• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFISIENSI PENGISIAN SPT MENURUT PERSEPSI WAJIB PAJAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "EFISIENSI PENGISIAN SPT MENURUT PERSEPSI WAJIB PAJAK"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN e-SPT TERHADAP EFISIENSI PENGISIAN SPT MENURUT

PERSEPSI WAJIB PAJAK

(Survey terhadap Pengusaha Kena Pajak pada KPP Pratama Jakarta Pulogadung)

Arief Tribowo Nugroho

Unversitas Bina Nusantara, Jalan Kebun Jeruk Raya No.27 Jakarta Barat, Telp: (021) 53696969 arthur_pangya@yahoo.com

Murtedjo, SE., Ak., MM ABSTRAK

Guna meningkatkan kualitas pelayanan pajak terhadap wajib pajak, Direktorat Jenderal Pajak menerapkan sistem elektronik (e-SPT) dalam pelaporan pajak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari penerapan e-SPT terhadap efisiensi pengisian SPT.

Penelitian ini menggunakan metode survey dan menggunakan perhitungan analisis korelasi sederhana.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang menggunakan e-SPT pada KPP Pratama Jakarta Pulogadung. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penerapan e-SPT berpengaruh sangat signifikan terhadap efisiensi dalam pengisian SPT. Penerapan e-SPT sangat membantu wajib pajak atau pengusaha kena pajak dalam hal melaporkan perpajakannya dengan benar serta tidak memakan banyak waktu. (ATN)

Kata-kata kunci: e-SPT, efisiensi pengisian SPT

Abstract

In order to improve the quality of tax services to taxpayers, tax authorities implement an electronic system (e-SPT) in tax reporting. The purpose of this study was to determine how much influence on the implementation of e-SPT to SPT charging efficiency. This study used a survey method and using the calculation of simple correlation analysis. The data was collected using a questionnaire distributed to Taxable Person (PKP) are using e-SPT on Jakarta Pulogadung Tax Office. Based on the research that has been done, it can be concluded that the implementation of e-SPT very significant influence on the efficiency of the tax return filling. Implementation of e-tax return is helpful taxpayers or employers taxable in the tax reporting correctly and it takes a lot of time. (ATN)

Keywords : e-SPT, SPT Filling Eficiency

(2)

PENDAHULUAN

Penerimaan pajak merupakan sumber utama pendapatan Negara dalam pembiayaan pemerintah dan pembangunan. Pajak bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui perbaikan dan peningkatan sarana publik. Alokasi pajak tidak hanya diberikan kepada rakyat yang membayar pajak tetapi juga untuk kepentingan rakyat yang tidak membayar pajak. Dengan begitu, peranan penerimaan pajak bagi suatu negara menjadi sangat dominan dalam menunjang jalannya roda pemerintahan.

Lembaga yang ditunjuk untuk mengelola pajak dalam hal ini adalah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dibawah naungan Departemen Keuangan Republik Indonesia. Target penerimaan pajak senantiasa mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Adanya tuntutan akan peningkatan penerimaan pajak mendorong Ditjen Pajak terus melakukan reformasi perpajakan berupa penyempurnaan terhadap kebijakan perpajakan dan sistem administrasi perpajakan sehingga potensi penerimaan pajak yang tersedia dapat dipungut secara optimal dengan menjunjung asas keadilan social serta memberikan pelayanan prima kepada wajib pajak.

DJP melakukan modernisasi sistem administrasi perpajakan guna meningkatkan kualitas pelayanan perpajakan sehingga dapat meningkatkan penerimaan negara. Modernisasi perpajakan meliputi reformasi kebijakan, reformasi administrasi dan reformasi pengawasan. Reformasi kebijakan terdiri dari amandemen undang-undang antara lain UU No. 36 tahun 2008 mengenai Pajak Penghasilan, UU No. 16 tahun 2009 mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP), UU No. 42 tahun 2009 mengenai PPN dan PPnBM. Reformasi administrasi merupakan reformasi yang dilakukan berkaitan dengan organisasi, teknologi informasi dan SDM, sedangkan reformasi pengawasan terkait dengan adanya kode etik pegawai seirama dengan pelaksanaan good governance dan equal treatment dapat berjalan dengan baik.

Modernisasi administrasi perpajakan dilakukan oleh DJP sebagai bentuk peningkatan kualitas pelayanan perpajakan terhadap wajib pajak salah satunya dikembangkannya pelaporan pajak terutang dengan menggunakan elektronik SPT (e-SPT). Pelaporan pajak terutang melalui SPT manual dinilai masih memiliki kelemahan khususnya bagi wajib pajak yang melakukan transaksi cukup besar harus melampirkan dokumen (hardcopy) dalam jumlah cukup besar kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP), sementara proses perekaman data memakan waktu cukup lama sehingga pelaporan SPT menjadi tertunda dan terlambat serta menyebabkan denda. Selain itu dapat terjadi kesalahan (human error) dalam proses ulang perekaman data secara manual oleh fiskus.

Agar target penerimaan pajak tercapai harus didukung oleh fasilitas-fasilitas pajak dan kepatuhan wajib pajak dalam membayar kewajibannnya. Salah satu fasilitas pajak dalam rangka modernisasi administrasi perpajakan adalah e-SPT yang merupakan aplikasi (software) yang dibuat oleh DJP untuk digunakan oleh wajib pajak untuk kemudahan dalam penyampaian SPT. Penggunaan e-SPT dimaksudkan agar semua proses kerja dan pelayanan perpajakan berjalan dengan baik, lancar, akurat serta mempermudah wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya sehingga kepatuhan wajib pajak diharapkan akan meningkat.

Beberapa penelitian mengenai penerapan e-SPT telah dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana efektivitas penerapan e-SPT tersebut. Menurut hasil penelitian Falerian R.A Tamboto (2013) yang berjudul Pengaruh Penerapan e-SPT PPN Terhadap Efisiensi Pengisian SPT: Survey pada KPP Pratama Manado, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara e-SPT PPN dengan Pengisian SPT dan. Menurut hasil penelitian R. Dwi Suhartono (2011) yang berjudul Persepsi Wajib Pajak pada Penerapan e-System terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak: Studi Empiris pada Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Magelang diperoleh kesimpulan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel e-SPT terhadap variabel tingkat kepatuhan wajib pajak karena e-SPT memberikan kemudahan dalam pelaporan pajak tahunan bagi wajib pajak secara on line melalui media piranti lunak (software) yang dikeluarkan oleh Kantor Pelayanan Pajak. Menurut hasil penelitian Afifatul Jannah (2014) yang berjudul Pengaruh Penerapan e-SPT PPN Terhadap Efisiensi Pengisian SPT (Survey Terhadap

(3)

PKP di KPP Pratama Semarang Candisari) diperoleh kesimpulan bahwa penerapan e-SPT PPN tidak berpengaruh terhadap Efisiensi Penerapan e-SPT. Menurut penelitian Andi Hasmoro (2009) yang berjudul Pengaruh Penerapan e-SPT (PPN Masa) Terhadap Efisiensi Pengisian SPT (PPN Masa) Menurut Persepsi Wajib Pajak Badan diperoleh kesimpulan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan dari Penerapan e-SPT terhadap Efisiensi Pengisian SPT.

Alasan memilih Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Pulogadung sebagai objek penelitian bagi peneliti adalah karena kawasan pulogadung merupakan kawasan industri sehingga banyak wajib pajak badan melaporkan SPT nya pada KPP Pratama Jakarta Pulogadung serta meningkatnya pengusaha- pengusaha baik besar maupun kecil yang bertumbuh pesat di daerah tersebut.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul :

“Pengaruh Penerapan e-SPT Terhadap Efisiensi Pengisian SPT Masa Menurut Persepsi Wajib Pajak (Survey terhadap Pengusaha Kena Pajak pada KPP Pratama Jakarta Pulogadung)”.

tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan e-SPT pada KPP Pratama Jakarta Pulogadung menurut persepsi wajib pajak.

2. Untuk mengetahui efektivitas dalam penggunaan e-SPT terhadap penerimaan pajak pada KPP Pratama Jakarta Pulogadung.

3. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dari penerapan e-SPT terhadap efisiensi pengisian SPT menurut persepsi wajib pajak.

METODE PENELITIAN

Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metode penelitian survei sehingga menyusun kuesioner dengan skala interval Likert, yaitu skala yang berisi 5 tingkat preferensi jawaban dengan pilihan sebagai berikut:

a.

1 = Sangat Tidak Setuju.

b.

2 = Tidak Setuju.

c.

3 = Ragu-ragu atau Netral.

d.

4 = Setuju.

e.

5 = Sangat Setuju.

Skala Likert dikatakan interval karena penyataan Sangat Setuju mempunyai tingkat atau preferensi yang lebih tinggi dari Setuju dan Setuju lebih tinggi dari Ragu-ragu. Penelitian ini termasuk penelitian asosiatif (hubungan) yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono,2011). Penelitian ini mempunyai tingkatan yang paling tinggi bila dibandingkan dengan penelitian deskriptif dan komparatif. Melalui penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.

Penelitian ini digolongkan ke dalam hubungan kausal yaitu terdapat variabel independen dan variabel dependen (Sugiyono,2011).

Peneliti menggunakan data kuantitatif, yaitu menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data.

Menurut Sugiyono (2011), instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti.

(4)

HASIL DAN BAHASAN

1. Deskripsi Hasil Uji Validitas dan Realibilitas

Dalam upaya memperoleh data penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya secara ilmiah, maka instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian (Penerapan e-SPT dan Efisiensi pengisian SPT) terlebih dahulu di uji validitas dan realibilitasnya. Instrumen atau kuesioner yang di uji validitas dan realibilitas nya dapat dilihat pada lampiran 1. Uji validitas dan realibilitas instrumen dilakukan terhadap 95 pengusaha kena pajak pada KPP Pratama Jakarta Pulogadung sebagai responden dijadikan sampel dalam penelitian sesungguhnya. Hasil jawaban 95 responden atas kuesioner penelitian dapat dilihat pada lampiran 2. Uji validitas dan realibilitas instrumen dilakukan menggunakan bantuan program SPSS versi 20. Kriteria keputusannya adalah:

1. Instrumen dikatakan sah (valid) jika memiliki nilai koefisien korelasi pearson hitung (r-hitung) dengan tingkat probabilitas (p) lebih kecil dari tingkat kesalahan (α) sebesar 5%.

2. Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih besar 0,6 (Santosa dikutip Gumilar, 2007:24).

Hasil uji validitas dan realibilitas instrumen selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.1, tabel 4.2, dan tabel 4.3. Uraian hasil uji validitas dan realibilitas instrumen dari masing-masing variabel penelitian sebagai berikut:

1. Validitas penerapan e-SPT (x)

Hasil uji penerapan e-SPT melalui analisis correlate bivariate dengan bantuan SPSS diperoleh angka koefisien korelasi Pearson sebagai berikut:

Tabel 4.1

Hasil uji validitas Penerapan e-SPT

Dari tabel 4.1 di peroleh 14 item pernyataan penerapan e-SPT memiliki angka r-hitung dengan sig. (2-tailed) lebih kecil dari 0,05 berarti valid dan semua item pernyataan memiliki angka r-hitung dengan sig.(2-tailed) lebih kecil dari 0,05. Hasil ini menunjukkan item pernyataan yang dapat dipercaya keabsahaannya sebagai alat ukur untuk mengukur efisiensi pengisian SPT terdiri dari 14 item pernyataan atau semua item pernyataan. Item pernyataan yang digunakan dalam penelitian sesungguhnya sebagai alat ukur untuk mengukur penerapan e-SPT pada KPP Pratama Jakarta Pulogadung.

No. Item r-hitung Sig (2-Tailed) Keterangan

1 0.519 0.000 Valid

2 0.499 0.000 Valid

3 0.526 0.000 Valid

4 0.541 0.000 Valid

5 0.639 0.000 Valid

6 0.612 0.000 Valid

7 0.590 0.000 Valid

8 0.591 0.000 Valid

9 0.633 0.000 Valid

10 0.577 0.000 Valid

11 0.578 0.000 Valid

12 0.635 0.000 Valid

13 0.268 0.009 Valid

14 0.396 0.000 Valid

(5)

2. Validitas Efisiensi Pengisian SPT (y)

Hasil uji validitas Efisiensi Pengisian SPT melaui analisis correlate bivariate dengan bantuan program SPSS diperoleh angka koefisien korelasi Pearson sebagai berikut:

Tabel 4.2

Hasil Uji Validitas Efisiensi Pengisian SPT

Dari tabel 4.2 di peroleh 6 item pernyataan efisiensi pengisian SPT memiliki angka r-hitung dengan sig. (2-tailed) lebih kecil dari 0,05 berarti valid dan semua item pernyataan memiliki angka r- hitung dengan sig.(2-tailed) lebih kecil dari 0,05. Hasil ini menunjukkan item pernyataan yang dapat dipercaya keabsahaannya sebagai alat ukur untuk mengukur efisiensi pengisian SPT terdiri dari 6 item pernyataan atau semua item pernyataan. Item pernyataan yang digunakan dalam penelitian sesungguhnya sebagai alat ukur untuk mengukur efisiensi pengisian SPT pada KPP Pratama Jakarta Pulogadung.

3. Reliabilitas instrumen penelitian

Hasil uji reliabilitas instrumen penelitian melalui reliability analysis dengan bantuan program SPSS diperoleh angka koefisien cronbach’s alpha sebagai berikut:

Tabel 4.3

Hasil uji reliabilitas instrumen penelitian

Hasil uji reliabilitas instrumen penelitian (tabel 4.3) diperoleh:

a. Pada instrumen penerapan e-SPT diperoleh angka koefisien cronbach’s alpha sebesar 0,735 ternyata lebih besar dari nilai yang disyaratkan sebesar 0,6. Hasil ini menunjukkan instrumen lingkungan kerja adalah reliabel (andal) atau kuesioner penerapan e-SPT dapat diandalkan sebagai alat ukur untuk mengukur penerapan e-SPT pada KPP Pratama Jakarta Pulogadung..

b. Pada instrumen efisiensi pengisian SPT diperoleh angka koefisien cronbach’s alpha sebesar 0,715 ternyata lebih besar dari nilai yang disyaratkan sebesar 0,6. Hasil ini menunjukkan instrumen efisiensi pengisian SPT adalah reliabel (andal) atau koesioner komunikasi kerja dapat diandalkan sebagai alat ukur untuk mengukur efisiensi pengisian SPT pada KPP Pratama Jakarta Pulogadung.

Variabel

Koefisien Cronbach’s

Alpha

Keterangan

Penerapan e-SPT (x) 0.735 Reliabel

Efisiensi Pengisian SPT (y) 0.715 Reliabel

No. Item r-hitung Sig (2-Tailed) Keterangan

1 0.674 0.000 Valid

2 0.577 0.000 Valid

3 0.502 0.000 Valid

4 0.445 0.000 Valid

5 0.543 0.000 Valid

6 0.561 0.000 Valid

(6)

2. Deskripsi Data Variabel Terhadap Penerapan e-SPT

Dalam pelaksanaan penerapan e-SPT pada KPP Pratama Jakarta Pulogadung, peneliti membuat pernyataan kuesioner ke dalam 4 point pernyataan yaitu urgensi diterapkannya e-SPT, tujuan penerapan sistem e-SPT, sosialisasi kepada wajib pajak, serta kendala dalam penerapan e-SPT.

Berdasarkan hasil penilaian atau jawaban dari 95 responden terhadap item-item pernyataan dari variabel penerapan e-SPT diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.4

Persepsi Responden Terhadap Penerapan e-SPT

Sumber: Hasil Pengolahan Data Keterangan :

5 = Sangat Setuju 4 = Setuju 3 = Ragu-ragu 2 = Tidak setuju 1 = Sangat tidak setuju

Berdasarkan tabel 4.4 diatas diperoleh hasil persepsi responden terhadap variabel penerapan e-SPT pada KPP Pratama Jakarta Pulogadung sebagai berikut :

1. Rata-rata total skor jawaban tertinggi variabel penerapan e-SPT terletak pada kriteria penilaian tujuan penerapan sistem e-SPT sebesar 4,1 berarti menurut persepsi wajib pajak atau pengusaha kena pajak telah memahami tujuan diterapkannya e-SPT dengan baik.

2. Rata-rata total skor jawaban terendah terhadap penerapan e-SPT pada kriteria penilaian sosialisasi terhadap wajib pajak sebesar 3,8 sesungguhnya ini perlu ditingkatkan karena sosialisasi e-SPT terhadap wajib pajak dapat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dalam melaporkan perpajakan yang akan meningkatkan tingkat efektivitas penerimaan jumlah pajak.

3. Rata-rata seluruh skor jawaban yang diperoleh dari persepsi wajib pajak atau pengusaha kena pajak terhadap variabel penerapan e-SPT sebesar 4,0. Hal ini berarti secara keseluruhan wajib pajak atau responden merasa setuju atau puas terhadap pemberlakuan penerapan e-SPT yang telah diterapkan pada KPP Pratama Jakarta Pulogadung.

3. Deskripsi Data Variabel Terhadap Efisiensi Pengisian SPT

Dalam variabel efisiensi pengisian SPT pada KPP Pratama Jakarta Pulogadung, peneliti membuat pernyataan kuesioner ke dalam 3 point pernyataan yaitu kecepatan, keakuratan, serta efisiensi ruang penyimpanan dalam penggunaan e-SPT.

Berdasarkan hasil penilaian atau jawaban dari 95 responden terhadap item-item pernyataan dari variabel efisiensi pengisian SPT diperoleh hasil sebagai berikut:

No Kriteria Penilaian Jumlah Pernyataan

Jumlah Skor Jawaban Nilai Rata - Rata

5 4 3 2 1 Jumlah

1 2 3 4 5 = (4):((3:95))

1 Urgensi Diterapkannya e-SPT 4 800 540 123 52 0 1515 4,0

2 Tujuan Penerapan Sistem e-SPT 4 855 552 120 40 0 1567 4,1

3 Sosialisasi Kepada Wajib Pajak 3 495 344 192 60 0 1091 3,8

4 Kendala Dalam Penerapan e-

SPT 3 560 372 174 34 0 1140 4,0

Jumlah 14 2710 1808 609 186 0 5313 4,0

(7)

Tabel 4.5

Persepsi Responden Terhadap Efisiensi Pengisian SPT

Sumber: Hasil Pengolahan Data Keterangan :

5 = Sangat Setuju 4 = Setuju 3 = Ragu-ragu 2 = Tidak setuju 1 = Sangat tidak setuju

Berdasarkan tabel 4.5 diatas diperoleh hasil persepsi responden terhadap variabel efisiensi pengisian SPT pada KPP Pratama Jakarta Pulogadung sebagai berikut :

1. Rata-rata total skor jawaban tertinggi variabel efisiensi pengisian SPT terletak pada kriteria penilaian keakuratan sistem e-SPT sebesar 4,2 berarti menurut persepsi wajib pajak atau pengusaha kena pajak keakuratan dalam penggunaan e-SPT terjamin hasilnya akan maksimal dalam penjumlahan perpajakannya.

2. Rata-rata total skor jawaban terendah terhadap efisiensi pengisian SPT pada kriteria penilaian efisiensi ruang penyimpanan sebesar 3,8 perlu ditingkatkan lagi dalam penyimpanan data perpajakan pada sistem e-SPT agar dapat terjaga kerahasiaanya serta tidak memakan banyak waktu yang lebih lama.

3. Rata-rata seluruh skor jawaban yang diperoleh dari persepsi wajib pajak atau pengusaha kena pajak terhadap variabel efisiensi pengisian SPT sebesar 4,3. Hal ini berarti secara keseluruhan wajib pajak atau responden merasa setuju bahwa wajib pajak atau responde merasakan melakukan pengisian SPT melalui e-SPT menjadi lebih efisien dan tidak memakan banyak waktu serta menghasilkan data penjumlahan perpajakan dengan maksimal.

4. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan karena salah satu asumsi yang harus dipenuhi untuk dapat melakukan tes parametrik adalah pengamatan harus dilakukan pada populasi yang berdistribusi normal.

Uji normalitas yang digunakan adalah metode grafik normal. Jika residual berasal dari distribusi normal, maka nilai-nilai sebaran data akan terletak disekitar garis lurus.

Pengujian yang diambil menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas yakni : jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih lebih dari 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal.

No Kriteria Penilaian Jumlah Pernyataan

Jumlah Skor Jawaban

Nilai Rata - Rata 5 4 3 2 1 Jumlah

1 2 3 4 5 = (4):((3:95))

1 Kecepatan 2 510 280 27 4 0 821 4,3

2 Keakuratan 2 520 276 39 6 0 841 4,4

3 Efisiensi Ruang Penyimpanan 2 480 284 42 4 0 810 4,2

Jumlah 6 1510 840 108 14 0 2472 4,3

(8)

Tabel 4.6

Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

Berdasarkan output di atas, diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0,298 lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang telah diuji berdistribusi normal.

5. Analisis Korelasi Sederhana

Analisis korelasi sederhana digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara dua variabel dan untuk mengetahui arah hubungan yang terjadi. Dalam penelitian ini, hasil dari analisis korelasi sederhana adalah sebagai berikut;

Tabel 4.7

Tabel Analisis Korelasi Sederhana

Dari hasil analisis korelasi sederhana (r) didapat korelasi antara penerapan e-SPT dengan efisiensi pengisian SPT (r) adalah 0,503. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang cukup kuat antara penerapan e-SPT dengan efisiensi pengisian SPT karena berada di rentang 0,60 – 0,799.

Sedangkan arah hubungan positif karena nilai r positif, berarti semakin tinggi penerapan e-SPT maka semakin meningkat juga efisiensi pengisian SPT.

6. Uji signifikansi koefisien korelasi sederhana (Uji T) Menentukan Hipotesis:

Ho : Penerapan e-SPT tidak berpengaruh terhadap efisiensi pengisian SPT menurut persepsi wajib pajak.

Ha : Penerapan e-SPT berpengaruh terhadap efisiensi pengisian SPT menurut persepsi wajib pajak.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 95

Normal Parametersa,b Mean 0E-7

Std. Deviation 2.01210725 Most Extreme Differences

Absolute .100

Positive .078

Negative -.100

Kolmogorov-Smirnov Z .975

Asymp. Sig. (2-tailed) .298

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Correlations

Penerapan e- SPT

Efisiensi Pengisian SPT

Penerapan e-SPT

Pearson Correlation 1 .503**

Sig. (2-tailed) .000

N 95 95

Efisiensi Pengisian SPT

Pearson Correlation .503** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 95 95

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

(9)

Rumus T hitung : r √ n – 2

√1 – r2

Keterangan:

Jadi T hitung dapat dihitung sebagai berikut:

T hitung =

0,253 - 1

2 95 503 ,

0 −

= 5,613

Tabel distribusi t dicari pada α = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n – 2 atau 95 – 2 = 93. Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 1,986.

Gambar 4.3

Diagram Hipotesis Korelasi Sederhana

Kesimpulan:

Oleh karena nilai t hitung > t tabel (5,613 > 1,986) dan signifikansi (0,001 < 0,05), maka Ho ditolak, artinya bahwa ada hubungan signifikan antara penerapan e-SPT dengan efisiensi pengisian SPT. Karena t hitung nilainya positif, maka berarti penerapan e-SPT berhubungan positif terhadap efisiensi pengisian SPT.

7. Penerapan e-SPT pada KPP Pratama Jakarta Pulogadung 7.1 Aplikasi e-SPT

Surat Pemberitahuan Elektronik atau e-SPT adalah aplikasi pengisian SPT yang disediakan oleh DJP.

Data yang diberikan dan dilaporkan adalah berupa data elektronik, Data yang dihasilakan dari e-SPT disampaikan melalui media elektronik ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Subyek Pajak terdaftar.

Media elektronik ini adalah sarana penyimpanan data elektronik yang dapat digunakan untuk memindahkan data dari suatu komputer ke komputer lain, antara lain flash disk dan Compact disc (CD).

r = Koefisien korelasi sederhana n = Jumlah data atau kasus

- 1,986 5,613

Ho ditolak

Ho ditolak Ho diterima

+ 1,986

(10)

7.2 Kewajiban Penggunaan e-SPT

PER 44/PJ/2010 pasal 3 ayat (3) menyebutkan bahwa SPT Masa PPN 1111 dalam bentuk data elektronik wajib digunakan oleh PKP. Dengan peraturan ini maka PPN sejak masa pajak Januari 2011 dilaporkan dengan menggunakan e-SPT Masa PPN 1111. Kewajiban penggunaan e-SPT PPN ditujukan bagi PKP baik OP atau Badan yang melakukan transaksi dengan jumlah lebih dari 25 (dua puluh lima) faktur pajak dalam 1 (satu) Masa Pajak. Sedangkan PKP yang berbentuk OP atau Badan dengan transaksi dibawah 25 faktur dalam satu masa pajak dapat memilih melaporkan SPT Masa PPN menggunakan aplikasi e-SPT atau secara manual.

PER 44/PJ/2010 ini kemudian digantikan oleh PER-11/PJ/2013. Peraturan terbaru yang diterbitkan Dirjen Pajak yaitu Peraturan Nomor PER-11/PJ/2013 tentang Bentuk, Isi, dan Tata Cara Pengisian serta Penyampaian SPT Masa PPN tidak lagi mengijinkan PKP badan untuk melaporkan SPT Masa PPN secara hardcopy (manual). PKP yang telah menyampaikan SPT Masa PPN 1111 dalam bentuk data elektronik, tidak diperbolehkan lagi untuk menyampaikan SPT Masa PPN 1111 dalam bentuk formulir kertas (Pasal 4 PER-11/PJ/2013). Bagi PKP yang berkewajiban menyampaikan SPT Masa PPN 1111 dalam bentuk data elektronik, akan tetapi tidak menunaikan kewajiban tersebut dan masih menggunakan SPT manual (hardcopy) akan diberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku apabila tidak melaporkan SPT.

Ketentuan terkait pelaporan PPh 21 terbaru diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-14/PJ/2013, salah satu ketentuan di dalamnya mengatur kewajiban menggunakan e-SPT PPh 21 apabila:

a.

melakukan pemotongan PPh 21 dan/atau PPh 26 terhadap pegawai dst yang jumlahnya lebih dari 20 orang.

b.

melaukan pemotongan PPh 21 (tidak final dan/atau PPh 26 selain pemotongan PPh sebagaimana dimaksud pada huruf a dengan bukti pemotongan yang jumlahnya lebih dari 20 dokumen).

c.

melakukan pemotongan PPh 21 (final) dengan bukti pemotongan yang jumlahnya lebih dari 20 dokumen.

d.

melakukan penyetoran pajak dengan SSP dan/atau bukti Pbk yang jumlahnya lebih dari 20 dokumen dalam satu masa pajak.

7.3 Persiapan Penerapan e-SPT KPP Pratama Jakarta Pulogadung

Dikarenakan penelitian ini melingkup e-SPT Masa PPN, maka penerapan yang diambil mengenai e-SPT Masa PPN 1111 pada KPP Pratama Jakarta Pulogadung. Persiapan internal ini dilakukan dengan menyiapkan SDM dan juga sarana-prasarana yang mendukung penerapan e-SPT.

Sosialisasi peraturan dan prosedur penerapan e- SPT dilakukan terhadap semua aparatur pajak.

Pembinaan dan pelatihan khusus dilakukan terhadap beberapa seksi yang menangani e-SPT PPN secara langsung.

Sosialisasi aplikasi e-SPT PPN versi 1.4 kepada para PKP badan yang terdaftar di KPP Pratama Jakarta Pulogadung dilakukan selama 4 hari berturut-turut sejak tanggal 1 Juli hingga 4 Juli 2013 bertempat di Gedung Aula KPP Pratama Jakarta Pulogadung. Jumlah Wajib Pajak yang diundang untuk mengikuti sosialisasi ini adalah sekitar 800 PKP baik Badan ataupun orang pribadi, sedangkan jumlah Wajib Pajak yang hadir hanya sebanyak 151 orang. Sosialiasi e-SPT ini dilakukan dengan metode praktik, Wajib Pajak langsung menginstall serta menggunakan e-SPT Masa PPN versi 1.4 dipandu seorang tutor yang dibantu empat orang pendamping dalam setiap sesi. Setiap harinya terdapat dua sesi pelatihan, dimana setiap sesinya memiliki durasi sebanyak 2 jam.

(11)

8 Jumlah Penggunaan E-SPT Masa PPN di KPP Pratama Jakarta Pulogadung Tabel 4.8

Jumlah Penggunaan SPT PPN Bulan April sampai Oktober 2013

Bulan Pelaporan e-SPT SPT Manual Total SPT % Pelaporan dengan SPT

April 515 1012 1527 20,16%

Mei 559 950 1509 21,89%

Juni 662 715 1377 25,92%

Juli 854 505 1359 33,44%

Agustus 1012 445 1457 39,62%

September 1202 403 1605 47,06%

Oktober 1354 412 1766 53,01%

Sumber: KPP Pratama Jakarta Pulogadung yang telah diolah Kesimpulan:

Jumlah PKP yang terdaftar di KPP Pratama Jakarta Pulogadung adalah sebesar 2554 PKP. Kewajiban Penggunaan e-SPT sebagai sarana pelaporan PPN ditujukan kepada seluruh Pengusaha Kena Pajak (PKP).

Dapat dilihat bahwa pada Bulan September dan Oktober penggunaan e-SPT menunjukkan prosentase sebesar 47,06% dan 53,01% dengan trend penggunaan yang terus meningkat setiap bulannya. Sehingga dapat disimpulkan penerapan e-SPT Masa PPN ditinjau dari jumlah pelaporannya telah efektif pada KPP Pratama Jakarta Pulogadung.

SIMPULAN DAN SARAN 1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai pengaruh penerapan e-SPT terhadap efisiensi pengisian SPT menurut persepsi wajib pajak, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1.Penerapan e-SPT berpengaruh terhadap efisiensi pengisian SPT pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Pulogadung. Hal ini dapat diketahui dari uji hipotesis secara parsial (uji t) pada analisis korelasi sederhana dimana menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 5,613 lebih besar dari nilai t tabel sebesar 1,986 dengan taraf signifikansi 0,001. Taraf signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05, yang berarti bahwa hasil uji hipotesis secara parsial (uji t) dalam penelitian ini menerima Ha dan menolak Ho. Dengan demikian bahwa Hipotesis Ha yaitu penerapan e-SPT berpengaruh positif dan signifikan terhadap efisiensi pengisian SPT pada KPP Pratama Jakarta Pulogadung. Maka dapat diketahui bahwa semakin banyak dijalankannya sistem penerapan e-SPT kepada wajib pajak akan memberikan kemudahan dan penghematan waktu terhadap pengisian SPT.

2.Pada deskripsi data kuesioner variabel penerapan e-SPT dapat disimpulkan bahwa penerapan aplikasi e-SPT pada wajib pajak atau pengusaha kena pajak KPP Pratama Jakarta Pulogadung termasuk dalam kategori baik yaitu dengan penilaian rata-rata sebesar 4,0. Wajib pajak atau responden menilai bahwa penerapan aplikasi e-SPT pada KPP Pratama Jakarta Pulogadung sangat membantu mereka dalam hal melakukan perhitungan perpajakan dan pelaporan perpajakan mereka. Melalui aplikasi e-SPT wajib pajak lebih menghemat waktu serta biaya yang dikeluarkan lebih sedikit dibanding pada saat menggunakan SPT kertas manual.

(12)

3.Pada deskripsi data kuesioner variabel efisiensi pengisian SPT dapat disimpulkan bahwa efisiensi dalam pengisian SPT yang dilakukan wajib pajak atau pengusaha kena pajak pada KPP Pratama Jakarta Pulogadung termasuk dalam kategori baik yaitu dengan penilaian rata-rata sebesar 4,3.

Wajib pajak atau responden menilai bahwa keakuratan hasil penjumlahan pajak, kecepatan dalam penginputan data perpajakan, serta peyimpanan data yang lebih efisien dan aman telah dirasakan oleh para wajib pajak atau pengusaha kena pajak pada KPP Pratama Jakarta Pulogadung.

2. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan penelitian, beberapa saran yang dapat penulis kemukakan bagi pihak Direktorat Jenderal Pajak khususnya KPP Pratama Jakarta Pulogadung adalah sebagai berikut:

1. Sebaiknya pihak KPP Pratama Jakarta Pulogadung lebih mensosialisasikan secara bertahap mengenai pemanfaatan sistem electronik (e-SPT) kepada Wajib Pajak agar Wajib Pajak lebih memahami sistem tersebut. Dengan demikian diharapkan dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama sistem electronik (e-SPT) ini telah dimanfaatkan oleh seluruh Wajib Pajak yang akan melakukan pelaporan SPT.

2. Perlu dilakukan penyempurnaan aplikasi e-SPT secara terus menerus atau meningkatkan tingkat versi terhadap sistem e-SPT sehingga menghilangkan kendala yang terjadi dalam penerapan e-SPT oleh wajib pajak. Dengan kata lain sistem e-SPT harus lebih mudah diterapkan oleh wajib pajak karena wajib pajak akan lebih termotivasi dalam melaporkan pajaknya melalui e-SPT.

3. Perlu terus dilakukan peningkatan kualitas pelayanan kepada wajib pajak khususnya KPP Pratama Jakarta Pulogadung agar lebih cepat dan akurat sehingga wajib pajak tidak perlu mengantri terlalu lama dan tidak memakan banyak waktu (efisien)

3. Saran Untuk Peneliti Selanjutnya

1. Untuk peneliti selanjutnya, dapat mengembangkan penelitian mengenai penerapan e-SPT pajak tidak hanya dalam penyampaian SPT masa PPN saja, tetapi untuk SPT lainnya mengingat penelitian ini hanya mencangkup SPT masa PPN saja.

2. Selain itu peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian dengan tidak membatasi jumlah sampel wajib pajak pada pengusaha kena pajak saja, namun juga mencangkup wajib pajak orang pribadi.

3. Melakukan penelitian dengan variabel yang lebih luas seperti mencangkup variabel kepatuhan wajib pajak, variabel kualitas pelayanan yang berhubungan dengan penerapan sistem aplikasi e- SPT.

4. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam hal jumlah sampel yaitu sebesar 95 responden. Bagi peneliti selanjutnya perlu memperluas jumlah sampel penelitian serta variasi responden penelitian mengingat dalam penelitian ini difokuskan pada pengusaha kena pajak saja untuk efisien waktu.

(13)

REFERENSI

Hasmoro, Andi. (2009). Pengaruh Penerapan e-SPT (PPN Masa) Terhadap Efisiensi Pengisian SPT (PPN Masa) Menurut Persepsi Wajib Pajak Badan. Skripsi: Fakultas Ekonomi. Universitas Padjajaran, Bandung.

Jannah, Affifatul. (2014). Pengaruh Penerapan e-SPT PPN Terhadap Efisiensi Pengisian SPT (Survey Terhadap PKP di KPP Pratama Semarang Candisari. Skripsi: Fakultas Ekonomi. Universitas Stikubank, Semarang.

Mardiasmo. (2009). Perpajakan. Edisi XVI- Revisi 2009. Penerbit Andi Yogyakarta

Pandiangan, Liberti. (2008). Modernisasi dan Reformasi Pelayanan Perpajakan: Berdasarkan Undang Undang Terbaru. Jakarta: Penerbit PT. Elex Media Komput Indo.

PER-39/PJ/2009 Tentang Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan Beserta Petunjuk Pengisiannya

PER-34/PJ/2009 Tentang Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi Beserta Petunjuk Pengisiannya

PER-6/PJ/2009 Tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Dalam Bentuk Elektronik PER-11/PJ/2013 tentang Bentuk, Isi, dan Tata Cara Pengisian serta Penyampaian SPT Masa PPN PER-14/PJ/2013 Tentang mengatur kewajiban menggunakan e-SPT PPh 21

PMK No. 80/PMK.03/2010 Tentang Penentuan Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran dan Penyetoran Pajak, Penentuan Tempat Pembayaran Pajak, dan Tata Cara Pembayaran, Penyetoran dan Pelaporan Pajak, Serta Tata Cara Pengangsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak.

Rahayu, S. K. (2010). Perpajakan Indonesia: Konsep dan Aspek Formal. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.

Soemarso. (2007). Perpajakan: Pendekatan Komprehensif. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi. Jakarta: Penerbit Alfabeta.

Suhartono, Dwi, R. (2011). Persepsi Wajib Pajak Pada Penerapan e-System Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak: Studi Empiris Pada Wajib Pajak Besar. Skripsi: Fakultas Ekonomi, Universitas Muhamadiyah, Magelang (tidak dipublikasikan).

Tamboto, Valerian. R.A. (2013) Pengaruh Penerapan e-SPT PPN Terhadap Efisiensi Pengisian SPT: Survey pada KPP Pratama Manado. Skripsi: Fakultas Ekonomi. Universitas Sam Ratulangi, Manado.

Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009 mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

Waluyo. (2011). Perpajakan Indonesia. Edisi 10. Penerbit Salemba Empat. Jakarta

(14)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Arief Tribowo Nugroho

Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 20 Agustus 1992

Pendidikan normal : 2010-2014 Binus University S1 Akuntansi

Gambar

Tabel distribusi t dicari pada α = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n – 2  atau 95 – 2 = 93

Referensi

Dokumen terkait

Untuk dapat mengajar dengan baik, mahasiswa membuat rencana kegiatan yang kemudian dikonsultasikan pada guru agar pembelajaran berjalan dengan baik.. Selain kegiatan

Untuk dapat memotret dan memahami skema dasar pemikiran Islam berkemajuan yang diusung dalam gerakan pembaruan Islam Muhammadiyah, maka penghampiran yang ilustratif

akan tetapi sangat ditentukan oleh siswa itu sendiri. Siswa memiliki kesempatan untuk belajar sesuai dengan gayanya sendiri. Dengan demikian, peran guru berubah

Dokumen ini dibuat sesuai dengan persyaratan yang berlaku di wilayah hukum seperti tercantum dalam Bagian 1 di atas dan mungkin tidak memenuhi persyaratan peraturan di

Guru sebagai pelaksana, pembina dan sekaligus pengembang kurikulum dituntut untuk memiliki kemampuan dalam menguasai materi yang diajarkan dan mengetahui cara

Dalam menyusun penelitian, penulis menguraikan sistematika penulisan dalam bagian pertama mengenai pendahuluan yang menjelaskan latar belakang, perumusan masalah,

EPS yang tinggi dapat diartikan bahwa perusahaan akan memberikan peluang tingkat pengembalian atau pendapatan yang cukup besar bagi para investor, oleh karena itu

First order stochastic dominance menyatakan bahwa pemodal lebih menyukai yang banyak daripada yang sedikit, s econd order stochastic dominance menyatakan bahwa