• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MEDIA BIG BOOK KEDUDUKAN DAN PERAN ANGGOTA KELUARGA UNTUK PEMBELAJARAN IPS KELAS II SD N KARANGTENGAH IV.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN MEDIA BIG BOOK KEDUDUKAN DAN PERAN ANGGOTA KELUARGA UNTUK PEMBELAJARAN IPS KELAS II SD N KARANGTENGAH IV."

Copied!
187
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGEMBANGAN MEDIA BIG BOOK KEDUDUKAN DAN PERAN ANGGOTA KELUARGA UNTUK PEMBELAJARAN

IPS KELAS II SD N KARANGTENGAH IV

TUGAS AKHIR SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan

Oleh: Ria Vionita Sari NIM 13108241038

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)

ii

PENGEMBANGAN MEDIA BIG BOOK KEDUDUKAN DAN PERAN ANGGOTA KELUARGA UNTUK PEMBELAJARAN IPS

KELAS II SD N KARANGTENGAH IV

Oleh: Ria Vionita Sari NIM 13108241038

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan media Big Book “Kedudukan dan Peran Anggota Keluarga” yang layak digunakan untuk pembelajaran IPS

Kelas II SD N Karangtengah IV.

Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian dan pengembangan (Research and Development). Prosedur atau langkah-langkah penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengembangan perangkat modifikasi model ADDIE yang dikembangkan oleh Reiser & Mollenda (1990). Subjek penelitian ini sejumlah 22 siswa. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, kuesioner, dan observasi. Instrumen pengumpulan data menggunakan pedoman wawancara, dan kisi-kisi instrumen angket. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif dengan perhitungan rerata skor.

Pengembangan Media Big Book “Kedudukan dan Peran Anggota Keluarga” dihasilkan melalui prosedur pengembangan ADDIE. Hasil validasi materi menunjukkan kategori sangat layak (4,5), hasil validasi ahli media menunjukkan kategori sangat layak (4,2). Hasil respon siswa pada uji coba one-to-one menunjukkan kategori layak (4), hasil respon siswa pada uji coba kelompok kecil menunjukkan kategori sangat layak (4,7) dan hasil respon siswa pada uji coba lapangan menunjukkan kategori sangat layak (4,5).

(3)

iii

DEVELOPING TEACHING MEDIA THROUGH BIG BOOK POSITION AND ROLE OF THE FAMILY MEMBERS

FOR SOCIAL STUDY AT 2ND GRADE STUDENTS

This research aims to produce a Big Book “Position and Role of the Family Members” which valuation to social study learning at 2nd grade SD N interview, questionnaire, and observation. While the instrument used directive interview and expert assessment sheets of media and social study. The data analysis technique used quantitative method.

The developing media Big Book used ADDIE. The result of social study expert validation shows a very viable category (4,5). The result of media expert validation shows a very viable category (4,2). While the student’s responses in one-to –one trail shows a viable category (4). The student’s responses in small group evaluation shows a very viable category with (4,7). The last is from the field evaluation showsa very viable category (4,5).

(4)
(5)
(6)
(7)

vii

HALAMAN MOTTO

(8)

viii

PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan untuk:

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi yang berjudul “Pengembangan Media Big Book Kedudukan dan Peran Anggota Keluarga untuk Pembelajaran IPS Kelas II SD N Karangtengah IV” dengan tepat waktu. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Tugas Akhir Skripsi ini dapat diselesaikan tidak lepas dari bantuan dan kerjasama dari pihak lain. Berkenaan dengan hal tersebut, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Ibu Sekar Purbarini Kawuryan, S.IP.,M.Pd., selaku dosen pembimbing skripsi dan Validator Materi yang dengan sabar dan ikhlas membimbing saya dalam penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini.

2. Ibu Isniatun Munawaroh, M.Pd., selaku Validator Media yang memberikan saran/masukan perbaikan sehingga Tugas Akhir Skripsi ini dapat terlaksana sesuai dengan tujuan.

3. Bapak Fx. Purwanto, S.Pd, selaku Kepala SD N Karangtengah IV yang telah memberi izin dan bantuan dalam pelaksanaan Tugas Akhir Skripsi ini. 4. Ibu Yayu Praptiningsih, Ama. Pd., selaku guru kelas II SD N Karangtengah

IV, yang telah membantu saya dalam melaksanakan penelitian.

(10)
(11)

xi A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah... 8

C. Pembatasan Masalah ... 8

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Pengembangan... 9

F. Manfaat Pengembangan... 9

G. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ... 9

H. Definisi Operasional ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Mengenai Pembelajaran IPS 1. Hakikat Pembelajaran IPS ... 11

2. Karakteristik Mata Pelajaran IPS... 13

(12)

xii

4. Tujuan Pembelajaran IPS ... 18

5. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS di SD... 20

6. Materi Kedudukan dan Peran Anggota Keluarga ... 22

B. Kajian Mengenai Media Pembelajaran 1. Pengertian Media Pembelajaran ... 22

2. Jenis-jenis Media Pembelajaran ... 23

3. Manfaat Media Pembelajaran ... 26

4. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran ... 29

C. Kajian Mengenai Media Big Book 1. Pengertian Big Book ... 31

2. Ciri-ciri Big Book ... 33

3. Jenis-jeni Big Book ... 34

4. Keistimewaan Big Book ... 35

D. Kajian Mengenai Kisi-kisi Lembar Penilaian Ahli Materi dan Media 1. Kisi-kisi Lembar Penilaian Ahli Materi Menurut BSNP ... 39

2. Kisi-kisi Lembar Penilaian Ahli Media ... 41

E. Kajian Mengenai Karakteristik Anak SD 1. Perkembangan Kognitif ... 45

2. Perkembangan Emosi ... 46

3. Perkembangan Sosial ... 47

F. Penelitian yang Relevan ... 49

G. Kerangka Pikir ... 51

BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan ... 52

B. Prosedur Pengembangan 1. Tahap Analisis (Analysis) ... 54

2. Tahap Desain (Design) ... 58

3. Tahap Pengembangan (Development) ... 60

4. Tahap Implementasi (Implementation) ... 61

(13)

xiii C. Desain Uji Coba Produk

1. Desain Uji Coba ... 63

2. Subjek Coba ... 63

3. Teknik Pengumpulan Data ... 63

4. Instrumen Pengumpulan Data... 65

5. Teknik Analisis Data ... 69

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengembangan Produk Awal ... 73

B. Hasil Uji Coba Produk ... 83

C. Revisi Produk ... 91

D. Kajian Produk Akhir/ Pembahasan ... 112

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 120

B. Saran ... 120

DAFTAR PUSTAKA ... 122

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas II SD ... 22

Tabel 2 Kisi-kisi Lembar Penilaian Ahli Materi Menurut BSNP ... 39

Tabel 3 Aspek Kelayakan Isi Menurut BSNP ... 39

Tabel 4 Kisi-kisi Lembar Penilaian Ahli Media Berdasarkan Pendapat Bone (Colvile-Hill&O’Connor, 2006:493) tentang Ciri-ciri Big Book ... 41

Tabel 5 Aspek Kelayakan Kegrafikan Berdasarkan Pendapat Bone (Colvile-Hill&O’Connor, 2006:493) tentang Ciri-ciri Big Book ... 41

Tabel 6 SK dan KD IPS Kelas II SD ... 58

Tabel 7 Kisi-kisi Instrumen Validasi Ahli Materi... 66

Tabel 8 Kisi-kisi Instrumen Validasi Ahli Media ... 67

Tabel 9 Kisi-kisi Instrumen Angket Respon Siswa ... 68

Tabel 10 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Studi Pendahuluan ... 68

Tabel 11 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Uji Coba... 69

Tabel 12 Aturan Pemberian Skor Validasi Ahli Materi dan Ahli Media ... 70

Tabel 13 Pedoman Konversi Skor... 71

Tabel 14 Kisi-kisi Instrumen Validasi Ahli Materi... 76

Tabel 15 Kisi-kisi Instrumen Validasi Ahli Media ... 76

Tabel 16 Kisi-kisi Instrumen Angket Respon Siswa ... 77

Tabel 17 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Uji Coba untuk Guru ... 77

Tabel 18 Hasil Uji Coba One-to-One ... 84

Tabel 19 Hasil Uji Coba Kelompok Kecil ... 85

Tabel 20 Hasil Uji Coba Lapangan ... 87

Tabel 21 Hasil Validasi Materi Tahap I ... 92

Tabel 22 Revisi Tahap I Berdasarkan Masukan Ahli Materi ... 93

Tabel 23 Hasil Validasi Materi Tahap II... 96

Tabel 24 Hasil Validasi Media Tahap I ... 98

Tabel 25 Revisi Tahap I Berdasarkan Masukan Ahli Media ... 100

Tabel 26 Hasil Validasi Media Tahap II ... 103

Tabel 27 Revisi Tahap II Berdasarkan Masukan Ahli Media ... 104

(15)

xv

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir ... 51

Gambar 2 Bagan Tahap Pengembangan Media Big Book “Kedudukan dan Peran Anggota Keluarga” yang Dimodifikasi dari Model ADDIE ... 53

Gambar 3 Tampilan Cover (sampul) dan Halaman 1 Media Big Book ... 79

Gambar 4 Tampilan Halaman 3 dan 4 Media Big Book ... 79

Gambar 5 Tampilan Halaman 5 dan 6 Media Big Book ... 80

Gambar 6 Tampilan Luar Buku Panduan... 81

Gambar 7 Tampilan Dalam Buku Panduan ... 81

Gambar 8 Tampilan LKPD ... 82

Gambar 9 Stand Board tanpa Big Book ... 83

Gambar 10 Stand Board dengan Big Book ... 83

Gambar 11 Diagram Rekapitulasi Hasil Uji Coba ... 90

Gambar 12 Halaman KD dan Indikator ... 94

Gambar 13 Halaman yang Mengandung Contoh Kontekstual ... 94

Gambar 14 Halaman Refleksi ... 95

Gambar 15 Penulisan Sebelum Revisi ... 95

Gambar 16 Penulisan Setelah Revisi ... 95

Gambar 17 Diagram Batang Penilaian Ahli Materi Tahap I Hingga Tahap II ... 97

Gambar 18 Tokoh Ibu Sebelum Revisi ... 101

Gambar 19 Tokoh Ibu Setelah Revisi ... 101

Gambar 20 Penulisan “Ilmu Pengetahuan Sosial” Sebelum Revisi ... 101

Gambar 21 Penulisan “Ilmu Pengetahuan Sosial” Setelah Revisi ... 101

Gambar 22 Halaman 1 dan 2 Setelah Revisi ... 102

Gambar 23 Halaman 3 dan 4 Setelah Revisi ... 102

Gambar 24 Halaman 5 dan 6 Setelah Revisi ... 102

Gambar 25 Halaman 7 dan 8 Setelah Revisi ... 102

Gambar 26 Halaman 9 dan 10 Setelah Revisi ... 102

Gambar 27 Penempatan Teks Sebelum Revisi ... 105

Gambar 28 Penempatan Teks Setelah Revisi... 105

(17)

xvii

Gambar 30 Ilustrasi Setelah Revisi ... 105

Gambar 31 Halaman 7 Sebelum Revisi ... 106

Gambar 32 Halaman 4 Setelah Revisi ... 106

Gambar 33 Halaman 10 Sebelum Revisi ... 106

Gambar 34 Tulisan Sebelum Revisi ... 109

Gambar 35 Tulisan Setelah Revisi ... 109

Gambar 36 Tulisan Sebelum Revisi ... 109

Gambar 37 Tulisan Setelah Revisi ... 109

Gambar 38 Tulisan Sebelum Revisi ... 110

Gambar 39 Tulisan Setelah Revisi ... 110

Gambar 40 Tulisan Cover Buku Panduan Sebelum Revisi ... 110

Gambar 41 Tulisan Cover Buku Panduan Setelah Revisi ... 110

Gambar 42 Tulisan pada Buku Panduan Sebelum Revisi ... 111

Gambar 43 Tulisan pada Buku Panduan Setelah Revisi ... 111

Gambar 44 Tulisan pada Buku Panduan Sebelum Revisi ... 111

Gambar 45 Tulisan pada Buku Panduan Setelah Revisi ... 111

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Media Big Book “Kedudukan dan Peran Anggota Keluarga” ... 125

Lampiran 2 Hasil Validasi Ahli Materi Tahap I ... 137

Lampiran 3 Hasil Validasi Ahli Materi Tahap II ... 140

Lampiran 4 Hasil Validasi Ahli Media Tahap I ... 143

Lampiran 5 Hasil Validasi Ahli Media Tahap II ... 146

Lampiran 6 Hasil Validasi Ahli Media Tahap III ... 149

Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 152

Lampiran 8 Lembar Kerja Peserta Didik ... 158

Lampiran 9 Angket Respon Siswa ... 159

Lampiran 10 Hasil Uji Coba ... 161

Lampiran 11 Pedoman Wawancara Guru ... 163

Lampiran 12 Dokumentasi Penelitian ... 165

Lampiran 13 Permohonan Izin Penelitian ... 167

Lampiran 14 Surat Izin Penelitian... 168

(19)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial dan humaniora, yaitu: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya (Susanto, 2014: 6). IPS dirumuskan atas dasar realita dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu sosial di atas. Seperti disiplin ilmu yang lain, IPS juga mempunyai bidang garapan yang cukup luas. Bidang garapannya meliputi gejalan-gejala dan masalah kehidupan manusia di masyarakat. Di SD, IPS mengkaji beberapa hal yaitu: a) pengembangan kemampuan berpikir siswa; b) pengembangan nilai dan etika; dan c) pengembangan tanggung jawab dan partisipasi sosial (Susanto, 2014: 13). Dengan menggunakan pendekatan lingkungan yang semakin meluas (expanding environment approach) dan pendekatan spiral, siswa akan mudah untuk mempelajari lingkungan sosial di sekelilingnya dimulai dari keluarga, sekolah, masyarakat desa, negara sampai kepada masyarakat dunia (Susanto, 2014: 19)

(20)

2

sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah pribadi/masalah sosial serta kemampuan mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi warga negara yang baik (Sapriya, 2009: 12). Hal ini juga sesuai dengan hakikat pembelajaran yakni untuk membekali peserta didik memiliki kemampuan dasar berpikir logis dan kritis sehingga mampu memecahkan masalah, memahami nilai sosial, dan berkomunikasi (Susanto, 2014: 37).

Tujuan lain dari mata pelajaran IPS menurut Solihatin (2011: 15) adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan lingkungannya, serta sebagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Berdasarkan pengertian dan tujuan pembelajaran IPS di SD, maka dibutuhkan sebuah pola dalam mengajar yang mampu menjembatani tujuan tersebut. Mengajar mata pelajaran IPS tidak hanya transfer knowledges namun juga transfer values, tidak hanya mengajarkan materi yang berupa hafalan, namun juga menanamkan nilai -nilai sosial serta keterampilan sosial. Oleh karena itu, mengajarkan mata pelajaran IPS harus mempunyai keterampilan yang sesuai dan kemampuan dalam menyusun proses pembelajaran yang tepat sehingga semua tujuan mata pelajaran IPS dapat tercapai. Salah satu cara untuk mencapai proses pembelajaran yang baik adalah dengan menggunakan media pembelajaran.

(21)

3

segala bentuk saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi (Arsyad, 2002: 3). Ringkasnya media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu (Arsyad, 2002: 15-16). Jadi fungsi dari media pembelajaran sendiri adalah membantu penyampaian materi kepada siswa agar siswa lebih mudah dalam memahami materi dan mampu menimbulkan motivasi belajar.

(22)

4

berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di dua sekolah. Observasi pertama dilakukan di SD N Karangtengah III dengan materi IPS “Kedudukan dan Peran

Anggota Keluarga” yakni pada tanggal 14 November 2016. Sementara observasi

kedua dilakukan di SD N Karangtengah IV dengan materi IPS “Dokumen Keluarga sebagai Sumber Belajar” pada tanggal tanggal 17 November 2016.

Pertama, permasalahan yang muncul dari siswa. Fokus pembelajaran terpecah karena kurangnya atensi dan antusiasme siswa dalam proses pembelajaran. Siswa merasa bosan dengan proses pembelajaran karena penyampaian materi yang kurang menarik. Siswa lebih tertarik untuk membaca buku bacaan lainnya, dibandingkan dengan mendengarkan penjelasan guru. Di samping itu ada beberapa siswa yang kurang paham tentang maksud materi yang disampaikan karena instruksi yang disampaikan guru kurang jelas dan kemampuan membacanya yang masih kurang.

Kedua, permasalahan yang muncul dari guru. Permasalahan yang muncul dari guru adalah kurangnya variasi dalam penyajian pembelajaran IPS, baik dari segi metode maupun media pembelajaran. Guru mengajar hanya menggunakan metode ceramah dan pemberian tugas yang banyak di awal pembelajaran. Hal ini membuat siswa terlihat kurang antusias. Tidak adanya media yang digunakan oleh guru saat proses pembelajaran juga menjadi penyebab proses pembelajaran di kelas tersebut nampak membosankan. Penggunaan textbook (buku pelajaran) menjadi satu-satunya sumber belajar bagi guru dan siswa sehingga metode teacher centered masih mendominasi dalam proses pembelajaran IPS. Guru

(23)

5

yang seadanya padahal pada beberapa materi tertentu akan lebih baik ketika menggunakan media pembelajaran yang mendukung.

Ketiga, permasalahan yang muncul dari segi sarana prasarana. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran seperti Liquid Crystal Display (LCD) maupun ruang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di SD N Karangtengah IV menjadi salah satu penyebab guru jarang menggunakan media yang bervariasi. Di samping itu ketersediaan media pembelajaran yang masih terbatas khususnya untuk mata pelajaran IPS juga menjadi penyebab munculnya permasalahan. Hal ini dibuktikan dengan tidak tersedianya media pembelajaran di ruang kelas II baik di SD N Karangtengah IV maupun di SD N Karangtengah III. Di samping itu sekolah juga tidak menyediakan media pembelajaran IPS terutama untuk kelas II.

Adanya fakta kesenjangan antara tujuan pembelajaran IPS di SD yang diharapkan dengan realitas di lapangan, memunculkan berbagai solusi dan inovasi untuk mengatasi berbagai permasalahan di atas. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti menunjukkan adanya permasalahan yang sama di kedua SD, meskipun dengan materi pembelajaran yang berbeda, yakni masih terbatasnya media pembelajaran yang digunakan oleh guru. Oleh karena itu salah satu solusi yang ditawarkan adalah dengan penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran IPS yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

Permendiknas RI nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses yang menyatakan bahwa:

(24)

6

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Maka dari itu penggunaan media pembelajaran yang menimbulkan proses belajar yang interaktif dapat menjadi salah satu solusi dari permasalahan di atas. Solusi tersebut diharapkan mampu untuk mengatasi permasalahan yang muncul baik dari segi siswa, guru, maupun sarana prasarana.

Salah satu pokok bahasan yang terdapat dalam mata pelajaran IPS adalah kedudukan dan peran anggota keluarga. Materi ini merupakan materi dasar yang harus disampaikan guru kepada siswa sebelum mengenal lingkungan sosial yang lebih luas. Oleh sebab itu penting bagi guru untuk menyampaikan konsep materi ini dengan benar dan dengan cara penyampaian yang lebih mudah. Untuk menyajikan materi tersebut, diperlukan media yang mampu memvisualisasikan tokoh- tokoh anggota keluarga serta pengenalan istilah yang dipakai untuk menyebutkan anggota keluarga.

Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin pesat, memungkinkan untuk mengembangkan berbagai macam media pembelajaran yang mendukung proses belajar. Salah satu media yang dapat dikembangkan adalah media Big Book. Dalam pembelajaran IPS khususnya kelas II, Big Book mampu

memvisualisasikan bahan pengajaran dan menyampaikan beberapa istilah yang dipakai dalam materi “Kedudukan dan Peran Anggota Keluarga” dengan lebih

jelas jika dibandingkan dengan textbook.

Big Book dipilih sebagai salah satu solusi untuk permasalahan pembelajaran

(25)

Pertimbangan-7

pertimbangan itu antara lain media ini cocok digunakan untuk kelas bawah khususnya kelas II, karena ukuran Big Book yang disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik siswa. Di samping itu tampilan gambar dan tulisan pada Big Book, memperkaya bacaan siswa melalui partisipasi siswa dalam membaca dan diskusi, serta menunjukkan keterampilan yang bermakna (Lynch, 2009). Hal tersebut akan memberi dampak positif dan menumbuhkan pengalaman belajar siswa, sehingga siswa diharapkan akan mampu memahami isi di dalam materi “Kedudukan dan Peran Anggota Keluarga”. Media Big Book juga mencantumkan istilah dalam

materi “Kedudukan dan Peran Anggota Keluarga” yang tidak terdapat dalam

textbook. Big Book ini dilengkapi pula dengan buku panduan penggunaan Big

Book dan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). Pengembangan media Big Book

juga mempertimbangkan dari segi kurangnya ketersediaan sarana prasana, di mana media Big Book ini tidak memerlukan alat seperti LCD atau proyektor untuk pengoperasiaannya.

Dengan kelebihan yang dimiliknya, Big Book ini diharapkan dapat membantu proses pembelajaran IPS sebagai alat bantu yang sesuai dengan kebutuhan siswa di SD dan mampu membantu mencapai tujuan pembelajaran IPS secara efektif dan efisien. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik utuk melakukan penelitian pengembangan berjudul: Pengembangan Media Big Book “Kedudukan dan Peran Anggota Keluarga” untuk Pembelajaran IPS Kelas II SD

(26)

8

lebih aktif dan kreatif, sehingga siswa lebih mudah untuk memahami materi secara tuntas.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasi permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut.

1. Siswa merasa bosan dengan proses pembelajaran karena penyampaian materi yang kurang menarik dan instruksi yang disampaikan guru kurang jelas.

2. Kurangnya variasi dalam penyajian pembelajaran IPS, baik dari segi metode maupun media pembelajaran.

3. Ketersediaan media pembelajaran yang masih terbatas khususnya untuk mata pelajaran IPS terutama materi “Kedudukan dan Peran Anggota Keluarga”.

C. Pembatasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada permasalahan ketersediaan media pembelajaran yang masih terbatas khususnya untuk mata pelajaran IPS terutama materi

“Kedudukan dan Peran Anggota Keluarga”.

D. Rumusan Masalah

(27)

9 E. Tujuan Pengembangan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian pengembangan ini adalah: Menghasilkan media Big Book “Kedudukan dan Peran Anggota Keluarga” yang layak untuk digunakan dalam pembelajaran IPS di kelas II SD N Karangtengah IV.

F. Manfaat Pengembangan 1. Bagi Siswa

a. Memperkenalkan cara belajar memahami “Kedudukan dan Peran Anggota Keluarga” melalui media Big Book.

b. Meningkatkan antusiasme dan perhatian siswa dalam proses pembelajaran, terutama dalam materi “Kedudukan dan Peran Anggota Keluarga”.

c. Mempermudah siswa dalam memahami materi yang disampaikan mengenai “Kedudukan dan Peran Anggota Keluarga”.

2. Bagi Guru

a. Memberikan pemahaman guru tentang pentingnya media dalam proses pembelajaran.

b. Memperkenalkan cara membelajarkan “Kedudukan dan Peran Anggota

Keluarga” melalui media Big Book.

c. Meningkatkan motivasi guru untuk memanfaatkan media pembelajaran. G. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

(28)

10

1. Produk yang dihasilkan berupa Big Book dalam pembelajaran IPS materi “Kedudukan dan Peran Anggota Keluarga” kelas II.

2. Produk dibuat menggunakan aplikasi CorelDraw X7.

3. Produk berupa media cetak dengan ukuran kertas A3 (297 x 420 mm/ 11,69 x 16,54 inci) dan berjenis kertas Ivory 230 gram.

4. Produk Big Book terdiri dari 12 halaman.

5. Produk berisi gambar anggota keluarga, kegiatan keluarga dengan ukuran ±10-11 cm disertai tulisan mengenai kedudukan dan peran anggota keluarga dan istilah-istilah yang muncul dalam materi tersebut.

6. Produk disertai dengan buku panduan dan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).

7. Produk juga dilengkapi dengan stand board atau papan berdiri untuk memudahkan proses pemakaiannya.

H. Definisi Operasional

1. Media Big Book merupakan media cetak yang berupa buku besar dengan ukuran kertas A3 dan berjenis kertas Ivory 230 gram yang di dalamnya berisi gambar anggota keluarga, kegiatan keluarga beserta istilah-istilah yang muncul dalam materi “Kedudukan dan Peran Anggota Keluarga”.

(29)

11 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Mengenai Pembelajaran IPS

1. Hakikat Pembelajaran IPS a. Pengertian Pembelajaran IPS

Istilah IPS mulai digunakan secara resmi di Indonesia sejak tahun 1975 adalah istilah Indonesia untuk Social Studies di Amerika (Susanto, 2014: 7). Istilah tersebut merupakan hasil kesepakatan komunitas akademik dan secara formal mulai digunakan dalam sistem pendidikan nasional dalam kurikulum 1975. Dalam dokumen kurikulum tersebut IPS adalah salah satu nama mata pelajaran yang diberikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Ciri khas IPS pada jenjang pendidikan dasar adalah sifat terpadu dengan tujuan agar mata pelajaran ini lebih bermakna bagi peserta didik sehingga pengorganisasian materi/bahan pelajaran disesuaikan dengan lingkungan, karakteristik, dan kebutuhan peserta didik.

(30)

12

pengetahuan (knowledge), sikap dan nilai (attitudes and value), serta mampu memecahkan masalah sosial di masyarakat.

Sunal & Haas (2002: 6) mengemukakan “The pupose of elementary social studies is to establish a learning environment and instruction that anable all

students to understand, participate, and make informned decisions about their

world”. Pembelajaran IPS di SD bertujuan untuk membentuk lingkungan belajar dan materi pelajaran yang memungkinkan siswa untuk dapat memahami, mengikuti dan membuat keputusan terkait dengan dunia mereka. Studi sosial lebih bersifat praktis, yaitu memberikan kemampuan kepada anak didik dalam mengelola dan memanfaatkan kekuatan-kekuatan fisik dan sosial dalam menciptakan kehidupan yang serasi juga mempersiapkan anak didik untuk mampu memecahkan masalah sosial dan memiliki keyakinan akan kehidupan masa mendatang. IPS seperti halnya disiplin ilmu lainnya, merupakan bidang studi yang memiliki garapan cukup luas. Bidang garapannya meliputi gejala-gejala dan masalah kehidupan manusia di masyarakat. Tekanannya ada pada gejala dan masalah kehidupan masyarakat yang nyata.

Berdasarkan uraian para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa IPS merupakan penyederhanaan dari disiplin ilmu sosial yang memiliki tujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang menguasai pengetahuan, sikap dan nilai, serta mampu memecahkan masalah sosial di masyarakat.

b. Misi Pembelajaran IPS

(31)

13

curriculum”. Pembelajaran IPS merupakan bagian terpenting dalam kurikulum sekolah (Jarolimek, 1959: 3-4). Di dalam bukunya juga dijelaskan misi dari pembelajaran IPS.

“The major mission of social studies education is to help children learn about the social world in which they live and how it got that way; to learn to cope with social realities; and to develop the knowledge, atitudes, and skills needed to help shape an enlightened humanity”.

Misi dari pembelajaran IPS adalah membantu siswa dalam mempelajari dunia sosial di mana mereka tinggal dan bagaimana menjalani kehidupan sosial tersebut; untuk menghadapi kenyataan sosial yang ada; dan mengembangkan kemampuan, sikap, dan keterampilan yang dibutuhkan untuk membantu membentuk masyarakat yang bijaksana.

Pembelajaran IPS juga berfokus pada pendidikan kewarganegaraan, yakni bagaimana dapat berpartisipasi dan bersosialisasi dalam kelompok sosial, terutama partisipasi dalam masyarakat global. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa misi dari pembelajaran IPS adalah mengembangkan kemampuan sosial siswa, baik dalam segi pengetahuan (kognitif), nilai dan sikap (afektif), serta keterampilan (psikomotor) guna membentuk masyarakat yang mampu berpartisipasi dan bersosialisasi dalam kelompok sosial, dan lebih luasnya pada masyarakat global.

2. Karakteristik Mata Pelajaran IPS

(32)

14 a. Karakteristik Dilihat dari Aspek Tujuan

Karakteristik pembelajaran IPS dilihat dari aspek tujuan meliputi tiga aspek yaitu aspek intelektual, kehidupan sosial, dan kehidupan individual.

b. Karakteristik Dilihat dari Aspek Ruang Lingkup Materi

Jika ditinjau dari ruang lingkup materinya, maka bidang studi IPS memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) menggunakan pendekatan lingkungan yang luas; 2) menggunakan pendekatan terpadu antarmata pelajaran yang sejenis, 3) berisi materi konsep, nilai-nilai sosial, kemandirian, dan kerjasama; 4) mampu memotivasi peserta didik untuk aktif, kreatif, dan inovatif dan sesuai dengan perkembangan anak; 5) mampu meningkatkan keterampilan peserta didik dalam berpikir dan memperluas cakrawala budaya.

c. Karakteristik Dilihat dari Aspek Pendekatan Pembelajaran

Karakteristik materi yang tergolong dalam ilmu-ilmu sosial dalam bidang studi IPS dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok umum, yaitu kelompok struktur ilmu yang bersifat sosial dan kelompok struktur ilmu yang bersifat generalisasi. Pertama, dalam struktur ilmu pengetahuan yang bersifat sosial, semua materi dalam disiplin ilmu sosial, bermula dari kenyataan, fakta dan realitas sosial, perubahan sosial dan pergeseran sosial yang dialami oleh individu di mana pun ia berada. Pendekatan pembelajaran dilakukan melalui penjelasan visual, verbal, bahkan audio dengan maksud memberikan balikan terhadap kesesuaian kehendak individu.

(33)

15

adalah kemampuan manusia dalam masyarakat untuk bisa menerapkan, menguji, dan mengkonstruksi kembali apa yang seharusnya dikembangkan dalam bidang ilmu sosial ini. Dalam rangka menemukan produk dan kontrol sosial yang memenuhi kebutuhan keilmuan ini, maka diperlukan suatu generalisasi dari kajian dan analisis konsep yang telah diterapkan di masyarakat sebelumnya. Pendekatan pembelajaran yang bisa dilakukan adalah melalui bentuk-bentuk perilaku implementasi peserta didik maupun pendidik dalam menunjukkan perilaku yang diambil dari hasil pikir dan belajar ilmu-ilmu sosial.

Berdasarkan penjelasan di atas, karakteristik mata pelajaran IPS dapat dilihat dari ketiga aspeknya yakni: 1) karakteristik dilihat dari aspek tujuannya; 2) karakteristik dilihat dari aspek ruang lingkup materinya; dan 3) karakteristik dilihat dari aspek pendekatan pembelajaran yang digunakan. Mata pelajaran IPS dalam penelitian ini memiliki karakteristik –karakteristik yang telah dijabarkan di atas, yakni karakteristik mata pelajaran yang berdasarakan tujuan, ruang lingkup materi, dan pendekatan pembelajaran.

3. Dimensi Pembelajaran IPS

(34)

16 a. Dimensi Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan adalah pemahaman terhadap sejumlah informasi dan ide-ide. Tujuan pengembangan pengetahuan adalah untuk membantu siswa dalam memahami lebih banyak mengenai dirinya, fisiknya, dan dunia sosial serta lingkungan di sekitarnya. Dimensi pengetahuan sosial mencakup: 1) fakta; 2) konsep; dan 3) generalisasi yang dipahami oleh siswa.

Fakta adalah data yang spesifik tentang peristiwa, objek, orang, dan hal-hal yang terjadi (peristiwa). dalam pembelajaran IPS, diharapkan siswa dapat mengenal berbagai jenis fakta khususnya yang terkait dengan kehidupannya. Secara umum fakta untuk siswa SD hendaknya berupa peristiwa, objek, dan hal-hal yang bersifat konkret. Oleh karena itu, guru mengupayakan agar fakta disesuaiakn dengan karakteristik siswa kelas masing-masing.

Konsep merupakan kata-kata atau frase yang mengelompok, berkategori, dan memberi arti terhadap kelompok fakta yang berkaitan. Konsep dasar untuk pembelajaran IPS terkait dengan beberapa disiplin ilmu sosial. Misalnya konsep “keluarga” dapat diambil dari sejarah, antropologi, sosiologi, bahkan ekonomi.

(35)

17 b. Dimensi Keterampilan (Skills)

Di samping memahami dimensi pengetahuan, pendidikan IPS sangat memerhatikan dimensi keterampilan (skills). Beberapa keterampilan yang diperlukan dalam pendidikan IPS, antara lain: 1) keterampilan meneliti; 2) keterampilan berpikir; 3) keterampilan partisipasi sosial; dan 4) keterampilan berkomunikasi. Semua keterampilan tersebut akan memberikan kontribusi dalam proses inkuiri sebagai pendekatan utama dalam pembelajaran IPS.

c. Dimensi Nilai Dan Sikap (Values And Attitudes)

Nilai merupakan seperangkat keyakinan atau prinsip perilaku yang telah mendarah daging dalam diri seseorang atau kelompok masyarakat tertentu yang diungkapakan melalui berpikir atau bertindak. Umumnya, nilai berasal dari pergaulan atau komunikasi yang dilakukan baik individu maupun kelompok. Pembelajaran IPS hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan nilai-nilai yang dianutnya serta mampu memberikan serta membelajarkan nilai-nilai yang penting bagi siswa.

d. Dimensi Tindakan (Action)

Tindakan dapat memungkinkan siswa menjadi peserta didik yang lebih aktif. Mereka pun dapat belajar berlatih secara konkret dan praktis. Dengan mempelajari isu-isu sosial untuk dipecahkan dan dicarikan solusinya, siswa akan belajar menjadi warga negara yang efektif di masyarakat.

(36)

18

(action). Pembelajaran IPS yang dilakukan dalam penelitian ini telah memenuhi

dimensi-dimensi pendidikan IPS yang komprehensif. Hal ini bisa dilihat dari materi IPS yakni “Kedudukan dan Peran Anggota Keluarga”. Di dalam materi tersebut menampilkan dimensi pengetahuan yakni fakta yang berupa keluarga. Sementara dari dimensi keterampilan, nilai, dan sikap, siswa dituntut untuk mampu memerankan peranannya sebagai bagian dari anggota keluarga. Di samping itu siswa belajar untuk memecahkan masalah yang ada, hal ini sesuai dengan dimensi tindakan pada pembelajaran IPS.

4. Tujuan Pembelajaran IPS

Pendidikan ilmu pengetahuan sosial merupakan ilmu pengetahuan yang sangat penting untuk dipelajari, khususnya pada anak sekolah dasar. Ilmu pengetahuan sosial bukan merupakan gambaran ilmu pengetahuan yang berbasis isu, namun kajian ilmu IPS perlu untuk dikaji dan dianalisis berdasarkan fakta dan data yang ditemukan dalam berbagai sumber (Susanto, 2014: 33). Menurut kurikulum tahun 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pendidikan IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan.

b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inquiry, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

(37)

19

d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

Hal senada juga diungkapakan oleh Sumaatmaja (Gunawan, 2013: 18) yang mengatakan bahwa tujuan IPS adalah membina anak didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat dan negara. Sedangkan secara rinci Hamalik mengatakan tujuan pengajaran IPS berorientasi pada: 1) pengetahuan dan pemahaman; 2) sikap hidup belajar; 3) nilai-nilai sosial dan sikap; dan 4) keterampilan.

Sementara itu, Waterwroth (Susanto, 2014: 34) menyebutkan bahwa tujuan social studies (ilmu sosial) adalah untuk mempersiapkan siswa menjadi warga

negara yang baik dalam kehidupannya di masyarakat, di mana secara tegas ia mengatakan “to prepare students to be well-functioning citizents in a democratic society”. Tujuan lain dari IPS adalah untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan setiap persoalan yang dihadapinya. “We also think that the social studies should be more concerned with helping student make the most rational decisions that they can in their own

personal lives” (NCSS, 2007).

Secara umum tujuan pendidikan IPS di tingkat SD untuk membekali peserta didik dalam bidang pengetahuan sosial. Adapun secara khusus tujuan pendidikan di SD adalah sebagai berikut.

(38)

20

b. Membekali peserta didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis, dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat.

c. Membekali peserta didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan warga masyarakat dalam berbagai bidang ilmu serta keahlian.

d. Membekali peserta didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif, dan keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian dari kehidupan tersebut.

e. Membekali peserta didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan, masyarakat, ilmu pengetahuan, dan teknologi.

Berdasarkan paparan beberapa ahli dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian ini memiliki tujuan yang berkaitan dengan pembelajaran IPS yaitu: 1) untuk membekali peserta didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis, dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat; dan 2) belajar memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

5. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS di SD

(39)

21

(IPS), anak diarahkan untuk menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, bertanggungjawab, serta warga dunia yang mencintai perdamaian.

Ruang lingkup mata pelajaran IPS menurut Gunawan (2013: 51) meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

a. Manusia, tempat, dan lingkungan. b. Waktu, keberlanjutan, dan perubahan. c. Sistem sosial dan budaya.

d. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.

e. IPS SD sebagai Pendidikan Global (Global Education), yakni: mendidik siswa akan kebhinekaan bangsa, budaya, dan peradaban dunia; menanamkan kesadaran ketergantungan antarbangsa; menanamkan kesadaran semakin terbukanya komunikasi dan transportasi antarbangsa di dunia; Mengurangi kemiskinan, kebodohan dan perusakan lingkungan.

Gunawan (2013: 50) menambahkan dalam bukunya bahwa IPS SD bergerak dari hal yang konkret ke yang abstrak yang mengikuti pola pendekatan lingkungan yang semakin meluas (expanding environment approach) dan pendekatan spiral dengan memulai dari yang mudah kepada yang sukar, dari yang sempit menjadi lebih luas, dari yang dekat ke yang jauh, dan seterusnya: dunia - negara tetangga - negara - propinsi - kota / kabupaten - kecamatan - kelurahan / desa - RT / RW tetangga - keluarga - Aku.

(40)

Aspek-22

aspek tersebut dibelajarkan melalui pendekatan lingkungan yang semakin meluas expanding environment approach) dan pendekatan spiral. Hal ini ditujukan agar

siswa mampu menyerap materi secara lebih mudah mengikuti perkembangan kemampuan kognitifnya. Sejalan dengan itu, melalui materi “Kedudukan dan

Peran Anggota Keluarga”, ruang lingkup penelitian ini lebih memfokuskan pada aspek manusia, lingkungan sosial, dan sistem sosial yang ada.

6. Materi Kedudukan dan Peran Anggota Keluarga

Mengacu pada ruang lingkup mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SD, penelitian ini mengambil materi IPS SD kelas II semester 2 yakni “Kedudukan dan Peran Anggota Keluarga”. Adapun Standar Kompetensi (SK)

dan Kompetensi Dasar (KD) IPS Kelas II sebagai berikut.

Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas II SD

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

2. Memahami kedudukan dan peran anggota dalam keluarga dan lingkungan tetangga

2.1 Mendeskripsikan kedudukan dan peran anggota keluarga

2.2 Menceritakan pengalamannya dalam melaksanakan peran dalam anggota kelurga

2.3 Memberi contoh bentuk-bentuk kerjasama di lingkungan tetangga.

(Sumber: file.upi.edu) B. Kajian Mengenai Media Pembelajaran 1. Pengertian Media Pembelajaran

(41)

23

menyatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

Di samping itu menurut Arsyad (2009:4-5) media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran (Arsyad, 2009:4). Pendapat lain dikemukakan oleh Briggs (Sadiman, dkk., 2002:6) yang menyatakan bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Sementara Asnawir & Usman (2002:11) mendefinisikan media sebagai sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan, dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan salah satu komponen sumber belajar yang membawa informasi instruksional yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan/informasi dari pengirim (guru) ke penerima (siswa) sehingga dapat merangsang proses belajar.

2. Jenis-jenis Media Pembelajaran

(42)

24 a. Media Grafis

Media grafis tergolong media visual yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Selain fungsi umum tersebut, secara khusus media grafis berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas tampilan ide, mengilustrasikan atau menghiasi makna yang mungkin akan cepat dilupakan bila tidak divisualkan. Saluran yang dipakai dalam media grafis menyangkut indera penglihatan. Pesan yang disampaikan dituangkan ke dalam bentuk simbol-simbol komunikasi visual. Jenis media yang tergolong media grafis, antara lain: 1) gambar/foto; 2) sketsa; 3) diagram; 4) bagan/chart; 5) grafik; 6) kartun; 7) poster; 8) peta dan globe; 9) papan flanel/flannel board; dan 10) papan buletin/bulletin board.

b. Media Audio

Media audio berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif, baik verbal (ke dalam kata-kata/bahasa lisan) maupun nonverbal. Beberapa jenis media yang tergolong ke dalam media audio antara lain: 1) radio; 2) alat perekam pita magnetik; 3) piringan hitam; dan 4) laboratorium bahasa.

c. Media Proyeksi Diam

(43)

25

tidak jarang ada yang menggunakan visual saja. Jenis media proyeksi antara lain 1) film bingkai/slide; 2) film rangkai/film strip; 3) overhead proyektor; 4) proyektor opaque; 5) tachitoscope; dan 6) microprojection dengan mikrofilm.

Pendapat lain dikemukakan oleh Hamalik (Asnawir & Usman, 2002:29) yang menyebutkan ada 4 klasifikasi media pengajaran, yaitu sebagai berikut. a. Alat-alat visual yang dapat dilihat, misalnya filmstrip, manspanansi, micro

projection, papan tulis, buletin board, gambar-gambar, ilustrasi, chart,

grafik, poster, peta, dan globe.

b. Alat -alat yang bersifat auditif atau hanya dapat didengar misalnya: phonograph record, transkripsi electris, radio, rekaman pada tape recorder.

c. Alat-alat yang bisa dilihat dan didengar, misalnya film dan televisi, benda-benda tiga dimensi yang biasanya dipertunjukkan, misalnya; model, spicemens, bak pasir, peta electris, koleksi diorama.

d. Dramatisasi, bermain peran, sosiodrama, sandiwara boneka, dan sebagainya. Bretz (Wibawa & Mukti, 1993: 21) juga menggolongkan media menjadi 7 kelas, yaitu: (1) media audio visual gerak, (2) media audio visual diam, (3) media audio semi gerak, (4) media visual gerak, (5) media visual diam, (6) media audio, dan (7) media cetak.

Sementara itu Arsyad (2009:205) berpendapat bahwa guru mampu mengembangkan media pembelajaran sendiri. Media sederhana yang mampu dikembangkan guru di antaranya media berbasis visual (yang meliputi gambar, chart, grafik, transparansi, dan slide), media berbasis audio visual (video dan

(44)

26

Berdasarkan paparan jenis-jenis media di atas maka dapat disimpulkan bahwa media terdiri dari beberapa jenis antara lain: 1) media visual; 2) media audiovisual; dan 3) audio. Maka media pembelajaran Big Book yang akan dikembangkan termasuk jenis pilihan media visual. Hal ini dikarenakan media Big Book mengilustrasikan/memvisualisasikan materi yang akan disampaikan kepada

siswa. Melalui media Big Book ini dapat menyampaikan pesan atau informasi kepada siswa secara visual sehingga cocok digunakan untuk pembelajaran IPS yang hanya identik dengan banyak tulisan tanpa gambar/ilustrasi. Di samping itu media Big Book juga akan menarik minat siswa khususnya untuk siswa kelas bawah.

3. Manfaat Media Pembelajaran

Menurut Rumampuk (1988: 12), media mempunyai nilai praktisnya yakni sebagai berikut.

a. Media pendidikan dapat membangkitkan motivasi belajar.

b. Media dapat membuat konsep yang abstrak menjadi konkret, misalnya dalam menjelaskan tahap-tahap sejarah dapat dipergunakan film grafik dan lain-lain.

c. Media dapat mengatasi batas-batas ruang kelas misalnya dalam menampilkan objek yang terlalu besar seperti Candi Borobudur atau pasar. d. Media dapat mengatasi perbedaan pengalaman pribadi murid, pengalaman

(45)

27

e. Media dapat menampilkan objek yang terlalu kecil untuk diamati secara langsung seperti molekul atau sel, dapat digunakan gambar slide, film, dan sebagainya.

f. Media dapat menggantikan penampilan objek yang berbahaya atau sukar dibawa ke ruang kelas seperti letusan gunung berapi, binatang buas dan sebagainya, yang digunakan film atau slide, gambar dan lain-lain.

g. Media dapat menyajikan informasi belajar secara konsisten. h. Media dapat menyajikan pesan secara serampak.

i. Media dapat menyajikan benda atau peristiwa masa lampau, seperti film (slide) perang kemerdekaan.

j. Media memberi kesan perhatian individual untuk seluruh anggota kelompok belajar.

k. Media dapat mengatasi pengamatan terhadap objek yang sangat kompleks misalnya cara kerja sistem listrik pada pesawat terbang atau organ tubuh. l. Media dapat mengatasi penampilan objek yang terlalu cepat, terlalu halus

untuk didengar misalnya suara yang terlalu kecil/halus.

m. Media dapat mengatasi jika objek/benda terlalu lambat gerakannya.

Sementara menurut pendapat Sadiman, dkk. (2002:17) secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut.

a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka)

(46)

28

1) objek yang terlau besar bisa digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film, atau model;

2) objek yang kesil dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau gambar;

3) gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dpat dibantu dengan timelapse atau high-speed photography;

4) kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal;

5) objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain, dan

6) konsep yang terlalu luas (gunung api, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat divisualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lain-lain. c. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi

sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk: 1) menimbulkan kegairahan belajar;

2) memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan;

3) memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.

(47)

29

belakang guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuannya dalam:

1) memberikan perangsang yang sama; 2) mempersamakan pengalaman; 3) menimbulkan persepsi yang sama.

Berdasarkan paparan beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa media memiliki kegunaan yang beragam. Salah satunya dengan penggunaan media yang tepat dan bervariasi pada saat proses pembelajaran, dapat mengatasi sikap pasif anak dan membangkitkan semangat serta motivasi belajar anak. Pengembangan media Big Book ini dikembangkan untuk mengatasi kebosanan anak terhadap mata pelajaran IPS yang identik dengan teks. Dengan media ini siswa akan merasa lebih antusias dalam belajar karena penggunaan media Big Book.

4. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Ada beberapa kriteria umum yang dijadikan patokan dalam pemilihan media. Menurut Sleeman & Cobun (Rumampuk, 1988: 19), beberapa kriteria pemilihan media adalah sebagai berikut.

a. Pemilihan media hendaknya dapat menunjang tujuan instruksional yang telah disusun.

b. Media yang dipilih hendaknya valid/sahih.

(48)

30

d. Suara yang menyertai media sorot dan media rekaman seharusnya sesua dengan aslinya dan sedapat mungkin tepat.

e. Media yang dipilih supaya dapat memberikan respons secara terbuka dari siswa agar guru mengetahui apakah kegiatan belajar itu berhasil atau tidak. f. Pemilihan media diusahakan supaya sejalan dengan program yang telah

tersusun.

g. Sesuatu media berhasil baik dan efektif dan akan diterima oleh siswa apabila relevan dengan kehendak mereka.

h. Media yang dipilih supaya cocok dengan waktu yang disediakan agar kegiatan belajar tidak terhalang oleh hambatan waktu yang tidak cukup. i. Agar supaya dapat dicapai hasil belajar yang optimal, hendaknya media

yang dipilih disesuaikan dengan karakter siswa, seperti umur, gaya belajar, dan sebagainya.

j. Sebaiknya media yang dipilih adalah media yang tidak mudah rusak dan yang mudah diperbaiki.

k. Karena yang akan disampaikan adalah suatu pesan instruksional, yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media ialah kemampuan serta nilai praktis dari media itu.

(49)

31

prosedur penilaiannya juga perlu menjadi bahan pertimbangan. Sebagai pendeketan praktis, beliau menyarankan untuk mempertimbangkan media apa saja yang ada , berapa harganya, berapa lama diperlukan untuk mendapatkannya, dan format apa yang memenuhi selera pemakai.

Dalam hubungan ini Dick dan Carey (Sadiman, dkk., 2002:86) menyebutkan bahwa di samping kesesuaian dengan tujuan perilaku belajarnya, setidaknya masih ada empat faktor lagi yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media. Beberapa faktor itu adalah: 1) ketersediaan sumber setempat; 2) ketersediaan dana, tenaga, dan fasilitas untuk membuatnya; 3) faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan, dan ketahanan media yang bersangkutan untuk waktu yang lama; dan 4) efektifitas biaya dalam jangka waktu yang lama.

Berdasarkan beberapa kriteria pemilihan media yang telah dijelaskan, maka dapat disimpulkan bahwa dalam pemilihan dan pengembangan media pembelajaran harus memerhatikan beberapa kriteria tersebut. Hal ini bertujuan agar media yang dipilih dan dikembangkan dapat tepat guna dan sesuai dengan tujuan. Penelitian ini mengembangakan media Big Book karena sesuai dengan kriteria di atas yakni disesuaikan dengan kebutuhan siswa, kondisi lingkungan, dan sesuai dengan materi pembelajaran IPS “Kedudukan dan Peran Anggota Keluarga”.

C. Kajian Mengenai Media Big Book 1. Pengertian Big Book

Big Book merupakan sebuah buku bacaan yang memiliki ukuran, tulisan dan

(50)

32

distinguishing feature of the Big Book is of course its size. It is usually about 16 to

20 inches tall and the print is at least an inch high”. Artinya ukuran standar Big Book menurut Nambiar (1991: 6) adalah sekitar 16 sampai 20 inci. Jika dikonversi

ke dalam ukuran kertas standar Indonesia, Big Book berada pada ukuran kertas antara A3 (11,69 x 16,54 inci) atau A2 (16,54 x 23, 39). Sementara USAID (2014: 42) menyebutkan bahwa ukuran Big Book bisa beragam, misalnya ukuran A3, A4, A5, atau seukuran koran. Ukuran dari Big Book harus mempertimbangkan segi keterbacaan bagi seluruh siswa di kelas. Big Book dapat digunakan di kelas awal karena mempunyai karakteristik yang sesuai dengan kebutuhan siswa kelas awal. Guru dapat memilih Big Book yang berisi cerita atau topik yang sesuai dengan minat siswa atau sesuai dengan tema pelajaran. Sedangkan menurut (Colville-Hall & O’Connor, 2006) Big Book merupakan buku yang berukuran besar dengan teks

cetak dan ilustrasi yang memiliki visualisasi tinggi untuk siswa sebagaimana guru membacakan buku tersebut kepada seluruh siswa di kelas. Colville-Hall &

O’Connor (2006) menambahkan “Because both research and colleagues

indicated that Big Books were an effective way to teach early literacy”. Big Book merupakan cara yang efektif untuk meningkatkan kecakapan membaca dan menulis pada tingkat awal. Di samping itu media Big Book juga digunakan untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Media ini juga membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan membacanya, terlebih kepada siswa yang mempunyai kemampuan membaca rendah.

(51)

33

subsequent readings and discussions, and through the meaningful teaching of

skills within context — all positive and therefore powerful learning experiences”.

Big Book memperkaya bacaan melalui partisipasi siswa dalam kegiatan membaca

dan diskusi, dan menunjukkan keterampilan yang bermakna- hal tersebut akan memberi dampak positif dan menumbuhkan pengalaman belajar yang kuat.

Sejalan dengan itu Curtain & Dahlberg (USAID, 20014: 43) menyatakan bahwa Big Book memungkinkan siswa belajar membaca melalui cara mengingat dan mengulang bacaan. Sementara Karges (Solehuddin, dkk., 2008: 41) mengatakan bahwa Big Book merupakan buku cerita yang berkarakteristik khusus yang dibesarkan, baik teks maupun gambarnya, sehingga memungkinkan terjadinya kegiatan membaca bersama antara guru dan murid. Buku ini mempunyai karakteristik khusus seperti penuh warna-warni, memiliki kata yang dapat diulang-ulang, mempunyai alur cerita yang mudah ditebak, dan memiliki pola teks yang sederhana.

Berdasarkan paparan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa Big Book merupakan media yang berupa buku dengan cetakan tulisan dan gambar yang besar yang berisi uraian cerita dan gambar guna membangkitkan ketertarikan dan motivasi siswa dalam belajar khususnya di kelas awal.

2. Ciri-ciri Big Book

Big Book digunakan guru saat sedang melakukan permodelan membaca atau

(52)

34

a. Cerita singkat (10-15 halaman), yang menarik minat siswa b. Pola kalimat yang jelas.

c. Gambar besar yang memiliki makna. d. Pengulangan kata

e. Sederhana namun menarik f. Ada esensi humornya

Harimurti (2010: 4) menyebutkan bahwa Big Book memiliki karakteristik sebagai berkut. c. Irama seperti irama bayi

Agar bacaan lebih menyenangkan maka perlu diiramakan. d. Pola bacaan berdasarkan pada budaya yang dikenal anak e. Alur cerita yang dapat ditebak

Berdasarkan paparan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Big Book memiliki ciri –ciri di antaranya: 1) cerita singkat (10-15 halaman); 2) berpola kalimat yang jelas; 3) disertai gambar yang besar yang bermakna; 4) adanya pengulangan kata; 5) terlihat sederhana namun menarik; dan 6) ada esensi humornya. Sejalan dengan penjelasan di atas, media Big Book yang dikembangkan dalam penelitian ini mengacu beberapa ciri-ciri Big Book yang sudah dijelaskan.

3. Jenis-jenis Big Book

Oktavia, dkk. (2016: 4-5) Menguraikan jenis-jenis Big Book yang digunakan ada tiga macam, yaitu sebagai berikut.

a. Big Book yang hanya menampilkan gambar saja (only pictures).

(53)

35

c. Big Book yang menampilkan penggalan cerita halaman demi halaman dengan kalimat sangat sederhana (pictures and texts).

Sementara itu Lynch (Harimurti, 2010: 7) menyebutkan ada tiga struktur dari Big Book di antaranya sebagai berikut.

a. Struktur sebab akibat

Contoh: Cerita seorang anak yang sakit gigi karena malas menggosok gigi. b. Struktur pola masalah dan pemecahannya

Contoh: cerita binatang-binatang di hutan yang diganggu pemburu dan mencari cara untuk mengalahkan pemburu tersebut.

c. Struktur pola daftar/urutan

Contoh : cerita tentang bagian-bagian tubuh.

Berdasarkan paparan jenis-jenis Big Book di atas, Big Book yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah jenis Big Book yang menampilkan penggalan cerita halaman demi halaman dengan kalimat sangat sederhana (pictures and texts). Di samping itu struktur pola yang digunakan adalah struktur pola masalah dan pemecahannya. Big Book yang dikembangkan ini juga dilengkapi dengan buku panduan dan Lembar Kerja Peseta Didik (LKPD).

4. Keistimewaan Big Book

Dengan ukurannya yang besar dan gambar yang menarik, Big Book memiliki beberapa keistimewaan, di antaranya adalah sebagai berikut (USAID, 2014: 44).

(54)

36

b. Memungkinkan semua siswa melihat tulisan yang sama ketika guru membacakan tulisan tersebut.

c. Memungkinkan siswa secara bersama-sama dalam memberi makna pada setiap tulisan yang adalah dalam Big Book.

d. Memberikan kesempatan kepada siswa yang lambat membaca untuk mengenali tulisan dengan bantuan guru dan teman-teman lainnya.

e. Disukai oleh siswa, termasuk siswa yang lambat membaca. Dengan membaca Big Book secara bersama-sama, timbul keberanian dan keyakinan dalam diri siswa bahwa mereka “sudah bisa” membaca.

f. Mengembangkan semua aspek kebahasaan.

g. Dapat diselingi percakapan yang relevan mengenai isi cerita bersama siswa sehingga topik bacaan semakin berkembang sesuai pengalaman dan imajinasi siswa.

Menurut Solehuddin, dkk. (2008: 41-42) menjelaskan Big Book merupakan bahan belajar yang sekaligus merupakan suatu pendekatan dalam belajar yang memiliki kelebihan, yaitu sebagai berikut.

a. Big Book memberikan kesempatan kepada anak untuk terlibat dalam situasi nyata dengan cara yang tidak menakutkan. Dengan membaca Big Book bersama-sama di depan kelas, anak-anak akan memperoleh pengalaman membaca yang sebenarmya tanpa merasa takut salah.

(55)

37

anak-anak dapat melihat tulisan yang ada dalam Big Book yang sedang dibaca oleh guru.

c. Penggunaan Big Book memungkinkan anak-anak secara bersama-sama dengan bekerjasama memberi makna kepada tulisan di dalamnya.

d. Big Book memberikan kesempatan kepada anak yang lambat dalam membaca untuk mengenali tulisan dengan bantuan guru dan teman-teman lainnya. Selain itu, Big Book membuat guru dan anak berbagi keceriaan dan berbagi kegiatan secara bersama.

e. Big Book disukai semua anak termasuk mereka yang lambat dalam membaca, karena dengan Big Book bersama-sama akan timbul keberanian dan keyakinan dalam diri anak bahwa mereka “sudah bisa” membaca.

f. Penggunaan Big Book akan mengembangkan kemampuan dasar anak dalam semua aspek bahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

g. Belajar dengan Big Book memberikan pengalaman sosial kepada anak, yaitu dalam hal berbagi pengalaman pada saat anak-anak mengomentari gambar dan bacaan Big Book.

h. Meskipun Big Book adalah bahan bacaan, namun guru dapat menyelinginya dengan percakapan yang relevan mengenai isi cerita bersama anak. Sehingga topik bacaan akan semakin berkembang sesuai dengan pengalaman dan daya imajinasi anak.

(56)

38

a. Big Book berukuran besar, sehingga siswa dapat melihat gambar jalannya cerita dengan jelas, seperti saat membaca buku sendiri. Hal tersebut membuat siswa tertarik.

b. Big Book membuat siswa menjadi lebih fokus terhadap bahan bacaan dan juga guru. Biasanya jika guru menggunakan buku biasa, siswa akan asyik bermain sendiri. Namun dengan Big Book siswa akan tertarik dan mau mendengarkan cerita dari guru.

c. Big Book membuat siswa lebih mengerti dan memahami isi cerita dalam Big Book daripada buku bacaan biasa karena kata-kata yang terdapat dalam Big

Book merupakan kata-kata sederhana. Siswa dapat mengikuti setiap kata

yang diucapkan oleh guru dan mengetahui bagaimana penulisannya.

d. Big Book memfasilitasi siswa seakan-akan melihat langsung cerita yang dibacakan guru, sehingga siswa dapat merasakan jalannya cerita. Hal ini berbeda ketika siswa hanya menggunakan buku pelajaran biasa.

e. Big Book merupakan hal baru yang akan membuat siswa tertarik dan mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi terhadap apa yang ada di dalamnya. Sehingga siswa menjadi lebih antusias dalam pembelajaran.

(57)

39

D. Kajian Mengenai Kisi-kisi Lembar Penilaian Ahli Materi dan Media 1. Kisi-kisi Lembar Penilaian Ahli Materi Menurut BSNP (Purwono, 2008)

Tabel 2. Kisi-kisi Lembar Penilaian Ahli Materi Menurut BSNP

Kriteria Indikator

1. Aspek Kelayakan Isi a. Kesesuaian materi dengan SK dan KD

b. Keakuratan Materi

c. Kemutakhiran Materi

d. Mendorong Keingintahuan

2. Aspek Kelayakan Penyajian a. Teknik Penyajian

b. Pendukung Penyajian

c. Penyajian Pembelajaran

d. Koherensi dan Keruntutan Alur Pikir

3. Aspek Penilaian Kontekstual a. Hakikat Kontekstual

b. Komponen Kontekstual

Berdasarkan tabel di atas, peneliti hanya akan menggunakan beberapa indikator dalam penilaian ahli materi. Hal ini dikarenakan adanya penyesuaian materi dengan pengembangan media yang akan dikembangkan. Media yang akan dikembangkan tentunya memiliki karakteristik tersendiri yang tidak bisa dinilai ketika menggunakan indikator di atas. Indikator yang akan dikembangkan peneliti dalam instrumen penilaian ahli materi antara lain: 1) kesesuaian materi dengan SK dan KD, 2) keakuratan materi, 3) kemuthakiran materi, dan 4) mendorong keingintahuan. Di bawah ini akan dijelaskan deskripsi tentang aspek kelayakan isi menurut BSNP.

Tabel 3. Aspek Kelayakan Isi Menurut BSNP (Purwono, 2008)

Butir Penilaian Deskripsi

1. Kelengkapan materi. Materi yang disajikan mencakup materi yang

terkandung dalam Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)

2. Keluasan materi. Materi yang disajikan mencerminkan jabaran

(58)

40 Dasar (KD).

3. Kedalaman materi. Materi yang disajikan mulai dari pengenalan

konsep, definisi, prosedur, tampilan output, contoh, kasus, latihan, sampai dengan interaksi antar-konsep sesuai dengan tingkat dan sesuai dengan yang diamanatkan oleh Kompetensi Dasar (KD).

4. Keakuratan konsep dan definisi. Konsep dan definisi yang disajikan tidak

menimbulkan banyak tafsir dan sesuai dengan konsep dan definisi yang berlaku dalam bidang ilmu.

5. Keakuratan fakta dan data. Fakta dan data yang disajikan sesuai dengan

kenyataan dan efisien untuk meningkatkan pemahaman peserta didik.

6. Keakuratan contoh dan kasus. Contoh dan kasus yang disajikan sesuai dengan

kenyataan dan efisien untuk meningkatkan pemahaman peserta didik.

7. Keakuratan gambar, diagram,

dan ilustrasi.

Gambar, diagram, dan ilustrasi yang disajikan sesuai dengan kenyataan dan efisien untuk meningkatkan pemahaman peserta didik

8. Keakuratan istilah. Istilah-istilah teknis sesuai dengan kelaziman

yang berlaku di ilmu Geometri.

9. Keakuratan, notasi, simbol, dan

ikon.

Notasi, simbol, dan ikon disajikan secara benar menurut kelaziman yang digunakan dalam bidang/ilmu Geometri.

10.Keakuratan acuan pustaka. Pustaka disajikan secara benar menurut

kelaziman yang digunakan dalam bidang/ilmu Geometri.

11.Contoh dan kasus dalam

kehidupan sehari-hari.

Contoh dan kasus aktual yaitu sesuai dengan perkembangan keilmuan Geometri dan terdapat dalam kehidupan sehari-hari.

12.Gambar, diagram dan ilustrasi

dalam kehidupan sehari-hari.

Gambar, diagram dan ilustrasi diutamakan yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari., namun juga dilengkapi penjelasan.

13.Menggunakan contoh kasus

yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh dan kasus yang disajikan sesuai dengan situasi serta kondisi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

14.Menciptakan kemampuan

bertanya

Uraian, latihan atau contoh-contoh kasus yang

disajikan mendorong peserta didik untuk

(59)

41 2. Kisi-kisi Lembar Penilaian Media

Tabel 4. Kisi-kisi Lembar Penilaian Ahli Media Berdasarkan pendapat Bone (Colvile-Hill & O’Connor, 2006: 493) tentang ciri-ciri Big Book

Kriteria Indikator

1. Aspek Kelayakan Kegrafikan a. Ukuran Big Book

b. Desain Halaman Big Book

c. Desain Gambar dan Tulisan Big Book

d. Desain Isi Big Book

e. Desain Layout Big Book

2. Aspek Kelayakan Bahasa a. Pola kalimat jelas

b. Komunikatif

c. Kesesuaian dengan Kaidah Bahasa.

d. Penggunaan istilah, simbol, atau ikon.

3. Aspek Kepraktisan a. Kepraktisan media (mudah di bawa

kemana-mana)

Berdasarkan tabel di atas, indikator-indikator yang dicantumkan akan menjadi dasar penulisan instrumen penilaian untuk ahli media terkait dengan media Big Book yang akan dikembangkan. Indikator-indikator di atas diperoleh dari pendapat Bone (Colvile-Hill & O’Connor, 2006: 493) tentang ciri-ciri Big Book. Peneliti kemudian mengembangkan ciri-ciri Big Book menjadi indikator penilaian. Di bawah ini akan dijelaskan deskripsi mengenai aspek kelayakan kegrafikan.

Tabel 5. Aspek Kelayakan Kegrafikan Berdasarkan pendapat Bone (Colvile-Hill & O’Connor, 2006: 493) tentang ciri-ciri Big Book

Butir Penilaian Deskripsi

1. Kesesuaian ukuran Big Book

(Nambiar, 1991:6)

Standar ukuran Big Book berada pada ukuran

kertas antara A3 (11,69 X 16,54 inci) atau A2 (16,54 x 23,39 inci)

2. Kesesuaian jumlah halaman Big

Book

(Bone, 2006: 493)

Big Book berisi cerita singkat antara 10-15 halaman

3. Penampilan gambar dan tulisan Kesesuaian antara gambar yang dicantumkan

dalam Big Book dengan keterangan gambar

(caption) yang digunakan.

4. Ketepatan tulisan yang

mewakili judul Big Book

Judul yang digunakan dalam Big Book sesuai

Gambar

Tabel 10. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Studi Pendahuluan
Tabel 13. Pedoman Konversi Skor
Tabel 14. Kisi-kisi Instrumen Validasi Ahli Materi
Gambar 5. Tampilan Halaman 5 dan 6 Media Big Book
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah metode bermain peran dapat meningkatkan prestasi belajar IPS

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS PADA MATERI TOKOH PATRIOTISME MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 NGRUNDUL, KEBONARUM, KLATEN

Demikianlah peran guru yang dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam di SD N 3 Sukanegara Tanjung Bintang Lampung Selatan yang telah cukup baik, semoga dapat

Gross (dalam Etin, 2005:5) menyebutkan bahwa tujuan Pendidikan IPS adalah untuk mempersiapkan manusia menjadi warga negara yang baik dalam kehidupan di masyarakat, secara tegas

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan daya kolaborasi dengan prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS pada kelas IV di SD Negeri Kademangan 4 Kota

PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL TRI HITA KARANA PADA MUATAN IPS TEMA 7 SUBTEMA 2 SISWA KELAS IV SD N 2 SELAT SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2021/2022

I HALAMAN JUDUL PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BIG BOOK PADA MATERI TAYAMUM UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN PESERTA DIDIK DI KELAS IV SD NEGERI 2 NGLAWAK KECAMATAN PRAMBON