• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KEHILANGAN GIGI DENGAN TINGKAT KEPARAHAN GANGGUAN SENDI TEMPOROMANDIBULA DISC DISPLACEMENT WITH REDUCTION PADA LANSIA PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA SABAI NAN ALUIH SICINCIN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN KEHILANGAN GIGI DENGAN TINGKAT KEPARAHAN GANGGUAN SENDI TEMPOROMANDIBULA DISC DISPLACEMENT WITH REDUCTION PADA LANSIA PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA SABAI NAN ALUIH SICINCIN."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KEHILANGAN GIGI DENGAN TINGKAT KEPARAHAN GANGGUAN SENDI TEMPOROMANDIBULA DISC DISPLACEMENT WITH REDUCTION PADA LANSIA PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA

SABAI NAN ALUIH SICINCIN

SKRIPSI

UNIVERSITAS ANDALAS

OLEH: PUTERI RANTI

1010343001

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

(2)

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Andalas Skripsi, September 2014 PUTERI RANTI, 1010343001

Hubungan Kehilangan Gigi dengan Tingkat Keparahan Gangguan Sendi Temporomandibula Disc Displacement with Reduction Pada Lansia Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin

x + 53Halaman + 9 Gambar + 8Tabel + 2 Diagram +7 Lampiran ABSTRAK

Sistem stomatognati terdiri dari tiga organ utama yaitu sendi temporomandibula, otot pengunyahan, dan gigi geligi beserta struktur pendukungnya yang berfungsi secara harmonis dan dikoordinasikan oleh system syaraf pusat. Kehilangan gigi dapat menyebabkan perubahan keseimbangan oklusi gigi geligi, yang dapat menyebabkan gangguan pada sendi temporomandibula salah satunya adalah disc displacement with reduction Kehilangan gigi banyak terjadi pada lansia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kehilangan gigi dengan tingkat keparahan gangguan sendi temporomandibula disc displacement with reduction pada lansia Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi analitik dengan desain

cross sectional, penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2014 bertempat di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin. Pemeriksaan Tingkat Keparahan gangguan dengan menggunakan kuesioner Fonseca dengan responden penelitian sebanyak 33 orang. Analisis data menggunakan one way Anova dengan derajat kepercayaan 0,05.

Pada penelitian ini didapatkannya jumlah minimal kehilangan gigi pada responden adalah sebanyak 4 gigi dan jumlah maksimal kehilangan gigi adalah sebanyak 29 gigi. Tingkat keparahan ringan menjadi tingkat keparahan yang paling banyak dialami pada responden yaitu sebesar 66,70%. Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa hubungan kehilangan gigi dengan tingkat keparahan gangguan sendi termporomandibula disc displacement with reduction pada lansia Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin tidak signifikan (p>0,05).

Data acuan : 33 (1998-2013)

(3)

Faculty of Dentistry Andalas University Thesis, September 2014 PUTERI RANTI, 1010343001

The Corelation between Loss of Teeth with The Severity Level of Temporomandibular Disorder Disc Displacement with Reduction in elderly in Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin Social Institution.

x + 53Pages + 9 Pictures + 8 Table + 2 Diagram + 7 Attachment

ABSTRACT

Stomatognatic system consists of three main organs of the temporomandibular joints, masticatory muscles, and teeth and their supporting structures that function in harmony and coordinated by the central nervous system. Loss of teeth can cause a change in the balance of occlusion of the teeth, which can giveeffect of the temporomandibular joint disc displacement with reduction. Lost of teeth common in the elderly. The purpose of this study were to determine the relationship of tooth loss with the severity disorders of the temporomandibular joint disc displacement with reduction in elderly in Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Social Institution Sicincin. The method used in this study is observational analytic cross sectional design, this study was conducted in June 2014 held at Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Social InstitutionSicincin. Examination Severity Fonseca disorders using the questionnaire, survey respondents as many as 33 people. Analysis of data was using one-way ANOVA based on 0.05 as significant.

The result showed that acquired a minimal amount of tooth loss in total four respondents is the maximum number of teeth and tooth loss is as many as 29 teeth. The light severity into the severity of the most experienced on the respondent in the amount of 66.70%.The conclusion of the study was there is no significant corelation between loss of teeth with the severity level of temporomandibular disorder disc displacement with reduction in elderly in Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin Social Institution (p>0,05).

Bibliography : 33 (1998-2013)

(4)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem stomatognatik merupakan sistem yang bertanggung jawab terhadap

fungsi pengunyahan, bicara, dan penelanan. Sistem stomatognatik terdiri dari tiga

organ utama yaitu sendi temporomandibula, otot pengunyahan, dan gigi geligi

beserta struktur pendukungnya yang berfungsi secara harmonis dan

dikoordinasikan oleh sistem syaraf pusat. Gangguan yang terjadi pada salah satu

organ akan menyebabkan terganggunya fungsi sistem pengunyahan dan kerusakan

pada sistem stogmatognatik (Moles, 1997; Mongini, 1984; Okeson, 1993 dalam

Utomo, 2009).

Kehilangan gigi mengakibatkan hilangnya struktur orofacial, seperti jaringan

tulang, saraf, reseptor dan otot-otot dan merupakan penyebab terjadinya gangguan

sebagian besar fungsi orofasial (Muller, 2010). Kehilangan gigi dan malposisi

mengakibatkan perubahan keseimbangan yang dapat menyebabkan

ketidakharmonisan pada oklusi gigi geligi, hal ini akan memberikan efek pada

sendi temporomandibula. Selain itu, kehilangan gigi juga dapat mengganggu gigi

geligi yang masih ada (Dipoyono, 2008). Berdasarkan survei yang dilakukan oleh

National Health and Nutrition Examination di Amerika Serikat pada tahun

1999-2004 mengenai ada tidaknya gigi yang tersisa pada lansia usia 60 tahun

keatas.Pada hasil survei tersebut dinyatakan bahwa presentasilansia dengan umur

(5)

2 lansia yang kehilangan semua gigi adalah sebesar 27,27%. Thalib (2008) dalam

Ratmini (2011), menyebutkan bahwa kehilangan gigi pada lansia cukup besar,

seperti yang di sebutkan oleh WHO, populasi kehilangan gigi pada Amerika

Serikat untuk usia 65-75 tahun keatas adalah sebesar 31%.

Kehilangan gigi yang dialamipadasebagian besarlansia disebabkan oleh

penyakit periodontal yang tidak dirawat dengan baik (Lumentut dkk., 2013).

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007, kehilangan gigi

lebih banyak dialami oleh wanita dan meningkat di daerah pedesaan pada

kelompok umur 65 tahun ke atas. Agtini (2010) mengatakan bahwa pada

kelompok usia ≥65 tahun yang mempunyai rata-rata kehilangan 17 gigi, dalam

hal ini penggunaan protesa sebagai pengganti gigi yang hilang mempunyai

presentase terbanyak di kota sebesar 5,9%, sedangkan penggunaan protesa di

daerah pedesaan hanya sebesar 5,0%.

Penelitian Kusdhany dkk. (2011) tentang kehilangan gigi pada responden

wanita berjumlah 236 orang yang berusia 45-82 tahun menunjukkan bahwa

67,8%respondenmengalamikehilangan gigi sebanyak 1-12 gigi, 22,88%

responden mengalami kehilangan gigi sebanyak 13-32 gigi. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan oleh Himawan dkk. (2007)tentang gangguan sendi

temporomandibula pada lansia dengan rentang usia 60-91 tahun didapatkan hasil

bahwa lansia yang mengalami gangguan pada sendi temporomandibula dengan

kehilangan gigi kurang dari 13 adalah sebanyak 71,43%, sedangkan yang

mengalami kehilangan gigi lebih dari 13 hanya sebanyak 63,64%. Jumlah

(6)

3 temporomandibula sebanyak 95% (Bagis et.al., 2012).Sama halnya dengan

penelitian yang dilakukan oleh Epsilawati (2007) dengan responden pria dan

wanita berusia diatas 12 tahun didapatkan bahwa jumlah kehilangan gigi

berpengaruh terhadap derajat keparahan dari perubahan bentuk kondilus dan

semakin banyak gigi yang hilang maka semakin besar pula keparahan gangguan

yang mungkin terjadi pada sendi temporomandibula. Menurut Wang dkk. yang

dikutip dari Agtini (2010), hasil studi dengan total 741 responden untuk melihat

hubungan kehilangan gigi dengan gangguan sendi temporomandibula

menunjukkan terdapatnya hubungan yang bermakna dilihat dari jumlah

kehilangan gigi posterior terhadap gangguan yang terjadi pada sendi

temporomandibula. Penelitian Bagis et al.(2012) tentang prevalensi gangguan

sendi temporomandibula dilihat dari jenis kelamin, dengan responden wanita

berjumlah 171 orang dan responden pria sebanyak 72 orang memperlihatkan

adanya gejala gangguan seperti nyeri pada temporal (92%) dan nyeri saat

membuka menutup mulut (89%) merata ditemukan pada wanita dan pria,

sedangkan untuk gejala seperti nyeri pada otot maseter dan kliking banyak

dialami oleh wanita daripada pria.

Gangguan sendi temporomandibula disc displacement with reduction

memiliki gejala klinis seperti nyeri sendi, kliking selama membuka dan menutup

mulut, pembukaan mulut yang terbatas,sertagangguan pengunyahan(Pedlar,

2001). Menurut Rutkiewics(2006) dalam Himawan dkk. (2007) diantara populasi

(7)

4 dibuktikan secara klinis terjadi pada kelompok usia yang lebih tua daripada

diantarausia muda.

Untuk pengukuran tingkat keparahan yang terjadi padasendi

temporomandibula digunakan kuesioner fonseca. Penelitian dengan kuesioner

fonseca di lakukan di Brazil oleh Nomura et al. Kuesioner ini mengelompokkan

tingkat keparahan pada gangguan sendi temporomandibula menjadi tidak ada,

ringan, sedang dan berat dengan total pertanyaan sebanyak 10 buah yang

diberikan pilihan jawaban; tidak pernah, kadang-kadang dan sering. Kuesioner ini

dinilai efisien dan dapat mengelompokkan gangguan dalam tingkat keparahannya.

Dari permasalahan diatas, dapat dilihat bahwa sistem stomatognasi

merupakan sistem yang bekerja secara harmonis, dan apabila salah satu dari

komponennya terganggu maka akan terjadi ketidak seimbangan terhadap sistem

tersebut. Dalam hal ini salah satunya adalah kehilangan gigidapatmengakibatkan

ketidakharmonisan sistem pengunyahan yang dapat menyebabkan gangguan pada

sendi temporomandibula. Rendahnya presentase pemakaian protesa sebagai

pengganti gigi yang hilang dapat menjadi salah satu penyebab gangguan sendi

temporomandibula. Kehilangan gigi yang cukup banyak dialami oleh lansia

karena prosespenuaan yang berpengaruh terhadap tingkat keparahan gangguan

sendi temporomandibular yang terjadi pada lansia. Walau hanya mewakili

populasi tertentu,pada data tersebut menunjukan presentase kehilangan gigi

dengan gangguan pada sendi temporomandibula yang terjadi pada lansia cukup

(8)

5 Kurangnya kepedulian lansia untuk mengganti gigi, tidak hanya bertujuan

untuk mempertahankan estetis tapi juga menjaga kesehatan sendi

temporomandibula, menjadi alasan penulis tertarik untuk melakukan penelitian

yang berjudul hubungan antara kehilangan gigi dengan tingkat keparahan

gangguan pada sendi temporomandibuladisc displacement with reductiondi Panti

Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin.

Dasar pemilihan lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih

Sicincin adalah setelah dilakukan penelitian awal terhadap responden yang

mengalami kehilangan gigi didapatkan 10 orang yang mengalami gangguan sendi

temporomandibula disc displacement with reduction.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakahhubungan antara kehilangan gigi dengan tingkatkeparahan

gangguansendi temporomandibuladisc displacement with reduction pada

lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Sicincin.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini terdiri dari tujuan umum tujuan khusus :

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

kehilangan gigi dengan tingkat keparahan gangguan sendi temporomandibula

disc displacement with reduction pada lansia Panti Sosial Tresna Werdha

(9)

6 1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini terdiri dari :

1. Mengetahui gambaran kehilangan gigi pada lansia di Panti Sosial

Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin.

2. Mengetahui distribusi frekuensi tingkat keparahan gangguan sendi

temporomandibula pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai

Nan Aluih Sicincin.

3. Mengetahui distribusi frekuensi tingkat keparahan gangguan sendi

temporomandibula disc displacement with reductiondilihat dari

jenis kelamin.

4. Mengetahui hubungan kehilangan gigi degan tingkat keparahan

gangguan sendi temporomandibula disc displacement with

reduction pada lansia panti sosia tresna werdha sabai nan aluih

sicincin.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi :

1. Fakultas Kedokteran Gigi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi

Fakultas Kedokteran Gigi tentang gangguan sendi

temporomandibuladisc displacement with reduction yang terjadi akibat

kehilangan gigi yang tidak di ganti pada lansia.

(10)

7 Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan

motivasi bagi masyarakat bahwa pentingnya mengganti gigi yang telah

hilang dengan protesa/ gigi tiruan untuk mengurangi keluhan gangguan

pada sendi temporomandibuladisc displacement with reduction.

3. Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman tentang

hubungan kehilangan gigi dengan gangguan pada sendi

temporomandibuladisc displacement with reduction.

4. Peneliti lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadipertimbangan bagi

peneliti-peneliti lain untuk menelaah lebih lanjut mengenai hubungan

kehilangan gigi dengan gangguan pada sendi temporomandibuladisc

displacement with reduction.

1.5 Ruang lingkup penelitian

Penelitian ini membahas tentang hubungan kehilangan gigi dengan tingkat

keparahan gangguan sendi temporomandibuladisc displacement with reduction

Referensi

Dokumen terkait

masyarakat, diikuti dengan meningkatnya pelayanan baik dalam pemungutan maupun pengelolaannya. b) Pencarian sumber-sumber penerimaan baru yang memiliki potensi yang

In the present study, the Chao Phraya River mouth was used as a case study to assess the suspended measuring using water quality index with Landsat TM imagery.. A turbidity map

yang muncul di sekolah sehingga guru dan siswa tidak bisa.. menampilkan potensinya secara optimal, apa solusi yang

Sebagian Biaya menempel pada persediaan biaya dicatat terlalu sedikit laba yang dihasilkan lebih tinggi. Jika produksi tidak mencapai kapasitas normal biaya overhead tetap

minta kepada Saudara Direktur untuk hadir dalam melakukan PembuKian Kualifikasi dengan membawa berkas asli data perusahaan pada :. Hari Tanggal

Khusus untuk GP moda daring – Model 2, guru yang dijadikan sebagai mentor dipilih dari guru yang telah memenuhi kriteria pada poin a dan memiliki nilai UKG tertinggi diantara

Jika proses nya sudah selesai akan muncul file yang anda upload tadi pada bagian menu awal

Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2012, dengan kami ini minta kepada Saudara Direktur untuk hadir dalam melakukan Pembuktian Kualifikasi dengan membawa berkas asli data perusahaan pada