• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Obesitas (kegemukan) sering didefinisikan sebagai kondisi abnormal atau kelebihan lemak yang serius dalam jaringan adiposa sedemikian sehingga mengganggu kesehatan (Andriani dan Wirjatmadi, 2012a). Prevalensi obesitas di negara maju dan berkembang mengalami peningkatan. Di negara maju prevalensi obesitas pada laki-laki dan perempuan pada tahun 2004 berkisar antara 23,2% di Jepang dan 66,3% di Amerika. Sementara di negara berkembang pada tahun 2000-2001 berkisar antara 13,4% di Indonesia sampai 72,5% di Arab Saudi (Low et al, 2009).

Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 menunjukkan bahwa prevalensi obesitas berdasarkan nilai IMT pada penduduk dewasa di Indonesia (umur ≥ 15 tahun) secara nasional sebesar 10.3%. Riskesdas tahun 2010 prevalensi ini meningkat menjadi 11,7%. Salah satu provinsi yang prevalensi obesitasnya masih sangat tinggi pada usia dewasa (> 18 tahun) adalah provinsi Aceh yaitu 13,4% (di atas angka nasional).

Konsekuensi obesitas terhadap kesehatan sangat bervariasi mulai dari kematian prematur sampai kualitas hidup rendah. Umumnya obesitas dikaitkan dengan “Non Communicable Diseases” seperti diabetes melitus tipe 2, penyakit jantung, kanker, dan berbagai gangguan psikososial (Soegih dan Wiramihardja, 2009).

Kabupaten Pidie Jaya adalah kabupaten di Aceh yang merupakan pemekaran baru dari kabupaten Pidie pada tahun 2007. Kabupaten ini belum pernah menghitung prevalensi obesitas baik pada anak-anak maupun dewasa.

Kabupaten Pidie Jaya terdiri dari 11 puskesmas di 8 kecamatan. Adapun jumlah keseluruhan tenaga puskesmas yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) di seluruh kecamatannya adalah ± 542 orang (Dinkes Pidie Jaya, 2012). Kabupaten ini merupakan daerah konflik sejak tahun 1997.

(2)

Salah satu hikmah gempa dan tsunami adalah terciptanya perdamaian antara GAM dan TNI sehingga berakhirnya konflik di kabupaten Pidie Jaya.

Hikmah lainnya adalah banyaknya bantuan yang mengalir dari Lembaga- Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) baik dari lokal maupun Internasional.

Kehidupan masyarakat yang tadinya jauh dari sejahtera menjadi makmur dengan adanya bantuan sejak tahun 2005 sampai akhir tahun 2010. Sebagaimana diketahui bahwa status sosial ekonomi masyarakat erat kaitannya dengan gaya hidup, termasuk dalam perubahan pola makan dan penurunan aktivitas fisik sehingga menyebabkan kelompok golongan umur tertentu terutama dewasa mengalami obesitas (Sudikno et al., 2010)

Menurut Seidell dan Visscher (2009), penyebab obesitas adalah ketidakseimbangan antara asupan dan pengeluaran energi. Jumlah asupan yang tinggi dan aktifitas fisik yang rendah akan menyebabkan terjadinya obesitas.

Aktivitas fisik sedang hingga tinggi akan mengurangi terjadinya obesitas (Soegih dan Wiramihardja, 2009). Aktivitas ringan (sedentary) dapat memicu terjadinya obesitas. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Huriyati et al. (2004) yang menyatakan bahwa remaja yang aktivitas ringannya 13 jam per hari atau lebih mempunyai peluang 1,9 kali untuk menjadi obes.

Tidur merupakan salah satu aktivitas sedentary. Namun bukan berarti orang dewasa harus mengurangi jumlah jam tidurnya untuk menghindari obesitas.

Jumlah jam tidur yang kurang tidak bagus karena berhubungan dengan peningkatan asupan energi. Menurut Stranges et al. (2008) durasi tidur yang baik per harinya bagi orang dewasa adalah 7 jam/hari. Orang yang tidak mendapatkan tidur cukup memiliki tingkat hormon ghrelin (hormon yang menyebabkan kelaparan) yang tinggi dan rendahnya tingkat hormon leptin (yang membantu mengekang kelaparan) (Nurmalina, 2011). Hasil penelitian telah membuktikan bahwa durasi tidur yang kurang/singkat berhubungan dengan pengurangan leptin.

Durasi tidur yang rendah/singkat juga berhubungan dengan peningkatan ghrelin (Taheri et al., 2004).

Petugas kesehatan puskesmas merupakan kelompok usia dewasa yang berperan penting di masyarakat dalam rangka meningkatkan kesehatan

(3)

masyarakat baik secara preventif maupun kuratif. Petugas kesehatan memiliki tanggung jawab untuk memberikan pelayan kesehatan yang baik bagi masyarakat (Handayani et al., 2010). Seorang petugas kesehatan diharapkan dapat memberikan contoh yang baik bagi masyarakat di sekitarnya mengenai perilaku hidup sehat untuk menghindari terjadinya obes. Namun tidak semua petugas kesehatan puskesmas yang menjalani perilaku hidup sehat sehingga di antara mereka masih ada yang obes akibat periku hidup yang tidak baik seperti durasi tidur yang kurang, asupan energi yang tinggi dan kurangnya aktifitas fisik. Untuk itu, peneliti tertarik untuk meneliti tentang hubungan durasi tidur, asupan energi dan aktivitas fisik dengan kejadian obesitas pada petugas kesehatan puskesmas di Kabupaten Pidie Jaya Provinsi Aceh.

B. Rumusan Masalah Rumusan masalah penelitian adalah:

1. Apakah ada hubungan antara durasi tidur dengan kejadian obesitas pada petugas kesehatan puskesmas di Kabupaten Pidie Jaya Provinsi Aceh.

2. Apakah ada hubungan antara asupan energi dengan kejadian obesitas pada petugas kesehatan puskesmas di Kabupaten Pidie Jaya Provinsi Aceh.

3. Apakah ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian obesitas pada petugas kesehatan puskesmas di Kabupaten Pidie Jaya Provinsi Aceh.

C. Tujuan Penelitian Tujuan Umum:

Mengetahui hubungan antara durasi tidur, asupan energi dan aktivitas fisik dengan kejadian obesitas pada petugas kesehatan puskesmas di Kabupaten Pidie Jaya Provinsi Aceh.

Tujuan Khusus:

1. Mengetahui prevalensi obesitas pada petugas kesehatan puskesmas di Kabupaten Pidie Jaya Provinsi Aceh.

2. Mengetahui hubungan antara durasi tidur dengan kejadian obesitas pada petugas kesehatan puskesmas di Kabupaten Pidie Jaya Provinsi Aceh.

(4)

3. Mengetahui hubungan antara asupan energi dengan kejadian obesitas pada petugas kesehatan puskesmas di Kabupaten Pidie Jaya Provinsi Aceh.

4. Mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian obesitas pada petugas kesehatan puskesmas di Kabupaten Pidie Jaya Provinsi Aceh.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Diharapkan dapat dijadikan landasan bagi peneliti lain yang ingin meneliti tentang hubungan durasi tidur, asupan energi dan aktivitas fisik dengan kejadian obesitas.

2. Manfaat Praktis

- Bagi Dinas Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie Jaya dalam usaha menurunkan angka obesitas di masyarakat.

- Bagi Petugas Kesehatan Puskesmas

Bagi petugas kesehatan agar dapat lebih mengontrol berat badannya dan memperbaiki gaya hidup yang dapat memicu terjadinya obesitas.

- Bagi Masyarakat

Diharapkan petugas kesehatan puskesmas dapat memberikan contoh pola hidup yang baik bagi masyarakat untuk menghindari obesitas yang dapat memicu timbulnya berbagai macam penyakit.

3. Manfaat bagi Penulis

Bagi penulis penelitian ini sebagai pengalaman belajar dalam menggali akar permasalahan gizi di masyarakat dengan menerapkan ilmu yang dimiliki untuk menolong masyarakat.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian tentang hubungan durasi tidur, asupan energi dan aktivitas fisik dengan kejadian obesitas pada petugas kesehatan puskesmas di Kabupaten Pidie Jaya Provinsi Aceh sepengetahuan penulis belum pernah dilakukan. Namun ada beberapa penelitian lain yang hampir menyerupai penelitian tersebut antara lain:

(5)

1. Meyer et al. (2012) meneliti tentang “sleep duration and body mass index in a sample of young adult” artinya “durasi tidur dan indeks massa tubuh (IMT) pada dewasa dini”. Hasilnya menunjukkan bahwa pada laki-laki dewasa yang durasi tidurnya < 7 jam memiliki rata-rata IMT 1,4 kali lebih tinggi dibandingkan dengan IMT laki-laki yang durasinya antara 7-9 jam/hari.

Artinya terdapat hubungan antara jumlah jam tidur dengan IMT pada laki-laki dewasa muda. Persamaannya pada variabel durasi tidur, desain penelitian (cross sectional). Perbedaannya penelitian ini tidak menghitung atau mempertimbangkan asupan makanan, subjek penelitian (dewasa muda saja yang diambil), lokasi penelitian (Minnesota), cara pengambilan sampel (purposive sampling) serta instrumen penelitian (kuesioner).

2. Purwaningrum (2011) meneliti tentang status ketahanan pangan, asupan makanan, dan aktivitas fisik sebagai faktor terjadinya obesitas pada ibu rumah tangga miskin di Kota Yogyakarta. Hasilnya menunjukkan bahwa subyek penelitian terdiri dari 70 orang kasus dan 70 orang kontrol. Tidak ditemukan perbedaan karakteristik antara kedua kelompok. Uji Mc.Nemar menunjukkan status ketahanan pangan, asupan energi, asupan lemak tidak berhubungan dengan obesitas (p>0,05; OR 0,67 ; 1,5 ; 1,1). Sebagian besar (95,71%) subyek penelitian memiliki asupan serat yang rendah, asupan serat tidak berhubungan dengan obesitas. Aktivitas fisik berhubungan dengan obesitas (p=0,0001 ; OR=8). Uji conditional logistic regression menunjukkan aktivitas fisik merupakan faktor risiko dominan bagi terjadinya obesitas (R2=0,1916).

Persamaannya adalah variabel terikat yang diteliti (obesitas) dan variabel bebas (asupan makanan/energi dan aktivitas fisik). Perbedaannya pada variabel bebas (menghitung status ketahanan pangan) namun tidak mengitung durasi tidur, subjek (ibu rumah tangga miskin), lokasi penelitian (Kota Yogyakarta), desain penelitian yang digunakan (case control), teknik sampling (purposive sampling), serta instrumen penelitian (Food Frequency Questionnaire untuk asupan makanan dan IPAQ untuk aktivitas fisik).

3. Pampang et al. (2009) meneliti tentang asupan energi, aktivitas fisik, persepsi orang tua dan obesitas siswa SMP di Kota Yogyakarta. Hasilnya menunjukkan

(6)

bahwa ada hubungan bermakna antara asupan gizi dengan status obesitas siswa smp (p<0,05). Ada hubungan bermakna antara aktivitas fisik dengan status obesitas siswa smp (p<0,05). Tidak ada hubungan bermakna antara persepsi orangtua dengan status obesitas siswa smp (p>0,05). Persamaannya pada variabel terikat (obesitas) dan variabel bebas (asupan energi dan aktivitas fisik), desain penelitian yang digunakan (cross sectional) dan instrumen penelitian (food recall). Perbedaannya pada variabel bebas (persepsi orang tua) namun tidak menghitung durasi tidur, subjek penelitian (siswa SMP), cara pengambilan sampel (porpotional stratified random sampling), lokasi penelitian (Kota Yogyakarta), dan instrumen penelitian aktivitas fisik (IPAQ).

4. Azhari (2007) meneliti tentang hubungan aktivitas fisik, kebugaran fisik dan imej tubuh dengan kejadian obesitas pada siswa SMA di Kota Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Hasilnya menunjukkan bahwa ada hubungan aktivitas fisik dengan obesitas (OR=2,100, 95%CI;1,032-4,272), ini menunjukkan siswa yang tidak aktif memiliki peluang risiko 2,100 kali lebih besar mengalami obesitas.. Ada hubungan kebugaran fisik dengan obesitas (OR=2,467, 95%CI;1,205-5,051), ini menunjukkan siswa yang tidak bugar memiliki peluang risiko 2,467 kali lebih besar mengalami obesitas. Ada hubungan imej tubuh negatif dengan obesitas, siswa dengan nilai BSQ kuartil 2 (Q2) sampai dengan kuartil 3 (Q3) (OR=10,459, 95%CI;1,381-12,552), ini menunjukkan siswa tersebut memiliki peluang risiko obesitas 10,459 kali sedangkan siswa nilai BSQ pada kuartil 4 (Q4) (OR=4,163, 95%CI;1,381- 12,552), memiliki peluang risiko obesitas sebesar 4,163 kali. Persamaannya variabel terikat yang diteliti (obesitas), dan variabel bebas (aktivitas fisik).

Perbedaannya pada variabel bebas (kebugaran fisik dan imej tubuh) namun tidak mengitung durasi tidur dan asupan energi, subjek (siswa SMA), lokasi penelitian (Kota Banda Aceh) desain penelitian yang digunakan (case control), cara pengambilan sampel (porpotional stratified random sampling), dan instrumen penelitian yang digunakan untuk aktivitas fisik (IPAQ).

Referensi

Dokumen terkait

penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan aktivitas fisik selama kehamilan terhadap kejadian pre-eklampsia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas I. Cilongok

Penelitian ini juga bermafaat untuk memperoleh informasi mengenai gen-gen yang mempengaruhi hipertensi dan obesitas pada kejadian sindrom metabolik yang

Penelitian dilakukan di SD Pembangunan Jaya Bintaro, Tangerang Selatan mengenai gambaran kejadian obesitas serta faktor-faktor perilaku apa saja yang berhubungan pada murid kelas

Penelitian ini termasuk ke dalam lingkup gizi masyarakat yang mengkaji gambaran asupan energi, protein dan kalsium dengan kejadian stunting siswa SDN Cireundeu

Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang mempengaruhi kesuksesan pelaksanaan proyek konstruksi jalan dan jembatan di Kabupaten Pidie Jaya meliputi peringkat 5

Jumlah kematian balita yang dilaporkan puskesmas belum menunjukkan angka yang sebenarnya, karena pelaporan dari puskesmas belum optimal, masih adanya petugas tidak

Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis asupan energi, zat gizi makro, serat, dan aktivitas fisik terhadap indeks massa tubuh sebelum dan setelah mendapatkan

Bedasarkan uraian diatas penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan konsumsi fast food dan aktivitas fisik terhadap kejadian obesitas pada pelajar di SMK Cor Jesu Malang..