ABSTRAK
Wulandari, Addin Yosy. 2012. Mengatasi Kecenderungan Putus sekolah pada
Dua Siswa SMP N 2 Tersono, Kabupaten Batang. Skripsi. Jurusan
Bimbingan dan Konseling. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing I Prof. Dr. Mungin Eddy Wibowo. M.Pd, Kons dan pembimbing II Drs. Suharso M.Pd, Kons.
Kata Kunci : kecenderungan putus sekolah, konseling realita
Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan fenomena yang ada di SMP Negeri 2 Tersono Kabupaten Batang yang menunjukkan bahwa terdapat siswa yang memiliki kecenderungan putus sekolah. Siswa yang mengalami kecenderungan putus sekolah bukan hanya siswa yang berasal dari keluarga yang kurang mampu, namun juga siswa yang tergolong mampu dari segi ekonomi maupun kemampuan akademiknya. Melalui pemberian konseling realita diharapkan siswa dapat lebih bersemangat bersekolah dan tidak mengalami putus sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya dan keberhasilan dalam mengatasi kecenderungan putus sekolah pada siswa melalui konseling Realita.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan dengan melaksanakan dua siklus tindakan. Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah dua siswa yang memiliki kecenderungan putus sekolah.. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi. Untuk menganalisis data digunakan teknik analisis data kualitatif.
Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan kedua klien mengalami kecenderungan putus sekolah dengan melihat gejala klien pada saat dilakukannya observasi serta wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Klien mengalami kecenderungan putus sekolah dikarenakan memiliki motivasi sekolah yang rendah, berupa sering tidak masuk sekolah tanpa keterangan, tidak mau berangkat sekolah apabila tidak diantar, merasa bosan ketika memperhatikan pelajaran di kelas, dan merasa malas belajar. Kecenderungan putus sekolah dapat diatasi menggunakan konseling realita. Hal ini dibuktikan adanya perubahan pada diri klien. Keberhasilan pelaksanaan konseling dapat dilihat dengan melakukan observasi.Pada siklus satu klien sudah dapat meningkatkan motivasi sekolah yang ditunjukkan dengan selalu berangkat sekolah apabila tidak ada kepentingan yang mendesak, bersedia berangkat sekolah meskipun harus berjalan kaki ketika berangkat maupun pulang sekolah. Pada siklus kedua klien sudah dapat mengatasi hambatan-hambatan yang dialaminya ketika belajar di kelas, klien menjadi lebih bersemangat dalam memperhatikan pelajaran di kelas, serta lebih bersemangat dalam belajar.