• Tidak ada hasil yang ditemukan

KULIAH HAN. By. Fauzul FAKULTAS HUKUM UPN VETERAN JAWA TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KULIAH HAN. By. Fauzul FAKULTAS HUKUM UPN VETERAN JAWA TIMUR"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

KULIAH HAN

By. Fauzul

(2)

MATERI BAHASAN

(3)

Pengertian Pemerintahan

 Istilah “Pemerintahan” yang digunakan HAN

menunjukkan pada arti pemerintahan dalam arti sempit, yakni di luar kekuasaan pembentukan peraturan perundang-undangan dan kekuasaan peradilan

 Istilah “Pemerintah” menunjuk kepada subjek yang

melaksanakan urusan pemerintahan dalam makna

“jabatan”, seperti Presiden, Wakil Presiden, Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota dan jabatan struktural

lainnya.

(4)

Istilah wewenang dan kewenangan

 Istilah wewenang seringkali dipertukarkan

penggunaannya dengan istilah kewenangan yang disejajarkan dengan istilah “bevoegdheid”

 Menurut konsepsi hukum publik, istilah wewenang

merupakan suatu konsepsi inti dalam hukum tata negara dan hukum administrasi

(5)

Lanjutan….

 Dalam Hukum Tata Negara, wewenang

(bevoegdheid) dideskripsikan sebagai kekuasaan hukum (rechtsmacht).

 Dengan demikian wewenang dalam konteks hukum

publik selalu berkaitan dengan Kekuasaan.

 Dalam hukum publik, sekurang-kurangnya ada tiga

komponen yang terdapat dalam muatan wewenang : (1) pengaruh; (2) dasar hukum; (3) konformitas

hukum.

(6)

Lanjutan…

 Komponen pengaruh merupakan penggunaan

wewenang dimaksudkan untuk mengendalikan perilaku subjek hukum

 Komponen dasar hukum merupakan keabsahan

bertindak, yakni wewenang itu selalu harus dapat ditunjuk dasar hukumnya

 Komponen konformitas hukum, mengandung makna

adanya standar umum wewenang untuk semua jenis wewenang dan standar khusus untuk jenis wewenang

(7)

Sumber kewenangan

 Atribusi  Delegasi

Selain itu dua sumber kewenangan di atas, juga ada kewenangan “mandat”, namun bukan

menyebabkan orang yang menerima mandat menjadi berwenang, melainkan hanya

melaksanakan urusan dari pemberi mandat.

(8)

Atribusi

 Cara normal untuk memperoleh wewenang

Wewenang untuk membuat keputusan (besluit)

yang langsung bersumber kepada UU dalam materiil

 Merupakan pembentukan wewenang tertentu dan

pemberiannya kepada organ tertentu

(9)

Delegasi

 Penyerahan wewenang untuk membuat keputusan

(besluit) oleh Pejabat TUN kepada pihak lain dan wewenang tertentu

 Syarat delegasi : (1) definitif; (2) hrs didsarkan

peraturan per-UU-an; (3) tidak diperkenankan kepada bawahan; (4) kewajiban memberikan penjelasan; (5) beleidsregels

(10)

Mandat

 Tidak bermaksud memberi wewenang kepada

bawahan

 Tidak terjadi peralihan wewenang

 Tanggung jawab ada pada pemberi mandat

(11)

Organisasi Pemerintahan

 Susunan pemerintahan dibedakan atas susunan vertikal

dan susunan horizontal

 Susunan pemerintahan secara vertikal, dapat berupa:

1. Presiden/Wakil Presiden 2. Menteri

3. Gubernur

4. Bupati/Walikota

 Susunan pemerintahan secara horizontal dapat berupa :

1. Sesama menteri atau setingkatnya

2. Sesama Lembaga Pemerintah Non Departemen

3. Sesama Lembaga Perangkat Daerah yang se eselon

(12)

Organisasi Pemerintah Pusat

 Presiden/Wakil Presiden

 Menteri : (1) Menteri Koordinator; (2) Menteri

yang memimpin Departemen; (3) Menteri Negara (Non Departemen); (4) Jaksa Agung (setingkat Menteri)

 Lembaga Pemerintah Non Departemen

 Kantor Wilayah Departemen/ Lembaga Pemerintah

Non Departemen

(13)

Lembaga Pemerintah Non Departemen

 Badan Kepegawaian Negara (BKN)

 Badan Pertanahan Nasional (BPN)

 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

(BAPPENAS)

 Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)  Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

 Badan Atom Nasional (BATAN)  Biro Pusat Statistik (BPS); dll

(14)

Organisasi Pemerintah Daerah

 Kepala Daerah/Wakil KDH (Gubernur/Wagub, Bupati/Wabup,

Walikota/Wawako)

 Perangkat Daerah (Propinsi/Kabupaten/Kota)

1. Sekretariat Daerah, dipimpin oleh Sekretaris Daerah (Propinsi

Eselon Ib, Kabupaten Kota Eselon IIa)

2. Sekretariat DPRD

3. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA),

Inspektorat, Dinas Daerah

4. Lembaga Teknis Daerah (Badan, Kantor, Rumah Sakit Umum

Daerah

5. Camat

6. Sekretaris Kecamatan/Lurah/Wali Nagari

(15)

Konsekuensi dari Organisasi Pemerintahan

Vertikal

 Susunan pemerintahan yang bersifat vertikal,

menimbulkan konsekuensi hubungan hukum adminisrasi berupa pengawasan

 Bentuk-bentuk pengawasan, berupa:

1. Pengawasan represif 2. Pengawasan preventif 3. Pengawasan positif

4. Kewajiban memberitahu 5. Konsultasi

6. Hak Banding Administratif

(16)

Konsekuensi Organisasi Pemerintahan

Horizontal

 Menimbulkan hubungan hukum administrasi,

berupa koordinasi dan kerjasama

 Bentuk-bentuk kerjasama dapat berupa:

1. Fungsi yang dipusatkan

2. Badan/lembaga untuk bersama 3. Badan hukum untuk bersama

(17)

TINDAKAN PEMERINTAH

BY. FAUZUL

FAKULTAS HUKUM UPN “VETERAN” JAWA TIMUR 19 Oktober 2011

(18)

MATERI BAHASAN

 Pengertian Tindakan Pemerintahan  Unsur dan Karakteristik Tindakan

Pemerintahan

(19)

PERISTILAHAN

Para ahli berbeda pendapat dlm penggunaan istilah Tindakan Pemerintah, yakni;

 Tindakan Pemerintahan (Kuntjoro)

 Sikap Tindak Administrasi Negara (Sjachran Basah)  Perbuatan Pemerintah (Utrecht)

 Perbuatan Administrasi Negara (Bachsan Mustafa)  Perbuatan alat administrasi Negara (Muchsan)

(20)

PENGERTIAN

a/ setiap tindakan hk dari salah satu

perlengkapan (bestuurorganen)

pemerintahan dlm menjalankan fungsi

pemerintahan.

Tindakan pemerintah mrupakn

tindakn dlm hk publik.

(21)

Tindakan Nyata/Materil Taindakan Hukum

Tindakan Hukum Privat Tindakan Hukum Publik

Tindakan Hukum Publik Bersegi Satu/Sepihak

Tindakan Hukum Pubik

Bersegi Dua/berbagai pihak

Umum Individual

BENTUK

(22)

LANJUTAN

Tindakan pemerinth dibagi dua golongan:

 Tindakan hukum [Rechtshandeling]

 a/ perbuatn yg dilakukan o/ badan ato pejabat TUN

dan memiliki akibat hk.

 Tindakan yang bukan hukum [Feitelijke

Handeling/Factual Action]

 a/ perbuatan yg tidak berakibat hk sehingga sangt

ditentukan o/ sifat tindakan tsb.

 Misl: upacar peresmian jembatn, peletakn batu

pertama, dll.

10/30/2011

(23)

LANJUTAN

Tindakan hukum [Rechtshandeling] dibedakan ats:

 Tindakan Hukm Privat

 Perbuatn yg dilakukan o/ badan ato pjabat TUN yg

akibatny brada dlm lapngan hk perdata.

 Misal: Jual Beli, sewa menyewa, tukar guling, dll

 Tindakan Hukm Publik

 Perbuatn yg dilakukan o/ badan ato pjabat TUN yg

akibatny brada dlm lapangan hk administrasi [hk publik].

(24)

LANJUTAN

Tindakan Hk Publik dibedakan ats:

 Tindakan hk publik bersegi dua

 a/ tindakan hk yg diadakn o/ dua kehendak yg ditentukan

dg sukarela ato persesuaian kehendak antara dua pihak

 Misl: perjanjian kontrak kerja jangka pendek, guru kontrak,

dll.

 Tindak hk publik bersegi satu

 a/ tindakan hk alat pemerintahan berdasarkn suatu

kekuasaan istimewa [bechikking]

(25)

LANJUTAN

Kategori Tindakan Hk Publik:

 Mengeluarkan ketetapan [Uitgeven Beshchikking]  Mengeluarkan pengaturan [Regeling]

 Melakukan perbuatan materil [Materiele Daad]

(26)

 Ketetapan [Beshchikking]

 a/ keputusan tertuls suatu badan administrasi yg ditujukan pd suatu

akibat hk.

 Embrio lahirny istilah ketetapn a/ dari pemerinthan system

Trias Politika di Perancis. Tindakn pemerintah dibahas dlm ilmu hk di perancis dg nama Acte Administratif.

Acte Administratif kemudian o/ Otto Meyer dimasukkan ke

dlm ilmu hk Jerman dg nama Verwaltungsakt.

 Kemudian dipopulerkn di Belanda o/ Van Der Pot dan Van

Vollenhoven dg nama Beschikking.

(27)

Karakteristik Ketetapan

 Sepihak-konktik-individual.

 Misl: Ketetapan pengangkatn n pemberhentian

pegawai

 Sepihak-konkrit-Umum

 Misl: Keppres ttg kenaikan Gaji PNS, Kepmenaker ttg

UMR, dll

 Lebih dari satu badan/pejabat-konkrit-Umum

 Misl: SKB Menag dan Mendiknas ttg Pengangkatn guru

Agama

(28)

Pengaturan [Regeling]

 a/ Tindakan dlm hk publik brupa pengaturan yg

bersift umum dan abstrak

 Misl: UU, PP, Perpres, dll

 Pengaturn dpt jg brupa wujud kehendak bersam

pemerinth n legislatif ato pemerinth sendiri

(29)

Perbuatan Materil [Materiele Daad]

 a/ tindakan dlm hk publik utk kepentingn umum

mnurut hk perdata.

 Terdapt dua kehendak:

 Kehendak pemerintah n kehendak sipil yg tdk sama

kedudukanny.

 Misl: Kerjasama, perjanjian, tukar guling, dll.

(30)

Perbedaan Ketetapan dan Pengaturan

 Ketetapan dibuat utk mnyelesaikn suatu hl konkrit

yg tlah diketahui terlebih dahulu o/ pjabat administrasi.

 Misl: Pengangkatn Kapolda, Pengangkatn Kadis

 Pengaturan dibuat utk mnyelesaikan hal2 yg belum

dpt diketahui terlebih dahulu n yg mungkn akan terjadi n dtujukan pd hal2 yg mash abstrak.

(31)

Sifat2 Tindakan hk Publik

 Dilakukan dlam keadaan mnurut cara yg diatur dlm

perundangan

 Mengikt warga masyarakat sekalipun yg

bersangkutn tdk menghendaki

 Bersifat sepihak

 Mrupakn konsekuensi dari plaksanaan fungsi

pemerintahan yg dilandasi norma kewenangan

 Memerlukan pngawasn preventif maupun represif

(32)

LANJUTAN

 Tindakan pemerintahan dalam menjalankan

fungsinya melaksanakan pelayanan publik harus tetap berdasarkan kepada:

1. hukum yang berlaku

2. Prinsip-prinsip hukum umum yang diterima

 Dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada

Tuhan YME dan kepada hukum (P.27(2)UUD 1945).

(33)

HAKEKAT HAN

1. Memungkinkan pemerintahuntuk menjalankan fungsinya

2. Melindungi warga negara dari tindakan pemerintahan dan

jug melindungi tindakan pemerintahan itu sendiri

 Tindakan pemerintahan a/ mengatur kehidupan warga

dengan mengeluarkan ketetapan-keteapan yg menimbulkan akibat hukum bagi obyek yg diaturnya.

 Sesuai dengan hukum

 Sesuai dengan hukum namun landasan hukumnya salah =

pelaksanaan betul

 Perbuatan melawan hukum = pelaksanaan yg salah

(34)

Ketetapan yang sah

 Ketetapan yg dikeluarkan pemerintah adalah sah menurut

hukum apabila memenuhi sumber ketentuan yg ditetapkan.

 Pada umumnya perkara timbul karena adanya

pelanggaran hukum baik oleh pribadi, badan hukum

maupun oleh penguasa sehingga ada pihak yg dirugikan. Tetapi ketaatan dalam melaksanakan hukum masih mungkin menimbulkan kerugian karena adanya cacat pada dasar hukum yg dipergunakan

 Ganti rugi yg diberikan sbg akibat tindakan pemerintahan

yg berdasarkan hukum tsb, beban pembayaran ada pada negara

Disamping wewenang dan kepatuhan kepada hukum

(35)

Syarat formil dan materil

 Syarat Formil

 Prosedur/cara membuat ketetapan  Bentuk ketetapan

 Pemberitahuan penetapan yg bersangkutan  Syarat Materiil

 Instansi yg membuat penetapan harus berwenang  Penetapan hrs dibuat tanpa adanya kekurangan  Penetapan harus menuju sasaran.

Referensi

Dokumen terkait

b) Guru yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau Non PNS serta tidak sedang mendapat tugas tambahan atau dalam proses pengangkatan sebagai kepala satuan

Nama kelompok dan jenis cacing yang melakukan daur hidup seperti gambar di bawah ini adalah

 Jumlah penumpang angkutan laut dalam negeri yang naik (embarkasi) di Pelabuhan Makassar bulan Desember 2013 adalah 34.814 orang atau mengalami

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah penulis uraikan pada bab terdahulu, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Dari hasil yang diperoleh daya

Metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan oleh guru dengan mengadakan hubungan dengan siswa pada saat proses belajar mengajar didalam kelas ( Sudjana, 2005:

Kekalahan atas berbagai perlawanan yang ada terhadap penjajah tidak lain adalah karena tidak adanya koordinasi untuk melawan penjajah antara daerah yang satu dengan daerah yang

Listwise deletion based on all variables in the

pada sisi yang saling berlawanan dengan sisi