• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIS. Kinerja adalah suatu konstruk multidimensional yang sangat kompleks, dengan banyak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORITIS. Kinerja adalah suatu konstruk multidimensional yang sangat kompleks, dengan banyak"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

1.1 Pengertian Kinerja

Kinerja adalah suatu konstruk multidimensional yang sangat kompleks, dengan banyak perbedaan dalam arti tergantung pada siapa yang sedang mengevaluasi, bagaimana dievaluasi, dan aspek apa yang dievaluasi.

Pengertian kinerja telah dirumuskan oleh beberapa ahli manajemen antara lain sebagai berikut.

a. Stoner, 1978 dalam bukunya management mengemukakan bahwa kinerja adalah fungsi motivasi, kecakapan, dan persepsi peranan.

b. Bernardin dan russel 1993 (dalam bukunya Achmad S.Ruby) mendifinisikan kinerja sebagai pencatatan hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu.

c. Prawiro Suntoro,1999 (dalam buku merry dandian panji) mengemukakan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu

Dari empat definisi kinerja di atas, dapat di ketahui bahwa unsur-unsur yang terdapat dalam kinerja terdiri dari :

1. Hasil-hasil fungsi pekerjaan.

2. Factor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi pegawai seperti : motivasi, kecakapan, persepsi peranan, dan sebagainya.

3. Pencapainya tujuan organisasi.

4. Periode waktu tertentu.

(2)

Berdasarkan hal-hal di atas, kesimpulan dari beberapa definisi di rumuskan definisi kinerja sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaan/kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai factor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu.

1.2 Pengertian Pegawai

Menurut departemen pendidikan, pegawai adalah orang yang bekerja pada pemerintahan.

Pegawai merupakan sekelompok orang yang bekerja sama membantu kepala bagian, maupun kepala instansi.

Pengertian Pegawai Negeri adalah warga negara RI yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku (pasal 1 ayat 1 UU 43/1999).

Pegawai Negeri Sipil berkedudukan sebagai unsur aparatur negara yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil, dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan dan pembangunan (LAN RI, Kepegawaian, 2000, 6).

1.3 Pengertian Kinerja Pegawai

Kinerja pegawai merupakan hasil prestasi dari seseorang baik itu pimpinan, pegawai yang dinilai atau dievaluasi oleh orang lain dan layak di contoh dan merupakan respek yang dipertanggung jawabkan.

Kinerja pegawai haruslah sesuai dengan manajemen kepegawaian yang ada dalam suatu instansi pemerintahan,responsive dari pegawai instansi haruslah berdaya ekstra sehingga tugas-tugas pemerintahan yang dibebankan dapat serta merta dilaksanakan dengan baik.

(3)

Kinerja pegawai tentu tidak terlepas dari proses, hasil dan daya guna,dalam hal ini kinerja atau prestasi kerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tangung jawab yang diberikan kepadanya. Apabila kinerja didifinisikan sebagai pencapaian hasil atau tingkat pencapaian tingkat organisasi, dan kinerja disebut sebagai performance yang memiliki arti suatu hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.

1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Pegawai

Fokus pengukuran kinerja sektor publik justru terletak pada outcome dan bukan input dan proses outcome yang dimaksudkan adalah outcome yang

dihasilkan oleh individu ataupun organisasi secara keseluruhan, outcome harus mampu memenuhi harapan dan kebutuhan masyarakat menjadi tolok ukur keberhasilan organisasi sektor publik.

Menurut Mangkunegara (2006) terdapat aspek-aspek standar pekerjaan yang terdiri dari aspek kuantitatif dan aspek kualitatif meliputi :

Aspek kuantitatif yaitu :

1. Proses kerja dan kondisi pekerjaan,

2. Waktu yang dipergunakan atau lamanya melaksanakan pekerjaan, 3. Jumlah kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan, dan

4. Jumlah dan jenis pemberian pelayanan dalam bekerja Aspek kualitatif yaitu :

1. Ketepatan kerja dan kualitas pekerjaan, 2. Tingkat kemampuan dalam bekerja,

(4)

3. Kemampuan menganalisis data/informasi, kemampuan / kegagalan menggunakan mesin / peralatan,

4. Kemampuan mengevaluasi (keluhan/keberatan masyarakat)

1.5 Penilaian Kinerja

Didalam lingkungan Dinas Pengelola Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah Kota Gorontalo, penilaian kinerja sangat di butuhkan bagi setiap pegawai karena ini bisa mengukur sejauh mana seseorang melaksanakan tanggung jawab dan tugas kerjanya, adapun penilaian yang di lakukan di dalam lingkungan Dinas Pengelola Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah Kota Gorontalo yaitu :

1. Penilaian berdasarkan Prestasi Aksi yang terdiri dari : a. Kepatuhan Jam Kerja

b. Ketaatan terhadap Peraturan Pegawai c. Tanggung Jawab

d. Kerjasama

2. Penilaian Berdasarkan Prestasi Hasil yang terdiri dari : 1. Kecepatan kerja

2. Manfaat kerja 3. Produktifitas 4. Inovasi

Hal – hal ini menjadi acuan untuk melakukan penilaian kinerja bagi pegawai di Dinas Pengelola Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah Kota Gorontalo.

2.6 Teori Tentang Kompetensi/Kemampuan Pegawai

Menurut Dharma (2005) Kemampuan identik dengan kompetensi yang dimiliki yang mengacu kepada dimensi prilaku dari sebuah peran perilaku yang diperlukan seseorang untuk dapat melaksanakan pekerjaannya secara memuaskan.

(5)

Menurut Amstrong dalam Dharma (2005) berikut ini terdapat beberapa daftar kompetensi dalam manajemen kinerja yaitu :

1. Pengetahuan kerja dan profesional.

2. Kesadaran organisasi/konsumen.

3. Komunikasi.

4. Keahlian interpersonal.

5. Kerjasama tim.

6. Inisiatif.

7. Keahlian Analitis.

8. Produktifitas.

9. Kualitas.

10. Manajemen/pengawas.

11. Kepemimpinan.

Kompetensi didefinisikan (Mitrani et.al, 1992 ; Spencer and spencer, 1993) sebagai an underlying characteristic’s of an individual which is causally related to criterionreferenced effektive and or superior performance in a job or situasion. Atau karakteristik yang mendasari seseorang dan berkaitan dengan efektifitas kinerja individu dalam pekerjaannya.

Berangkat dari pengertian tersebut kompetentsi seorang individu merupakan sesuatu yang melekat dalam dirinya yang dapat digunakan untuk memprediksi tingkat kinerjanya. Sesuatu yang dimaksud bisa menyangkut motif, konsep diri, sifat, pengetahuan maupun kemampuan/keahlian.

Selanjutnya menurut Spencer and spencer (1993) kompetensi dapat dibagi atas 2 (dua) kategori yaitu “threshold competencies” dan “differentiating competencies” Threshold competencies adalah karakteristik utama yang harus dimiliki oleh seseorang agar dapat melaksanakan pekerjaannya. Tetapi tidak untuk membedakan seorang yang berkinerja tinggi

(6)

dan rata-rata. Sedangkan“differentiating competiencies” adalah factor-faktor yang membedakan individu yang berkinerja tinggi dan rendah. Misalnya seorang dosen harus mempunyai kemampuan utama mengajar, itu berarti pada tataran “threshold competencies”,selanjutnya apabila dosen dapat mengajar dengan baik, cara mengajarnya mudah dipahami dan analisanya tajam sehingga dapat dibedakan tingkat kinerjanya maka hal itu sudah masuk kategori “differentiating competencies”.

Spencer dan Spencer dalam Hutapea, dkk (2008) terdapat tiga komponen utama pembentuk kompetensi yaitu pengetahuan, ketrampilan dan perilaku yang dipengaruhi oleh konsep diri, sifat bawaan (trait) dan motif.

2.7 Manfaat Kompetensi

Mengacu pada pendapat Rylatt dan Lohan (1995) kompetensi memberikan beberapamanfaat kepada pegawai. organisasi, dijabarkan di bawah ini.

1. Pegawai:

a. Kejelasan relevansi pembelajaan sebelumnya, kemampuan untuk mentransfer ketrampilan, nilai, dari kualifikasi yang diakui, dan potensi pengembangan karier.

b. Adanya kesempatan bagi pegawai untuk mendapatkan pendidikan dan pelatihan melalui akses setifikasi mnasional berbasis standar yang ada.

c. Penempatan sasaran sebagai sarana pengembangan karier

d. Kompetensi yang ada sekarang dan manfaatnya akan dapat memberikan nilai tambah pada pembelajaran dan pertumbuhan.

e. Pilihan perubahan karir yang lebih jelas Untuk berubah pada jabatan baru, seseorang dapat membandingkan kompetensi mereka sekarang dengan kompetensi yang diperlukan untuk jabatan baru. Kompetensi baru yang dibutuhkan mungkin hanya berbeda 10% dari yang telah dimiliki.

(7)

f. Penilaian kinerja yang lebih obyektif dan umpan balik berbasis standar kompetensi yang ditentukan dengan jelas.

2. Organisasi

a. Pemetaan yang akurat mengenai kompetensi angkatan kerja yang ada yang dibutuhkan.

b. Meningkatnya efektifitas rekrutmen dengan cara menyesuaikan kompetensi yang diperlukan dalam pekerjaan dengan yang dimiliki pelamar.

c. Pendidikan dan Pelatihan difokuskan pada kesenjangan ketrampilan dan persyaratan ketrampilan dan persyaratan ketrampilan perusahaan yang lebih khusus.

d. Akses pada Pendidikan dan Pelatihan yang lebih efektif dari segi biaya

berbasis kebutuhan industri dan identifikasi penyedia Pendidikan dan Pelatihan internal dan eksternal berbasis kompetensi yang diketahui.

e. Pengambil keputusan dalam organisasi akan lebih percaya diri karena

karyawan telah memiliki ketrampilan yang akan diperoleh dalam Pendidikan dan Pelatihan.

f. Penilaian pada pembelajaran sebelumnya dan penilaian hasil Pendidikan dan Pelatihan akan lebih reliable dan konsisten.

g. Mempermudah terjadinya perubahan melalui identifikasi kompetensi yang diperlukan untuk mengelola perubahan.

Menurut Dharma (2005) kompetensi kerja dapat dilakukan penilaian sebagaimana yang diuraikan oleh Spencer, Mc Clelland dan Spencer (1996) kepada penelitian David McClelland mengenai variabel kompetensi yang mana yang memperkirakan kinerja suatu pekerjaan.

(8)

Spencer (1996) menetapkan dua puluh kompetensi yang paling sering dipakai untuk memperkirakan keberhasilan. Kompetensi dikelompokkan ke dalam enam kluster sebagai berikut :

a. Kluster Prestasi (Achievement Cluster) 1. Orientasi pencapaian

2. Kepedulian akan kualitas dan keteraturan 3. Inisiatif

b. Kluster Bantuan/Pelayanan 1. Pemahaman interpersonal 2. Orientasi pelayanan konsumen c. Kluster Pengaruh

1. Dampak dan pengaruh 2. Kesadaran organisasional

3. Membangun hubungan (jaringan kerja) d. Kluster Manajerial

1. Pengarahan

2. Kerja sama kelompok dan kerja sama 3. Mengembangkan orang lain

4. Kepempinan tim

e. Kluster Pemikiran Kognitif/Pemecahan Masalah 1. Kepiawaian teknis

2. Pencarian informasi 3. Berpikir analitis 4. Berpikir konseptual f. Kluster Efektifitas Pribadi

(9)

1. Kendali diri, daya tahan terhadap stres 2. Rasa percaya diri

3. Komitmen terhadap organisasi ‘kepemikiran bisnis’

4. Fleksibilitas

Referensi

Dokumen terkait

14 ada informasi kepada ibu agar memberikan tindakan pada anak yang mengalami ISPA seperti melakukan nafas dalam ataupun batuk efektif.Penelitian ini bertujuan untuk

Tempat, Tanggal Lahir : Sungailiat, 07 Juli 1995. Jenis Kelamin

Terlebih lagi, kasus AKP di Turki dapat menjadi contoh untuk melihat pergulatan antara Islam dan demokrasi dimana di satu sisi, kelompok Islam berhasil memperoleh

Waste transportation adalah jenis pemborosan yang terjadi karena transportasi yang berlebihan sepanjang proses value stream. Berdasarkan Tabel I.4 diketahui

MES yang dihasilkan pada proses sulfonasi masih mengandung produk- produk samping yang dapat mengurangi kinerja surfaktan sehingga memerlukan proses pemurnian. Menurut Satsuki,

[r]

Himpunan bilangan riil Himpunan bilangan

untuk mengetahui apakah metode spektrofotometri visibel untuk penetapan kadar amoksisilin menggunakan pereaksi asetilaseton dan formalin memenuhi parameter validasi metode