• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGUASAAN ALJABAR BOOLEAN DAN KRBIASAAN BELAJAR SISWA TERHADAP KEMAMPUAN MERANCANG RANGKAIAN DIGITAL PADA MATERI TEKNIK DIGITAL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGUASAAN ALJABAR BOOLEAN DAN KRBIASAAN BELAJAR SISWA TERHADAP KEMAMPUAN MERANCANG RANGKAIAN DIGITAL PADA MATERI TEKNIK DIGITAL."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3. Pembatasan Masalah ... 8

1.4. Perumusan Masalah ... 10

1.5. Tujuan Penelitian ... 10

1.6. Definisi Operasional ... 11

1.7. Manfaat Penelitian ... 13

BAB II PENGUASAAN ALJABAR BOOLEAN DAN KEBIASAAN BELAJAR SISWA TERHADAP KEMAMPUAN MERANCANG RANGKAIAN DIGITAL 2.1. Tinjauan Tentang Belajar ... 14

2.2 Tinjauan Tentang Kebiasaan Belajar ... 18

2.3. Tinjauan Tentang Materi Teknik Digital ... 26

2.4. Kemampuan Kognitif ... 37

2.5. Tinjauan Hasil Belajar Siswa ... 40

2.6. Kerangka Berpikir ... 49

2.7. Asumsi Penelitian ... 50

(2)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian ... 54

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 57

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 58

3.4. Pengujian Instrumen Penelitian ... 63

3.5. Teknik Pengolahan Data ... 70

3.6. Teknik analisis Data ... 77

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengumpulan Data ... 81

4.2. Cara Mengolah dan Analisis Data ... 84

4.3. Uji Persyaratan Analisis ... 85

4.4. Teknik Analisis Data ... 93

4.5. Interpretasi Hasil Pengujian Hipotesis ... 101

4.6. Pembahasan Hasil Penelitian ... 104

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 111

5.2. Saran ... 112

DAFTAR PUSTAKA ... 115

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 118

(3)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan komunikasi terorganisasi dan berkelanjutan yang dirancang untuk menumbuhkan kegiatan belajar pada diri peserta didik. Pendidikan dan pengajaran adalah suatu proses yang sadar tujuan,yang dapat diartikan sebagai usaha untuk memberikan rumusan hasil yang diharapkan peserta didik setelah menyelesaikan dan memperoleh pengalaman belajar. Seperti dalam UU 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,pasal 3 disebutkan :

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman,bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,berakhlak mulia,sehat,berilmu, cakap,kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Sedangkan tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya (Kurikulum KTSP).

(4)

Begitu juga dengan Program Keahlian Kontrol Mekanik di SMK Negeri 1 Cimahi, selain mempunyai tujuan yang mengacu pada tujuan pendidikan nasional juga mempunyai tujuan agar lulusannya kompeten di bidang sistem kontrol secara mekanik dan kompeten di bidang sistem kontrol secara elektronik, dengan tujuan tersebut siswa dituntut untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi terutama di bidang elektronika dimana saat ini perkembangannya tidak terlepas dari perkembangan teknologi digital sehingga mereka yang akan bekerja dibidang elektronika harus memahami rangkaian elektronika digital, salah satu materi yang akan menjadi fokus pada penelitian ini adalah pembelajaran pada mata diklat teknik digital. Diharapkan bagi lulusan Kontrol Mekanik yang akan bekerja di bidang rekayasa elektronika baik itu sebagai teknisi atau seorang yang mempunyai keahlian mencari kerusakan komponen elektronik digital harus mempunyai pengetahuan yang baik tentang materi teknik digital diantaranya: simbol gerbang,tabel kebenaran dan ekspresi Boolean serta mengetahui bagaimana cara mengubah dari bentuk satu ke bentuk gerbang logika yang lain dalam suatu perancangan rangkaian digital.

(5)

digital,(2) Sistem bilangan,(3) Gerbang logika, (4) Aljabar Boolean, (5) Rangkaian flip-flop, (6)Rangkaian Counter,dan (7) Merancang rangkaian digital. Kegiatan perancangan rangkaian digital pada dasarnya merupakan kegiatan mendesain didalam merealisasikan karakteristik atau watak yang diinginkan dari rangkaian logika. Di dalam materi teknik digital gerbang logika dasar merupakan elemen rangkaian digital, adapun aljabar Boolean merupakan alat untuk keperluan perancangan dan penguasaan rangkaian digital.

Kemampuan penguasaan aljabar Boolean merupakan salah satu aspek yang dianggap penting karena jika siswa belum memahaminya maka siswa akan kesulitan pada saat merancang rangkaian logika. Seperti yang diungkapkan Muchlas (2005:90) bahwa “Hasil rancangan berupa persamaan logika yang siap

diimplementasikan, diperlukan tahap pemberlakuan kaidah-kaidah perancangan dengan aljabar Boolean”.

(6)

terlebih dahulu karena akan mempengaruhi kemampuan siswa dalam merancang rangkaian pada ranah psikomotorik yang akan menghasilkan produk aplikasi rangkaian atau hardware. Hasil rancangan digital berdasarkan ungkapan Muchlas (2005:77) menyatakan bahwa“Kemampuan perancangan rangkaian digital/logika akan memberi manfaat yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari jika dikaitkan dengan aplikasi rangkaian digital”. Dengan demikian siswa harus paham

dan tahu aplikasi aljabar Boolean pada perancangan rangkaian digital.

Kelemahan-kelemahan tersebut diatas tentunya banyak faktor yang mempengaruhinya,baik internal (dalam diri siswa) maupun ekternal (dari luar siswa). Salah satu gangguan yang mempengaruhi hasil belajar dalam hal ini adalah kemampuan siswa dalam merancang rangkaian digital adalah dilihat dari aspek kebiasaan belajar siswa. Kebiasaan belajar sebagai salah satu faktor internal siswa yang dapat mempengaruhi proses belajar. Menurut Slameto (2003:54) Mengklasifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi belajar antara lain: a.Faktor Internal

1).Faktor jasmaniah,meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh

2).Faktor psikologis,melputi faktor intelegensi,minat ,perhatian, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.

3).Faktor kelelahan jasmaniah dan rohaniah. b.Faktor Eksternal

1).Faktor keluarga meliputi: cara orang tua mendidik,relasi antar anggota keluarga,suasana rumah,keadaan ekonomi orang tua dan latar belakang kebudayaan.

2).Faktor sekolah meliputi: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan peserta diklat,disiplin sekolah,waktu sekolah,alat pelajaran,standar pelajaran, keadaan gedung,metode mengajar dn tugas 3).Faktor masyarakat, meliputi kegiatan peserta diklat dalam

(7)

Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam proses belajar adalah meningkatkan kebiasaan yang baik sehingga memungkinkan pencapaian tujuan belajar secara optimal.

Menurut Slameto (2003:82) menyatakan bahwa “Belajar bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan dan keterampilan, cara-cara yang dipakai itu akan menjadi kebiasaan dan kebiasaan akan mempengaruhi belajar itu sendiri”. Dan dari hasil penelitian sebelumnya Deden Suryana (2007:5) menunjukkan perilaku adanya kecenderungan rendahnya prestasi belajar sebagai berikut:

(a). Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan. Mungkin ada siswa yang sudah berusaha giat belajar, tetapi nilai yang diperolehnya selalu rendah (b) Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajarnya dan selalu tertinggal dari kawan-kawannya dari waktu yang disediakan. (c) Kurang perhatian atau konsentrasi (d) Menunjukkan perilaku, seperti: tidak mengerjakan pekerjaan rumah,jarang mengulang pelajaran di rumah, tidak mencatat pelajaran, tidak teratur dalam kegiatan belajar dan sebagainya.

Gejala-gejala tersebut mengisyaratkan adanya masalah belajar pada diri siswa , yaitu kebiasaan perilaku siswa dalam belajar pada akhirnya akan mempengaruhi hasil belajar siswa dalam kemampuan merancang rangkaian digital, kebiasaan belajar siswa sudah seharusnya merupakan bagian penting yang perlu mendapat perhatian.

(8)

aljabar Boolean maka siswa tersebut akan mengalami hambatan jika ditugaskan harus membuat suatu rancangan digital begitu juga walaupun siswa mempunyai kemampuan penguasaan aljabar Boolean yang bagus tetapi mempunyai sifat malas, tidak disiplin terhadap waktu belajar, jarang melakukan latihan-latihan dan tidak konsentrasi pada saat belajar maka siswa tersebut akan mendapatkan hasil belajar yang kurang optimal.

Berdasarkan adanya kendala yang dihadapi siswa sehingga menyebabkan hasil belajar pada kemampuan merancang rangkaian digital belum optimal dihubungkan dengan perilaku kebiasaan belajar siswa pada materi teknik digital, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Pengaruh Penguasaan Aljabar Boolean dan Kebiasaan Belajar Siswa terhadap

Kemampuan Merancang Rangkaian Digital” .

1.2 Identifikasi Masalah

Dalam usaha pencapai tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan atau kondisi belajar yang lebih kondusif. Sistem lingkungan belajar dipengaruhi oleh berbagai komponen yang saling mempengaruhi. Seperti yang diungkapkan Sardiman A.M (2008:25) bahwa ”Komponen-komponen tersebut adalah: tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,materi yang akan diajarkan,guru dan siswa ,jenis kegiatan , serta sarana dan prasarana yang tersedia”. Komponen

(9)

tersebut terjadi perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan tingkah laku. Guru dituntut untuk memiliki kompetensi terhadap materi yang diajarkan dan kompetensi dalam hal memberdayakan semua komponen pembelajaran, sehingga seluruh elemen pembelajaran dapat bersinergi dalam mencapai tujuan pembelajaran. Guru profesional menurut Sardiman A.M (2003:133) menyatakan bahwa:

Seorang guru sebagai tenaga profesional kependidikan ditandai serentetan diagnosis, rediagnosis dan penyesuaian terus menerus ,tanggap terhadap setiap kondisi, sehingga diakhir pekerjaannya akan membuahkan suatu hasil yang memuaskan.

Guru sudah semestinya dapat memahami hal-hal yang mempengaruhi pada penguasaan suatu materi program diklat atau prestasi belajar siswa, seperti pada materi diklat teknik digital dengan tujuan siswa mampu merancang rangkaian digital, dimana kemampuan siswa dalam merancang rangkaian digital dipengaruhi beberapa materi diantaranya siswa harus menguasai gerbang logika, aljabar Boolean, penerapan tabel kebenaran, penyederhanaan rangkaian menggunakan peta Karnaugh (K-Map), minimalisasi gerbang dengan gerbang NAND atau NOR, dan penguasaan pada rangkaian kombinasional. Karena aljabar Boolean adalah salah satu materi yang terpenting yang melandasi kemampuan merancang rangkaian digital maka siswa didalam perancangan rangkaian digital perlu menguasai aljabar Boolean.

(10)

Dengan demikian, maka dapat dikatakan bahwa penguasaan aljabar Boolean dan kebiasaan belajar siswa pada materi teknik digital akan mempengaruhi kemampuan siswa dalam merancang rangkaian digital dengan mengikuti prosedur dan tahapan dalam merancang rangkaian digital. Jadi, identifikasi masalahnya yaitu : penguasaan aljabar Boolean dan kebiasaan belajar siswa terhadap kemampuan merancang rangkaian digital.

1.3 Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih efektif, terarah dan terhindar dari kesalahan penafsiran dari tujuan sebenarnya, maka penulis membatasi permasalahan mengenai:

1. Penguasaan aljabar Boolean, sebatas penguasaan kognitif taxsonomi Bloom berupa soal-soal yang diberikan peneliti kepada responden meliputi aspek pengetahuan (C1),pemahaman (C2),penerapan (C3), analisa (C4),Sintesa (C5) dan evaluasi (C6).

2. Aspek-aspek pengusaaan aljabar Boolean meliputi: definisi aljabar Boolean, postulat, teorema atau hukum-hukum aljabar Boolean,fungsi aljabar Boolean, operasi logika dan gerbang logika.

(11)

mencapai kemajuan studi dan akhirnya meraih sukses”. Ada beberapa ciri dari

kebiasaan studi yang baik menurut The Liang Gie (1995:195) yaitu: a. Melakukan studi secara teratur setiap hari,

b. Mempersiapkan semua keperluan studi pada malam hari sebelum keesokan harinya berangkat ke sekolah,

c. Senantiasa hadir di kelas sebelum belajar dimulai,

d. Terbiasa belajar sampai paham betul dan bahkan tuntas tak terlupakan lagi.

e. Terbiasa mengunjungi perpustakaan untuk menambah bacaan atau menengok buku referensi ,mencari arti istilah-istilah ilmiah.

Adapun menurut Slameto (2003: 82) menyatakan bahwa ”Kebiasaan belajar mempengaruhi belajar itu sendiri seperti pembuatan jadwal dan pelaksanaannya,membaca dan membuat catatan ,mengulangi bahan pelajaran ,konsentrasi,dan mengerjakan tugas”. Dari beberapa aspek yang mempengaruhi kebiasaan belajar siswa yang dikemukan diatas, maka pada penelitian ini ada lima aspek yang akan digali yaitu mengenai: a). Mengatur waktu belajar, b)Konsentrasi, c) Memahami materi pelajaran , d) Rajin dalam mengerjakan tugas, dan e) Mencari dan membaca buku sumber.

(12)

5. Sasaran penelitian ini adalah kelas XI Program Studi Kontrol Mekanik SMK Negeri 1 Cimahi tahun ajaran 2008/2009.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan adanya kendala siswa dalam kemampuan merancang rangkaian digital, dilihat dari materi aljabar Boolean sebagai materi yang melandasi kemampuan siswa dalam merancang rangkaian digital dan dari aspek internal siswa yaitu kebiasaan belajar pada materi teknik digital. Maka dirumuskan masalah ”Bagaimanakah pengaruh penguasaan aljabar Boolean dan kebiasaan belajar siswa pada materi teknik digital terhadap kemampuan merancang rangkaian digital?”. Agar pembahasan dan kajian lebih terarah dirumuskan pada pertanyaan penelitian berikut ini:

1. Bagaimanakah pengaruh penguasaan aljabar Boolean terhadap kemampuan merancang rangkaian digital pada peserta didik kelas XI Program Studi Kontrol Mekanik?

2. Bagaimanakah pengaruh kebiasaan siswa dalam belajar teknik digital terhadap kemampuan merancang rangkaian digital pada peserta didik kelas XI Program Studi Kontrol Mekanik?

3. Bagaimanakah pengaruh penguasaan aljabar Boolean dan kebiasaan belajar siswa dalam belajar teknik digital terhadap kemampuan merancang rangkaian digital pada peserta didik kelas XI Program Studi Kontrol Mekanik?

1.5 Tujuan Penelitian

(13)

dahulu dirumuskan tujuan yang terarah dari penelitian. Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk memperoleh data mengenai: a. Gambaran yang nyata pengaruh penguasaan aljabar Boolean terhadap

kemampuan merancang rangkaian digital.

b. Gambaran yang nyata pengaruh kebiasaan belajar siswa pada materi teknik digital terhadap kemampuan merancang rangkaian digital.

c. Gambaran yang nyata pengaruh kemampuan siswa dalam penguasaan aljabar Boolean dan kebiasaan belajar siswa pada materi teknik digital terhadap kemampuan merancang rangkaian digital.

1.6 Definisi Operasional

Menghindari kesalahpahaman atau perbedaan penafsiran, khususnya mengenai istilah-istilah dari judul ,maka penulis memberikan batasan-batasan atau definisi operasional yang digunakan. Adapun istilah-istilah perlu diberikan batasan-batasan sebagai berikut:

1. Pengaruh, menurut Depdiknas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/), adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang.

(14)

3. Penguasaan aljabar Boolean: kemampuan menerapkan teorema-teorema atau hukum-hukum aljabar Boolean untuk penyederhanaan ekspresi logika dalam persamaan logika yang dapat diimplementasikan dalam merancang rangkaian digital.

4. Kebiasaan belajar: Kebiasaan belajar merupakan pola belajar yang ada pada diri siswa yang bersifat teratur dan otomatis. Seperti dikemukakan oleh Witherington (Hevi Hanavi,2006:30) menyatakan “kebiasaan itu adalah sebagai perbuatan seseorang dalam cara bertindak yang diperoleh dengan berulang-ulang yang akhirnya menetap dan bersifat otomatis”.

5. Kemampuan, menurut Depdiknas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/), adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan kita berusaha dengan diri sendiri.

6. Kemampuan Merancang Rangkaian digital: Kemampuan siswa mendesain atau merancang suatu rangkaian logika dengan mengikuti kaidah-kaidah tertentu sesuai dengan karakteristik yang diinginkan,seperti diungkapkan Muchlas (2005;86) “Perancangan rangkaian digital pada dasarnya merupakan

kegiatan mengimplementasikan atau merealisasikan rangkaian digital atau logika atas dasar adanya karakteristik atau watak yang diinginkan”.

(15)

elemen/gerbang logika,outputnya membentuk fungsi pemrosesan sinyal digital dengan dua keadaan yaitu logika 0 dan 1”.

1.7 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini diantaranya: a. Bagi guru program diklat:

1. Bahan masukan kepada guru program diklat yang bersangkutan mengenai penguasaan materi teknik digital terutama teori aljabar Boolean sehingga tidak ada lagi siswa yang mengalami kesulitan dalam pemahaman aljabar Boolean sebagai dasar kemampuan merancang rangkaian digital.

2. Diharapkan dari penelitian ini, guru dapat lebih proaktif mengetahui penyebab siswa mengalami kesulitan dalam belajar baik itu pemahaman pada materi digital atau faktor internal siswa salah satunya adalah faktor kebiasaan belajar siswa sehingga guru dapat membuat strategi pembelajaran yang efektif.

b. Bagi siswa

Diharapkan dari penelitian ini, siswa tidak ada lagi yang mengalami kesulitan dalam penguasaan dan pemahaman aljabar Boolean dan kemampuan merancang rangkaian digital. Sehingga dapat dijadikan sebagai bahan upaya peningkatan hasil belajar siswa, agar dapat mengubah perolehan hasil belajar yang lebih baik.

c. Bagi SMK Negeri 1 Cimahi

(16)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara atau kegiatan yang penting agar dapat dicapai hasil yang akuarat sesuai tujuan penelitian ,seperti diungkapkan Nana Syaodih (2007:52) ”Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofi dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi”. Suatu penelitian akan berhasil, jika metode penelitian disesuaikan dengan tujuan dan sifat penelitian.

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang memaksimalkan obyektivitas ,bersifat kongkrit, uji empiris dan fakta-fakta yang nyata dengan dilakukan pencatatan dan analisis data menggunakan angka-angka diolah secara statistik yang dapat dikuantifikasi. Seperti yang diungkap Jonathan Sarwono (2006:258) menyatakan bahwa:

Pendekatan kuantitatif berpijak pada apa yang disebut dengan fungsionalisme struktural, realisme, positivisme, behaviorisme dan empirisme yang intinya menekan pada hal-hal yang bersifat kongkrit,uji empiris dan fakta-fakta yang nyata.

(17)

menjelaskan peristiwa, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta,sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang sedang diselidiki. Seperti yang diungkapkan oleh Nana Syaodih (2007:54) menyatakan “ Penelitian deskriptif (descripive research)

adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada.”

Pada penelitian ini menggunakan studi korelasional ditujukan untuk mengetahui hubungan suatu variabel dengan variabel yang lain. Hubungan antar variabel dinyatakan dengan besarnya koefisien korelasi dan keberartian (signifikansi) yang akan dibuktikan secara statistik.

3.1.1 Desain Penelitian

Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design) tertentu. Rancangan menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh,waktu penelitian, sumber data, dan kondisi arti apa data dikumpulkan. Dengan cara bagaimana data tersebut dihimpun dan diolah. Menurut Moh.Nazir (2005:84) menyatakan bahwa: ”Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian”.

(18)

Variabel X1

Penguasaan aljabar Boolean

Variabel Y

Kemampuan merancang rangkaian digital Variabel X2

[image:18.595.116.507.106.522.2]

Kebiasaan belajar siswa

Gambar 3. 1 Desain Penelitian X1,X2 dan Y

3.1.2 Variabel

“Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”.(Suharsimi Arikunto, 1998:99). Didefinisikan juga Variabel adalah „variabel is simply symbol or aconcept that can assume any one of a set of value

yang artinya variabel adalah simbol atau konsep yang diasumsikan sebagai perangkat nilai-nilai‟, Davis (Jonathan Sarwono ,2006:53).

Pada penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat atau variabel tergantung, variabel bebas yaitu variabel stimulus yang mempengaruhi variabel lain. Variabel ini dapat diukur dan dipilih oleh peneliti,untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diteliti, sedangkan variabel tergantung adalah variabel yang memberikan reaksi atau respon jika dihubungkan dengan variabel bebas , seperti yang diungkap Jonathan Sarwono (2006:54) bahwa “Variabel terikat adalah variabel yang diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas”. Variabel bebas (independent

variabel) dinotasikan X dan variabel tergantung (dependent variabel) dinotasikan

dengan Y.

rx2y rx1y

(19)

3.1.3 Deskripsi Variabel

Deskripsi menurut Riduwan (2007:282) “Gambaran dari desain penelitian yang mana untuk mengetahui perspektif atau suatu kerangka acuan dan memandang sesuatu teori yang diajukan dalam penelitian melalui pengujian hipotesis”. Adapun variabel pada penelitian ini terdiri adalah:

Variabel bebas pertama (X1) : Penguasaan aljabar Boolean Variabel bebas kedua (X2) : Kebiasaan belajar siswa; dan

Variabel terikat (Y) : Kemampuan merancang rangkaian digital.

3.2 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan subyek penelitian yang terdapat dalam kelompok tertentu yang dijadikan sumber data yang memungkinkan memberi informasi, dimana populasi tersebut harus diketahui pada daerah-daerah yang jelas batasannya, seperti dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (1998 : 115) bahwa: ” Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian”. Berdasarkan pengertian

di atas, maka populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Program Keahlian Kontrol Mekanik di SMK Negeri 1 Cimahi tahun pelajaran 2008/2009.

3.2.2 Teknik Pengambilan Sampel

Pengertian sampel menurut Suharsimi Arikonto (1998 : 117) ”Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Dengan kata lain sampel adalah

(20)

Mekanik B Tahun Pelajaran 2008/2009. Ditentukannya populasi dan sampel ini berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :

a. Program Keahlian Kontrol Mekanik merupakan salah satu program keahlian yang membuka dua kelas dalam satu angkatan yaitu Kelas A dan kelas B. b. Kelas Kontrol Mekanik A dijadikan kelas uji coba instrumen, yaitu untuk

melihat Validitas dan realibitas soal dan kuisioner. Sedangkan kelas Kontrol Mekanik B dengan jumlah siswa 30 orang dijadikan kelas subyek penelitian. Dengan demikian pengambilan sampel mengunakan sampel total atau sampel sensus.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan dua cara yaitu menggunakan tes dan non-test. Teknik tes yaitu dengan menggunakan soal untuk mengukur penguasaan aljabar Boolean dan kemampuan merancang rangkaian digital sedangkan non-test dengan menggunakan angket digunakan untuk mengungkap data tentang kebiasaan belajar siswa pada materi teknik digital.

3.3.1 Menggunakan Tes

(21)

tentang seseorang, dengan cara yang boleh dikatan tepat dan cepat”. Untuk memperoleh data berupa nilai pada mata diklat teknik digital dengan membuat soal tes dalam ranah kognitif taksonomi Bloom. Pada penelitian ini dilakukan : 1) Tes obyektif pilihan ganda untuk mengetahui penguasaan aljabar Boolean. 2) Tes esai terstruktur untuk meneliti kemampuan merancang rangkaian

digital .

(22)
[image:22.842.80.762.110.506.2]

TABEL 3. 1

KISI-KISI PENGUASAAN ALJABAR BOOLEAN

Tujuan

Pembelajaran Pokok Bahasan Indikator butir soal

Aspek yang diukur (Kognitif menurut Bloom) No. soal Siswa dapat menerapkan teorema Aljabar Boolean

 Hukum – hukum dan teorema Aljabar Boolean sebagai dasar perhitungan

 Penyederhanaan

persamaan logika dengan aljabar Boolean

 Analisa pada rangkaian logika

 Merancang rangkaian

logika

1. Siswa dapat mencocokkan suatu persamaan dengan rumus/hukum pada aljabar Boolean 2. Siswa dapat member contoh hukum-hukum

aljabar Boolean

3. Siswa dapat menyederhanakan rangkaian logika menggunakan de morgan

4. Siswa dapat menyederhanakan rangkaian logika menggunakan rumus aljabar Boolean

5. Siswa dapat menyederhanakan rangkaian logika menggunakan rumus Karnaugh Map

6. Siswa dapat menganalisa output yang dihasilkan dari suatu persamaan

7. Siswa dapat menganalisa suatu gerbang logika menjadi suatu persamaa logika

8. Siswa dapat menganalisa tabel kebenaran menjadi suatu persamaan

9. Siswa dapat merancang suatu pernyataan menjadi persamaan aljabar Boolean

10. Siswa dapat menyimpulkan pernyataan menjadi rumusan logika

11. Siswa dapat mengevaluasi dengan membedakan salah dan benar suatu persamaan Aljabar Boolean

Pengetahuan (C1)

Pemahaman (C2) Penerapan (C3) Penerapan (C3) Penerapan (C3) Analisa (C4) Analisa (C4) Analisa (C4) Sintesa (C5) Evaluasi (C6) Evaluasi (C6)

1 dan 2

3 dan 4

5,6 dan 7

8,9 ,10 dan16

15,17,18 dan 19

13,14 ,16 dan 20

21

22,23,24,dan 25

26,28 dan 29

11dan12

(23)
[image:23.595.108.542.112.626.2]

TABEL 3. 2

KISI-KISI KEMAMPUAN MERANCANG RANGKAIAN DIGITAL (Y)

Tujuan

Pembelajaran Pokok Bahasan Indikator butir soal Hasil No Soal

Siswa dapat merancang rangkaian digital  Implementasi rangkaian logika mengikuti kaidah perancangan rangkaian logika

Siswa dapat membuat rancangan rangkaian logika mengikuti kaidah-kaidah sebagai berikut: i. Menuangkan watak/karakteristik ke dalam tabel kebenaran ii. Menerapkan kaidah-kaidah aljabar Boolean dalam perancangan rangkaian logika dan menyederhanakan persamaan jika belum sederhana iii. Mengimplementasi kan persamaan logika ke dalam rangkaian logika iv. Mengimplementasi

(24)

3.3.2 Menggunakan Kuisioner atau Angket

Angket yaitu instrumen untuk memperoleh data kebiasaan belajar siswa pada mata diklat teknik digital. Sebelum kuisioner disusun menurut Suharsimi Arikunto (1998:229) harus melalui prosedur sebagai berikut:

1.Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuisioner

2.Mengidentifikasikan variabel yang akan dijadikan sasaran kuisioner.

3.Menjabarkan setiap variabel memjadi sub variabel yang lebih spesifik dan tunggal

4.Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan,sekaligus untuk menentukan teknik analisisnya.

Skala kebiasaan belajar siswa mempunyai lima alternatif jawaban yaitu: Sangat Sering (SS), Sering (S), kadang-kadang (KK), Hampir Tidak Pernah (HTP) dan Tidak Pernah (TP). Masing-masing jawaban diberi bobot nilai 4-3-2-1-0 untuk pernyataan positif dan 0-1-2-3-4 untuk pernyataan yang negatif. Bobot nilai tersebut langsung dijadikan skor untuk setiap responden yang memberikan jawaban terhadap masing-masing pernyataan, sehingga apabila skor-skor tersebut dijumlahkan maka akan diperoleh skor total.

Penyusunan angket ini didasarkan pada karakteristik kebiasaan belajar untuk dijadikan pegangan dalam menyusun alat pengukuran kebiasaan belajar pada materi teknik digital yaitu: (1) Mengatur waktu belajar, (2) Konsentrasi, (3) Memahami materi pelajaran, (4) Rajin dalam mengerjakan tugas, (5) Mencari dan membaca buku sumber.

(25)
[image:25.595.105.545.177.632.2]

TABEL 3. 3

KISI-KISI SKALA KEBIASAAN BELAJAR (X2)

Variabel X2 :

Kebiasaan Belajar Siswa

Aspek yang diukur Indikator

No.item Pernyataan positif No. item Pernyataan Negatif Jumlah + - ∑ a. Mengatur waktu belajar

1. Menyusun rencana belajar

2. Belajar secara teratur 1 9,28 51 12,57,6 1 2 1 3 1 5

b. Konsentrasi 1. Minat belajar

2. Konsentrasi belajar 42 14,30,31,34 ,46,29 17,22,36,50 27,35,38,40 1 6 4 4 5 10 c. Memahami materi pelajaran 1. Memahami konsep/teori 2. Metode/cara memahami materi 3,47,59 10,15,20,21 ,41,43,56 5,11,8 16,23,44,53 ,55 3 7 3 5 6 12

d. Rajin dalam mengerjakan tugas 1. Rajin mengerjakan tugas 2. Cara mengerjakan tugas dengan baik 2,19 13,58,60 18,26,39,40 ,45 32,33,37,52 2 3 5 4 7 7 e. Mempelajari dan membaca buku sumber 1. Terbiasa mengunjugi perpustakaan

2. Mencari referensi 7 4,24,49 25 54 1 3 1 1 2 4 Total Pernyataan

28 32 60

3.4 Pengujian Instrumen Penelitian

(26)

valid dan reliabel”. Secara terperinci diungkap Suharsimi Arikunto (1998:

169;170) menyatakan bahwa :

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengukur apa yang kita inginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat sedangkan reliabilitas mengandung pengertian bahwa sesuatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data dan menunjukkan tingkat keterandalan.

Untuk mendapatkan data yang benar maka instrumen atau alat dalam pengujian penelitian yang baik harus valid dan reliabel.

3.4.1 Uji Validitas

Instrumen penelitian harus valid agar data yang diperoleh sesuai dengan kondisi sumber data yang sebenarnya. Pengertian validitas dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (1998 : 160) bahwa: ”Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kepalidan atau kesahihan suatu instrumen”.Uji Validitas dilakukan agar terbukti tingkat keakurasian data yang diolah.

Seperti juga yang diungkap Nana Syaodih (2007:228) menyatakan bahwa ”Suatu instrumen dikatakan valid atau memiliki validitas bila instrumen tersebut

benar-benar mengukur aspek atau segi yang akan diukur”.

Pengujian validitas instrumen penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Pearson product moment dengan rumus (Riduwan, 2007:98) sebagai berikut:

Keterangan:

XY

r : Koefisien korelasi antar variabel X dan Y

   

 

2 2

2

 

2

. .

 

Y Y

N X X

N

Y X XY

N

(27)

X : jumlah skor tiap item dari seluruh responden uji coba

Y : jumlah skor seluruh item dari keseluruhan responden uji coba N : jumlah responden uji coba

Selanjutnya dihitung dengan uji-t dengan rumus

1 2 2 r n r thitung    Dimana:

t = nilai t hitung

r = koefisien korelasi hasil r hitung n= jumlah responden

Distribusi (tabel t) untuk α = 0,05 dan drajat kebebasan (dk = n-2) Kaidah keputusan : jika t hitung > t tabel berarti valid

Jika t hitung < t tabel berarti tidak valid

3.4.2 Uji Reliabilitas

Instrumen penelitian harus reliabel mengandung arti bahwa instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkap data yang bisa dipercaya. Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan (keterandalan atau keajegan) alat pengumpul data atau instrumen yang digunakan. Sesuai dengan pendapat Nana Syaodih (2007:229) ”Reliabilitas berkenaan dengan tingkat keajegan atau ketetapan hasil pengukuran,bila instrumen tersebut digunakan untuk mengukur aspek yang diukur beberapa kali hasilnya sama atau relatif sama”.

Terdapat beberapa teknik atau cara menghitung reliabilitas instrumen. Penulis menggunakan rumus K-R 20 untuk reliabilitas soal obyektif, sedangkan untuk uji reliabilitas soal esai dan angket menggunakan koefisien reliabilitas Alpha . Rumus yang digunakan K-R.20 untuk tes obyektif adalah:

             

2

2 11 1 S pq S k k

(28)

Di mana:

r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan

p = proporsi subyek yang menjawab item yang benar

q = Poporsi subyek yang menjawab item dengan salah (q = 1-p)

pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q

k = banyak item

S = Standar deviasi dari tes (sandar deviasi adalah akar varians)

Sedangkan uji reliabilitas dengan metode Alpha digunakan pada soal esai untuk variabel merancang rangkaian dan angket untuk variabel kebiasaan belajar siswa adalah sebagai berikut:

            

t i S S k k r 1 1 11 (Riduwan,2007:115) Keterangan :

r11 : Nilai reliabilitas

K : Jumlah item Instrumen pertanyaan

Si : Jumlah varians dari tiap instrumen

S t : Varians total ∑St=S1+S2+S3…..Sn St=

 

N N x x t 2 2 1    Keterangan :

St : Varians total

Xt2 : Jumlah kuadrat X total

(

Xt)2:Jumlah X total dikuadratkan N : Jumlah responden

3.4.3 Langkah Melakukan Uji Coba Instrumen

a) Langkah – langkah uji coba validitas dan realibitas soal tes meliputi:

(29)

2. Melaksanakan tes uji coba kepada siswa kelas XI Kontrol Mekanik A populasi penelitian.

3. Menganalisa skor – skor yang diperoleh siswa pada variabel penguasaan aljabar Boolean (X1), jika hasil uji coba instrumen terdapat item – item soal yang tidak baik (tidak valid dan tidak reliabel),maka soal tersebut direvisi atau dibuang. Mengadakan analisis soal menurut Suharsimi Arikunto (2008:2004) menyatakan bahwa ”Analisis soal adalah suatu prosedur yang

sistematis, yang akan memberikan informasi-informasi yang sangat khusus terhadap butir tes yang kita susun”. Pada penelitian ini dilakukan dua hal yaitu Taraf kesukaran dan daya pembeda soal obyektif .

 Taraf kesukaran pilihan ganda dengan rumus

JS B

P (Suharsimi,2008:208)

Dimana:

P = indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

 Daya pembeda soal pilihan ganda dengan rumus Grondlund (Tedjo N

Reksoatmodjo,2007:203) :

2 /

T R R DAB

(Grondlund)

Di mana:

RA = Jumlah jawaban benar dari kelompok atas (tinggi) RB = Jumlah jawaban dari kelompok bawah

(30)

Kriteria daya pembeda menurut Suharsimi Arikunto (2008:218) menyatakan bahwa “Butir-butir soal yang baik adalah butir butir soal yang

mempunyai indeks diskriminasi 0,3 sampai 0,7”.

[image:30.595.125.511.232.622.2]

Indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut: TABEL 3. 4

INDEKS KESUKARAN BUTIR SOAL

 Taraf kesukaran soal esai

Untuk menghitung tingkat kesukaran soal bentuk esai dilakukan dengan cara menghitung banyak responden yang gagal, dalam arti mencapai skor batas lulus setiap butir. Bila jumlah prosentase responden yang gagal kurang 27% berarti soal mudah, bila jumlah responden yang gagal antara 28% sampai 72% berari soal sedang ,dan bila jumlah responden yang gagal lebih dari 72% berarti soal sukar.

 Daya pembeda soal esai

Karena skor yang diberikan pada tes esai tidak mutlak 1 dan 0, pada penelitian ini bergradasi dari 0 sampai dengan 4, dapat dilihat dari contoh pemberian skor di lampiran 5,maka perhitungan daya beda menggunakan rerata kelompok tinggi dan rendah,dengan rumus uji daya beda tiap butir pernyataan,hasil perhitungan daya beda tiap butir soal esai

 Soal dengan P = 1,00 sampai 0,30 adalah soal sukar

 Soal dengan P = 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang

(31)

 Dengan menggunakan rumus Edward (Tedjo N Reksoatmodjo:2007,200) :

 

) 1 ( 2 2      

n n X X X X X X t L L H H t H hitung Dimana:

2

2 2 n X X X

XH H

H

H

  

2

2 2 n X X X

XL L

L

L

  

Keterangan:

XH: mean distribusi skor kelompok tinggi (diambil 27% responden yang mempunyai skor total tertinggi) maka n diambil 27%X30 = 8 orang siswa

XL: Mean distribusi skor kelompok rendah (diambil 27% responden yang mempunyai skor total rendah. maka diambil 27%X30 = 8 orang siswa N :Jumlah responden dalam kelompok ”tinggi” atau ”Rendah” maka

27%X30 = 8 orang siswa

4. Setelah menganalisa hasil uji coba instrumen dengan mengetahui soal yang valid dan realibel maka soal yang tidak memenuhi syarat direvisi atau dibuang seperti pada kemampuan merancang rangkaian digital sebagai variabel Y, selanjutnya dilaksanakan penelitian dengan menggunakan soal yang telah disempurnakan kepada siswa sebanyak 30 orang kelas Kontrol Mekanik B. b) Validitas dan realibilitas kuisioner atau angket

Langkah – langkah Uji coba validatas dan reliabilitas kuisioner meliputi : 1. Melaksanakan tes uji coba kepada responden pada populasi penelitian.

(32)

2. Menganalisa skor – skor yang diperoleh respoden, apabila hasil uji coba instrumen ada item – item pernyataan yang tidak valid, maka item pernyataan tersebut direvisi atau dibuang. Setelah menganalisa hasil uji coba instrumen, selanjutnya dilaksanakan penyebaran instrumen yang telah disempurnakan kepada responden kelas XI Kontrol Mekanik B sebanyak 30 orang.

3.5 Teknik Pengolahan Data

Untuk mengolah data yang terkumpul, terlebih dahulu diperlukan pemeriksaan kembali terhadap data tersebut. Hal ini untuk menghindari kekeliruan ataupun ketidakbenaran data, untuk itu diperlukan uji statistik.

3.5.1 Langkah Pengolahan data

Pengolahan data dilakukan sebelum data dianalisis atau pra-analisis, ada beberapa langkah yang dilakukan pada pengolahan data tes dan non tes.

a) Pengolahan data tes

1. Menyiapkan soal yang telah disempurnakan 2. Melaksanakan tes pada populasi

3. Mengolah data dengan uji statistik.

4. Menguji hipotesis berdasarkan hasil pengolahan data. b) Mengolah data kuisioner

(33)

3. Menjumlahkan skor dari setiap item variabel. 4. Mengolah data dengan uji statistik.

5. Menguji hipotesis berdasarkan hasil pengolahan data

3.5.2 Konversi Data Mentah ke Skor-Z dan Skor-T

Pada penelitian ini variabel X1 dan X2 instrumen yang digunakan adalah tes sedangkan variabel Y instrumen yang digunakan non-tes, maka data dari ketiga variabel tersebut dilakukan konversi data mentah ke data baku, data ordinal diubah ke data interval dengan menggunakan Skor-Z dan Skor-T, Konversi dilakukan sebelum melakukan pengujian persyaratan analisis. Dengan rumus (Riduwan:2008:295):

N X M

1 2

 

N M X SD

Zskor =

s X X zi

Tskor5010(Z)

3.5.3 Uji Normalitas Distribusi

(34)

distribusi frekuensi dalam penelitian ini ada dua kelompok yaitu : Kelompok data ( X ) dan data ( Y ) .

Adapun langkah-langkah untuk melakukan pengujian normalitas ini adalah : 1. Mencari skor terbesar dan terkecil

2. Mencari Nilai Rentang ( R ) R = Skor Terbesar - Skor Terkecil 3. Mencari banyaknya kelas ( bk )

bk = 1 + 3,3 Log n bk = 1 + 3,3 Log 30 bk = 1 + 3,3 ( 1,833 ) bk = 1 + 6,0489

bk = 5,4 dibulatkan menjadi = 6 4. Mencari nilai panjang kelas ( i )

bk R i

5. Mencari rata-rata (mean):

n fx

x l

6. Mencari simpangan baku(standard deviasi):

) 1 .(

) (

. 2 2

   

n n

fx fx

n

s i i

(35)

TABEL 3. 5

PENGUJIAN NORMALITAS SEBARAN

8. Mencari luas 0 – z dari tabel kurva normal dengan menggunakan angka-angka batas kelas.

9. Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka 0 – z yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua dikurang baris ketiga dan seterusnya, kecuali untuk angka yang berbeda tanda ditambahkan.

10.Mencari frekuensi yang diharapkan ( fe ) dengan cara mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden.

11.Mencari nilai chi kuadrat dengan rumus :

  e e o f f f 2

2 ( )

14. Membandingkan dengan untuk α = 0,01 dan derajat kebebasan ( dk ) = bk – 1.

Jika ≥ artinya distribusi data tidak normal Jika ≤ artinya distribusi data normal

Kls Skor data baku z Luas 0-z

hitung

2

 2tabel

hitung

2

 2tabel

hitung

2

 2tabel

[image:35.595.109.555.139.763.2]
(36)

3.5.4 Uji Independen Variabel X1 dan X2

Untuk mengetahui independen variabel bebas X1 dan X2 yaitu antara penguasaan aljabar Boolean dengan kebiasaan belajar siswa maka di uji dengan uji multikoleniaritas, untuk meyakinkan bahwa X1 dan X2 betul-betul tidak saling mempengaruhi dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga r = 0.8. Karena jika r 0.8 maka variabel X1 dan X2 independen dan tidak saling mempengaruhi. Rumus yang digunakan adalah korelasi sederhana X1 terhadap X2 (Riduwan,2007:145) :

 

 

2

2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 . . . ) ).( ( ) ( X X n X X n X X X X n

rxx

          

3.5.5 Uji Linearitas Regresi

Untuk mengetahui hubungan fungsional antar variabel digunakan metode regresi :

a. Regresi Linear Sederhana

Uji regresi ini ini bertujuan untuk mencari pola hubungan fungsional antara variabel X dan Y. Persamaan regresi ini dinyatakan dengan rumus :

bX a

Y  

Dimana :

Y = Variabel terikat (variabel yang diduga) X = Variabel bebas

a = Nilai konstanta harga Y jika X = 0

(37)

Untuk melihat bentuk korelasi antar variabel dengan persamaan regresi tersebut, maka nilai a dan b harus ditentukan terlebih dahulu melalui persamaan berikut :

. 2 ( )2 . . X X n Y X XY n b        . . n x b Y

a   

Selanjutnya persamaan tersebut diuji keberartian (signifikansi) arah koefisien dengan menggunakan analisis varians (ANAVA) yang diolah dengan bantuan MsExcel. Menguji signifikansi dengan langkah-langkah mengikuti rumus dibawah ini:

n Y JK g a

2 ) ( Re ) (           n Y X XY b

JKReg(b/a) . ( )( )

) ( Re ) / ( Re 2

Res Y JK gb a JK g a

JK   

) ( Re )

(

Reg a JK g a

RJK  ) / ( Re ) / (

Reg b a JK g b a

RJK  2 Re Re   n JK

RJK s s

s a b g hitung RJK RJK F Re ) / ( Re 

Dengan kaidah pengujian signifikansi : Fhitung ≥ Ftabel maka signifikan

Riduwan (2007: 148)

(38)

Fhitung ≤ Ftabel maka tidak signifikan Dengan Ftabel = F(1 –α)(dk Reg(b/a),(dk Res) a. Menguji Linearitas Regresi



 

k E

n Y Y

JK

2

2 ( )

E s TC JK JK

JK  Re 

2  

k JK RJKTC TC

k n

JK RJKE E

 

E TC hitung

RJK RJK

F

Dengan kaidah pengujian :

Fhitung ≤ Ftabel maka data berpola Linear Fhitung ≥ Ftabel maka data tidak berpola Linear Dengan Ftabel = F(1 –α)(dk TC),(dk E)

b. Regresi Linear Ganda

(39)

   

 

2 2

2

 

2

. .

 

Y Y

N X X

N

Y X XY

N

rXY

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan statistik parametrik, jika asumsi-asumsi statistiknya terpenuhi dan non parametrik jika asumsi statistiknya tidak terpenuhi. Untuk menentukan terpenuhi atau tidaknya asumsi-asumsi statistik tersebut dilakukan dengan uji normalitas, uji Linearitas regresi dan untuk melihat independen variabel bebas menggunakan uji multikolinearitas atau uji independen antar variabel bebas.

3.6.1 Analisis Korelasi

Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan antar variabel yang dianalisis. Dalam hal ini adalah pengaruh penguasaan aljabar Boolean (variabel X1) terhadap kemampuan merancang rangkaian digital (variabel Y), pengaruh kebiasaan belajar siswa (variabel X2) terhadap kemampuan merancang rangkaian digital (variabel Y), pengaruh penguasaan aljabar Boolean (variabel X1) dan kebiasaan belajar (X2) terhadap kemampuan merancang rangkaian digital (variabel Y). Analisis korelasi yang digunakan adalah Korelasi

Pearson Product Moment (Riduwan, 2007:138) dengan rumus :

(40)

2

1 2

r n r thitung

  

% 100

2

x r KD

212

[image:40.595.113.513.112.630.2]

rnr thitung

TABEL 3. 6

INTERPRETASI KOEFISIEN KORELASI NILAI r

Untuk menguji signifikansi hubungan variabel ( X1 ) penguasaan aljabar Boolean terhadap variabel (Y) merancang rangkaian digital dan variabel kebiasaan belajar siswa (X2) terhadap merancang rangkaian digital (Y) di uji dengan uji – t dengan rumus :

Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan koefisisen determinasi. Dimana koefisien determinasi adalah kuadrat dari koefisien korelasi yang dikalikan dengan 100%.

rumus :

3.6.2 Korelasi Ganda

Analisis Korelasi Ganda berfungsi untuk mencari besarnya pengaruh atau hubungan antara dua variabel bebas (X) atau lebih secara simultan

(bersama-Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,80 – 1,00

0,60 – 0,79 0,40 – 0,59 0,20 – 0,39 0,00 – 0,19

Sangat Kuat Kuat

Cukup Rendah

(41)

sama) dengan variabel terikat (Y). Desain penelitian dan rumus korelasi ganda sebagai berikut: 2 2 2 1 1 . 2 . 1 y y x b y x b RX X Y

  

 (Riduwan,2007:157)

Selanjutnya mencari kontribusi korelasi ganda dengan rumus:

% 100 . ) (Rx1x2.y 2 KD

Untuk menguji signifikansi dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel dengan rumus:

.100%

) 1 .( ) 1 ( 2 2 R m m n R Fhitung    

Kaidah pengujian signifikansi dengan taraf signifikansi : α = 0,05. Jika Fhitung Ftabel, maka tolak H0 artinya signifikan dan

Jika Fhitung Ftabel, terima H0 artinya tidak signifikan

3.6.3 Pembuktian Hipotesis

1. Melakukan pembuktian hipotesis I, II, dan III dengan langkah – langkah sebagai berikut :

a. Melakukan uji linearitas regresi. Jika datanya berdistribusi normal dan data berpola linier, maka dilanjutkan dengan menghitung koefisien korelasi r dengan rumus Product Pearson Momen. (Riduwan, 2007 : 138) b. Jika data tidak berdistribusi normal, langsung mencari koefisien korelasi r

(42)

2. Jika hipotesis teruji langkah terakhir adalah melakukan perhitungan koefisien determinasi (KD). Koefisien determinasi adalah besarnya prosentase atau besarnya pengaruh varibel X1 terhadap Y, besarnya pengaruh varibel X2 terhadap Y dan besarnya pengaruh X1 dan X2 terhadap Y.

Berdasarkan hasil perhitungan pengolahan data di atas, dapatlah kita melakukan analisis data penelitian. Sehingga kita dapat melihat apakah hipotesis I, II, dan III terbukti atau tidak. Hipotesis yang akan diuji dirumuskan sebagai berikut:

1 Hipotesis I : H0 : ρx1y = 0

: Ha : ρx1y ≠ 0

2 Hipotesis II : H0 : ρx2y = 0

: Ha: ρx2y≠ 0

3 Hipotesis III : H0 : ρX12y = 0

(43)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh, analisis dan pengujian hipotesis serta pembahasannya, maka ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

Terdapat pengaruh positif dan signifikan penguasaan aljabar Boolean terhadap kemampuan merancang rangkaian digital dengan koefisien korelasi sebesar 0,39, sehingga koefisien determinasinya 15,29 dengan artian 15,29% kemampuan merancang rangkaian digital ditentukan oleh penguasaan aljabar Boolean sedangkan sisanya 84,79% ditentukan oleh variabel lain. Melalui analisis regresi

Y = 30.4 + 0.39X1, makna hubungan ini adalah bahwa semakin positif pengaruh

penguasaan aljabar Boolean maka akan diiringi meningkatnya kemampuan merancang rangkaian digital.

Terdapat pengaruh positif dan signifikan kebiasaan belajar siswa terhadap kemampuan merancang rangkaian digital dengan koefisien korelasi sebesar 0,49, sehingga koefisien determinasinya 24,01 dengan artian 24,01% kemampuan merancang rangkaian digital ditentukan oleh kebiasaan belajar siswa kemudian sisanya 75,99% ditentukan oleh variabel lain. Melalui analisis regresi Y = 25.6 +

(44)

Terdapat pengaruh positif dan signifikan secara bersama-sama penguasaan aljabar Boolean dan kebiasaan belajar siswa terhadap kemampuan merancang rangkaian digital dengan koefisien korelasi sebesar 0,59 sehingga koefisien determinasinya 33,64 dengan artian 33,64% kemampuan merancang rangkaian digital ditentukan oleh penguasaan aljabar Boolean dan kebiasaan belajar siswa kemudian sisanya 66,36% ditentukan oleh variabel lain. Melalui analisis regresi

Y = 14,026+0,29X1+0,42X2, makna hubungan tersebut adalah bahwa semakin positif pengaruh antara penguasaan aljabar Boolean dan kebiasaan belajar siswa maka akan diiringi meningkatnya kemampuan merancang rangkaian digital.

5.2 Saran-Saran

Berdasarkan kesimpulan seperti diuraikan diatas, maka di bawah ini diajukan beberapa saran bagi peningkatan proses belajar mengajar teknik digital.

a. Untuk meningkatkan kemampuan merancang rangkaian maka penguasaan aljabar Boolean perlu di tingkatkan lagi terutama penguasaan aljabar Boolean pada taraf analisis dan sintesis. Pada penelitian ini penguasaan aljabar Boolean siswa baru mampu pada taraf pemahaman belum sampai pada taraf penerapan sehingga untuk menyelesaikan soal sintesis masih rendah, siswa masih mengalami kesulitan menyelesaikan soal dalam bentuk pernyataan untuk dapat dianalisis menjadi sebuah rancangan digital. Pemahaman siswa yang baik pada aljabar Boolean sampai tingkat analisis dan sintesis sangat bermanfaat tidak hanya pada materi teknik digital namun dapat diaplikasikan pada materi yang lain seperti PLC (Programmable

(45)

b. Perlu didiskusikan tentang contoh-contoh kebiasaan belajar yang baik terutama kebiasaan yang menunjang pada materi teknik digital untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam merancang rangkaian digital, karena untuk meningkatkan kemampuan merancang rangkaian digital dapat dipengaruhi oleh kebiasaan belajar yang baik.

c. Untuk meningkatkan kemampuan merancang rangkaian digital lebih optimal maka harus memiliki penguasaan aljabar Boolean secara simultan dengan kebiasaan belajar siswa pada materi teknik digital.

d. Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam merancang rangkaian digital guru dapat menerapkan metode, model, strategi pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam merancang rangkaian digital yang akan diaplikasikan pada rangkaian perangkat keras (hardware). Misalnya mengembangkan model pembelajaran dengan pendekatan berbasis problematika (Problem Based Learning) pada materi teknik digital. Penelitian ini hanya terfokus pada pengaruh penguasaan belajar dan kebiasaan belajar siswa terhadap kemampuan merancang rangkaian digital maka pada penelitian selanjutnya dapat dikembangkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar pada materi teknik digital seperti :

(46)

b. Peneliti dapat mengembangkan atau menganalisis lebih lanjut mengapa siswa mengalami kesulitan pada kemampuan kognitif pada tingkat analisis dan sintesis sehingga dapat ditemukan strategi baru untuk meminimalisasi kesulitan siswa.

(47)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.(1998). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta:PT Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2008). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta:PT Bumi Aksara.

Arsyad,Azhar. (2007). Media pembelajaran.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Aguston,M. (2005). Strategi Belajar dan Pembelajaran. Modul Diklat Calon

Widyaiswara, Jakarta: tidak diterbitkan.

Djamarah,Syaiful Bahri. (2002). Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Hasan,Bachtiar. (2006). Perencanaan Pengajaran Bidang Studi. Bandung:Pustaka Ramadhan.

Hamalik,Oemar. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Hanavi, Hevi. (2006).Hubungan Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Peserta

Diklat Perhitungan Konstruksi Mesin di SMK Negeri 6 Bandung.Skripsi

pada Program Sarjana Jurusan Teknik Elektro IKIP Bandung: tidak diterbitkan.

Kusmaya,Chandra. (2006). Korelasi Penguasaan Aljabar Boolean dan Teori

Gerbang Logika dengan Penguasaan Rangkaian Logika Kombinasional Pada Siswa SMKN 1 Cimahi. Skripsi pada Program Sarjana Jurusan Teknik

Elektro IKIP Bandung: tidak diterbitkan.

Muchlas. (2005). Rangkaian Digital. Yogyakarta: Gava Media.

Modul bahan ajar SMK.(2002). Teknik Digital. Universitas Negeri Yogyakarta:tidak diterbitkan.

Malvino Paul, Albert dan Tjia May On. (1987).Elektronika Komputer

Digital:Pengantar Mikrokomputer.Jakarta: Erlangga.

Mano,Morris. (1991). Digital Logic and Computer Design. India: Printice- Hall. Munir. (2008).Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi,

(48)

Nasution,M.A.(2008).Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar.Jakarta:PT.Bumi Aksara.

Nazir,Moh. (2005), Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Riduwan. (2007). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru Karyawan dan Peneliti

Pemula.Bandung: Alfa Beta.

Riduwan. (2008). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfa Beta. Rahmansah, Cepi. (2006). Analisis Kesulitan Menyelesaikan Soal-Soal Rangkaian

Listrik Arus Searah pada Mata Diklat Prinsip dan Teknik Listrik (PDLT) Siswa SMKN 4 Bandung. Skripsi pada Program Sarjana Jurusan Teknik

Elektro IKIP Bandung: tidak diterbitkan.

Reksoatmodjo,Tedjo N. (2007). Statistika untuk Psikologi dan Pendidikan. Bandung: PT. Refika Aditama.

Sarwono,Jonathan.(2006).Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sugiono. (2000). Metode Penelitian Administrasi . Bandung : Alfa Beta.

Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan.Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Syaodih, Nana.(2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Sardiman,A.M. (2008).Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Slameto. (2003).Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.Jakarta:PT Rineka Cipta.

Suryana, Deden. (2007). Studi Komparasi Motif Berprestasi antara Peserta Diklat

yang berasal dari Pulau-Pulau terpencil dan Daerah Perkotaan Program Keahlian Teknik Pemesinan SMKN 1 Batam. Tesis pada Program

Pascasarjana Jurusan Pendidikan Teknologi Kejuruan IKIP Bandung: tidak diterbitkan.

Soedarto,Gatot. (1985).Teknik Komputer: Dasar-Dasar Sistem Digital.

Surabaya:Usaha Nasional.

(49)

Tahid, Suwarno dan Dwie Yunia. (2007). Konsep Teknologi dalam

Pengembangan Produk Industri. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Tokheim,Roger (1996),Teori dan Soal-soal Prinsip-Prinsip Digital. Jakarta: Erlangga.

Tokheim,Roger (1998),Elektronika Digital. Jakarta: Erlangga.

The Liang Gie,(1995).Cara Belajar yang Efisien Jilid II. Yograkarta:PT.Liberti. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2007). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

__________ (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Menengah

Kejuruan Negeri 1 Cimahi: Tidak diterbitkan.

Gambar

Gambar 3. 1 Desain Penelitian X 1,X2 dan  Y
TABEL 3. 1 KISI-KISI PENGUASAAN ALJABAR  BOOLEAN
TABEL 3. 2 KISI-KISI KEMAMPUAN MERANCANG RANGKAIAN DIGITAL (Y)
TABEL 3. 3
+4

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan Role Reversal Questions dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam penguasaan materi faktorisasi suku aljabar. Kata

Ira Cynthia Virliana. Pengaruh Penguasaan Materi Operasi Bilangan Pecahan Terhadap Kemampuan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal-Soal Pokok Bahasan Pecahan Bentuk Aljabar

Penelitian ini bertujuan untuk memetakan penguasaan materi guru matematika SMA/MA di sekolah yang memiliki tingkat kelulusan kurang dari 80% dalam Ujian Nasional tahun

Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Alidah dengan judul pengaruh penguasaan materi operasi aljabar terhadap kemampuan menyelesaikan soal-soal sistem

materi pelajaran, selalu mengulang materi dan merasa tertantang dalam mengerjakan tugas yang sulit, percaya diri dalam bertanya jika ada yang belum dipahami. Pada siswa

dari jumlah seluruh guru saja yang memahami strategi ini. 3) Upaya peningkatan prestasi belajar siswa terhadap materi pelajaran menunjukkan kemajuan yang signifi kan. Hal ini dapat

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian ini, bahwa pendekatan PBL dapat meningkatkan penguasaan konsep pada materi karbohidrat, namun N-Gain nya berada pada

Pengaruh Peran Kelompok Kerja Guru Pola Pelatihan Berbasis Zonasi terhadap Kemampuan Guru dalam Penguasaan Materi IPA dan Penyusunan Soal HOTS Sekolah Dasar di Kecamatan Karangsambung