PADA MATA PELAJARAN IPA
(Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas V
Materi Alat Perrnapasan Manusia
SDN 2 Cimahi Kecamatan Campaka Kabupaten Purwakarta)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
Mohamad Ramdan 1008614
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL
ABSTRAK ………...
D. Manfaat Penelitian …………..………..………
E. Definisi Istilah …………..………..………..
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran ……….……..
B. Pendidikan IPA di SD ……….……….………
C. Pemahaman Konsep ………...………..
D. Hasil Belajar ……….………
E. Media Pembelajaran ……….
F. Media Audio Visual ……….
G. Penerapan Media Audio Visual dalam Pembelajaran IPA di SD ……
H. Sistem Pernapasan Manusia ……….
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ………
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Awal Penelitian ………
B. Deskripsi Hasil Penelitian………
C. Siklus I ……….
D. Siklus II ………
E. Pembahasan Hasil Penelitian ………
BAB V KESIMPULAN DAN
A. Kesimpulan ……..………...………..
B. Rekomendasi …...………...………..
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
43
44
45
59
73
82
Halaman
Kategori Pemahaman Konsep………...
Nilai Tes Pemahaman Konsep Siklus I ..…………..………
Tingkat Perkembangan Pemahaman Konsep Berdasarkan
Hasil Pemahaman Konsep Siklus I ………...
Hasil Jawaban Kerja Kelompok Siswa Berdasarkan
Lembar Kerja Siswa Siklus I ……….……...
Tingkat Perkembangan Pemahaman Konsep dan Kerja
Kelompok Siswa Berdasarkan Hasil Lembar Kerja Siswa
Siklus I ………....………..………
Nilai Tes Pemahaman Konsep Siklus II ………....…...
Tingkat Perkembangan Pemahaman Konsep Berdasarkan
Hasil Pemahaman Konsep Siklus II ..………...
Hasil Jawaban Kerja Kelompok Siswa Berdasarkan
Lembar Kerja Siswa Siklus II ……….………..………
Tingkat Perkembangan Pemahaman Konsep dan Kerja
Kelompok Siswa Berdasarkan Hasil Lembar Kerja Siswa
Siklus II ………...…...
Presentase Angket Siswa Terhadap Penggunaan Media
Halaman
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 2.3
Gambar 2.4
Gambar 3.1
Gambar 4.1
Alat Pernapasan Manusia …….………
Rongga Mulut ………...………
Pangkal Tenggorokan (Faring) ……….………
Paru-paru Manusia ……….………..………
PTK Model Desain Kemmis & Mc. Taggart ………
Grafik Presentase Pemahaman Konsep Dilihat dari Hasil
Post-Test Siklus I & Siklus II …………...………
30
31
32
33
39
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin canggih
perkembangannya dari masa ke masa sangat cepat. Hal ini mendorong dan
menuntut siswa sekolah dasar untuk meningkatkan kemampuannya dalam
bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Oleh karena itu, guru dituntut untuk
melakukan sebuah tindakan perubahan terhadap pola mengajar siswa di kelas,
juga guru harus bisa membuat perubahan secara kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
Dalam pembelajaran IPA, siswa dihadapkan pada peristiwa yang
terjadi di dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini siswa sekolah dasar
masih cenderung berpikir konkrit, mereka selalu ingin melihat sesuatu dengan
nyata dan dapat mereka rasakan. Oleh karena itu guru diharapkan mampu
mengajak siswa berperan secara aktif dan menggunakan media pembelajaran
untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar.
Pembelajaran IPA berhubungan dengan mencari tahu tentang alam
secara sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan
serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam
kehidupan sehari-hari.
Pada saat pembelajaran IPA materi pernapasan pada manusia, penulis
memberikan pembelajaran dengan metode ceramah dan menugaskan siswa
untuk berdiskusi serta menjawab pertanyaan yang diberikan namun
kenyataannya sebagian siswa kurang bersemangat dalam mengikuti
pembelajaran sehingga mereka tidak bisa menjawab pertanyaan yang
diberikan. Hal ini yang menyebabkan hasil belajar mereka kurang sehingga
tidak mencapai ketuntasan belajar.
Setelah melakukan observasi di simpulkan bahwa hal tersebut terjadi
karena motivasi dan minat belajar mereka kurang, sehingga tidak bersemangat
dalam mengikuti pembelajaran. Factor lain yang menjadi penyebab adalah
pembelajaran yang diberikan hanya menggunakan metode ceramah saja yang
menyebabkan pembelajaran kurang menarik. Guru tidak menggunakan media
pembelajran, siswa menerima pembelajaran secara tertulis saja.
Demikian pula halnya, permasalahan umum yang terjadi di SDN 2
Cimahi adalah rendahnya hasil belajar IPA siswa. Hal ini terbukti bila
diadakan ulangan harian per pokok bahasan sering hasil belajar IPA dibawah
rata-rata yaitu 6,25, sedangkan KKM adalah 7,00. IPA merupakan mata
pelajaran yang sulit dipahami siswa setelah mata pelajaran matematika.
Pembelajaran IPA harus disertai dengan kegiatan yang dilakukan. Jadi,
tidak hanya menerima pembelajaran secara tertulis saja, tetapi siswa
menambah ketertarikan siswa terhadap pembelajaran. Agar pembelajaran
lebih menarik yaitu salah satunya dengan menggunakan media audio visual.
Kegiatan belajar melalui media ditunjukan pada kegiatan pembelajaran
yang memanfaatkan pada media sebagai sumber belajar. Media dalam
pengertian keseluruhan, dapat mencakup barang, benda dan manusia yang
dapat dijadikan sumber belajar.
Media pembelajaran yang dirancang dan dibuat oleh guru harus
mampu memberikan pemahaman yang lebih konkret kepada siswa, terlebih
pembelajaran IPA di SD harus memberikan pemahaman yang lebih konkret,
agar mudah dimengerti dan dipahami siswa. Oleh karena itu, peranan media
pembelajaran sangat penting untuk menunjang proses pembelajaran IPA.
Dewasa ini pembelajaran dengan menggunakan media cetak, media
elektronik serta teknologi informasi dan komunikasi tersedia sangat
melimpah. Setiap peserta didik dapat mengakses berbagai informasi yang
terkait dengan materi pembelajaran di sekolah dari berbagai media yang ada
dengan sangat mudah, baik media cetak ataupun elektronik, guru pun tidak
lagi menjadi satu-satunya sumber bkelajar.
Pada kenyataannya masih banyak guru-guru yang dalam melaksanakan
pembelajaran di kelas masih menggunakan cara klasikal, yaitu guru member
pelajaran dan siswa menerima dengan pasif. Guru hanya menggunakan
metode ceramah sehingga siswa merasa bosan dan jenuh, karena pembelajaran
yang dilakukan guru tidak menarik atau monoton, sehingga proses
Guru-guru masih jarang sekali menggunakan media pembelajaran
sebagai sumber belajar. Guru hanya menjelaskan materi secara teoritis,
dengan tidak menggunakan media yang sesuai. Hal itu yang menjadikan siswa
kurang tertarik pada materi pelajaran, sehingga muncul kebosanan dan
kejenuhan dalam belajar.
Permasalahan tersebut menjadi tantangan pada guru untuk dapat
menjadikan proses pembelajaran khususnya pembelajaran IPA lebih
menyenangkan dan menarik bagi siswa. Guru sebagai fasilitator harus kreatif.
Selain itu, guru hendaknya berusaha untuk meningkatkatkan hasil belajar
siswa dengan menggunakan teknik, metode dan media yang sesuai dengan
karakteristik siswa.
Adapun salah satu cara untuk membuat pembelajaran IPA lebih
menarik dan menyenangkan yaitu dengan menggunakan media pembelajaran
audio visual. Media audio visual dapat membantu guru dalam menyampaikan
informasi yang sangat sulit dijelaskan melalui lisan dalam konsep-konsep
materi. Dengan menggunakan media audio visual dapat meningkatkan
motivasi dan minat siswa untuk lebih berprestasi dan termotivasi untuk lebih
giat belajar.
Dengan semakin canggihnya dunia teknologi, peran media audio
visual tidak mungkin diabaikan begitu saja. Kehadiran media audio visual
bukan tanpa masalah untuk dapat diterima oleh masyarakat. Masalah seperti
cukup mahal perlu ditanggulangi. Akan tetapi banyak pula keuntungan yang
diperoleh dari media audio visual.
Media audio visual dapat digunakan untuk membantu menyampaikan
informasi yang sangat sulit dijelaskan melalui lisan dalam konsep-konsep
materi, serta membantu siswa melakukan kegiatan yang dilakukannya. Selain
itu siswa lebih tertarik sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan.
Berdasarkan latara belakang permasalahan yang muncul diantaranya:
kurangnya pemahaman konsep siswa terhadap materi pelajaran, rendahnya
nilai yang diperoleh siswa, dan guru jarang menggunakan media pembelajaran
hanya menggunakan metode ceramah. Maka penulis tertarik untuk meneliti
dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan pemahaman konsep
siswa pada materi pembelajaran IPA. Perlu dilakukan upaya yang inovatif
yang dapat dilakukan dalam rangka meningkatkan pemahaman konsep siswa,
dan salah satu upaya tersebut adalah dengan menggunakan media audio
visual. Oleh karena itu peneliti akan melaksanakan penelitian yang berjudul
“Penggunaan Media Audio Visual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Alat Pernapasan Pada Manusia”
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN 2 Cimahi Kecamatan Campaka
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan
permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana bentuk perencanaan pembelajaran dengan menggunakan media
audio visual dalam pembelajaran IPA di kelas V SDN 2 Cimahi?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media audio
visual di kelas V SDN 2 Cimahi?
3. Bagaimana peningkatan pemahaman konsep siswa setelah menggunakan
media audio visual dalam pembelajaran IPA di kelas V SDN 2 Cimahi?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka
tujuan penulis yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengungkap:
1. Perencanaan bentuk pembelajaran dengan menggunakan media audio
visual dalam pembelajaran IPA di kelas V SDN 2 Cimahi?
2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media audio visual di
kelas V SDN 2 Cimahi?
3. Peningkatan pemahaman konsep siswa setelah menggunakan media audio
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Peneliti
Menambah wawasan dalam menggunakan media audio visual pada
pembelajaran IPA, serta dapat mengetahui tingkat kesulitan penerapan
atau penggunaan media audio visual, dan memotivasi peneliti untuk lebih
kreatif dalam menggunakan media pembelajaran
2. Guru
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat membantu
memudahkan proses pembelajaran di dalam kelas, sehingga membantu
kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa. Menambah wawasan dan
pengalaman mengajar yang efektif dan efisien.
3. Siswa
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
motivasi siswa dalam belajar pembelajaran IPA, yang selanjutnya dapat
meningkatkan pemahaman konsep siswa. Melalui media audio visual
siswa mendapatkan pengalaman belajar yang sesungguhnya sehingga
siswa belajar lebih aktif.
E. Definisi Operasional
Untuk mendukung penelitian ini, maka penulis menemukan konsep
definisi istilah/oprasional sebagai berikut:
1. Media pembelajaran adalah sebuah alat yang dapat menyampaikan sebuah
sehingga akan terjalin komunikasi yang baru dilakukan sebagai penunjang
pembelajaran.
2. Media audio visual adalah merupakan media perantara atau penggunaan
materi dan penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran sehingga
membangun kondisi yang dapat membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan atau sikap
3. Audio visual dapat digolongkan kedalam jenis media audio-motion-visual,
yakni media yang mempunyai suara ada gerakan, dan bentuk objek yang
dapat dilihat. Audio visual adalah suatu sarana atau alat yang terdapat dua
unsur audio dan visual yang terdapat di dalam pita video dan dikemas
dengan gambar elektronik dan kemudian diputar dengan suatu alat yaitu
video player atau komputer.
4. Pembelajaran adalah proses komunikasi fungsional antara siswa dengan
guru, siswa dengan siswa dalam rangka perubahan sikap dan pola piker
yang akan menjadi kebiasaan bagi siswa.
5. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan terjemahan dari bahasa inggris
natural science atau secience. Jadi IPA atau seanee secara harfiah dapat
disebut sebagai ilmu tentang alam, ilmu yang mempelajari
peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam.
6. Pemahaman konsep IPA adalah tingkat kemampuan siswa untuk
menangkap makna dan arti serta menguasai konsep IPA, untuk
7. Alat pernapasan pada manusia terdiri dari hidung, tenggorokan dan
paru-paru.
8. Bernapas adalah proses pembebasan energy kimiawi yang terdapat pada
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) atau class room action research yang dikembangkan oleh Kemmis
dan Taggart, 1988, menurutnya “perencanaan tindakan menggunakan sistem
spiral repleksi atau model spiral. Model tersebut terdiri dari perencanaan,
tindakan, pelaksanaan tindakan, elaborasi dan repleksi, perencanaan kembali
merupakan dasar suatu ancang-ancang pemecahan permasalahan”
(Kasbolah,1998:113-114)
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat
reflektif yang dilakukan oleh guru atau penelitian di dalam kelas yang bertujuan
untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Penelitian tindakan
kelas dilakukan berupa siklus, tiap siklus dilakukan sesuai dengan perubahan yang
akan dicapai serta untuk melihat sejauh mana pemahaman konsep siswa terhadap
alat pernapasan pada manusia sebagai bahantindakan berikutnya.
Pada penelitian ini, guru sebagai peneliti berupaya menyusun cara-cara
yang dapat ditempuh untuk memecahkan masalah yang diangkat dalam penelitian.
Dalam Bab III ini akan dibahas mengenai lokasi dan waktu penelitian, subjek
penelitian, prosedur penelitian, metode pengumpulan data (Instrumen penelitian)
A. Lokasidan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di SDN 2 Cimahi Desa Cimahi
Kecamatan Campaka Kabupaten Purwakarta.
2. Waktu Penelitian
Pelaksaan penelitian ini akan dilakukan pada bulan Oktober 2012.
Adapun pelaksanaan penelitian dimulai dengan tahap persiapan
dilanjutkan pelaksanaan tindakan dan diakhiri dengan penyusunan laporan
hasil penelitian.
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 2 Cimahi
Kecamatan Campaka Kabupaten Purwakarta. Jumlah siswa adalah 20 orang
dengan jumlah siswa laki-laki 9 orang dan siswa perempuan 11 orang.
C. ProsedurPenelitian
Penelitian tindakan kelas ini direncanakan terdiri dari beberapa tahap
pelaksanaan yang dinamakan siklus. Tiap siklus dilakukan sesuai dengan
perubahan yang ingin dicapai untuk melihat sejauh mana pemahaman konsep
siswa.
Prosedur tindakan pertama sebelum peneliti melakukan tindakan
pertama, langkah awal melakukan tindakan adalah membuat perencanaan
pelaksanaan pembelajaran. Setelah rencana disusun sebuah tindakan itu
dilakukan. Bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan, peneliti mengamati
mengobservasi langkah selanjutnya adalah melakukan refleksi dari semua
kegiatan.
a. Perencanaan
Tahap perencanaan ini berupa menyusun rencana tindakan,
merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses
pembelajaran, mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran,
menyiapkan instrument pengumpulan data digunakan dalam tahap
pelaksanaan tindakan berupa lembar observasi guru dan aktivitas siswa,
lembar angket guru pada siswa dan lembar penilaian kemampuan siswa.
b. Pelaksanaan
Menerapkan tindakan yang mengacu pada rencana pelaksanaan
pembelajaran. Tindakan yang dilaksanakan pada siklus I adalah dengan
menggunakan media audio visual dan siswa mengerjakan LKS, untuk
siklus II sampai selanjutnya tindakan yang akan dilaksanakan adalah
dengan menggunakan media audio visual.
c. Observasi
Kegiatan observasi merupakan kegiatan mengamati proses dan
hasil suatu tindakan yang dilaksanakan. Kegiatan pengamatan diperlukan
untuk pengumpulan data atau informasi tentang proses dan perubahan
pembelajaran setelah menggunakan media audio visual.
d. Refleksi
Refleksi (Reflection) yaitu pengkajian melihat dan
Menurut Khasbullah (1998 : 107) “pada dasarnya refleksi
merupakan kegiatan analisis, Translasi, Interpretasi dan
Ekstrapolasi (Penjelasan) tahap semua informasi yang diperoleh
dari penelitian pendidikan”. Oleh karena itu, refleksi dalam
tindakan kelas tidakanya dilakukan pada akhir pelaksanaan
tindakan. Refleksi dalam penelitian pendidikan sebaiknya
dilakukan : (1) pada saat memikirkan tindakan yang akan
dilakukan, (2) ketika tindakan sedang dilakukan, (3) setelah
tindakan dilakukan. Hasil yang diperoleh dari observasi kemudian
dianalisis untuk melihat kemampuan awal siswa dan untuk
Gambar 3.1 Model Desain Kemis & Mc Taggart
TINDAKAN
TINDAKAN
OBSERVASI
PERENCANAAN
SIKLUS 1
SIKLUS II
PERENCANAAN
SIMPULAN
OBSERVASI
D. InstrumenPenelitian
Intrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan:
1. Lembar Observasi
Observasi merupakan kegiatan mengamati hasil dari suatu tindakan
yang dilaksanakan terhadap siswa yang diteliti. Observasi juga sebagai
suatu metode pengumpul data mengenai kerja guru dan aktivitas siswa
selama berlangsungnya pembelajaran.
2. Angket
Angket/kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2002:128 dalam
Hidayat, 2009:51)
Kuisioner yang digunakan adalah kuisioner tertutup yaitu
kuisioner yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal
memilih. Penggunaan angket diharapkan akan memudahkan bagi
responden dalam memberikan jawaban.
Angket ini digunakan untuk mengungkapkan data atau untuk
mengetahui tingkat pemahaman konsep terhadap materi IPA dengan
menggunakan media audio visual.
3. Instrumen Tes
Intrumen tes sebagai evaluasi serta untuk menilai sejauh mana
E. Teknik Pengolahan Data
1. Pengolahan Data
Data yang diperoleh dari hasil post-test kemudian diolah melalui
penyekoran, nilai setiap siswa dan menghitung nilai rata-rata kemampuan
siswa.
2. Analisis Data
Menghitung nilai dan nilai rata-rata siswa menggunakan rumus
sebagai berikut :
Rumus Menghitung Nilai Siswa
Keterangan N
Rumus menghitung rata-rata nilai siswa
Keterangan :
X = Rata-rata
x = Nilai
N = Jumlah
Penetapan KKM oleh guru sebelum pembelajaran dilaksanakan untuk
menentukan ketercapaian hasil belajar setiap siswa pada setiap indikator dalam
pernapasan manusia.
Nilai yang diperoleh siswa pada saat melaksanakan post-test kemudian
tersebut mencapai criteria tuntas atau belum. Bagi siswa yang belum mencapai
kriteria tuntas harus diberi remedial.
F. Penilaian
Untuk mengetahui kategori pemahaman konsep siswa setelah
pembelajaran dengan menggunakan media audio visual, data tes yang masuk
dirata-ratakan, dikelompokan dan dihitung secara proporsi untuk memperoleh
nilai persen berdasarkan kriteria yang dijelaskan oleh Dirjen Dikti Depdikbud
(1980) sebagai berikut :
Tabel 3.1
Kategori Pemahaman Konsep Berdasarkan Dirjen Dikti Depdikbud
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan pada
siswa kelas V SDN 2 Cimahi Kecamatan Campaka Kabupaten Purwakarta,
diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Perencanaan merupakan langkah pertama dalamrangka menerapkan suatu
rancangan skenario atau tindakan yang akan dijadikan dan ditetapkan
ketika pembelajaran dilaksanakan. Perencanaan pada siklus I dan Siklus II
disusun berdasarkan indikator yang telahditetapkan. Prosedur perencanaan
yang dibuat pada pembelajaran meliputi :
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
b. Menyiapkan media audio visual beserta perangkatnya
c. Membagi siswa kedalam beberapa kelompok
d. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS)
e. Menyiapkan lembar observasi guru dan lembar observasi siswa
f. Menyiapkan lembar post-test.
2. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dan siklus II hampir sama
prosedur pelaksanaannya yaitu meliputi :
a. Pemutaran tayangan video berdurasi pendek tentang materi alat
pernapasan pada manusia, video yang ditampilkan pada setiap siklus
kelompok
c. Pengisian lembar observasi guru dan lembar observasi siswa oleh
observer
d. Pengisian lembar post-test untuk menilai penguasaan pemahaman
siswa
Peningkatan pemahaman konsep siswa pada materi alat pernapasan
manusia pada setiap siklusnya berbeda. Pada siklus I nilai rata-rata yang
diperoleh siswa adalah 7,32. Dimana presentase siswa yang menguasai
pemahaman konsep tinggi sebesar 45%, presentase yang menguasai
pemahaman tingkat sedang 20% dan presentase yang mengusai
pemahaman konsep rendah 35%. Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata
yang diperoleh siswa yaitu 7,85, dengan presentase penguasaan
pemahaman konsep tinggi sebesar 65%, penguasaan pemahaman konsep
sedang sebesar 25% dan penguasaan pemahaman konsep rendah sebesar
10%. Adapun presentase hasil pemahaman pada siklus I untuk pemahaman
tingkat Translasi yaitu 70%, pemahaman tingkat Interpretasi 72% dan
pemahaman tingkat Ekstrapolasi 70%. Sedangkan pada siklus II terjadi
peningkatan, dimana untuk pemahaman konsep tingkat Translasi 78%,
pemahaman tingkat Interpretasi 80% dan pemahaman tingkat Ekstrapolasi
Berdasarkan simpulan diatas, maka penulis merekomendasikan
kepada:
1. Para pendidik maupun calon pendidik untuk meningkatkan pemahaman
konsep terhadap pembelajaran IPA, tentunya harus menggunakan cara
pengajaran yang baik dan mudah dipahami siswa. Pembelajaran
dilaksanakan tidak hanya menggunakan metode ceramah atau
konvensional saja, tetapi pendidik juga dapat memberikan pembelajaran
dengan menggunakan media pembelajaran khususnya media audio visual
sebagai media bantu guru dalam menyampaikan materi yang sulit untuk
dilihat secara langsung, sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsep
siswa. Belajar dengan menggunakan media audio visual dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa.
2. Bagi para peneliti selanjutnya yang melakukan PTK dengan menggunakan
media audio visual , diharapkan menggunakan media dan strategi yang
lebih bervariatif, sehingga kelemahan dan kekurangan dalam penelitian ini
dapat diperbaiki, baik perencanaannya maupun pelaksanaannya agar hasil
DAFTAR PUSTAKA
Azmiati, Choiril. Omegawati, Hadi, Wigati. Kusumawati Rohana. 2008. IPA 5 Salingtemas Untuk Kelas V SD/MI. PT. Hamudha Prima Media
Deny, Setiawan, dkk. 2008 Komputer dan Media Pembelajaran. Jakarta Universitas Terbuka
Fokus, Tim. 2012. Buku Ajar Acuan Pengayaan SD/MI Kelas V. CV Sindunata
Hermawan, Ruswandi dkk. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar. Bandung : UPI PRESS
Hernawan, dkk. 2007. Belajar & Pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung UPI PRESS
Hidayat, Ramdan. 2009. Penggunaan Metode Karya Wisata Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS di SD. Bandung UPI PRESS
Rahmat, Fauzi, Irfan. 2010. Implementasi Media Audio Visual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Materi Bumi dan Antariksa. Bandung. UPI PPRESS
Rositawati, S. Muharam, Aris. 2009. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam V Untuk Kelas V SD/MI. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasiaonal
Rusli, H. dkk. 2006. Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SD dan MI Kelas V. PT SARANA PANCA KARYA NUSA
Setiawati, Yuliana. 2011. Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa pada Topik Peredaran Darah Manusia Melalui Metode Demonstrasi. Bandung. UPI PRESS
Undang, Gunawan dkk. 1997. Peningkatan Mutu Proses Belajar Mengajar Sekolah Dasar. Bandung : CV SIGER TENGAH
Usman, Uzer, Moh. 2009. Evaluasi Pembelajaran di SD. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Uyu, Ade, dkk. 2006. Evaluasi Pembelajaran di SD. Bandung : UPI PRESS
Widodo, Ari, dkk. 2010. Pendidikan IPA di Sekolah Dasar. Bandung : UPI PRESS
Y. Sri, Margareta, dkk. 2006. Konsep Dasar IPA. Bandung : UPI PRESS
Belajarpsikologi.com/tag/pengertian_media_audio_visual.html
Mbeg.edut.blogspot.com/2011/02/pengertian_hasil_belajar_menurut_para.html
Robiatul Fazriatul. Blogspot.com/2011/05/media audio visual.html
Staff.uny.ac.id/sites/defanut/files/tmp/penggunaan media audio visual dalam menunjang pembelajaran.pdf
www.sarjanaku.com/2011/05/media_audio_visual.html