• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PELAYANAN PESAN ANTAR TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA RESTORAN CEPAT SAJI MC DONALD DI BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PELAYANAN PESAN ANTAR TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA RESTORAN CEPAT SAJI MC DONALD DI BANDAR LAMPUNG"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PELAYANAN PESAN ANTAR TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA RESTORAN CEPAT SAJI MC DONALD

DI BANDAR LAMPUNG

Berbagai industri rumah makan cepat saji saat ini, banyak yang telah menerapkan sistem layanan pesan antar. Layanan pesan antar merupakan pelayanan tambahan yang disediakan oleh jasa restoran cepat saji yang bertujuan untuk memanjakan serta mempertahankan pelanggan agar tetap setia pada jasa restoran cepat saji yang dikelola. Rata-rata pencapaian target pada tahun 2014 secara keseluruhan adalah 65,60% perbulan atau belum mencapai standar target maksimal yaitu 100% capaian target.

Masalah dalam penelitian ini adalah apakah Pelayanan Pesan Antar pada Restoran Cepat Saji Mc Donald Berpengaruh terhadap Kepuasan Pelanggan di Bandar Lampung. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pelayanan pesan antar pada Restoran Cepat Saji Mc Donald Bandar Lampung terhadap kepuasan pelanggan. Hipotesis dalam penelitian ini Pelayanan pesan antar Restoran Cepat Saji Mc Donald Bandar Lampung berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Penentuan sampel menggunakan nonprobability sampling dengan teknik purposive sampling, menggunakan rumus estimasi diperoleh sebanyak 96 responden. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Uji hipotesis menggunakan uji F dan uji T. Analisis data menggunakan regresi linear berganda.

Hasil penelitian diperoleh Hasil uji secara simultan dengan menggunakan uji F terdapat pengaruh pada semua pelayanan pesan antar yang terdiri dari tangible (X1), empathy (X2),

reliability (X3), responsivness (X4), dan assurance (X5) berpengaruh terhadap Kepuasan

Pelanggan (Y) karena nilai Fhitung (17,60)>Ftabel. (2,32). Hasil pengujian hipotesis secara parsial

dengan uji t terhadap masing-masing variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap keputusan Kepuasan Pelanggan (Y), dikarenakan nilai thitung > ttabel dengan variabel paling dominan adalah

empathy (X2) dengan nilai sigifikan sebesar 0,001 dan pengaruh paling terkecil adalah tangible

(X1) dengan nilai sigifikan sebesar 0,039. Hasil uji pada nilai R Square adalah sebesar 0,494

Nilai tersebut dapat menunjukkan bahwa dari variabel yang diteliti yaitu variabel pelayanan pesan antar yaitu dapat menjelaskan terhadap kepuasan pelanggan sebesar 49,4%, sedangkan sisanya yaitu sebesar 50,6% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini, artinya nilai ini dapat naik atau turun apabila satu variabel bebas ditambahkan ke dalam model yang diuji.

(2)

PENGARUH PELAYANAN PESAN ANTAR TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA RESTORAN CEPAT SAJI MC DONALD

DI BANDAR LAMPUNG

Oleh: Michael

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)
(4)
(5)
(6)

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 12 Desember 1992 sebagai

anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan Bapak Teddy Tanuwijaya dan Ibu

Susdayoti

Peneliti menyelesaikan pendidikan dasar di SD Xaverius 4 Way Halim tahun

2004, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Xaverius 3 Way Halim tahun 2007,

Sekolah Menengah Atas (SMA) SMAN 10 Bandar Lampung tahun 2010 dan

penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan

(7)

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk insan yang tiada pernah berhenti berdoa dan berusaha untuk selalu mendukung hidupku; membimbingku untuk menjadi pribadi

yang lebih baik setiap harinya; saksiku berjuang menuju masa depan yang lebih cerah:

Ayahanda Teddy Tanuwijaya Ibunda Susdayoti

(8)

MOTO

Emancipate yourselves from mental slavery

(Bob Marley)

Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang

yang memiliki ilmu pengetahuan.

(Al-mujadillah:11)

(9)

SANWACANA

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan anugerah-Nya

peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pelayanan Pesan Antar

Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada restoran Cepat Saji Mc.Donald Di Bandar Lampung”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Ekonomi pada

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lampung.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai

pihak yang telah memberikan andil yang cukup besar. Untuk itu peneliti menyampaikan rasa

terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan , S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Lampung.

2. Ibu Hj. Aida Sari, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Lampung sekaligus sebagai Pembimbing Akademik.

3. Ibu Yuningsih, S.E., M.M., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Lampung sekaligus sebagai Dosen Penguji Utama pada ujian

skripsi.

4. Bapak Driya Wiryawan, S.E., M.M., selaku Pembimbing 1. Terima kasih atas

kesediannya dalam memberikan bimbingan, pengetahuan, saran, kritik, motivasi

terutama kesediaan waktu yang diberikan selama proses yang telah memberikan saran

(10)

5. Ibu Dr. Dorothy R.H.Pandjaitan, S.E., M.Si., selaku Pembimbing 2. Terima kasih atas

kesediannya dalam memberikan bimbingan, pengetahuan, saran, kritik, motivasi

terutama kesediaan waktu yang diberikan selama proses yang telah memberikan saran

yang sangat berguna.

6. Dr. Ribhan, S.E.,M.Si., selaku Penguji. Terima kasih atas kesediannya dalam

memberikan saran, kritik, motivasi terutama kesediaan waktu yang diberikan selama

proses yang telah memberikan saran yang sangat berguna.

7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung yang telah

memberikan ilmu dan pengalaman yang sangat berharga selama peneliti menuntut

ilmu di Unila, serta seluruh staff Fakultas dan Jurusan Manajemen Universitas

Lampung.

8. Terimakasih kepada Ibu Ievani selaku General Manager Mc.Donald Tanjung Karang 9. Terima kasih kepada Bapak Yusuf selaku karyawan delivery service yang telah

membantu dalam penelitian saya

10.Teristimewa untuk keluarga besarku Ayahanda Teddy Tanujaya, Ibunda Susdayoti,

kakak-kakakku Christie Teddy Tanujaya dan Chisilia Teddy Putri tercinta yang selalu

mendoakan, menasehati, dan membantuku dalam segala hal. Terima kasih banyak

atas pengorbanan, kesabaran, dan cinta kasih kalian selama ini.

11.Sahabat-sahabatku tercinta di kehidupan sehari-hari :

Ega Muda Ipalian Simbolon, Marvind Verian Khasmara, Raymond Arianto, M.Syarif

Hidayat, Agung Maulido, Mirzan Triandana, M.Refky Herdanu, Aldino Saputra,

M.Ferisko Satya Negara, M.Rezi Jumako, Affaddil Ubaedillah Adha, Andi Maleakhi

JS, I Gede Gethas Saputra, Imam Dwitama, Jhohanes Robert, Friska Dery, Rio

yoshua Purba, Felix Abrahm, Andri Arisky Tama dan teman-teman yang lainnya yang

(11)

12.Seseorang yang senantiasa setia membantuku, menemaniku, mendampingiku, di saat

sedih dan senang, yang bersama-sama melangkah untuk menjadi lebih baik dalam dan

selalu mensupport dalam menyelesaikan skripsi tersebut, Febrika Rosadi

13.Sahabat-sahabatku di sekolah (SMA) : Gita Kurniawan Putra, Dimas Agung, Ahmad

Noprijal, M.ghazi Rio, Rhinaldy Iza Putra, Cindy Respa, Riza Ghazali Lutfi, Jody Try

Utomo, Arif Yanuar.

14.Sahabat-sahabatku di MLC (Mobil Lampung Club):

Iben, Adil, Andre, Imam, Jali, M.ferisko, Alan, Aldino, Dendy, Hadi, Jordisebastian,

Zaki, Rendo, riandonati, Riyadhi, Rizky, Riawan,Rizky, Sampurna, Rozi,

Rusdiyansah

15. Konsentrasi jurusan manajemen Pemasaran.

16.Sahabat-sahabat KKN terutama Desa Totokarto, Kecamatan Adi Luwih, Kabupaten

Pringsewu.

17.Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung: Mas

Nasir, Mas Rohman, Mas Tri, Mbak Atun, Ibu Is, Pak Kasim.

18.Almamater tercinta, Universitas Lampung.

19.Keluarga Besar Manajemen 2010.

20.Semua pihak yang telah membantu penulisan dalam menyelesaikan skripsi ini yang

tidak dapat disebutkan satu persatu.

Bandar lampung, Agustus 2015

Penulis,

(12)

ii

DAFTAR ISI

Halaman

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Permasalahan ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Kegunaan Penelitian ... 10

1.5 Kerangka Pemikiran ... 10

1.6 Hipotesis ... 11

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran ... 12

2.1.1 Definsi Pemasaran ... 12

2.1.2 Proses Pemasaran ... 13

2.2 Bauran Pemasaran ... 15

2.3 Pelayanan ... 21

2.3.1 Definisi Pelayanan ... 21

2.3.2 Karakteristik Pelayanan ... 24

2.3.3 Mengelola Kualitas pelayanan ... 25

2.3.4 Komponen-Komponen Kualitas Pelayanan ... 26

2.4 Kepuasan Pelanggan ... 30

2.4.1 Definisi Kepuasan Pelanggan ... 30

2.4.2 Dimensi Kepuasan Pelanggan ... 32

2.5 Layanan Antar (Delivery Service) ... 34

2.5.1 Definisi ... 34

2.5.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Layanan Antar ... 35

2.6 Hubungan Pelayanan Pesan Antar Terhadap Kepuasan Pelanggan ... 37

2.7 Kajian Penelitian Terkait ... 39

III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian... 41

3.2 Sumber Data... 41

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 42

3.4 Populasi dan Sampel ... 42

3.5 Variabel Penelitian ... 44

3.6 Definisi Operasional Variabel ... 45

3.7 Uji Persyaratan Instrumen... 45

3.8 Uji Persyaratan Analisis Data ... 48

3.9 Metode Analisa Data... 49

(13)

iii

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan... 51

4.2 Karakteristik Responden ... 57

4.3 Deskripsi Jawaban Responden ... 60

4.4 Hasil Uji Persyaratan Analisis Data ... 75

4.5 Hasil Analisis Data ... 77

4.6 Pembahasan... 84

V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 89

5.2 Saran ... 90

(14)

iv

DAFTAR TABEL

No Tabel Halaman

1.1 Daftar Top 10 Perusahaan Restoran Fast food di Indonesia

Tahun 2014 ... 2

1.2 Top Brand Index... 3

1.3 Perkembangan Industri Makanan Cepat Saji (Fast Food) di Lampung ... 6

1.4 Target dan Realisasi Penjualan dengan Layanan Pesan Antar pada Restoran Cepat Saji Mc Donald’s Bandar Lampung Tahun 2014 ... 8

3.1 Definisi Operasional Variabel ... 32

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 57

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 58

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 58

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 59

4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran ... 59

4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan pernah atau tidaknya memesan di Mc Donald ... 60

4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Kali Pesan pelayanan pesan di Mc Donald ... 60

4.8. Pernyataan Responden tentang motor atau kendaraan yang digunakan petugas pelayanan pesan antar Mc Donald terlihat baik... 61

4.9. Pernyataan Responden tentang Box yang digunakan dikendaraan petugas pelayanan pesan antar Mc Donald terlihat bagus... 62

(15)

v

4.11 Pernyataan Responden tentang Petugas pelayanan pesan antar Mc Donald selalu menanyakan keinginan order yang akan dipesan ... 63

4.12 Pernyataan Responden tentang Petugas pelayanan pesan antar Mc Donald dalam menjelaskan produk dengan sabar ... 64

4.13. Pernyataan Responden tentang Waktu operasional

yang dilakukan Mc Donald sudah tepat ... 64

4.14. Pernyataan Responden tentang Pelayanan pesan antar

yang dilakukan petugas Mc Donald selalu tepat waktu sesuai

yang dijanjikan ... 65

4.15. Pernyataan Responden tentang Petugas pelayanan pesan antar Mc Donald dalam melaksanakan tugasnya tidak membeda-bedakan pelanggan ... 66

4.16. Pernyataan Responden tentang Petugas pelayanan pesan antar Mc Donald selalu menanyakan keluhan pelanggan ... 66

4.17. Pernyataan Responden tentang Order yang dipesan pelanggan

pelayanan pesan antar Mc Donald dapat diantarkan dengan cepat .... 67

4.18. Pernyataan Responden tentang Petugas pelayanan pesan antar Mc Donald dalam mengantarkan pesanan, langsung tepat kepada

pelanggan pemesannya ... 68

4.19. Pernyataan Responden tentang Penyampaian informasi oleh petugas pesan antar Mc Donald cukup mudah dimengerti ... 68

4.20 Pernyataan Responden tentang Petugas pelayanan pesan antar Mc Donald memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi ... 69

4.21. Pernyataan Responden tentang Mc Donald selalu menjaga kemasan tetap terlihat baik dan menarik ... 70

4.22. Pernyataan Responden tentang Petugas pelayanan pesan antar Mc Donald selalu salam dan sapa jika mengunjungi pelanggan ... 70

4.23 Pernyataan Responden tentang Kualitas produk yang diberikan melalui layanan pesan antar restoran cepat saji Mc Donald dapat memberikan kepuasan ... 71

4.24. Pernyataan Responden tentang Kualitas pelayanan yang dilakukan petugas layanan pesan antar Mc Donald

(16)

vi

4.25 Pernyataan Responden tentang Tindak lanjut atas keluhan yang di sampaikan pelanggan terhadap petugas layanan pesan antar Mc

Donald dapat memberikan kepuasan pelanggan ... 73

4.26 Pernyataan Responden tentang Harga produk layanan pesan antar Mc Donald sesuai dengan kualitas produk yang diberikan ... 73

4.27 Pernyataan Responden tentang Biaya pengantaran yang dilakukan restoran cepat saji Mc Donald lebih murah daripada pesaing ... 74

4.28. Hasil Uji Normalitas... 76

4.29 Hasil Uji Homogenitas ... 77

4.30 Tabel Hasil Uji Regresi Linier Sederhana... 77

4.31 Hasil Uji F ... 79

4.31 Hasil Uji t ... 80

(17)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kuesioner Penelitian

2. Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas

3. Hasil pengumpulan data

4. Hasil Perhitungan Karakteristik Responden

5. Distribusi jawaban Responden

6. Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas

7. Hasil uji regresi linier sederhana

8. Distribusi table t

(18)

vii

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Halaman

1.1 Kerangka Pemikiran ... 11

(19)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pertumbuhan usaha waralaba (franchise) kini semakin berkembang di Indonesia. Keberadaan waralaba yang semakin marak beberapa tahun terakhir ini tidak dapat

dihindari lagi. Waralaba merupakan strategi yang efektif untuk mengembangkan

jaringan bisnis dengan tidak menghilangkan karakter perusahaan yang sudah

menjadi ciri khas waralaba yang bersangkutan. Pelaku usaha harus memiliki

strategi untuk tetap berdaya saing dalam lingkungan persaingan bisnis yang

semakin ketat dan kondisi siklus produk yang pendek.

Saat ini di Indonesia, usaha waralaba sudah mulai berkembang cukup pesat. Hal

tersebut dimulai sejak tahun 1985 yaitu dimulai dari berbagai skala usaha

terutama bisnis makanan, seperti: Pizza Hut, Kentucky Fried Chicken, Mc Donald

dan di dalam bisnis eceran seperti: Carrefour, Alfamart, Indomaret. Saat ini

terdapat 42 perusahaan waralaba lokal jauh lebih sedikit jumlahnya dari waralaba

asing yang jumlahnya mencapai 451 perusahaan, di dalamnya sudah termasuk

waralaba yang ada di kota-kota besar sebanyak 17 waralaba lokal dan 25 waralaba

asing. Bisnis waralaba sangat berkembang pesat di Indonesia, keadaan ini

didukung oleh penduduk Indonesia yang berjumlah cukup besar yaitu sebanyak

(20)

2

Pada saat ini, restoran fast food (makanan siap saji) merupakan pilihan yang tepat ditengah situasi perekonomian dan perkembagnaan penduduk Indonesia.

Pertumbuhan ini mengindikasikan bahwa restoran fast food memilki potensi untuk terus berkembang khususnya di Indonesia. Semakin baiknya prospek yang terus

menjanjikan dalam usaha restoran fast food, maka semakin banyak perusahaan-perusahaan baru yang bermunculan dan bergerak dalam industri yang sama, hal

tersebut dikarenakan adanya permintaan pasar yang menjanjikan. Sebagaimana

tabel di bawah ini memperlihatkan bahwa banyak perusahaan-perusahaan yang

terlibat dalam industri fast food di Indonesia yang didirikan dengan system waralaba (franchise), yaitu sebagai berikut:

Tabel 1.1 Daftar Top 10 Perusahaan Restoran Fast food di Indonesia Tahun 2014

No Nama Restoran Nama Perusahaan Jumlah Gerai

1 Kentucky Fried Chicken Grup Gelael/PT Fast food Indonesia Tbk 400

2 Pizza Hut PT Sriboga Ratujaya 200

3 A&W Yum! Brands Inc. 200

4 California Fried Chicken PT Pionerindo Gourmet Internasional Tbk 183 5 Hoka-Hoka Bento Paulus Arifin/PT Eka Boganiti 134

6 Texas Chicken PT Cipta Selera Murni 133

7 McDonald’s PT Rekso Nasional Food 112

8 Papa Ron’s Pizza PT Setiamandiri Mitratama Tbk 34

9 Burger King PT Sari Burger Indonesia 18

10 Izzi Pizza PT Sri Agung Cahaya Sakti 6

11 Avenue Pizza Jhon Lutsi/ PT Soho Musik 3

Sumber: Majalah SWA Edisi: XXVII| 8-12 September 2014

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa persaingan yang tarjadi

antar restoran cepat saji di Indonesia cukup kompetitif. Data di atas menunjukkan

perkembangan tertinggi pada perusahaan restoran fast food di Indonesia peringkat pertama adalah ditempati oleh Kentucy Fried Chicken (KFC) dengan jumlah gerai

paling banyak yaitu mencapai 400 gerai, peringkat kedua dimiliki oleh Pizza Hut

(21)

3

pada peringkat ketiga oleh California Fried Chicken dengan jumlah gerai

sebanyak 183. Dari beberapa peringkat restoran fast food yang ada, ternyata Mc Donalds hanya mampu berada di posisi ke 6 dengan jumlah gerai sebanyak 112

yang tersebar di seluruh Indonesia. Hal ini menunjukkan tingginya perkembangan

pangsa pasar restoran cepat saji yang ada di Indonesia.

Dari berbagai restoran fast food yang ada saat ini, tidak terlepas terhadap adanya persaingan yang ketat dalam mencari serta mempertahan pelanggannya. Tingkat

persaingan tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang

mempengaruhinya seperti promosi, pelayanan, kenyamanan, serta faktor lainnya.

Sehingga menjadi suatu tuntutan tersendiri bagi setiap perusahaan untuk dapat

mempertahankan loyalitas pelanggan agar tetap setia pada merek yang digunakan,

serta dapat mengantarkan pada citra merek yang dapat membangun image yang

positif bagi pelanggan lainnya. Adapun berbagai perusahaan fast food yang telah berhasil masuk dalam top brand index dari tiga tahun terakhir adalah sebagai

berikut:

Tabel 1.2 Top Brand Index

Merek Top Brand

Sumber: www.topbrand-award.com, tahun 2014

Dapat dilihat dari tabel di atas bahwa KFC berada diposisi pertama dari tahun

(22)

4

45,6% di tahun 2013, dan terjadi peningkatan lagi sebesar 57,3% di tahun 2014.

Dari data top brand index terlihat bahwa KFC menguasai pangsa pasar makanan

siap saji di Indonesia yang diikuti oleh Mc Donald’s dan lainnya, artinya bahwa

Mc Donald’s belum mampu mengalahkan pangsa pasar KFC dan masih berada

pada urutan kedua dari pesaing besarnya tersebut.

Berbagai industry rumah makan cepat saji saat ini, banyak yang telah menerapkan

system layanan pesan antar. Layanan pesan antar (delivery service) merupakan pelayanan tambahan yang disediakan oleh jasa restoran cepat saji yang bertujuan

untuk memanjakan serta mempertahankan pelanggan agar tetap setia pada jasa

restoran cepat saji yang dikelola. Layanan pesan antar ini secara teknis dilakukan

perusahaan dengan cara membuka line telepon bagi pelanggan yang akan

memesan makanan, setelah konsumen memesan maka perusahaan akan

mengirimkan karyawannya untuk mengantarkan pesanan yang diminta oleh

konsumen.

Proses layanan pesan antar yang dijanjikan oleh restoran cepat saji tersebut adalah

konsumen memesan (order) makanan kepada restoran cepat saji melalui sambungan telepon yang telah disediakan oleh masing-masing restoran. Petugas

mencatat spesifikasi pemesanan, yang meliputi paket makanan, kuantitas

makanan, identitas pemesan dan alamat pemesan. Selanjutnya dilakukan

pembuatan dan pengemasan (packing) makanan yang dipesan, serta membuat nota tagihan. Pesanan kemudian diantarkan oleh petugas khusus ke alamat pemesan

dengan membawa nota tagihan. Pembayaran dilakukan di tempat setelah

(23)

5

Layanan pesan antar dikhususkan pada konsumen yang ada di dalam wilayah

kerja yang dapat terjangkau oleh perusahaan, sehingga ketepatan alamat serta kecepatan waktu pengiriman harus menjadi prioritas utama standar pelayanan

pesan antar yang dijanjikan oleh perusahaan dalam memberikan kepuasan kepada pelanggan. Terlebih dengan adanya persaingan dunia usaha yang semakin ketat membuat perusahaan harus mampu memberikan pelayanan yang lebih baik

daripada pesaing, serta diharapkan agar dapat memberikan kepuasan kepada para

pelanggannya, misal dengan melakukan pengiriman tepat waktu, tepat alamat,

memberikan produk dengan mutu lebih baik, harga lebih murah dan terjangkau.

Dengan adanya pelayanan yang tepat serta sesuai harapan pelanggan maka dapat

memberikan perasaan puas pada pelanggan, karena kepuasan pelanggan sangat

ditentukan oleh kualitas barang atau jasa yang dikehendaki pelanggan, sehingga

jaminan kualitas menjadi proritas utama bagi setiap perusahaan, yang pada saat ini

khususnya dijadikan sebagai tolak ukur keunggulan daya saing perusahaan.

Perkembangan industri rumah makan cepat saji terus mengalami pertumbuhan

yang pesat, begitupula perkembangan industri makanan cepat saji yang ada di

Lampung, perusahaan-perusahaan besar pada industry makanan cepat saji mulai

melebarkan sayapnya dengan membuka cabang-cabang baru diberbagai wilayah

di Lampung. Pola masyarakat yang semakin modern serta kebiasaan dalam

mengkonsumsi makanan yang sebisa mungkin dapat diselesaikan dalam waktu

singkat dan dapat menghemat waktu sehingga menuntut banyak masyarakat

modern khususnya yang berada di kota-kota untuk dapat mengkonsumsi makanan

cepat saji, yang berdampak pada timbulnya kebutuhan masyarakat terhadap

(24)

6

Kehadiran fast food di Lampung mulai banyak disukai oleh masyarakat, khususnya di kota Bandar Lampung, karena cara penyajiannya yang cepat

sehingga memudahkan untuk menyantapnya serta dapat menghemat waktu dalam

melakukan aktivitas. Perkembangan industri makanan cepat saji (fast food) yang ada di Lampung bukan hanya dari merek-merek besar saja, namun sudah mulai

banyak bermunculan berbagai merek seperti Kentucky Fried Chicken, Pizza Hut,

Mc Donald’s, Texas Fried Chicken, Solaria, Rumah Sosis Bandung, dan Soerabi

Bandung Enhaii. Untuk melihat perkembangan fast food di Lampung, dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 1.3 Perkembangan Industri Makanan Pesan Antar di Lampung

Merek Perkembangan

Kentucky Fried Chicken 31,5%

Pizza Hut 22,3%

Mc Donald’s 12,0%

Texas Fried Chicken 11,1%

CFC 9,5%

Dan lain-lain 13,6%

Sumber: http://panpages.co.id tahun 2014

Data di atas, menunjukkan bahwa perkembangan fast food yang ada di Lampung memiliki persaingan yang cukup kompetitif, perkembangan tertinggi yang terjadi

di wilayah pemasaran Lampung masih dimiliki oleh Kentucky Fried Chicken

dengan jumlah perkembangan sebesar 31,5%, disusul oleh perkembangan Pizza

Hut sebesar 22,3%, sedangkan untuk perkembangan Mc Donald hanya mampu

berada pada peringkat ketiga dengan nilai perkembangan sebesar 12,0%, dan

disusul oleh fast food lainnya. Berdasarkan tingkat perkembangan tersebut, terlihat Mc Donald masih tertinggal jauh dari para pesaing besarnya dalam upaya

(25)

7

Pesatnya perkembangan fast food di Lampung, memberikan dampak pada merek-merek besar dalam berkompetisi untuk memberikan pelayanan yang baik terhadap

pelanggan. Namun, berbagai industry fast food yang ada di Lampung tidak semuanya menyediakan jasa layanan pesan antar (home delivery), adapun makanan cepat saji yang telah menyediakan jasa layanan pesan antar antara lain

adalah Kentucky Fried Chicken (KFC), Pizza Hut, Mc Donald’s dan Texas Fried

Chicken. Sedangkan perusahaan besar fast food yang telah lama berdiri di Lampung dan merupakan perusahaan yang telah menyediakan layanan home delivery yang lama memiliki persaingan ketat adalah KFC dan Mc Donald’s.

Bentuk pelayanan home delivery yang ditawarkan KFC yaitu dengan fasilitas call center 14022, menggunakan layanan greeting, petugas dapat dengan detil dan jelas dalam menjelaskan menu-menu, petugas proaktif memberikan informasi

promo, petugas ramah dan berseragam rapi. Sedangkan bentuk pelayanan yang

ditawarkan oleh Mc Donald’s mengenai home delivery yang ditawarkan tidak jauh

berbeda yaitu dengan call center 14045, menggunakan layanan greeting, petugas dapat dengan detil dan jelas dalam menjelaskan menu-menu, petugas proaktif

memberikan informasi promo, petugas ramah dan berseragam rapi.

Pangsa pasar yang dilakukan pada masing-masing restoran cepat saji Mc Donald’s

dan KFC di Bandar Lampung dengan bentuk pelayanan pesan antar (home delivery) tidak membatasi kuantitas atau jumlah pesanan setiap harinya. Adapun data mengenai target dan realisasi penjualan dengan system layanan pesan antar

pada restoran cepat saji Mc Donald’s di Bandar Lampung Tahun 2014 dapat

(26)

8

Tabel 1.4 Target dan Realisasi Penjualan dengan Layanan Pesan Antar

pada Restoran Cepat Saji Mc Donald’s Bandar Lampung Tahun 2014

Januari 75.000.000 51.709.937 68,95

Februari 75.000.000 52.223.885 69,63

Maret 75.000.000 51.106.274 68,14

April 75.000.000 50.377.017 67,17

Mei 75.000.000 59.036.869 78,72

Juni 75.000.000 52.970.039 70,63

Juli 85.000.000 51.372.286 60,44

Agustus 85.000.000 52.483.264 61,75

September 85.000.000 52.752.302 62,06

Oktober 85.000.000 50.103.240 58,94

November 85.000.000 51.641.791 60,76

Desember 85.000.000 51.011.731 60,01

Rata-Rata 65,60

Sumber: Restoran Cepat Saji Mc Donald’s Bandar Lampung Tahun 2014

Berdasarkan tabel di atas maka dapat dinyatakan bahwa tingkat pencapaian target

penjualan dengan pelayanan pesan antar pada Restoran Cepat Saji Mc Donald’s

Bandar Lampung bersifat fluktuatif. Realisasi pencapaian target tertinggi yaitu

terjadi pada bulan Mei yang mencapai 78,72%, sedangkan pencapaian target

terendah terjadi pada bulan Oktober sebesar 58,94%. Rata-rata pencapaian target

pada tahun 2014 secara keseluruhan adalah 65,60% perbulan atau belum

mencapai standar target maksimal yaitu 100% capaian target.

Belum tercapainya target penjualan pada Restoran Cepat Saji Mc Donald’s inilah

yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini, sehingga memunculkan

pertanyaan mengapa Restoran Cepat Saji Mc Donald’s belum bisa mencapai

target penjualan dan apakah terdapat indikasi ketidakpuasan konsumen terhadap

pelayanan Restoran Cepat Saji Mc Donald’s, sehingga konsumen memilih tempat

lain untuk mendapatkan kebutuhan yang mereka cari. Beberapa penyebab belum

(27)

9

cepat saji yang semakin ketat, seperti halnya memberikan layanan pesan antar

yang lebih unggul pada bentuk layanan dan harga. Selain itu, perusahaan pesaing

memberikan keunggulan dengan desain tempat lebih menarik, pelayanan yang

lebih cepat, ramah, tanggap dan dapat memberikan empati terhadap

pelanggannya. Sehingga hal-hal tersebut, turut mempengaruhi pada kepuasan

pelanggan dalam menikmati layanan jasa yang ditawarkan.

Sedangkan, pada restoran cepat saji Mc Donald berdasarkan hasil pantauan

peneliti di lapangan bahwa bentuk strategi layanan pesan antar yang dilakukan Mc

Donald yaitu sama dengan perusahaan lainnya, menetapkan keunggulan

pelayanan bagi konsumen. Namun, hasil observasi di lapangan bahwa masih

adanya pelanggan yang mengeluhkan lamanya waktu antar terhadap pesanannya,

masih didapatinya kekhawatiran pelanggan akan kegagalan pengiriman dan

adanya biaya tambahan yang harus ditanggung oleh pelanggan.

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, peneliti melakukan penelitian

untuk mengetahui: “Pengaruh Pelayanan Pesan Antar pada Restoran Cepat Saji

Mc Donald terhadap kepuasan pelanggan di Bandar Lampung”.

1.2 Permasalahan

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka permasalahan dalam penelitian

adalah: “Apakah Pelayanan Pesan Antar pada Restoran Cepat Saji Mc Donald

(28)

10

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelayanan pesan

antar pada Restoran Cepat Saji Mc Donald di Bandar Lampung terhadap

kepuasan pelanggan.

1.4 Kegunaan Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Restoran Cepat Saji Mc

Donald dalam meningkatkan kualitas pelayanan untuk menciptakan kepuasan

pelanggan di tengah persaingan bisnis yang semakin kompetitif dewasa ini.

2. Secara teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan

disiplin Ilmu Manajemen Pemasaran, khususnya yang berkaitan dengan

pengaruh pelayanan yang diberikan perusahaan terhadap kepuasan pelanggan.

1.5 Kerangka Pemikiran

Konsep manajemen berwawasan pemasaran mengharuskan adanya implementasi

pemasaran internal pada perusahaan, yaitu dengan aktivitas bagaimana perusahaan

dapat mencari, mendidik, dan memotivasi karyawan agara melayani pelanggan

dengan baik. Implementasi pada internal perusahaan akan banyak mendatangkan

keuntungan bagi perusahaan dengan syarat perusahaan telah melakukan hal

terbaik untuk mencapai tujuan pelayanan kepada pelangan, yaitu kepuasan dan

(29)

11

Pengukuran pelayanan pesan antar dalam penelitian ini mengacu pada pendapat

Simamora (2004: 115), bahwa komponen-komponen pelayanan langsung pada

pelanggan adalah kemampuan berkomunikasi, penguasaan produk,

profesionalisme kerja, kemampuan membina hubungan yang baik dan daya tarik/

penampilan fisik. Sedangkan pengukuran kepuasan pelanggan menurut Irawan

(2009:97), bahwa tingkat kepuasan konsumen dapat ditentukan berdasar pada

lima (5) faktor utama yang harus diperhatikan, yaitu kualitas produk, kualitas

pelayanan, emosional, harga dan biaya.

Penelitian ini dilakukan untuk untuk mengetahui pengaruh pelayanan Pesan Antar

Restoran Cepat Saji Mc Donald terhadap kepuasan pelanggan. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada bagan kerangka pikir berikut:

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

1.6 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah bahwa: ”Pelayanan pesan antar Restoran

Cepat Saji Mc Donald di Bandar Lampung berpengaruh positif terhadap

kepuasan pelanggan”. Pelayanan (Variabel X)

1. Berwujud (Tangibles) 2. Empati (Emphaty) 3. Kehandalan (Reliability) 4. Ketanggapan (Responsivness) 5. Jaminan (Assurance)

(Sumber: Tjiptono, 2008:121)

Kepuasan Pelanggan (Variabel Y)

(30)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemasaran

2.1.1 Definisi Pemasaran

Menurut Kotler dan Keller (2009: 5), pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan

dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan

harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan

kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli yang potensial.

Dengan kata lain pemasaran merupakan suatu proses sosial dan manajerial di

mana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan Produk-Produk

yang bernilai dengan pihak lain.

Menurut Assauri (2002: 32), pemasaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan

produk maupun jasa adalah suatu proses untuk memperkenalkan produk dan jasa

mereka kepada konsumen dengan tujuan dan harapan perusahaan tersebut

mendapatkan timbal balik yaitu berupa laba dari pemasaran yang mereka lakukan.

Pemasaran merupakan kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi dan

memuaskan kebutuhan dan keinginan melakukan pertukaran.

Menurut Swastha dan Irawan (2008:5), pemasaran adalah suatu sistem dari

kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,

mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan

(31)

13

pemasaran barang dan jasa yang dilakukan oleh perusahaan, individu dan

kelompok konsumen terlebih dahulu harus mengetahui keunggulan yang dimiliki

barang dan jasa yang ditawarkan tersebut. Hal ini penting agar konsumen tidak

salah dalam mengkonsumsi barang dan jasa yang ada, dan perusahaan yang

berorientasi kepada konsumennya dengan kehandalan Produk termasuk mengenai

pelayanan di dalamnya.

Berdasarkan konsep dan inti pemsaran bahwa menurut Abdullah dan Tantri

(2012:14), pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu

dan kelompok mendpatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan

menciptkana, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat dinyatakan bahwa pemasaran

merupakan kekuatan utama dalam bisnis dan masyarakat, bermula dan berakhir

dengan kebutuhan konsumen. Pemasaran umumnya dipandang sebagai ntugas

untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada

konsumen dan perusahaan. Tanpa adanya pemasaran konsumen sulit mencapai

tujuan konsumsi yang memuaskan. Peranan lain yang ada pada kegiatan

pemasaran adalah mampu untuk mengenali kebutuhan dan keinginan konsumen

dan mengkombinasikan dengan data pasar, seperti jumlah konsumen, lokasi dan

penghasilan mereka.

2.1.2 Proses Pemasaran

Menurut Kotler dan Keller (2009: 41), kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh

perusahaan dapat berpedoman pada salah satu konsep pemasaran, sebagaimana

(32)

14

1) Konsep Produk, merupakan orientasi manajemen yang mengandung asumsi

konsumen menyukai Produk yang tersedia dan harga terjangkau. Tugas

pengelolaan manajemen yang utama adalah mencapai Produksi yang baik

dengan saluran distribusi yang baik pula.

2) Konsep Kualitas Produk, merupakan orientasi manajemen yang mengandung

asumsi konsumen akan memilih Produk dengan kualitas terbaik serta dengan

terus-menerus meningkatkan kualitas Produk.

3) Konsep Penjualan, merupakan orientasi manajemen yang mengandung asumsi

konsumen umumnya tidak akan membeli Produk-Produk perusahaan, kecuali

perusahaan melakukan kegiatan promosi dan penjualan yang mangkus.

4) Konsep Pemasaran, merupakan orientasi manajemen yang menyatakan kunci

untuk mencapai tujuan organisasi adalah menentukan kebutuhan, keinginan

pasar yang menjadi sasaran dan memberikan kepuasan yang lebih mangkus

dan sangkil dari pada yang diberikan oleh para pesaing.

5) Konsep Pemasaran yang bersifat kemasyarakatan, merupakan orientasi

manajemen yang mengandung pedoman tugas organisasi dalam menetapkan

kebutuhan, keinginan pasar yang menjadi sasaran dan menyesuaikan

organisasi terhadap pelayanaan demi kepuasaan bagi pelanggan secara lebih

mangkus dan sangkil dibandingkan pesaing dengan cara mempertahankan

serta meningkatkan mutu yang dihasilkan.

Pemasaran memegang peranan penting dalam kehidupan sosial ekonomi juga bagi

perusahaan dalam usaha mencapai tujuan dan menjaga kelangsungan hidup

(33)

15

karena berhubungan langsung dengan kehidupan manusia sehari-hari, baik

manusia secara individual, kelompok maupun masyarakat secara keseluruhan.

Kegiatan pemasaran menjadi penting bagi setiap perusahaan untuk mencapai

kesuksesan. Hal ini hanya berawal pada akhir Produksi serta berakhir dengan

penjualan saja, melainkan telah berkembang dari kegiatan distribusi dan penjualan

menjadi suatu sistem untuk menghubungkan perusahaan dengan pasarnya. Jadi,

pemasaran adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan penyampaian

Produk dari produsen sampai ke tangan konsumen.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat dinyatakan bahwa pemasaran

merupakan kekuatan utama dalam bisnis dan masyarakat, bermula dan berakhir

dengan kebutuhan konsumen. Pemasaran umumnya dipandang sebagai ntugas

untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada

konsumen dan perusahaan. Tanpa adanya pemasaran konsumen sulit mencapai

tujuan konsumsi yang memuaskan. Peranan lain yang ada pada kegiatan

pemasaran adalah mampu untuk mengenali kebutuhan dan keinginan konsumen

dan mengkombinasikan dengan data pasar, seperti jumlah konsumen, lokasi dan

penghasilan mereka.

2.2 Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran merupakan inti dari pemasaran dalam memasarkan produk dari

produsen sampai ke konsumen akhir. Menurut Kotler (2009:47), marketing mix

adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai

(34)

16

Menurut Swastha dan Sukotjo (2007:193), marketing mix adalah kombinasi

terbaik dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem

pemasaran, yaitu produk, struktur harga, kegiatan promosi dan sistem distribusi.

Marketing mix adalah variabel-variabel yang dipakai oleh perusahaan sebagai sarana untuk memenuhi atau melayani kebutuhan dan keinginan konsumen. Dari

definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Bauran Pemasaran adalah sekumpulan

variabel yang terkendali dimana satu sama lain saling berkaitan dan

dikombinasikan oleh perusahaan dengan tepat agar menjadi suatu bauran yang

dapat digunakan untuk mencapai tujuan pemasaran perusahaan (Dhaimesta dan

Irawan, 2008:74).

Menurut Stanton dalam Swastha dan Sukotjo (2008:193), bauran pemasaran

adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari

sistem pemasaran perusahaan, yaitu produk, harga, kegiatan promosi dan saluran

distribusi. Perusahaan tidak hanya sekedar memilih kombinasi yang terbaik saja,

tetapi juga harus dapat mengkoordinasikan berbagai macam elemen dan bauran

pemasaran tersebut untuk dapat melaksanakan program pemasaran secara efektif.

Sedangkan dalam teori Boom dan Bitner yang dikutip oleh (Alma, 2009:234),

bahwa bauran pemasaran dalam produk jasa perlu ditambah menjadi 3P, sehingga

(35)

17

1. Product (Produk)

Produk merupakan penawaran berwujud dan tidak berwujud perusahaan

kepada pasar, yang mencakup kualitas, rancangan, bentuk, merek dan kemasan

produk.

Menurut Kotler (2009:9), menjelaskan bahwa produk adalah segala sesuatu

yang dapat ditawarkan untuk memuaskan suatu kebutuhan dan keinginan.

Penggolongan produk menurut tingkat pemakaiannya:

a. Barang Tahan Lama: Barang tahan lama (Durable Goods) adalah barang-barang yang secara normal dapat dipakai berkali-kali, jadi dapat dipakai

untuk jangka waktu yang relatif lama. Misalnya: pakaian, mesin tulis,

kacamata, penggaris dan sebagainya.

b. Barang Tidak Tahan Lama: Barang tidak tahan lama (Non Durable Goods) adalah barang-barang yang secara normal hanya dapat dipakai satu kali atau

beberapa kali saja, artinya sekali barang itu dipakai akan habis, rusak atau

tidak dapat dipakai lagi. Misalnya: bahan baku, sabun dan sebagainya.

c. Jasa: Jasa adalah kegiatan, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk

dijual. Misalnya: Jasa reparasi, jasa potong rambut, jasa pendidikan dan

sebagainya.

2. Price (Harga)

Harga adalah sejumlah uang yang pelanggan bayar untuk produk tertentu.

Menurut Kotler (2009:293), harga adalah suatu nilai barang atau jasa yang

diukur dengan sejumlah uang dimana berdasarkan nilai tersebut seseorang

atau perusahaan bersedia melepaskan barang dan jasa yang dimiliki kepada

(36)

18

dan sulit bagi perusahaan, perusahaan harus dapat menetapkan harga yang

paling tepat dalam arti dapat memberikan keuntungan yang terbaik,

perusahaan yang menetapkan harga salah, maka dapat menyebabkan

kegagalan bagi perusahaan.

Sedangkan Swastha dan Sukotjo (2008:211), menjelaskan bahwa harga adalah

jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan

untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya.

Menetapkan harga adalah mencakup suatu ketetapan yang kompleks dan sulit

bagi perusahaan. Perusahaan harus dapat menetapkan harga yang paling tepat

dalam arti dapat memberikan keuntungan yang terbaik. Perusahaan yang

menetapkan harga salah, maka dapat menyebabkan kegagalan bagi

perusahaan.

3. Place (Saluran Distribusi)

Kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produk agar dapat

diperoleh dan tersedia bagi pelanggan sasaran. Dalam upaya mempelancar

kegiatan penyampaian barang atau jasa dari produsen ke konsumen, maka

salah satu faktor penting yang tidak dapat diabaikan adalah memilih secara

tepat saluran distribusi yang dipergunakan.

Menurut Swastha dan Irawan (2008:290), saluran distribusi adalah saluran

yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang atau jasa dari

(37)

19

4. Promotion (Promosi)

Kegiatan yang dilakukan untuk mengkomunikasikan keunggulan produk dan

membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya, kegiatan promosi

merupakan hal penting dari kegiatan pemasaran. Promosi digunakan oleh

perusahaan untuk berkomunikasi dengan konsumen yang bersifat

memberitahukan, membujuk, dan meningkatkan konsumen terhadap produk

yang ditawarkan.

Menurut Swastha dan Sukotjo (2008:222), promosi adalah arus informasi atau

persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi

kepada tindakan yang menciptakan pertukaran pada pemasaran.

5. People (Orang)

Adalah semua pelaku yang turut ambil bagian dalam penyajian jasa dan dalam

hal ini mempengaruhi persepsi pembeli, yang termasuk dalam elemen ini

adalah personel perusahaan dan konsumen. People merupakan aset utama dalam industri jasa, terlebih lagi People yang merupakan karyawan dengan

performance tinggi. Kebutuhan konsumen terhadap karyawan berkinerja tinggi akan menyebabkan konsumen puas dan loyal. Kemampuan knowledge

(pengetahuan) yang baik, akan menjadi kompetensi dasar dalam internal

perusahaan dan pencitraan yang baik di luar. Faktor penting lainnnya dalam

People adalah Attitude dan motivation dari karyawan dalam industri jasa.

(38)

20

ekspresi wajah, dan tutur kata. Sedangkan motivasi karyawan diperlukan

untuk mewujudkan penyampaian pesan dan jasa yang ditawarkan pada level

yang diekspetasikan.

6. Physical Evidence (Bukti Fisik)

Bukti fisik jasa mencakup semua hal yang berwujud berkenaan dengan suatu

jasa seperti brosur, kartu bisnis, format laporan dan peralatan.

Menurut Swastha dan Sukotjo (2008:222), bawha building merupakan bagian dari bukti fisik, karakteristik yang menjadi persyaratan yang bernilai tambah

bagi konsumen dalam perusahaan jasa yang memiliki karakter. Perhatian

terhadap interior, perlengkapan bangunan, termasuk lightning system, dan tata ruang yang lapang menjadi perhatian penting dan dapat mempengaruhi mood

pengunjung. Bangunan harus dapat menciptakan suasana dengan

memperhatikan ambience sehingga memberikan pengalaman kepada pengunjung dan dapat memberikan nilai tambah bagi pengunjung, khususnya

menjadi syarat utama perusahaan jasa dengan kelas market khusus. Hal ini akan semakin memperkuat keberadaan dari jasa tersebut. Karena dengan

adanya fasilitas pendukung secara fisik, maka jasa tersebut akan dipahami

oleh pelanggan.

7. Process (Proses)

Yaitu semua prosedur aktual, mekanisme dan aliran aktivitas dengan mana

jasa disampaikan yang merupakan sistem penyajian atas operasi jasa. Proses

pada mutu layanan jasa sangat bergantung pada penyampaian jasa kepada

konsumen. Mengingat bahwa penggerak perusahaan jasa adalah karyawan itu

(39)

21

operasional perusahaan harus dijalankan sesuai dengan sistem dan prosedur

yang terstandarisasi oleh karyawan yang berkompetensi, berkomitmen, dan

loyal terhadap perusahaan tempatnya bekerja.

2.3 Pelayanan

2.3.1 Definisi Pelayanan

Menurut Kotler dan Keller (2009:65), bahwa jasa atau layanan adalah setiap

tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain yang

pada intinya tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun. Jasa

dapat dikatakan dengan produk fisik, tetapi bisa juga tidak dikaitkan. Jasa bersifat

tak berwujud, tak terpisahkan, bervariasi, dan dapat musnah. Setiap karakteristik

mempunyai tangang dan memerlukan strategi tertentu. Pemasar harus meneukan

cara untuk memberikan wujud pada hal yang tak berwujud; meningkatkan

produktivitas penyedia jasa; meningkatkan dan menstandardisasikan kualitas jasa

yang disediakan; dan menyesuaikan pasokan jasa dengan permintaan pasar.

Pengertian jasa menurut Kotler (2009:42) merupakan setiap tindakan atas

kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada

dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.

Produknya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan produk lain.Perusahaan

harus memperhatikan kebutuhan Pelanggan, sebab pertumbuhan jasa akan sangat

tergantung pada penilaian Pelanggan terhadap kinerja atau penampilan jasa yang

ditawarkan oleh perusahaan.

Jasa merupakan suatu kegiatan yang memiliki beberapa unsur ketakberwujudan

(40)

22

Pelanggan atau dengan property dalam kepemilikannya, dan tidak menghasilkan transfer kepemilikan. Perubahan mungkin saja terjadi dan jasa bisa saja

berhubungan atau bisa pula tidak berkaitan dengan produk fisik (Payne, 2007:8).

Harapan para pelanggan pada dasarnya sama dengan layanan seperti apakah yang

seharusnya diberikan oleh perusahaan kepada pelanggan. Harapan para pelanggan

ini didasarkan pada informasi yang disampikan dari mulut ke mulut, kebutuhan

pribadi, pengalam di masa lampu, dan komunikasi eksternal (iklan dan berbagai

bentuk promosi perusahaan lainnya) (Lupiyoadi, 2006:181).

Kualitas pelayanan berpusat pada suatu kenyataan yang ditentukan oleh

pelanggan. Interaksi strategi pelayanan, sistem pelayanan dan sumber daya

manusia serta pelanggan akan sangat menentukan keberhasilan dari manajemen

perusahaan. Suatu cara perusahaan untuk tetap dapat unggul bersaing adalah

memberikan jasa dengan kualitas yang lebih tinggi dari pesaingnya secara

konsisten. Harapan pelanggan dibentuk oleh pengalaman masa lalunya,

pembicaran dari mulut ke mulut serta promosi yang dilakukan oleh perusahaan

jasa, kemudian dibandingkannya. Hal terpenting adalah bersedia mendengarkan

pelanggan, perusahaan melakukan hubungan dengan pelanggan dengan cara

memenuhi harapan serta memberikan perhatian kepada pelanggan.

Kualitas jasa yang diberikan sangat mempengaruhi kepuasan dari pelanggan

sebuah perusahaan. Namun ada beberapa gap atau kesenjangan yang dapat menyebabkan kegagalan dalam penyampaian jasa kepada pelanggan. Dalam buku

(41)

23

1. Knowledge Gap adalah kesenjangan antara harapan konsumen dan persepsi manajemen terhadap harapan pelanggan. Pihak manajemen perusahaan tidak

selalu dapat memahami harapan pelanggan secara akurat.

2. Standards Gap adalah kesenjangan antara persepsi manajemen terhadap harapan konsumen dan spesifikasi kualitas jasa. Dalam situasi tertentu

manajemen mungkin dapat memahami secara tepat apa yang diinginkan

pelanggan, namun mereka tidak menyusun standar kinerja yang jelas.

3. Delivery Gap adalah kesenjangan antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa. Gap ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu karyawan kurang terlatih sehingga belum menguasai tugasnya, beban kerja yang

terlampau berlebihan, standar kinerja tidak dapat dipenuhi oleh karyawan, atau

bahkan karyawan tidak bersedia memenuhi standar kinerja yang ditetapkan.

4. Communication gap adalah kesenjangan antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal. Sering kali harapan pelanggan dipengaruhi iklan dan

pernyataan atau janji yang dibuat perusahaan sehingga hal ini menyebabkan

harapan pelanggan terlalu besar dan sulit terpenuhi. Jika harapan pelanggan

tidak terpenuhi maka akan menimbulkan persepsi negatif terhadap kualitas jasa

yang diberikan oleh perusahaan yang bersangkutan.

5. Service Gap adalah kesenjangan antara jasa yang dipersepsikan dan jasa yang diharapkan. Gap ini terjadi apabila pelanggan mengukur kinerja atau prestasi perusahaan dengan cara yang berbeda, atau bisa juga mereka keliru

(42)

24

2.3.2 Karakteristik Pelayanan

Kotler (2009:45) berpendapat bahwa jasa memiliki empat karakteristik utama

yang sangat mempengaruhi rancangan program pemasaran, yaitu:

1. Tidak Berwujud (Intangibility)

Suatu jasa mempunyai sifat tidak berwujud, tidak dapat dirasakan dan

dinikmati sebelum dibeli oleh Pelanggan.

2. Tidak Terpisahkan (Insparibility)

Pada umumnya jasa yang diproduksi dan dirasakan pada waktu bersamaan

dan apabila dikehendaki oleh sesorang untuk diserahkan kepada pihak

lainnya, maka dia akan tetap merupakan bagian dari jasa tersebut.

3. Bervariasi (Variability)

Jasa senantiasa mengalami perubahan, tergantung dari siapa penyedia jasa,

penerima jasa dan kondisi dimana jasa tersebut diberikan.

4. Mudah Lenyap (Perishability)

Daya tahan suatu jasa tergantung suatu situasi yang diciptakan oleh beberapa

faktor.

Indikator pelayanan yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada pendapat

Simamora (2008:115), bahwa komponen-komponen pelayanan langsung pada

pelanggan adalah kemampuan berkomunikasi, penguasaan produk,

profesionalisme kerja, kemampuan membina hubungan yang baik dan daya tarik/

(43)

25

2.3.3 Mengelola Kualitas Pelayanan

Suatu cara perusahaan jasa untuk dapat unggul bersaing adalah memberikan jasa

dengan kualitas yang lebih tinggi dari pesaingnya secara konsisten. Harapan

Pelanggan dibentuk oleh pengalaman masa lalunya, pembicaraan dari mulut ke

mulut serta promosi yang dilakukan oleh perusahaan jasa, kemudian

dibandingkannya.

Parasuraman, Zeithaml, dan Berry dalam Kotler (2009:55) membentuk model

kualitas jasa yang menyoroti syarat-syarat utama untuk memberikan kualitas jasa

yang tinggi. Model itu mengidentifikasi lima kesenjangan yang mengakibatkan

kegagalan penyampaian jasa.

1. Kesenjangan antara harapan pelanggan dan persepsi manajemen

Manajemen tidak selalu memahami secara tepat apa yang diinginkan

Pelanggan.

2. Kesenjangan atara persepsi manajemen dan spesifikasi kualitas jasa

Manajemen mungkin memahami secara tepat keinginan Pelanggan tetapi

tidak menetapkan suatu set standar kinerja spesifik.

3. Kesenjangan antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa

Para personil mungkin kurang teliti atau tidak mampu atau tidak mau

memenuhi standar atau mereka dihapkan pada standar yang berlawanan,

seperti menyediakan waktu untuk mendengarkan para Pelanggan dan

melayani mereka dengan cepat.

4. Kesenjangan antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal

Harapan Pelanggan dipengaruhi oleh pernyataan yang dibuat oleh wakil

(44)

26

5. Kesenjangan antara jasa yang dialami dan jasa yang diharapkan

Kesenjangan ini terjadi bila Pelanggan memiliki persepsi yang keliru tentang

kualitas jasa tersebut.

2.3.4 Komponen-Komponen Kualitas Pelayanan

Menurut Pasuraman dalam Lupiyoadi (2006:182), ada lima komponen atau

karakteristik yang digunakan untuk mengevaluasi kualitas pelayanan jasa, yaitu

sebagai berikut:

1. Berwujud (Tangibles)

Yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukan eksistensinya kepaa

pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik

perusahaan yang dapat diandalkan keadaan lingkungan sekitarnya merupakan

bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa. Hal ini meliputi

fasilitas fisik (contoh: gedung, gudang, dan lain-lain), perlengkapan dan

peralatan yang digunakan (teknologi), serta penampilan pegawainya.

2. Empati (Emphaty)

Yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi

yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami keinginan

konsumen. Dimana suatu perusahaan diharapkan memiliki pengertian dan

pengetahuan tentang pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan secara

spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan.

3. Kehandalan (Reliability)

Yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan

yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan

(45)

27

semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang simpatik, dan dengan akurasi

yang tinggi.

4. Ketanggapan (Responsivness)

Yaitu suatu kebijakan untuk membantu dan memberikan pelayaan yang cepat

(responsif) dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi yang

jelas. Membiarkan konsumen menunggu persepsi yang negatif dalam kualitas

pelayanan.

5. Jaminan (Assurance)

Yaitu pengetahuan, kesopansantunan, dan kemampuan para pegawai

perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada

perusahaan. Hal ini meliputi beberapa komponen antara lain komunikasi

(communication), kredibilitas (credibilty), keamanan (security), kompetensi (competence), dan sopan santun (courtesy).

Menurut Lovelock (2011:195), bahwa pelayanan prima harus mempertimbangkan

terhadap delapan aspek, yaitu Informasi, Konsultasi, Menangani Pesanan,

Penjamuan, Pemeliharaan, Pengecualian, Penagihan, dan Pembayaran. Kedelapan

hal tersebut disebut juga sebagai the flower of services, sebagaimana gambar berikut:

Gambar 2.1 Flower Of Services Sumber: Lovelock, 2011:195

1

2

3

4 5

6 7

(46)

28

Berikut ini penjelasan dari delapan aspek pelayanan tersebut:

1. Information

Proses suatu pelayanan yang berkualitas dimulai dari suplemen informasi dari

produk dan jasa yang diperlukan oleh pelanggan. Seorang pelanggan

akan menanyakan pada penjual tentang apa, bagaimana, berapa, kepada

siapa, dimana diperoleh, dan berapa lama memperoleh barang dan jasa

yang diinginkannya. Penyediaan saluran informasi yang langsung

memberikan kemudahan dalam rangka menjawab keingintahuan pelanggan

tersebut adalah penting. Absennya saluran informasi ini pada kelopak yang

pertama akan membuat minat para pembeli surut.

2. Consultation

Setelah memperoleh informasi yang diinginkan, biasanya pelanggan akan

membuat suatu keputusan, yaitu membeli atau tidak membeli. Di dalam

proses memutuskan ini, acapkali diperlukan pihak-pihak yang dapat

diajak berkonsultasi dengan baik menyangkut masalah teknis, administrasi,

harga, hingga pada kualitas barang dan manfaatnya.

3. Ordertaking

Keyakinan yang diperoleh pelanggan melalui konsultasi akan menggiring

pada tindakan untuk memesan produk yang diinginkan.

4. Hospitality

Pelanggan yang berurusan secara langsung ke tempat transaksi akan

memberikan penilaian terhadap sikap ramah dan sopan dari para karyawan,

ruang yang nyaman, tempat untuk makan dan minum, hingga tersedianya WC

(47)

29

5. Caretaking

Variasi latar belakang pelanggan yang berbeda-beda akan menuntut

pelayanan yang berbeda-beda pula. Misalnya yang bermobil menginginkan

tempat parkir mobil yang leluasa, yang tidak mau keluar rumah

menginginkan fasilitas delivery.Kesemuanya harus dipedulikan oleh penjual.

6. Exceptions

Beberapa pelanggan kadang-kadang menginginkan pengecualian kualitas

layanan, misalnya saja bagaimana dan dengan cara apa perusahaan melayani

klaim-klaim yang datang secara tiba-tiba, garansi terhadap tidak berfungsinya

produk, restitusi akibat produk tidak bisa dipakai,layanan untuk orang diet,

anak-anak, dan kecelakaan.

7. Billing

Titik rawan ketujuh berada pada administrasi pembayaran. Niat baik pembeli

untuk menuntaskan transaksi sering digagalkan pada titik ini. Artinya penjual

harus memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi

pembayaran.

8. Payment

Pada ujung pelayanan harus disediakan fasilitas pembayaran berdasarkan

pada keinginan pelanggan, misalnya dengan menggunakan uang tunai, kartu

(48)

30

2.4 Kepuasan Pelanggan

2.4.1 Definisi Kepuasan Pelanggan

Menurut Lupioyadi (2006: 151), kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan

seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang dirasakan dengan

harapannya, sedangkan ketidakpuasan timbul akibat hasil yang diperoleh tidak

memenuhi harapan pelanggan.

Menurut Fandy Tjiptono (2008;160) kepuasan pelanggan sebagai evaluasi secara

sadar atau penilaian kognitif menyangkut apakah kinerja produk relatif bagus atau

jelek atau apakah produk bersangkutan cocok atau tidak cocok dengan tujuan atau

pemakaiannya.

Menurut Kotler (2008; 54) kepuasan pelanggan adalah hasil yang dirasakan oleh

pembeli yang mengalami kinerja sebuah perusahaan yang sesuai dengan

harapannya. Pelanggan merasa puas kalau harapan mereka terpenuhi, dan merasa

amat gembira kalau harapan mereka terlampaui. Pelanggan yang puas cenderung

tetap loyal lebih lama, membeli lebih banyak, kurang peka terhadap perubahan

harga dan pembicaraannya menguntungkan perusahaan.

Dalam rangka menciptakan kepuasan pelanggan, produk yang ditawarkan

organisasi/perusahaan harus berkualitas. Kualitas mencerminkan semua dimensi

penawaran produk yang menghasilkan manfaat (benefits) bagi pelanggan.

Customer satisfaction adalah perasaan senang atau kecewa yang dirasakan seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (hasil)

(49)

31

paska konsumsi dimana suatu alternatif yang dipilih setidaknya memenuhi atau

melebihi harapan (Kotler, 2008; 54).

Konsumen yang merasa puas adalah konsumen yang menerima nilai tambah yang

lebih dari perusahaan. Memuaskan konsumen tidak hanya berarti memberikan

tambahan produk atau jasa, pelayanan ataupun sistem yang digunakan (Kotler dan

Keller, 2008). Kepuasan pelanggan merupakan suatu hal yang sangat berharga

demi mempertahankan keberadaan pelanggan tersebut untuk tetap berjalannya

bisnis atau usaha (Alma, 2005;282).

Dalam konsep kepuasan pelanggan terdapat dua elemen yang mempengaruhi,

yaitu harapan dan kinerja. Kinerja adalah persepsi konsumen terhadap apa yang

diterima setelah mengkonsumsi produk. Harapan adalah perkiraan konsumen

tentang apa yang akan diterima apabila ia mengkonsumsi produk (barang atau

jasa) kepuasan pelanggan dapat digambarkan seperti yang ditunjukan pada

gambar sebagai berikut :

Tujuan Perusahaan

Produk

Nilai Produk bagi Pelanggan

Tingkat Kepuasan

Pelanggan

Harapan Pelanggan Kebutuhan dan

Keinginan

Pelanggan

Gambar 2.2 Konsep Kepuasan Pelanggan

(50)

32

Kepuasan pelanggan merupakan fungsi dari kualitas pelayanan dikurangi harapan

pelanggan (Zeithaml dan Bitner, 2010;70) dengan kata lain pengukuran kepuasan

konsumen dirumuskan sebagai berikut:

1. Service quality < Expectation

Bila ini terjadi, dapat dikatakan bahwa pelayanan yang diberikan perusahaan

buruk. Selain tidak memuaskan juga tidak sesuai dengan harapan pelanggan.

Jika service quality yang diberikan perusahaan lebih kecil dari expectation

pelanggan, maka akan mengakibatkan ketidakpuasan terhadap pelanggan.

2. Service quality = Expectation

Bila ini terjadi dapat dikatakan bahwa pelayanan yang diberikan tidak ada

keistimewaan. Jika nilai kualitas pelayanan yang diberikan perusahaan sama

dengan harapan pelanggan, maka muncul kepuasan yang biasa diinginkan

pelanggan.

3. Service quality > Expectation

Bila ini terjadi dapat dikatakan bahwa pelanggan merasakan pelayanan yang

diberikan oleh perusahaan tidak hanya sesuai dengan kebutuhan, namun

sekaligus memuaskan dan menyenangkan. Jika kualitas pelayanan lebih besar

dari harapan yang diinginkan pelanggan, maka akan membuat kepuasan

pelanggan sangat luar biasa. Pelayanan ketiga ini disebut pelayanan prima

(excellent service) yang selalu diharapkan oleh pelanggan.

2.4.2 Dimensi Kepuasan Pelanggan

Tingkat kepuasan konsumen dapat ditentukan berdasar pada lima (5) faktor utama

(51)

33

1. Kualitas produk

Konsumen akan merasa puas apabila hasil evaluasi mereka menunjukan

bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas.

2. Kualitas pelayanan

Konsumen akan merasa puas apabila mereka mendapatkan pelayanan yang

sesuai yang diharapkan terutama untuk industri jasa.

3. Emosional

Konsumen akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa orang lain

akan kagum terhadap konsumen tersebut apabila menggunakan merek tertentu

yang cenderung mempunyai tingkat kepuasan.

4. Harga

Produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga yang

relatif murah akan memberikan nilai lebih tinggi kepada konsumennya.

5. Biaya

Konsumen tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu

membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa, cenderung puas

terhadap produk atau jasa tersebut.

Menurut Alma (2009;26) mengemukakan bahwa tingkat kualitas ditentukan oleh

beberapa faktor, antara lain:

1. Fungsi Suatu Barang

Kualitas yang hendak dicapai sesuai dengan fungsi untuk apa barang

tersebut digunakan atau dibutuhkan tercermin pada spesifikasi dari barang

tersebut seperti tahan lamanya, kegunaannya, berat, bunyi, mudah atau

(52)

34

2. Wujud Luar

Salah satu faktor yang penting dan sering dipergunakan oleh konsumen

dalam melihat suatu barang pertama kalinya, untuk menentukan kualitas

barang tersebut, adalah wujud luar barang itu. Faktor wujud luar yang

terdapat pada suatu barang tidak hanya terlihat dari bentuk, tetapi juga dari

warna, susunan dan hal-hal lainnya.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi kepuasan pelanggan adalah performa produk dan jasa, kualitas

produk, kualitas pelayanan, emosional, harga dan nilai yang sesuai dengan

harapan pelanggan.

2.5 Layanan Antar (Delivery Service) 2.5.1 Definisi

Menurut Mawarsari (2008:78), bahwa delivery service (layanan antar) mengandung pengertian yaitu merupakan salah satu bentuk jasa yang memberikan

kemudahan berupa suatu pelayanan untuk mengantarkan pesanan yang dipesan

oleh pelanggan ke suatu tempat sesuai dengan keinginan mereka.

Menurut Durocher (2010:104), bahwa jasa layanan pesan antar makanan yang

dilakukan dengan pengiriman sangat bergantung pada pesanan telepon, dengan

peningkatan jumlah restoran menerima order yang dapat dilakukan via internet.

Sedangkan menurut Andrews (2009:72), bahwa layanan pesan antar adalah

dimana makanan dapat dikirimkan ke rumah pemesanan bagi setiap orang

(53)

35

Dari beberapa pengertian di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa pengertian

layanan antar adalah suatu aktivitas dan pemberian jasa dimana customers

memesan produk yang disediakan produsen dan biasanya menggunakan media

komunikasi melalui telepon atau internet lalu produk yang dipesan akan

diantarkan sampai ke tempat tujuan customers tanpa customers perlu untuk datang dan bertemu langsung dengan penjual / produsen.

2.5.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Layanan Antar

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi akan kesuksesan maupun kegagalan

suatu layanan antar (delivery service) menurut Henriette (2010:211) adalah: 1. Delivery Time

Waktu pengiriman dari titik dimana pelanggan memesan produk sampai ke

titik dimana produk tersebut tiba di pelanggan. Estimasi tiba kedatangan

biasanya menjadi patokan para pelanggan untuk mengetahui apakah layanan

antar tersebut baik atau tidak.

2. Delivery Flexibility

Adalah penilaian sejauh mana pelanggan dapat memiliki pesanan nya secara

fleksibel (waktu dan produk merupakan kunci utama). Saat dimana pelanggan

membutuhkan produk dan produsen mampu memberikan sesuai dengan

tempat dan waktu yang secara acak. Maka layanan antar tersebut dapat

dikatakan fleksibilitas.

3. Delivery Accuracy

Adalah penilaian dimana perusahaan dapat menjamin produk yang dikirim

tepat dengan waktu yang dijanjikan dan tidak ada kekurangan maupun

Gambar

tabel di bawah ini memperlihatkan bahwa banyak perusahaan-perusahaan yang
Tabel 1.2 Top Brand Index
Tabel 1.3  Perkembangan Industri Makanan Pesan Antar   di Lampung
Tabel 1.4  Target dan Realisasi Penjualan dengan Layanan Pesan Antar pada Restoran Cepat Saji Mc Donald’s Bandar Lampung Tahun 2014
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh tiap – tiap variabel yaitu variabel promosi dan variabel kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan Waroeng Spesial

Variabel bebasnya yakni Kualitas Pelayanan(X1)dan Kepuasan Pelanggan(X2) sedangkan variabel terikatnyaadalah Word Of Mouth (Y) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kualitas

Pengujian koefisien determinasi menunjukkan bahwa kemampuan variabel X1 (Kualitas produk) dan X2 (Kualitas pelayanan) dalam menjelaskan variability kepuasan pelanggan di PDAM

Pengaruh kualitas pelayanan dan citra perusahaan terhadap kepuasan pelanggan Hasil uji validitas menunjukkan, bahwa seluruh instrumen variabel kepuasan pelanggan memiliki

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pada variabel Kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan oleh karena itu,

Berdasarkan perhitungan analisis regresi linear sederhana, didapat hasil perhitungan tingkat hubungan antara kualitas pelayanan dengan kepuasan pelanggan yaitu

Hal ini berarti 15.8% kepuasan pelanggan dapat dijelaskan oleh variabel kualitas pelayanan, sedangkan sisanya yaitu 84.2% kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya

PEMBAHASAN Kualitas Pelayanan, Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Berdasarkan hasil uji t menunjukkan bahwa