• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. MAYASARI SIMBOLON Public Relations UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI. MAYASARI SIMBOLON Public Relations UNIVERSITAS SUMATERA UTARA"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Deskriptif Kuantitatif tentang Opini Mahasiswa USU terhadap Kenaikan Harga Tiket Pesawat Maskapai Lion Air Rute Domestik)

SKRIPSI

MAYASARI SIMBOLON 150904057

Public Relations

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI MEDAN

2019

(2)

(Studi Deskriptif Kuantitatif tentang Opini Mahasiswa USU terhadap Kenaikan Harga Tiket Pesawat Maskapai Lion Air Rute Domestik)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sumatera Utara

Mayasari Simbolon 150904057

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2019

(Studi Deskriptif Kuantitatif tentang Opini Mahasiswa USU terhadap Kenaikan Harga Tiket Pesawat Maskapai Lion Air Rute Domestik)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sumatera Utara

Mayasari Simbolon 150904057

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2019

(Studi Deskriptif Kuantitatif tentang Opini Mahasiswa USU terhadap Kenaikan Harga Tiket Pesawat Maskapai Lion Air Rute Domestik)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sumatera Utara

Mayasari Simbolon 150904057

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2019

(3)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh : Nama : Mayasari Simbolon

NIM : 150904057

Judul :

Dosen Pembimbing

Dra. Fatma Wardy Lubis, M.A.

NIP. 196208281987012001

Ketua Program Studi

Dra. Dewi Kurniawati, M.Si., Ph.D NIP. 196505241989032001

Dekan

Dr. Muryanto Amin, S.Sos., M.Si NIP. 107409302005011002

OPINI MAHASISWA USU TERHADAP KENAIKAN HARGA TIKET PESAWAT

(Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Opini Mahasiswa USU terhadap Kenaikan Harga Tiket Pesawat Maskapai Lion Air Rute Domestik)

(4)

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya cantumkan sumbernya dengan benar. Jika di kemudian hari saya terbukti melakukan pelanggaran (plagiat) maka saya bersedia diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.

Nama : Mayasari Simbolon

NIM : 150904057

Prodi : Ilmu Komunikasi

Tanda Tangan :

Tanggal : Mei 2019

(5)

Skripsi ini diajukan oleh :

Nama : Mayasari Simbolon

NIM : 150904057

Prodi : Ilmu Komunikasi

Judul :

Telah berhasil dipertahankan di hadapan dewan penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Majelis Penguji

Ketua Penguji :____________________________________

NIP.

Penguji : ____________________________________

NIP.

Penguji Utama : ____________________________________

NIP.

Ditetapkan di : Medan

Tanggal : Mei 2019

OPINI MAHASISWA USU TERHADAP KENAIKAN HARGA TIKET PESAWAT

(Studi Deskriptif Kuantitatif tentang Opini Mahasiswa USU terhadap Kenaikan Harga Tiket Pesawat Maskapai Lion Air Rute Domestik)

(6)

usahamu!”

2 Tawarikh 15 : 7

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, sang Juru Selamat karena berkat dan rahmatNya saya dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Opini Mahasiswa USU terhadap Kenaikan Harga Tiket Pesawat (Studi Deskriptif Kuantitatif tentang Opini Mahasiswa USU terhadap Kenaikan Harga Tiket Pesawat Maskapai Lion Air Rute Domestik). Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara.

Peneliti sangat berterima kasih kepada keluarga saya terutama kepada kedua orang tua yakni Rinsan Simbolon dan Mariana Hutasoit serta kedua keempat saudara saya yaitu Eldorado Simbolon, Asima Rohana Simbolon, Elfarida Simbolon dan Rona Uli Simbolon atas doa, kasih sayang, doa dan perhatian dalam segala hal sehingga peneliti mampu menyelesaikan tanggung jawab ini.

Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Dra. Dewi Kurniawati, M.Si, Ph.D selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP USU

3. Kak Emilia Ramadhani, MA selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP USU

(7)

dukungan yang diberikan sepanjang pengerjaan skripsi ini. Saya bersyukur karena beliau membantu peneliti untuk melengkapi skripi yang masih memiliki banyak kekurangan hingga terselesaikan.

5. Ibu Prof Lusiana Andriani Lubis, M.A., Ph.D selaku dosen Pembimbing Akademik yang selalu bersedia meluangkan waktunya untuk berdiskusi mata kuliah dan persoalan akademik selama masa perkuliahan saya.

6. Kak Maya dan Kak Yanti yang selalu bersedia membantu dalam hal administrasi di Program Studi Ilmu Komunikasi.

7. 99 responden yang bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner penelitian penulis.

8. Sahabat seperjuangan penulis, Marissa Manik, Vinky Simanjuntak, Indri Sibarani, Bella Tambunan yang menginspirasi dan penyemangat selama penyusunan skripsi ini.

9. Sahabat sekaligus saudara/i di perkuliahan, Theresia br. Ginting, Bifni Wahyuni Manurung, Brenda Agnes Simamora dan Dedy Gunawan, untuk segala bentuk dukungan penuh, suka dan duka, jatuh bangun di perantauan, kalian luar biasa.

10. Erlina Kristina Banjarnahor, yang menjadi teman berjuang bergadang dan revisian penulis selama masa penyusunan skripsi. Tidak hanya bertukar pikiran mengenai skripsi, Erlina menjadi rekan dalam berbagi canda, tawa, recehnya kehidupan penulis sehari- hari.

11. Saudara- saudari yang tergabung dalam “Anak Sibayak”, Irma Sri Utami Saragih, Yosua Ronaldo Sitepu, Andre Johanes Bancin, Anthony Dhasdo Siallagan, Ricardo Marulitua Situmeang dan Novita Berliana Pakpahan untuk menemani kehidupan anak kost saya. Saya bahagia memiliki teman seperti mereka.

12. Janet Petra Buary Silalahi dan Annisa Nur Rahmah menjadi teman penulis yang memberi semangat dan bantuan selama pengerjaan skripsi.

13. Penyiar-penyiar USUKOM FM, rekan berbagi ide, cerita, selera musik dan skripsi, sambil menghabiskan waktu di radio.

(8)

menuntut ilmu di Komunikasi FISIP USU.

15. Teman-teman Ilmu Komunikasi 2015 yang telah berjuang bersama selama 4 tahun ini. Terima kasih telah menjadi bagian besar dalam kehidupan peneliti dengan segala cerita dan hal-hal yang tidak dapat peneliti sampaikan. Semoga kerja keras kita semua menjadikan kita sebagai alumni Komunikasi yang sukses dan membanggakan di masa depan.

16. Seluruh pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu, yang memberikan bantuan, semangat dan doa kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat terseslesaikan dengan baik.

Peneliti menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam skripsi ini, oleh karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak untuk perbaikan dan mendorong peneliti untuk dapat semakin maju dan berkembang. Akhir kata, semoga Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu saya. Semoga skripsi ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita semua.

Medan, 27 Mei 2019

Mayasari Simbolon

(9)

Sebagai civitas akademika Universitas Sumatera Utara, saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Mayasari Simbolon

NIM : 150904057

Prodi : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas : Universitas Sumatera Utara Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non-Exclusive Royalti-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

“OPINI MAHASISWA USU TERHADAP KENAIKAN HARGA TIKET PESAWAT (Studi Deskriptif Kuantitatif tentang Opini Mahasiswa USU terhadap Kenaikan Harga Tiket Pesawat Maskapai Lion Air Rute Domestik).”

Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan, mengalih media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

Dibuat di : Medan Pada Tanggal :

Yang Menyatakan

Mayasari Simbolon

(10)

Skripsi ini berjudul “Opini Mahasiswa USU Terhadap Kenaikan Harga Tiket Pesawat”. Sebuah studi deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui kepercayaan, sikap dan persepsi mahasiswa USU terhadap kenaikan harga tiket pesawat maskapai Lion Air rute domestik, serta mengetahui media apa yang digunakan untuk mengetahui informasi ini.

Teori yang dianggap relevan dalam penelitian ini adalah; Opini Publik, Komunikasi Massa, Media Massa, dan Transportasi. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 18.655 orang, penentuan sampel menggunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% sehingga diperoleh sampel sebanyak 99 orang. Adapun teknik analisis data yang dilakukan adalah analisis tabel tunggal dengan menggunakan IBM SPSS versi 22, yang kemudian dianalisis dan di interpretasikan. Hasil penelitian menunjukkan terjadi kenaikan harga tiket pesawat maskapai lion air rute domestik. Hasil analisis opini terhadap mahasiswa terlihat bahwa mahasiswa kurang percaya dengan beberapa faktor yang menjadi penyebab kenaikan harga tiket pesawat maskapai Lion Air dan mahasiswa kurang setuju dengan kenaikan harga tiket pesawat Lion Air. Mahasiswa Universitas Sumatera Utara memberikan opini negatif terhadap kenaikan harga tiket pesawat karena melebihi batas atas yang sudah diberikan oleh pemerintah. Mahasiswa menyatakan kenaikan harga tiket pesawat dapat merugikan banyak pihak seperti; pihak maskapai Lion Air, pihak industri pariwisata dan hal ini juga dapat mempengaruhi mahasiswa dalam menunda perjalanan. Mahasiswa Universitas Sumatera Utara mayoritas memilih media sosial sebagai media dalam memperoleh informasi tentang kenaikan harga tiket pesawat.

Kata kunci: Opini Publik, Tiket Pesawat, Lion Air

(11)

Ticket Prices". A quantitative descriptive study that aims to determine the beliefs, attitudes and perceptions of USU students on the increase in airline ticket prices for Lion Air domestic routes, and to find out what media are used to find out this information. The theory considered relevant in this study is;

Public Opinion, Mass Communication, Mass Media, and Transportation. The population in this study amounted to 18,655 people, determining the sample using the Taro Yamane formula with 10% precision so that a sample of 99 people was obtained. The data analysis technique performed is the analysis of a single table using IBM SPSS version 22, which is then analyzed and interpreted. The results of the study indicate that there is an increase in the price of airline tickets for Lion Air domestic routes. The results of the opinion analysis on students showed that students were less confident with several factors that caused the increase in airline ticket prices for Lion Air and students who did not agree with the increase in the price of Lion Air flight tickets.

University of North Sumatra students gave negative opinions on the increase in airplane ticket prices because they exceeded the upper limit already given by the government. Students stated that the increase in airplane ticket prices could harm many parties such as; the airline Lion Air, the tourism industry and this can also affect students in delaying travel. The majority of students from the University of North Sumatra chose social media as a media in obtaining information about rising flight ticket prices.

Keywords: Public Opinion, Flight Tickets, Lion Air

(12)

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... viii

ABSTRAK... ix

ABSTRACT... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Pembatasan Masalah... 13

1.3 Perumusan Masalah ... 13

1.4 Tujuan Penelitian ... 13

1.5 Manfaat Penelitian ... 14

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori ... 15

2.1.1 Opini Publik... 15

2.1.1.1 Unsur-unsur Opini Publik ... 17

2.1.1.2 Karakteristik Opini Publik ... 18

2.1.1.3 Faktor Pembentuk Opini Publik... 19

2.1.1.4 Fungsi Opini Publik ... 19

2.1.2. Komunikasi Massa ... 20

2.1.2.1 Fungsi Komunikasi Massa ... 24

2.1.3. Media Massa... 25

2.1.3.1 Efek Media Massa ... 27

2.1.4. Transportasi ... 27

2.1.4.1 Pesawat Udara... 30

2.1.4.2 Lion Air... 33

2.2 Kerangka Konsep ... 35

2.3 Defenisi Operasional ... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 38

3.1.1 Sejarah Universitas Sumatera Utara ... 38

3.1.2 Visi, Misi dan Tujuan ... 39

3.2 Metode Penelitian ... 40

3.3 Populasi dan Sampel... 41

3.3.1 Populasi ... 41

3.3.2 Sampel ... 43

3.3.3 Teknik Penarikan Sampel... 44

(13)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 48

4.1.1 Teknik Pengolahan Data... 49

4.2 Analisis Tabel Tunggal... 49

4.2.1 Karaktersistik Responden ... 50

4.2.2 Opini Mahasiswa Universitas Sumatera Utara terhadap Kenaikan Harga Tiket Pesawat Maskapai Lion Air Rute Domestik... 54

4.3 Pembahasan ... 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 83

5.2Saran ... 84

5.2.1 Saran Responden Penelitian ... 84

5.2.2 Saran Akademis... 84

5.2.3 Saran Praktis ... 85

DAFTAR REFERENSI ... 86 LAMPIRAN

(14)

No Judul Halaman

1.1 Jumlah Penumpang Pesawat Penerbangan Domestik ... 5

1.2 Maskapai Murah dengan Armada Terbanyak di Asia Tenggara...6

1.1 Jumlah Penumpang Pesawat Penerbangan Domestik ... 5

2.1 Kerangka Konsep ... 35

(15)

2.1 Operasional Variabel... 36

3.1 Populasi Mahasiswa USU Angkatan 2016,2017 dan 2018... 42

3.2 Distribusi Sampel ... 45

4.1 Jenis Kelamin ... 50

4.2 Suku ... 51

4.3 Fakultas ... 52

4.4 Angkatan ... 53

4.5 Dinamika Perkembangan Harga Tiket Pesawat ... 54

4.6 Media Informasi tentang Kenaikan Harga Tiket Pesawat... 55

4.7 Maskapai yang Menaikkan Harga Tiket Pesawat ... 56

4.8 Maskapai yang Sering Digunakan ... 57

4.9 Kenaikan Harga Tiket Pesawat Dipicu Oleh Dinamika Harga Avtur... 58

4.10 Kenaikan Harga Tiket Pesawat Dipicu Oleh Peningkatan Sistem Pelayanan ... 59

4.11 Kenaikan Harga Tiket Pesawat Dipicu Oleh Persaingan dengan Maskapai Penerbangan Lain ... 60

4.12 Kenaikan Harga Tiket Pesawat Dipicu Oleh Pemeliharaan Pesawat Maskapai ... 61

4.13 Kenaikan Harga Tiket Pesawat Sepadan dengan Kualitas Pelayanan bagi Konsumen ... 62

4.14 Sikap Terhadap Kenaikan Harga Tiket Pesawat Lion Air ... 63

4.15 Sikap terhadap Kenaikan Harga Tiket Pesawat Dipicu Dinamika Harga Avtur... 64

4.16 Sikap terhadap Kenaikan Harga Tiket Pesawat Dipicu Sistem Pelayanan bagi Konsumen ... 65

4.17 Sikap terhadap Kenaikan Harga Tiket Pesawat Dipicu Persaingan dengan Maskapai Lain ... 66

4.18 Sikap terhadap Kenaikan Harga Tiket Pesawat Dipicu Pemeliharaan Pesawat Maskapai ... 67

4.19 Penggunaan Maskapai Lion Air Setelah Kenaikan Harga Tiket Pesawat Rute Domestik... 68

4.20 Mengetahui Petisi Online tentang Ketidaksetujuan terhadap Kenaikan Harga Tiket Pesawat ... 69

4.21 Sikap terhadap Tanggapan Pemerintah tentang Petisi Online ... 70

4.22 Penilaian terhadap Kenaikan Harga Tiket Pesawat Melebihi Batas Atas ... 71

4.23 Pengaruh Kenaikan Harga Tiket Pesawat terhadap Maskapai Lain .... 72

4.24 Kenaikan Harga Tiket Pesawat Merugikan Pihak Bandara ... 73

4.25 Kenaikan Harga Tiket Pesawat Merugikan Pihak Maskapai Lion Air . 74 4.26 Kenaikan Harga Tiket Pesawat Merugikan Industri Pariwisata ... 75

4.27 Kenaikan Harga Tiket Pesawat Berpengaruh Menunda Perjalanan .... 76

(16)

1. Kuesioner Penelitian 2. Tabel Fortran Cobol

3. Tabel Hasil Data IBM SPSS 4. Lembar Catatan Bimbingan Skripsi 5. Biodata Peneliti

(17)

1.1 Latar Belakang Masalah

Opini publik adalah pengumpulan citra yang diciptakan oleh proses komunikasi. Sesuatu akan berbentuk abstrak atau konkret dan selalu berdimensi jamak karena adanya berbagai perbedaan penafsiran persepsi yang terjadi diantara peserta komunikasi (Olii, 2011:18). Hal-hal yang diutarakan merupakan sebab munculnya kontroversi terhadap isu-isu tertentu. Selanjutnya dikemukakan bahwa orang yang memiliki opini yang tegas berdasarkan alasan yang rasional yang diartikan sebagai dasar yang masuk akal dan dapat dimengerti oleh orang lain.

Emory Bogardus mengemukakan bahwa opini publik mempunyai tiga fungsi sebagai kekuatan dalam kehidupan sosial dan politik. Adapun fungsi tersebut yaitu, opini publik dapat memperkuat undang-undang dan peraturan- peraturan, sebab tanpa dukungan pendapat umum, undang-undang dan peraturan- peraturan itu tidak akan berjalan; opini publik merupakan pendukung moral dalam masyarakat; dan opini publik dapat menjadi pendukung eksistensi lembaga- lembaga sosial dan lembaga-lembaga politik (dalam Sastropoetro, 1990: 53).

Masyarakat mempunyai hak berpendapat dalam setiap kebijakan pemerintah dan pendapat ini dapat menjadi pertimbangan bagi pemerintah dan jajarannya untuk menetapkan suatu kebijakan dan memperbaiki kebijakan yang telah ditetapkan.

Terdapat tiga sebab yang menimbulkan adanya suatu perbedaan pendapat, yaitu,pertama perbedaan pandangan terhadap sebuah fakta maupun fenomena. Hal ini dapat disebabkan oleh perbedaan emosional, pengalaman, pengetahuan atau hal lainnya dalam setiap individu. Kedua, perbedaan perkiraan tentang cara-cara terbaik untuk mencapai tujuan. Setiap orang mempunyai cara tersendiri untuk mencapai tujuan masing-masing walaupun terkadang, terdapat tujuan yang sama pada individu-individu tertentu. Ketiga, perbedaan motif yang serupa guna mencapai tujuan. Motivasi setiap orang memiliki peran besar untuk menggunakan cara tertentu dalam mencapai tujuannya.

(18)

Gagasan yang dimiliki oleh setiap individu mengenai suatu hal dipengaruhi oleh lingkungannya, baik dari apa yang dilihat maupun apa yang didengar. Hal ini tidak lepas dari adanya proses komunikasi yang terjadi dalam masyarakat yang menyebabkan penyebaran informasi. Komunikasi dilakukan untuk menarik perhatian komunikan, menyampaikan pesan atau informasi kepada komunikan, dan mengusahakan agar pesan tersebut tersampaikan dengan baik.

Apabila pesan tersebut dapat dimengerti dan dipercaya oleh penerima, maka terbentuklah suatu gagasan atau yang disebut dengan opini. Opini ini akan mempengaruhi bagaimana persepsi seseorang terhadap suatu kejadian dan membentuk suatu penafsiran sesuai dengan apa yang dipahaminya. Opini yang ada timbul tidak memiliki batasan, opini akan terus berkembang mengikuti perkembangan zaman, karena opini dapat timbul dari berbagai aspek kehidupan manusia.

Opini publik dapat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang diakibatkan oleh era modernisasi. Modernisasi dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan atau transformasi ke arah yang lebih maju atau meningkat di berbagai aspek kehidupan manusia dengan harapan kehidupan manusia menjadi lebih baik. Menurut J.W.Schrool, modernisasi merupakan penerapan pengetahuan ilmiah pada semua kegiaatan, bidang kehidupan dan aspek kemasyarakatan.

Aspek yang paling menonjol dalam proses modernisasi adalah perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi (dalam Juju, 2006: 33). Seiring dengan arus modernisasi, ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang dan menunjukkan kemajuan yang pesat. Berbagai kemudahan diperlihatan dari perkembangan teknologi baik dalam pemenuhan kebutuhan informasi maupun pemenuhan aspek lainnya.

Salah satu perkembangan teknologi adalah perkembangan telepon genggam yang awalnya merupakan sebuah alat komunikasi nirkabel berkembang menjadi alat komunikasi yang multifungsi yang dapat digunakan kapanpun dan dimanapun. Hal ini mempermudah masyarakat dalam melakukan proses komunikasi. Proses komunikasi sendiri bersifat dinamis dimana komunikasi merupakan aktivitas orang-orang yang berlangsung terus menerus dari generasi ke generasi dan mengalami perubahan pola, pesan dan saluran. Hal ini dikarenakan

(19)

oleh adanya pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perkembangan ekonomi dan lainnya. Budaya komunikasi manusia yang dahulu terus menerus diperbaharui mengikuti perkembangan teknologi yang semakin berkembang dan maju (Lubis, 2016: 44).

Perkembangan teknologi berevolusi dengan cepat dan memperlihatkan daya tarik tersendiri pada penggunanya. Hal ini diiringi dengan tingkat perekonomian yang meningkat dan mendorong manusia untuk melakukan mobilisasi dengan banyak berpergian dari satu tempat ke tempat lain menggunakan pesawat. Perkembangan teknologi tidak memandang usia, anak muda maupun orang tua kini sudah tidak asing lagi dengan teknologi dalam kehidupannya. Sebuah produk dari teknologi membutuhkan kesiapan dalam menggunakan produk tersebut. Perkembangan teknologi juga bersifat dinamis dan bermanfaat bagi berbagai sarana modern industri, komunikasi serta transportasi.

Transportasi menjadi alat vital atas perkembangan manusia dan dunia, baik dalam pemerataan penduduk, pembangunan ekonomi serta pertumbuhan industrialisasi.

Transportasi merupakan pendukung setiap kegiatan manusia yang terkait mobilisasi yang tinggi barang maupun manusia dalam kehidupan. Dengan adanya transportasi membuka semua kemudahan dan membuat sebuah peradaban baru yang lebih canggih dan modern. Transportasi berdasarkan moda (jenis angkutannya) dibedakan menjadi transportasi darat, air, dan udara. Moda transportasi udara atau yang lebih dikenal dengan transportasi penerbangan merupakan model transportasi yang memakai moda pesawat.

Kondisi geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak pulau-pulau membutuhkan transportasi penerbangan yang efektif dan efisien. Hal ini menjadikan transportasi penerbangan salah satu yang sangat dibutuhkan. Rustian (2006: 75) menjelaskan dalam perkembangannya saat ini industri pesawat terbang adalah sarana transportasi jarak jauh yang terbukti sangat diminati oleh masyarakat pada masa ini, karena dapat menghemat waktu untuk jarak tempuh yang sama dengan moda transportasi lainnya. Disamping cepat, sarana pembelian dan harga tiket pesawat juga terjangkau. Sangat banyak orang yang melakukan perjalanan keluar kota menggunakan pesawat udara, baik

(20)

itu dengan tujuan berwisata di Indonesia karena Indonesia memiliki banyak destinasi wisata yang indah untuk dinikmati, maupun perjalanan bisnis serta kepentingan lainnya.

Adanya Keputusan Menteri No. 11 Tahun 2001 tentang penyelenggaraan angkutan udara mengubah secara signifikan kebijakan nasional dalam penyelenggaraan angkutan udara. Dengan keputusan tersebut, pemerintah mengubah jenjang tahapan pemberian izin yang diterbitkan untuk kegiatan transportasi penerbangan komersial (angkutan udara niaga), yang meliputi daerah operasi, rute dan pengaturan kapasitas yang semakin terbuka sehingga menjadikan pertumbuhan industri moda transportasi udara semakin meningkat (http://jdih.dephub.go.id/).

Seiring perubahan peraturan tersebut, memunculkan maskapai-maskapai yang memiliki tarif yang bersaing. Menjamurnya maskapai penerbangan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir di satu sisi memberikan implikasi positif bagi masyarakat pengguna jasa penerbangan, yaitu memberikan banyak pilihan atas operator penerbangan dengan berbagai ragam pelayanannya. Dampak dari banyaknya pilihan terhadap operator penerbangan menciptakan iklim yang kompetitif antara satu maskapai penerbangan dengan maskapai penerbangan lainya yang pada akhirnya berimbas pada dikeluarkan tiket murah yang banyak diminati oleh masyarakat secara antusias. Harga tiket rendah (low price) telah memberikan dampak positif dan dampak negitif. Dampak positif telah menimbulkan kompetisi. Kompetisi ini pada sisi lain juga menimbulkan dampak negatif yang berdampak pada kualitas layanan, khususnya layanan atas perawatan pesawat. Fakta menunjukan akibat buruknya kualitas pelayanan sering terjadi kecelakaan pesawat terbang. Sebagai contoh jika maskapai Garuda Indonesia memiliki tarif yang cukup tinggi dengan fasilitas yang ditawarkan. Maskapai lainnya seperti Lion Air yang memilki tarif yang berada dibawah tarif Garuda Indonesia.

Menurut Suharto Abdul Majid (2009: 29), pada kasus penerbangan di Indonesia, terdapat empat hal yang menonjol, berkaitan dengan alasan orang melakukan penerbangan sebagai cerminan apa yang diinginkan atau diharapkan

(21)

konsumen, yaitu tepat waktu, harga tiket terjangkau atau murah, kenyamanan terjamin, dan pelayanan yang memuaskan. Industri Penerbangan di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat pesat beberapa tahun terakhir, terlihat dengan pertumbuhan penumpang setiap tahunnya. Perkembangan industri penerbangan juga dapat dilihat dari bertumbuhnya jumlah maskapai penerbangan yang ada di Indonesia. Badan Pusat Statistik mencatat jumlah penumpang pesawat udara untuk penerbangan domestik pada Oktober 2018 meningkat 6,85% menjadi 8,11 juta orang dan juga tumbuh 7,85% dibanding Oktober tahun sebelumnya.

Demikian pula secara kumulatif periode Januari-Oktober tahun 2018 tumbuh 6,98% menjadi 78,63 juta orang dibanding periode yang sama 2017.

Gambar 1.1

Jumlah Penumpang Pesawat Penerbangan Domestik (sumber: https://databoks.katadata.co.id/datapublish)

Pertumbuhan di industri penerbangan membuat persaingan antara maskapai penerbangan semakin ketat. Baik dalam peningkatan jumlah pelanggan ataupun mempertahankan pelanggan yang sudah ada. Salah satu perusahaan penerbangan yang tergolong familiar adalah PT. Lion Mentari Airlines yang beroperasi sebagai maskapai Lion Air. Lion Air merupakan maskapai penerbangan swasta nasional asal Indonesia yang secara hukum didirikan pada tanggal 15 November 1999 dan mulai beroperasi pertama kali pada tanggal 30 konsumen, yaitu tepat waktu, harga tiket terjangkau atau murah, kenyamanan terjamin, dan pelayanan yang memuaskan. Industri Penerbangan di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat pesat beberapa tahun terakhir, terlihat dengan pertumbuhan penumpang setiap tahunnya. Perkembangan industri penerbangan juga dapat dilihat dari bertumbuhnya jumlah maskapai penerbangan yang ada di Indonesia. Badan Pusat Statistik mencatat jumlah penumpang pesawat udara untuk penerbangan domestik pada Oktober 2018 meningkat 6,85% menjadi 8,11 juta orang dan juga tumbuh 7,85% dibanding Oktober tahun sebelumnya.

Demikian pula secara kumulatif periode Januari-Oktober tahun 2018 tumbuh 6,98% menjadi 78,63 juta orang dibanding periode yang sama 2017.

Gambar 1.1

Jumlah Penumpang Pesawat Penerbangan Domestik (sumber: https://databoks.katadata.co.id/datapublish)

Pertumbuhan di industri penerbangan membuat persaingan antara maskapai penerbangan semakin ketat. Baik dalam peningkatan jumlah pelanggan ataupun mempertahankan pelanggan yang sudah ada. Salah satu perusahaan penerbangan yang tergolong familiar adalah PT. Lion Mentari Airlines yang beroperasi sebagai maskapai Lion Air. Lion Air merupakan maskapai penerbangan swasta nasional asal Indonesia yang secara hukum didirikan pada tanggal 15 November 1999 dan mulai beroperasi pertama kali pada tanggal 30 konsumen, yaitu tepat waktu, harga tiket terjangkau atau murah, kenyamanan terjamin, dan pelayanan yang memuaskan. Industri Penerbangan di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat pesat beberapa tahun terakhir, terlihat dengan pertumbuhan penumpang setiap tahunnya. Perkembangan industri penerbangan juga dapat dilihat dari bertumbuhnya jumlah maskapai penerbangan yang ada di Indonesia. Badan Pusat Statistik mencatat jumlah penumpang pesawat udara untuk penerbangan domestik pada Oktober 2018 meningkat 6,85% menjadi 8,11 juta orang dan juga tumbuh 7,85% dibanding Oktober tahun sebelumnya.

Demikian pula secara kumulatif periode Januari-Oktober tahun 2018 tumbuh 6,98% menjadi 78,63 juta orang dibanding periode yang sama 2017.

Gambar 1.1

Jumlah Penumpang Pesawat Penerbangan Domestik (sumber: https://databoks.katadata.co.id/datapublish)

Pertumbuhan di industri penerbangan membuat persaingan antara maskapai penerbangan semakin ketat. Baik dalam peningkatan jumlah pelanggan ataupun mempertahankan pelanggan yang sudah ada. Salah satu perusahaan penerbangan yang tergolong familiar adalah PT. Lion Mentari Airlines yang beroperasi sebagai maskapai Lion Air. Lion Air merupakan maskapai penerbangan swasta nasional asal Indonesia yang secara hukum didirikan pada tanggal 15 November 1999 dan mulai beroperasi pertama kali pada tanggal 30

(22)

merupakan maskapai penerbangan berbiaya rendah dengan mengusung slogan “We Make People Fly”. Melalui hal ini Lion Air mencoba mewujudkan dan merubah stigma masyarakat bahwa siapapun bisa terbang bersama Lion Air dengan tetap mengedepankan aspek keselamatan, keamanan, dan kualitas penerbangan (www.lionair.co.id/). Lion Air Indonesia memimpin maskapai berbiaya murah (LCC/ Low Cost Carrier) dan memiliki jumlah armada pesawat terbanyak di kawasan Asia Tenggara pada tahun 2017. Data Capa Aviation pada awal Januari 2017 menyebutkan bahwa jumlah armada Lion Air 113 pesawat, mengalahkan Air AirAsia Malaysia maupun AirAsia Thailand.

Gambar 1.2

Maskapai Murah dengan Armada Terbanyak di Asia Tenggara (sumber: https://databoks.katadata.co.id/datapublish)

Lion air terbukti menjadi maskapai dengan biaya murah dalam melakukan perjalanan. Sebagai contoh, harga tiket asal Medan tujuan Jakarta bertarif sekitar 700 ribu rupiah. Dibandingkan menggunakan maskapai Garuda Indonesia dengan destinasi yang sama akan bertarif sekitar 1,5 juta rupiah. Perbandingan lainnya dapat dilihat melalui tarif destinasi Banda Aceh asal Medan berkisar 400 ribu rupiah jika menggunakan maskapai Lion Air. Namun jika menggunakan maskapai Citilink akan mencapai sekitar 500 hingga 700 ribu rupiah. Hal ini merujuk pada merupakan maskapai penerbangan berbiaya rendah dengan mengusung slogan “We Make People Fly”. Melalui hal ini Lion Air mencoba mewujudkan dan merubah stigma masyarakat bahwa siapapun bisa terbang bersama Lion Air dengan tetap mengedepankan aspek keselamatan, keamanan, dan kualitas penerbangan (www.lionair.co.id/). Lion Air Indonesia memimpin maskapai berbiaya murah (LCC/ Low Cost Carrier) dan memiliki jumlah armada pesawat terbanyak di kawasan Asia Tenggara pada tahun 2017. Data Capa Aviation pada awal Januari 2017 menyebutkan bahwa jumlah armada Lion Air 113 pesawat, mengalahkan Air AirAsia Malaysia maupun AirAsia Thailand.

Gambar 1.2

Maskapai Murah dengan Armada Terbanyak di Asia Tenggara (sumber: https://databoks.katadata.co.id/datapublish)

Lion air terbukti menjadi maskapai dengan biaya murah dalam melakukan perjalanan. Sebagai contoh, harga tiket asal Medan tujuan Jakarta bertarif sekitar 700 ribu rupiah. Dibandingkan menggunakan maskapai Garuda Indonesia dengan destinasi yang sama akan bertarif sekitar 1,5 juta rupiah. Perbandingan lainnya dapat dilihat melalui tarif destinasi Banda Aceh asal Medan berkisar 400 ribu rupiah jika menggunakan maskapai Lion Air. Namun jika menggunakan maskapai Citilink akan mencapai sekitar 500 hingga 700 ribu rupiah. Hal ini merujuk pada merupakan maskapai penerbangan berbiaya rendah dengan mengusung slogan “We Make People Fly”. Melalui hal ini Lion Air mencoba mewujudkan dan merubah stigma masyarakat bahwa siapapun bisa terbang bersama Lion Air dengan tetap mengedepankan aspek keselamatan, keamanan, dan kualitas penerbangan (www.lionair.co.id/). Lion Air Indonesia memimpin maskapai berbiaya murah (LCC/ Low Cost Carrier) dan memiliki jumlah armada pesawat terbanyak di kawasan Asia Tenggara pada tahun 2017. Data Capa Aviation pada awal Januari 2017 menyebutkan bahwa jumlah armada Lion Air 113 pesawat, mengalahkan Air AirAsia Malaysia maupun AirAsia Thailand.

Gambar 1.2

Maskapai Murah dengan Armada Terbanyak di Asia Tenggara (sumber: https://databoks.katadata.co.id/datapublish)

Lion air terbukti menjadi maskapai dengan biaya murah dalam melakukan perjalanan. Sebagai contoh, harga tiket asal Medan tujuan Jakarta bertarif sekitar 700 ribu rupiah. Dibandingkan menggunakan maskapai Garuda Indonesia dengan destinasi yang sama akan bertarif sekitar 1,5 juta rupiah. Perbandingan lainnya dapat dilihat melalui tarif destinasi Banda Aceh asal Medan berkisar 400 ribu rupiah jika menggunakan maskapai Lion Air. Namun jika menggunakan maskapai Citilink akan mencapai sekitar 500 hingga 700 ribu rupiah. Hal ini merujuk pada

(23)

Peraturan Menteri No.14 Tahun 2016 yang telah menetapkan batas atas dan batas bawah tarif tiket pesawat, dimana tarif batas atas adalah harga jasa tertinggi/

maksimum yang diizinkan diberlakukan oleh badan usaha angkutan udara niaga berjadwal, yang dihitung berdasarkan tarif komponen jarak. Sedangkan tarif batas bawah adalah harga jasa terendah/ minimum yang diizinkan diberlakukan oleh badan usaha angkutan udara niaga berjadwal.

Batasan atas tarif yang ditetapkan Menteri Perhubungan dengan rute Medan-Padang adalah Rp1.555.000 dan batasan bawah senilai Rp467.000.

Sedangkan tarif yang ditetapkan oleh Maskapai Lion Air paling murah senilai Rp710.000 dan yang paling mahal adalah Rp1.958.000. Hal ini menunjukkan harga yang ditawarkan oleh Maskapai Lion Air melewati batas atas yang telah ditetapkan Menteri Perhubungan. Hal ini juga terjadi pada rute Jakarta-Pontianak dengan batas atas yang ditetapkan oleh Menteri Perhubungan Rp2.054.000 dan batas bawah Rp616.000. Sedangkan Maskapai Lion Air menawarkan harga tiket paling murah senilai Rp972.000 dan paling mahal Rp3.089.000. Maskapai Lion Air juga menawarkan harga tiket pesawat yang masih diantara batas atas dan bawah. Sebagai contoh Rute Jakarta- Padang dengan batas atas Rp2.608.000 dan batas bawah Rp782.000. Maskapai Lion Air menawarkan tiket paling murah senilai Rp1.159.000 dan paling mahal Rp2.374.000.

Kenaikan tarif tiket pesawat yang terjadi di Indonesia menuai tanggapan dari beberapa pihak, salah satunya adalah tanggapan dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Tanggapan ini dilansir pada berita online tribunnews.com yang berjudul “Jokowi Kaget Harga Tiket Pesawat Melonjak Tinggi” pada 12 Februari 2019. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku kaget dengan harga tiket maskapai penerbangan nasional mengalami kenaikan signifikan. Mahalnya harga tiket maskapai nasional, seperti Garuda Indonesia karena harga avtur yang dijual Pertamina lebih mahal dari harga internasional.

Melihat kondisi tersebut, Jokowi pun akan memanggil Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati untuk meminta kejelasan terkait harga avtur, dimana saat ini terjadi tindakan monopoli. Dalam kesempatan itu, Jokowi juga menyampaikan jika nantinya Pertamina tidak bisa menyesuaikan harga avtur di dalam negeri

(24)

seperti harga internasional, maka akan diberikan izin perusahaan lain untuk dapat menjual avtur di Indonesia (www.tribunnews.com).

Tanggapan lainnya dari Kementrian Perhubungan Indonesia, Budi Karya Sumadi yang mengatakan kenaikan harga tiket pesawat masih berada di bawah tarif batas atas. Ia menilai, justru harga tiket pesawat tengah kembali ke level normal, lantaran beberapa tahun terakhir terjadi perang harga antar maskapai penerbangan. Budi Karya mengakui bahwa kenaikan harga tiket pesawat memang dikeluhkan masyarakat. Kendati demikian pihaknya juga menilai perlu memperhatikan keberlangsungan industri penerbangan. Sebab, perang harga tak bisa terus dilakukan oleh maskapai. Dia bahkan menyatakan, akibat perang harga di beberapa negara bahkan banyak industri penerbangan yang mengalami kebangkrutan. Karena itu, dirinya bahkan meminta masyarakat untuk memaklumi soal kenaikan harga tersebut, di samping juga Kemenhub meminta maskapai tak menaikkan terlalu tinggi (www.ekbis.sindonews.com)

Sebagai maskapai yang tergolong baru dibanding dengan beberapa maskapai lain, Lion Air sudah menunjukkan banyak peningkatan. Dalam Kurun waktu 18 tahun terakhir, Lion Air telah mampu memuncaki posisi pertama sebagai maskapai pilihan utama pelanggan pasar domestik Indonesia. Namun Lion Air sebagai perusahaan jasa penerbangan yang menguasai pasar domestik di Indonesia masih memiliki kekurangan dan masalah. Salah satu masalah yang paling muncul dalam pemberitaan yakni masalah kualitas pelayanan yang dimiliki oleh Lion Air. Hal ini dapat dilihat dari berbagai keluhan yang disampaikan oleh pelanggan mengenai kualitas pelayanan yang diberikan Lion Air, terutama kasus penundaan keberangkatan (delay) dan keamanan bagasi.

Salah satu masalah yang menimpa Maskapai Lion Air adalah jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 di Pangkal Pinang pada tanggal 29 Oktober 2018, misteri penyebab jatuhnya Lion Air rute Jakarta- Pangkalpinang itu mulai terkuak. Meski belum seluruhnya, data FDR menunjukkan, pesawat sudah mengalami kerusakan dalam empat penerbangan terakhirnya, termasuk kecelakaan pada 29 Oktober 2018. Kerusakan diketahui

(25)

terjadi pada penunjuk kecepatan atau air speed indicator yang rusak (www.ekonomi.kompas.com).

Lion Air kembali terbelit masalah, pesawat Lion Air JT 030 rute Jakarta- Denpasar yang dijadwalkan terbang pukul 06.10 WIB tanggal 20 Maret 2018 mengalami keterlambatan. Akibatnya calon penumpang menumpuk di Bandara Soekarno-Hatta. Petugas Lion Air di Gate B3 mengatakan, informasi dari bagian operasional bahwa pesawat tidak bisa diberangkatkan karena alasan teknis (www.merdeka.com).

Kasus delay lainnya dari pesawat Lion Air ini kembali terjadi, pada tanggal 1 November 2018, pesawat Lion Air JT 130 rute Padang-Medan delay sekitar 9 jam. Lion Air JT 130 sedianya berangkat pada pukul 10.40 WIB.

Namun, hingga pukul 16.00 WIB, pesawat tak kunjung berangkat. Sekitar pukul 19.00 WIB atau setelah 8 jam delay, pesawat itu dinyatakan tak bisa terbang dan dijanjikan pesawat pengganti. Para penumpang sebelumnya dijanjikan oleh petugas Lion Air akan berangkat dengan pesawat pengganti dari Batam. Tetapi pesawat dari Batam batal mendarat akibat cuaca buruk. Penumpang pun diberangkatkan menggunakan pesawat pengganti dari Jakarta (www.news.detik.com).

Dari beberapa kasus, terlihat bahwa maskapai Lion Air sering terkena kasus delay. Kasus delay ini menjadi contoh dari beberapa kejadian delay yang pernah terjadi. Terlihat betapa kurang memuaskan layanan dari maskapai ini.

Baru-baru ini di media massa memberitakan maskapai menaikkan harga tiket pesawat, salah satunya adalah maskapai Lion Air. Dalam berita yang dimuat CNN pada tanggal 1 November 2018, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan mempercepat penetapan kenaikan tarif batas bawah penerbangan kelas ekonomi. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan kebijakan tersebut dilakukan untuk menjaga kesehatan keuangan maskapai di tengah kenaikan kurs dolar AS dan harga avtur dan demi mencegah berulangnya kasus kecelakaan Lion Air. INACA (Indonesia National Air Carrier Association) mengakui rata-rata kenaikan harga tiket pesawat mencapai 40 persen-120 persen

(26)

sejak momen Natal 2018 dan Tahun Baru 2019. Sempat diberitakan bahwa harga tiket sudah mulai menurun, namun hingga saat ini jika dicek harga tiket yang ada belum mengalami penurunan dan masih diangka yang tinggi. Terlebih pada rute domestik di Indonesia, para penumpang yang kini ingin melakukan perjalanan rute domestik lebih memilih menggunakan jalur internasional atau transit di Bandara Kuala Lumpur Malaysia dikarenakan harga yang lebih murah (www.cnnindonesia.com).

Dari berbagai kasus yang melibatkan Lion Air, kasus kenaikan harga tiket pesawat ini yang paling menarik perhatian. Lion Air yang mengusung maskapai penerbangan berbiaya rendah pun menjadi perbincangan di masyarakat karena menjadi salah satu maskapai yang menaikkan harga tiket pesawat bahkan 3 kali lipat dari harga normal. Belum lagi Lion Air membuat kebijakan bagasi berbayar.

Kebijakan bagasi berbayar yang diterapkan oleh maskapai Lion Air ini kemudian diikuti oleh maskapai lainnya. Adapun perubahan yang terjadi menjadi pertimbangan juga jika ingin berpergian menggunakan pesawat. Karena jika biasanya terdapat bagasi gratis bagi penumpang namun hal ini sudah tidak diberlakukan lagi. Berdasarkan penjelasan ini alasan peneliti dalam memilih Maskapai Lion Air sebagai objek penelitian, karena Maskapai Lion Air merupakan pemicu awal kenaikan tiket pesawat dan diberlakukannya kebijakan bagasi berbayar. Di negara kepulauan seperti Indonesia, tentu maskapai penerbangan berperan penting dalam perkembangan dan kemajuan negara. Tetapi dengan kenaikan harga tiket pesawat tentunya hal ini akan mencekik masyarakat Indonesia yang akan bepergian menggunakan pesawat. Pemberitaan secara terus menerus akan memunculkan opini dalam masyarakat.

Istilah opini publik digunakan untuk menandakan setiap pengumpulan pendapat dari masyarakat. Opini merupakan ekspresi dari sikap pada topik tertentu. Opini memiliki tiga komponen, yakni kepercayaan, nilai dan pengharapan (Nimmo, 2010: 10). Banyak cara yang dilakukan untuk membentuk sebuat opini. Jika sebuah opini disampaikan secara terus menerus, maka akan tercipta gambaraan yang jelas mengenai suatu masalah. Pembentukan opini didukung melalui media baru yaitu media massa yang semakin memudahkan

(27)

mendapatkan informasi terbaru. Media massa memiliki peran penting dalam membentuk opini publik. Munculnya media massa menjadi kontrol sosial dalam informasi yang diberikan. Pemberitaan yang disampaikan secara terus menerus melalui media massa akan menimbulkan persepsi atau pandangan individu terhadap suatu kejadian dan akan membentuk suatu opini publik.

Dalam kasus ini, banyak opini yang muncul ,salah satunya adalah sebuah petisi daring change.org yang berjudul “Turunkan Harga Tiket Pesawat Domestik Indonesia”. Petisi itu sudah ditandatangani 295.194 orang saat dilihat oleh peneliti pada tanggal 2 Februari 2019. Change.org (petisi online) adalah salah satu bentuk wadah dimana siapa saja dan dimana saja bisa memberikan pendapat tentang suatu masalah dalam pemerintahan sehingga meminta pemerintah mengambil tindakan terhadap permasalahan yang terjadi. Melalui petisi ini, masyarakat menyampaikan opini mereka secara online (www.change.org).

Kenaikan harga tiket pesawat kini memperlihatkan dampak yang meluas.

Belum lagi ditambah kebijakan bagasi berbayar Lion Air, maka jumlah penumpang menurun drastis. Di Bandara Kualanamu, Kabupaten Deli Serdang, jumlah penerbangan dan penumpang mengalami penurunan yang sangat signifikan. Dari data yang dihimpun, Januari 2019 Kualanamu mengalami penurunan penumpang sebanyak 189.762 dibanding periode yang sama tahun lalu. Dari sisi penerbangan jumlahnya mencapai 1.734 penerbangan. Selain itu, hampir 2 ribu penerbangan dari Kualanamu dibatalkan. Persisnya sebanyak 1.904 penerbangan. Biasanya, ada 230 penerbangan dari Kualanamu. Sejak harga tiket meroket, hanya 172 penerbangan per hari dari bandara internasional tersebut (www.jawapos.com).

Pada hari Kamis (7/2/2019) tercatat ada 14 pembatalan penerbangan yang dilakukan oleh beberapa maskapai di Bandara Hang Nadim Batam. Diantaranya adalah maskapai penerbangan Lion Air dengan sembilan penerbangan, Wings Air dengan tiga penerbangan, Garuda satu penerbangan, dan Citilink dengan satu penerbangan (www.batam.tribunnews.com).

(28)

Bukan hanya ke bandara, harga tiket pesawat mahal dan bagasi berbayar juga berimbas ke penghasilan porter serta memukul sektor pariwisata. Salah satu yang mengeluh adalah Kepala Dinas Pariwisata Kota Padang, Medi Iswandi.

Selama ini, Padang dikenal sebagai salah satu destinasi yang banyak diminati oleh para pelancong dan wisatawan. Namun, kenaikan tiket pesawat ternyata menurunkan jumlah wisatawan yang datang ke Padang. Tak hanya Kota Padang, beberapa kota yang terkenal memiliki destinasi favorit juga mengalami hal serupa (www.boombastis.com).

Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 14 Tahun 2016 tentang Mekanisme Formulasi Perhitungan Dan Penetapan Tarif Batas Atas Dan Batas Bawah Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga berjadwal Dalam Negeri pada pasal 7 ayat (2), kenaikan tarif tiket pesawat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu adanya perubahan harga avtur dan perubahan nilai tukar rupiah.

Sementara untuk besaran tarif berdasarkan kelompok pelayanan diatur dalam pasal 5 ayat (2) yakni penerapan tarif 100% dari tarif maksimum untuk badan usaha angkutan udara yang memberikan pelayanan dengan standar maksimum (full service), penerapan tarif setinggi- tingginya 90% dari tarif maksimum untuk pelayanan standar menengah (medium service), dan penerapan tarif setinggi- tingginya 85% dari tarif maksimum untuk pelayanan standar minimum (no frills service) (www.jdih.dephub.go.id ).

Kenaikan harga tiket ini sudah menyebar di kalangan masyarakat.

Informasi terbaru semakin cepat diterima oleh masyarakat, tidak terkecuali mahasiswa sebagai pengguna dari jasa transportasi pesawat terbang. Banyak mahasiswa di Universitas Sumatera Utara tidak berasal dari Medan dan bahkan dari luar pulau Sumatera. Mahasiswa sebagai insan akademis tentu lebih responsif terhadap isu-isu atau permasalahan yang sedang terjadi di lingkungan sekitar.

Sebagai insan pemikir independen mahasiswa tentunya memiliki sikap yang kritis serta rasa kepedulian yang tinggi terhadap suatu permasalahan terutama yang menyangkut kepentingan masyarakat luas.

(29)

Berdasarkan pemaparan tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian tentang Opini Mahasiswa USU terhadap Kenaikan harga tiket pesawat Maskapai Lion Air rute domestik.

1.2 Pembatasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup penelitian terlampau luas, maka diperlukan adanya pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif yang hanya memaparkan atau menggambarkan situasi atau peristiwa, tidak mencari tahu atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.

2. Mahasiswa Universitas Sumatera Utara Strata 1 (S1) angkatan 2016 ,2017 dan 2018 yang sedang aktif mengikuti perkuliahan.

3. Menyoroti kenaikan harga tiket pesawat Maskapai Lion Air dengan rute domestik.

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dirumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimana Opini Mahasiswa Universitas Sumatera Utara terhadap Kenaikan Harga Tiket Pesawat Maskapai Lion Air Rute Domestik?”

1.4 Tujuan Penelitian

Suatu penelitian pasti memiliki tujuan tertentu yang harus dicapai peneliti.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui belief mahasiswa Universitas Sumatera Utara terhadap kenaikan harga tiket pesawat Lion Air.

2. Untuk mengetahui bagaimana attitude mahasiswa terhadap kenaikan harga tiket pesawat Lion Air.

3. Untuk mengetahui bagaimana perception mahasiswa terhadap kenaikan harga tiket pesawat Lion Air.

4. Untuk mengetahui media apa yang digunakan mahasiswa dalam mendapatkan

(30)

5. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan akibat kenaikan harga tiket pesawat.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan pengetahuan dan memperluas penelitian komunikasi serta pengalaman khususnya bagi mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP USU.

2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan dan pengetahuan peneliti maupun mahasiswa lainnya mengenai opini konsumen terhadap kenaikan harga tiket pesawat maskapai lion air rute domestik.

3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada pihak- pihak yang terkait dengan masalah transportasi udara.

(31)

2.1 Kerangka Teori

Setiap penelitian memerlukan teori sebagai landasan kerangka berpikir yang mendukung secara sistematis. Teori berguna menjadi titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti masalah. Fungsi teori sendiri adalah untuk menerangkan, meramalkan, memprediksi, dan menemukan keterpautan fakta-fakta yang ada secara sistematis (Effendy, 2004: 224).

Kerangka teori adalah kemampuan seorang peneliti dalam mengaplikasikan pola berpikirnya dalam menyusun secara sistematis teori-teori yang mendukung permasalahan penelitian. Setiap penelitian memerlukan teori sebagai landasan kerangka berpikir yang mendukung masalah secara sistematis.

Kerlinger (dalam Kristanto, 2018: 47) menyebutkan teori adalah terdiri berbagai definisi, konsep, serta di dalamnya memberikan sajian berupa pandangan yang terstruktur fenomena yakni dengan membuktikan interaksi antara satu variabel terhadap variabel yang lainnya dengan memiliki tujuan untuk menyebutkan dan meramalkan dari fenomena tersebut. Untuk itu, sebuah kerangka teori perlu disusun sebagai pokok pikiran yang akan menggambarkan penelitian yang akan dibahas. Adapun teori-teori yang dianggap relevan dan digunakan dalam penelitian ini adalah Opini Publik, Komunikasi Massa, Media Massa, dan Transportasi.

2.1.1 Opini Publik

Opini berasal dari kata Latin, yaitu opinari yang memiliki arti menduga atau berpikir. Opini muncul sebagai bagian dari hasil pembicaraan tentang fenomena yang kontroversial, yang akan menimbulkan pendapat yang berbeda- beda. Sedangkan fakta yang ada berhubungan dengan kenyataan yang diterima secara umum, karena opini merupakan ekspresi dari sikap, maka sikap dapat dipahami sebagai attitude. Suatu sikap menurut Cultip dan Center (dalam Sastropoetro, 1990: 41) adalah kecenderungan dalam memberikan respon

(32)

terhadap sebuah masalah atau situasi tertentu. Opini dapat pula dinyatakan melalui perilaku, bahasa tubuh, raut wajah, dan simbol-simbol tertulis.

Publik ialah kesatuan banyak yang bukan berdasarkan interaksi perseorangan, tetapi atas dasar reaksi terhadap stimuli yang sama. Publik melakukan interaksi secara tidak langsung melalui alat-alat komunikasi, pembicaraan pribadi yang berantai, desas-desus, surat kabar, radio, televisi, dan film. Alat-alat penghubung ini memungkinkan publik mempunyai pengikut yang lebih luas dan lebih besar jumlahnya (Olii, 201: 21). Ada beberapa karakter yang menyatakan bahwa suatu kelompok disebut publik, yaitu :

1. Satu kelompok yang tidak merupakan kesatuan (kelompok tidak teratur).

2. Interaksi terjadi secara tidak langsung, biasanya melalui media massa.

3. Perilaku publik didasarkan pada perilaku individu.

4. Tidak saling mengenal satu sama lain (anonim) dan terdiri dari berbagai lapisan masyarakat (heterogen).

5. Mempunyai minat yang sama terhadap satu masalah.

6. Minat yang sama belum tentu mempunyai opini yang sama terhadap suatu masalah.

7. Berusaha untuk mengetahui masalah tersebut.

8. Adanya diskusi sosial, karena itu publik ada kecenderungan untuk berpikir secara rasional.

Menurut Walter Lippmann secara spesifik menggambarkan opini publik sebagai Opini Umum dengan huruf besar yaitu gambar-gambar yang digerakkan oleh sekelompok orang atau oleh pribadi yang bertindak atas nama kelompok. Di mana gambaran-gambaran dunia di luar diri kita itu berhubungan dengan tingkah laku sesama, sejauh tingkah laku mereka itu menyangkut diri kita, tergantung pada kita, atau menarik perhatian kita, disebut sebagai urusan masyarakat umum (Lippmann, 1998: 26).

Opini publik, sebagaimana yang disimpulkan oleh Arifin (2003: 17) adalah sebagai berikut:

1. Opini Publik adalah pendapat, sikap, perasaan, ramalan, pendirian, dan harapan rata-rata individu kelompok dalam masyarakat, tentang sesuatu hal yang berhubungan dengan kepentingan umum atau persoalan-persoalan sosial.

2. Opini publik adalah hasil interaksi, diskusi atau penilaian sosial antar individu tersebut yang berdasarkan pertukaran-pertukaran pikiran yang sadar

(33)

3. Isu atau masalah yang didiskusikan adalah hasil dari apa yang disajikan oleh media massa (baik media cetak atau media elektronik).

4. Opini publik hanya dapat berkembang pada negara-negara yang menganut paham demokrasi. Dalam negara tersebut akan memberikan kebebasan kepada warganya untuk menyatakan pendapat dan sikapnya, baik lisan maupun tulisan.

Dalam proses pembentukannya, opini ditandai dengan adanya respon aktif setelah dari masyarakat setelah munculnya fenomena. Respon sendiri dapat terdiri atas tiga komponen yakni keyakinan, nilai-nilai, dan ekspektasi perorangan (Nasution, 1990: 91). Komponen ini akan mempengaruhi bagaimana pandangan atau opini yang tercipta di masyarakat.

2.1.1.1 Unsur- Unsur Opini Publik

Menurut R.P. Abelson (dalam Pudjiastuti, 2016: 83) memahami opini seseorang bukanlah hal yang mudah, karena mempunyai kaitan erat dengan unsur- unsur yang terdapat di opini publik. Adapun unsur-unsur dari opini publik yaitu:

1. Belief (kepercayaan tentang sesuatu), kepercayaan terhadap sesuatu hal.

Misalnya masyarakat akan percaya terhadap berita yang disampaikan oleh media massa.

2. Attitude (apa yang sebenarnya dirasakan seseorang), apa yang sebenarnya dirasakan oleh seseorang. Misalnya masyarakat bersikap ingin tahu atau sebaliknya terhadap berita ataupun informasi yang sampaikan oleh media massa.

3. Perception (persepsi), bila attitude dimaksudkan sebagai apa yang dirasakan oleh seorang individu, opinion lebih dimaksudkan sebagai apa yang dinyatakan oleh seseorang melalui pernyataan. Pendirian atau attitude sering disebut sebagai sikap, merupakan opini yang tersembunyi didalam batin seseorang (latent opinion). Pendirian yang diungkapkan, dalam bentuk apapun (bahasa tubuh, simbol, raut muka, ekspresi, warna, pakaian yang dikenakan, dan sebagainya) disebut opini.

(34)

2.1.1.2 Karakteristik Opini Publik

Opini publik memiliki karakteristik tertentu. Karakteristik adalah kualitas tertentu dari seseorang atau sesuatu. Menurut Nimmo (2010: 29), karakteristik opini publik dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Mempunyai isi. Opini adalah tentang sesuatu. Publikasi atas konflik yang berpotensi menjadi isu merupakan isi dari sebuah opini. Dengan kata lain, opini adalah respon aktif yang bermuatan isu atau kabar angin atau apapun itu tentang suatu masalah.

b. Opini publik mempunyai arah. Sejak proses pembentukan opini publik dimulai, opini publik secara alami akan mengarah (diarahkan atau tidak) pada sebuah keputusan final atas opini publik tersebut, seperti percaya tidak percaya tentang sosok pemimpin dalam pemilukada, mendukung menentang diterapkannya UU Pornografi, dsb.

c. Intensitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan keadaan tentang tingkatan atau ukuran. Dalam ranah opini publik, intensitas dapat diartikan sebagai ukuran ketajaman terhadap isu seperti kuat, sedang atau lemah. Semakin kuat isu maka opini publik yang terbentuk akan semakin mengerucut pada sebuah keputusan atas isu tersebut.

d. Konflik dan kontroversi selalu menandai munculnya opini publik. Seperti yang dipaparkan dalam proses pembentukan opini publik, segala bentuk isu (perselisihan, permasalahan, pertentangan) yang terpublikasikan dan sifatnya kontroversial adalah permulaan dari pembentukan opini publik.

e. Volume, penyebaran opini ada berdasarkan kenyataan bahwa kontroversi itu menyentuh semua orang yang merasakan konsekuensi langsung dan tak langsung.

f. Persistensi, kepastian atau ketetapan tentang masa berlangsungnya isu karena disamping itu opini pun perlu diperhitungkan. Opini publik sebagai proses yang terus berlangsung, pernyataan tentang bagaimana opini publik tentang suatu masalah harus selalu spesifik bagi waktu dan tempat tertentu.

Biasanya opini publik bersifat tetap.

g. Kekhasan, isu yang khas memunculkan opini publik.

Selain karakteristik, opini publik juga memiliki ciri-ciri. Nimmo (2010:

25) berpendapat opini publik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Terdapat isi, arah, dan intensitas mengenai opini publik. Ciri-cirinya menyangkut opini publik tentang tokoh politik (biasanya pemerintahan dan kandidat pejabat, tetapi juga jenis lain pemimpin politik, terutama pemimpin simbolik menjadi subjek opini publik) partai peristiwa, dan segala jenis isu. Kontroversi menandai adanya opini publik artinya sesuatu yang tidak dipercayai oleh rakyat.

2. Opini publik mempunyai volume berdasarkan kenyataan bahwa kontroversi itu menyentuh semua orang yang merasakan konsekuensi langsung dan tidak langsung meskipun mereka bukan pihak pada pertikaian semula.

(35)

3. Opini publik itu relatif tetap. Kita tidak dapat mengatakannya beberapa lama tetapi opini publik yang menghasilkan kontroversi sering bertahan agak lama.Penyebaran opini minoritas dan mayoritas sering berubah seperti pandangan individual, tetapi opini publik bertahan. Akan tetapi meskipun opini publik itu sebagai proses yang terus berlangsung pernyataan mengenai opini publik tentang suatu masalah harus spesifik bagi waktu dan tempat tertentu.

2.1.1.3 Faktor Pembentuk Opini Publik

Terdapat beberapa faktor dalam pembentukan suatu opini publik, faktor tersebut akan mempengaruhi dalam proses pembentukan opini seseorang dalam memandang isu atau permasalahan. Faktor pembetuk opini publik dapat berasal dari dalam diri pribadi (internal) maupun dari luar (eksternal) melalui lingkungan maupun media. Faktor-faktor yang dapat membentuk pendapat umum menurut D.W. Rajeki (dalam Ruslan, 1999) mempunyai tiga komponen yang dikenal dengan istilah ABC of Attitude, yang penjelasannya sebagai berikut:

a. Komponen A: Affect (perasaan atau emosi). Komponen ini berkaitan dengan rasa senang, suka, sayang, takut, benci dan lain sebagainya. Kemudian komponen afektif tersebut merupakan evaluasi berdasarkan perasaan seseorang yang secara emotif (aspek emosional) untuk menghasilkan penilaian yaitu baik atau buruk.

b. Komponen B: Behaviour (tingkah laku). Komponen ini lebih menampilkan tingkah laku atau perilaku seseorang, misalnya bereaksi untuk memukul, menghancurkan, menerima, menolak dan sebagainya. Jadi merupakan onen untuk menggerakkan seseorang secara aktif untuk melakukan tindakan atau berprilaku atas suatu reaksi yang sedang dialaminya.

c. Komponen C: Cognition (pengertian atau nalar). Komponen kognisi berkaitan dengan penalaran seseorang untuk menilai suatu informasi, pesan, fakta dan pengertian yang berkaitan dengan pendiriannya. Komponen ini menghasilkan penilaian atau pengertian dari seseorang berdasarkan penilaian atau rasio atau kemampuan nalarnya. Artinya kognitif tersebut merupakan aspek kemampuan intelektualitas seseorang yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan.

2.1.1.4 Fungsi Opini Publik

Dalam perkembangan opini publik selalu dikaitkan dengan politik, terlebih dalam konteks negara demokrasi baik dari sisi politik maupun gaya hidup selalu berhubungan dengan opini publik. Opini publik mempunyai fungsi dalam kehidupan sosial dan individu. Ithiel de Sola (dalam Arifin, 2010: 22) menyebutkan bahwa opini publik memiliki tiga fungsi bagi seseorang, yaitu (1)

(36)

the cognitive function, (2) the identification function, dan (3) the resolving of the internal function.

1. The cognitive function, berarti opini publik berfungsi memberikan pengertian, sehingga dengan adanya pengertian itu seseorang dapat objektif menanggapi persoalan atau masalah yang merebak dalam masyarakat.

2. The identification function, yakni opini publik berfungsi memperkenalkan pendapat–pendapat yang merupakan kesepakatan kelompok kepada individu –individu anggotanya.

3. The resolving of the internal function, yaitu opini publik berfungsi untuk memecahkan persoalan internal suatu kelompok antara lain dengan melakukan pembagian tugas antar sesama anggota kelompok.

2.1.2 Komunikasi Massa

Salah satu bentuk komunikasi adalah komunikasi massa. Komunikasi massa dapat dijelaskan dari dua cara pandang, yakni bagaimana orang memproduksi pesan dan menyebarkan melalui media di satu pihak, dan bagaimana orang mencari dan menggunakan pesan tersebut. Secara sederhana, komunikasi massa dapat diartikan sebagai proses komunikasi meelalui media massa. Media massa sangat dominan perannya dalam komunikasi massa.

Komunikasi massa berperan besar dalam mempengaruhi opini publik melalui konten-konten yang disebarkan menggunakan media massa. Selain itu komunikasi massa juga dapat membentuk opini-opini baru baik itu bersifat negatif, netral maupun positif. Setiap opini pasti berbeda-beda karena adanya perbedaan frame of reference (kerangka acuan) atau field of experience (pengalaman lapangan). Ketika makna atau pengertian pesan yang disampaikan komunikator kepada komunikan adalah sama, maka komunikasi yang berlangsung dapat dikatakan sebagai komunikasi yang efektif. Pada dasarnya kesamaan pengertian atau makna merupakan tujuan dari komunikasi itu sendiri.

Komunikasi massa diadopsi dari istilah bahasa inggris, mass communication, kependekan dari mass media communication (komunikasi media massa). Dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya, komunikasi massa memiliki ciri tersendiri. Ciri yang paling khas adalah antara sumber pesan dan penerima pesan dihubungkan oleh saluran yang telah diproses secara mekanik. Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh

(37)

Bittner (dalam Rakhmat, 2009: 188) adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Berbagai elemen yang turut serta dalam penggunaan media massa untuk mendapatkan informasi haruslah lebih bijak memilih untuk mengkonsumsi informasi yang diperoleh media massa, menjadi induvidu atau juga masyarakat yang kritis adalah salah satu upaya untuk bisa lebih bijak dalam mengkonsumsi informasi yang diperoleh dari media massa.

Komunikasi massa merujuk kepada pendapat Tan dan Wright (dalam Liliweri, 1991: 36) merupakan bentuk komnikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen dan menimbulan efek tertentu. Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa modern, yang meliputi surat kabar yang memiliki sirkulasi yang sangat luas, siaran radio dan televisi yang ditujukan secara umum, dan film yang dipertunjukan gedung-gedung di bioskop (Effendy, 2004: 79).

Terdapat berbagai defenisi yang diutarakan oleh para ahli komunikasi dalam mengartikan komunikasi massa. Definisi media massa mencakup beberapa poin penting di dalamnya menurut Michael W Gamble dan Teri Kwal Gamble (1986), antara lain:

1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan perlatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang luas dan menyebar.

2. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesan-pesannya bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain.

3. Pesan adalah publik. Artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan diterima oleh banyak orang.

4. Sebagai sumber, komunikasi massa biasanya organisasi formal seperti jaringan, ikatan atau perkumpulan.

5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (pentapis informasi). Artinya, pesan-pesan yang disebarkan atau dipancarakn dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media massa.

6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda (dalam Nurudin, 2004: 8).

(38)

Komunikasi massa mampu menyebarkan pesan secara publik secara hampir bersamaan bahkan hanya dalam satu kali penyampaian informasi. Komunikasi massa disampaikan secara terbuka kepada masyarakat heterogen yang jangkauannya relatif lebih besar dibantu dengan adanya saluran komunikasi yaitu media massa. Komunikasi massa berperan sebagai cara yang efektif untuk menyampaikan informasi antara pihak yang ingin menyampaikan informasi, dengan pihak yang ingin diberikan informasi. Baik komunikasi bagi perorangan atau individu, komunikasi kelompok, maupun fungsi utamanya sebagai komunikasi bagi masyarakat luas. Tersampainya sebuah informasi kepada komunikan akan menghasilkan efek atau umpan balik. Salah satu umpan balik dari suatu pemberitaan yaitu opini publik yang tercipta di masyarakat. Melalui keenam poin yang dipaparkan sudah merangkum hal penting yang ada di komunikasi massa. Komunikasi massa pada dasarnya memiliki keenam poin ini hingga disebut komunikasi yang ideal.

Komunikasi memiliki karakteristik tersendiri begitu juga dengan komunikasi massa. Karakteristik merupakan kualitas tertentu atau ciri yang khas dari sesuatu hal. Melalui definisi tersebut dapat diketahui karakteristik komunikasi massa.

Komunikasi massa berbeda dengan komunikasi lainnya, seperti komunikasi antarpersona dan komunikasi kelompok. Menurut Ardianto (2007: 7-12) karakteristik tersebut antara lain:

1. Komunikator terlembagakan

Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya.

Komunikatornya menyusun pesan dalam bentuk artikel, apakah atas keinginannya atau atas permintaan media massa yang bersangkutan.

Selanjutnya pesan tersebut diperiksa oleh penanggung jawab rubrik diserahkan kepada redaksi untuk diperiksa laik tidaknya pesan itu untuk dimuat dengan pertimbangan utama tidak menyalahi kebijakan dari lembaga media massa itu. Ketika sudah layak, pesan dibuat setting-nya, lalu diperiksa oleh korektor, disusun oleh lay-out man agar komposisinya bagus, dibuat plate, kemudian masuk mesin cetak. Tahap akhir setelah dicetak merupakan tugas bagian distribusi untuk mendistribusikan surat kabar yang berisi pesan itu kepada pembacanya. Melihat dari proses penyampaian pesan, begitu banyak pihak yang terkait untuk menampilkan sebuah pesan. Pihak-pihak berkaitan ini tergabung dalam sebuah lembaga yang menaunginya.

Penaungan oleh lembaga akan membuat kerja pihak-pihak terkait tadi lebih sistematis dan terarah.

Gambar

Tabel 2.1 Operasional Variabel
Tabel 3.1 Tabel Populasi
Tabel 3.2 Sampel Distribusi Sampel
Tabel 4.1 Jenis Kelamin
+4

Referensi

Dokumen terkait

Untuk pembandingan Taman Hutan Raya Bung Hatta rata-rata informan mengatakan hal yang menjadi pembanding pengelola Taman Hutan Raya Bung Hatta yaitu tingkat kunjangan dalam

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penggunaan bentonit sebagai katalis dalam proses dekomposisi sampah plastik sebagai bahan cair serta mengetahui

Fitur-fitur di dalam smartphone Samsung bekerja dengan baik sesuai dengan yang dijanjikanP. Sebagai smartphone, Samsung dapat menjadi asisten pribadi

Tanda positif ini memiliki arti bahwa semakin tinggi penerimaan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan (Pasir) yang masuk ke pemerintah Kabupaten Magelang maka akan semakin

Perhitungan ulang yang dilakukan dengan Metode PROMETHEE dalam penentuan Pegawai Berkinerja Terbaik di Kantor Pajak Pratama Manado ternyata memberikan hasil

Penyebab kesalahan diakibatkan karena (1) kurangnya siswa dalam memahami terhadap konsep dasar pecahan senilai (2) kurang teliti dalam menghitung (3) kurang teliti dalam

majid Air duren terganggu 10 Sulai Air duren Tidak Terganggu 11 Kasijan Petaling banjar terganggu 12 Sunadi Petaling banjar Tidak Terganggu 13 Ismail Petaling banjar terganggu 14

• Dari 2 compartment Melaleuca ini, dalam waktu setahun setelah penglepasan 260 Sycanus (instar ke-4), telah ditangkap kembali 1310 Sycanus dewasa dan dipindahkan ke area