A. LATAR BELAKANG
isi pembangunan kesehatan di Kabupaten Kepulauan Yapen
adalah “Pelayanan Kesehatan Profesional Menuju
Kemandirian Masyarakat Sehat 2017”. Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, seluruh upaya kesehatan yang dilakukan oleh sektor kesehatan, non kesehatan, swasta dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan upaya mengatasi masalah kesehatan perlu dicatat, didokumentasikan, dan dikelola dengan baik dalam suatu Sistem Informasi Kesehatan (SIK). Sistem informasi kesehatan yang evidence based diarahkan untuk penyajian data dan informasi yang akurat, lengkap dan tepat waktu. Untuk itu peran data dan informasi kesehatan menjadi sangat penting dan semakin dibutuhkan dalam manajemen kesehatan oleh berbagai pihak.
Pengelolaan Manajemen kesehatan membutuhkan informasi data kesehatan yang dapat dipergunakan dalam pengambilan keputusan di bidang kesehatan. Keberhasilan pengelolaan manjemen kesehatan sangat ditentukan tersedianya data dan informasi, dukungan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan Pengelolaan manajemen kesehatan yang baik akan mendukung pengembangan kebijakan pembangunan kesehatan.
Salah satu produk dari sistem informasi kesehatan adalah Profil Kesehatan. Profil Kesehatan disajikan dalam bentuk yang sederhana tetapi informative. Sebagai buku statistik profil kesehatan berguna untuk memonitor kemajuan pembangunan kesehatan dari tahun ke tahun. Profil kesehatan disusun melalui dua tahap yaitu tahap pengumpulan data yang berperan sebagai lampiran-lampiran dan tahap kedua berupa penulisan narasi serta finalisasi.
V
BAB I
Profil kesehatan merupakan buku statistik kesehatan untuk menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan masyarakat disuatu wilayah. Profil kesehatan ini berisi data atau informasi yang menggambarkan derajat kesehatan, sumber daya kesehatan dan upaya kesehatan serta cara pencapaian indikator pembangunan kesehatan di Kabupaten Kepulauan Yapen. Oleh karena itu profil kesehatan dapat digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi pembangunan kesehatan yang ada di Kabupaten Kepulauan Yapen dari tahun ke tahun serta berfungsi sebagai alat untuk acuan dalam penentuan kebijakan.
Pengumpulan data untuk penyusunan Profil Kesehatan di Kabupaten Kepulauan Yapen dilakukan secara aktif dan pasif. Secara aktif dengan cara petugas pengelola data di Dinas Kesehatan berupaya aktif ke sarana-sarana kesehatan baik milik pemerintah maupun swasta. Secara pasif, petugas pengolah data di Dinas Kesehatan menunggu laporan yang berasal dari sarana-sarana kesehatan baik pemerintah maupun swasta serta merangkum hasil evaluasi kinerja Puskesmas.
B. TUJUAN PENYUSUNAN PROFIL
Tujuan umum dari penyusunan Profil Kesehatan ini adalah untuk memberikan gambaran pembangunan kesehatan yang menyeluruh di Kabupaten Kepulauan Yapen. Adapun tujuan khusus dari penyusunan buku Profil Kesehatan ini adalah:
1. Sebagai laporan hasil pencapaian pembangunan kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen.
2. Menyajikan informasi tentang Derajat Kesehatan yang terdiri dari Angka Kematian, Angka Kesakitan, dan Status Gizi Masyarakat.
3. Menampilkan data upaya kesehatan pada tahun 2015 yang meliputi pelayanan kesehatan, akses dan mutu pelayanan kesehatan, perilaku hidup masyarakat dan keadaan lingkungan.
4. Menampilkan data sumber daya kesehatan antara lain sarana kesehatan, tenaga kesehatan, dan pembiayaan kesehatan.
C. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Sistematika penyajian Profil Kesehatan adalah sebagai berikut :
BAB 1: PENDAHULUAN
Bab ini berisi penjelasan tentang latar belakang, maksud dan tujuan disusunnya Profil Kesehatan berserta sistematika penyajiannya.
BAB 2: GAMBARAN UMUM
Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten Kepulauan Yapen dengan uraian letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya. Bab ini juga mengulas faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat dan faktor-faktor lainnya misal kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan lingkungan.
BAB 3: SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Bab ini berisi uraian tentang indikator derajat kesehatan yang terdiri dari angka kematian, angka kesakitan dan status gizi masyarakat.
BAB 4: SITUASI UPAYA KESEHATAN
Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar dan perbaikan gizi masyarakat. Selain itu berisi program-program pembangunan kesehatan yang dilaksanakan serta upaya-upaya yang telah dilaksanakan yang memuat diantaranya hasil cakupan Stándar Pelayanan Minimal ( SPM ).
BAB 5: SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
Bab ini menguraikan tentang sumber daya kesehatan meliputi sumber daya manusia, sarana kesehatan yang dipunyai dan sumber pembiayaan pembangunan kesehatan.
BAB 6: KESIMPULAN
Bab ini berisi sajian garis besar hasil-hasil cakupan
porgram/kegiatan berdasarkan indikator-indikator bidang
kesehatan untuk dapat ditelaah lebih jauh dan untuk bahan perencanaan pembangunan kesehatan serta pengambilan keputusan di Kabupaten Kepulauan Yapen
LAMPIRAN
Berisi resume atau angka pencapaian kabupaten dan 81 tabel data yang sebagian diantaranya merupakan Indikator Pencapaian Kinerja Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.
A. KEADAAN GEOGRAFI
abupaten Kepulauan Yapen merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Papua yang mempunyai posisi strategis karena berbatasan dengan Kabupaten Biak Numfor di sebelah utara, Kabupaten Waropen di sebelah selatan dan timur, serta Kabupaten Manokwari di sebelah barat. Secara geografis Kabupaten Kepulauan Yapen terletak antara 135º7’1.698 – 137º21,964” Bujur Timur dan 1º27’47,714” - 1º58’36,376” Lintang Selatan.
Kabupaten Kepulauan Yapen mempunyai luas wilayah 7.146,16 Km2,
yang terdiri atas 14 distrik (160 kampung/ 5 Kelurahan). Luas wilayah (Km2)
Kabupaten Kepulauan Yapen dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut :
No Distrik Luas Wilayah (km²) Persentase (%)
1. Yapen Timur 168,96 6,95 2. Pantura Yapen 386,41 15,89 3. Teluk Ampimoi 266,04 10,94 4. Raimbawi 179,93 7,40 5. Pulau Kurudu 21,49 0,88 6. Angkaisera 159,06 6,54 7. Kepulauan Ambai 27,39 1,13 8. Yapen Selatan 58,28 2,40 9. Kosiwo 362,79 14,91 10. Yapen Barat 243,16 10,00 11. Wonawa 123,72 5,09 12. Pulau Yerui 90,06 3,70 13. Poom 123,16 5,06 14. Windesi 222,04 9,13
Luas Wilayah Daratan 2.432,49 34,04
Luas Wilayah Perairan 4.713,67 65,95
Kepulauan Yapen 7.146,16 100.00
Sumber : Kepulauan Yapen Dalam Angka, 2014
K
BAB II
Distrik Pantura Yapen merupakan distrik terluas dengan luas wilayah
386,41 Km2 atau sekitar 15,89% dari total luas wilayah Kabupaten Kepulauan
Yapen. Sedangkan distrik terkecil adalah Distrik Pulau Kurudu dengan luas
21,49 Km2 atau sekitar 0,88% dari luas wilayah.
Dilihat dari topografinya Kabupaten Kepulauan Yapen berada pada tingkat kemiringan lahan antara 0-40% yang disebut sebagai daerah pantai. Sedangkan kimiringan lahan antara 40-60% disebut daerah bergelombang hingga bukit, lahan ini lebih dominan sekitar Pulau Yapen. Ketinggian wilayah pantai berada pada kisaran 0-10 m diatas permukaan laut (dpl), sedangkan bagian tengah berada pada ketinggian 200-1.500 m diatas
permukaan laut (dpl) dengan suhu udara maksimum 27,90 C dengan rata-rata
kelembapan udara antara 80-86%.
B. KEADAAN PENDUDUK
1. Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (Proyeksi Penduduk
2010 – 2035 dan Pusdatin Kemenkes RI) dan dipadukan dengan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen), pada tahun 2015 jumlah
penduduk di Kabupaten Kepulauan Yapen adalah 91.404 jiwa.
Ada pertambahan penduduk sebanyak 1.640 jiwa dari tahun 2014 (89.764 jiwa) dengan laju pertumbuhan 1,83%. Penyebaran penduduk di Kabupaten Kepulauan Yapen belum sepenuhnya merata,
dengan luas wilayah daratan sebesar 2.432,49 km2 dengan rata – rata
kepadatan penduduk di Kabupaten Kepulauan Yapen berkisar antara
37,58 jiwa untuk setiap kilometer persegi (km2). Wilayah dengan
kepadatan penduduk terbesar di Kabupaten Kepulauan Yapen adalah Distrik Yapen Selatan dengan tingkat kepadatan penduduk 719 jiwa untuk
setiap kilometer persegi (km2), sedang wilayah dengan kepadatan
penduduk terkecil adalah Distrik Pulau Yerui dengan tingkat kepadatan 4
Jumlah Rumah Tangga yang tercatat di Kabupaten Kepulauan Yapen pada tahun 2015 sebanyak 19.728 rumah tangga. Dengan jumlah penduduk 91.4040 jiwa, maka rata – rata jumlah anggota rumah tangga di Kabupaten Kepulauan Yapen adalah 4,63 jiwa untuk setiap rumah tangga. Data mengenai kependudukan dapat dilihat pada tabel 2.2
Tabel 2.2
Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2011 s/d 2015
TAHUN JUMLAH
PENDUDUK PERTUMBUHAN PERSENTASE
2011 83.593 642 0,77
2012 87.574 3981 4,55
2013 88.611 1.037 1,17
2014 89.764 1.153 1,28
2015 91.404 1.640 1,83
Sumber : BPS (Proyeksi Penduduk 2010–2035 & Pusdatin Kemenkes RI) dan dipadukan dengan data dari Dinkes Kab. Kepulauan Yapen
2. Sex Ratio ( Rasio Jenis Kelamin)
Tingkat perkembangan penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat dari perbandingan jenis kelamin, yaitu perbandingan antara penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan per 100 penduduk perempuan.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Yapen, pada tahun 2015 jumlah penduduk laki-laki sebanyak 47.025 jiwa (51,45%) dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 44.379 jiwa (48,55%). Sehingga didapat rasio jenis kelamin (Sex Ratio) penduduk Kabupaten Kepulauan Yapen pada tahun 2015 sebesar 105,96. Dengan demikian pada tahun 2015 di Kabupaten Kepulauan Yapen untuk setiap 100 penduduk ada sekitar 106 penduduk laki–laki. Untuk lebih jelasnya mengenai sex ratio (rasio jenis kelamin) di Kabupaten Kepulauan Yapen pada tahun 2015 dapat dilihat pada gambar 2.1
Gambar 2.1
Piramida Penduduk Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015
Sumber : BPS (Proyeksi Penduduk 2010–2035 & Pusdatin Kemenkes RI) dan dipadukan dengan data dari Dinkes Kab. Kepulauan Yapen
Pada grafik dibawah ini dapat dilihat jumlah penduduk Kabupaten Kepulauan Yapen menurut jenis kelamin dalam lima tahun terakhir.
Gambar 2.2
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2011 s/d 2015
Sumber : BPS (Proyeksi Penduduk 2010–2035 & Pusdatin Kemenkes RI) dan dipadukan dengan data dari Dinkes Kab. Kepulauan Yapen
2011 2012 2013 2014 2015 Laki-Laki 42.957 45.108 45.589 46.182 47.025 Perempuan 40.636 42.466 43.022 43.582 44.379 Total 83.593 87.574 88.611 89.764 91.404 0 20.000 40.000 60.000 80.000 100.000 Jl h P e n d u d u k 5.647 5.031 4.937 4.909 4.573 3.806 3.430 3.091 2.931 2.635 2.268 1.422 850 569 469 457 5329 4748 4660 4551 4070 3789 3043 2822 2985 2592 2153 1254 811 613 513 448 8.000 6.000 4.000 2.000 0 2.000 4.000 6.000 0-4 10-14 20-24 30-34 40-44 50-54 60-64 70-74 L P
3. Struktur Penduduk Menurut Golongan Umur
Struktur/komposisi penduduk Kabupaten Kepulauan Yapen dirinci menurut golongan umur dan jenis kelamin menunjukkan bahwa penduduk laki-laki di Kabupaten Kepulauan Yapen memiliki proporsi terbesar berada pada kelompok umur 0 - 4 tahun dengan proporsi 12%, sedangkan penduduk perempuan proporsi terbesar berada pada kelompok umur 0 – 4 tahun dengan proporsi 12%. Gambaran komposisi penduduk secara lebih rinci dapat dilihat pada lampiran tabel 2.1
Adapun perbandingan komposisi proporsional penduduk Kabupaten Kepulauan Yapen menurut usia produktif pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 2.3 berikut ini:
Tabel 2.3
Kelompok Usia Produktif
di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015
Kelompok Usia ( Tahun ) Jenis Kelamin Total Laki-laki Perempuan 0 – 14 15.615 14.737 30.352 15 - 64 29.915 28.067 57.982 65 keatas 1.496 1.574 3.070
Sumber : BPS (Proyeksi Penduduk 2010–2035 & Pusdatin Kemenkes RI) dan dipadukan dengan data dari Dinkes Kab. Kepulauan Yapen
4. Angka Harapan Hidup
Hasil penghitungan yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kepulauan Yapen pada tahun 2011 menunjukan bahwa Angka Harapan Hidup di Kabupaten Kepulauan Yapen adalah 68,55 tahun, hampir sama dengan tahun 2010 yaitu 68,04 tahun sedangkan pada tahun 2009 adalah 67,52 tahun.
Tabel 2.4
Angka Usia Harapan Hidup
di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2007 s/d 2011
Kab. Kepulauan Yapen Capaian/Kondisi Kinerja
2007 2008 2009 2010 2011
UHH 66,57 67,01 67,52 68,04 68,55
C. KEADAAN EKONOMI
1. Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB )
Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi yang diperlukan untuk evaluasi dan perencanaan ekonomi makro, biasanya dilihat dari pertumbuhan angka Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ) baik berdasarkan harga berlaku maupun harga constant. Perkembangan kesejahteraan dan pemerataan ekonomi di Kabupaten Kepulauan Yapen cukup signifikan, hal ini ditunjukkan dengan PDRB per kapita yang meningkat tajam dari 6.732.639.58 pada tahun 2007 menjadi 9.374.644.42 pada tahun 2011, serta pertumbuhan PDRB berdasarkan harga konstan yang mencapai 8,28 tahun 2011. Indikator kesejahteraan dan pemerataan ekonomi Kabupaten Kepulauan Yapen periode 2007 s/d 2011 dapat dilihat pada tabel 2.5 sebagai berikut :
Tabel 2.5
Indikator Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi di Kabupaten Kepulauan Yapen
Tahun 2007 s/d 2011 Indikator Kesejahteraa & Pemerataan Ekonomi Capaian/Kondisi Kinerja 2007 2008 2009 2010 2011 Pertumbuhan PDRB 6,86 6,15 5,12 7,89 8,28 PDRB per kapita 6.732.639.58 7.638.125.58 8.164.639.49 9.287.796.95 9.374.644.42 Laju inflasi provinsi 10,35 12,55 1,92 4,48 3,4
Sumber : RPJMD Kabupaten Kepulauan Yapen tahun 2013-2017
2. Angka Beban Tanggungan
Berdasarkan jumlah penduduk menurut kelompok umur, maka untuk Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio) penduduk Kabupaten Kepulauan Yapen pada tahun 2015 sebesar 57,64 yang berarti
untuk setiap 100 penduduk Kabupaten kepulauan Yapen usia produktif (usia 15 – 64 tahun) menanggung sekitar 57 sampai 58 penduduk usia belum produktif (0 – 14 tahun) dan usia tidak produktif (65 tahun ke atas). Untuk lebih jelasnya mengenai Angka Beban Tanggungan dapat dilihat pada lampiran tabel 2.3
D. KEADAAN PENDIDIKAN
Pada Tahun 2015 di Kabupaten Kepulauan Yapen, jumlah murid TK sebanyak 745 orang, jumlah murid SD/MI sebanyak 16.203 orang, jumlah SMP/MTs sebanyak 5.747 orang, dan jumlah murid SMA/SMK/MA sebanyak 4.361 orang.
Tabel 2.6
Jumlah Sekolah Kabupaten Kepulauan Yapen Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2015
Kabupaten Kepulauan Yapen
Jumlah Sekolah
PT/Akademi SMU/SMK SMP SD TK
Jumlah 3 17 28 123 13
Sumber : Dinas Pendidikan & Kebudayaan Kepulauan Yapen, 2015
E. KEADAAN SOSIAL BUDAYA
Gambaran sosial dapat dilihat diantaranya dari sarana pendidikan, sarana kesehatan dan sarana tempat ibadah yang ada di Kabupaten Kepulauan Yapen. Untuk dapat lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.7 sebagai berikut:
Tabel 2.7
Banyaknya Sarana Pendidikan di Kabupaten Kepulauan Yapen Berdasarkan Distrik Tahun 2015
Distrik PT/ Akademi SMU/ MA SMK SMP/ MT SD/MI TK SLB Yapen Timur 0 1 1 2 9 1 0 Pantura Yapen 0 0 0 1 7 0 0 Teluk Ampimoi 0 0 0 1 7 0 0 Raimbawi 0 0 0 1 5 0 0 Pulau Kurudu 0 0 0 1 3 0 0 Angkaisera 0 0 1 2 8 1 0 Yawa Kukat 0 0 0 0 3 0 0 Kepulauan Ambai 0 0 0 2 9 0 0 Yapen Selatan 2 5/1 2 6/1 20/2 9 1 Anotaurei 1 3 0 2 5 2 0 Kosiwo 0 0 0 2 10 0 0 Yapen Barat 0 1 1 3 13 0 0 Wonawa 0 0 0 1 5 0 0 Pulau Yerui 0 0 0 0 2 0 0 Poom 0 1 0 1 7 0 0 Windesi 0 0 0 2 8 0 0 Jumlah 3 11/1 5 27/1 121/2 13 1
Sumber : Dinas Pendidikan & Kebudayaan Kepulauan Yapen, 2015
Salah satu peran pemerintah dalam pembangunan kesehatan ádalah menyediakan sarana kesehatan yang dapat dijangkau oleh masyarakat. Adapun sarana kesehatan yang ada di Kabupaten kepulauan Yapen pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 2.8
Tabel 2.8
Banyaknya Sarana Kesehatan di Kabupaten kepulauan Yapen Berdasarkan Distrik Tahun 2015
Distrik Rumah Sakit Umum Rumah Sakit Jiwa Rumah Sakit Bersalin Rumah Sakit Khusus lainnya BP Paru Puskes mas Puskes mas pembantu Klinik Yapen Timur 0 0 0 0 0 1 4 0 Pantura Yapen 0 0 0 0 0 1 4 0 Teluk Ampimoi 0 0 0 0 0 1 4 0 Raimbawi 0 0 0 0 0 1 4 0 Pulau Kurudu 0 0 0 0 0 0 2 0 Angkaisera 0 0 0 0 0 1 2 0 Yawakukat 0 0 0 0 0 0 4 0 Kepulauan Ambai 0 0 0 0 0 1 2 0 Yapen Selatan 0 0 0 0 0 1 5 2 Anotaurei 1 0 0 0 0 1 4 0 Kosiwo 0 0 0 0 0 1 8 0 Yapen Barat 0 0 0 0 0 1 5 0 Wonawa 0 0 0 0 0 1 3 0 Pulau Yerui 0 0 0 0 0 0 1 0 Poom 0 0 0 0 0 1 3 0 Windesi 0 0 0 0 0 1 6 0 Jumlah 1 0 0 0 0 13 61 2
Sumber : Bagian Penyusunan Program Dinkes Kab. Kepulauan Yapen,2015
Selain sarana pendidikan dan sarana kesehatan, tersedia pula sarana tempat ibadah, tempat ibadah di Kabupaten kepulauan Yapen pada tahun 2014 mencapai 350 buah terdiri dari 330 buah atau 94,29% merupakan tempat ibadah umat kristen, 15 buah atau 4,3% sarana ibadah umat Islam, 3 buah atau 0,86% sarana ibadah umat Katolik, 1 buah atau 0,29% sarana ibadah Budha dan 1 buah atau 0,29% sarana ibadah umat Hindu.
erajat kesehatan masyarakat di pengaruhi oleh banyak faktor. Faktor – faktor tersebut tidak hanya berasal dari sektor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan, melainkan juga di pengaruhi faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, keturunan, dan faktor lainnya.
Indikator yang digunakan untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat yang ada di Kabupaten Kepulauan Yapen ádalah Angka Kematian (Mortalitas), dan Angka Kesakitan (Morbiditas). Angka Kematian terdiri dari Angka Kematian Ibu Maternal (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) sedangkan Angka Kesakitan terdiri dari Angka Kesakitan Penyakit Menular dan Angka Kesakitan Penyakit Tidak Menular sedangkan Status Gizi Masyarakat diwakili kondisi kesehatan bayi dan balita.
A. ANGKA KEMATIAN
Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Disamping itu kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. Angka kematian pada umumnya dihitung dengan melakukan pendataan dan penelitian. Kabupaten Kepulauan Yapen belum melakukan survei/penelitian tentang AKI, AKB, serta AKABA dan hanya berdasarkan hasil pencatatan dan pelaporan puskesmas dan jejaringnya sehingga data yang ditampilkan berupa jumlah kematian ibu.
Angka Kematian (mortalitas) merupakan jumlah kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan
D
BAB III
tertentu, dapat berupa penyakit maupun sebab lainnya. Angka Kematian yang disajikan pada bab ini adalah AKI, AKB dan AKABA.
1. Angka Kematian Ibu
Angka Kematian Ibu (AKI)/Maternal Mortality Rate (MMR) yaitu jumlah kematian ibu maternal / wanita yang meninggal dari suatu
penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau
penanganannya selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 Kelahiran Hidup.
Angka Kematian Ibu atau AKI mencerminkan resiko yang dihadapi ibu-ibu selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi, keadaan kesehatan kurang baik menjelang kehamilan, kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan dan kelahiran serta ketersediaan dan pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk pelayanan prenatal dan obstetri.
Angka Kematian Ibu (AKI) berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu ibu melahirkan dan masa nifas. Pada tahun 2015 di Kabupaten Kepulauan Yapen terdapat kasus 11 kematian ibu maternal. Kesebelas kasus kematian ibu diantaranya 4 kasus kematian ibu hamil, 6 kasus kematian ibu bersalin dan 1 kasus kematian ibu nifas. Kasus kematian ibu yang terjadi berada di wilayah kerja Puskesmas Menawi 3 kasus; Puskesmas Wooi 1 kasus; Puskesmas Windesi 1 kasus; Puskesmas Poom 2 kasus dan RSUD Serui 4 kasus, sehingga didapat Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2015 sebesar
452,86 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH), masih jauh yang ditargetkan
MDGs tahun 2015 yaitu 112 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH).
Angka Kematian Ibu / AKI pada tahun 2015 lebih rendah jika dibandingkan dengan Angka Kematian Ibu tahun 2014 terdapat 12 kasus kematian ibu dengan AKI sebesar 465,7 per 100.000 KH. Angka
Kematian Ibu di Kabupaten Kepulauan Yapen dapat dilihat pada gambar 3.1
Gambar 3.1
Angka Kematian Ibu di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015
Sumber : RSUD Serui&Laporan KIA Puskesmas Kab.Kepulauan Yapen,2015
Penyebab kematian ibu pada tahun 2015 adalah infeksi sebanyak 2 kasus (16,7%), dan perdarahan 9 kasus (50%).
Gambar 3.2
Penyebab Kematian Ibu di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015
Sumber : RSUD Serui&Laporan KIA Puskesmas Kab.Kepulauan Yapen,2015 Infeksi Pendarahan 2 kasus (18 %) 9 kasus (82 %) 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 AKI 441,9 484,1 324,8 307,9 364,9 461,8 465,7 452,86 0 100 200 300 400 500 600 M M R p e r 1 0 0 .0 0 0 K H Ta hun
Mengantisipasi tingginya tingkat kematian maternal maka diperlukan terobosan-terobosan dengan mengurangi peran dukun dan meningkatkan peran bidan. Harapan kita agar Bidan di Desa benar-benar sebagai ujung tombak dalam upaya penurunan AKB (IMR) dan AKI (MMR). Selain itu melalui pengembangan Desa Siaga dengan pembangunan POSKESKAM yang merupakan salah satu bentuk partisipasi masyarakat dalam menurunkan AKI.
2. Angka Kematian Bayi
Angka Kematian Bayi (AKB)/Infant Mortality Rate (IMR) adalah jumlah kematian bayi (anak usia 0 - < 1 tahun) dalam 1 tahun per 1.000 Kelahiran Hidup (KH). Indikator ini merupakan indikator yang mencerminkan permasalahan kesehatan yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat kesehatan ibu dan bayi, upaya pelayanan kesehatan ibu dan anak, status gizi ibu, upaya KB, kondisi kesehatan lingkungan dan sosial ekonomi keluarga.
Angka Kematian Bayi merupakan salah satu indikator yang paling sensitif untuk menentukan derajat kesehatan suatu daerah. Dari laporan jumlah kematian bayi yang disampaikan dari masing-masing Puskesmas, dapat diperkirakan bersumber dari fasilitas pelayanan kesehatan (facility based) dan dari laporan masyarakat atau kader (community based).
Kasus kematian bayi yang terjadi di Kabupaten Kepulauan Yapen tahun 2015 sebanyak 38 kasus, dimana 4 kasus terjadi di wilayah kerja Puskesmas Warari; Puskesmas Menawi 7 kasus, Puskesmas Mumbeai 2 kasus; Puskesmas Tindaret 1 kasus, Puskesmas Perawatan Ansus 1 kasus; dan Puskesmas Wooi 1 kasus, Puskesmas Perawatan Poom 1 kasus, Puskesmas windesi 1 kasus, Puskesmas Kosiwo 1 kasus dan RSUD 19 sehingga Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2015 sebesar 15,6 per 1.000 Kelahiran Hidup (KH). Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2015 lebih tinggi dari Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2014 sebesar 3,1 per 1.000 KH dengan 8 kasus. AKB tahun 2013 sebesar 18,9
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 AKB 12,62 6,99 4,33 6,67 8,86 18,9 3,1 15,6 0 5 10 15 20 A K B P e r 1 .0 0 0 K B Ta hun
per 1.000 KH dengan 45 kasus, tahun 2012 yang sebesar 8,86 per 1.000 KH dengan 17 kasus kematian bayi, tahun 2011 sebesar 6,67 per 1.000 KH dengan 13 kasus kematian bayi serta pada tahun 2010 sebesar 4,33 per 1.000 KH dengan 8 kasus kematian bayi.
Gambar 3.3
Angka Kematian Bayi di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015
Sumber : RSUD Serui&Laporan KIA Puskesmas Kab.Kepulauan Yapen,2015
Gambar 3.3 diatas menunjukkan angka kematian bayi pada tahun 2013 sebesar 18,9 Per 1.000 KH, terjadi penurunan angka kematian bayi secara signifikan pada tahun 2014 sebesar 3,1 per 1.000 KH. Pada tahun 2015 angka kematian bayi meningkat menjadi 15,6 per 1.000 KH. Target MDG’s untuk Angka Kematian Bayi pada tahun 2015 dimana ditargetkan 16 per 1.000 kelahiran hidup.
Penyebab kematian bayi pada tahun 2015 adalah Infeksi 12 kasus (31,6), Pneumonia 11 kasus (28,9%), Diare 6 kasus (15,8%), Hipotermi 2 kasus (5,3%), Malaria 1 kasus (2,6%), dan lain-lain 6 kasus (15,8%).
Gambar 3.4
Penyebab Kematian Bayi di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015
Sumber : RSUD Serui&Laporan KIA Puskesmas Kab.Kepulauan Yapen,2015
Ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat AKB tetapi tidak mudah untuk menemukan faktor yang paling dominant. Faktor aksesbilitas (tersedianya berbagai fasilitas), pelayanan kesehatan dengan tenaga medis yang terampil (masih relatif tingginya persentase penolong
persalinan oleh tenaga non medis), tingkat pendidikan para ibu masih
rendah, dan juga kemungkinan Audit Maternal yang belum optimal dalam hal ini sistem pencatatan dan pelaporan yang belum akurat, keterbatasan jumlah bidan desa sehingga banyak bidan yang memiliki tugas rangkap dan petugas tidak berada ditempat tugas sehingga berpengaruh terhadap tingkat AKB.
3. Angka Kematian Balita
Angka Kematian Balita (AKABA/Crude Mortality Rate (CMR) yaitu jumlah kematian balita usia dibawah 5 tahun (0 – 59 bulan) per 1.000 Kelahiran Hidup. Indikator ini berguna untuk mengetahui gambaran tingkat permasalahan kesehatan anak balita serta mengetahui tingkat pelayanan dan keberhasilan Kesehatan Ibu Anak (KIA)/Posyandu. Di Kabupaten Kepulauan Yapen pada tahun 2015 terdapat 54 kasus kematian balita yang terjadi diseluruh wilayah kerja Pukesmas di Kabupaten Kepulauan Yapen. Untuk wilayah Puskesmas Warari 4 kasus, Puskesmas Menawi 8 kasus; Puskesmas Mumbeai 2 kasus, Puskesmas
11 Kasus 2 kasus 12 kasus 6 kasus 6 kasus 1 kasus
Tindaret 2 kasus, Puskesmas Ansus 1 kasus, Puskesmas Wooi 1 kasus, Puskesmas Poom 1 kasus, Puskesmas Windesi 1 kasus, Puskesmas Kosiwo 1 kasus dan RSUD 33 kasus, sehingga Angka Kematian Balita (AKABA) pada tahun 2015 sebesar 22,2 per 1.000 Kelahiran Hidup (KH), tahun 2014 sebesar 6,2 per 1.000 Kelahiran Hidup (KH).
AKABA tahun 2013 sebesar 22 per 1.000 Kelahiran Hidup (KH) dengan 16 kasus kematian balita, tahun 2012 sebesar 13 per 1.000 Kelahiran Hidup (KH), tahun 2011 sebesar 15 per 1.000 KH dengan 29 kasus kematian, tahun 2010 sebesar 5 per 1.000 KH dengan 10 kasus kematian, tahun 2009 sebesar 8,1 per 1.000 KH dengan 15 kasus kematian dan tahun 2008 sebesar 14,52 dengan 23 kasus kematian.
Gambar 3.5
Angka Kematian Balita di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015
Sumber : RSUD Serui&Laporan KIA Puskesmas Kab.Kepulauan Yapen,2015
Penyebab kematian balita pada tahun 2015 adalah Infeksi 15 kasus (27,8%), Pneumonia 13 kasus (24,1%), Diare 8 kasus (14,8%), Hipotermi 2 kasus (3,7%), Malaria 10 kasus (18,5%), dan lain-lain 6 kasus (11,1%).
Gambar 3.6
Penyebab Kematian Balita di Kabupaten Kepulauan Yapen
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 AKABA 12,62 8,1 5 15 13 22 6,2 22,2 0 5 10 15 20 25 A K A B A P er 1 .0 00 K B Ta hun
Tahun 2015
Sumber : RSUD Serui&Laporan KIA Puskesmas Kab.Kepulauan Yapen,2015
Jumlah kematian balita yang dilaporkan puskesmas belum menunjukkan angka yang sebenarnya, karena pelaporan dari puskesmas belum optimal, masih adanya petugas tidak berada di tempat tugas dan cakupan pelayanan Kesehatan Ibu Anak (KIA) belum menjangkau seluruh masyarakat sampai ke kampung-kampung.
4. Angka Harapan Hidup
Indikator ini menggambarkan taraf status kesehatan masyarakat suatu daerah atau negara, yang berarti pula merupakan gambaran hasil pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan.
Angka harapan hidup masyarakat Kabupaten Kepulauan Yapen belum pernah dihitung secara khusus, namun berdasarkan Data Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2013-2017 menunjukkan bahwa angka usia harapan hidup masyarakat Kabupaten Kepulauan Yapen pada tahun 2010 sebesar 68,04 meningkat menjadi 68,55 pada tahun 2011. Peningkatan umur harapan hidup (UHH) dapat dilihat pada gambar 3.7 sebagai berikut :
Gambar 3.7
Angka Umur Harapan Hidup di Kabupaten Kepulauan Yapen Periode 2007 s/d 2011 15 kasus 10 kasus 8 kasus 13 kasus 2 kasus 6 kasus
66,57 67,01 67,52 68,04 68,55 65,5 66 66,5 67 67,5 68 68,5 69 2007 2008 2009 2010 2011 Tahun U m ur H a ra pa n H idu p (U H H )
Sumber : RPJMD Kab. Kepulauan Yapen Periode 2013-2017
B. ANGKA KESAKITAN
Angka Kesakitan (Morbiditas) menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu baik insiden maupun prevalen dari suatu penyakit. Angka kesakitan penduduk didapat dari data yang berasal dari hasil pengumpulan data Dinas Kesehatan dalam hal ini bersumber dari puskesmas, rumah sakit maupun dari sarana pelayanan kesehatan (facility based data) yang diperoleh melalui sistem pencatatan dan pelaporan.
1. Penyakit Menular a. Tuberkulosis ( TB)
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil TB. Jumlah kasus baru BTA+ di Kabupaten Kepulauan Yapen tahun 2015 sebanyak 175 kasus baru BTA+ dan
Case Notification Rate (CNR) kasus baru BTA sebesar 191/100.000
penduduk, hal ini menunjukkan jumlah pasien TB semua tipe yang ditemukan dan tercatat diantara 100.000 penduduk.
Sedangkan jumlah seluruh kasus TB di Kabupaten Kepulauan Yapen tahun 2015 sebanyak 311 atau CNR seluruh kasus
TB di Kabupaten Kepulauan Yapen tahun 2015 sebesar 340/100.000 penduduk. Kasus TB anak umur 0-4 tahun sebanyak 70 kasus atau sebesar 23%.
Gambar 3.8
Jumlah Kasus Baru TB BTA+ dan Seluruh Kasus TB di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2009 s/d 2015
Sumber : RSUD Serui&Lap. TB Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015 Gambar 3.9
Angka Notifikasi Kasus TB/Case Notifikasi Rate (CNR) di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2009 s/d 2015
Sumber : RSUD Serui&Lap. TB Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015
Indikator yang digunakan dalam pengendalian TB salah satunya adalah Angka Penemuan Kasus TB/Case Detection Rate
(CDR), yaitu persentase jumlah penderita baru BTA+ yang ditemukan
dan diobati terhadap jumlah pasien baru BTA+ yang diperkirakan ada dalam wilayah tersebut.
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Jlh. Kasus Baru BTA+ 396 82 236 357 159 148 175 Jlh. Seluruh kasus TB 396 159 237 370 359 355 311 0 100 200 300 400 500 J U M L A H TAHUN 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 CNR Kasus baru BTA+ 423 96 268 387 179 165 191 CNR seluruh kasus TB 423 190 286 422 405 395 311 0 100 200 300 400 500 P E R 1 0 0 .0 0 0 P E N D U D U K
Penemuan penderita baru BTA+ di Kabupaten Kepulauan Yapen pada tahun 2015 sebanyak 175 penderita sehigga didapat angka penemuan kasus TB baru BTA+ (CDR) sebesar 17,3%, tahun 2014 sebanyak 148 penderita sehingga didapat angka penemuan kasus TB baru BTA+ (CDR) sebesar 14,6%. CDR tahun 2014 sama pada tahun 2013. Bila dibandingkan dari tahun dengan tahun sebelumnya, angka penemuan kasus TB baru BTA+ (CDR) sangat tinggi, CDR pada tahun 2012 sebesar 71,69%, CDR tahun 2011 sebesar 61,20%, CDR tahun 2010 sebesar 46,59%, CDR tahun 2009 sebesar 29,7%, dan CDR pada tahun 2008 sebesar 19%.
Gambar 3.10
Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA+ (CDR) di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015
Sumber : RSUD Serui&Lap. TB Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015
Angka kesembuhan pengobatan TB (Cure Rate) di Kabupaten Kepulauan Yapen pada tahun 2015 sebanyak 132 (79,52%), meningkat dibandingkan tahun 2014 sebanyak 84 (30%). Angka pengobatan lengkap (Complete Rate) di Kabupaten Kepulauan Yapen pada tahun 2015 sebanyak 119 (71,69), tahun 2014 sebanyak 126 (45%). Sedangkan angka kesuksesan atau keberhasilan pengobatan (Success Rate/SR) pada tahun 2015 sebesar 145,78%, tahun 2014 sebesar 75%, tahun 2013 sebesar 93,37%.
Gambar 3.11
Angka Kesembuhan (CR) , Angka Pengobatan lengkap &SR
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 CDR 19 29,7 46,59 61,2 71,69 14,6 14,6 17,3 0 20 40 60 80 C D R ( % )
di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015
Sumber : RSUD Serui&Lap. TB Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015
Jumlah kematian selama pengobatan pada tahun 2015 sebanyak 3 atau 3 Per 100.000 penduduk.
b. Balita dengan Pneumonia ditemukan dan ditangani
Pneumonia Balita adalah penyakit infeksi yang menyerang paru-paru yang ditandai dengan batuk disertai nafas cepat dan atau sesak pada anak usia Balita (0-5 tahun). Pneumonia merupakan infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli). Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur atau akibat kecelakaan (menghirup cairan/bahan kimia). Populasi yang rentan terserang Pneumonia adalah anak – anak usia < 2 tahun, usia lanjut > 65 tahun, atau orang yang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan imunologi). Jumlah Balita di Kabupaten Kepulauan Yapen pada tahun 2015 sebanyak 11.044 jiwa dengan perkiraan kasus sebanyak 1.104 kasus, sedangkan kasus yang ditemukan atau ditangani sebanyak 26 kasus (2,35).
Cakupan penemuan Pneumonia Balita di Kabupaten Kepulauan Yapen tahun 2015, terjadi peningkatan cakupan dari tahun sebelumnya, dimana cakupan penemuan Pneumonia balita pada tahun 2014 sebesar 1,7% (18 kasus).
Gambar 3.12
Cakupan Penemuan Pneumonia pada Balita
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Cure Rate 47,6 28,5 3,8 19,2 21 50 30 79,52 Complete Rate 0 0 0,5 27,12 22,56 43,3 45 66,27 Success Rate/SR 0 0 4,31 46,3 43,6 93,37 74,7 151,2 0 20 40 60 80 100 120 140 160 P er se n tas e (%)
di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015
Sumber : Laporan STP & LB 1 Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015
c. HIV/AIDS Ditangani
HIV/AIDS disebabkan oleh infeksi virus Human
Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh
yang menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain.
Pada tahun 2015 terdapat kasus HIV/AIDS di Kabupaten kepulauan Yapen 79 kasus (42 laki-laki & 37 perempuan).
Gambar 3.13
Jumlah Kasus HIV-AIDS Kumulatif
di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015
Sumber : RSUD Serui&Bagian PMK Dinkes Kab. Kepulauan Yapen,2015 Tabel 3.1 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Ca kupa n (%) 2,1 7,7 6,6 7,8 6,4 3,2 1,7 2,35 0 2 4 6 8 10 C ak up an ( % ) Ta hun 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 HIV Kumulatif 8 19 26 32 37 44 48 66 AIDS Kumulatif 81 111 151 192 237 282 338 399 0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 JU M LA H Tahun
Jumlah Kasus HIV-AIDS Kumulatif Menurut Golongan Umur di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015
Umur Kasus Jumlah Persentase
(%) HIV AIDS < 1 Tahun 0 7 7 1,5 1 - 14 Tahun 0 12 12 2,6 15 - 19 Tahun 6 20 26 5,6 20 - 29 Tahun 28 171 199 42,8 30 - 39 Tahun 23 118 141 30,3 40 - 49 Tahun 8 53 61 13,1 50 - 59 Tahun 1 12 13 2,8 ≥ 60 Tahun 0 6 6 1,3 TOTAL 66 399 465 100,0
Sumber : RSUD Serui&Bagian PMK Dinkes Kab. Kepulauan Yapen,2015 Tabel 3.2
Jumlah Kasus HIV-AIDS Kumulatif Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015
Jenis Kelamin Kasus Jumlah Persentase
(%)
HIV AIDS
Laki-Laki 28 180 208 44,7
Perempuan 38 219 257 55,3
TOTAL 66 399 465 100,0
Sumber : RSUD Serui&Bagian PMK Dinkes Kab. Kepulauan Yapen,2015 Tabel 3.3
Jumlah Kasus HIV-AIDS Kumulatif
di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2006 s/d 2015
Tahun Kasus Jumlah
HIV AIDS 2006 0 18 18 2007 2 34 36 2008 6 27 32 2009 11 30 41 2010 7 40 47 2011 6 41 47 2012 5 45 50 2013 7 45 52 2014 4 56 60 2015 18 61 79 TOTAL 66 399 465
Jumlah kematian akibat AIDS di Kabupaten Kepulauan Yapen tahun 2015 sebanyak 13 kasus. Upaya pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS pada tahun 2015, maka KPAD dan Dinas Kesehatan telah berupaya melakukan kegiatan penyuluhan, seminar
dan penyebaran informasi yang berhubungan dengan
“Penanggulangan Penyakit HIV-AIDS”.
Persentase donor darah diskrining terhadap HIV di Kab. Kepulauan Yapen tahun 2015 sebanyak 807 pendonor (762 laki-laki dan 45 perempuan), dari 807 sampel darah diperiksa/diskrining terhadap HIV didapatkan 13 laki-laki positif HIV.
Tabel 3.4
Jumlah Donor Darah Diskrining Terhadap HIV di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015
Tahun Pendonor Sampel
diperiksa Positif HIV
2008 455 455 2 2009 380 380 5 2010 557 557 19 2011 613 613 37 2012 650 650 44 2013 482 482 14 2014 642 642 12 2015 807 807 13
Sumber : RSUD Serui&Bagian PMK Dinkes Kab. Kepulauan Yapen,2015 Gambar 3.14
Persentase Donor Darah Diskrining Terhadap HIV di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015
Sumber : RSUD Serui&Bagian PMK Dinkes Kab. Kepulauan Yapen,2015
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Sampel diperiksa 455 380 557 613 650 482 642 807 Positif HIV 2 5 19 37 44 14 12 13 0 300 600 900 JU M L A H Tahun
d. Infeksi Menular Seksual Diobati
Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Kasus IMS (Infeksi Menular Seksual) yang hasil pemeriksaan laboratoriumnya VDRL (Venereal Disease Research Laboratory) dan TPHA (Treponema Pallidum Haemagglutination) positif.
Jumlah kasus Infeksi Menular Seksual (IMS) di Kabupaten Kepulauan Yapen tahun 2015 sebanyak 10 kasus sipilis, tahun 2014 sebanyak 81 kasus Syphilis, tahun 2013 tercatat 7 kasus, tahun 2012 sebanyak 169 kasus IMS, tahun 2011 sebanyak 170 kasus IMS, tahun 2010 sebanyak 236 kasus IMS, tahun 2009 sebanyak 142 kasus IMS dan tahun 2008 sebanyak 19 kasus IMS.
Data penemuan tersebut belum menggambarkan kasus sesungguhnya di masyarakat karena biasanya penderita merasa malu untuk berobat karena kasus penyakit tersebut.
e. Kasus Diare Ditangani
Diare merupakan penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan konsistensi feses selain dari frekuensi buang air besar. Penyakit diare adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4x atau lebih dalam sehari, yang kadang disertai muntah, badan lesu atau lemah, panas, tidak nafsu makan, maupun kotoran yang disertai darah dan lendir. Diare bukanlah penyakit yang datang dengan sendirinya. Biasanya ada yang menjadi pemicu terjadinya diare. Secara umum, diare disebabkan oleh infeksi (bakteri, virus, parasit) dan alergi (terhadap makanan maupun obat-obatan).
Jumlah kasus Diare di Kabupaten Kepulauan Yapen tahun 2015 sebanyak 3.415 kasus, menurun jika dibandingkan dengan tahun 2014 sebanyak 4.074 kasus dan sebanyak 3.415 kasus yang ditangani atau 100%.
Angka kesakitan diare atau Incident Rate (IR) sebesar 214 per 1.000 penduduk (Kabupaten Kepulauan Yapen belum melakukan
survei morbiditas diare sehingga masih menggunakan angka kesakitan nasional hasil survei morbiditas diare tahun 2012 yaitu sebesar 214/1.000 penduduk).
Bila dilihat dari kondisi pada empat tahun terakhir kasus diare di Kabupaten Kepulauan Yapen berfluktuasi. Pada tahun 2015 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2014, dimana tahun 2014 tercatat 4.074 kasus, tahun 2013 tercatat sebanyak 3.155, sedangkan pada tahun 2012 sebanyak 4.288 mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2011 tercatat 3.685 kasus.
Gambar 3.15
Jumlah Kasus Diare Yang ditangani
di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015
Sumber : Laporan STP&LB 1 Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen, 2015
f. Kusta
Penyakit kusta telah dikenal sejak tahun 2000 SM. Secara spontan masyarakat mengasingkan dan mengisolasi penderita penyakit ini karena takut tertular. Seiring perkembangan zaman pengobatan penyakit kusta di Indonesia yang dipelopori oleh Dr. Sitanala
juga mengalami perubahan mulai dari mempergunakan
Diaminodifenil Sulfon (DDS), diintegrasikan ke Puskesmas serta menggunakan obat Kombinasi Multidrug Terapy (MDT) sesuai dengan rekomendasi WHO.
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Kasus Diare 3013 3395 3536 3719 4288 3155 4074 3415 Ditangani 3013 3395 3536 3719 4288 3155 4074 3415 0 2000 4000 6000 JU M LA H Tahun
Jumlah kasus baru kusta (PB + MB) pada tahun 2015 sebanyak 75 (38 laki-laki dan 37 perempuan), menurun dibandingkan tahun 2014 sebanyak 120 (61 laki-laki & 59 perempuan), tahun 2013 sebanyak 106 kasus (55 laki-laki dan 51 perempuan).
Tabel 3.5
Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB)
di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2010 s/d 2015
Tahun Kasus Baru kusta PB Kasus Baru kusta (MB)
2010 19 49 2011 113 247 2012 37 41 2013 44 62 2014 56 64 2015 21 54
Sumber : Laporan Kusta, STP&Bagian PMK Dinkes Kab. Kepulauan Yapen,2015
Gambar 3.16
Jumlah Kasus Baru Kusta MB dan PB
di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2010 s/d 2015
Sumber : Laporan Kusta, STP&Bagian PMK Dinkes Kab. Kepulauan Yapen,2015
Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR / New Case Detection Rate) di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 dilaporkan sebesar 82,05 per 100.000 penduduk. Jenis kasus kusta yang ditemukan yaitu Kusta Multi Basiler (MB)/Kusta Basah sebanyak 21 penderita dan Pausi Basiler (PB)/Kusta Kering sebanyak 54 penderita. 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Total (MB+PB) 68 360 78 106 120 75 Kusta PB 19 113 37 44 56 21 Kusta MB 49 247 41 62 64 54 0 50 100 150 200 250 300 350 400 JU M LA H KA SU S BA RU Tahun
Gambar 3.17
Angka Penemuan Kasus Baru Kusta (NCDR) di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2010 s/d 2015
Sumber : Laporan Kusta, STP&Bagian PMK Dinkes Kab. Kepulauan Yapen,2015
Jumlah kasus baru 0-14 tahun 2015 sebesar 22,67% atau sebanyak 17 penderita, tahun 2014 sebesar 18,3% atau sebanyak 17 penderita, lebih tinggi dibandingkan 2013 sebesar 14,2% atau sebanyak 15 penderita, sedangkan pada tahun 2012 sebesar 36% atau sebanyak 28 penderita, tahun 2011 sebesar 22% atau sebanyak 80 penderita dan pada tahun 2010 sebesar 16,8% atau sebanyak 11 penderita.
Kasus kusta yang tercatat sebanyak 135 penderita dengan jenis Kusta Multi Basiler (MB)/Kusta Basah sebanyak 32 penderita dan Pausi Basiler (PB)/Kusta Kering sebanyak 103 penderita, dengan angka prevalensi 14,77 per 10.000 penduduk.
2010 2011 2012 2013 2014 2015 NCDR 68 434 89,07 119,62 134 75 0 100 200 300 400 500 PE R 10 0. 00 0 PE N DU DU K Tahun
Gambar 3.18
Angka Prevalensi Kusta per 10.000 penduduk di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2010 s/d 2015
Sumber : Laporan Kusta, STP&Bagian PMK Dinkes Kab. Kepulauan Yapen,2015
Persentase penderita kusta selesai berobat (Release From
Treatment/RFT) dengan RFT PB sebanyak 9 pendertia atau 28,1% dan
RFT MB sebanyak 26 penderita atau 25,2%.
Gambar 3.19
Persentase Penderita kusta selesai berobat (RFT) di Kabupaten Kepulauan Yapen
Tahun 2008 s/d 2015
Sumber : Laporan Kusta, STP&Bagian PMK Dinkes Kab. Kepulauan Yapen,2015
2010 2011 2012 2013 2014 2015 Angka Prevalensi 8,1 45,8 11,3 12,2 14 14,77 0 10 20 30 40 50 P E R 10. 000 P E N D U D U K Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 RFT PB 8,5 10,7 18,18 100 23 25 22,8 28,1 RFT MB 8,5 11,7 10,5 18 51 20,3 17,4 25,2 0 20 40 60 80 100 120 R F T ( %) TAHUN
Jumlah penderita kusta selesai berobat (RFT) sesuai standard masih belum mencapai target (>90%). Hal ini berarti bahwa masih ada penderita yang menyelesaikan pengobatannya tidak sesuai standard waktu pengobatan yang ditetapkan. Masalah lain terkait dengan pencegahan penyakit kusta yang masih ditemukan antara lain belum dilaksanakannya pengisian form pencegahan cacat (POD) secara baik.
g. Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I)
Penyakit yang termasuk dalam PD3I (Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi) adalah Polio, Campak, Difteri, Tetanus Neonatorum/Non Neonatorum, Pertusis, dan Hepatitis B. Kasus penyakit PD3I yang terjadi di Kabupaten Kepulauan Yapen pada tahun 2015 adalah Campak.
1. Angka AFP “Acute Flaccid Paralysis” (AFP Rate)
AFP Rate (Non Polio) < 15 tahun adalah kondisi abnormal ketika seseorang mengalami penurunan kekuatan otot tanpa penyebab yang jelas kemudian berakibat pada kelumpuhan. Kasus AFP di Kabupaten Kepulauan Yapen pada tahun 2015 tidak ditemukan (0 kasus).
2. Difteri
Penyakit Difteri adalah Infeksi akut yang disebabkan bakteri Corynebacterium diphteriae ditandai dengan pembentukan membran di tenggorokan dan aliran udara lainnya yang menyebabkan sulit bernapas. Kasus penyakit difteri di Kabupaten Kepulauan pada tahun 2015 tidak ditemukan (0 kasus).
Penyakit Pertusis adalah penyakit membran mukosa pernapasan dengan gejala demam ringan, bersin, hidung berair, dan batuk kering. Kasus penyakit pertusis pada tahun 2015 tidak ditemukan (0 kasus).
4. Tetanus (Non Neonatorum)
Penyakit Tetanus (Non Neonatorum) adalah Penyakit infeksi akut dan sering fatal yang mengenai sistem saraf yang diisebabkan infeksi bakteri dari luka terbuka. Ditandai dengan kontraksi otot tetanik dan hiperrefleksi, yang mengakibatkan trismus (rahang terkunci), spasme glotis, spasme otot umum, opistotonus, spasme respiratoris, serangan kejang dan paralysis. Kasus penyakit Tetanus (Non Neonatorum) pada tahun 2015 tidak ditemukan (0 kasus).
5. Tetanus Neonatorum
Suatu bentuk tetanus infeksius yang berat, dan terjadi selama beberapa hari pertama setelah lahir. Disebabkan oleh faktor-faktor seperti tindakan perawatan sisa tali pusat yang tidak higienis, atau pada sirkumsisi bayi laki-laki dan kekurangan imunisasi maternal. Kasus penyakit Tetanus Neonatorum pada tahun 2015 tidak ditemukan (0 kasus)
6. Campak
Penyakit campak adalah penyakit akut yang disebabkan Morbili virus ditandai dengan munculnya bintik merah (ruam), terjadi pertama kali saat anak-anak. Kasus campak yang terjadi di Kabupaten Kepulauan Yapen pada tahun 2015 sebanyak 69 kasus, dimana 11 kasus terjadi Puskesmas Serui Kota, 7 kasus terjadi di wilayah puskesmas Warari, 18 kasus terjadi di wilayah kerja Menawi, 13 kasus terjadi di wilayah kerja puskesmas reradumpi, 9 kasus terjadi di wilayah puskesmas Waindu, 11 kasus terjadi di
wilayah kerja puskesmas Wooi. Kasus tahun 2015 meningkat dibandingkan tahun 2014, dimana tahun 2014 sebanyak 29 kasus.
Gambar 3.20
Jumlah Kasus Campak di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015
Sumber : RSUD Serui,Lap.STP,W2&LB1 Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015
Berdasarkan data yang dilaporkan pada tahun 2015 di Kabupaten kepulauan Yapen tidak ditemukan kasus meninggal karena campak serta lima tahun terakhir tidak ditemukan adanya kasus campak yang meninggal atau Case Fatality Rate (CFR) campak 0%.
7. Polio
Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus. Dapat menyerang semua umur, tetapi biasanya menyerang anak-anak usia kurang dari 3 tahun yang menyebabkan kelumpuhan sehingga penderita tidak dapat menggerakkan salah satu bagian tubuhnya.
Berdasarkan data yang dilaporkan pada tahun 2015 di Kabupaten kepulauan Yapen tidak ditemukan kasus polio serta lima tahun terakhir tidak ditemukan adanya kasus polio.
8. Hepatitis B 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Jlh. Campak 48 31 42 29 167 29 29 69 0 30 60 90 120 150 180 JU M L A H C A M P A K Tahun
Penyakit Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Hepatitis B. Kasus Hepatitis B pada tahun 2015 di Kabupaten Kepulauan Yapen tidak ditemukan kasus. Demikian juga tahun 2014, 2013 dan 2012 di Kabupaten Kepulauan Yapen tidak ditemukan kasus, namun pada tahun 2011 ditemukan sebanyak 2 kasus di Puskesmas Serui Kota, pada tahun 2010 ditemukan 7 kasus, diantaranya di Puskesmas Serui Kota 1 kasus, Puskesmas Kosiwo sebanyak 2 kasus, Puskesmas Tindaret 1 kasus, Puskesmas Perawatan Ansus 1 kasus dan Puskesmas Perawatan Poom 2 kasus.
Gambar 3.21
Jumlah Kasus Hepatitis B di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2010 s/d 2015
Sumber : RSUD Serui,Lap.STP,W2&LB1 Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015
h. Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD)
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypty. Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) pada tahun 2015 tidak ditemukan di Kabupaten Kepulauan Yapen.
i. Malaria 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Hepatitis B 7 2 0 0 0 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Ju m la h K a s u s Ta hun
Penyakit Malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Kabupaten Kepulauan Yapen, angka kesakitan malaria di Kabupaten Kepulauan Yapen dalam kurun waktu tiga terakhir (2012-2015) menunjukkan trend meningkat, kemungkinan besar penyakit ini bisa menimbulkan KLB bahkan hingga mewabah apabila tidak dilakukan penanganan yang memadai.
Jumlah kasus tahun 2015 sebanyak 18.821 lebih tinggi dari kasus tahun 2014 sebanyak 11.803 kasus, tahun 2013 sebanyak 10.539 kasus. Perkembangan kasus malaria positif dapat dilihat pada gambar 3.22 sebagai berikut :
Gambar 3.22
Perkembangan Kasus Malaria Positif
di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015
Sumber : RSUD Serui,Lap.Malaria,LB1&Lab Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015
Angka kesakitan malaria (Annual Parasite Incidence/API) merupakan indikator untuk memantau perkembangan penyakit malaria. Angka kesakitan malaria (API) tahun 2015 sebesar 322,6 Per 1.000 penduduk. Perkembangan insiden malaria dapat dilihat pada gambar 3.23 sebagai berikut :
Gambar 3.23 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Malaria Positif 11.96 16.41 19.48 8.259 7.085 10.53 11.80 18.82 0 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 JU M L A H K A S U S Ta hun
Angka Kesakitan Malaria (API)
di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015
Sumber : RSUD Serui,Lap.Malaria,LB1&Lab Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015
Angka kematian/Case Fatality Rate (CFR) Malaria tahun 2015 sebesar 0,06% atau sebanyak 12 kasus. Kasus ini tersebar pada RSUD 12 kasus.
Adapun bentuk peran serta masyarakat yang diharapkan dalam upaya penanggulangan malaria antara lain melalui: (1) kepatuhan minum obat anti malaria agar setiap penderita dapat minum obat secara tuntas; (2) pencegahan gigitan nyamuk melalui pemakaian kelambu, pemasangan kasat kasa di rumah, pemakaian obat gosok penolak nyamuk (repellent), pemakaian baju tebal dan; (3) pencegahan terjadinya sarang nyamuk malaria melalui pembersihan lumut di tempat-tempat/bagian rumah yang lembab, pencegahan terbentuknya genangan air, memelihara ikan pemakan jentik di genangan air, serta pencegahan terbentuknya sarang nyamuk.
j. Filariasis
Program eliminasi filariasis dilaksanakan atas dasar kesepakatan WHO tahun 2000 yaitu “The Global Goal of Elimination
of Lymphatic Filariasis as a Public Health Problem The Year 2020”.
Di Kabupaten Kepulauan Yapen tahun 2015 ditemukan kasus baru
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 API 105,2 175,3 233 93,9 76,7 118,9 131,5 322,6 0 50 100 150 200 250 300 350 P E R 1 .0 0 0 P E N D U D U K TAHUN
sebanyak 16 penderita filariasis dan jumlah seluruh kasus tahun 2015 sebanyak 40 kasus.
Melalui survey darah tahun 2006, Kabupaten Kepulauan Yapen ditetapkan sebagai wilayah endemis sehingga mulai tahun 2007 pemberian obat filariasis kepada semua penduduk sekali setahun selama lima tahun, sehingga pada tahun 2012 telah berakhir namun sampai akhir tahun 2014 masih ditemukan kasus baru filariasis sebanyak 26 dan tahun 2015 ditemukan 16 kasus baru yang tersebar di Kabupaten kepulauan Yapen.
Jumlah Kasus Filariasis yang ditemukan dan diobati selama tahun 2015 sebanyak 16 kasus atau 100%. (Berdasarkan laporan
pengobatan filariasis di 13 puskesmas dimana dilaporkan semua puskesmas melakukan pengobatan massal filariasis). Pada umumnya
penderita ditemukan sudah dalam kondisi lanjut dimana telah terjadi sumbatan pada saluran kelenjar getah bening dengan manifestasi elephantiasis (pembesaran) skrotum maupun kaki.
Gambar 3.24
Angka Kesakitan Filariasis
di Kabupaten kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015
Sumber : Laporan LB 1 Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Angka Kesakitan 46,7 48,1 99 207 41 40,6 69,07 43,8 0 50 100 150 200 250 P E R 1 0 0 .0 0 0 P E N D U D U K TAHUN
Gambar 3.25
Jumlah Filariasis Tahun 2008 s/d 2015 di Kabupaten kepulauan Yapen
Sumber : Laporan LB 1 Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015
k. Cakupan Pengukuran Tekanan darah Tinggi
Pengukuran tekanan darah adalah penduduk usia >15 tahun yang dilakukan pengukuran tekanan darah disuatu wilayah. Pengukuran dapat dilakukan didalam unit pelayanan kesehatan primer, pemerintah maupun swasta, di dalam maupun di luar gedung.
Jumlah penduduk usia >18 tahun yang dilakukan pengukuran tekanan darah tahun 2015 di Kabupaten Kepulauan Yapen sebanyak 24.697 jiwa atau sebesar 43,89% dari 56.273 penduduk yang berusia >18 tahun.
l. Cakupan Pemeriksaan Obesitas
Cakupan pemeriksaan obesitas adalah persentase
pengunjung puskesmas dan jaringannya berusia >15 tahun yang dilakukan pemeriksaan obesitas dalam kurun waktu satu tahun.
Pada tahun 2015 jumlah yang dilakukan pemeriksaan obesitas sebanyak 7 orang (0,12%). Pemeriksaan ini hanya dilakukan di RSUD Serui, sedangkan pemeriksaan obesitas di puskesmas tidak dilakukan (berdasarkan laporan tidak ada data).
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Jlh. Kasus 52 48 83 82 38 36 62 40 0 20 40 60 80 100 JU M L A H TAHUN
m. Cakupan Pemeriksaan IVA
Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual dengan Asam asetat) adalah pemeriksaan dengan cara mengamati dengan menggunakan spekulum, melihat leher rahim yang telah dipulas dengan asam asetat atau asam cuka (3-5%). Pada lesi prakanker akan menampilkan warna bercak putih yang disebut acetowhite epithelium. Deteksi dini yang dimaksud dapat dilakukan di puskesmas dan jaringannya, di dalam maupun di luar gedung.
Berdasarkan data yang dilaporkan tahun 2015 di Kabupaten Kepulauan Yapen bahwa kegiatan pemeriksaan IVA (deteksi dini kanker leher rahim) hanya dilakukan oleh Puskesmas Serui Kota. Kegiatan pemeriksaan IVA tahun 2015 yang dilakukan di Puskesmas Serui Kota sebanyak 4 orang (0,03%).
n. Cakupan Pemeriksaan CBE
Pemeriksaan CBE (Clinical Breast Examination) adalah Pemeriksaan payudara secara manual oleh tenaga kesehatan terlatih. Deteksi dini yang dimaksud dapat dilakukan di puskesmas dan jaringannya, di dalam maupun di luar gedung.
Sama halnya dengan kegiatan pemeriksaan IVA, kegiatan pemeriksaan CBE (deteksi dini kanker payudara) juga belum dilakukan oleh puskesmas dan jaringannya. Berdasarkan data yang dilaporkan tahun 2015 di Kabupaten Kepulauan Yapen bahwa kegiatan pemeriksaan CBE yang melaporkan hanya Puskesmas Serui Kota sebanyak 8 orang (0,06%).
o. Kelurahan Terkena KLB yang Ditangani < 24 jam
Kelurahan Terkena KLB yang Ditangani <24 jam adalah
kelurahan yang mengalami KLB dan dilakukan penyelidikan <24 jam oleh Kabupaten/Kota terhadap Kejadian Luar Biasa (KLB) pada periode / kurun waktu tertentu. Yang dimaksud kejadian luar biasa adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan atau
kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu desa/kelurahan dalam waktu tertentu. Sedangkan kelurahan KLB adalah kelurahan yang mengalami peningkatan kesakitan atau kematian penyakit potensial KLB, penyakit karantina atau keracunan makanan. Pada tahun 2015 tidak ditemukan kasus KLB.
p. Penyakit Tidak Menular 1. Neoplasma
Neoplasma atau kanker adalah tumor ganas yang ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan abnormal dari sel – sel tubuh, yang tumbuh tanpa control dan tujuan yang jelas, mendesak dan merusak jaringan normal. Pada tahun 2015 tidak ditemukan kasus penyakit kanker begitu pula tahun 2014 dan 2013, namun pada tahun 2012 dilaporkan sebanyak 18 kasus Ca mammae (Kanker Payudara) lebih tinggi dibandingkan pada tahun 2011 sebanyak 4 kasus.
Gambar 3.26
Jumlah Kasus Penyakit Kanker
di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2011 s/d 2015
Sumber : Laporan LB 1 Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015
2. Diabetes Millitus
Diabetes Millitus (DM) atau kencing manis adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya peningkatan kadar gula dalam darah akibat kekurangan insulin, baik absolute maupun relatif. Absolut artinya pankreas sama sekali tidak bisa menghasilkan insulin sehingga harus
2011 2012 2013 2014 2015 Kanker Payudara 4 18 0 0 0 0 5 10 15 20 J u m la h K a su s Tahun
mendapatkan insulin dari luar (malalui suntikan) dan relatif artinya pankreas masih bisa mengahsilkan insulin yang kadarnya berbeda pada setiap orang. (Perkeni 2002).
Jumlah Diabetes Mellitus (DM) di Kabupaten Kepulauan Yapen pada tahun 2014 sebanyak 32 kasus, mengalami penurunan bila dibandingkan jumlah kasus pada tahun 2013 sebanyak 45 kasus. Sedangkan pada tahun 2012 sebesar 37 kasus dan pada tahun 2011 sebesar 14 kasus. Dari tahun 2011 – 2013 mengalami peningkatan kasus DM.
Gambar 3.27
Jumlah Kasus Penyakit Diabetes Millitus di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2011 s/d 2015
Sumber : Laporan LB 1 Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015
3. Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
Penyakit jantung dan pembuluh darah adalah penyakit yang mengganggu jantung dan system pembuluh darah seperti jantung koroner, angina pectoris hipertensi, dan stroke. Jumlah kasus penyakit jantung dan pembuluh darah di Kabupaten Kepulauan Yapen tahun 2015 adalah angina pektoris sebanyak 0 kasus, stroke sebanyak 4 kasus (0,01%), hipertensi sebanyak 1.626 kasus (6,58%), dan penyakit PJK (Penyakit Jantung Koroner) sebanyak 0 kasus.
a. Angina Pektoris
Angina pektoris adalah nyeri dada yang ditimbukan karena iskemik miokard dan bersifat sementara atau
2011 2012 2013 2014 2015 DM 14 37 45 32 40 0 10 20 30 40 50 J u m la h K a su s Tahun
reversibel. Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan sebelah kiri yang timbul pada waktu aktifitas dan segera hilang bila aktifitas berhenti. (Prof. Dr. H.M. Sjaifoellah Noer, 1996).
Prevalensi Angina Pektoris di Kabupaten Kepulauan Yapen tahun 2015 tidak ada kasus, tahun 2014 sebesar 0,03% dengan jumlah kasus sebanyak 31 kasus, mengalami penurunan dibandingkan prevalensi tahun 2013 sebesar 0,04% dengan jumlah kasus sebanyak 33 kasus. Sedangkan prevalensi tahun 2012 sebesar 0,01% atau 8 kasus, prevalensi tahun 2011 sebesar 0,04 % atau 35 kasus.
Gambar 3.28
Prevalensi Penyakit Angina Pektoris
di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2011 s/d 2015
Sumber : Laporan LB 1 Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015
b. Stroke
Stroke adalah suatu penyakit menurunnya fungsi syaraf secara akut yang disebabkan oleh gangguan pembuluh darah otak, terjadi secara mendadak dan cepat yang menimbulkan gejala dan tanda sesuai dengan daerah otak yang terganggu. Stroke dibedakan menjadi stroke hemoragik yaitu adanya pendarahan otak karena pembuluh darah yang
2011 2012 2013 2014 2015 Prevalensi 0,04 0,01 0,04 0,03 0 0 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 P r e v a le n si Tahun
pecah dan stroke non hemoragik yaitu lebih karena adanya sumbatan pada pembuluh darah otak.
Prevalensi stroke di Kabupaten Kepulauan Yapen tahun 2015 sebesar 0,04 % dengan jumlah kasus sebanyak 4 kasus, tahun 2014 sebesar 0,01% dengan jumlah kasus sebanyak 9 kasus, jumlah kasusnya sama pada tahun 2013 sebesar 0,01% dengan jumlah 11 kasus, sedangkan pada tahun 2012 sebesar 0,10% atau 92 kasus dan jauh lebih rendah dari prevalensi tahun 2011 yang sebesar 0,007% atau 6 kasus.
Gambar 3.29 Prevalensi Penyakit Stroke
di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2011 s/d 2015
Sumber : Laporan LB 1 Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015
c. Hipertensi
Hipertensi (darah tinggi) adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah diatas normal di dalam arteri secara kronis (dalam jangka waktu lama) yang memberi gejala berlanjut pada suatu target organ tubuh sehingga timbul kerusakan lebih berat seperti stroke, penyakit jantung koroner, serta penyempitan ventrikel kiri / bilik kiri.
Prevalensi kasus hipertensi essensial / hipertensi primer (hipertensi yang belum di ketahui penyebabnya) di Kabupaten Kepulauan Yapen tahun 2015 sebear 1,78%
2011 2012 2013 2014 2015 Stroke 0,007 0,1 0,01 0,01 0,004 0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 P r e v a le n si Tahun
dengan jumlah kasus 1.626 kasus, mengalami peningkatan bila dibandingkan tahun 2014 sebesar 1,47% dengan jumlah kasus sebanyak 1.324 kasus, tahun 2013 sebesar 1,15% dengan jumlah kasus sebanyak 1.019 kasus. Sedangkan prevalensi hipertensi tahun 2012 sebesar 2,04% dengan jumlah kasus sebanyak 1.787, serta prevalensi tahun 2011 sebesar 1,13% dengan jumlah kasus sebanyak 973 kasus.
Gambar 3.30
Prevalensi Penyakit Hipertensi
di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2011 s/d 2015
Sumber : Laporan LB 1 Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015
d. Penyakit Jantung Koroner (PJK)
Prevalensi PJK tahun 2015 tidak ada kasus, tahun 2014 di Kabupaten Kepulauan Yapen sebesar 0,003% dengan jumlah kasus sebanyak 3 kasus, hampir sama dengan prevalensi tahun 2013 sebesar 0,002% dengan jumlah kasus sebanyak 2 kasus. Sedangkan prevalensi tahun 2012 sebesar 0,01% dan prevalensi tahun 2011 yang sebesar 0,01 %.
Gambar 3.31
Prevalensi Penyakit Jantung Koroner (PJK) Di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2011 s/d 2015
Sumber : Laporan LB 1 Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015
2011 2012 2013 2014 2015 Hipertensi 1,13 2,04 1,15 1,47 1,78 0 0,5 1 1,5 2 2,5 P r e v a le n si Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 PJK 0,02 0,01 0,002 0,003 0 0 0,005 0,01 0,015 0,02 0,025 P r e v a le n si Tahun
e. Asma Bronkial
Asma bronkial terjadi akibat penyempitan jalan nafas yang reversibel dalam waktu singkat oleh karena mucus kental, spasme, dan edema mukosa serta deskuamasi epitel bronkus / bronkeolus, akibat inflamasi eosinofilik dengan kepekaan yang berlebihan. Prevalensi asma bronkial di Kabupaten Kepulauan Yapen tahun 2015 sebesar 0,57% dengan jumlah kasus 518 kasus, tahun 2014 sebesar 0,59% dengan jumlah kasus sebanyak 531 kasus, lebih rendah dari tahun 2013 sebesar 0,74% dengan jumlah kasus sebanyak 659 kasus. Sedangkan pada tahun 2012 sebesar 0,82% atau 714 kasus, dan pada tahun 2011 sebesar 0,74% atau 635 kasus.
Gambar 3.32
Prevalensi Penyakit Asma Bronkial
di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2011 s/d 2015
Sumber : Laporan LB 1 Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015
2011 2012 2013 2014 2015 Asma Bronkial 0,74 0,82 0,74 0,59 0,57 0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 P r e v a le n si Tahun