commit to user
DALAM PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK EKSPOR PADA TONNY FURNITURE DI SUKOHARJO
Tugas Akhir
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Persyaratan guna Mencapai Gelar Ahli Madya pada Program D-3 Managemen Perdagangan
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun Oleh : MUHAMMAD FAWZAN
F3109050
PROGRAM DIPLOMA 3 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user
DALAM PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK EKSPOR PADA TONNY FURNITURE DI SUKOHARJO
ABSTRAKSI
MUHAMMAD FAWZAN F 3109050
Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah unutk memperoleh gambaran yang lebih mendalam dan pemahaman mengenai perhitungan biaya dan penetuan harga jual produk ekspor yang harus ditentukan oleh suatu perusahaan yang melakukan kegiatan ekspor agar dapat bersaing di dalam memasuki pasar perdagangan internasional dengan memperoleh laba ayng menjadi sasaran usaha. Metode yang digunakan adalah studi kasus, yaitu mengambil satu obyek tertentu untuk dianalisis secara mendalam dengan memfokuskan pada suatu masalah. Data yang diogunakan adalajh data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara langsung pada pihak Tonny Furniture, yaitu pada bagian ekspor, kepala bagian produksi dan staf atau keryawan Tonny Furniture, sedangkan data sekunder diperoleh dari buku maupun bacaan lain.
commit to user
Saran yang dapat penulis ajukan adalah alangkah lebih baik apabila perusahaan Tonny Furniture lebih rinci dalam menentukan komponen-komponen biaya ekspor, contoh ; pada biaya pemasaran dan administrasi umum (marketing and admin cost) akan lebih baik jika perinciannya lebih mendetail sehingga setiap pengeluaran biaya tersebut dengan mudah untuk di ketahui jumlah yang serinci mungkin. Agar tidak terjadi kerugian yang dikarenakan kurs rupiah yang menguat maka strategi hadging dan menyertakan biaya bank (bank charges) dan untuk menanggulangi biaya bunga maka interest juga perlu di masukkan kedalam perhitungan biaya.
Kata kunci : Cost plus mark up, free on board, profit
commit to user
Sejatinya ilmu itu ada tiga, adapun selain dari tiga tersebut hanyalah sebagai tambahan, tiga ilmu tersebut ialah, ayat yang menghukumi (Al Qur,an), Sunnah yang tegak (Al hadits) dan
Pembagian waris yang adil ( HR Abu Daud)
Hidup bukan untuk bekerja, tetapi bekerja untuk menikmati hidup
( Penulis )
Bukanlah harta yang melimpah yang menjadikan sesorang bahagia, tetapi rasa syukur yang tiada henti yang akan senantiasa meluaskan hati untuk merasakan kebahagiaan
(Penulis)
Live is truggle
commit to user
Dengan penuh rasa hormat dan bimbingan seta seuntaian kasih tiada henti Tugas akhir ini
penulis persembahkan untuk ;
Dzat Sang Penguasa Alam ALLAH SWT yang selalu menganugrahi rohmat kepada
semua hamba.
Bapak dan Ibu, terima kasih atas segala kasih saying yang begitu besar yang tak
terbalaskan, doa dan keikhlasan yang mengiringi disetiap hembusan nafasku.
51M84D.crew atas segala motivasi dukungan dan kepercayaan kalian kepadaku.
Staff Hijau daun, Mbak Ika yang sabar member kesempatan tuk menyelesaikan tugas
akhir I ni.
Teman teman Managemen Perdagangan angkatan 2009
commit to user
Bismillahirrohmaanirrohiim,Segala puji dan ucap syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas
segala rohmat dan kasih sayangNya yang telah penulis rasakan, sehingga penulis
dapat menyusun dan menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini dengan lancer dan
baik. Laporan TugasAkhir ini merupakan syarat untuk mengikuti ujian akhir
program Diploma III Maagemen Perdagangan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta. Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis mengambil
judul “ PENERAPAN METODE COST-PLUS MARK UP DALAM
PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK EKSPOR PADA TONNY
FURNITURE DI SUKOHARJO.
Tugas akhir ini tidak akan selesai dengan baik tanpa adanya bantuan
berbagai pihak, baik berupa moral, spiritual, lahir ataupun batin, langsung maupun
tidak langsung. Didalam menyusun laporan Tugas Akhir ini, penulis banyak
mendapat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, untuk itu dengan segenap
kerendahan dan ketulusan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Drs. Hari Murti, M.Si, selaku Ketua Program Diploma III Managemen
Perdagangan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ibu Izza Mafruhah, S.E, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang
telahmemberikan bimbingan serta arahansehingga penulis dapat
commit to user
Universitas Sebelas Maret Surakarta yag telah banyak memberikan wawasan
dan ilmu baik akademik maupun non akademik.
5. Pemilik, General Manager, Kepala bagian Produksi, staf atau karyawan
Tonny Furniture yang ramah dalam menerima kami sebagai mahasiswa
magang.
6. Ibuku tersayang yang selalu sabar mengasuhku, hingga dapat memahami arti
kasih sayang dalam berkeluarga.
7. Bapakku, H Muctar Rosydi yang semangat dalam mencari nafkah untuk
menghidupi keluarga meski usia telah senja
8. Saudara-saudaraku, Mbak Umi, Mas Ihsan, Mas Anwar, Mas Sofwan,
Elyas,dan Tika yang menjadikan ceria dalam hidup
9. Marfuah Unsayaini atas perhatian dan dukungannya.
10.Sidik Permana yang gokil, semangat dan mengingatkan ku tentang info-info
seputar T.A
11.Temen temen kuliah, Ecesh, Tama, Dhimas Real, Gendut, Bangkit, Reno,
Adi, Kunto, Meyta, Natalie, Putro, Arga, Ryan dan anglainnya yang belum ku
sebut…
12.Simmbad. Corporation….be a winner…
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Tuga Akhir ini
masih jauh bari sempurna maka penulis mengharapkan adanya kritik dan saran
commit to user
penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Surakarta, Juni 2012
commit to user
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN ABSTRAKS ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iv
HALAMAN PENGESAHAN ... v
HALAMAN MOTTO ... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penyusunan T.A ... 5
D. Manfaat Penyusunan T.A ... 6
E. Metode Penyusunan T.A ... 7
BAB II. LANDASAN TEORI A.Ekspor ... 11
1.Pengertian Ekspor ... 11
2.Syarat-Syarat Ekspor ... 12
3.Tujuan Kegiatan Ekspor ... 13
4.Dasar Hukum Ekspor ... 13
B.Biaya ... 14
commit to user
C.Komponen Biaya Ekspor ... 20
D.Penentuan Harga Jual Ekspor ... 23
1.Pengertian Harga Jual ... 23
2.Metode Penentuan Harga Pokok ... 23
3.Tujuan Menghitung Harga Pokok ... 24
4.Komponen Harga Pokok Ekspor ... 25
5.Metode Penentuan Harga Jual Ekspor ... 28
E.Incoterm 2010 ... 31
BAB III. DESKRIPSI OBYEK MAGANG DAN PEMBAHASAN A.Gambaran Umum Obyek Magang ... 39
1.Sejarah Berdirinya Tonny Furniture ... 39
2.Visi dan Misi Perusahaan ... 40
3.Lokasi Perusahaan ... 41
4.Struktur Organisasi Tonny Furniture ... 42
5.Tenaga Kerja ... 45
6.Hasil Produksi ... 45
7.Pemasaran Produk Tonny Furniture ... 46
B.Laporan Kegiatan Magang Kerja ... 46
C.Pembahasan ... 47
1.Komponen biaya yang dikeluarkan Tonny Furniture ... 47
2.Penentuan Harga Jual Produk ekspor yang dikeluarkan oleh Tonny Furniture dengan cost plus mark up ... 49
3.Incoterm yang diterapkan Tonny Furniture dalam melaksanakan kegiatan ekspor ... 59
BAB IV. PENUTUP A.Kesimpulan ... 62
B.Saran ... 63 DAFTAR PUSTAKA
commit to user
DAFTAR TABELHalaman
Tabel 3.1 Laporan Kegiatan Magang Kerja ... 46
Tabel 3.2 Perhitungan biaya bahan baku untuk Etnocia TD 0045 ... 50
Tabel 3.3 Perhitungan biaya bahan pembantu Etnocia TD 0045 ... 50
Tabel 3.4 Perhitungan biaya proses produksi Etnocia TD 0045 ... 51
Tabel 3.5 Ketentuan BOP produk meubel Tonny Furniture ... 53
Tabel 3.6 Perhitungan biaya bahan baku untuk Lasting leaf EC 108 ... 55
Tabel 3.7 Perhitungan biaya bahan pembantu Lasting leaf EC 108 ... 56
commit to user
Halaman
commit to user
1. Sertificate of origin form A2. Bill Of Loading
3. FCL packing declaration
4. Quarantine Declaration
5. Invoice
6. Faktur Pajak
7. Gas Clearence Certificate
8. Fumigation Certificate
commit to user
DALAM PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK EKSPOR PADA TONNY FURNITURE DI SUKOHARJO
ABSTRAKSI MUHAMMAD FAWZAN
F 3109050
Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah unutk memperoleh gambaran yang lebih mendalam dan pemahaman mengenai perhitungan biaya dan penetuan harga jual produk ekspor yang harus ditentukan oleh suatu perusahaan yang melakukan kegiatan ekspor agar dapat bersaing di dalam memasuki pasar perdagangan internasional dengan memperoleh laba ayng menjadi sasaran usaha. Metode yang digunakan adalah studi kasus, yaitu mengambil satu obyek tertentu untuk dianalisis secara mendalam dengan memfokuskan pada suatu masalah. Data yang diogunakan adalajh data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara langsung pada pihak Tonny Furniture, yaitu pada bagian ekspor, kepala bagian produksi dan staf atau keryawan Tonny Furniture, sedangkan data sekunder diperoleh dari buku maupun bacaan lain.
commit to user
perusahaan Tonny Furniture lebih rinci dalam menentukan komponen-komponen biaya ekspor, contoh ; pada biaya pemasaran dan administrasi umum (marketing and admin cost) akan lebih baik jika perinciannya lebih mendetail sehingga setiap pengeluaran biaya tersebut dengan mudah untuk di ketahui jumlah yang serinci mungkin. Agar tidak terjadi kerugian yang dikarenakan kurs rupiah yang menguat maka strategi hadging dan menyertakan biaya bank (bank charges) dan untuk menanggulangi biaya bunga maka interest juga perlu di masukkan kedalam perhitungan biaya.
commit to user
THE EXPORTED PRODUCT SALE PRICE IN TONNY FURNITURE IN SUKOHARJO
ABSTRACT
MUHAMMAD FAWZAN
F3109050
The objective of this final project is to get a more deeply description and undersrtanding about the cost estimating and the determination of expoerted product sale price that should be determined by a company undertaking the export activity in order to compete in entering the international trade market by obtainingthe profit becoming the business goal. The research method employed was case study,that is, to take a certain object to be analyzed in-depth manner by focusing on a problem. The data used were primary and secondary data. The primary data was collection division chief and staff or the employees of Tonny Furniture,mean while secondary data was obtained from other book or reading source.
From the result of research, it can be concluded that the components of export cost expended by Tonny Furniture consists of:purchasing, marketing and administration, handling charge, export taxes, third party services, freight cost, and insurance costs. In determining the exported product sale price, Tonny Furniture used Cost-Plus Mark Up (Seller’s Market Price) method, that is, to determine the export product sale price based on the : basic price +profit = sale price. The obstacles the Tonny Furniture faces in determining the sale price include: uncertain rupiah exchange rate against dollar becomes the company’s out-of-control factor resulting in the difficulty of determining price as well as the increase of supporting material cost sometimes leading to the reduced profit. Tonny Furniture uses term FOB (Free On Board) because the risk that will be assumed by Tonny Furniture is lower. Whith the minimum risk, it is expected that the profit the company will obtain will increase.
commit to user
supporting material cost corresponding to the price in the market. However, such product sale price should not be increased too high. Tonny Furniture should also compensate it by providing higher quality of product. It is intended to prevent the buyer from swiching to the similar product from other companies.
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Globalisasi berpengaruh besar terhadap tatanan perkonomian di dunia.
Kemajuan teknologi yang sangat pesat mendorong setiap pelaku ekonomi
untuk mengikuti arus tersebut. Aturan-aturan yang berlaku dalam melakukan
perdagangan antar negara juga semakin bersaing, baik dalam kebijaksanaan
kuota ekspor dan impor, bea masuk dan bea keluar dari suatu negara.
Perubahan teknologi yang semakin pesat menjadikan informasi semakin
cepat diterima oleh masyarakat sehingga masyarakat yang berperan sebagai
konsumen akan semakin kolektif dalam memilih produk yang memiliki harga
terjangkau dengan kualitas baik.
Perdagangan antar negara semakin meluas dan membuka peluang yang
besar untuk masuk kedalam bagian perdagangan tersebut. Perdagangan
Internasional memiliki bagian yang luas dengan peran yang saling
berkesinambungan. Hubungan antara eksportir (seller) dengan importir
(buyer) membutuhkan perantara (agen),pihak marketing, pihak pengurusan
dokumen pengiman barang (forwarder), bank sebagai media unutk
melakukan pembayaran maupun mendapatkan jaminan pembayaran bagi
commit to user
Kegiatan ekspor memiliki nilai ekonomi yang penting dagi pihak industri
maupun pemerintah. Manfaat yang diperoleh adanya perdagangan
internasional bagi suatu negara akan mendorong negara tersebut untuk
memacu transaksi ekspor keluar negara sehingga dapat meningkatkan
pendapatan negara melalui bea keluar yang dikenakan atas barang atau jasa
tersebut dan devisa berupa valas atas perdagangan tersebut.
Transaksi ekspor sangat penting bagi negara Indonesia yaitu untuk
menambah pundi cadangan devisa negara, menumbuhkan perkonomian
dalam negeri melalui pengembangan produsen-produsen produk dalam negeri
dengan kualitas yang memenuhi standart internasional. Dengan demikian
tingkat pengangguran akan berkurang karena terserap oleh produsen dalam
negeri yang membutuhkan tenaga kerja.
Eksportir dituntut untuk jeli dalam menentukan harga produk yang
ditawarkan kepada buyer, agar harga tersebut tidak terlalu tinggi ataupun
terlalu rendah. Apabila harga produk terlalu tinggi maka kemungkinan
produk tersebut akan kalah bersaing dengan produk kompetitif yang harganya
relatif lebih rendah dengan kualitas yang sama ataupun mirip. Harga produk
yang terlalu rendah juga mempengaruhi pencitraan produk tersebut, karena
terlalu murah calon buyer memandang bahwa kualitas bahan mentah ataupun
barang jadi tersebut perlu dipertanyakan kembali sehingga ketertarikan buyer
atas produk tersebut kurang, disamping itu juga mempengaruhi harga jual
commit to user
Eksportir harus memahami dan mengendalikan harga jual dengan
mengendalikan biaya produksi,biaya yang kemungkinan keluar atas produk
tersebut, volume penjualan dengan mempertimbangan kesepakatan antara
eksportir dengan buyer diluar negeri. Dengan begitu eksportir mampu
mengahadapi pesaing dengan upaya memasuki pasar ekspor dengan
memperoleh tingkatan keuntungan yang dijadikan sasaran usaha. Jika
perusahaan menginginkan tetap eksis maka perusahaan memerlukan
manajemen yang dapat bekerja baik dalam mencapai target tujuan yang
ditetapkan (Sugiyarsih,2005:1).
Kebijakan mengenai harga jual suatu produk sangatlah penting, karena
harga jual akan langsung berpengaruh terhadap besarnya volume penjualan
dan laba yang ingin dicapai perusahaan. Bila harga yang ditawarkan
perusahaan atas produk tersebut wajar atau bahkan lebih rendah dibandingkan
dengan harga produk sejenis yang ditawarkan oleh perusahaan sejenis,
pembeli akan menerima harga tersebut dan akan membeli produk perusahaan.
Begitu pula sebaliknya, jika harga jual yang ditawarkan lebih tinggi
disbanding penawaran harga oleh perusahaan lain sejenis maka pembeli akan
membeli diperusahaan lain yang menawarkan harga lebih rendah. Hal ini
akan mempengaruhi volume penjualan dan laba perusahaan.(Doni Irmansyah,
2005:1)
Tonny Furniture merupakan perusahaan mebel berkualitas ekspor yang
dermula dari nol. Berawal dari Bapak Tonny Winata yang bekerja sebagai
commit to user
kayu mentah untuk disetorkan ke beberapa pabrik disekitar Yogyakarta dan
Solo. Dengan pengalamannya menjadi sopir lambat laun beliau mulai
mengenal jenis-jenis, kriteria kayu berkualitas bagus baik jati, maoni, mangga
yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan mebel di perusahaan yang
disuplainya. Dari ketertarikannya tersebut beliau memulai usaha dengan
pengalaman yang dimiliki dan sedikit modal dari saku pribadi dan modal
pinjaman dari bank pengkreditan. Modal didapat dari pinjaman BPR sebesar
10 juta. Pada tahun 1996 usaha mandiri Tonny Furniture nyata dimulai
dengan menjadi suplier bahan mentah atau setengah jadi ke perusahaan
Jerami Furniture yang sekarang berubah nama menjadi Index’s.
Di dalam melakukan kegiatan ekspor Tonny Furniture harus jeli dan teliti
dalam menentukan harga jual produk ekspor karena hasil tersebut akan
menentukan berapa besar laba yang akan diperolehnya dan mempengaruhi
lancar dan tidaknya Tonny Furniture dalam perdagangannya. Yang perlu
diperhatikan adalah kebijaksanaan dalam menentukan harga jual, volume
penjualan dan incoterm yang digunakan dalam perjanjian antara seller dan
buyer
Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin mempelajari secara mendalam
tentang bagaimana penentuan harga jual produk ekspor dengan metode
cost-plus mark up yang dilakukan oleh Tonny Furniture dengan memberi judul
tugas akhir “ PENERAPAN METODE COST-PLUS MARK UP DALAM
PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK EKSPOR PADA TONNY
commit to user
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penulisan ini dimaksudkan untuk dijadikan
pedoman bagi penulis untuk melakukan penelitian secara cermat dan tepat
sesuai dengan prinsip-prinsip penelitian yang ilmiah. Dengan perumusan
masalah diharapkan dapat mengetahui obyek-obyek yang diteliti, serta
bertujuan agar tulisan dan ruang lingkup penelitian uraiannya terbatas dan
terarah pada hala-hal yang derkaitan dengan masalah yang diteliti.
Untuk memudahkan pembahasan masalah dan pemahamannya, maka
penulis merumuskan permasalahannya sebagai berikut :
1. Komponen biaya ekspor apa saja yang di keluarkan oleh Tonny
Furniture ?
2. Bagaimana cara Tonny Furniture dalam menentukan harga produk
ekspor dengan metode cost-plus mark up?
3. Incoterm apa yang digunakan Tonny Furniture dalam melaksanakan
kegiatan ekspor?
C. Tujuan Penyusunan TA
Magang dalam rangka penyusunan Tugas Akhir ini dilaksanakan dengan
tujuan agar penelitian tersebut dapat memberikan manfaat sesuai dengan apa
yang dikehendaki, adapun tujuan penyusunan TA ini adalah :
1. Untuk mengetahui komponen biaya ekspor yang dikeluarkan oleh
commit to user
2. Untuk mengetahui proses penentuan harga jual produk ekspor yang
diterapkan oleh Tonny Furniture dengan metode cost-plus mark up.
3. Untuk mengetahui incoterm yang digunakan oleh Tonny Furniture
dalam melakukan kegiatan ekspor produk.
D. Kegunaan Penyusunan TA
Selain mempunyai tujuan penelitian, penelitian ini juga mempunyai
manfaat yang dapat dirasakan oleh pihak-pihak yang terkait dengan obyek
penelitian ini. Manfaat penelitian ini yaitu :
1. Bagi Penulis
Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar ahli madya pada
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta, dan juga
menambah pengetahuan serta pengalaman agar dapat mengembangkan
ilmu yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan. Selain itu penulis juga
dapat membandingkan antara teori dan praktek yang terjadi di lapangan,
disamping itu , guna meningkatkan, memperluas dan memantapkan
wawasan dan keterampilan yang membentuk mental mahasiswa sebagai
bekal memasuki dunia kerja.
2. Bagi Perusahaan
Dapat memberikan masukan, pertimbangan dan perbandingan terkait
dengan komponen biayadan penentuan harga jual produk yang dapat
commit to user
kebijakan untuk meningkatkan volume penjualan produk ekspor dan
meraih keuntungan yang diharapkan.
3. Bagi Pembaca
Dengan adanya penyusunan TA ini penulis berharap dapat memberikan
gambaran yang jelas tentang pokok permasalahan yang diteliti serta
menjadi bahan referensi dan informasi bagi mahasiswa jurusan Bisnis
Internasionl yang akan melaksanakan atau menyusun Tugas Akhir dengan
pokok permasalahan yang sama.
E. Metode Penyusunan TA
Penelitian pada dasarnya adalah observasi, yaitu mencari, mendapatkan
data untuk selanjutnya diolah dengan melakukan penyusunan dalam bentuk
laporan hasil penelitian. Agar proses tersebut dapat berjalan dengan lancar
dan menuai hasil yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah maka
diterapkanlah metode penelitian. Metode penelitian ini mengemukakan secara
tertulis mengenai tata kerja dari suatu penelitian. Metode penelitian terdiri
dari :
1. Ruang Lingkup Magang
Metode dalam Tugas Akhir ini adalah deskriptif analitik, karena
mengambil satu obyek tertentu untuk dianalisis secara mendalam
cost-commit to user
plus mark up dalam menentukan harga jual produk ekspor pada Tonny
Furniture
2. Lokasi Magang
Lokasi magang di Tonny Furniture, Gedangan Rt.07/I, Grogol,
Sukoharjo, Jawa Tengah dan penelitian ini dilaksanakan selama dua
bulan Februari-Maret 2012.
3. Jenis Data dan Metode Penelitian Data
1.Jenis Data
1) Data Primer
Yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya, data ini
diperoleh dengan cara interview langsung pada Tonny
Furniture yaitu kepada General Manager ,kepala bagian
produksi, QC, staf dan karyawan Tonny Furniture
2) Data Sekunder
Yaitu data pendukung yang diperoleh dari sumber lain yang
berkaitan dengan penelitian, data ini penulis peroleh dengan
cara mempelajari buku-buku, literature, karangan ilmiahdan
commit to user
2.Metode Pengumpulan Data
1) Wawancara
Teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan forum
tanya jawab secara langsung atau tidak langsung yang
dilaksanakan dengan tatap muka dengan pihak Tonny
Furniture.
2) Studi Pustaka
Teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari
buku-buku atau referensi yang berkaitan dengan pokok
permasalahan yang diteliti.
3) Observasi
Merupakan teknik pengumpulan data yang diperoleh melalui
pengamatan obyek secara langsung mengenai
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Tonny Furniture.
4. Sumber Data
A.Sumber Data Primer
Merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dari
lapangan yeng berhubungan dengan penelitian. Dalam hal ini
adalah General Manager, QC, Kepala bagian produksi ,staf dan
commit to user
B.Sumber Data SekunderMerupakan sumber data yang mendukung dan melengkapi data
primer. Dalam hal ini penulis memperoleh dari sumber lain yang
berkaitan dengan penelitian. Data ini penulis peroleh dari buku
maupun sumber bacaan lain yaitu Seluk Beluk dan Teknik
Perdagangan Luar Negeri, Eksport Costing Pricing, Petujuk
commit to user
BAB IILANDASAN TEORI
A. EKSPOR
1. Pengertian Ekspor
Ekspor adalah suatu transaksi yang sederhana tidak lebih dari
membeli dan menjual barang antara pengusaha-pengusaha yang bertempat
di negara-negara yang berbeda (Roselyn, 1989:1). Sedangkan menurut
Ignatius Berry Punan (2001:195) Ekspor adalah perdagangan dengan
mengeluarkan barang dari dalam ke luar padean Indonesia dengan
memenuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku.
Ekspor adalah upaya untuk melakukan penjualan komoditi yang kita
miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengaharapkan
pembayaran dalam bentuk valuta asing, serta melakukan komunikasi
dengan memakai bahasa asing (Amir, MS, 2004). Ekspor merupakan
kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean Indonesia ke daerah
pabean negara lain (PPEI, 2011:2)
Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan
bahwa ekspor adalah kegiatan menjual produk yang berasal dari Indonesia
baik barang atau jasa ke negara lain melalui daerah kepabeanan dengan
ketentuan yang berlaku dan mengharapkan pembayaran berupa valuta
commit to user
2. Syarat-Syarat Ekspor
Ekspor dapat dilakukan oleh perusahaan maupun perorangan.
Kegiatan ekspor melibatkan lebih dari satu negara sehingga memiliki
aturan uang berbeda dengan kegiatan perdagangan dalam satu negara.
Adanya keterlibatan pemerintah yang berbeda, dengan kebijaksanaan
disetiap negara yang berbeda memunculkan syarat-syarat yang harus
dipatuhi oleh setiap pelaku ekspor. Adapun dasar/minimal persyaratan
ekspor adalah (PPEI, 2011)
a) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) yang di keluarkan ole
Dinas Perdagangan
b) Atau izin usaha dari Departemen Teknis / lembaga pemerintah
Non Departemen berdasarkan perundang-undangan yang
berlaku
c) Tanda Daftar Perusahaan
Merupakan daftar catatan resmi yang diadakan menurut
atau berdasarkan undang-undang dan atau pelaksanaannya,dan
memuat hal-hal wajib didaftarkan oleh setiap perusahaan serta
disahkan oleh pejabat yang berwenang dari kantor pendaftaran
perusahaan (Undang-undang Republik Indonesia no 3 tahun
1982 tentang wajib daftar perusahaan pasal 1)
commit to user
3. Tujuan Kegiatan Ekspor
Kegiatan Ekspor memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah (Amir,MS,
2004) :
a. Mencari laba perusahaan melalui perluasan pasar serta memperoleh
harga jual yang lebih tinggi (optimalisasi laba).
b. Membuka pasar baru di luar negeri sebaga perluasan dari pasr
domesik. Denga demikian komoditi yang diproduksi mempunyai
pasar yang luas, tidak hanya sekedar pasar dalam negeri tetapi juga
mampu melayani konsumen dari manca negara.
c. Memanfaatkan kelebihan kapasitas terpasang (installed capacity, idle
capacity and access capacity) sehingga tercipta kapasitas optimum
dalam berproduksi yang dapat menekan biaya umum perusahaan
(overhead cost).
d. Membiasakan diri bersaing dipasar internasional sehingga berlatih
dalam persaingan yang ketat dan terhindar dari sebutan “ jago
kandang”, apalagi menghadapi era globalisasi.
4. Dasar Hukum Ekspor
Aturan-aturan yang menjadi dasar hokum kegiatan ekspor adalah (PPEI,
2011)
a. Internasional
commit to user
b. Nasional1. Kepres Nomor 58 tahun 1971
2. Peraturan Mendag Nomor 17/M-Dag/PER/9/2005
3. Peraturan Dirjen Daglu Nomor 03/DAGLU/PER/10/2005
4. Peraturan Dirjen Daglu Nomor 04/DAGLU/PER/10/2005
5. SK Menperindag Nomor 558/MPP/KEP/12/1998, tanggal 4
Desember 1998
6. Peraturan Mendag Nomor 01/Mendag/PER/1/2007, tanggal
22 Januari 2007
B. BIAYA
1. Pengertian Biaya
Menurut Robert T. Spouse dan Maurice Moonitz biaya dapat diartikan
sebagai nilai tukar, pengeluaran untuk memperoleh manfaat (Carter and
Usry, 2006:25). Istilah biaya biasanya digunakan untuk pengorbanan
manfaat ekonomis untuk memperoleh jasa yang tidak dapat dikapitalisir
nilainya.
Sedangkan menurut Supriyono, biaya adalah harga perolehan yang
dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan
(revenues) dan akan dipakai sebagai pengurangan penghasilan (Supriyono,
commit to user
2. Penggolongan Biaya
a. Penggolongan biaya sesuai dengan fungsi pokok dari kegiatan/aktivitas
perusahaan
Fungsi pokok dari kegiatan perusahaan dapat digolongkan ke dalam :
1. Fungsi Produksi
Yaitu fungsi yang berhubungan dengan pengolahan barang
baku menjadi bahan jadi yang siap untuk dijual.
2. Fungsi Penawaran
Fungsi yang berhubungan dengan kegiatan penjualan
produk jadi yang siap untuk dijual dengan cara yang
memuaskan pembeli dan dapat memperoleh keuntungan sesuai
yang diharapkan perusahaan sampai dengan pengumpulan kas
dari hasil penjualan.
3. Fungsi Administrasi
Fungsi yang berhubungan dengan kegiatan penentuan
kebijaksanaan, pengarahan dan pengawasan kegiatan
perusahaan secara keseluruhan agar dapat berhasil guna dan
berdaya guna.
commit to user
Fungsi yang berhubungan dengan kegiatan keuangan dan
penyediaan dana yang diperlukan perusahaan.
Atas dasar fungsi di atas maka biaya dapat dikelompokkan
menjadi:
a. Biaya produksi
Ialah biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi
atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk jadi.
Biaya produksi dapat digolongkan menjadi :
1) Biaya bahan baku
Bahan baku menurut Carter and Usry (2006) adalah
semua bahan yang membentuk bagian integral dari
bahan jadi dan dapat dimasukkan secara emplisit ke
dalam penghitungan biaya produk (HPP)
2) Biaya tenaga kerja langsung
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang
melakukan konversi bahan baku langsung menjadi
produk jadi dan dapat dibebankan secara layak kedalam
produk tertentu (Carter and Usry,2006).
Jadi, biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang
commit to user
mengerjakan produk/jasa. Contoh upah atau biaya yang
dibayarkan kepada tenaga kerja bagian produksi.
3) Biaya overhead pabrik
Yaitu unsur biaya produksi selain biaya bahan baku
dan biaya tenaga keja langsung yang dikeluarkan
selama proses produksi (Carter and Usry,2006). Contoh
biaya overhead antara lain bahan tidak langsung, uaph
tidak langsung, penyusutan mesin dan peralatan pabrik,
penyusutan gudang pabrik, pajak bumi dan bangunan
(PBB) untuk gedung pabrik, biaya pemeliharaan
mesin-mesin dan peralatan pabrik, biaya listrik untuk
penerangan dan pembangkit mesin pabrik.
4) Biaya tenaga kerja tidak langsung
Biaya tenaga kerja tidak langsunga adalah biaya
tenaga kerja pabrik yang upahnya tidak dapat
diperhitungkan secara langsung kepada produk atau
pesanan tertentu. Biaya ini terdiri dari upah, tunjangan
dan biaya kesejahteraan karyawan.
b. Biaya non produksi
Biaya non produksi adalah semua biaya yang tidak
commit to user
pengolahan bahan baku menjadi barang jadi. Pada
prinsipnya biaya non produksi dibagi menjadi 2 kategori
yaitu :
1. Biaya pemasaran atau penjualan
Meliputi semua biaya yang dikeluarkan untuk
mendapatkan pesanan pelanggan atau menyerahkan
produk jadi ke atngan pelanggan.
2. Biaya umum dan administrasi
Semua biaya yang berhubungan dengan administrasi
dan umum. Biaya ini terjadi dalam rangka penentuan
kebiakan pengarahan dan pengawasan perusahaan
secara keeluruhan.
b. Penggolongan biaya sesuai dengan tendensi terhadap perubahan
aktivitas atau kegiatan perusahaan. Dapat dikelompokkan menjadi :
1. Biaya tetap
Biaya tetap mempunyai karakteristik sebagai berikut :
a) Jumlah totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi oleh
perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai dengan
commit to user
b) Biaya satuan akan perubahan berbanding terbalik dengan
perubahan volume kegiatan. Semakin tinggi volume kegiatan
semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan
semakin tinggi biaya satuan.
2. Biaya variabel
Biaya variable mempunyai karakteristik sebagai berikut :
a) Jumlah totalnya akan berubah sebanding dengan perubahan
volume kegiatan. Semakin besar volume kegiatan semakin
tinggi jumlah total biaya variabel, semakin rendah volume
kegiatan semakin renbah biaya variable.
b) Biaya satuan tidak bipengaruhi oleh volume kegiatan, jadi
biaya satuan konstan
3. Biaya semi variabel
Biaya semi variabel mempunyai karakteristik sebagai berikut :
a) Jumalh totalnya akan berubah sesuai dengan perubahan
volume kegiatan, akan tetapi sifat perubahannya tidak
seimbang. Semakin tinggi volume kegiatannya semakin besar
jumlah biaya totalnya, semakin rendah volume kegiatan
semakin rendah biaya variable, tetapi perubahanya tidak
commit to user
b) Biaya satuan akan berbanding terbalik dihubungkan dengan
perubahan volume kegiatan tetapi sifatnya tidak sebanding,
sampai ndengan tingkatan tertentu semakin tinggi volume
kegiatan semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volume
kegiatan semakin tinggi biaya satuan.
c. Penggolongan biaya sesuai dengan obyek atau pusat biaya yang yang
dibiayai
1. Biaya langsung
Biaya langsung adalah biaya yang terjadinya atau manfaatnya dapat
diidentifikasikan kepada obyek atau pusat biaya tertentu.
2. Biaya tidak langsung
Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya atau manfaatnya
tidak dapat diidentifikasikan kepada obyek atau pusat biaya tertentu,
atau biaya yang manfaatnya dinikmati oleh beberapa obyek atau
pusat biaya.
C. KOMPONEN BIAYA EKSPOR
Yang termasuk dalam komponen biaya ekspor adalah seluruh biaya yang
dibutuhkan dari membeli bahan baku, biaya produksi, biaya pemasaran,
overhead, biaya bunga, biaya bank, biaya transportasi, pajak-pajak, biaya
administrasi, biaya sertifikasi, biaya pengapalan dan biaya asuransi.
commit to user
menjadi landasan bagi perhitungan harga pokok. Untuk lebih jelasnya adalah
sebagai berikut. (Amir, M.S, 2004 :109)
1. Biaya Pengadaan (purchasing cost)
Yang temasuk dalam biaya ini adalah biaya langsung bahan baku, bahan
pembantu dan upah. Biaya yang tidak langsung karyawan dan pabrik yang
selanjutnya disebut FOB (factory overhead cost)(. Apabila biaya-biaya
tersebut dijumlahkan, maka akan diketahui Harga Pokok Produksi HPP
atau biaya pengadaan tersebut.
2. Biaya Pemasaran dan Administrasi Umum (marketing and admin cost)
Yang dimaksud biaya pemasaran adalah biaya-biaya yang terjadi dengan
adanya aktivitas pemasaran bagian ekspor, dalam kurun waktu tertentu.
3. Biaya Bank (bank charges)
Biaya yang berasal dari bank yang dibebankan ke perusahaan akibat dari
penggunaan jasa bank oleh perusahaan. Biaya bank yang dikenakan ini
tidak sama satu sama lain.
4. Biaya Bunga (interest)
Biaya bunga atau yang biasa disebut interest atau cost of money, jangka
waktu pembebanannya dihitung sejak mulai dilakukannya pembelian
bahan baku sampai dengan penerimaan pembayaran dari pelanggan.
Besarnya bunga dihitung berdasarkan bunga pinjaman yang berlaku pada
commit to user
5. Biaya Pengelolaan (handling charges)Biaya pengelolaan adalah seluruh biaya yang dibutuhkan pada proses
pengiriman barang ekspor. Biaya ini meliputi biaya administrasi, biaya
pembuatan dokumen pengapalan, biaya sertifikasi, biaya bank, biaya
trucking dari pabrik ke port. dan lain-lain.
6. Pajak Ekspor (export taxes)
Pajak ekspor dikenakan oleh pemerintah untuk barang ekspor tertentu dan
tiap komoditi berbeda pajaknya dengan yang lain.
7. Jasa Agen/Pihak Ketiga (third party services)
Biaya yang dikeluarkan apabila kita menggunakan jasa pihak ketiga dalam
melakukan penjualan ekspor. Jasa pihak ketiga ini dibutuhkan antara lain
untuk membantu dalam proses pemasaran atau distribusi.
8. Biaya Pengapalan (freight cost)
Biaya yang dibutuhkan untuk mentransport baranga yang akan di ekspor
dari pelabuhan muat ke pelabuhan tujuan. Basarnya biaya ini tergantung
pada besarnya container (20”/ 40”) yang digunakan dan jarak pelabuahan
tujuan dengan pelabuhan muat. Informasi ini dapat diperoleh melalui
perusahaan-perusahaan EMKL setempat.
commit to user
Beberapa perusahaan buyer luar negeri lebih suka mengasuransikan
barangnya untuk mengurangi resiko kehilangan atau kerusakan selama
proses pengapalan. Besarnya harga asuransi tergantung pada jenis
pertanggungjawaban yang diinginkan dan jenis komoditi yang
dipertanggungkan.
D. PENENTUAN HARGA JUAL EKSPOR
1. Pengertian Harga Jual
Harga jual bisa diungkapkan dengan berbagai istilah, misalnya tarif,
sewa, bunga, premium, komisi, upah, gaji,dan sebagainya. Harga jual
adalah jumlah moneter yang dikorbankan oleh suatu unit usaha kepada
para pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau
disewakan (Supriyono, 1991:32)
Harga jual biasanya dibuat berulang-ulang karena harga jual
dipengaruhi oleh perubahan lingkungan eksternal dan internal. Perubahan
harga jual tersebut dimaksudkan agar harga jual yang baru dapat
mencerminkan biaya saat ini atau bahkan masa depan, kondisi pasar,
reaksi persaingan, laba dan return yang diinginkan san sebagainya.
2. Metode Penentuan Harga Pokok
Yang dimaksud dengan harga pokok adalah seluruh biaya yang
commit to user
pokok produksi adalah cara memperhitungkan unsur-unsur biaya kedalam
harga pokok produksi, terhadap dua pendekatan, yaitu :
a. Full costing
Merupakan metode penentuan harga pokok yang memperhitungkan
semua unsure biaya produksi kedalam harga pokok produksi, yang
terdiridari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik, baik biaya variable maupun tetap.
b. Variabel costing
Merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya
memperhittungkan biaya variable kedalam harga pokok produksi,
yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan
biaya overhead pabrik variable.
3. Tujuan Menghitung Harga Pokok
Adapun tujuan dari menghitung harga pokok adalah (Amir, MS,2004) :
a. Sebagai dasar menghitung harga jual
Biaya produksi suatu produk akan berbeda satu dengan yang lainnya,
tergantung pada spesifikasi yang dipesan oleh buyer. Oleh karena itu,
harga jual yang dibebankan kepada buyer tergantung oleh besarnya
biaya produksi yangakan dikeluarkam untuk memproduksi suatu
commit to user
b. Sebagai dasar untuk merencanakan anggaran pembiayaan
Harga pokok digunakan untuk merencanakan suatu anggaran
pembiayaan yang akan dibebankan kepada sebuah produk dan akan
berpengaruh terhadap penentuan harga jual produk tersebut.
c. Sebagai dasar meneliti efisiensi perusahaan
Perhitungan bahan pokok berfungsi sebagai dasar untuk menilai
efisiensi perusahaan. Perusahaan memerlukan suatu alat ukur
kinerja,demikian juga dengan pengukuran tingkat produktivitas
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan sumber
daya yang dimiliki untuk menghasilkan output tertentu, sehingga dapat
diketahui apakah perusahaan tersebut produktif atau tidak.
d. Sebagai dasar harga yang ditawarkan
Harga barang menjadi sesuatu yang sangat penting, bila harga terlalu
mahal dapat mengakibatkan barang menjadi kurang laku, dan
sebaliknya bila menjual terlalu murah, keuntungan yang didapat
menjadi berkurang. Maka dari itu, perhitungan harga pokok sangat
penting sebagai dasar harga jual produk yang ditawarkan kepada buyer.
4. Komponen Harga Pokok Ekspor
Komponen biaya ekspor merupakan semua biaya/cost yang dikeluarkan
oleh eksportir dalam kegiatan ekspor. Komponen biaya ekspor pada
commit to user
a. Komponen biaya pengadaan ( purchasing cost)
1) Biaya produksi production cost
a. Biaya bahan baku
b. Biaya bahan pembantu
c. Upah karyawan
2) Biaya pembelian barang buying in cost
b. Komponen biaya pengelolaan (handling charges)
1) Biaya pengepakan
2) Upah pemindahan dari dalam gudang ke pintu gudang
3) Pembuatan dakomen pengapalan
4) Fumigasi
5) Courier
6) Ongkos angkut dari gudang ekspor sampai ke :
a. Sisi kapal alongside ship
b. Terminal peti kemas container yard
c. Dermaga peti kemas container freight station
commit to user
a. Sisi kapal alongside shipb. Container yard FCL
c. Container freight station LCL
8) Ongkos muat ke atas kapal
c. Pungutan-pungutan Negara (export taxes)
1) Pajak ekspor dan pajak ekspor tambahan PE/PET
2) Bea statistik
3) Bea barang dan lain-lain
4) Pajak Pertambahan Nilai PPN
d. Jasa-jasa pihak ketiga (third party services)
1) Biaya ajsa transportasi EMKL/EMKU
2) Biaya bank bank (charger)
3) Biaya bunga (interest)
4) Premi asuransi insurance premium
5) Biaya surveyor inspection certificate
6) Biaya sertifikasi mutu quality certificate
commit to user
8) Biaya sertifikat kesehatan vegetary certificate/health certificate
9) Biaya karantina tanaman phytosanitary certificate
10) Biaya sertificate timbangan weight certificate
11) Biaya sertifikasi lainnya
5. Metode Penentuan Harga Jual Ekspor
Pola penentuan harga jual ekspor sangat bervariasi, hal itu tergantung dari
kekuatan produk yang dihasilkan di pasar internasional serta politik
dagang yang diterapkan oleh Negara pengekspor maupun pengimpor.
Terdapat empat cara dalam menentukan harga jual ekspor, yaitu (Amir,
MS, 2004)
a. Cost Plus Mark Up (Seller’s market price)
Yaitu harga jual HJ untuk ekspor ditetapkan atas dasar perhitungan total
biaya penjumlahan dari biaya pengadaan, pengelolaan,
pungutan-pungutan Negara dan jasa-jasa pihak ketiga ditambah dengan persentase
laba profit yang diharapkan.
Contoh :
Biaya pengadaan Rp.10.000,00
commit to user
Pungutan-pungutan Rp. 1.000,00
Jasa pihak ketiga Rp. 500,00
Total biaya cost Rp.13.500,00
Mark Up Profit 10 % Rp. 1.350,00
Harga jual ekspor HJ Rp 14.850,00
Kalkulasi biaya dan penentuan harga jual seperti ini kita sebut
dengan istilah pola progresif, biasanya dipakai untuk komoditi yang
mempunyai pasaran yang kuat di psar internasional. Beberapa pun
harga yang ditentukan eksportir, akan tetap diterima oleh pembeli atau
importer. Disebut dengan kondisi “Seller’s Market”
b. Subsidized Price
Yaitu harga jual HJ untuk ekspordidasarkan atas perhitungan total biaya
dikurangi dengan biaya tertentu, misalnya sebagian dari biaya overhead,
atau dibebaskan dari bea masuk impor draw back system atau juga
dibebaskan dari bea masuk impor di negara pembeli . Subsidi semacam
ini dapat dikatakan sebagai subsidi tidak langsung. Selain itu dikenal
pula subsidi langsung seperti kredit ekspor berbunga rendah, pemakaian
bahan bakar atau energi bersubsidi seperti tenaga listrik. Tujuan
pemberian keringanan atau pembebasan biaya semacam ini adalah
untuk menekan harga pokok pengadaan, sehingga mempertinggi daya
commit to user
c. Current Market Price (buyer’s price)Current market price adalah bila penetapan harga jual ekspor atau
harga panawaran ekspor disesuaikan dengan harga jual dipasar
internasional pada saat itu, atau pada harga yang disanggupi aleh
pembeli. Besarnya laba tergantung dari selisih antara harga pasar yang
berlaku dikurangi dengan total biaya.
Penentuan harga jual ekspor seperti ini didasarkan pada asumsi
bahwa pembeli mempunyai posisi yang kuat, sedangkan penjual pada
posisi yang lemah, sehingga eksportir harus menyesuaikan diri dengan
nharga yang ditentukan pembeli atau penetapan harga yang terjadi
dalam bursa komoditi bersangkutan di pasar internasional. Tegasnya
penjuallah yang harus tunduk pada ketentuan harga ditetapkan pembeli
buyer’s market.
d. Dumping (market penetration price)
Harga dumping adalah harga jual HJ yang ditetapkan lebih rendah dari
haraga jual komoditi myang samauntk pasar dalam negeri. Dalam
proktek, hal ini dimungkinkan dila dalam negeri produsen komoditi itu
memegang monopoli, sehingga dapat menjual komoditi itudengan harga
tinggi didalam negeridan harga yang wajar untuk pasarluar negeri.
Mungkin juga menjual untuk pasar ekspor dengan harga yang lebih
rendah dengan tujuan penetrasi memesuki pasar yang baru. Cara ini
commit to user
Market penetrasion price adalah penetapan harga suatu produk dengan
harga pasar, dengan maksud untuk mendapatkan market share
sebesar-besarnya.
E. INCOTERM 2010
Incoterm (International Commercial Terms) adalah seperangkat peraturan
perdagangan trade term tentang pengertian syarat penyerahan barang (term of
delivery) yang mencerminkan praktik bisnis ke bisnis dalam kontrak
penjualan barang sales contract, yang terdiri dari tiga huruf three letter code
dan disusun oleh ICC-Kadin Internasional (Makalah PPEI, 2011:2)
Tujuan dari incoterm adalah menciptakan seperangkat peraturan internasional
agar tidak terjadi kesalahan dalam mengartikan istilah-istilah yang umum
dipergunakan dalam perdagangan internasional, supaya tidak terjadi mis
interpretasi di negara-negara yang berbeda. Prinsip dasar incoterm adalah
menenai kewajiban penjual dalam menyerahkan barang, pembagian
tugas,biaya dan resiko, resiko dan biaya beralih dari penjual ke pembeli pada
saat penyerahan barang dan syarat perdagangan. Ruang lingkup incoterms
hanya terkait dengan hubungan antara penjual dan pembeli dalam kontrak
jual-beli saja tidak terkait dengan pengalihan kepemilikan barang,hak-hak
intelektual dan pembatalan kontrak.
1. Pada Incoterms 2010, istilah dibagi dalam 2 kategori berdasar metode
pengiriman, yaitu 7 istilah yang berlaku secara umum, dan 4 istilah yang
commit to user
Tujuh aturan yang ditetapkan oleh Incoterms 2010 untuk setiap jenis dari
transportasi (berlaku secara umum) adalah:
1.EXW (Ex Works)
Penjual menyerahkan barang kepada pembeli ditempat penjual. Resiko
berpindah pada saat penyerahan barang di tempat penjual. Ex works
memiliki karakter sebagai berikut :
a. Penjual (seller) hanya menyediakan barang ditempatnya
pabrik/gudang-penjualan prangko gudang
b. Penjual menyerahkan barang kepada pembeli di tempat kediaman
penjual atau tempat lain yang ditentukan
c. Pembeli harus mengatur pengangkutannya berarti menaggung biaya dan
resiko, termasuk izin ekspor
d. Tanggung jawab penjual minim kerena buyer membeli barang digudang
seller cash and carry
e. Bagi pembeli buyer cara ini kurang disukai karena resiko ditanggung
semua oleh pembeli
2.FCA (Free Carrier)
Penjual menyerahkan barang ke pembeli di tempat pengangkut atau orang
lain yang di tunjuk pembeli. Resiko berpindah pada saat penyerahan
commit to user
a. Penjual menyerahkan barang kepada pengangkut yang ditunjuk pembeli
ditempat yang disebut
b. Barang sudah dapat izin ekspor “ Clear for Export”
c. Jika penjual menyerahkan barang di tempat penjual maka penjual
bertanggung jawab dalam memuat
d. Jika penjual menyerahkan di tempat lain maka penjual bertanggung
jawab dalam membongkar barang
e. Jika pembeli menunjuk orang selain dari pengangkut untuk terima
barang, maka penjual dianggap telah memenuhi kewajiban
menyerahkan barang.
f. FCA dapat dipenuhi dengan modern transport seperti multi modal
transport, container, roll on/off dengan trailer dan ferri
3.CPT Carriage Paid To
Penjual menyerahkan barang ke pembeli di temapat pengangkut atau orang
lain yang ditunjuk pembeli. Resiko berpindah pada saat penyerahan barang
di tempat pengangkut atau orang lain, namun biaya pengangkutan menjadi
tanggung jawab penjual, adapun criteria CPT sebagai berikut;
a. Prinsipnya sama dengan CFR namun barang diangkut ke tempat
tujuan tertentu
b. Jika pengangkut berganti ke pengangkut lain atau pengganti maka
resiko penjual berakhir bila barang telah diserahkan kepada
commit to user
c. Penjual wajib mengurus ijin ekspor “Clear for Export”
d. Pengangkut (carrier) maksudnya dalam hail ini semua orang yang
menandatangani kontrak angkutan dan melaksanakannya dengan
keretaapi, jalan darat, udara,laut, sungai atau dengan multi modal
transport
e. Dapat menggunakan alat angkut apa saja, termasuk dengan multi
modal transport
4.CIP (Carriage and Insurance Paid To)
Penjual menyerahkan barang ke pembeli di tempat pengangkut atau orang
lain yang ditunjuk pembeli. Resiko berpindah pada saat penyerahan barang
di tempat pengangkut atau orang lain, namun diaya pengangkutan dan
asuransi menjadi tanggung jawab penjual. Adapun criteria CIP sebagai
berikut ;
a. Prinsip sama dengan CIF tetapi barang diserahkan ketempat tujuan
b. Penjual wajib menutup asuransi terhadap resiko dam kerusakan
barang selama barang dalam perjalanan
c. Membeyar asuransi dengan pertanggungan syarat minimum
d. Dapat menggunakan alat angkut apa saja, termasuk dengan multimoda
transport
5.DAT (Delivered at Terminal)
Penjual menyerahkan barang ke pembelihingga barang telah terbongkar
commit to user
atau tempat tujuan yang disebutkan. Resiko berpindah pada saat
penyerahan barang di terminal yang disebutkan di pelabuhan tujuan atau
tempat tujuan yang disebutkan.
6.DAP (Delivered at Place)
Penjual menyerahkan barang ke pembeli hingga barang belum dibongkar
dari sarana pengangkut di tempat tujuan yang disebutkan resiko berpindah
pada saat penyerahan barang di tempat tujuan yang disebutkan.penjual
tidak bertanggungjawab atas penyelesaian izin impor, membayar bea
masuk atau melaksanakan prosedur kepabeanan.
7.DDP (Delivered Duty Paid)
Penjual menyerahkan barang ke pembeli hingga barang belum dibongkar
dari sarana pengangkut di tempat tujuan yang disebutkan. Resiko
berpinmdah pada saat penyerahan barang di tempat tujuan yang
disebutkan. Penjual tidak bertanggung jawab atas penyelesaian izin impor,
membeya bea masuk atau melaksanakan prosedur kepabeanan
impor.adapun criteria DDP adalah ;
a. Penjual menyerahkan barang hingga ke tempat tujuan yang
merupakan kewenangan pembeli (Clear for Import)
b. Penjual bertanggung jawab atas semua biaya-biaya dari sejak
commit to user
c. Pembeli menerima barang dari penjual di atas alat angkut (belum
dibongkar)
d. Tanggung jawab maksimal dari penjual
e. Dapat menggunakan alat angkut apa saja
Adapun empat istilah dalam Incoterm 2010 yang tergolong dalam kelompok
transportasi air sepenuhnya yaitu ;
1. FAS (Free Alongside Ship)
Penjual menyerakhan barang kepaad pembeli di sisi dermaga. Resiko
berpindah pada saat penyerahan barang di sisi dermaga. Adapun criteria
FAS sebagai berikut ;
a. Penjual menyerahkan barang disamping kapal di pelabuhan
pengapalan (port of loading) yang disebut
b. Penjual mengurus izin ekspor (Cleared for Export)
c. Pembeli menanggung biaya dan resiko hilang atau kerusakan yang
timbul saat barang tiba di samping kapal
d. Penjual memberitahukan kedatangan barang dan menyerahkan
dokumen-dokumen yang di perlukan kepada pembeli
2. FOB ( Free On Board)
Penjual menyerahkan barang kepada pembeli di atas kapal dipelabuhan
muat. Resiko berpindah pada saat penyerahan barang di atas kapal.
commit to user
a. Penjual menyerahkan barang hingga di atas kapal (Clear for Export)
b. Resiko dan biaya pindah dari penjual ke pembeli setelah barang di
atas kapal
c. Pembeli mengurus angkutan, membayar freight, dan menanggung
asuransi
d. Keuntungan bagi penjual/ seller
i. Pelabuahan pemuatan di negerinya sendiri, dimana penjual
sudah mengenal kondisi peraturan perpajakan dan pabean
ii. Menghindari fluktuasi freight rate dan valuta asing
3. CFR (Cost And Freight)
Penjual menyerahkan barang kepada pembeli di atas kapal di pelabuhan
muat. Resiko berpindah pada saat penyerahan barang di atas kapal,
namun biaya pengapalan menjadi tanggunmg jawab pembeli. Kriteria
yang dimiliki oleh CFR adalah ;
a. Penjual melakukan penyerahan barang bila barang sudah berada di
atas kapal di pelabuhan pengapalan (On board)
b. Penjual wajib bayar biaya angkutan (freight) hingga ke pelabuhan
tujuan yang disebut (port of unloading/discharge)
c. Tetapi resiko dan biaya tambahan sudah berpindah dari penjual ke
pembneli sejak penyerahan barang (melewati pagar kapal di port of
commit to user
d. Penjual wajib mengurus ijin ekspor (barang dalam keadaan clear for
export)
4. CIF(Cost Insurance And Freight)
Penjual menyerahkan barang kepada pembeli di atas kapal di pelabuhan
muat. Resiko berpindah pada saat penyerahan barang di atas kapal,
namun biaya pengapalan dan asuransi menjadi tanggung jawab dari
penjual. Adapun kriteria CIF adalah;
a. Sama dengan CFR hanya ditambah dengan penjual wajib
menutun/menanggung asuransi dan membeyar premi dengan syarat
pertanggungan minimal (ICC C)
b. Jika pembeli mengingikan perlindungan terhadap barang yang lebih
besar maka pembeli perlu ada kesepakatan dengan penjual secara
tegas, atau pembeli sendiri harus mengurus tambahan itu.
c. Penjual wajib mengurus ijin ekspor (barang dalam keadaan clear for
commit to user
BAB IIIDESKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah Berdirinya Tonny Furniture
Tonny Furniture merupakan perusahaan mebel berkualitas ekspor
yang dermula dari nol. Berawal dari Bapak Tonny Winata yang bekerja
sebagai seorang tukang sopir disebuah perusahaan yang bergerak dibidang
suplai kayu mentah untuk disetorkan ke beberapa pabrik disekitar
Yogyakarta dan Solo. Dengan pengalamannya menjadi sopir lambat laun
beliau mulai mengenal jenis-jenis, kriteria kayu berkualitas bagus baik jati,
maoni, mangga yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan mebel di
perusahaan yang disuplainya. Dari ketertarikannya tersebut beliau
memulai usaha dengan pengalaman yang dimiliki dan sedikit modal dari
saku pribadi dan modal pinjaman dari bank pengkreditan. Modal didapat
dari pinjaman BPR sebesar 10 juta. Pada tahun 1996 usaha mandiri Tonny
Furniture nyata dimulai dengan menjadi suplier bahan mentah atau
setengah jadi ke perusahaan Jerami Furniture yang sekarang berubah nama
menjadi Index’s.
Pada pertengahan tahun 1999 beliau mantap untuk memulai
produksi furniture sendiri dengan target pasar lokal. Tahun 2000 akhir
barulah mulai ekspor sendiri walaupun lewat agen, namun hasilnya cukup
memuaskan. Berawal dari itulah Bapak Tonny mulai berani merambah
commit to user
mebelnya. Untuk mengenalkan produknya kepada buyer yang ada diluar
negeri dan pada tahun 2002 Tonny Furniture memasarkan
produk-produknya melalui website yang beralamatkan www.tonnyfurniture.com
Dengan berbekal ketekunan Tonny Furniture pun mulai mendapat
order yang lumayan banyak dari dalam negeri maupun luar negeri. Hingga
saat ini Tonny Furniture mengkalkulasi rata-rata setiap pengiriman order
keluar negeri sebesar 26,10 m3 dengan nilai nominal 9549 USD dan
memenuhi order lokal dengan rata-rata sekali kirim 7,98 m3 dengan nilai
nominal Rp.25.000.000,00. Adapun negara-negera tujuan ekspor Tonny
Furniture antara lain Singapura, Swiss, Italia, Australia dan Amerika
Selatan. Selain melalui website, Tonny Funiture juga memperkenalkan
produknya kepada calon buyer dengan giat mengikuti pameran dagang
IFFINA (International Furniture & Craft Fair Indonesian).
2. Visi dan Misi Perusahaan
Tonny Furniture selalu berusaha memperhatikan mutu dan kualitas
produk sesuai keinginan pelanggan. Adapun visi dan misi perusahaan
adalah :
a. Visi Perusahaan
1. Menghasilkan produk kualitas unggul.
2. Melayani buyer dengan memberikan dengan memberikan kepuasan
commit to user
3. Menjadi perusahaan furniture yang profesional yaitu sebuah
perusahaan yang memiliki manajemen tepat guna dalam mengelola
organisasi dan menjalankan usaha.
b. Misi Perusahaan
1. Menjadi perusahaan terpercaya yaitu sebuah perusahaan yang
memiliki akuntabilitas dan kredibilitas yang tinggi.
2. Menjadi perusahaan furniture terpilih yaitu sebuah perusahaan
yang memiliki prioritas utama dalam bekerjasama dengan semua
pihak yang berkepentingan.
3. Pelanggan merasa nyaman berbelanja di showroom kami.
4. Furniture yang dipilih dapat memenuhi kebutuhan pelanggan.
5. Pelanggan dapat up to date tentang informasi dari Tonny Furniture.
3. Lokasi Perusahaan
Pemilihan lokasi merupakan hal yang cukup penting dalam
menunjang keberhasilan suatu bisnis. Tonny Furniture berada di
Gedangan, RT : 07/1, Grogol, Sukoharjo. Lokasi ini merupakan kantor dan
gudang yang digunakan sebagai tempat melakukan aktivitas-aktivitasnya,
termasuk aktivitas produksi.
Beberapa alasan dari pemilihan lokasi antara lain :
1. Banyak tersedianya tenaga kerja ahli dalam bidang pertukangan
kayu yang berada di kabupaten Sukoharjo maupun Klaten.
commit to user
4. Struktur Organisasi Tonny Furniture
Struktur organisasi dalam suatu perusahaan merupakan unsur yang
paling penting dikarenakan terdapat pembagian tugas dan wewenang
masing-masing anggota perusahaan. Struktur organisasi juga menunjukkan
hubungan antar fungsi-fungsi dan departemen-departemen atau
bagian-bagian. Setiap perusahaan mempunyai struktur organisasi yang
[image:61.612.166.513.218.612.2]berbeda-beda, tergantung pada kebutuhan perusahaan itu sendiri. Berikut ini
(Gambar 3.1) merupakan struktur organisasi Tonny Furniture untuk tahun
2012 secara garis besarnya
Gambar 3.1.Struktur Organisasi Tonny Furniture
Adapun deskripsi dari tugas-tugas masing-masing struktur diatas
adalah sebagai berikut :
OWNER
GENERAL MANAGER
BAG.ADMINISTRASI BAG. PRODUKSI
QUALITY CONTROL
commit to user
1) OwnerOwner adalah pemilik perusahaan yang mempunyai tugas sebagai
pemimpin perusahaan, mengontrol dan mengendalikan jalannya
perusahaan serta mengambil keputusan dan kebijakan dalam
perusahaan. Owner mempunyai fungsi :
a. Penetapan kebijakan operasional Perusahaan.
b. Pengkoordinasian dan pengendalian Perusahaan.
Rincian Tugas Owner :
a. Menetapkan kebijakan operasional perusahaan Tonny Furniture
b. Mengkoordinasikan dan mengendalikan jalannya perusahaan.
c. Menyelenggarakan rapat kerja dan memimpinnya.
2) General Manager
General manager mempunyai tugas pokok dalam rangka
menjalankan operasional perusahaan sebagaimana di maksud, General
Manager mempunyai fungsi:
a. Pengkoordinasian dan pengendalian jalannya kegiatan Tonny
Furniture.
b. Melakukan pengontrolan terhadap penjualan.
c. Melakukan pengontrolan terhadap bagian keuangan.
d. Melakukan pengontrolan terhadap gudang produksi.
Rincian Tugas General Manager :
commit to user
b. Melaksanakan kegiatan operasional kantor serta mengambil
keputusan bila owner sedang tidak ada ditempat.
3) Bagian Produksi
Bagian produksi dipimpin oleh seorang kepala bagian produksi
atau mandor dan bertanggung jawab kepada Owner dan Manager.
Adapun tugas-tugas kepala bagian produksi antara lain :
a. Memberikan instruksi kepada para pekerja tentang berapa jenis
dan berapa banyaknya barang yang harus diproduksi.
b. Melaksanakan kegiatan produksi sesuai dengan perencanaan
yang telah dibuat bersama manajer.
c. Mengadakan pengawasan terhadap semua kegiatan produksi,
mulai dari bahan baku sampai dengan menjadi barang produksi
akhir atau barang jadi.
d. Mencari tenaga kerja borongan apabila ada pesanan yang lebih
akibat stok barang yang ada di gudang kurang atau habis dan
waktu untuk pembuatan produksi mendesak.
4) Bagian Administrasi
Bagian administrasi mempunyai tugas membantu pimpinan dalam
mengurusi keperluan sehari-hari, yaitu mencatat transaksi-transaksi
pembelian dan penjualan, mengadakan pengarsipan dan membuat
laporan pertanggung jawaban kegiatan perusahaan.
5) Quality Control
Quality control bertugas melakukan pengawasan dan pelaksanaan
commit to user
produk, memelihara dan menjaga sarana produksi dan melakukan
penelitian dan pengembangan produk agar mampu menghasilkan
produk yang sesuai dengan keinginan konsumen.
5. Tenaga Kerja
Guna memperoleh hasil yang optimal, maka Tonny Furniture
selain menggunakan tenaga manusia juga menggunakan tenaga mesin.
Sistem manusia dan sistem mesin dalam hal ini mempunyai pengertian
bahwa sebagian tugas atau kegiatan produksi dilakukan oleh manusia
sebagian dilakukan oleh mesin. Jadi dalam hal ini bukan semua pekerjaan
dilakukan dengan tenaga mesin.
Pada Tonny Furniture ini tidak mengutamakan pendidikan formal,
tetapi lebih mengutamakan keterampilan dalam pengadaan tenaga
kerjanya. Saat ini tenaga kerja Tonny Furniture berjumlah 32 orang,
apabila ada pesanan yang lebih akibat stok barang gudang habis dan waktu
untuk pembuatan produksi mendesak maka kepala bagian produksi atau
mandor mencari tenaga kerja borongan untuk membuat pesanan tersebut.
6. Hasil Produksi
Produksi adalah menciptakan kegunaan dari suatu barang, yaitu
barang yang masih mentah menjadi barang jadi yang siap dikonsumsi dan
siap dipakai. Hasil produksi Tonny Furniture yaitu, almari, tempat tidur,
commit to user
7. Pemasaran Produk Tonny Furniture
Pemasaran produk Tonny Furniture dibagi menjadi dua, nyaitu
jalur ekspor dan local. Jadi, semua produk yang diproduksi Tonny
Furniture sebesar 60% untuk ekspor dan 40% untuk lokal.
Tonny Furniture lebih memilih membuat produk berdasarkan
pesanan konsumen. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan penjualan
yang sudah pasti dan untuk memenuhi selera konsumen. Namun selain
produk pesanan Tonny Furniture juga melayani pesanan walau dalam
jumlah yang tidak banyak. Untuk daerah pemasaran luar negeri antara lain
Swiss, Italy, Selandia Baru, Australia dan Amerika Selatan.
B. LAPORAN KEGIATAN MAGANG KERJA
Kegiatan magang kerja yang telah penulis laksanakan di Tonny
Furniture merupakan syarat awal penyusunan TA ini, selama 48 hari yaitu
terhitung mulai tanggal 31 Januari 2012 s.d 17 Maret 2012, Alhamdulillah
[image:65.612.130.509.202.461.2]dapat derjalan lancar. Adapun perincian kegiatan magang sebagai berikut;
Tabel 3.1
Kegiatan Magang Kerja
Tanggal Waktu Pekerjaan Keterangan
31/1/12 s.d 8/2/12 08.00 – 15.00 Produksi mempelajari proses Mengamati dan
produksi
9/2/12 s.d 22/2/12 08.00 – 15.00 Negosiasi Menunggu dan
menanggapi email buyer
23/2/12 s.d 17/2/12 08.00 – 14.00 Costing
Stuffing
Mengkalkulasi biaya dan mengawasi stuffing
commit to user
C. PEMBAHASAN
1. Komponen biaya ekspor yang dikeluarkan oleh Tonny Furiture
i. Biaya pengadaan (purchasing cost)
Dalam melakukan kegiatan ekspor Tonny Furniture mengeluarkan
biaya pengadaan berupa ;
1) Biaya bahan baku : barang setengah jadi yang terbuat dari kayu
jati, mahoni, mangga.
2) Biaya bahan penolong : ampelas, polytur, keper,handle, cat dasar,
cat luar, feet / sepatu kaki
3) Upah karyawan
ii. Biaya pemasaran dan administrasi umum (marketing and admin cost)
1) Biaya penyewaan domain website
2) Biaya pemasangan internet
3) Biaya sertifikasi
4) Biaya pengiriman contoh produk
iii. Biaya pengelolaan (handling charges)
Biaya pengelolaan yang di keluarkan oleh Tonny Furniture terkait
ekspor adalah :
1) Biaya pengangkutan dari gudang pabrik sampai container
2) Biaya stuffing dan pengangkutan hingga terminal container
3) Biaya administrasi
4) Biaya pembuatan dokumen pengapalan
commit to user
1) Pajak ekspor barang2) Bea barang, Tonny Furniture melaporkan kegiatan ekspor kepada
badan Bea dan Cukai yang berlokasi di Surakarta dan Semarang
agar mendapatkan PE (Persetujuan Ekspor) dan PM (Persetujuan
Muat.)
v. Jasa pihak ketiga (third party services)
1) Biaya jasa transportasi (EMKL/EMKU)
Tonny Furniture menggunakan jasa PT.Agility yang berkantor di
Solobaru dan Asia grow yang berlokasi di Komplek Semarang
Indah di Jalan Madukoro Raya, Semarang. Keduanya digunakan
sebagai jasa pengurusan transportasi (freight forwading) unmtuk
angkutan laut dan udara.
2) Premi asuransi (insurance premium)
3) Biaya surveyor (inspection certificate)
4) Biaya sertifikasi lainnya
vi. Biaya pengapalan (freight cost)
Tonny Furniture mengeluarkan biaya pengapalan untuk pengiriman
barang ekspor, selama ini proses pengiriman barang ekspor
sepenuhnya melalui jalur laut di Tanjung Emas, Semarang
vii. Biaya asuransi (insurance cost)
Tonny Furniture sangat jarang mengeluarkan biaya asuransi selama
proses pengiriman barang, karena syarat penyerahan barang yang
diterapkan oleh Tonny Furniture adalah term FOB (Free On Board)
commit to user
diatas kapal atau selama proses pengiriman ditanggung sepenuhnya
oleh buyer.
2. Pe