PENGARUH BERBAGAI DOSIS KAFEIN PADA MEDIUM KAPASITASI TERHADAP ANGKA FERTILISASI IN VITRO SPERMATOZOA
EPIDIDYMIS SAPI PERSILANGAN SIMMENTAL
SKRIPSI
DISUSUN OLEH :
REZDA FERNANDO 0910612191
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
PENGARUH BERBAGAI DOSIS KAFEIN PADA MEDIUM KAPASITASI TERHADAP ANGKA FERTILISASI IN VITRO SPERMATOZOA
EPIDIDYMIS SAPI PERSILANGAN SIMMENTAL
Rezda Fernando, di bawah bimbingan
Dr. Ir. H. Jaswandi, MS dan Prof. Dr. Ir. Zaituni Udin, M.Sc. Program Studi Peternakan
Fakultas Peternakan Universitas Andalas Padang 2014
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan kafein dengan dosis 0 mM, 5 mM dan 10 mM pada medium kapasitasi spermatozoa epididymis terhadap angka fertilisasi in vitro pada sapi persilangan Simmental. Spermatozoa yang digunakan diperoleh dari epididymis sapi persilangan Simmental yang dipotong di Rumah Potong Hewan (RPH) Padang. Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober sampai Desember 2013 di Laboratorium Reproduksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Andalas Padang. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan 3 level dosis kafein sebagai perlakuan yaitu A (0 mM kafein), B (5 mM kafein), dan C (10 mM kafein) dan sebagai kelompok adalah 6 kali pengambilan spermatozoa epididymis sapi persilangan Simmental. Untuk mengetahui pengaruh antar perlakuan digunakan Uji Lanjut Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Hasil analisis didapatkan bahwa penambahan berbagai dosis kafein pada medium kapasitasi spermatozoa berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap angka fertilisasi in vitro. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa karakteristik spermatozoa epididymis sapi persilangan Simmental dari enam kali pengambilan didapatkan kualitas spermatozoa yang terbaik pada pengambilan ketiga dengan gerakan massa +++, motilitas 90%, konsentrasi 168 x 107 dan pada perlakuan B (5 mM kafein) didapatkan angka fertilisasi in vitro yang tertinggi dengan rataan angka fertilisasi 55±8,37% .
Kata kunci : angka fertilisasi in vitro, epididymis, kafein, kapasitasi.
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Faktor penting yang menunjang terlaksananya IB adalah tersedianya semen dengan tujuan untuk menyebarkan bibit pejantan unggul dalam rangka meningkatkan mutu ternak lokal. Ada beberapa cara untuk koleksi spermatozoa yang akan digunakan dalam IB, misalnya melakukan penampungan semen dengan vagina buatan, elektro ejakulator dan masase. Spermatozoa yang digunakan untuk keperluan IB pada umumnya adalah spermatozoa hasil ejakulasi yang ditampung dengan vagina buatan. Sumber spermatozoa lain yaitu spermatozoa asal cauda epididymis.
Pemanfaatan spermatozoa asal epididymis dilatarbelakangi oleh kemungkinan yang dapat terjadi misalnya, hewan jantan unggul yang mati secara mendadak. Penyelamatan materi genetik dalam rangka pelestarian plasma nutfah dari hewan yang sudah mati atau dipotong dapat dilakukan dengan bantuan teknik reproduksi yang telah banyak berkembang.
membuahi ovum sesudah beberapa waktu berada di cauda epididymis (Salisbury dan Van Demark, 1985).
Sel spermatozoa memerlukan tenggang waktu untuk menjalani kapasitasi sebelum menembus zona pelusida dan zona vitelin dan menyatu dengan inti sel telur dalam proses pembuahan (fertilisasi). Waktu yang ditempuh dalam perjalanan dari carnalis cervicalis uterus sampai tempat pembuahan di ampula tuba falopii sebagai waktu terjadinya kapasitasi. Selama waktu ini spermatozoa
mengalami persiapan atau perubahan fisiologik di dalam saluran kelamin betina untuk mempertinggi fertilitasnya. Selama proses kapasitasi terjadi perubahan-perubahan yang membuat spermatozoa mampu mengalami reaksi akrosom yaitu pelepasan enzim pelebur dinding ovum seperti hyalurodinase (Adam and William, 1967).
Penambahan kafein selama preinkubasi akan merangsang penetrasi spermatozoa. Menurut Chan et al. (1982) penambahan kafein dapat menstimulasi motilitas spermatozoa, kapasitasi dan reaksi akrosom pada beberapa spesies. Ketika spermatozoa dari cauda epididymis diinkubasi dalam medium yang mengandung kafein akan terjadi peningkatan motilitas spermatozoa (Weston et al., 2005). Penelitian tentang penambahan kafein, telah banyak melihat pengaruh
terhadap peningkatkan motilitas dan penetrasi spermatozoa (Fraser, 1979; Kano et al., 1994; Niwa et al., 1988; Park et al., 1989; Spalekova et al., 2011; and Tajik et al., 1998). Pohan (1999) mendapatkan penambahan 10 mM caffeine-sodium benzoat dan heparin secara bersama-sama dalam media kapasitasi dapat
3 Spermatozoa dari epididymis mempunyai lingkungan yang berbeda dengan spermatozoa hasil penampungan semen karena spermatozoa asal epididymis tidak terpapar di dalam plasma semen yang penting untuk menunjang kelangsungan hidup spermatozoa. Kondisi ini diduga dapat mempengaruhi kemampuan spermatozoa dalam fertilisasi in vitro. Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan penelitian dengan judul “PENGARUH BERBAGAI DOSIS
KAFEIN PADA MEDIUM KAPASITASI TERHADAP ANGKA
FERTILISASI IN VITRO SPERMATOZOA EPIDIDYMIS PERSILANGAN SAPI SIMMENTAL”.
B. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh berbagai dosis kafein pada medium kapasitasi terhadap angka fertilisasi in vitro spermatozoa epididymis sapi persilangan Simmental.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai dosis kafein pada medium kapasitasi terhadap angka fertilisasi in vitro spermatozoa epididymis sapi persilangan Simmental. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas spermatozoa epididymis sapi setelah mengalami kapasitasi sehingga dapat dan layak digunakan untuk dosis in vitro serta memberikan informasi ilmiah dibidang Peternakan/Reproduksi.
D. Hipotesis Penelitian