• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP KUALITAS HASIL PEMBELAJARAN PADA MATA DIKLAT PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK SWASTA KOTA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP KUALITAS HASIL PEMBELAJARAN PADA MATA DIKLAT PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK SWASTA KOTA BANDUNG."

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru

Terhadap Kualitas Hasil Pembelajaran Pada Mata Diklat

Produktif Administrasi Perkantoran

di SMK Swasta Kota Bandung

(Survey Pada Guru Produktif Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 1,

SMK Bina Warga, SMK Profita, SMK Muslimin 1, dan SMK Pajajaran 2)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran

Oleh:

Anisa Nurul Rasida NIM. 0906387

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP KUALITAS HASIL PEMBELAJARAN PADA MATA DIKLAT

PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK SWASTA KOTA BANDUNG

Oleh

Anisa Nurul Rasida 0906387

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran

Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Anisa Nurul Rasida 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP KUALITAS HASIL PEMBELAJARAN PADA MATA DIKLAT

PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK SWASTA KOTA BANDUNG

Skripsi ini Telah Dibimbing dan Disahkan oleh:

Pembimbing I

Dra. Hj. Nani Sutarni, M.Pd. NIP.196111081986012001

Pembimbing II

Drs. H. Alit Sarino, M.Si NIP. 195612111988031001

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Manajemen Perkantoran FPEB UPI

(4)

ABSTRAK

PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP KUALITAS HASIL PEMBELAJARAN PADA MATA DIKLAT

PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK SWASTA KOTA BANDUNG

Oleh:

Anisa Nurul Rasida 0906387

Skripsi ini dibimbing oleh:

Dra. Hj. Nani Sutarni, M.Pd dan Drs. H. Alit Sarino, M.Si

Penelitian ini dilakukan pada guru produktif administrasi perkantoran di SMK Swasta Kota Bandung. Masalah yang dikaji pada penelitian ini adalah belum optimalnya kualitas hasil pembelajaran yang diraih oleh siswa. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui adakah pengaruh kompetensi pedagogik guru terhadap kualitas hasil pembelajaran pada mata diklat produktif administrasi perkantoran.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode explanatory survey,

teknik pengumpulan data dengan penyebaran angket (kuisioner). Instrumen yang digunakan adalah angket model skala Likert .Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi sederhana. Responden pada penelitian ini adalah guru produktif administrasi perkantoran di SMK Swasta Kota Bandung.

(5)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF TEACHER PEDAGOGICAL COMPETENCE TO THE LEARNING OUTCOME QUALITY OF PRODUCTIVE LESSON

OFFICE ADMINISTRATION IN SMK SWASTA KOTA BANDUNG

by:

Anisa Nurul Rasida 0906387

This Scripts is guided by:

Dra. Hj. Nani Sutarni, M. Pd dan Drs. Alit Sarino, M.Si

This study was conducted to teachers earning administrative offices spread across at several SMK Swasta Kota Bandung. Problems that were analyzed in this study is the low level of learning outcome quality in productive lesson administration office in SMK Swasta Kota Bandung. Issues that were examined in this study is not optimal quality of learning outcomes achieved by students. The purpose of this study is to know is there any influence on teachers pedagogical competence in the learning outcome quality of productive lesson office administration.

The method used in this study is explanatory survey, data collection techniques by questionnaires. The instrument used was a questionnaire is Likert scale models. Data analysis technique used is a simple regression analysis. Respondents in this study were productive teachers administrative office in SMK Swasta Kota Bandung.

(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... 1 DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Manfaat penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB II KERANGKA TEORITIS ... Error! Bookmark not defined. 2.1 Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Konsep Kompetensi Guru ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1.1 Pengertian KompetensiError! Bookmark not defined. 2.1.1.2 Pengertian Guru ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1.3 Pengertian Kompetensi GuruError! Bookmark not defined. 2.1.1.4 Dimensi Kompetensi GuruError! Bookmark not defined. 2.1.2 Konsep Kompetensi Pedagogik GuruError! Bookmark not defined.

2.1.2.1 Pengertian Kompetensi Pedagogik GuruError! Bookmark not defined. 2.1.2.2 Indikator Kompetensi Pedagogik GuruError! Bookmark not defined. 2.1.3 Konsep Kualitas hasil pembelajaranError! Bookmark not defined.

2.1.3.1Pengertian Kualitas .... Error! Bookmark not defined.

2.1.3.2Pengertian Hasil PembelajaranError! Bookmark not defined. 2.1.3.3Kualitas Hasil PembelajaranError! Bookmark not defined. 2.1.3.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hasil

(7)

2.2 Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined. 2.3 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined. 2.4 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB III DESAIN PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. 3.1 Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3 Operasionalisasi Variabel ... Error! Bookmark not defined. 3.4 Sumber Data ... Error! Bookmark not defined. 3.5 Populasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.6 Teknik dan Alat Pengumpul Data PenelitianError! Bookmark not

defined.

3.7 Pengujian Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.7.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined. 3.7.2 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined. 3.8 Pengujian Persyaratan Analisis Data Error! Bookmark not defined. 3.8.1 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined. 3.8.2 Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined. 3.8.3 Uji Linieritas ... Error! Bookmark not defined. 3.9 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.10 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANError! Bookmark not defined.

4.1 Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.1 Gambaran Umum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Swasta di Kota Bandung ... Error! Bookmark not defined. 4.1.2 Gambaran Karakteristik RespondenError! Bookmark not defined. 4.1.3 Hasil Uji Coba Instrumen PenelitianError! Bookmark not defined. 4.1.4 Deskripsi Variabel... Error! Bookmark not defined.

4.1.4.1 Variabel Kompetensi Pedagogik GuruError! Bookmark not defined. 4.1.4.2 Variabel Kualitas Hasil PembelajaranError! Bookmark not defined. 4.1.5 Uji Persyaratan Analisis DataError! Bookmark not defined.

(8)

4.1.5.3 Uji Linieritas ... Error! Bookmark not defined. 4.1.6 Uji Analisis Regresi SederhanaError! Bookmark not defined. 4.1.7 Pengujian Hipotesis... Error! Bookmark not defined. 4.2 Pembahasan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.2.1. Analisis Kompetensi Pedagogik GuruError! Bookmark not defined. 4.2.2. Analisis Kualitas hasil pembelajaranError! Bookmark not defined. 4.2.3. Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Terhadap Kualitas

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu permasalahan yang menarik untuk dikaji dalam dunia pendidikan saat ini adalah kualitas hasil pembelajaran di sekolah, dimana sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang bertugas untuk melaksanakan proses pendidikan sehingga menghasilkan lulusan-lulusan yang dapat menghadapi persaingan terutama di dunia kerja. Untuk mewujudkan hal tersebut, upaya yang dapat dilakukan adalah melalui peningkatan kualitas hasil pembelajaran di sekolah, karena kegiatan pembelajaran ini merupakan kegiatan utama dari seluruh kegiatan yang diselenggarakan di sekolah.

Salah satu lembaga pendidikan formal yang ada di Indonesia adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan bertujuan “Meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian, serta menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap profesional” (Isjoni, 2003).

Seperti diketahui bahwa saat ini kualitas pendidikan di Indonesia masih rendah, sehingga perlu dibenahi dan juga ditingkatkan agar pendidikan di Indonesia ini dapat berkualitas dan lulusannya siap memasuki dunia kerja serta mampu menghadapi persaingan global. Hal tersebut dapat terlihat dari daya saing sumber daya manusia yang masih rendah dibandingkan dengan negara lain.

(10)

dunia dalam laporannya berjudul Global Competitiveness Report (GCR). Pada tahun 2005 Indonesia menempati posisis ke – 72 dari 102 negara (WEF, 2004:14), pada tahun 2008-2009 Indonesia tercatat menempati ranking ke – 55 dari 131 negara (WEF, 2008:10). Selain itu jika dilihat dari keterserapan tenaga kerjanya secara kualitas tidak terserap dengan baik ke dalam pasar kerja yang dapat terlihat dari tingket pengangguran terbuka yang cenderung fluktuatif selama periode 1988-2008 (Badan Pusat Statistik, 2008). Adapun yang berkaitan dengan kualifikasi guru yang rendah menyebabkan kualitas hasil pembelajaran di sekolah pun tidak sesuai dengan harapan, dapat terlihat dari sedikitnya 54 % guru masih memiliki standar kualifikasi yang rendah (Bambang Irianto,2012).

Soetinah Soewondo (1987:2) mengemukakan bahwa “Rendahnya mutu

pendidikan disebabkan oleh pemrosesan pendidikan yang kurang mendapat penanganan secara seksama. Mutu pendidikan itu hanya mungkin meningkat jika pemrosesan (proses pembelajaran) juga mendapat pembenahan yang seksama”.

Selain itu, Ahmad Barizi (2010:139-140) menyebutkan ada banyak kritik terutama yang berkaitan dengan kualitas pembelajaran di sekolah, yaitu :

a. Pembelajaran lebih berkonsentrasi pada persoalan-persoalan teoritis yang bersifat kognitif. Pembelajaran kurang concern terhadap persoalan bagaimana mengubah pengetahuan menjadi “makna” dan “nilai” yang perlu diinternalisasikan pada siswa.

b. Metodologi pembelajaran tidak kunjung berubah, ia berjalan secara konvensional, tradisional, dan menoton.

c. Kegiatan pembelajaran kebanyakan bersifat menyendiri, kurang berinteraksi dengan yang lain. Kegiatan pembelajaran bersifat marjinal dan periferal.

d. Pendekatan pembelajaran cenderung normatif, tanpa ilustrasi konteks sosial budaya yang melatarinya.

(11)

Berdasarkan pendapat di atas, hendaknya perlu dilakukan peningkatan kualitas hasil pembelajaran di sekolah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai lembaga pendidikan yang mempersiapkan para lulusannya untuk memasuki dunia kerja, dituntut untuk meningkatkan kualitas hasil pembelajarannya. Maka dari itu, seorang guru pun dituntut lebih kreatif dalam mengajar agar suasana belajar lebih interaktif dan pembelajaran pun lebih efektif dan berkualitas.

Kualitas hasil pembelajaran pada penelitian ini, dilihat dari hasil belajar siswa yang optimal atau mencapai standar kriteria ketuntasan minimal (KKM), khususnya dalam mata diklat produktif yang mengutamakan keterampilan dan juga keahlian para siswanya untuk menghadapi dunia kerja. Namun pada implementasinya, kualitas hasil pembelajaran yang diraih oleh siswa banyak yang masih belum sesuai dengan harapan, dalam hal ini yaitu keberhasilan siswa dalam memenuhi KKM tidak mencapai 100%, atau masih terdapat beberapa siswa yang harus mengikuti remedial.

(12)

administrasi perkantoran kelas X dan XI ini telah ditetapkan oleh masing - masing SMK Swasta yang tersebar di Kota Bandung.

Data hasil Ujian Akhir Semester (UAS) kelas X dan XI Administrasi Perkantoran semester ganjil untuk mata diklat produktif di beberapa SMK Swasta di Kota Bandung, dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini :

Tabel 1. 1

Nilai Ujian Akhir Semester (UAS) Ganjil Kelas X dan XI AP di SMK Pasundan 1 Kota Bandung

Tahun 2012/2013

SMK PASUNDAN 1

MATA DIKLAT PRODUKTIF KKM

Nilai Persentase LULUS (L) / REMEDIAL (R) Per

Kelas Rata-Rata

Nilai

L R

Menerapkan Keselamatan, Kesehatan Kerja

dan Lingkungan Hidup (K3LH) 70 77,65% 22,35% 76,24

Menerapkan Prinsip-Prinsip Kerjasama dengan

Kolega dan Pelanggan 70 92,94% 7,06% 82,58

Membuat dokumen /stenografi 72 39,53% 60,47% 67,12

Sistem Kearsipan 72 71,40% 28,60% 76,57

Menggunakan peralatan kantor 72 80,90% 19,10% 83,52

Mengaplikasikan perangkat lunak 75 95,24% 4,76% 79,07

Sumber : Wali Kelas di SMK Pasundan 1 Kota Bandung (Data Diolah)

Tabel 1. 2

Nilai Ujian Akhir Semester (UAS) Ganjil Kelas X dan XI AP di SMK Bina Warga Bandung

Tahun 2012/2013

SMK BINA WARGA

MATA DIKLAT PRODUKTIF KKM

Nilai Persentase LULUS (L) / REMEDIAL (R) Per

Kelas Rata-Rata

Nilai

L R

Menerapkan Prinsip-Prinsip Kerjasama dengan

Kolega dan Pelanggan 75 86,00% 14,00% 81,36

Mengaplikasikan keterampilan dasar

komunikasi 75 62,00% 38,00% 76,30

Menerapkan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan

Lingkungan Hidup (K3LH) 70 100% 0% 86,82

Sistem Kearsipan 75 88,61% 11,39% 75,39

(13)

Mengelola Pertemuan / Rapat 79 86,08% 13,92% 80,76

Melakukan Prosedur Administrasi 73 94% 6,00% 82,82

Pelayanan Kepada Pelanggan 75 46,84% 53,16% 73,84

Sumber : Wali Kelas di SMK Bina Warga Bandung (Data Diolah)

Tabel 1. 3

Nilai Ujian Akhir Semester (UAS) Ganjil Kelas X dan XI AP di SMK Profita Bandung

Tahun 2012/2013

SMK PROFITA

MATA DIKLAT PRODUKTIF KKM

Nilai Persentase LULUS (L)

/ REMEDIAL (R) Per Kelas Rata-Rata

Nilai

L R

Mengaplikasikan keterampilan dasar komunikasi

79 14,29% 85,71% 64,03

Sistem Kearsipan 80 27,38% 72,62% 75,08

Pelayanan kepada Pelanggan 78 58,33% 41,67% 77,32

Menangani penggadaan dokumen 79 34,52% 65,48% 74,38

Menggunakan peralatan kantor 79 87,62% 2,38% 82,10

Mengaplikasikan AP di tempat kerja 78 34,52% 65,48% 72,42

Mengelola Pertemuan / Rapat 80 5,95% 94,05% 60,43

Menangani Surat/Dokumen Kantor 80 30,95% 69,05% 64,01

Sumber : Wali Kelas di SMK Profita Bandung (Data Diolah)

Tabel 1. 4

Nilai Ujian Akhir Semester (UAS) Ganjil Kelas X dan XI AP di SMK Muslimin 1 Bandung

Tahun 2012/2013

SMK MUSLIMIN 1

MATA DIKLAT PRODUKTIF KKM

Nilai Persentase

Menangani penggadaan dokumen 22,22% 77,78% 70,22

(14)

Tabel 1. 5

Nilai Ujian Akhir Semester (UAS) Ganjil Kelas X dan XI AP di SMK Pajajaran 2 Bandung

Tahun 2012/2013

SMK PAJAJARAN 2

MATA DIKLAT PRODUKTIF KKM

Nilai Persentase LULUS (L) / REMEDIAL (R)

Per Kelas Rata-Rata

Nilai

Pelayanan kepada Pelanggan 55% 45% 70,40

Sumber : Wali Kelas di SMK Pajajaran 2 Bandung (Data Diolah)

Berdasarkan data pada tabel – tabel sebelumnya, dapat terlihat bahwa terdapat beberapa nilai mata diklat produktif program keahlian administrasi perkantoran kelas X dan XI yang diwakili oleh beberapa SMK swasta tersebut belum mencapai standar kriteria ketuntasan minimal (KKM).

Belum optimalnya nilai mata diklat produktif siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, penulis menduga bahwa salah satu faktor penyebabnya adalah karena belum optimalnya penguasaan kompetensi guru dalam proses pembelajaran, maka hal tersebut akan berdampak pada kualitas hasil pembelajaran yang kurang optimal pula.

(15)

terutama dalam pemilihan materi, penyampaian materi beserta metode pembelajarannya, serta evaluasi hasil belajar para siswanya.

Oemar Hamalik (2009:36) mengemukakan bahwa “Proses belajar dan

hasil belajar para siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur, dan isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing mereka. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat optimal”.

Selain itu, Nurfuadi (2012 :133) mengemukakan bahwa “...memang pada

akhirnya hasil yang dicapai oleh siswa dari belajarnya bergantung pada usahanya sendiri, tetapi bagaimana usaha itu terkondisikan banyak dipengaruhi oleh faktor pembelajaran yang dilakukan oleh guru”.

Untuk mewujudkan hal tersebut, maka dari itu dibutuhkan guru yang kompeten, Hamzah (2009:62) mengemukakan “Kompetensi adalah kemampuan

dan kecakapan. Seseorang yang dinyatakan kompeten di bidang tertentu adalah seseorang yang menguasai kecakapan kerja atau keahlian selaras dengan tuntutan bidang kerja yang bersangkutan”.

Adapun kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang guru, menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat (1) meliputi: “Kompetensi pedagogik, kompetensi

(16)

kompetensi yang harus dikuasai oleh guru agar dapat mengelola pembelajaran dengan baik.

Depdiknas (2004:9) mengistilahkan kompetensi pedagogik ini disamakan dengan kompetensi pengelolaan pembelajaran. “Kompetensi ini dapat dilihat dari kemampuan merencanakan program belajar mengajar, kemampuan melaksanakan interaksi atau mengelola proses belajar mengajar, dan kemampuan melakukan penilaian”.

Berdasarkan keseluruhan penjelasan fenomena dan data di atas, jelaslah bahwa guru dituntut untuk menguasai kompetensi pedagogik ini agar guru dapat mengelola pembelajaran dengan baik sehingga guru dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran dalam hal ini pencapaian hasil belajar yang diraih oleh peserta didik. Untuk itu, hal tersebut menarik penulis untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh penguasaan kompetensi pedagogik terhadap kualitas hasil pembelajaran, yang dituangkan dalam judul:

“Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Terhadap Kualitas Hasil

Pembelajaran Pada Mata Diklat Produktif Administrasi Perkantoran di

SMK Swasta Kota Bandung”.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

(17)

Seperti diketahui, bahwa guru merupakan pemegang peranan utama dalam pembelajaran, sebagai pemegang peranan utama dalam pembelajaran seorang guru dituntut untuk mengelola pembelajaran dengan baik, sehingga kualitas hasil pembelajaran pun dapat tercapai Untuk itu, seorang guru dituntut menguasai kompetensinya agar dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran. Dalam penelitian ini kualitas hasil pembelajaran akan dikaji dalam perspektif kompetensi pedagogik.

Berdasarkan uraian di atas , maka penulis merumuskan masalah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran tingkat penguasaan kompetensi pedagogik guru produktif administrasi perkantoran di SMK Swasta Kota Bandung?

2. Bagaimana gambaran tingkat kualitas hasil pembelajaran pada mata diklat produktif administrasi perkantoran di SMK Swasta Kota Bandung?

3. Adakah pengaruh tingkat penguasaan kompetensi pedagogik guru terhadap tingkat kualitas hasil pembelajaran pada mata diklat produktif administrasi perkantoran di SMK Swasta Kota Bandung ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

(18)

2. Untuk mengetahui gambaran tingkat kualitas hasil pembelajaran pada mata diklat produktif administrasi perkantoran di SMK Swasta Kota Bandung.

3. Untuk mengetahui adakah pengaruh tingkat penguasaan kompetensi pedagogik guru terhadap tingkat kualitas hasil pembelajaran pada mata diklat produktif administrasi perkantoran di SMK Swasta Kota Bandung.

1.4 Manfaat penelitian

Adapun manfaat yang akan didapat dari penelitian ini, yaitu : 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan yang berkaitan dengan teori yang ada di dalamnya yakni dalam bidang pendidikan juga sebagai referensi bagi para penulis lainnya yang akan mengkaji atau mengembangkan teori tersebut lebih lanjut.

2. Manfaat Praktis

(19)

BAB III

DESAIN PENELITIAN

2.1 Objek Penelitian

Penelitian ini membahas mengenai pengaruh penguasaan kompetensi pedagogik guru terhadap kualitas hasil pembelajaran pada mata diklat produktif administrasi perkantoran, adapun yang menjadi variabel bebas (independent variable) adalah penguasaan kompetensi pedagogik guru sebagai variabel X, dan yang menjadi variabel terikat (dependent variable) adalah kualitas hasil pembelajaran sebagai variabel Y. Responden dalam penelitian atau objek dari penelitian ini adalah guru produktif administrasi perkantoran yang mengajar di SMK Swasta Kota Bandung.

2.2 Metode Penelitian

Metode merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian karena metode penelitian suatu cara untuk memperoleh pemecahan terhadap berbagai masalah penelitian. Metode juga diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian yang telah direncanakan sebelumnya. Untuk memperoleh hasil yang baik tentunya perlu menggunakan metode penelitian yang tepat.

Sugiyono (2001 :1) mengemukakan bahwa “Metode penelitian merupakan

cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu”.

Menurut Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin ( 2011: 2 )

(20)

melakukan penelitian, dan teknik penelitian sebagai cara melaksanakan penelitian

atas dasar hasil pemikiran”.

Jadi, metode penelitian adalah suatu metode yang dilakukan atau cara berpikir untuk meneliti dan menjawab suatu masalah yang terjadi. Dalam penyusunan skripsi ini penulis membutuhkan data dan juga informasi yang sesuai dengan sifat dan permasalahannya, sehingga data yang diperoleh tersebut cukup lengkap untuk membahas permasalahan yang ada.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

eksplanatory survey yaitu metode survei untuk menjelaskan hubungan antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis.

Definisi metode survey menurut Kerlenger yang dikutip oleh Sugiyono (2001:3), yaitu:

Metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis. Selain itu, menurut Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin (2011 :6) metode survey adalah :

Metode penelitian yang dilakukan terhadap sejumlah individu atau unit analisis, sehingga ditemukan fakta atau keterangan secara faktual mengenai gejala suatu kelompok atau perilaku individu, dan hasilnya dapat digunakan sebagai bahan pembuatan rencana atau pengambilan keputusan. Penelitian survey ini merupakan studi yang bersifat kuantitatif dan umumnya survey menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul datanya.

2.3 Operasionalisasi Variabel

(21)

bersumber dari kerangka teoritis dan juga merujuk pada kerangka pemikiran yang telah dikemukakan sebelumnya. Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin

(2011:86) menyatakan bahwa “Variabel adalah karakteristik yang akan

diobservasi dari suatu pengamatan”.

Sugiyono (2001 :20) menjelaskan pengertian variabel penelitian yaitu

“ Suatu atribut atau sifat atau aspek dari orang maupun obyek yang mempunyai varasi tertentu yang ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari dan ditarik

kesimpulannya”.

Dalam penelitian ini penulis membahas mengenai dua variabel, yaitu kompetensi pedagogik guru sebagai independent variable atau variabel bebas (X) dan variabel kualitas hasil pembelajaran sebagai dependent variable atau variabel terikat (Y). Variabel-variabel yang diteliti tersebut lebih lanjut dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Variabel Kompetensi Pedagogik Guru (Variabel X)

Variabel kompetensi pedagogik yang diteliti pada penelitian ini diukur melalui indikator (1) Memahami peserta didik secara mendalam; (2) Merancang pembelajaran, termasuk mamahami landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran; (3) Melaksanakan pembelajaran; (4) Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran; (5) Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya.

(22)

Tabel 3. 1

Operasionalisasi Variabel X

(Kompetensi Pedagogik Guru)

Konsep

Variabel Indikator Ukuran Skala

(23)
(24)
(25)

berbagai kegiatan peserta didik untuk

mengembangkan kreativitasnya

Sumber : Direktorat Ketenagaan Dirjen Dikti dan Direktorat Profesi pendidik Ditjen PMPTK Depdiknas dengan modifikasi, dalam (Kusnandar ,2009:76).

2. Variabel Kualitas Hasil Pembelajaran (Variabel Y)

Variabel kualitas hasil pembelajaran yang diteliti pada penelitian diukur melalui hasil belajar siswa /prestasi belajar siswa berupa nilai rata-rata UAS mata diklat produktif administrasi perkantoran yang diperoleh siswa.

Secara rinci operasionalisasi variabel (Y) kualitas hasil pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut :

Tabel 3. 2

Operasionalisasi Variabel Y

(Kualitas hasil pembelajaran)

Konsep

Variabel Indikator Ukuran Skala

(26)

berupa nilai rata-rata dari semua mata pelajaran dalam satu semester (Hadis dan Nurhayati, 2010 :97)

2.4 Sumber Data

Sumber data penelitian menurut Arikunto (2006:129) yaitu “Subjek

darimana data diperoleh”. Penulis menggunakan beberapa jenis sumber data yang digunakan untuk memperoleh segala informasi yang juga dapat mendukung kelancaran dalam penelitian ini.

Dengan memperhatikan operasionalisasi variabel, maka data yang diperlukan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, antara lain :

1. Sumber data primer

Sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh secara langsung dari guru yang mengajar di beberapa SMK Swasta Kota Bandung, melalui cara observasi pada awal penelitian dan penyebaran angket pada guru yang mengajar di SMK Swasta Kota Bandung.

2. Sumber data sekunder

(27)

2.5 Populasi Penelitian

Kegiatan pengumpulan data merupakan bagian yang penting dalam penelitian. Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin (2011: 131) menyatakan

bahwa “Populasi adalah keseluruhan elemen, atau unit penelitian, atau unit

analisis yang memiliki karakteristik tertentu yang dijadikan sebagai objek

penelitian atau menjadi perhatian dalam suatu penelitian (pengamatan)”.

Selain itu, Sugiyono (2001:57) pun mengungkapkan bahwa “Populasi

adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari

kemudian ditarik kesimpulannya”.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan unit analisis atau objek penelitian yang memiliki akrakteristik tertentu yang kemudian ditarik kesimpulannya untuk menjawab masalah penelitian.

Adapun yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah seluruh guru produktif program keahlian administrasi perkantoran di SMK Swasta Kota Bandung dengan jumlah 30 orang yang dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut ini :

Tabel 3. 3

Jumlah Guru Produktif

Program Keahlian Administrasi Perkantoran

di SMK Swasta Kota Bandung

No Nama Sekolah Jumlah Guru

1 SMK Pasundan 1 Kota Bandung 6 Guru

(28)

3 SMK Profita Bandung 8 Guru

4 SMK Muslimin 1 Bandung 4 Guru

5 SMK Pajajaran 2 Bandung 6 Guru

Jumlah Guru 30 Guru

Sumber: SMK Swasta di Kota Bandung (2012)

Berdasarkan Tabel 3.3 di atas dapat diketahuhi bahwa populasi penelitian ini yaitu kurang dari 100 orang. Dengan demikian yang menjadi sampel penelitian adalah 100% berasal dari guru produktif program keahlian administrasi perkantoran di beberapa SMK Swasta Kota Bandung yang berjumlah 30 orang.

2.6 Teknik dan Alat Pengumpul Data Penelitian

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian dan juga untuk mendukung pembuktian hipotesis, maka penulis membutuhkan teknik pengumpulan data yang berkaitan dengan objek penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya :

a. Teknik Angket

Angket ini merupakan daftar pertanyaan tertulis yang harus dijawab oleh responden. Seperti yang dikemukakan oleh Uep Tatang Sontani

dan Sambas Ali Muhidin (2011:108) “Kuesioner atau yang juga disebut

(29)

menjawab daftar pertanyaan tersebut dengan memilih alternatif jawaban yang sudah tersedia.

Dalam penelitian ini, angket yang disebar yaitu angket untuk variabel (X) kompetensi pedagogik guru, dimana angket tersebut disebar kepada guru yang ada di beberapa SMK Swasta di Kota Bandung. Sedangkan untuk variabel (Y) kualitas hasil pembelajaran pada mata diklat produktif administrasi perkantoran, sumber datanya berasal dari hasil UAS siswa berupa nilai-nilai.

Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk menyusun angket, adalah sebagai berikut:

a. Menyusun kisi-kisi angket, berupa daftar pernyataan.

b. Merumuskan item-item pertanyaan dengan dilengkapi alternatif jawabannya.

c. Menentukan skala penilaian angket

Skala penilaian angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala lima kategori model Likert dengan tiap alternatif jawaban diberi skor dari 1-5. Berikut dapat dilihat kriteria pemberian skor untuk alternatif jawaban pada Tabel 3.4:

Tabel 3. 4

Kriteria Pemberian Skor Untuk Tiap Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban Skor/Nilai

Setuju/selalu 5

Setuju/sering 4

Ragu-ragu/kadang-kadang/netral 3

Tidak setuju/jarang/hampir tidak pernah 2

Sangat tidak setuju/tidak pernah 1

(30)

2.7 Pengujian Instrumen Penelitian

Proses pengujian instrumen ini dilakukan untuk mengukur instrumen yang digunakan tersebut valid dan juga reliabel. Sugiyono (2001:96) mengemukakan

“Valid berarti bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data

yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti”. Sedangkan “ Reliabel berarti

bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda”. Dengan demikian, jika menggunakan instrumen yang valid dan juga reliabel maka diharapkan hasil penelitian yang didapat pun valid dan juga reliabel.

2.7.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui ketepatan dan juga kecermatan angket yang disebar. Menurut Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin

(2011:115) “Suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen dapat mengukur

sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur”.

Pengujian validitas instrumen dapat dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment (Suharsimi Arikunto, 2006 : 170) dengan rumus berikut ini:

√[ ][

Keterangan :

rx,y = Koefisien korelasi antara variabel X dan Variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan

X = Skor untuk pertanyaan yang dipilih Y = Skor total

(31)

X

= Jumlah skor dalam distribusi X

Y

= Jumlah skor dalam distribusi Y

2

X

= Jumlah kuadrat pada masing-masing skor X

2

Y

= Jumlah kuadrat pada masing-masing skor Y

Koefisien validitas dianggap valid jika r hitung > r tabel pada α = 5 %

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut (Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin, 2011:117):

1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk didalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

5. Memberikan atau menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel pembantu.

6. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir atau item angket dari skor-skor yang diperoleh.

7. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n –

(32)

8. Membuat kesimpulan dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r. Dengan kriteria :

1. jika rxy hitung > r tabel, maka valid 2. jika rxy hitung ≤ r tabel, maka tidak valid

2.7.2 Uji Reliabilitas

Pengujian alat pengumpulan data yang kedua adalah pengujian reliabilitas instrumen. Suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan cermat akurat. Jadi uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin ,2011:123).

Formula yang dipergunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam

penelitian ini adalah Koefisisen Alfa (α) dari Cronbach (1951), Suharsimi

Arikunto dalam (Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin, 2011:123):

Dimana, rumus variansnya :

 

r11 = Reliabilitas instrumen/koefisien alfa

k = Banyaknya bulir soal

∑ 2

i

(33)

2

t

 = Varians total

N = Jumlah responden

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur reliabilitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut:

1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk didalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

5. Memberikan atau menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi responden pada tabel pembantu.

6. Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total. 7. Menghitung nilai koefisien alfa

8. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n – 2.

9. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r. Dengan kriteria :

(34)

2.8 Pengujian Persyaratan Analisis Data

Terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum pengujian hipotesis dalam melakukan analisis data. Diantaranya perlu melakukan pengujian terlebih dahulu yaitu Uji Normalitas, Uji Homogenitas, dan Uji Linieritas.

2.8.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu distribusi data. Hal ini penting karena berkaitan dengan uji statistik yang akan digunakan. Ada beberapa teknik dalam menguji normalitas data. Dalam penelitian ini, penulis pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan Uji Liliefors.

Langkah-langkah dalam pengujian normalitas dengan Uji Liliefors ini menurut Sambas Ali Muhidin (2010:93) adalah sebagai berikut:

1. Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada beberapa data.

2. Periksa data, berapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis).

3. Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.

4. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik (observasi).

5. Hitung nilai z untuk mengetahui theoritical proportion pada tabel z. 6. Menghitung theoritical proportion.

7. Bandingkan empirical proportion dengan theoritical proportion, kemudian carilah selisih terbesar titik observasinya.

8. Buat kesimpulan, dengan kriteria uji tolak H0jika D > D (n, α). Langkah kerja :

1. H0 : mengikuti distribusi normal H1 : tidak mengikuti distribusi normal 2. α = 0.05

(35)

Tabel 3. 5

Tabel Distribusi Pembantu Uji Normalitas

X F Fk Sn(Xi) Z Fo (Xi) Sn (Xi) - Fo (Xi) [Sn (Xi) - Fo (Xi)]

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Keterangan:

Kolom 1 : Susunan data dari kecil ke besar Kolom 2 : Banyak data ke i yang muncul

Kolom3 : Frekuensi kumulatif. Formula,fki = fi + fkisebelumnya Kolom 4 : Proporsi empirik (observasi). Formula, Sn(xi) = fki : n Kolom 5 : Nilai Z. Formula, Z = Xi –X

S

Dimana: X =∑Xi dan S=

n

Kolom 6 : Theoritical Proportion (tabel z) : Proporsi Kumulatif Luas Kurva Normal Baku.

Kolom 7 : Selisih Emphirical Proportion dengan Theoritical Proportion.

Kolom 8 : Nilai mutlak, artinya semua nilai harus bertanda positif. 4. Menghitung nilai tabel D pada α = 0.05

5. Membuat kesimpulan dengan kriteria :

D hitung < D tabel, maka H0diterima, artinya data berdistribusi normal.

(36)

2.8.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas merupakan uji perbedaan antara dua kelompok, yaitu dengan melihat perbedaan varians kelompoknya. Dengan demikian pengujian homogenitas varians ini mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen (Sambas Ali Muhidin Ali Muhidin, 2010:96). Pengujian homogenitas dalam penelitian ini menggunakan Uji Barlett. Kriteria yang digunakan adalah jika nilai hitung > nilai tabel , maka H0 menyatakan varians skornya homogen ditolak, dalam hal lainnya diterima. Berikut rumus nilai hitung :

[ ]

Dimana:

= Varians tiap kelompok data

dbi = n -1 =Derajat kebebasan tiap kelompok B = Nilai Barlett = (Log S2gab)(∑dbi)

S2gab = Varians gabungan = S2gab=

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas varaians ini adalah (Sambas Ali Muhidin 2010:96) :

1. Menentukan kelompok-kelompok data, dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut

2. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses perhitungan, dengan model tabel Uji Barlett sebagai berikut:

Tabel 3. 6

Model Tabel Uji Barlett

Sampel db = n -1 Si2 Log Si2 db. Log Si2 db.Si2

1 2 3 ...

(37)

3. Menghitung varians gabungan.

4. Menghitung log dari varians gabungan. 5. Menghitung nilai Barlett.

6. Menghitung nilai .

7. Menentukan nilai dan titik kritis. 8. Membuat kesimpulan.

2.8.3 Uji Linieritas

Uji linieritas ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel terikat dan variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas dilakukan dengan uji kelinieran regresi. Langkah- langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian linieritas regresi adalah, (Sambas Ali Muhidin, 2010:99):

1. Menyusun tabel kelompok data variabel X dan variabel Y 2. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JK reg (a)) dengan rumus:

JKreg(a) =

3. Menghitung jumlah kuadrat regresi b|a (JK reg b|a), dengan rumus: JK reg b|a = b.

4. Menghitung jumlah kuadrat residu (JKres), dengan rumus: JKres= ∑Y2–JKreg(b|a)–JKreg(a)

5. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJKreg(a)), dengan rumus:

RJKreg(a) = JKReg(a)

6. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKreg(a)),dengan rumus:

RJKreg(b|a) = JKreg(b|a)

7. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres), dengan rumus:

RJKres =

8. Menghitung jumlah kuadrat error (JKE), dengan rumus:

JKE= ∑ { }

Untuk menghitung JKE urutkan data X mulai dari data yang apaling kecil sampai data yang paling besar berkut disertai pasangannya. 9. Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok a(JKTC), dengan rumus:

JKTC = JKRes – JKE

10.Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC), denga rumus:

RJKTC =

11.Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE), dengan rumus:

RJKE =

(38)

F =

13.Menentukan kriteria pengukuran: Jika nilai uji F < nilai tabel F, maka distribusi berpola linier.

14.Mencari nilai tabel F pada taraf signifikan (α) = 5%,menggunakan rumus:

Ftabel = F(1-α)(dbTC, db E) dimana db TC = k – 2 dan db E = n – k.

15.Membandingkan nilai uji F dengan nilai tabel F kemudian membuat kesimpulan.

2.9 Teknik Analisis Data

Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin (2011:158 ) mengemukakan

“Teknik analisis data dilakukan setelah data dari seluruh responden sudah

terkumpul. Teknik analisis data dapat diartikan sebagai cara melaksanakan analisis terhadap data, dengan tujuan mengolah data tersebut menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat datanya dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian, baik berkaitan dengan deskripsi data maupun untuk membuat induksi, atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi (parameter) berdasarkan

data yang diperoleh dari sampel (statistik)”.

Selanjutnya berdasarkan pengertian di atas, ada dua tujuan dilakukannya analisis data, antara lain : (a) mendeskripsikan data. Dalam statistika, kegiatan mendeskripsikan data ini dibahas pada statistika deskriptif. (b) membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi, atau karakteristik populasi berdasarkan data yang diperoleh dari sampel (statistik).

(39)

administrasi perkantoran. Pada penelitian ini, penulis menggunakan analisis deskriptif perhitungan persentase skor rata-rata.

Adapun perhitungan persentase skor rata-rata ini untuk mengetahui deskripsi atau gambaran variabel penelitian. Untuk mempermudah dalam mendeskripsikan variabel penelitian, digunakan kriteria tertentu yang mengacu pada rata-rata skor kategori angket yang diperoleh dari responden. Untuk mengetahui jarak rentang pada interval kelima digunakan rumus berikut ini :

Rentang = skor maksimal – skor minimal = 5-1 = 4 Lebar interval = rentang / banyak interval = 4/ 5 = 0,8

Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh skala penafsiran skor rata-rata jawaban responden yang dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3. 7

Skala Penafsiran Rata-Rata Skor Jawaban Responden

Rentang Kategori Skor Penafsiran

1,00 – 1,79 Sangat Tidak Baik/ Sangat Rendah

1,80 – 2,59 Tidak Baik/ Rendah

2,60 – 3,39 Cukup Baik/ Sedang

3,40 – 4, 19 Baik/Tinggi

4,20 – 5,00 Sangat Baik/ Sangat Tinggi Sumber : Sambas dan Maman (2007 : 146)

Untuk menjawab rumusan masalah no. 3 penulis menggunakan analisis regresi sederhana. Dikatakan regresi sederhana jika jumlah variabel independen sebagai prediktor, jumlahnya hanya satu (Sugiyono, 2001:169). Adapun persamaannya adalah sebagai berikut:

(Ŷ = a + bX)

(40)

a = penduga bagi intersap (α)

b = penduga bagi koefisien (β)

α dan β parameter yang nilainya tidak diketahui sehingga diduga menggunakan statistika sampel.

Mengingat data variabel (X) diukur dalam bentuk skala ordinal, sementara pengolahan data dengan penerapan statistik parametrik mensyaratkan data sekurang-kurangnya harus diukur dalam skala interval. Maka dari itu, terlebih dahulu data skala ordinal yang terkumpul akan dirubah atau ditransformasikan menjadi data interval.

Dengan demikian data ordinal tersebut perlu dinaikkan terlebih dahulu menjadi data interval dengan menggunaan Method of Succesive Interval (MSI) yang dapat dilakukan melalui Software Microsoft Excel 2007.

Menurut Sugiyono (2010:70) langkah-langkah mentransformasikan data tersebut adalah sebagai berikut:

1. Input skor yang diperoleh pada lembar kerja (worksheet ) Excel. 2. Klik “Analize” pada Menu Bar.

3. Klik “Succesive Interval” pada Menu Analize, hingga muncul kotak dialog “Method Of Succesive Interval”.

4. Klik “Drop Down” untuk mengisi Data Range pada kotak dialog Input, dengan cara memblok skor yang akan diubah skalanya.

5. Pada kotak dialog tersebut, kemudian check list (√) Input Label in first now.

6. Pada Option Min Value isikan atau pilih 1 dan Max Value isikan atau pilih 5.

7. Masih pada Option, check list (√) Display Summary.

8. Selanjutnya pada Output, tentukan Cell Output, hasilnya akan

ditempatkan di sel mana. Lalu “OK”.

2.10 Pengujian Hipotesis

(41)

suatu koefisien tertentu yang menjadi fokus dalam penelitian (Sambas Ali Muhidin, 2010:44).

Dalam penelitian ini pengujian hipotesis yang diajukan mengikuti langkah-langkah, diantaranya sebagai berikut:

1) Merumuskan Hipotesis Statistik, sebagai berikut:

H0 : β= 0 : Tidak Terdapat pengaruh antara kompetensi pedagogik guru terhadap kualitas hasil pembelajaran pada mata diklat produktif administrasi perkantoran di SMK Swasta Kota Bandung.

H1: β0 : Terdapat pengaruh antara kompetensi pedagogik guru terhadap kualitas hasil pembelajaran pada mata diklat produktif administrasi perkantoran di SMK Swasta Kota Bandung.

2) Membuat Persamaan Regresi

Persamaan regresi sederhana menurut Sugiyono, (2001:169) adalah sebagai berikut: (Ŷ = a + bX)

Keterangan: Ŷ = variabel tak bebas (nilai duga) X = variabel bebas

a = penduga bagi intersap (α)

b = penduga bagi koefisien (β)

(42)

3) Uji Signifikansi Regresi

Langkah-langkah yang dilakukan untuk uji signifikansi yaitu sebagai berikut :

1. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JK reg (a)) dengan rumus:

JKreg(a) =

2. Menghitung jumlah kuadrat regresi b|a (JK reg b|a), dengan rumus: JK reg b|a = b.

3. Menghitung jumlah kuadrat residu (JKres), dengan rumus: JKres= ∑Y2–JKreg(b|a)–JKreg(a)

4. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJKreg(a)), dengan rumus:

RJKreg(a) = JKReg(a)

5. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKreg(a)),dengan rumus:

RJKreg(b|a) = JKreg(b|a)

6. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres), dengan rumus:

RJKres =

7. Mencari nilai Fhitung dengan rumus : Fhitung=

[ ]

8. Merencanakan nilai kritis (ɑ) yaitu 0,05 dengan derajat kebebasan untuk dbreg = 1 dan dbres = n – 2

(43)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

2.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis di beberapa SMK Swasta di Kota Bandung yang berjudul pengaruh kompetensi pedagogik guru terhadap kualitas hasil pembelajaran pada mata diklat produktif administrasi perantoran, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

a. Kompetensi Pedagogik Guru di SMK Swasta Kota Bandung yang meliputi indikator, yaitu (1) Memahami peserta didik secara mendalam; (2) Merancang pembelajaran termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran; (3) Melaksanakan pembelajaran; (4) Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran; (5) Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya, secara keseluruhan dipersepsi oleh responden yaitu guru produktif administrasi perkantoran di SMK Swasta Kota Bandung cukup baik.

(44)

c. Berdasarkan hasil analisis yang penulis lakukan, dapat diketahui bahwa kompetensi pedagogik guru mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas hasil pembelajaran pada mata diklat produktif administrasi perkantoran.

2.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis, serta melihat hasil penelitian ini, maka saran yang dapat dikemukakan mengenai kompetensi pedagogik guru dan kualitas hasil pembelajaran sebagai berikut:

a. Indikator memahami peserta didik secara mendalam merupakan indikator dengan skor rata-rata paling rendah dibandingkan dengan indikator lainnya. Rendahnya skor rata-rata pada indikator ini, perlu mendapat perhatian terutama dari guru itu sendiri, karena guru berhubungan langsung dengan peserta didik. Untuk itu saran bagi guru yaitu hendaknya guru lebih memahami bagaimana karakteristik peserta didiknya agar guru pun lebih mengetahui bakat dan potensi yang dimiliki serta apa yang dibutuhkan oleh peserta didiknya.

(45)

penguasaan kompetensinya, tidak hanya kompetensi pedagogik namun seluruh kompetensi guru dengan cara mengikuti pendidikan dan pelatihan, seminar dan lain sebagainya untuk meningkatkan kemampuan serta kualitasnya sebagai seorang guru, sehingga hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran.

(46)

DAFTAR PUSTAKA

Al Barry, M. Dahlan. (1994). Kamus Modern Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Arloka.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek).

Jakarta: Rineka Cipta.

Barizi, Ahmad. (2010). Menjadi Guru Unggul. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Hadis, Abdul dan Nurhayati. (2010). Manajemen Mutu Pendidikan. Bandung:

Alfabeta.

Hamalik, Oemar. (2009). Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.

Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Hamzah B, Uno. (2010). Perencanaan Pembelajaran (Mengembangkan Standar Kompetensi Guru). Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Kusnandar. (2009). Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Majid, Abdul. (2008). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Muhibinsyah.(2004). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Muhidin, Sambas Ali. (2010). Statistika 2 (Pengantar Untuk Penelitian).

Bandung: Karya Adhika Utama.

Mulyasa, E. (2008). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

. (2009). Menjadi Guru Profesional (Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nasution, S. (2000). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar.

Jakarta: Bumi Aksara.

Nurfuadi. (2012). Profesionalisme Guru. Purwokerto: STAIN Press.

(47)

Sagala, Syaiful. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran (Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar). Bandung: Alfabeta.

Sambas, & Maman. (2007). Analisis Korelasi, Regresi dan Jalur dalam Penelitian.

Bandung: Pustaka Setia.

Sambas, & Uep. (2011). Desain Penelitian Kuantitatif. Bandung: Karya Adhika Utama.

Soewondo, Soetinah. (1987). Psikologi Pendidikan dan Teknologi Instruksional.

Ujung Pandang: FIP IKIP.

Somantri, Ating dan Sambas Ali Muhidin. (2006). Aplikasi Statistika dalam Penelitian. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Sudjana, Nana. (2009). Dasar –Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sugiyono. (2001). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Surya, Muhammad. (2004). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisi.

Syaodih S, Nana, dkk. (2006). Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah (Konsep, Prinsip dan Instrumen). Bandung: Rafika Aditama.

Tafsir, Ahmad. (1992). Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen. Bandung: Penerbit Fokus Media.

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Usman, Moh. Uzer. (2011). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Zamroni. (2007) . Meningkatkan Mutu Sekolah. Jakarta: PSAP Muhamadiyah.

Karya Tulis

(48)

Rahminisa, Lussy. (2012). Pengaruh Penguasaan Kompetensi Pedagogik Guru Program Keahlian Administrasi Perkantoran Terhadap Efektivitas Pembelajaran di SMK Bisnis dan Manajemen Kab. Kuningan. Skripsi. Bandung Jurusan Pendidikan Manajemen Perkantoran UPI (tidak diterbitkan).

Sukirto, Dedi. (2012). Pengaruh Kreativitas Guru Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Produktif Pada Siswa Jurusan Administrasi Perkantoran SMK Bisnis Di Kota Cimahi. Skripsi. Bandung Jurusan Pendidikan Manajemen Perkantoran UPI (tidak diterbitkan).

Internet

Amin, A Rifqi. (2012). Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Proses Pembelajaran. (Online). Tersedia di: http://banjirembun.blogspot.com/2012/04/faktor-yang-mempengaruhi-kualitas.html.

Ardiansyah, M. Asrori. (2011). Makalah Pendidikan: Komponen-Komponen

Pembelajaran. (Online).Tersedia di:

http://www.majalahpendidikan.com/2011/05/makalah-pendidikan-komponen-komponen.html.

Isjoni. (2003). Kinerja Guru SMKN 1 Cianjur. (online). Tersedia di: http://www.ditpsmk.net?page=news;ODM5

Sambas Ali Muhidin .(2009). Mutu Pendidikan. (online). tersedia di: http://ww35.sambasalim.com/pendidikan/mutu-pendidikan.html

Sambas Ali Muhidin .(2009). Kualitas Proses Pembelajaran.(online). Tersedia di: http://SambasAliMuhidinalim.com/pendidikan/mutu-pendidikan.html. Rastodio. (2009). Kompetensi Guru. (online). Tersedia di :

http://rastodio.com/pendidikan/pengertian-kompetensi-guru.html.

Gambar

Tabel 1. 1 Nilai Ujian Akhir Semester (UAS) Ganjil Kelas X dan XI AP
Tabel 1. 3 Nilai Ujian Akhir Semester (UAS) Ganjil Kelas X dan XI AP
Tabel 1. 5 Nilai Ujian Akhir Semester (UAS) Ganjil Kelas X dan XI AP
Tabel 3. 1
+5

Referensi

Dokumen terkait

lebih banyak terjadinya status gizi kurang pada anak balita dibandingkan ibu yang.. berpendidikan lebih dari SMA

Hasil Uji Parsial (Uji-t) Coefficients

Berdasarkan dari hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan, maka penulis menarik kesimpulan bahwa tingkat kecemasan menghadapi kematian pada manula yang masih memiliki

Materi pelatihan yang saya ikuti diberikan sesuai dengan kebutuhan sebagai fungsi pengelola keuangan.. Saya memiliki pengalaman untuk menjalankan tugas di

Keluarga yang kepala keluarganya bekerja sebagai pelaut, biasanya ia harus berlayar dan meninggalkan keluarganya selama berbulan-bulan, hal ini mengakibatkan istri sering

Oleh sebab itu penelitian ini bermaksud mempelajari bagaimana gambaraan pencapaian tugas perkembangan waria yang nampak berhasil memenuhi tugas-tugas perkembangan dewasa madya

Hasil analisis data menunjukkan bahwa tenaga kerja tidak puas dengan 3 program Jamsostek yang diterapkan PT Biotis Nusantara yaitu Jaminan Kecelakaan Kerja,

Aplikasi ini bertujuan untuk membantu mempercepat pengolahan data siswa pada Sekolah Taman Kanak-kanak Islam Wahyu agar pengelola dapat bekerja seefektif mungkin serta dapat