• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 Peristiwa Politik dan Ekonomi Indonesia Pasca Pengkuan kedaulatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB 4 Peristiwa Politik dan Ekonomi Indonesia Pasca Pengkuan kedaulatan"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 4

PERISTIWA POLITIK DAN EKONOMI INDONESIA

PASCA PENGAKUAN KEDAULATAN

STANDAR KOMPETENSI

Memahami usaha mempertahankan kemerdekaan

KOMPETENSI DASAR

Mendiskripsikan peristiwa politik ekonomi Indonesia pasca

(2)

TUJUAN PEMBELAJARAN

TUJUAN PEMBELAJARAN

Dengan mempelajari bab ini, kamu diharapkan mampu:

 mendeskripsikan kembalinya bentuk

negara dariRepublik Indonesia Serikat

ke Negara Kesatuan Republik Indonesia;

 mengidentifikasi hal-hal yang terjadi

pada periode sebelum pemilihan umum;

 mendeskripsikan jalannya pemilihan

umum pertama di Indonesia;

 mendeskripsikan periode setelah

Pemilihan umum pertama;

 mengidentifikasi kehidupan ekonomi

(3)
(4)

KEMBALI KE NEGARA

KESATUAN REPUBLIK

INDONESIA

 Berdasarkan persetujuan KMB Republik

Indonesia Serikat (RIS) terdiri dari 16 negara bagian.

 Dalam perkembangannya, sebagian besar

negara-negara bagian tidak menyenangi

bentuk negara serikat ini. Hal ini terbukti dari kenyataan bahwa sampai April 1950 sudah 13 negara bagian yang bergabung dengan

Republik Indonesia Yogyakarta.

 Dengan demikian yang tinggal adalah Negara

Republik Indonesia, Negara Indonesia Timur (NIT), dan Negara Sumatra Timur (NST).

 Ketiga negara ini kemudian bersama RIS

sepakat untuk kembali ke negara kesatuan

(5)

KEMBALI KE NEGARA

KESATUAN REPUBLIK

INDONESIA

Upaya untuk membentuk NKRI (Negara

Kesatuan RI) dibuktikn dengan

diselenggarakannya Konferensi Segitiga

antara RIS-NIS-NST pada 8 April 1950.

Dari hasil konferensi tersebut, kedua negara

bagian menyerahkan mandatnya kepada PM

RIS Moh. Hatta pada 12 Mei 1950.

Untuk mencapai tujuan ini maka UUD RIS

diganti dengan UUD Sementara Republik

Indonesia (UUDS) 1950.

UUDS 1950 ini disahkan oleh Presiden RIS

pada 15 Agustus dan mulai berlaku pada 17

Agustus 1950.

(6)

PERIODE SEBELUM

PEMILIHAN UMUM

Dalam sistem demokrasi liberal,

Parlemen (DPR) dapat menjatuhkan

pemerintah (eksekutif) bila tidak

mendapat dukungan dari wakil-wakil

rakyat.

Hal ini bisa terjadi karena perdana

menteri dan kabinetnya bertanggung

jawab kepada parlemen.

Sejak tahun 1950 hingga

terselenggaranya pemilu yang

(7)

KABINET-KABINET

(8)

PEMILIHAN UMUM

PERTAMA DI INDONESIA

Pada tanggal 29 September 1955

diselenggarakan pemilu untuk

memilih anggota DPR yang

berjumlah 272 orang.

Pelaksanaan pemilu berjalan amat

demokratis.

Untuk pemungutan suaranya,

Indonesia dibagi dalam 16 daerah

pemilihan yang meliputi 208

(9)

PEMILIHAN UMUM

PERTAMA DI INDONESIA

Dalam pemilu ini dihasilkan komposisi

anggota DPR sebagai berikut:

1.

Partai Masyumi memperoleh 60 wakil.

2.

PNI memperoleh 58 wakil.

3.

Partai NU memperoleh 47 wakil.

4.

PKI mendapat 32 wakil.

5.

Sementara partai-partai lain hanya

memperoleh kursi masing-masing

kurang dari 12.

Anggota DPR hasil pemilu tahun 1955

(10)

PEMILIHAN UMUM

PERTAMA DI INDONESIA

Pemilu tahap kedua yang diadakan

pada tanggal 15 Desember 1955 ini

bertujuan untuk memilih para

anggota Dewan Konstituante.

Dewan ini nantinya akan bertugas

untuk menyusun UUD yang tetap.

Anggota Dewan Konstituante

ditetapkan 542 orang.

Anggota dewan ini dilantik pada

(11)

PERBANDINGAN

FRAKSI-FRAKSI DI DPR HASIL

(12)

PERIODE SETELAH

PEMILIHAN UMUM

(13)

KEHIDUPAN EKONOMI

PASCA PENGAKUAN

KEDAULATAN

Pasca pengakuan kedaulatan,

keadaan ekonomi Indonesia

mengalami defisit keuangan.

Keadaan tersebut dicoba diatasi

dengan pelaksanaan:

1.

Kebijakan moneter.

2.

Nasionalisasi

De Javasche Bank

.

3.

Program Banteng.

(14)
(15)

LATAR BELAKANG

DEKRIT PRESIDEN 5 JULI

1959

Latar belakang di keluarkannya Dekrit

Presiden 5 Juli1959 oleh Presiden

Soekarno dikarenakan macetnya

sidang Dewan Konstituante untuk

membentuk UUD.

Selain itu ada desakan untuk kembali

(16)

DEKRIT PRESIDEN

5 JULI 1959

 Pada 5 Juli 1959 pukul 17.00 dalam upacara

resmi di Istana Negara, Presiden Soekarno mengumumkan Dekrit Presiden.

 Adapun isi pokok Dekrit Presiden 5 Juli 1959

tersebut yaitu:

1. Pembubaran Konstituante.

2. Berlakunya kembali UUD 1945.

3. Tidak berlakunya UUD 1950 (UUDS).

 Di samping ketiga hal tersebut, ditetapkan

pula bahwa akan segera dibentuk Majelis

(17)

DEKRIT PRESIDEN

5 JULI 1959

Kegagalan yang

dialami oleh

Dewan

Konstituante

dalam membuat

UUD membuat

Presiden Soekarno

mengeluarkan

(18)

LATAR BELAKANG

DEKRIT PRESIDEN 5 JULI

1959

 Demokrasi terpimpin berlaku di Indonesia sejak dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959.

 Dalam sistem ini, tetap ada kebebasan, tetapi

dibatasi dengan alasan demi kepentingan rakyat banyak dan keselamatan negara.

 Pada masa demokrasi terpimpin dibentuk lembaga tertinggi negara Majelis

Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) dan lembaga-lembaga tinggi negara lainnya.  Selain itu, dibentuk pula Dewan Perancang

(19)

BERLAKUNYA

DEMOKRASI TERPIMPIN

 Tugas MPRS hanya menetapkan garis-garis besar haluan

negara. Sementara DPR hasil pemilihan umum 1955 tetap berjalan hingga terbentuk DPR yang baru.

 Namun, DPR hasil Pemilu 1955 ini kemudian dibubarkan

presiden setelah menolak APBN yang diajukan pemerintah. Tindakan itu diikuti dengan pembentukan DPR baru. DPR baru itu disebut DPR Gotong Royong (DPR-GR).

 Keseluruhan anggota DPR-GR ini ditunjuk oleh Presiden

Soekarno dengan komposisi dari PNI, NU, PKI, dan anggota nonpartai.

 Pada masa Demokrasi Terpimpin presiden bukan hanya

memimpin badan eksekutif (pemerintahan) tetapi juga memimpin semua lembaga negara yang ada.

 Oleh karena itu, tidak heran MPRS kemudian menetapkan

Soekarno sebagai presiden seumur hidup dengan gelar Pemimpin Besar Revolusi.

 Hal ini merupakan kenyataan bahwa demokrasi terpimpin

(20)

PEMBENTUKAN

KABINET KERJA

 Setelah lembaga-lembaga tertinggi dan tinggi

negara dibentuk, Presiden Soekarno membentuk kabinet.

 Tujuannya untuk melengkapi sistem

pemerintahan. Kabinet ini terdiri dari orang-orang yang ditunjuk presiden sebagai mandataris MPRS.

 Di antaranya adalah ketua dan wakil ketua

lembaga tertinggi dan tinggi negara, serta anggota partai.

 Kabinet ini kemudian dinamakan Kabinet Kerja

dengan menteri pertamanya adalah Ir. Djuanda.

 Program kerja kabinet ini adalah mencukupi

kebutuhan sandang-pangan, menciptakan

(21)

SENTRALISASI

PEMERINTAHAN

Dalam menjalankan pemerintahan,

Presiden Soekarno berusaha

menyatukan paham-paham yang

berkembangdalam masyarakat.

Paham ini dikenal sebagai Nasakom

(Nasionalisme, agama, dan komunis).

Untuk menggalang persatuan, Presiden

Soekarno juga mengemukakan ajaran

Resopim (Revolusi, Sosialisme

(22)

SENTRALISASI

PEMERINTAHAN

Sementara itu, di bidang militer TNI dan

Polri disatukan menjadi ABRI (Angkatan

Bersenjata Republik Indonesia).

ABRI juga diakui sebagai golongan fungsional

(karya) yang berdasarkan ketentuan dalam

UUD 1945 mempunyai wakil di MPRS.

Presiden mengambil alih secara langsung

pimpinan tertinggi ABRI dengan membentuk

Komando Operasi Tertinggi (Koti ).

Masing-masing angkatan (AD, AL, AU, dan

(23)

PENYIMPANGAN

POLITIK LUAR NEGERI

BEBAS AKTIF

Pada masa demokrasi terpimpin ini, terjadi

penyimpangan politik luar negeri Indonesia

yang bebas aktif.

Penyimpangan tersebut antara lain adalah

adanya pandangan

Oldefo

dan

Nefo.

Konfrontasi dengan Malaysia yang

mengakibatkan Indonesia menyatakan

keluar dari PBB.

Penyimpangan yang paling besar adalah

dengan semakin dekatnya pemerintah

Indonesia dengan Blok Timur.

Hal ini menyalahi politik Indonesia yang

(24)

OLDEFO DAN NEFO

Kekuatan kapitalis yang disebut

Presiden Soekarno adalah

Old

Emerging Force

(

Oldefo

) dan

kekuatan anti kapitalis disebut

New

Emerging Force

(

Nefo

).

(25)

KONFRONTASI

DENGAN MALAYSIA

Konfrontasi dengan Malaysia dilatar

belakangi berdirinya negara federasi

Malaysia pada tahun 1963.

Indonesia menganggap Malaysia

bentukan negara-negara barat dan

mengambil kebijakan konfrontasi dengan

Malaysia.

Persiapan militer dilaksanakan dengan

dikeluarkan kebijakan Dwikora (Dwi

(26)

KONFRONTASI

DENGAN MALAYSIA

 Proklamasi

kemerdekaan Federasi Malaysia pada tahun 1957 oleh Teungku

Abdul Rahman Putra Al-Haj.

 Pada perkembangannya

Federasi Malaysia berencana untuk membentuk negara

Federasi Malaysia, yang akhirnya menimbulkan ketegangan dengan

(27)

DWIKORA

Bunyi Dwikora ini adalah:

1.

Perhebat ketahanan revolusi

Indonesia.

2.

Bantu perjuangan revolusioner

rakyat Malaya, Singapura,

Serawak, Sabah, dan Brunei untuk

memerdekakan diri dan

(28)

EKONOMI TERPIMPIN

 Pada masa demokrasi terpimpin, inflasi juga cukup

besar. Untuk mengatasi masalah ini dikeluarkanlah

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang No.2 tahun 1959 yang mulai berlaku tanggal 25 Agustus

1959.

 Peraturan itu ditujukan untuk mengurangi banyaknya

uang yang beredar. Selain itu dilakukan pula pembekuan sebagian simpanan di Bank.

 Tindakan-tindakan moneter ini tidak mencapai

sasarannya karena pemerintah tidak mempunyai kemauan kuat untuk menahan diri dalam

melaksanakan proyekproyek raksasa, seperti Ganefo dan Conefo (Games of New Emerging Forces dan

(29)

KONFRONTASI

DENGAN MALAYSIA

 Proklamasi

kemerdekaan Federasi Malaysia pada tahun 1957 oleh Teungku

Abdul Rahman Putra Al-Haj.

 Pada perkembangannya

Federasi Malaysia berencana untuk membentuk negara

Federasi Malaysia, yang akhirnya menimbulkan ketegangan dengan

(30)

PERGOLAKAN SOSIAL

POLITIK

1. Latar Belakang

Pemilihan umum I tahun 1955 belum dapat

membawa perubahan menuju kesejahteraan

bagi rakyat Indonesia. Hal tersebut

(31)

PEMBERONTAKAN PASCA PENGAKUAN

KEDAULATAN

1. Pemberontakan

APRA

2.

Pemberontakan

Andi Aziz

(32)

1. Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) – Raymond Westerling 23 Januari 1950.

Gerakan ini dibantu oleh Bekas tentara Belanda (KNIL) yang menolak bentuk negara Kesatuan dan

mendukung negara Federal dan menuntut agar bekas tentara Belanda ditetapkan menjadi tentara negara bagian yang ditempati. Karena tuntutan tidak

diperhatikan melakukan teror pembunuhan 800

tentara KNIL termasuk TNI yang ditemuinya di kota Bandung.

(33)

2. Pemberontakan Andi Aziz – Andi Aziz di Makasar ( 5 April 1950 )

Gerakan ini dilakukan oleh mantan tentara Belanda yang tergabung dalam KNIL karena tidak puas atas kehadiran TNI yang akan mengamankan situasi di Makasar karena sering bentrok antar masyarakat yg pro persatuan dan pro Federal.

Pasukan Andi Aziz berhasil menduduki sarana penting di Makasar dan menahan Panglima Tentara Teritorium Indonesia Timur “Letkol. A.J. Mokoginta”

(34)

 3. Republik Maluku Selatan (RMS) – Dr. Ch.R.S.

Soumokil ( 25 April 1950 ).

 Berdirinya RMS didukung KNIL dan sisa pasukan

Andi Aziz yang melarikan diri ke Maluku.

 Pada awalnya pemerintah bersikap lunak untuk

penyelesaian secara damai dg mengirim “dr. J. Leimena” untuk berunding tapi ditolak RMS.

 Pemerintah mengirim ekspedisi untuk menumpas

RMS dipimpin Kol. A.E. Kawilarang 14 Juli 1950 mendarat di Laha (P. Buru), dalam di Seram dan Ambon banyak korban di kedua belah pihak;

Referensi

Dokumen terkait

Gejala alam yang sering terjadi di Indonesia dan negara-negara tetangga, yaitu gunung meletus, banjir, dan tanah longsor.. Negara-negara di Semenanjung Malaka, seperti

3) Garis air rendah pada elevasi surut baik seluruhnya ataupun sebagian pada jarak yang tidak melibihi lebar laut teritorial dari daratan atau pulau.. negara Malaysia

Kedua, Indonesia (dalam bingkai negara demokrasi) harus merumuskan sebuah produk peraturan perundangan yang mengatur bagaimana setiap warga negara memelihara kebebasan

Bahwa anjuran Presiden dan Pemerintah untuk kembali kepada Undang-Undang Dasar 1945, yang disampaikan kepada segenap Rakyat Indonesia dengan Amanat Presiden pada tanggal

Dalam aspek program, Indonesia akan melanjutkan dan menyelesaikan penegasan batas wilayah darat dan wilayah laut dengan negara tetangga, juga melakukan pendataan

Ketiga, adanya resistensi dari kalangan non muslim yang menganggap legislasi hukum Islam “ekonomi syariah” di Indonesia akan menempatkan mereka seolah-olah sebagai warga

negara. Konvensi Tokyo 1963 tersebut telah diratifikasi oleh Indonesia dengan Undang-undang No. 4 Tahun 1976 tentang perubahan dan penambahan beberapa Pasal dalam KUHP

Berdirinya Pakistan, sebuah negara yang muncul dalam peta dunia pada tanggal 14 Agustus 1947, merupakan negara yang lahir dari aspirasi umat Islam India untuk mendirikan pemerintahan