iv
ABSTRAK
Dewan komisaris diberikan kepercayaan oleh pemegang saham melalui mekanisme Rapat Umum Pemegang Saham untuk menjalankan organ perseroan yang akan bekerja untuk kepentingan perseroan, serta kepentingan seluruh pemegang saham yang mengangkat dan mempercayakannya sebagai satu-satunya organ yang mengawasi dan memberikan nasehat kepada direksi perseroan. Untuk mencapai maksud dan tujuan perseroan, dewan komisaris wajib melakukan tugasnya dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab. Dalam melaksanakan beberapa tugasnya, dewan komisaris dapat saja melakukan kesalahan atau kelalaian sehingga membawa kerugian bagi perseroan, pemegang saham, maupun bagi kreditor perseroan. Kerugian yang terjadi pada skala kecil mungkin tidak sampai memengaruhi kinerja keuangan perseroan, akan tetapi dalam skala besar kemungkinan kerugian ini dapat menjadi penyebab kebangkrutan perusahaan yang bisa berujung pada kepailitan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pertanggungjawaban serta mekanisme permintaan pertanggungjawaban dewan komisaris terhadap kreditor atas pailitnya perseroan terbatas akibat kesalahan atau kelalaiannya dalam melakukan pengawasan terhadap pengurusan direksi, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis normatif dengan melakukan dua tahap penelitian yaitu kepustakaan dan penelitian lapangan. Teknik pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan dan wawancara. Data yang diperoleh tersebut dianalisis dengan menggunakan metode analisis kualitatif dan dipaparkan secara deskriptif.