Universitas Kristen Maranatha vi ABSTRAK
PERANCANGAN BUKU 30 IKON KULINER TRADISIONAL INDONESIA DENGAN TEKNIK ILUSTRASI DAN FOTOGRAFI
UNTUK GENERASI MUDA
Oleh:
Carol Nathalie Serenami NRP 1264130
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki tingkat kemajemukan sangat tinggi. Sebagai negara yang kaya dengan beragam aspek budaya, Indonesia mewarisi cita rasa masakan tradisional paling beragam di dunia. Jumlah kuliner tradisional Indonesia diperkirakan ada lebih dari 5000, sehingga pemerintah kemudian mencanangkan 30 Ikon Kuliner Tradisional Indonesia (30 IKTI). Namun upaya pelestariannya, baik dari masyarakat maupun pemerintah masih terbilang belum jelas. Padahal sebagai salah satu sub-sektor dalam Perekonomian Kreatif, sudah selayaknya upaya pelestarian makanan tradisional Indonesia dapat dilaksanakan dengan lebih serius.
Tujuan perancangan ini dibatasi dengan memulai upaya pelestarian melalui cara memperkenalkan pemuda, yang adalah generasi penerus bangsa, pada 30 Ikon Kuliner Tradisional Indonesia (30 IKTI) melalui media informasi yang informatif dan menarik, dan mampu menarik minat pemuda pada kuliner tradisional Indonesia.
Metode yang digunakan adalah dengan membuat sebuah buku informasi mengenai 30 IKTI yang menunjukkan foto dan ilustrasi yang memberikan kesan seperti sebuah buku jurnal memasak, sehingga lebih menarik untuk dibaca. Media pelengkap perancangan adalah booklet dan media pendukung seperti website, akun media sosial, dan keperluan book launching. Manfaat perancangan ini adalah agar pemuda berminat dan mau mengenal kuliner tradisional Indonesia lebih dalam, sehingga pemuda peduli dan mau memulai dalam usaha pelestariannya.
Universitas Kristen Maranatha vii
ABSTRACT
30 INDONESIAN TRADITIONAL CULINARY ICONS BOOK DESIGN WITH ILLUSTRATION AND PHOTOGRAPHY TECHNIQUE
FOR YOUNG GENERATIONS
Submitted by
Carol Nathalie Serenami NRP 1264130
Indonesia is the biggest archipelago which possesses high diversity. As a country with various cultural aspects, Indonesia inherits the most diverse traditional dishes. It is estimated that there are over 5,000 kinds of Indonesian dishes, so that the government established 30 Indonesian Traditional Culinary Icons (30 IKTI). However, the effort to preserve it is still unclear, despite the fact that as one of the sub-sectors in the creative industries, it goes without saying that the preservation of the Indonesian traditional dishes should be done more seriously.
The aim of this design is to start the preservation by introducing 30 Indonesian Traditional Culinary Icons to young generation using an attractive and informative medium which will attract young people to Indonesian traditional dishes.
The method is by making a book on 30 IKTI with photos and illustrations which makes it look like a cooking journal, so that it is more interesting to read. The supporting medium is booklet, website, social media account and a book launching. The benefit of this design is to make young generations interested in knowing about Indonesian traditional dishes better, so that they will care more about them and will start preserving them.
Universitas Kristen Maranatha viii
DAFTAR ISI
COVER DALAM ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN ... iii
LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... iv
KATA PENGANTAR ... v
2.1.1 Sejarah Makanan Tradisional Indonesia ... 7
Universitas Kristen Maranatha x 3.2 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data
xi
Gambar 3.25 Ilustrasi Resep Carbonara dalam Relish: My Life in the Kitchen ... 45
xii
Gambar 3.27 Cover Depan Farm Anatomy: The Curious Parts and Pieces of
Country Life ... 46
Gambar 3.28 Ilustrasi Tanaman Herbal dalam Farm Anatomy: The Curious Parts and Pieces of Country Life ... 47
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang terbesar di dunia, yang terdiri dari 5
pulau besar dan belasan ribu pulau kecil lainnya. Negara kepulauan yang terletak di
garis khatulistiwa ini memiliki tingkat kemajemukan yang tinggi, terutama dalam
aspek ras, agama, budaya, dan adat istiadatnya. Sebagai negara yang kaya dengan
beragam budaya, Indonesia mewarisi cita rasa masakan yang paling beragam di dunia.
Masakan tradisional Indonesia tidak memiliki patokan simbol yang melambangkan
sebuah ciri khas tertentu. Setiap daerah di Indonesia memiliki ciri khas sendiri dalam
masakan tradisionalnya, dan hal ini dipengaruhi oleh banyak hal. Dominannya rasa,
bumbu, dan bahan makanan tertentu di suatu daerah bisa dikaitkan dengan banyak hal:
dari budaya, agama, politik, perdagangan, hingga riwayat penaklukan di masa silam.
(Antropologi Kuliner Nusantara, 2015)
Luasnya wilayah Indonesia yang tersebar dari Sabang hingga Merauke menyebabkan
tingkat keberagaman kuliner Indonesia yang sangat tinggi, yaitu kira-kira berjumlah
5.300 kuliner. Dengan angka yang sangat besar, Indonesia tidak dapat menentukan
kuliner apa yang akan menjadi ikon secara umum, seperti layaknya negara Jepang
yang memiliki ikon kuliner sushi, negara Italia dengan ikon pasta dan pizza, dan
sebagainya. Sehingga pada akhir tahun 2012, Kementrian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif mencanangkan 30 buah makanan tradisional yang akan menjadi ikon kuliner
tradisional Indonesia yang diberi nama 30 Ikon Kuliner Tradisional Indonesia (30
IKTI).
Namun sejak pencanangannya, Bondan Winarno berpendapat bahwa pemerintah
masih belum memiliki andil dalam upaya pelestarian masakan tradisional Indonesia.
Janji-janji bahwa 30 IKTI akan dimasukkan ke dalam Bekraf sebagai salah satu
Universitas Kristen Maranatha 2 (Ke Mana '30 Ikon Kuliner Tradisional Indonesia' Sekarang?,
http://www.cnnindonesia.com/, diakses 29 Agustus 2016 pukul 17.24 WIB)
Seiring dengan perkembangan jaman, masuknya globalisasi di Indonesia memberikan
pengaruh negatif yang berpotensi fatal, terutama di kalangan pemuda, yang
menyebabkan terlupakannya budaya-budaya Indonesia yang salah satunya termasuk
masakan tradisional Indonesia. Dampak globalisasi di kalangan pemuda saat ini
menyebabkan muncul pemikiran-pemikiran bahwa hal-hal yang berbau tradisional adalah sesuatu yang ‘ketinggalan jaman’ dan ‘tidak keren’, sehingga mereka kerap kali tidak memiliki minat terhadap budaya Indonesia dan lebih memilih budaya-budaya
asing, karena didorong hasrat ingin bergaya hidup modern. Selain itu, Susanto menjelaskan dalam bukunya yang berjudul “Potret-Potret Gaya Hidup Metropolis” bahwa salah satu ciri dari gaya hidup manusia modern adalah cara hidup instan; yaitu
gaya hidup yang serba cepat, praktis, dan efektif. Gaya hidup ini beresiko
menyebabkan hilangnya nilai-nilai budaya Indonesia.
Di sisi lain, sebagian besar wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia justru
sangat tertarik dengan keberagaman budaya yang ditawarkan Indonesia, terutama dari
segi masakan tradisional Indonesia. Berdasarkan polling CNN pada tahun 2011, paling
sedikit 3 masakan Indonesia memperoleh peringkat yang tinggi sebagai makanan
paling lezat di dunia, dimana rendang memperoleh peringkat pertama, nasi goreng
peringkat kedua, dan sate ayam di peringkat ke sembilan belas (Abaikan Desain,
Kuliner Indonesia Kurang Kompetitif, www.beritasatu.com, diakses 17 Juli 2016
pukul 18.42 WIB). Sebagai sebuah warisan budaya, daya tarik pariwisata, dan sebagai
sebuah sektor dalam ekonomi kreatif, masakan tradisional Indonesia memegang
peranan yang sangat penting, terutama dalam perannya sebagai penyumbang terbesar
pendapatan Indonesia, dan salah satu bagian dari identitas bangsa.
William Wongso, seorang pakar kuliner, mengatakan bahwa banyak sekali juru masak
Indonesia yang memiliki kendala dalam mengolah resep masakan dan mengenali
bumbu-bumbu tradisional Indonesia. Fenomena ini muncul karena tidak ada
Universitas Kristen Maranatha 3 Indonesia. Hal ini tentu saja dipengaruhi oleh globalisasi, karena orientasi pasar
cenderung menginginkan masakan luar negeri. Keberagaman masakan tradisional
Indonesia yang mencapai ribuan jenis juga memiliki sisi negatif, karena hal inilah yang
menyebabkan juru masak Indonesia tidak dapat memperlajari masakan tradisional
Indonesia secara detil. (Chef Indonesia Tidak Menguasai Resep Tradisional,
https://gaya.tempo.co, diakses 11 November 2014 pukul 12.01 WIB)
Keberagaman masakan tradisional Indonesia merupakan sebuah warisan budaya yang
patut dilestarikan. Jika dampak-dampak negatif ini terus dibiarkan di kalangan
masyarakat Indonesia, dikhawatirkan budaya Indonesia, khususnya
makanan-makanan tradisional Indonesia akan hilang.
Upaya pelestarian masakan tradisional Indonesia dapat dilakukan dengan berbagai
cara. Penulis memilih untuk mengangkat topik ini karena penulis merasa bahwa
masyarakat Indonesia, terutama pemuda merasa bahwa makanan tradisional Indonesia
bukanlah sesuatu yang penting, bahkan berdasarkan pengamatan penulis, ada banyak
pemuda-pemudi Indonesia dengan pengetahuan makanan tradisional Indonesia yang
minim. Padahal keberlangsungan budaya-budaya Indonesia, dalam konteks ini
makanan tradisional Indonesia, berada di tangan anak-anak, remaja, dan pemuda
sebagai generasi penerus bangsa. Hal ini menantang penulis sebagai desainer grafis
untuk menggunakan ilmu desain dalam merancang sebuah platform tentang bidang
masakan tradisional Indonesia yang bermanfaat, informatif, dan menarik, namun
dengan tetap mempertimbangkan aspek fungsional, komersial, estetika, efektivitas,
dan segi lainnya.
1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup
Sesuai dengan identifikasi masalah yang telah disampaikan di atas, penulis
merangkum beberapa rumusan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini, yaitu
Universitas Kristen Maranatha 4 1. Bagaimana cara merancang media yang tepat untuk memperkenalkan 30 Ikon
Kuliner Tradisional Indonesia pada generasi muda.
2. Bagaimana merancang media promosi untuk memperkenalkan media
informasi mengenai 30 Ikon Kuliner Tradisional Indonesia pada generasi
muda.
Adapun ruang lingkup pembahasan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah upaya
untuk menarik minat dan memperkenalkan masakan tradisional Indonesia. Waktu
penelitian dan perancangan dilaksanakan pada bulan Agustus hingga Desember 2016.
Rancangan ini dibatasi pada perancangan media informasi yang mampu menarik minat
dan mampu memperkenalkan masakan tradisional Indonesia untuk pemuda dengan
rentang usia 19 – 30 tahun yang sedang menjalani studi di universitas atau sudah
bergelar sarjana, serta tinggal di perkotaan sebagai target primer.
1.3 Tujuan Perancangan
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah, tujuan
secara umum yang ingin dicapai oleh penulis adalah sebagai berikut:
1. Untuk merancang media yang tepat bagi pemuda untuk memperkenalkan 30
Ikon Kuliner Tradisional Indonesia melalui media yang bermanfaat, informatif
dan menarik, namun dengan tetap mempertimbangkan aspek fungsional,
komersial, estetika, efektivitas, dan segi lainnya.
2. Untuk merancang media promosi yang tepat untuk memperkenalkan media
informasi tentang 30 Ikon Kuliner Tradisional Indonesia pada pemuda yang
dapat membantu menambah minat pemuda untuk mengetahui lebih jauh
tentang 30 Ikon Kuliner Tradisional Indonesia.
1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Dalam proses pengumpulan data, penulis menggunakan teknik observasi, wawancara,
Universitas Kristen Maranatha 5 1. Observasi
Observasi dilakukan dengan melakukan survei lapangan atau pengamatan
langsung di restoran atau café yang menyediakan makanan-makanan
tradisional Indonesia, yang sering dikunjungi oleh target primer.
2. Kuisioner
Penulis akan menyebarkan kuisioner tentang masakan tradisional Indonesia
pada target primer penelitian, dan data yang diperoleh akan digunakan untuk
membantu penulis dalam memilih dan merancang media yang tepat agar tujuan
perancangan penelitian dapat dicapai.
3. Tinjauan Pustaka
Penulis mengumpulkan data – data yang relevan melalui buku – buku, artikel
koran, majalah, dan website internet yang kompeten dan berhubungan dengan
Universitas Kristen Maranatha 6 1.5 Skema Perancangan
Universitas Kristen Maranatha 74
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari perancangan adalah bahwa dengan jumlah kuliner
Indonesia yang sangat banyak, dirasa kurang ideal jika upaya pelestariannya dimulai
untuk semua kuliner tradisional Indonesia. Sehingga upaya pelestarian sebaikan
dimulai dari sejumlah kecil makanan tradisional saja, dalam kasus ini dengan
memperkenalkan 30 Ikon Kuliner Tradisional Indonesia yang sudah dicanangkan
pemerintah, pada generasi muda penerus bangsa.
Dalam upaya pelestariannya, tentu saja harus dilakukan melalui berbagai pendekatan.
Buku dibuat dengan kesan yang akrab dengan fotografi dan ilustrasi agar generasi
muda tertarik dan merasa akrab dengan buku tersebut. Walaupun buku bukan media
utama bagi generasi muda, namun buku adalah media yang cocok sebagai media
informasi untuk memori jangka panjang. Untuk generasi muda, rancangan media lain
pun harus mampu menarik minat mereka melalui media-media yang sangat familiar
dengan anak muda dan mudah diakses dimana saja dan kapan saja, seperti website dan
media sosial, karena generasi muda saat ini sangat terekspos pada teknologi. Sehingga
media-media tersebut cocok, baik dalam upaya pelestarian dan dalam upaya
pemasaran buku.
Diharapkan dengan adanya buku dan website, generasi muda merasa lebih tertarik
untuk mengetahui lebih dalam tentang budaya kuliner Indonesia. Sesuai dengan
peribahasa karena tak kenal maka tak sayang, diharapkan generasi muda yang sudah
mengenal setidaknya 30 Ikon Kuliner Tradisional Indonesia memiliki rasa memiliki
Universitas Kristen Maranatha 75 5.2 Saran
Buku tidak harus melulu hanya tulisan, satu gambar, atau dengan foto. Buku yang
menggunakan ilustrasi biasanya lebih menarik untuk generasi muda. Saat ini di
Indonesia, buku yang menggunakan ilustrasi dalam penyampaian informasinya masih
belum terlalu banyak jumlahnya. Padahal ilustrasi sangat membantu pembaca dalam
mencerna informasi yang didapatnya. Oleh karena itu, saran penulis adalah untuk
merancang buku-buku informasi yang berhubungan dengan sejarah atau budaya kita
dengan ilustrasi. Karena terkadang, walaupun pembaca tidak begitu tertarik dengan
informasi yang hendak disampaikan, mereka bisa tertarik pada ilustrasi yang disajikan
dalam media informasi tersebut dan otomatis akan menerima informasi dari ilustrasi
dalam media tersebut. Jika hendak melakukan upaya pelestarian budaya-budaya
Indonesia melalui perancangan buku, maka buku ilustrasi adalah salah satu pilihan
yang dapat dipertimbangkan.
Sedangkan penguji menyarankan bahwa sebenarnya website bisa menjadi media
utama karena sangat cocok dengan target perancangan. Kemudian jika dalam buku
tersebut tidak dimasukkan resep, buku tersebut tidak akan menarik pembaca. Selain
itu menurut penguji, media promosi agak kurang mempromosikan buku. Walaupun
buku sudah dipromosikan melalui website dan media sosial, bisa juga buku dipasang
PERANCANGAN BUKU 30 IKON KULINER TRADISIONAL
INDONESIA DENGAN TEKNIK ILUSTRASI DAN
FOTOGRAFI UNTUK GENERASI MUDA
KG 402 | RANCANG DKV IV | SEMESTER GANJIL 2015/2016
PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR
Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana Strata Satu
pada Jurusan Desain Komunikasi Visual
Disusun oleh:
Carol Nathalie Serenami
1264130
Dosen Pembimbing:
Drs. Renee Arthur Palit, M.Si
Benediktus Dicky Wahyu, S.Sn.
PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
PERANCANGAN BUKU 30 IKON KULINER TRADISIONAL
INDONESIA DENGAN TEKNIK ILUSTRASI DAN
FOTOGRAFI UNTUK GENERASI MUDA
KG 402 | RANCANG DKV IV | SEMESTER GANJIL 2015/2016
PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR
Disusun oleh:
Carol Nathalie Serenami
1264130
Dosen Pembimbing:
Drs. Renee Arthur Palit, M.Si
Benediktus Dicky Wahyu, S.Sn
PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
Universitas Kristen Maranatha 1
KATA PENGANTAR
Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana Strata Satu
pada Jurusan Desain Komunikasi Visual. Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan
Yang Maha Esa atas berkat dan bimbingan-Nya sehingga Laporan Tugas Akhir yang
berjudul “Perancangan Buku 30 Ikon Kuliner Tradisional Indonesia dengan Teknik
Ilustrasi dan Fotografi untuk Generasi Muda” dapat disusun dengan sebaik-baiknya
dan selesai tepat pada waktunya.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan laporan ini, terutama kepada:
1. Ibu Irena Vanessa Gunawan, ST., M.Com., selaku Dekan Fakultas Seni Rupa
dan Desain Universitas Kristen Maranatha
2. Ibu R.A. Dita Saraswati, S.Sn., M.Ds., selaku Ketua Jurusan Desain
Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa dan Desain
3. Bapak Sandy Rismantojo, S.Sn, M.Sc., selaku Koordinator Tugas Akhir
4. Bapak Drs. Renee Arthur Palit, M.Si., selaku Dosen Pembimbing I Tugas
Akhir
5. Bapak Benediktus Dicky Wahyu, S.Sn., selaku Dosen Pembimbing II Tugas
Akhir
6. Kedua orang tua dan saudara-saudara yang selalu memberi dukungan dalam
bentuk apapun.
7. Seluruh pihak yang telah ikut terlibat dalam keseluruhan perancangan Tugas
Akhir.
Penulis berharap agar laporan ini dapat membantu dan memberikan informasi yang
dibutuhkan bagi pembaca. Penulis juga menyadari masih banyak kekurangan dan
kesalahan yang dilakukan dalam penyusunan laporan ini, maka kritik dan saran dari
pembaca akan diterima dengan senang hati.
Bandung, 29 November 2016,
Universitas Kristen Maranatha xiv
DAFTAR PUSTAKA
Boyd, Harper W. 2000. Manajemen pemasaran. Jakarta: Erlangga.
David, Downey. 2002. Manajemen Agribisnis. Jakarta: Erlangga.
Haslam, Andrew. 2006. Book Design. London: Harry N. Abrams.
Kismono, Gugup, 2001. Pengantar Bisnis. Yogyakarta: BPFE.
Kotler, Philip, dan Gary Armstrong. 2004. Dasar-dasar Pemasaran. Jakarta: PT.
Indeks.
Rangkuti, Freddy. 2009. Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus
Integrated Marketing. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Santoso, Sigit. 2002. Advertising Guide Book. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Shimp, Terence A. 2003. Periklanan Promosi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sihombing, Danton. 2001. Tipografi dalam Desain Grafis. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Simamora, Bilson. 2001. Memenangkan Pasar Dengan Pemasaran Efektif dan
Profitabel. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Stanton, William. J. 2000. Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
Sudiana, Dendi. 2001. Pengantar Tipografi. Bandung: Rumah Produksi Dendi
Sudiana
Susanto, A.B. 2001. Potret-Potret Gaya Hidup Metropolis. Jakarta: Penerbit Buku
Kompas.
Tciptono, Fandy. 2002. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Tempo. 2015. Antropologi Kuliner Nusantara. Jakarta: Kepustakaan Populer
Universitas Kristen Maranatha xv Elbogory, Kemal. 2015. “Festival Makanan Tradisional; Upaya Mengenalkan
Warisan Leluhur”, (Online), (http://www.kompasiana.com, diunduh 16 Juli 2016)
Fadhlin, Natashi. 2012. “Empat Teknik Dasar Fotografi”, (Online), (http:// www.nathasi.com/empat-teknik-dasar-fotografi, diunduh 27 September
2016).
Harnowo, Putro Agus. 2012. “Otak Lebih Sulit Ingat Bacaan Buku Digital Daripada Buku Cetak”. (Online),
(http://health.detik.com/read/2012/03/15/165350/1868485/763/otak-lebih-sulit-ingat-bacaan-buku-digital-daripada-buku-cetak, diunduh 23 Agustus
2016)
Koenne, Ada Henne. 1996. “Culinary Reconnaissance Indonesia”, (Online), (http://archive.aramcoworld.com/, diunduh tanggal 22 Agustus 2016)
Manafe, Dina. 2014. “Abaikan Desain, Kuliner Indonesia Kurang Kompetitif”, (Online), (www.beritasatu.com, diakses 17 Juli 2016)
Nilawaty, Cheta. 2014. “Chef Indonesia Tidak Menguasai Resep Tradisional”, (Online), (https://gaya.tempo.co, diakses 11 November 2014)
Susanto, Bob. 2015. “Jenis-jenis Informasi, Ciri-ciri, dan Fungsi Informasi”, (Online), (www.seputarpengetahuan.com, diakses 26 Agustus 2016)
Windratie. 2015. “Ke Mana '30 Ikon Kuliner Tradisional Indonesia' Sekarang?”, (Online), (http://www.cnnindonesia.com/, diakses 30 Agustus 2016)
Julianti, Senny. 2014. Perancangan Media Promosi Rak Buku di PT Gramedia
Pustaka Utama. Laporan Kerja Praktik. Bandung: Fakultas Desain:
Universitas Komputer Indonesia.
Aku Cinta Masakan Indonesia, 2015. About. Jakarta: Aku Cinta Masakan Indonesia.
Badan Ekonomi Kreatif Indonesia. 2015. Profil. Jakarta: Badan Ekonomi Kreatif
Universitas Kristen Maranatha xvi Universitas Gadjah Mada. 2015. Latar Belakang. Yogyakarta: Pusat Studi Pangan
xvii
DAFTAR ISTILAH
Collage : Komposisi artistik dengan berbagai paduan bahan dengan layout
yang bebas
Handmade : buatan tangan
Handwritten : tulisan tangan
Layout : tata letak dari suatu elemen desain dalam sebuah bidang media yang