• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. MOMEN INERSIA BIDANG DATAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "II. MOMEN INERSIA BIDANG DATAR"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

http://mahasiswasipilunila.wordpress.com 8 II. MOMEN INERSIA BIDANG DATAR

1. Pendahuluan

Momen inersia dapat disebut juga Momen Kedua atau Momen Kelembaman. Data momen inersia suatu penampang dari komponen struktur akan diperlukan pada perhitungan-perhitungan tegangan lentur, tegangan geser, tegangan torsi, defleksi balok, kekakuan balok/kolom dan sebagainya. Luasan A pada gambar 2.1. merupakan bidang datar yang menggambarkan penampang dari suatu komponen struktur, dengan dA merupakan suatu luasan/elemen kecil.

y

A x dA r y

x O

Gambar 2.1 Potongan Penampang

Secara metematis momen inersia ditentukan dengan persamaan-persamaan berikut : Momen Inersia terhadap sumbu x :

Ix =

y2 dA (2.1)

Momen Inersia terhadap sumbu y :

Iy =

x2 dA (2.2)

Momen Inersia kutub :

Ip =

r2 dA (2.3)

Momen Inersia Perkalian (Product of Inertia) :

Ixy =

xy dA (2.4)

Momen inersia pada Persamaan 2.1, Persamaan 2.2, dan Persamaan 2.3 selalu bertanda positif, sedangkan momen inersia perkalian pada Persamaan 2.4 dapat bertanda negatif.

Momen inersia pada keempat persamaan diatas penggunaannya terbatas pada momen inersia bidang tunggal, sedangkan secara umum banyak bidang/penampang merupakan gabungan dari beberapa penampang tunggal. Misalnya penampang yang berbentuk L adalah gabungan dari dua penampang segi empat. Untuk menyelesaikan

(2)

http://mahasiswasipilunila.wordpress.com 9 momen inersia pada penampang gabungan diperlukan pengembangan dari Persamaan 2.1, 2.2, 2.3 dan 2.4 yang disebut dengan Teori Sumbu Sejajar.

2. Teori Sumbu Sejajar

x yo

dA x’ x

r y

xo A O

r’ O = titik berat luasan A y’

y

Gambar 2.2 Penampang dengan Sumbu Transformasi Momen inersia terhadap sumbu x :

Ix =

 

y y'

2dA

Ix =

y2dA

2yy'dA

y'2dA

Ix =

y2dA2y'

ydA y'2

dA

Sumbu xo melalui titik berat bidang A, maka

ydA0, sehingga : Ix = Ixo + Ay’2 (2.5) Momen inersia terhadap sumbu y :

Iy =

 

xx'

2dA

Iy =

x2dA

2xx'dA

x'2dA

Iy =

x2dA2x'

xdAx'2

dA

Sumbu yo melalui titik berat bidang A, maka

xdA0, sehingga :

Iy = Iyo + Ax’2 (2.6)

Momen inersia polar :

Ip =

 

xx'

 

2 yy'

2

.dA

Ip =

x2 2xx'x'2y2 2yy'y'2

.dA

Ip =

x2 y2

 

dA x'2y'2

dA2x'

xdA2y'

ydA

(3)

http://mahasiswasipilunila.wordpress.com 10 Sumbu xo dan sumbu yo melalui titik berat luasan A, maka

xdA= 0 dan

ydA= 0

Sehingga :

Ip = Ipo + Ar’2 (2.7)

Momen inersia perkalian : Ixy =

 

xx'



y y'

dA

Ixy =

xydAy'

xdAx'

ydAx'y'

dA

Sumbu xo dan sumbu yo melalui titik berat luasan A, maka

xdA= 0 dan

ydA= 0

Sehingga :

Ixy = Ixyo + Ax’y’ (2.8)

3. Contoh-Contoh Contoh 2.1

Hitunglah momen inersia (Ix, Iy, Ip, Ixy ) penampang segi empat dengan lebar b dan tinggi h terhadap sumbu x dan sumbu y yang melalui titik berat penampang.

y

dy y

h x

b Penyelesaian :

dA = bdy Ix =

y2dA

Ixo =

h

h 2 1

2 1

y2bdy

Ixo = b

 

y 12hh

12

3 13

Ixo = b

18 3

13 3 18

13. h  . h

Ixo = 112bh 3

Dengan cara yang sama dapat dihitung Iyo, dengan dA = h dx, sehingga dapat diperoleh:

(4)

http://mahasiswasipilunila.wordpress.com 11 Iyo = 112b3h

Momen Inersia polar, Ipo =

r2dA=

x2 y2

dAIy Ix= 112(bh3 + b3h) Menghitung momen inersia perkalian Ixy :

y

dy

h y

x b

Ixy =

xydA

Ixy =

h bybdy

0 12

Ixy =

h b ydy

0 2 12

Ixy =

b y

h

0 2 12 2 12

Ixy = ¼ b2h2

Untuk menghitung Ixyo gunakan rumus 2.8.

Ixy = Ixyo + Ax’y’

¼ b2h2 = Ixyo + bh.½b.½h Ixyo = 0

Maka Momen Inersia perkalian segi empat Ixyo = 0

(5)

http://mahasiswasipilunila.wordpress.com 12 Contoh 2.2

Hitunglah momen inersia (Ix, Iy, Ip, Ixy ) penampang segi tiga dengan alas b dan tinggi h terhadap sumbu x dan sumbu y yang melalui titik berat penampang

y

dA

dy

y h

x

b’

b Penyelesaian :

dA = b’dy

23b: b’ = 23h: (23h-y) b’ = (23h y)

bhdA = (23h y)

bhdy Ix =

y2dA

Ixo =

h

h

y

23

13

2 (23h y) bh  dy

Ixo =

h

h

hy by b

23

13

3 2

23 )

( dy

Ixo =

 

h

h

h y y b b

23

13 4 14 3

13

23 . .

Ixo =

23b.13.827h3 bh.14.1681h4

 

23b.13.127h3 bh.14.181h4

Ixo =

  

3 1324 3

2243 3

324 3 16 243

16 bhbh   bhbh

Ixo =

3 15324 3

18243bhbh

Ixo = 136bh 3

Dengan cara yang sama dapat dihitung Iy, dengan dA = h’ dx, sehingga dapat diperoleh Iyo = 136b3h

(6)

http://mahasiswasipilunila.wordpress.com 13 Momen Inersia polar, Ipo =

r2dA=

x2 y2

dAIy Ix= 136(bh3 + b3h)

y

dA

h h’

x

x dx b

h’: h = (b-x) : b h’ =

b x b h(  )

Ixy =

xydA

Ixy =

b bx hb bx dx hb

x

0

12 ( ) ( )

Ixy =

bx bh bx dx

0

2 2

2

12 ( )

Ixy =

b hb b x bx x

0

3 2 2

2 2

) 2

2 ( dx

Ixy =

b h xhbx hbx dx

0

2 3 2 2 2 2

2 ) ( 2

Ixy =

b

b x x h bh x h

0 4 2 2 3 2 2

2 14

8 3

1 

 

  

Ixy = 2 2 18 2 2

13 2 2

14b hb hb h

Ixy = 124b2h2 Ixy = Ixyo + Ax’y’

2 2

124b h = Ixyo + 12bh.13b.13h Ixyo = 172b2h2

Momen Inersia perkalian segitiga pada gambar diatas, Ixyo = 172b2h2.

(7)

http://mahasiswasipilunila.wordpress.com 14 Contoh 2.3

Hitunglah momen inersia (Ix, Iy, Ip, Ixy ) penampang lingkaran dengan jari-jari r terhadap sumbu x dan sumbu y yang melalui titik berat penampang

y

d dA 

d

 x

Penyelesaian : dA = d d

Ix =

y2dA

Ixo =  dd

r

. . sin

0 2

0

2

 

2

Ixo =  dd

r

. . sin

0 2

0

2

 

3

Ixo = 2

6 2

0 4

14 sin .d

r

Ixo = 2

0 12 12 4

14r ( cos2 )d

Ixo =

 

2

0 14

12 4

14r  sin2

Ixo = 14r4( 0)(00) Ixo = ¼ r4

Momen inersia penampang lingkaran terhadap sumbu yang melalui pusat lingkaran akan bernilai sama yaitu ¼ r4.

Sehingga : Iyo = ¼ r4 Ipo = Ixo + Iyo Ipo = ¼ r4 + ¼ r4 Ipo = ½ r4

Apabila sumbu x atau sumbu y merupakan sumbu simetri penampang maka Ixy = 0 Dengan demikian untuk penampang lingkaran Ixyo = 0.

(8)

http://mahasiswasipilunila.wordpress.com 15 Contoh 2.4

Hitunglah momen inersia (Ix, Iy, Ip, Ixy ) penampang setengah lingkaran dengan jari- jari r terhadap sumbu x dan sumbu y yang melalui titik berat penampang.

y

d dA 

d 

x Penyelesaian :

Momen inersia penampang setengah lingkaran terhadap sumbu x, prinsipnya sama dengan momen inersia lingkaran penuh terhadap sumbu x. Kalau pada lingkaran penuh batas-batas sudutnya dari  = 0 sampai  = 2, namun pada penampang setengah lingkaran batas-batas sudutnya dari  = 0 sampai  = .

Ix =

y2dA

Ix =  dd

r

. . sin

0 0

2



2

Ix =  dd

r

. . sin

0 0

2



3

Ix =

6 2 0 4

14 sin .d

r

Ix =

0 12 12 4

14r ( cos2 )d

Ix =

0 14

12 4

14r  sin2

Ix = 14r4(12 0)(00) Ix = 18r4

Selanjutnya dengan Persamaan 2.5. dapat dihitung Ixo sebagai berikut : Ix = Ixo + Ay’2

4

18r = Ixo +

2 2 12

3 4 

 

rr Ixo = 18r4-

2 2 12

3 4 

 

rr Ixo = 18r4-

 9 8r4

(9)

http://mahasiswasipilunila.wordpress.com 16

Ixo =

 

 18 2 4

9 8

r

Momen inersia terhadap sumbu y : Iy =

x2dA

Iyo =   dd

r

. . . cos2

0 0



2

Iyo =   dd

r

. . cos

0 0

2



3

Iyo =

6 2

0 4

14 cos .d

r

Iyo =

0 12 12 4

14r ( cos2 )d

Iyo =

 

0 14

12 4

14r  sin2

Iyo = 4[(12 0) (0 0)]

14r    

Iyo = 18r4 Ipo = Ixo + Iyo

Ipo =

 

 18 2 4

9 8

r  + 18r4

Ipo =

 

 14 2

4

9 8

r

Karena sumbu y merupakan sumbu simetris, maka Ixyo = 0

Rangkuman momen inersia penampang sederhana (umum) yang telah dibahas diatas dapat dilihat pada Tabel 2.1. Momen inersia ini dapat dipakai untuk menyelesaikan momen inersia penampang gabungan (komposit).

(10)

http://mahasiswasipilunila.wordpress.com 17 Tabel 2.1 Momen Inersia Bidang Datar Penampang Umum

segiempat

Y

h x O

b

Ix = 112bh 3 Iy = 112b3h

Ip = 112(bh3b3h) Ixy = 0

segitiga

y b/3 h

h/3

O x

b

Ix = 136bh 3 Iy = 136b3h

Ip = 136(bh3b3h) Ixy = 172b2h2

lingkaran

y

D = 2r x

O

Ix = 14r4 Iy = 14r4 Ip = 12r4 Ixy = 0

setengah lingkaran

Y

4r/3

O

y 2 r

Ix =

 

 18 2 4

9 8

r  Iy = 18r4

Ip =

 

 14 2 4

9 8

r  Ixy = 0

(11)

http://mahasiswasipilunila.wordpress.com 18 4. Contoh soal penampang komposit

Contoh 2.5

Hitunglah momen inersia (Ix, Iy, Ip, Ixy ) penampang baja siku terhadap sumbu x dan sumbu y yang melalui titik berat penampang.

12,7 mm 152 mm

12,7 mm 102 mm

Penyelesaian :

1. Hitung posisi titik berat penampang, untuk ini sudah dihitung pada contoh 1.4.

2. Gambarkan salib sumbu x dan sumbu y pada titik berat penampang sebagai berikut:

y

12,7 mm 1

152 mm x O 12,7 mm

50,22 mm

2 102 mm

25,22 mm

3. Bagi penampang menjadi bidang 1 dan bidang 2 seperti pada gambar.

4. Hitung momem inersia terhadap sumbu x sebagai berikut : Ix = Ixo + Ay’2

Ix = 112.12,7.1523 12,7.152.(7650,22)2112.89,3.12,73 89,3.12,7.(50,226,35)2 Ix = 3716663,467 + 1282960,055 + 15243,383 + 2182681,908 = 7197548,813 mm4 5. Hitung momen inersia terhadap sumbu y sebagai berikut :

Iy = Iyo + Ax’2

Iy =112.12,73.15212,7.152.(25,226,35)2112.89,33.12,789,3.12,7.(57,3525,22)2 Iy = 25946,185 + 687370,848 + 753662,404 + 1170783,602 = 2637763,093 mm4 6. Hitung momen inersia polar sebagai berikut :

Ip = Ix + Iy

Ip = 7197548,813 + 2637763,093 = 9835311,906 mm4

(12)

http://mahasiswasipilunila.wordpress.com 19 7. Hitung momen inersia perkalian sebagai berikut :

Menghitung momen inersia perkalian, perhatikan tanda jarak, jarak dapat bertanda negatip sesuai dengan posisinya pada salib sumbu. Hal ini berbeda dengan perhitungan Ix dan Iy yang mana jarak dipangkatduakan sehingga tetap bertanda positif.

Ixy = Ixyo + Ax’y’

Ixy = 0 + 12,7. 152. [-(25,22- 6,35).(76- 50,22)]

+ 0 + 89,3.12.7.(57,35-25,22)[-(50,22-6,35)]

= - 939078,985 - 1598576,925 = - 2537655,91 mm4

Contoh 2.6

Hitunglah momen inersia (Ix, Iy, Ip, Ixy ) penampang tergambar terhadap sumbu x dan sumbu y yang melalui titik berat penampang

25 mm

225 mm

25 mm 150 mm 25 mm Penyelesaian :

1. Hitung posisi titik berat penampang, untuk ini sudah dihitung pada contoh 1.5.

2. Gambarkan salib sumbu x dan sumbu y pada titik berat penampang sebagai berikut :

y

1 25 mm 99,04 x 2 2

225 mm 150,96

25 mm 150 mm 25 mm

3. Bagi penampang menjadi 3 bagian yaitu bidang1 dan 2 bagian bidang 2 seperti pada gambar.

4. Hitung momem inersia terhadap sumbu x sebagai berikut : Ix = Ixo + Ay’2

Ix1 = 112.200.253 200.25.86,542 = 37706274,67 mm4 Ix2 = 2.112.25.22532.25.225.38,462 = 64101618,00 mm4 +

Ix = 101807892,67 mm4

(13)

http://mahasiswasipilunila.wordpress.com 20 5. Hitung momen inersia terhadap sumbu y sebagai berikut :

Iy = Iyo + Ax’2

Iy1 = 112.2003.250 = 16666666,67 mm4 Iy2 = 2.112.253.2252.25.225.87,52 = 86718750,00 mm4 +

Iy = 103385416,67 mm4 6. Hitung momen inersia polar sebagai berikut :

Ip = Ix + Iy

Ip = 101807892,67 + 103385416,67 = 205193309,34 mm4 7. Hitung momen inersia perkalian sebagai berikut : Ixy = Ixyo + Ax’y’

Ixy1 = 0 + 0 = 0

Ixy2 = 25.225.(- 87,5)(- 38,46) + 25.225.(87,5)(- 38,46) = 0 Ixy = Ixy1 + Ixy2 = 0

Momen inersia perkalian akan bernilai 0 apabila salah satu sumbu yang melalui titik berat penampang adalah sumbu simetri.

Contoh 2.7.

Penampang seperti tergambar dibawah, O adalah titik berat penampang. Hitung a supaya Ix = Iy

y

10 mm

x 200 mm O

10 mm 120 10 a 10 120 mm

Penyelesaian

Ix = 4(112.120.103 + 120. 10. 1052 ) + 2. 112.10. 2203 Ix = 52960000 + 17746666,67 = 70706666,67 mm4

Iy = 4[112.10.1203 + 10.120 (70 + 12a)2] + 2.112.103.220 + 2.10.220 (5+12a)2

Iy = 4[1440000 + 1200 (4900 + 70a + 0,25 a2)] + 36666,67 + 4400 (25 +5a + 0,25 a2) Iy = 5760000 + 23520000 + 336000a + 1200 a2 + 36666,67 + 110000 + 22000a + 1100a2

Iy = 2300 a2 + 358000a + 29426666,67 Ix = Iy

70706666,67 = 2300 a2 + 358000a + 29426666,67 2300 a2 + 358000a – 41280000 = 0

(14)

http://mahasiswasipilunila.wordpress.com 21 a2 + 155,65 a – 17947,83 = 0

a12 =

2

83 , 17947 . 4 65 , 155 65

,

155  2

a1 =

2

86 , 309 65 ,

155 

 = 77,105 mm

Maka nilai a = 77,105 mm Soal-soal :

1. Tentukan Ix, Iy, Ixy bidang trapezium berikut ini : 50 mm

120 mm

90 mm

2. Tentukan Ix, Iy, Ixy bidang kombinasi segi empat dengan setengah lingkaran berikut ini :

60 mm

60 mm

120 mm

(15)

http://mahasiswasipilunila.wordpress.com 22 3. Tentukan Ix, Iy, Ixy bidang berikut ini :

10 mm 80 mm 10 mm

120 mm

5. Sumbu Utama dan Momen Inersia Utama

Sumbu utama adalah sumbu yang saling tegak lurus dan akan memberikan momen inersia, I maksimum dan I minimum pada suatu penampang. Pada komponen struktur yang mengalami gaya aksial/normal tekan maka kecenderungannya batang akan tertekuk terhadap sumbu dengan momen inersia yang paling lemah (minimum).

Dengan demikian penentuan sumbu utama dan momen inersia utama menjadi penting.

y y’

y sin 

x dA x’

y cos  y’

y x’

 x cos 

x sin 

 x

Gambar 2.3 Sumbu Utama

Sumbu x dan sumbu y diputar sehingga menjadi sumbu x’ dan dan sumbu y’ dengan sudut putar sebesar . Dengan demikian dapat diperoleh hubungan sebagai berikut :

x’ = x cos  + y sin  y’ = y cos  - x sin  Ix’ =

y'2dA

Ix’ =

(ycos xsin)2dA

Ix’ = Ix cos2 + Iy sin2 - 2 Ixy sin cos

(16)

http://mahasiswasipilunila.wordpress.com 23 Iy’ =

x'2dA

Iy’ =

(xcos ysin)2dA

Iy’ = Iy cos2 + Ix sin2 + 2 Ixy sin cos

Ix’y’ =

x ''y dA

Ix’y’ =

(x cos  + y sin )(y cos  - x sin ) dA Ix’y’ = (Ix –Iy) sin  cos  + Ixy (cos2 - sin2) Catatan :

sin 2 = 2 sin cos

cos 2 = cos2 - sin2 cos2 = 12+12cos 2

sin2 = 12-12cos 2

Ix’ = Ix (12+12cos 2) + Iy (12-12cos 2) - Ixy sin2

Ix’ = 12Ix + 12Ix cos 2 + 12Iy - 12Iy cos 2 - Ixy sin2

Ix’ = cos2 sin2

2

2 xy

y x y

x I I I I

I  

 

(2.9) Dengan cara yang sama dapat ditentukan Iy’ dan Ix’y’ sebagai berikut :

Iy’ = cos2 sin2

2

2 xy

y x y

x I I I I

I  

 

(2.10) Ix’y’ = sin2 cos2

2 xy

y

x I I

I  

(2.11) Dari Persamaan 2.9.

Ix’ - cos2 sin2

2

2 xy

y x y

x I I I I

I  

 

(2.12) Persamaan 2.11 dan Persamaan 2.12 masing-masing dikuadratkan kemudia dijumlahkan sehingga diperoleh :

2 2 2

' ' 2

' 2 2 xy

y x y

x y

x

x I I I

I I

I I  

 

 

 

 

 

 (2.13)

Persamaan 2.13 adalah persamaan lingkaran dengan bentuk (x-a)2 + y2 = r2

(17)

http://mahasiswasipilunila.wordpress.com 24 Ix’y’

r

Ix’

O N C M

a

Gambar 2.4 Lingkaran dengan Salib Sumbu Ix’ dan Sumbu Ixy’

Dari Gambar 2.4. diatas dapat ditentukan Momen inersia maksimum dan momen inersia minimum

Imaks = OM = OC +CM Imin = ON = OC – CM Sehingga :

2 2

2

2 xy

y x y

x

maks I I I I I

I  

 

 

 

2 2

min 2 2 xy

y x y

x I I I I

I I  

 

 

 

Pada saat terjadi Imaks dan Imin maka Ix’y’ = 0, sehingga dari Persamaan 2.11 diperoleh:

0 2 cos 2

2 sin  

yxy

x I I

I

y x

xy

I I tg I

 

 2

2

(18)

http://mahasiswasipilunila.wordpress.com 25 Contoh 2.8

Penampang seperti tergambar,

1. Tentukan Ix, Iy, Ixy terhadap sumbu x dan sumbu y yang melalui titik berat penampang

2. Tentukan sumbu utama dan momen inersia utama y

10 mm

x 100 mm

10 mm 60 mm 10 mm 60 mm

Penyelesaian :

Ix = 112.60.103 + 60.10.552 + 112.10.1203 + 120.10. 02 + 112.60.103 + 60.10.(-55)2 Ix = 5,08.106 mm4

Iy = 112.10.603 + 60.10.(-35)2 + 112.120.103 + 120.10.02 + 112.10.603 + 10.60.352 Iy = 1,84. 106 mm4

Ixy = 60.10.(55)(-35) + 120.10.(0)(0) + 60.10.(-55)(35) Ixy = -2,31. 106 mm4

Momen inersia utama :

2 2

2

2 xy

y x y

x

maks I I I I I

I  

 

 

 

6

2

6 2 6

6 6

10 . 31 , 2 2

10 . 84 , 1 10 . 08 , 5 2

10 . 84 , 1 10 . 08 ,

5   

 

 

 

maksI

Imaks = 6,281. 106 mm4

2 2

min 2 2 xy

y x y

x I I I I

I I  

 

 

 

(19)

http://mahasiswasipilunila.wordpress.com 26

6

2

6 2 6

6 6

10 . 31 , 2 2

10 . 84 , 1 10 . 08 , 5 2

10 . 84 , 1 10 . 08 ,

5   

 

 

 

maksI

Imin = 0,639. 106 mm4 Sumbu Utama

y x

xy

I I tg I

 

 2

2

4259 , 10 1 . 84 , 1 10 . 08 , 5

) 10 . 31 , 2 (

2 2 6 6

6

 

  tg

 = 27,48 (berlawanan jarum jam) sumbu min y

sumbu maks

27,48 x

Gambar

Gambar 2.2 Penampang dengan Sumbu Transformasi  Momen inersia terhadap sumbu x :
Gambar 2.3 Sumbu Utama
Gambar 2.4 Lingkaran dengan Salib Sumbu I x’  dan Sumbu I xy’

Referensi

Dokumen terkait

Teorema ini menyatakan hasil nilai dengan momen inersia benda terhadap sumbu melalui titik pusat massanya ditambah dengan hasil kali antara massa bendadengan jarak

Dengan kata-kata, persamaan ini menyatakan bahwa luas momen inersia terhadap setiap sumbu pada bidang luas sama dengan momen inersia terhadap sumbu sejajar titik

Momen inersia adalah ukuran kelembaman suatu benda untuk berotasi pada porosnya, momen inersia juga disebut sebagai besaran pada gerak rotasi yang analog dengan massa

Momen inersia untuk benda yang berbentuk batang dengan sumbu putar tegak lurus dengan batang yang melalui salah satu ujungnya didapat dengan rumus sebagai berikut, massa total

1. Menentukan konstanta pegas spiral pada alat momen inersia 2. Menentukan periode diri alat momen inersia 3. Menentukan periode

Teknik perhitungan dilakukan setelah mendapatkan periode yang diperoleh dari waktu bandul bergerak terhadap jumlah ayunan, sehingga persamaan penentuan nilai momen inersia pada pusat

CONTOH Berapa torsi yang dibutuhkan oleh kincir untuk bisa berputar dari keadaan diam sehingga menjadi 60 rpm jika kincir yang berputar mempunyai momen inersia sebesar 10

Laporan praktikum tentang perhitungan momen inersia penampang profil menggunakan Visual Basic 6.0 untuk mata kuliah Pemrograman Komputer di Universitas Muhammadiyah