru pada

Sekolah Menengah Atas

3) Angket untuk mengumpulkan data mengenai pembelajaran efektif di Sekolah Menengah Atas

Pada penelitian ini dengan mempertimbangkan kepraktisan dan efisiensi dalam pelaksanaan pengumpulan data dilapangan, ketiga angket tersebut digabung menjadi satu

(29)

tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pasal 8 , Permen Diknas No.13 tahun 2007 dan Permen Diknas No 24 tahun 2007 tentang sarana dan prasarana pendidikan, dikembangkan menjadi konsep operasional dalam pembuatan kisi-kisi intrumen penelitian

Adapun kisi-kisi instrument penelitian dari variabel–variabel penelitian adalah, sebagai berikut :

Tabel 3.4. : Kisi-Kisi Instrumen Yang Diperlukan Untuk Mengukur Kejelasan Fasilitas Pembelajaran, Kinerja Mengajar guru dan Pembelajaran Efektif

No. Variabel Subvariabel Indikator-indikator No.Item

1.

3) Alat laboratorium 7-8

4) Media visual 9-12

5) Media audio 13

6) Media audio visual 14-16 7) Teknologi Informasi 17-20 Perabot Sekolah 1) Ruang belajar yang

memadai, bersih dan sehat 21 2) Ruang kelas memiliki

peralatan lengkap 22

3) Jumlah kelas yang cukup untuk semua rombongan

1) Membuat rencana mengajar 1 2) Menguasai kurikulum 2-5 3) Bahan pelajaran yang

bervariasi

4) Pengeloaan program belajar

mengajar 7

5) Pengelolaan kelas 8

6) Penggunaan media dan

sumber belajar 9

7) Pengelolaan kegiatan belajar

(30)

8) Penilaian hasil belajar 15 2) Mampu besikap terbuka 17 3) Memiliki sikap adil dalam

bersikap terhadap peserta

1) Ketepatan waktu mengajar 1 2) Mempersiapkan buku / LKS 2

belajar peserta didik 6 7) Menggunakan fasilitas

respon terhadap pesrta didik 10 4) Memakai model

pembelajaran 11

5) Menggunakan internet untuk

pembelajaran 12

(31)

pembelajaran dasar kepada peserta di didik

16

2) Dapat menggunakan infokus 18 3) Dapat menggunakan laptop 19 Penilaian

pembelajaran

1) Mengadakan evaluasi setiap

akhir pembelajaran 20-25

D. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Sebelum dilakukan penelitian terlebih dahulu dilakukan uji coba instrument penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kualitas instrument yang meliputi sekurang-kurangnya, validitas dan realibilitas instrument.

(32)

Tabel 3.5 Hasil Uji reliabilitas

Negeri 1 Pasawahan Kabupaten Purwakarta. Berdasarkan pengujian tersebut diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 3.6 Validitas Butir Fasilitas Pembelajaran

(33)

Soal 22 84,94 278,063 0,879 0,966 0,514 Valid Soal 23 85,19 262,563 0,895 0,965 0,514 Valid Soal 24 84,88 281,050 0,755 0,967 0,514 Valid Soal 25 84,94 275,263 0,742 0,967 0,514 Valid

Tabel 3.7 Validitas Butir Kinerja Mengajar Guru

Butir

Tabel 3.8 Validitas Butir Pembelajaran Efektif

(34)

Soal 7 89,88 182,117 0,727 0,939 0,514 Valid

Soal 8 89,75 181,533 0,886 0,937 0,514 Valid

Soal 9 89,38 190,250 0,734 0,940 0,514 Valid

Soal 10 90,25 188,467 0,535 0,942 0,514 Valid

Soal 11 89,75 189,933 0,579 0,941 0,514 Valid

Soal 12 89,81 187,896 0,603 0,941 0,514 Valid

Soal 13 89,56 189,996 0,503 0,942 0,514 Tidak Valid

Soal 14 89,44 188,529 0,676 0,940 0,514 Valid

Soal 15 89,44 188,129 0,568 0,942 0,514 Valid

Soal 16 89,75 186,867 0,599 0,941 0,514 Valid

Soal 17 89,69 187,296 0,545 0,942 0,514 Valid

Soal 18 90,38 182,117 0,851 0,938 0,514 Valid

Soal 19 89,31 195,962 0,319 0,944 0,514 Tidak Valid

Soal 20 90,13 181,583 0,837 0,938 0,514 Valid

Soal 21 89,63 186,117 0,648 0,941 0,514 Valid

Soal 22 89,63 189,583 0,622 0,941 0,514 Valid

Soal 23 89,63 179,850 0,740 0,939 0,514 Valid

Soal 24 89,38 196,650 0,306 0,944 0,514 TValid

Soal 25 89,38 186,117 0,622 0,941 0,514 Valid

Dari soal yang tersebut diatas terdapat dua bagian yaitu soal yang valid dan yang tidak valid untuk soal yang valid selanjutnya dipakai dalam penelitian sebagai intrumen atau alat untuk mendapatkan data dari responden dilapangan. Sedangkan untuk soal yang belum valid dalam uji coba tersebut diatas dicari penyebab tidak validnya soal itu dan selanjutnya dilakukan perbaikan atas saran pembimbing yang ahli dibidangnya.

E. Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang diperoleh dan akan di analisis dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden, kemudian di analisis secara kuantitatif. Cara atau pengumpulan data yang dipakai oleh peneliti adalah teknik angket, studi kepustakaan dan dokumentasi, yaitu dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Teknik angket atau kuesioner

(35)

untuk mendapatkan jawaban. Pertanyaan yang diberikan dalam angket sudah disediakan jawabannya sehingga responden hanya memilih salah satu item jawaban tersebut. Jenis angket yang seperti ini dinamakan angket pertanyaan tertutup. Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data fasilitas pembelajaran, kinerja mengajar guru dan pembelajaran efektif di SMA Negeri Kabupaten Purwakarta. Langkah–langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data melalui angket adalah sebagai berikut :

2. . Penyusunan kisi-kisi instrumen yang berdasarkan pada teori yang menjadi acuan varibel dan subvariabel penelitian, serta indikator-indikatornya.

a. Penyusunan butir-butir instrumen penelitian

b. Pengujian validitas dan reliabilitas butir instrumen.

c. Menyeleksi butir soal berdasarkan validitas dan reliabilitasnya dan berdasarkan hasil uji coba terhadap guru sebagai responden, didapatkan beberapa butir soal tidak mencapai taraf valid sehingga di ganti atau direvisi berdasarkan pendapat ahli, dalam hal ini pembimbing. Setelah dilakukan revisi maka diperoleh jumlah butir instrumen tetap yaitu :

1) Instrumen fasilitas pembelajaran sebanyak 25 item soal 2) Instrumen kinerja mengajar guru sebanyak 25 item soal 3) Instrumen pembelajaran efektif sebanyak 25 item soal

(36)

2. Studi Dokumentasi

Pada penelitian ini studi dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data berupa informasi yang berhubungan dengan penelitian, yaitu data yang terdapat di kantor Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Purwakarta serta di sekolah yang dijadikan sampel.

F. Pendekatan Penelitian

Pada penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan penelitian kuantitatif. Pendekatan penelitian kuantitatif dipilih karena data-data yang diperoleh peneliti melalui angket merupakan data kuantitatif berupa angka-angka yang harus diolah dengan statistik.

Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif yang bersifat ex post facto. Sedangkan Penelitian deskriftif adalah :

”penelitian yang digunakan untuk mengolah data dengan cara mendeskrifsikan atau menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi” ( Sugiyono, 1999 : 169)

Selanjutnya Sugiyono ( 1999 : 7 ) mengemukakan bahwa penelitian ex post faccto adalah ”suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian melihat ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut”.

G. Prosedur dan Tahapan Penelitian

(37)

1. Tahap persiapan

Ada beberapa langkah yang deilakukan peneliti sebelum terjun penelitian dilapangan, peneliti mengadakan beberapa persiapan terlebih dahulu agar tidak mengalami hambatan dalam proses penelitian selanjutnya. Persiapan itu diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Merumuskan masalah penelitian. b. Menyusun hipotesis

c. Menentukan lokasi, polpulasi, dan sampel penelitian

d. Menyusun kisi-kisi intrumen berdasarkan variabel dan dimensi penelitian, baik variabel independen maupun variabel dependen

e. Menyusun butir instrumen f. Mengujicobakan instrumen

g. Mangadakan uji validitas dan uji reliabilitas butir instrumen

h. Mengajukan permohonan izin penelitian kepada instansi subyek penelitian 2. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini dilaksanakan setelah semua persiapan selesai dan penelitian dilapangan dilaksanakan sekitar bulan April 2010. Adapun penyebaran angket dilaksanakan pada lima Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Kabupaten Purwakarta, langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut :

1) Mengidentifikasi responden penelitian pada sekolah yang dijadikan sampel. 2) Melaksanakan penyebaran dan pengumpulan angket yang telah di uji validitas

dan reliabilitasnya.

(38)

4) Mengolah data bantuan SPSS fo 3. Tahap pengolaha

Proses pengukuran skala deferensial semanti kesalahan yang mungkin a dilanjutkan langkah-langka

ta mentah dengan menggunakan pendekatan k

for windows 14.00

han Data

an terhadap data yang diperoleh dari respon ntic ( semantic seferensial scale). Kemudi n ada baik dari jawaban maupun pengisian da

kah analisis data yang diperoleh atau dikumpu i berikut :

itung persentase skor rata-rata dari setiap ver

tujuan untuk mengetahui kecenderungan n terhadap variabel-variabel penelitian.

akan rumus:

sentase skor rata-rata yang dicari r rata-rata setiap variabel r ideal setiap variabel

krifsikan variabel

berikutnya setelah menghitung prosentase n setiap variabel, lengkap dengan subvariabe mengetahui bagaimana fasilitas pembelajaran, ajaran efektif di SMA Negeri yang ada di Kabu ui masing-masing variabel beserta subvariab enghitungannya menggunakan Ms Excel dan

n kuantitatif, melalui

(39)

c. Pengujian normalitas distribusi

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sample tersebut bersumber dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini menggunakan Kolmogorov-Smirnov melalui bantuan program SPSS for windows

14.00.

d. Menguji homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk menguji asumsi apakah rata-rata ketiga variabel tersebut mempunyai varian yang sama atau tidak. Untuk uji homogenitas ini menggunakan uji Levene dengan bantuan SPSS for windows14.00.

e. Menguji hipotesis.

Menguji hipotesis penelitian ini dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi. digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel, yaitu variabel bebas atau independent variable dan variabel terikat atau dependent variable,

variabel independent terhadap variabel dependen, dan menganalisis regresi yang

digunakan untuk memprediksi perubahan nilai variabel dependen apabila variabel

independent nya berubah. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan

program SPSS for window 14.0.

Dengan tujuan untuk memudahkan data yang akan diklarifikasikan ke dalam

kategori-kategori, serta selanjutnya dibandingkan dengan menghitung frekuensi dan

prosentasi. Selanjutnya, analisis statistik regresi yang digunakan dalam menguji

pengaruh yang signifikan antara fasilitas pembelajaran dan kinerja mengajar guru

terhadap pembelajaran efektif.

Menguji hipotesis digunakan teknik statistic regresi sederhana; regresi ganda;

(40)

1. Rumus Persa

relasi Pearson Product Moment (PPM) :

( Riduan, 20

efisien korelasi iabel Bebas iabel Terikat

lah responden

orelasi Ganda sebagai berikut

mudahkan interpretasi mengenai kekuatan kore

el terikat, digunakan tabel dibawah ini yaitu seba

Tabel 3.9

rpretasi Korelasi Antar Variabel

fesien i Tingkat Hubungan

,000

an data selesai dilakukan dengan bantuan SPSS an setiap bagian hasil perhitungan statistic de ifsikan hasil tersebut. Berdasarkan hasil temuan mencoba menjawab semua permasalahan yang

1

1X1 + b2X2

2008 : 279 )

relasi antara variabel

bagai berikut.

(41)
(42)

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

Berdasarkan dari hasil pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian, penulis pada bab ini akan menyampaikan simpulan dan rekomendasi. Adapun uraian yang dapat disampaikan penulis adalah sebagai berikut :

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian pada bab sebelumnya,

maka dengan ini penulis akan merumuskan kesimpulan.

1. Gambaran umum rata-rata jawaban responden terhadap pertanyaaan penulis adalah fasilitas pembelajaran kategori tinggi, yaitu sebesar 78,06%, kinerja mengajar kategori tinggi, yaitu sebesar 75,56%, pembelajaran efektif kategori tinggi, yaitu sebesar 74,06% dari skor idealnya. Memperlihatkan persebaran yang nmenunjukan gejala umum dari jawaban responden terhadap pertanyaan peneliti

2. Adanya korelasi yang positif antara fasilitas pembelajaran, kinerja mengajar guru dan pembelajaran efektif di SMA Negeri Kabupaten Purwakarta, untuk melihat lebih lanjut korelasi tersebut dapat dijabarkan dalam koefisien korelasi sebagai berikut :

a. Koefisien korelasi yang positif antara fasilitas pembelajaran dengan kinerja mengajar guru adalah 0,388 pada tingkat signifikan 0,00.

b. Koefisien korelasi yang positif antara fasilitas pembelajaran dengan pembelajaran efektif mengajar guru adalah 0,537 pada tingkat signifikan 0,00

(43)

3. Terdapat pengaruh yang signifikan dari fasilitas pembelajaran terhadap pembelajaran efektif sebesar 0,537 ditunjukan dengan persamaan regresi linier Ŷ= 35,769 + ,489X1 Ini memperlihatkan pengaruh tergolong cukup kuat, dengan kontribusi sebesar 28,8 %. Sedangkan tingkat signifikan koefisien korelasi satu sisi (1 tailed) dari output menghasilkan angka 0,00 atau 0. Karena probabilitas jauh dibawah 0,01 atau 0,05, maka pengaruh antara fasilitas pembelajaran terhadap pembelajaran efektif signifikan.

4. Terdapat pengaruh yang signifikan dari kinerja mengajar guru terhadap pembelajaran efektif sebesar 0,315, ditunjukan dengan persamaan regresi linier Ŷ= 35,769 + 0,125X2, Ini memperlihatkan pengaruh tergolong rendah, dengan kontribusi hanya 9.9 %. Sedangkan tingkat signifikan koefisien korelasi satu sisi (1 tailed) dari output menghasilkan angka 0,00 atau 0. Karena probabilitas jauh dibawah 0,01 atau 0,05, maka pengaruh antara kinerja mengajar guru terhadap pembelajaran efektif signifikan.

5. Terdapat pengaruh yang signifikan dari fasilitas pembelajaran dan kinerja mengajar guru secara bersama-sama terhadap pembelajaran efektif sebesar 0,55 tergolong belum cukup kuat, dengan kontribusi sebesar 30,2%, karena sisanya sebesar 69,8 % ditentukan factor lainnya ( motivasi siswa, lingkungan sekolah, kurikulum, dan sebagainya ) di luar fasilitas pembelajaran dan kinerja mengajar guru.

. Fasilitas pembelajaran dan kinerja mengajar guru terhadap pembelajaran efektif memiliki persamaan regresi linier Ŷ=35,769+0,490X1+0,103X2.

(44)

A. Implikasi

Dengan berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, penulis merumuskan implikasi dalam peningkatan pembelajaran yang efektif adalah sebagai berikut :

Setelah melihat hasil penelitian maka gambaran rata-rata jawaban responden sebesar 75,56% dari skor ideal, hal ini menunjukan perlunya peningkatan kinerja mengajar guru agar pembelajaran di tingkat sekolah menengah lebih bermutu dan siap menghadapi persaingan dimasa yang akan datang. Sebagai professional yang diberikan tugas mengemban peningkatan mutu pendidikan, guru diharuskan meningkatkan kualifikasi pendidikannya.

Menurut Cooper mengutip pendapat B.O. Smith (dalam Suparlan, 2004) yang telah menyarankan bahwa seorang guru yang terlatih harus disiapkan dengan empat bidang kompetensi agar ia menjadi guru yang efektif yaitu :

Command of theoretical knowledge about learning and human behavior. Display of attitudes that fostter learning and genuine human realtionship. Cammand of knowledge in the subject matter to be taught.

Control of technical skills of teaching that facilitate student learning.

(45)

Jadi muara dari pembelajaran efektif adalah kinerja mengajar guru yang sesuai dengan kompetensi yang dimiliki dan harus dimiliki oleh seorang guru. Apabila hal itu tidak dipenuhi maka pembelajaran efektif akan sulit dicapai.

B. Rekomendasi

Dengan berdasarkan implikasi, penulis merumuskan rekomendasi kepada pihak-pihak terkait dalam peningkatan pembelajaran yang efektif. Untuk meningkatkan kinerja mengajar guru maka harus tahu akan tugasnya yaitu diantaranya guru memiliki tugas yang beragam yang berimplementasi dalam bentuk pengabdian. Tugas tersebut meliputi bidang profesi, bidang kemanusiaan dan bidang kemasyarakatan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup dan kehidupan. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan adalah memposisikan dirinya sebagai orang tua ke dua. Dimana ia harus

menarik simpati dan menjadi idola para siswanya. Adapun yang diberikan atau

disampaikan guru hendaklah dapat memotivasi hidupnya terutama dalam belajar. Bila

seorang guru berlaku kurang menarik, maka kegagalan awal akan tertanam dalam diri

siswa. Guru adalah posisi yang strategis bagi pemberdayaan dan pembelajaran suatu

bangsa yang tidak mungkin digantikan oleh unsur manapun dalam kehidupan sebuah

bangsa sejak dahulu. Semakin signifikannya keberadaan guru melaksanakan peran dan

tugasnya semakin terjamin terciptanya kehandalan dan terbinanya kesiapan seseorang.

Dengan kata lain potret manusia yang akan datang tercermin dari potret guru di masa

sekarang dan gerak maju dinamika kehidupan sangat bergantung dari "citra" guru di

(46)

Untuk itu peran pemerintah sangat diharapkan dalam meninmgkatkan fasilitas pembelajaran karena peningkatan fasilitas berkaitan dengan anggaran yang telah tersedia, kemudahan birokrasi dalam menunjang tersedianya fasilitas pembelajaran.

(47)
(48)

DAFTAR PUSTAKA

Akdon, (2008) Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian Untuk Administrasi

Pendidikan. Bandung : Dewa Ruchi

Ahmad Batinggi, (1999). Manajerial Pelayanan Umum. Jakarta :Universitas Terbuka.

Armstrong, Michael. (2003 ) The Art of HRD ; Strategic Human Resource Managemant. London : Kogan page Limited, N1 9JN.

Arief S. Dan Suwarto.(2007), Metode dan teknik Penelitian Sosial. Yogyakarta : Penerbit Andi

Burhanuddin. (1990), Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan

Pendidikan, Malang : PT. Bumi Aksara.

Bush, Tonny & Coleman M .(2000). Leadership Strategic Management in

Education. London : A Sage Publication

Castetter, William (1992) The Human resocurce Function in Educational

Administration. New Jersey : Schuster Company

Ciptono F, 1997. Prinsip-prinsip Total Quality Service..Yogyakarta : Andi Offset

Danim, Sudarwan.(2002). Inovasi Pendidikan dalam Upaya Profesionalisme Tenaga

Kependidikan. Bandung : Pustaka Setia.

Davis, Russell G.(1980). Planning Education For development.Cambridge Vol. II, Massachusetts. USA.

Davis, Russell G.(1980). Planning Education For development.Cambridge Vol. II, Massachusetts. USA.

Daryanto, Drs. (2009). Paduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif. Jakarta : Publiher

Depdiknas.(2008).Sertifikasi Guru dalam Jabatan Tahun 2008.

Departemen Agama RI.(2000). Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Jakarta Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Islam.

Engkoswara. (1987). Dasar-dasar Administrasi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud Ditjen Dikti Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

(49)

Fred CL.& BJ.Irby (2006).The Principalship;Vision to action

Belmot- CA.USA: Sam Houston State University

Gie, The Liang. (1989). Ensiklopedi Administrasi. Jakarta: PT. Air Agung Putra. Hadi, Sutrisno . (1984). Metodologi Reseach Jilid II, Cetakan XIV, Yayasan

Penerbit Fakultas Psikologi Universitas Gajah mada,Yogyakarta.

Hoy & Miscel, (1987). Education Administration.: Theory, Research and

Practice. New York : Random Hause.

Keraf, Gorys. (1994). Komposisi. Ende : Nusa Indah

Majid, Abdul. (2005). Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar

Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mangkunegara , S.Tb. dan Hubies . (2003). Manajeman Mutu Sumber Daya

Manusia. Bogor : Galia Indonesia

Moch.Idochi Anwar.(2003). Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan, Bandung : Alfabeta

Morphet, E.L., Jhons, R.L., Reller,T.L.(1974) Educational Organization and

Administration : Concept, Practice, and Issues. Englewood Cliffs, New Jersey :

Prentice-Hal,Inc.

Muchlisoh, (1996). Pendidikan bahasa Indonesia. Universitas Terbuka

Mufti Ahmad(2007). Administrasi & Supervisi Pendidikan, Palembang : IAIN Raden Fatah Press

Muhibbin, Syah, (1995). Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan baru, Bandung: Remaja RosdaKarya.

Mulyasa, (2002). Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Mulyasa, E. (2004). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya Munir, (2000). Manajemen Pelayanan Publik. Bina Aksara. Jakarta

Nanang, Fattah.(2006). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung : PT Rosdakarya Ningrum, Epon.(2009). Kompetensi Profesional Guru dalam Konteks Strategi

Pembelajaran. Bandung : Buana Nusantara.

(50)

Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2007 tentang Standar Nasional Pendidikan

Pidarta, (1997). Landasan Kependidikan Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia. Jakarta: PT. Bina Rineka Cipta.

Purwanto, Ngalim. (2007). Administrasi pendidikan dan supervisi pendidikan. Bandung:PT Remaja Rosda Karyta

Razik, Taher A. & Swanson, Austin D. (1995). Fundamental Concept of Educational

Leadership and Managment. Colombus-Ohio: Prentice Hall.

Riduwan (2008). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung : Alfabeta

Riduwan dan Akdon. (2005). Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung : Alfabeta.

Sagala, Syaiful, (2003).Manajemen Berbasis Sekolah &Masyarakat. Bandung : Alfabeta

_____________.(2006) Adminisrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung : . AlFabeta _____________. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu

Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.

_____________.(2010). Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Sarwono, J. (2009). Statistik itu mudah. Panduan Lengkap untuk Belajar Komputasi

Statistik Menggunakan SPSS 16. Yogyakarta: Andi

Satori, Djam’an, et all. (2003). Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Jawa

Barat. Bandung: Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

Satori, Djam’an. (2000). Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah. Makalah Depdiknas: Bandung.

Sa’ud, S. Udin, Makmun S. Abin.(2007). Perencanaan Pendidikan Suatu pendekatan

Komprehensif. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.

Schein, Edgar H. (1992). Organizational Culture and Leadership (second edition). California: McMillan Internatinal Publishing Group.

(51)

Siagian, Sondang, P. (1992). Kerangka Dasar Ilmu Administrasi. Jakarta : PT Rineka Cipta

Soebroto, R.(1980). Pokok- pokok Pengertian Ilmu Jakarta : Balai Pembinaan Administrasi, Akademi Administrasi Taha Usaha Negara

Soewarno Handayaningrat, (1996). Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan

Manajemen. Jakarta : Gunung Agung.

Steers, Richard M. et al. (1985). Efektivitas Organisasi. Jakarta: Erlangga.

Subiyantoro, Arief. (2006). Metod dan Teknik Penelitian Sosial. Yogyakarta : Andi Offset

Sugiyono.(2003).Metode Penelitian Administrasi.Bandung : Alfabeta Sugiyono.(2007).Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Suharsimi, Arikunto. (2005). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT.Bumi Aksara

Surakhmad, Winarno. (1979). Metodologi Pengajaran Nasional. Bandung: Jemmars Sururi dan S. Nugraha.(2007). Belajar SPSS for Windows.Untuk Mengelola Data

Penelitian. Bandung : Dewa Ruchi

The Liang Gie,. (1992). Administrasi Perkantoran Modern. Yogyakarta: Liberty Tsauri, Sofyan.(2007). Administrasi dan supervisi pendidikan. Jember : Center for

society studies

Umar, Tirtarahardja, dan S.L. La Sulo.( 2005). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. UPI.(2008). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI Press.

Usman, Moh. Uzer. (1994). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

(52)

Gambar

Gambar 1. Paradigma Penelitian
Tabel 3.1. Daftar Nama Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri     Di Kabupaten Purwakarta
Tabel 3.4.  :  Kisi-Kisi Instrumen Yang Diperlukan Untuk Mengukur Kejelasan Fasilitas Pembelajaran, Kinerja Mengajar guru dan
Tabel 3.6  Validitas Butir Fasilitas Pembelajaran
+2

Referensi

Dokumen terkait

anjut dari evaluasi ini Saudara dimoho rjaan Perusahaan 4 (empat) tahun terak bulan Desember 2013 untuk diadakan P si dalam keikutsertaan dalam Pelelanga an Tampak Samping Kiri

Daya antibakteri senyawa N’ - (2-Hidroksibenziliden)-4- Hidroksibenzohidrazida terhadap Staphylococcus aureus lebih besar dibandingkan dengan daya antibakteri senyawa

Berdasarkan Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP) Nomor: 9/PPBJ-BKD/LU-2/2011, Panitia Pengadaan Barang/Jasa Badan Kepegawaian dan Diklat Kabupaten Tanah Laut

Dalam penjelasan di atas dapat di pahami bahwa yang di maksud dengan judul skripsi ini adalah suatu kajian tentang kondisi pendapatan, jumlah anggota keluarga

Terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan konsep fungsi.. Menjelaskan fakta-fakta yang berkaitan dengan

Tetapi suatu pe- rusahaan dengan current ratio yang tinggi belum tentu menjamin akan dapat dibayarnya hutang perusahaan yang sudah jatuh tempo karena proporsi atau

j. Pohon-pohon yang mempunyai evapotranspirasi rendah untuk daerah yang bermasalah dengan menipisnya air tanah dan intrusi air laut. Pohon-pohon yang dapat berfungsi

Kegiatan usahatani sawi biaya yang nyata dikeluarkan responden di Kelurahan Landasan Ulin Utara adalah meliputi penggunaan biaya penyusutan alat, biaya tenaga