• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Industri sektor Informal merupakan kegiatan yang dikaitkan dengan kerajinan tangan, dagang atau kegiatan ekonomi kecil-kecilan1. Industri sektor informal tidak memiliki kewenangan instansional yang jelas, tidak adanya penggorganisasian tenaga kerja secara baik, belum ada perhatian dari instansi yang terkait, dan kebanyakan dari mereka adalah tenaga kerja yang berdiri secara individual atau kelompok-kelompok kecil.

Tenaga kerja di sektor informal sebenarnya tidak berbeda prinsip dengan tenaga kerja di sektor-sektor formal, baik untuk risiko terpajan penyakit dan gangguan akibat pekerjaan 2.

Tenaga kerja akan dirugikan jika kegiatan industri yang terus berkembang tidak memperhatikan penerapan kesehatan kerja. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan upaya pencegahan akan bahaya yang timbul akibat pekerjaan yang dikerjakan. Proses kerja yang tidak aman dan sistem kerja yang semakin komplek dan modern dapat menjadi ancaman bagi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)3. K3 merupakan upaya bersama yang jelas dan terpusat untuk mengurangi angka kematian, luka-luka dan penyakit akibat kerja4.

Pekerja di berbagai sektor akan terpajan dengan risiko penyakit akibat kerja. Penyakit akibat kerja adalah suatu masalah kesehatan yang disebabkan oleh pajanan berbahaya di tempat kerja2. Kematian sekitar 300.000 terjadi dari 250 juta kecelakaan dan sisanya adalah kematian karena penyakit akibat hubungan pekerjaan, di mana diperkirakan terjadi 160 juta penyakit akibat hubungan pekerjaan baru setiap tahunnya.

Penyakit akibat hubungan pekerjaan seperti penyakit ketulian, gangguan reproduksi, penyakit jiwa, sistem syaraf dan gangguan muskuloskeletal termasuk Carpal Tunnel Syndrome5 .

Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah akibat disfungsi dari saraf medianus yang terjadi karena peninggian tekanan di dalam terowongan

(2)

karpal. Gejala yang khas seperti : nyeri, parestesia, mati rasa atau sensasi seperti tertusuk-tusuk saat pulih dari kesemutan dalam distribusi saraf medianus tangan, dan biasanya di ibu jari telunjuk dari jari tengah serta bagian radial-radial jari manis6. Sebagian kasus CTS tidak diketahui secara jelas penyebabnya, sedangkan pada kasus yang diketahui penyebabnya sangat bervariasi. Penyebab CTS erat hubungannya dengan penggunaan tangan secara berulang dan berlebihan7 .

CTS umumnya terjadi pada usia 29-62 tahun di mana terjadi pertambahan usia dapat memperbesar risiko CTS8. CTS merupakan masalah kesehatan yang timbul dalam jangka waktu yang lama, terjadi pada usia pertengahan dan masa tua. Bertambahnya usia dapat dipastikan bahwa paparan dengan alat kerja tangan dalam waktu lama akan mengalami kemampuan elastisitas tulang, urat atau otot semakin berkurang9. Hasil penelitian mengenai beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian CTS pada pekerja pandai besi pengrajin golok sektor informal di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya (2013) mengungkapkan ada hubungan antara usia, masa kerja, postur tangan, saat bekerja, aktivitas berulang saat bekerja10 .

Prevalensi kejadian CTS di Amerika Serikat (1990) yang berisiko diperkirakan ada 15-20% pekerja11 dan di antara pekerja pengepakan makanan yang menggunakan ban berjalan, gejala nyeri pergelangan tangan dan lengan bawah ditemukan sebanyak 56 % dan 50 % mengalami kelelahan pada lengan dan tangan12. Penelitian pada suatu pekerja pabrik pengolahan makanan di Jawa (2004) melaporkan prevalensi CTS pada pekerja di bagian slaughter house 27%, CU 32,7% dan di bagian E 13,3%13.

Sentra informal pengrajin tenun di Desa Wanarejan Utara Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang merupakan salah satu informal rumah tangga yang mengutamakan ketrampilan tangan untuk menghasilkan tenun. Mayoritas pendidikan pengrajin tenun adalah lulusan SMA. Jumlah pengrajin tenun sebanyak 40 orang pekerja. Masing-masing pengrajin mampu memproduksi 6 kodi tenun sarung dalam waktu

(3)

seminggu. Pengrajin bekerja tanpa adanya kontrak dan jam kerja yang jelas. Pekerja menenun dengan menggunakan ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin).

Hasil survei pendahuluan pada 10 pengrajin home industri tenun

tradisional sektor informal Desa Wanarejan Utara Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang telah ditemukan 4 dari 10 pengrajin mengalami keluhan pegal-pegal pada anggota badan, salah satunya pada anggota gerak yaitu tangan, terutama saat pekerja sakit demam akan mengalami pegal berat terutama saat malam hari. Pekerja melakukan pekerjaannya dengan waktu bekerja yang tidak tentu, hampir dalam seminggu beraktifitas kerja penuh, dengan alasan untuk menambah setoran.

Pengrajin juga jarang melakukan peregangan tubuh saat istirahat.

Pengrajin bekerja selama lebih dari 8 jam kerja per hari dengan posisi kerja yang tidak berubah-ubah dengan posisi duduk yang tidak ergonomis dan terdapat frekuensi gerakan berulang ± 38 gerakan/menit. Beberapa faktor tersebut yang merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan kejadian CTS.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis ingin mengetahui tentang “ Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada Pengrajin Tenun Tradisional Sektor Informal di Desa Wanarejan Utara Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang”.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian adalah “ Faktor risiko apa saja yang berhubungan dengan kejadian Carpal Tunnel Syndrome ( CTS ) pada pengrajin tenun tradisional sektor informal ?”

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian CTS pada pengrajin tenun tradisional sektor Informal

(4)

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan faktor individu meliputi ; usia, lama kerja dan masa kerja serta riwayat penyakit

b. Mendeskripsikan faktor pekerjaan meliputi ; sikap kerja dan frekuensi gerakan berulang

c. Mendeskripsikan kejadian Carpal Tunnel syndrome (CTS).

d. Menganalisis hubungan usia dengan kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS).

e. Menganalisis hubungan lama kerja dengan kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS).

f. Menganalisis hubungan masa kerja dengan kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS).

g. Menganalisis hubungan riwayat penyakit dengan kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS).

h. Menganalisis hubungan sikap kerja dengan kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS).

i. Menganalisis hubungan frekuensi gerakan berulang dengan kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS).

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk pihak-pihak yang perlu mengetahui untuk menciptakan program baru dalam pelayanan kesehatan dan masyarakat bisa melakukan pencegahan setelah mengetahui dampaknya.

2. Manfaat Teoritis dan Metodologis

Penelitian ini diharapkan menambah khasanah ilmu pengetahuan serta menjadi bahan bacaan yang bermanfaat terutama untuk pengembangan penelitian kesehatan pekerja mengenai kejadian Carpal Tunnel Syndrome

(5)

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian10, 14-16 No Nama

Peneliti (Tahun)

Judul, Penelitian Variabel Penelitian

Desain studi

Hasil Penelitian

1. Dimar Siswi Utami (2006)

Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada pengrajin tali enceng gondok di Desa Beri Kecamatan Mijen Kabupaten Demak

Variabel bebas:

Umur, masa kerja, gerakkan berulang atau repetitif, sikap kerja yang tidak ergonomis, pekerjaan yang memerlukan otot pada pergelangan tangan.

Variabel terikat:

kejadian CTS

Cross sectional

Ada hubungan masa kerja, gerakan berulang, sikap kerja yang tidak ergonomi, kekuatan otot pada

pergelangan tangan dengan kejadian CTS.

2. Yusuf Rusdi Hery Koesyanto (2010)

Hubungan antara getaran mesin pada pekerja bagian produksi bagian produksi dengan CTS industri

pengolahan kayu Brumbung Perhutani Unit I Jawa Tengah

Variabel bebas:Getaran mesin.

Variabel terikat : kejadian CTS.

Cross sectional

Ada hubungan antara getaran mesin pada pekerja bagian produksi bagian produksi dengan CTS industri pengolahan kayu Brumbung Perhutani Unit I Jawa Tengah 3. Prayitno

Ardianto, Yuldan Faturrahm an dan sri Maywati (2013)

Beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada pekerja pandai besi pengrajin golok sektor informal di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya

Variabel terikat:

Umur, masa kerja, postur tangan saat bekerja, aktivitas berulang saat bekerja, suhu dan getaran.

Variabel terikat:

kejadian CTS

Cross sectional

Ada hubungan antara umur, masa kerja, postur tangan, saat bekerja, aktivitas berulang saat bekerja

4. Airin Wahyunin grum (2013)

Beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada wanita pelinting jenang.

Variabel bebas:

Usia, masa kerja, lama kerja, dan frekuensi gerakan repetitif

pergelangan tangan

Variabel terikat:

Kejadian CTS

Cross sectional

Ada hubungan antara usia dengan kejadian CTS

(6)

Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dilakukan terdapat beberapa perbedaan. Perbedaan tersebut adalah jenis pekerjaan responden, lokasi penelitian dan variabel bebas.

a. Jenis pekerjaan ini adalah pengrajin tenun tradisional

b. Lokasi penelitiannya di Desa Wanarejan Utara Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang.

c. Variabel bebas pada penelitan sebelumnya adalah usia, masa kerja, lama kerja, frekuensi gerakan repetitif pergelangan tangan, sikap kerja yang tidak ergonomis , suhu dan getaran serta postur tangan saat bekerja.

Perbedaan penelitian ini adalah adanya riwayat penyakit. Penelitian ini akan diketahui apakah ada hubungan antara riwayat penyakit dengan CTS, dimana pada penelitian sebelumnya belum dijelaskan.

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat hubungan petugas kesehatan dengan kejadian ISPA pada balita di wilayah kerja puskesmas Kecamatan Pulau Rakyat kabupaten Asahan Tahun 2016. Terdapat hubungan keluarga

Dengan adanya Program Jampersal (Jaminan Persalinan) ini pula Angka Kematian Bayi bisa menurun dari tahun ke tahun karena ibu hamil bisa melakukan melakukan persalinan

1) Industri kecil, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relatif kecil, teknologi sederhana, pekerjanya kurang dari 10 orang biasanya dari kalangan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahasa Indonesia dalam publikasi tersebut belum memuaskan karena terdapat beberapa kesalahan, seperti kesalahan penulisan kata

Sehingga dapat dilihat hasil penilaian rata – rata yang dicapai nilai dari kegiatan kondisi awal 64,77 dan pada silkus pertama nilai rata – rata yang dicapai 65,45

[r]

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK & MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI SAHAM DISETOR SERTA HARUS DIPENUHI

The students were reportedly enjoy studying in the Monolingual class and support the use of English–only in their English classes for enhancing learning. In spite of their