• Tidak ada hasil yang ditemukan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1. INSTANSI/DINAS/BADAN/BIRO : DINAS KOPERASI UMKM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2. BAGIAN/BIDANG/SEKRETARIS/

INSPEKTUR PEMBANTU/WADIRRSUP/

UPT/UPTB : FASILITASI PERMODALAN DAN SIMPAN PINJAM (FP&SP)

3. SUB BAGIAN / SUB BID/SEKSI : KASI PEMBERDAYAAN SIMPAN PINJAM

KET

1. Pembukaan 1. KSP dan USP harus menyediakan Modal Tidak 1. Persetujuan paling 1. Kepmenegkop dan UKM 1. UU No. 25 Th 1992

Kantor Cabang Sendiri/Modal Tetap untuk investasi dan ada lambat 3 (tiga) bln No. 351 Tahun 1998

KSP/USP-Kop. modal kerja awal. Jumlah Modal Kerja 2. Apabila dalam waktu Romawi II.4 1a 2. PP No. 9 Th 1995

Awal sekurang-kurangnya 3 (tiga) bln belum ada (Pendirian jaringan Rp. 15.000.000,- keputusan maka pelayanan dapat dilakukan

kantor cabang dapat setelah 2 (dua) tahun 2. Layak berusaha secara ekonomis dan melaksanakan KSP/USP melaksanakan

anggota yang dilayani sekurang - kegiatannya. kegiatan usaha simpan kurangnya sebanyak 20 orang 3. Persetujuan menjadi pinjam)

batal jika dalam waktu

6 (enam) bln kantor 2. Kepmenegkop dan UKM cabang tidak No. 123 Tahun 2004 melaksanakan usaha Tentang (Penyelenggaraan simpanpinjam. tugas pembantu dalam

pengesahan akta pendirian, perubahan anggaran dasar dan pembubaran koperasi pada Provinsi dan Kab/Kota)

2. Fasilitasi Dana 1. KSP/USP Koperasi mengajukan 1. Sudah berbadan hukum Tidak 15 (lima belas) hari kerja Peraturan Direksi LPDB-KUMKM 1. UU No. 25 Th 1992

LPDB - KUMKM proposal kepada PT. Bank NTB dan ada No. 39/Per/LPDB/2008

tembusan di sampaikan ke Dinas Kop 2. Berpengalaman menjalankan 2. Permenkeu No. 99

Kab/Kota/Prov. usaha simpan pinjan. Th 2008.

2. PT. Bank NTB bersama dengan Diskop 3. Dinilai layak oleh bank pelaksana 3. Permenkop & UKM

Kab/Kota/Prov melakukan koordinasi No. 11 Th 2008

dalam rangka seleksi penyaluran dana. 4. Bersedia memenuhi persyaratan

perkreditan pada bank pelaksana 4. Kepmenkop & UKM

3. Bank pelaksana membuat perjanjian No. 21 Th 2008

kerjasama penyaluran dana bergulir 5. KSP/USP diwajibkan untuk menyalurkan dengan KSP/USP calon penerima. pinjaman yang peroleh dari bank

pelaksana kepada UMK dalam jangka 4. Pinjaman diberikan atas dasar kelayakan waktu paling lama 60 hari kalender

usaha KSP/USP. terhitung sejak dana pinjaman diterima

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

Permohonan Pendaftaran Kantor Cabang dilakukan oleh Pengurus KSP/USP-Koperasi kepada Pejabat yang berwenang.

NO JENIS

PELAYANAN PROSEDUR PELAYANAN PERSYARATAN

BIAYA (Rp.)

DASAR HUKUM

WAKTU JENIS PELAYANAN STANDAR PELAYANAN

(2)

3. Fasilitasi Dana 1. KSP/USP Koperasi mengajukan 1. KSP/USP-Kop. Sudah berbadan hukum Tidak Tergantung dari Bank 1. Surat Utang Pemerintah 1. UU No. 24 Th 2002

SUP 005 & proposal kepada Bank Pelaksana ada Pelaksana No. SU-005/MK/1999

Program KUR, Program SUP-005 dan KUR. 2. Berpengalaman menjalankan 2. Kepres No. 176

usaha simpan pinjan. 2. Permenkeu No. 12 Th 2005 Th 1999

3. Dinilai layak oleh Bank Pelaksana 3. Kepmenkop & UKM No. 21

Th 2003. 4. Bersedia memenuhi persyaratan

perkreditan pada Bank Pelaksana

(3)

1. INSTANSI/DINAS/BADAN/BIRO : DINAS KOPERASI UMKM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2. BAGIAN/BIDANG/SEKRETARIS/

INSPEKTUR PEMBANTU/WADIRRSUP/

UPT/UPTB : FASILITASI PERMODALAN DAN SIMPAN PINJAM (FP&SP)

3. SUB BAGIAN / SUB BID/SEKSI : KASI PENGAWASAN DAN PENILAIAN SIMPAN PINJAM

KET

1. Fasilitasi 1. KSP/USP Koperasi mengajukan proposal 1. Sudah berbadan hukum Tidak 15 (lima belas) hari kerja Petunjuk Teknis Dana 1. Pergub No. 27

Dana APBD kepada Dinas Koperasi dan UMKM ada Perkuatan Dinas Koperasi Th 2008

Kab/Kota/Prov. 2. Telah beroperasi lebih dari 1 (satu) th UMKM Provinsi NTB

2. Perjanjian Kerjasama

2. Dinas Koperasi dan UKM Kab/Kota 3. Memiliki pengurus aktif antara Gubernur dgn

menyampaikan usulan tersebut KSP/USP Penerima

ke Dinas Kop Provinsi. 4. Diprioritaskan kepada koperasi yg sehat Dana Perkuatan.

dari segi organisasi dan usaha dan blm pernah mendapat bantuan perkuatan 3. Dinas Koperasi Provinsi melakukan yang sejenis.

verifikasi dan seleksi atas proposal

yang masuk. 5. Adanya personal garansi dari

pengurus. 4. Melakukan penilaian langsung ke lokasi

KSP/USP Koperasi

5. Hasil verifikasi dan seleksi diajukan JENIS

PELAYANAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PERSYARATAN

NO PROSEDUR PELAYANAN BIAYA

(Rp.) WAKTU JENIS PELAYANAN

Lampiran : 9

DASAR HUKUM

(4)

2. Penilaian 1. Penilaian kesehatan simpan pinjam 1. Telah melaksanakan simpan pinjam Tidak 5 (lima) hari kerja 1. Kepmenegkop dan UKM 1. UU No. 25 Th 1992

Kesehatan dilaksanakan dengan pendekatan selama 2 (dua) tahun ada No. 351 Tahun 1998

Simpan Pinjam kualitatif dan kuantitatif, melalui Romawi II.4 1a

penilaian berbagai aspek yang 2. Memiliki laporan keuangan 2. PP No. 9 Th 1995

berpengaruh terhadap kondisi dan (Pendirian jaringan

perkembangan usaha KSP/USP Kop 3. Petugas penilai wajib memiliki : pelayanan dapat dilakukan

- Pendidikan minimal sarjana muda setelah 2 (dua) tahun KSP/

2. Penilaian melalui pendekatan kualitatif - Telah mengikuti pendidikan dan USP melaksanakan

dilakukan dengan menilai aspek pelatihan tentang simpan pinjam kegiatanusaha simpan

permodalan, kualitas aktiva produktif, yang dibuktikan dengan sertifikat pinjam) manajemen, rentabilitas, dan likuiditas.

2. Kepmenegkop dan UKM

3. Pelaksanaan penilaian tingkat kesehatan No. 194 Tahun 1999

pada tahap pertama dilakukan dengan (Petunjuk pelaksanaan

mengkuantifikasikan aspek permodalan, penilaian kesehatan KSP/

kualitas aktiva produktif, manajemen, USP Koperasi)

rentabilitas, dan likuiditas

4. Tahap kedua dilakukan dgn melakukan analisa dan pengujian atas komponen yang tidak dapat dikuantifikasikan tetapi mempunyai pengaruh yang material terhadap tingkat kesehatan KSP/USP.

(5)

1. INSTANSI/DINAS/BADAN/BIRO : DINAS KOPERASI UMKM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2. BAGIAN/BIDANG/SEKRETARIS/

INSPEKTUR PEMBANTU/WADIRRSUP/

UPT/UPTB : FASILITASI PERMODALAN DAN SIMPAN PINJAM (FP&SP)

3. SUB BAGIAN / SUB BID/SEKSI : KASI PERMODALAN DAN JASA KEUANGAN SIMPAN PINJAM

KET

1. Fasilitasi bagi 1. Mengajukan dan mengklasifikasikan 1. Berkedudukan didaerah pedesaan. Tidak 3 (tiga) bulan Pedoman Pelaksanaan Program 1. Permenegkop & UKM

Koppontren proposal dana perkuatan yang masuk ada Pengembangan Tempat Praktek No. 16 Th 2008

Program TPKU dari Yayasan Pondok Pesantren 2. Memiliki ijin resmi dari pemerintah terkait Keterampilan Usaha pada

Kab/Kota. Lembaga Pendidikan di

3. Menyelenggarakan pendidikan formal Pedesaan.

2. Dinas Koperasi dan UKM Kab/Kota jenjang pendidikan menengah (SMU, menyampaikan usulan tersebut SMK, MA, MAK)

ke Dinas Kop Provinsi.

4. Memiliki tanah yang siap untuk dibangun 3. Dinas Koperasi Provinsi melakukan sebagai Tempat Praktek Keterampilan

verifikasi dan seleksi atas proposal Usaha, minimal 200 M2 yang masuk.

5. Memilih salah satu jenis TPKU yang 4. Melakukan penilaian langsung ke lokasi akan dikembangkan sesuai dengan

Pondok Pesantren potensi lembaga pendidikan.

5. Hasil verifikasi dan seleksi diajukan 6. Siap merekrut tenaga instruktur sebagai kepada Kementerian Negara Koperasi tenaga tetap dilembaga pendidikan

dan UKM RI. sesuai dengan TPKU yang akan di

kembangkan.

3. Fasilitasi 1. KSP/USP Koperasi mengajukan 1. Sudah berbadan hukum Tidak Tergantung dari 1. SK Meneg BUMN No. SE 06/ 1. UU No. 24 Th 2002

Dana BUMN proposal kepada Lembaga Keuangan ada BUMN Pelaksana MBU;S/2006

yang menyalurkan dana BUMN 2. Berpengalaman menjalankan 2. Kepres No. 176

pelaksana dana bergulir. usaha simpan pinjan. Th 1999

3. Dinilai layak oleh BUMN Pelaksana 4. Bersedia memenuhi persyaratan

JENIS PELAYANAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

STANDAR PELAYANAN BIAYA

(Rp.) WAKTU

DASAR HUKUM NO JENIS

PELAYANAN PROSEDUR PELAYANAN PERSYARATAN

(6)

4. Program Sertifikasi 1. Sosialisasi penyuluhan kepada PMK 1. Letak lokasi tanah yang akan dibuatkan Tidak 1 (satu) Minggu Petunjuk Teknis Program Pem- Kepmenkop & UKM Hak Atas Tanah Program sertifikasi. sertifikat jelas batas-batasnya dan tidak ada berdayaan Pengusaha Mikro dan No. 17.1 Th. 2004

bagi UMK ada permasalahan dengan tanah yang Kecil Melalui Kegiatan Sertifikasi

2. Inventarisasi dan seleksi PMK calon bersebelahan. Hak Atas Tanah

peserta program. 2. Luas tanah terdiri dari :

- Tanah pertanian maks 2 (dua) Ha. 3. Verifikasi tanah pengusaha mikro - Tanah non pertanian maks 2.000 M2

3. Tanah tidak dalam sengketa

4. Identifikasi serta menyeleksi PMK calon 4. Bukan tanah warisan yang belum dibagi penerima dukungan dana sertifikasi 5. Tanah sudah dikuasai oleh PMK hak atas tanah. 6. PMK bersedia membayar kekurangan

biaya pengurusan sertifikat. 5. Menetapkan PMK terpilih yang akan 7. Lokasi tanah berada dalam wilayah

memperoleh dukungan dana sertifikasi Kab/Kota lokasi kegiatan. hak atas tanah dengan melakukan

koordinasi dengan BPN.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengujian tarik dan impak komposit dengan perendaman NaOH ataupun tanpa perendaman NaOH memperlihatkan tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap nilai kekuatan

Untuk memotivasi siswa agar tertarik terhadap materi pelajaran, dapat dilakukan melalui penggunaan alat peraga dan media belajar saat menyajikan materi pelajaran. Untuk

Untuk mengetahui kinerja optimal pada unit kalsinasi BMF-14 perlu dilakukan uji fungsi grup III dengan elemen pemanas secara maksimal (12 elemen pemanas)?. Pada

Menurut Suyanto (1999) dalam Dwiyono (2004), pakan yang akan digunakan untuk pembesaran ikan lele ini relatif mudah didapat karena beberapa perusahan pakan telah

Untuk membahas problem kesadaran, saya tidak berfokus pada pendekatan historis mengenai bagaimana sebuah konsep dibicarakan, melainkan fokus pada apa yang telah

4 Dan kemampuan representasi multipel matematis merupakan kemampuan matematis siswa dalam mengkomunikasikan ide atau gagasannya dengan menggunakan beragam

Plot  Ford‐Walford  merupakan  salah  satu  metode  paling  sederhana  dalam  menduga  persamaan  pertumbuhan  Von  Bertalanffy  dengan  interval  waktu 

Pola pengkaderan untuk calon anggota baru PSM Unila, berbeda dengan pola komunikasi dalam pengkaderan yang dilakukan pada calon pengurus, pola koordinasi yang