• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH JUMLAH PREMI JAMINAN KECELAKAAN KERJA (JKK) DAN JAMINAN KEMATIAN (JKM) TERHADAP-LABA PT. TASPEN (PERSERO) KANTOR CABANG UTAMA SURABAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH JUMLAH PREMI JAMINAN KECELAKAAN KERJA (JKK) DAN JAMINAN KEMATIAN (JKM) TERHADAP-LABA PT. TASPEN (PERSERO) KANTOR CABANG UTAMA SURABAYA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH JUMLAH PREMI JAMINAN KECELAKAAN KERJA (JKK)

DAN JAMINAN KEMATIAN (JKM) TERHADAP-LABA

PT. TASPEN (PERSERO) KANTOR CABANG UTAMA SURABAYA

Rika Andriani1, Teguh Purwanto2, Aji Prasetyo3

Mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas PGRI Adi Buana Surabaya 1

Dosen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas PGRI Adi Buana Surabaya 2, 3

[email protected]

ABSTRAK

Premi Asuransi merupakan salah satu unsur penting yang harus dipertahankan oleh perusahaan, karena dapat mempengaruhi laba suatu perusahaan asuransi. Dalam menentukan baik buruknya perusahaan masih memperhatikan laba perusahaan. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Jumlah Premi Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh JKK dan JKM terhadap Laba PT. Taspen (Persero) Kantor Cabang Utama Surabaya. Metode pengumpulan data menggunakan dokumentasi. Data dikumpulkan dari rekap laporan premi JKK, JKM, Laba perusahaan dan dianalisis menggunakan regresi linier berganda serta uji asumsi klasik dan uji-t dan uji-F. Dari hasil uji-t pada variabel JKK diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.013, karena (0.013<0,05) maka JKK berpengaruh terhadap pendapatan dan dari hasil uji-t pada variabel JKM diperoleh 0.014, karena (0.014<0,05) maka JKM berpengaruh terhadap pendapatan. Sedangkan dari hasil uji-F kedua variabel yaitu JKK dan JKM berpengaruh signifikan secara simultan terhadap laba perusahaan ini di tunjukkan dengan nilai signifikasi 0,002 <0,05.

Kata kunci: Jumlah Premi Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Laba.

ABSTRACT

Insurance premiums are one of the important elements that must be maintained by the company, because it can affect the profit of an insurance company, in determining the good or bad the company still pays attention to company earning. The variables used in this study were the Total Accident Insurance Premium (JKK) and Death Guarantee (JKM). The purpose of this study was to find out whether there was an effect of JKK and JKM on PT. Taspen (Persero) the Main Branch Office of Surabaya. Methods of collecting data using documentation. Data was collected from JKK premium report recap,JKM, company profit and analyzed using multiple linear regression and classic assumption test, t-test and F-test. From the results of the t-test on JKK variables obtained a significance value of 0.013, because (0.013 < 0.05) then JKK affects profit and from the results of the t-test on JKM variables obtained 0.014, because (0.014 < 0,05) then JKM is influential to profit. While the results of the F-test of the two variables, namely JKK and JKM have the significant simultaneous effect on the company’s earning, indicated by a significance value of 0.002 < 0,05 Keywords: Work Accident Premiums (JKK), Death Assurance (JKM), Profit.

PENDAHULUAN

Perusahaan asuransi sebagai salah satu lembaga keuangan non bank

menjadi semakin penting perannya. Hal ini dikarenakan selain kegiatan usahanya yang memberikan proteksi kepada masyarakat, asuransi juga merupakan

(2)

penghimpunan dana yang bersumber dari penerimaan premi asuransi dari peserta asuransi. Salah satu sistem asuransi pemerintah yang terdapat di Indonesia yaitu, Sistem jaminan sosial nasional merupakan sistem perlindungan sosial bagi seluruh rakyat. Perlindungan sosial memiliki peran strategis untuk menghadapi kerentanan (vulnerability) yang disebabkan oleh risiko alam ataupun risiko ekonomi. Di dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional disebutkan bahwa jaminan sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak.

Bagi negara yang menganut faham negara kesejahteraan (welfare state), salah satu yang menjadi indikator tercapainya tujuan negara adalah tersedianya jaminan sosial (social security) bagi masyarakat. Adapun bentuk jaminan sosial yang dimaksud, antara lain diberikan dalam bentuk asuransi sosial (social insurance). Berdasarkan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 yang dimaksud dengan asuransi sosial adalah Suatu mekanisme pengumpulan dana yang bersifat wajib yang berasal dari iuran guna memberikan perlindungan atas resiko sosial ekonomi yang menimpa peserta

atau anggota keluarganya.

Penyelenggara asuransi sosial adalah negara atau suatu organisasi dibawah wewenang negara, dalam hal ini menurut pasal 13 Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1981 tentang Asuransi Sosial

Pegawai Negeri Sipil adalah PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri.

PT. Taspen (Persero) Kantor Cabang Surabaya adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terletak di Jl. Raya Diponegoro No. 193, Darmo, Wonokromo, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang asuransi tabungan hari tua dan dana pensiun Aparatur Sipil Negara

(ASN). Untuk meningkatkan

kesejahteraan Aparatur Sipil Negara (ASN), Sebagai perusahaan asuransi PT Taspen (Persero) Kantor Cabang Utama Surabaya memiliki sumber pendapatan yang berasal dari iuran peserta masing-masing program. Salah satunya yaitu pendapatan iuran dari program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM).

Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan kematian (JKM) merupakan program baru, hal ini ditandai dengan diundangkannya Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2015 tentang Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian Bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara yang berlaku mulai tanggal 1 Juli 2015. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2015 Pasal 1 tentang Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) adalah perlindungan atas resiko kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja berupa perawatan, santunan, dan tunjangan cacat. Sedangkan, Program Jaminan Kematian (JKM) adalah perlindungan atas resiko kematian bukan akibat kecelakaan kerja berupa santunan kematian.

(3)

PT. TASPEN (Persero) dituntut untuk melaksanakan kedua program tersebut dengan baik dan sesuai dengan peraturan yang telah ada. Menurut Bapak Insyafiono (2018) selaku Kepala Keuangan PT. Taspen (Persero) Kantor Cabang Utama Surabaya, mengatakan bahwa “Pada kenyataannya dalam perjalanan JKM mengalami devisit (kerugian) sedangkan JKK mengalami keuntungan, setelah di evaluasi dengan kementerian keuangan ternyata premi JKM terlalu kecil sehingga terdapat perubahan, Program tersebut tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) No 66 Tahun 2017 sebagai Perubahan Peraturan Pemerintah PP No 70 Tahun 2015. Perubahan tersebut terdapat pada Besaran iuran JKK dan JKM yang wajib dibayarkan oleh pemberi kerja yaitu besarnya iuran program JKK tetap sebesar 0,24 persen, sedangkan iuran program JKM berubah menjadi sebesar 0,72 persen dari yang tadinya 0,30 persen sebagaimana diatur dalam PP No 70 tahun 2015.

Menurut Salim (2007:117)

mengemukakan bahwa “Dalam

perusahaan asuransi laba tercipta melalui premi”, Pendapatan premi bersumber dari pembayaran yang wajib dilakukan oleh setiap peserta asuransi jiwa yang dilakukan secara teratur kepada perusahaan asuransi jiwa sesuai kesepakatan dalam polis. Oleh karena itu, pendapatan premi merupakan faktor utama bagi laba perusahaan asuransi jiwa.

Laba usaha adalah selisih antara sumber daya masuk (pendapatan dan

keuntungan) dengan sumber daya keluar (beban dan kerugian) selama periode waktu tertentu menurut Henry Simamora (2013:46). Untuk meningkatkan laba usaha perusahaan dapat dilakukan dengan cara meningkatkan pendapatan perusahaan. Laba yang diperoleh

perusahaan dapat mendukung

perkembangan dan kelangsungan hidup dari perusahaan tersebut.

Berdasarkan uraian diatas, penulis -tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Jumlah Premi Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM) Terhadap Laba PT. Taspen (Persero) Kantor Cabang Utama Surabaya”.

Rumusan Masalah

1. Apakah jumlah premi Jaminan

Kecelakaan Kerja (JKK)

berpengaruh terhadap Laba PT. Taspen (Persero) KCU Surabaya ? 2. Apakah jumlah premi Jaminan

Kematian (JKM) berpengaruh terhadap Laba PT. Taspen (Persero) KCU Surabaya?

3. Apakah jumlah premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian (JKM) berpengaruh secara simultan terhadap Laba PT. Taspen (Persero) KCU Surabaya ?

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui -dan menganalisa pengaruh jumlah premi jaminan kecalakaan kerja (JKK) terhadap laba PT. Taspen (Persero) KCU Surabaya.

2. Untuk mengetahui dan menganalisa

(4)

kematian (JKM) terhadap laba PT. Taspen (Persero) KCU Surabaya.

3. Untuk mengetahui dan menganalisa

apakah ada pengaruh jumlah premi jaminan kecelakaan kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM) secara simultan terhadap Laba PT.Taspen (Persero) KCU Surabaya.

TELAAH PUSTAKA Penelitian Terdahulu

1. Achmad Fauzi (2018) yang berjudul “Pengaruh Pendapatan Premi Asuransi dan Hubungannya Dengan Beban Klaim Terhadap Laba Bersih Perusahaan (Studi Kasus Pada PT. Jasa Raharja}”.

2. Ika Nurjanah (2017) yang berjudul “Analisis Pengaruh Pembayaran Premi dan Klaim Asuransi Jiwa Syariah Terhadap Profitabilitas Asuransi Jiwa Syariah Studi Kasus Pada Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Cabang Syariah Surakarta Periode 2012-2016. 3. Lina Marlina dan Agi Syarif Hidayat

(2016) dengan -penelitian yang berjudul “Pengaruh Pendapatan Premi Terhadap Laba Pada Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Cabang Bandung Setiabudhi”.

Landasan Teori a. Jaminan Sosial

Menurut Agusmindah (2010:11) Jaminan Sosial adalah bentuk perlindungan bagi pekerja atau buruh yang berkaitan dengan penghasilan berupa materi, guna memenuhi kebutuhan hidupnya termasuk dalam hal terjadinya peristiwa yang tidak di inginan

yang menyebabkan seseorang tidak dapat bekerja, dapat di istilahkan juga sebagai perlindungan ekonomis.

b. Asuransi Sosial

Menurut Abdul R. Saliman

(2014:181), Asuransi atau

pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima uang premi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan di deritanya karena suatu peristiwa yang tidak tentu.

Berdasarkan UU No 40 Tahun 2004 yang dimaksud dengan asuransi sosial adalah suatu mekanisme pengumpulan dana yang bersifat wajib yang berasal dari iuran guna memberikan perlindungan atas resiko sosial ekonomi yang menimpa peserta atau anggota keluarganya.

c. Premi Asuransi

Premi Asuransi menurut Abdulkadir Muhammad (2011:103) dapat diketahui bahwa premi adalah salah satu unsur penting dalam asuransi karena merupakan kewajiban pokok yang wajib dipenuhi oleh tertanggung kepada penanggung. Dalam hubungan hukum asuransi, penanggung menerima pengalihan resiko dari tertanggung dan tertanggung membayar sejumlah premi sebagai imbalannya. Apabila premi tidak dibayar, asuransi dapat dibatalkan atau setidak-tidaknya asuransi tidak berjalan.

(5)

d. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jamian Kematian (JKM)

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2015 Pasal 1 tentang Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) adalah perlindungan atas resiko kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja berupa perawatan, santunan, dan tunjangan cacat. Sedangkan, Program Jaminan Kematian (JKM) adalah perlindungan atas resiko kematian bukan akibat kecelakaan kerja berupa santunan kematian.

e. Laba

Menurut Kuswadi (2005:17) secara sederhana mendefinisikan laba (rugi) adalah pendapatan dikurangi seluruh beban atau biaya yang telah dikeluarkan, sebagaimana terlihat dalam persamaan laba (rugi) dibawah ini.

Kerangka Konseptual

Jumlah Premi JKK (X1) dan -Jumlah Premi JKM (X2) merupakan -variabel bebas (independent variable), sedangkan -Laba (Y) merupakan -variabel terikat (dependent variable). Dalam hal ini Jumlah Premi JKK (X1) dan Jumlah Premi JKM (X2) dicari

hubungannya terhadap –variabel Laba (Y).

Hipotesis

H1 : Jumlah Premi JKK berpengaruh terhadap Laba PT. Taspen KCU Surabaya.

H2 : Jumlah Premi JKM berpengaruh terhadap Laba PT. Taspen KCU Surabaya.

H3 : Jumlah Premi JKK dan JKM secara- bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap Laba PT. Taspen (Persero) KCU Surabaya.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah laporan jumlah premi JKK, JKM dan Laba PT.Taspen KCU Surabaya. Dan sampel penelitian ini adalah laporan jumlah premi JKK, JKM dan Laba PT Taspen KCU Surabaya terhitung dari bulan juli 2015- Desember 2018 (42 bulan).

Variabel Penelitian ini adalah Jumlah Premi JKK (X1) dan JKM (X2) sebagai variabel bebas dan Laba Perusahaan (Y) sebagai variabel terikat. Definisi operasional variabel pada penelitian ini adalah :

1. Jumlah Premi Jaminan Kecelakaan Kerja adalah Jumlah iuran yang dibayarkan oleh pihak penanggung, untuk perlindungan atas resiko kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja berupa perawatan, santunan, dan tunjangan cacat. Menurut PP Nomor 70 Tahun 2015, dilakukan dengan rumus sebagai berikut : Jumlah Premi Jaminan Kecelakaan Kerja (X1) Pendapatan (Y) Jumlah Premi Jaminan Kematian (X2) Gambar 1 Kerangka Konseptual

(6)

2. Jumlah Premi Jaminan Kematian adalah Jumlah iuran yang dibayarkan oleh pihak penanggung, untuk perlindungan atas resiko kematian bukan akibat kecelakaan kerja berupa santunan kematian. Menurut PP Nomor 70 Tahun 2015, dilakukan dengan rumus sebagai berikut :

Pada bulan juli 2015 sampai dengan juli 2017 :

Menurut PP Nomor 66 Tahun 2017, berlaku pada bulan juli 2017 sampai dengan sekarang :

3. Pengertian Laba adalah penghasilan yang timbul dari pembayaran premi jaminan kecelakan kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM) yang sudah dikurangi biaya klaim

Adapun rumus untuk menghitung laba menurut kuswadi (2005:17) sebagai berikut :

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda dengan menggunakan software program SPSS (Statistic Program for Social Science) versi 22. Uji

yang digunakan meliputi uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda dan uji hipotesis.

HASIL

Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi linier berganda, peneliti harus melakukan uji asumsi klasik yang digunakan yaitu uji normalitas data, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. hasil analisa data sebagai berikut :

Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan-untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependent, variabel independent, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas dengan menggunaan uji Kolmogrov-Smirnov diketahui nilai signifikan 0,200 > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan semua data berdistribusi normal..

Uji Multikolinieritas

Uji multikolineritas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independent). Jika terdapat multikolinieritas, maka bisa dilakukan dengan melihat nilai- tolerance dan Variance-Inflation Factor (VIF). Jika -nilai tolerance > 0,1 dan-nilai VIF < 10, maka dapat dikatakan- tidak terjadi multikolinieritas.

Tabel 1. Uji Multikolinieritas

Variabel independen

Coliniarity statictic

Keterangan

Tolerance VIF

Premi JKK 0,995 1,005 Non Multikolinieritas

Premi JKM 0,995 1,005 Non Multikolinieritas

Jumlah Premi JKK = Gaji peserta x O,24%

Jumlah Premi JKM = Gaji peserta x O,30%

Jumlah Premi JKM = Gaji peserta x O,72%

(7)

Kesimpulan dari -tabel di atas menyatakan bahwa Hasil uji multikolinearitas diketahui nilai tolerance untuk variabel Jumlah Premi JKK dan JKM adalah 0,995 > 0,10. Sementara nilai VIF sebesar 1,005 < 10. Maka dapat diartikan tidak terjadi gejala multikolinearitas.

Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi dapat dilakukan melalui suatu model regresi pengujian yaitu dengan melihat nilai Durbin-Watson Tabel 2 Hasil Pengujian Autokorelasi Model Summaryb

a. Predictors: (Constant), PREMIJKM,PREMIJKK b. Dependent Variable: Laba

Sumber : Output SPSS.

Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai DW (Durbin-Watson) sebesar 0,676 (tidak berada diantara nilai (1,55 – 2,46) sehingga tidak memenuhi syarat bebas autokorelasi sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel dalam penelitian ini mengalami masalah autokorelasi.

Terdapat beberapa cara untuk menyembuhkan masalah autokorelasi, salah satunya dengan cara lag. Cara pemrosesan lag yaitu dengan melakukan lag pada variabel Y, setelah kita melakukan metode lag berarti kita mendapatkan tabulasi data yang baru berupa lagY. Dan dengan metode lag

penelitian ini akan terbebas dari masalah autokolinier.

Tabel Hasil 3 Pengujian Autokorelasi setelah penyembuhan dengan Metode Lag Model Summaryb

a. Predictors: (Constant),Lag_X2,Lag_X1 b. Dependent Variable: Lag_Y1

Sumber : Output SPSS.

Hasil uji autokorelasi menggunakan metode lagY nilai Durbin-Watson sebesar 2,368 sehingga memenuhi prasyarat dan dapat dikatakan bahwa variabel yang ada dalam penelitian ini sudah terbebas dari masalah autokolinier, dan persamaan regresi tersebut tidak terdapat gejala autokorelasi.

Uji Heteroskedatisitas

Uji heteroskedastisitas-bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance. Untuk menguji-heteroskedastisitas dapat digunakan gambar -scatterplot,

Gambar 1. Uji Heteroskedastisitas

Dari gambar di atas-dapat dilihat bahwa plot yang terbentuk tidak memiliki pola yang jelas, serta titik - titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heterokedastisitas sehingga dapat di

Model R R Squar e Adjusted R Square Durbin-Watson 1 ,519a ,270 ,232 ,676 Model R R Squar e Adjusted R Square Durbin-Watson 1 ,419a ,175 ,132 2,368

(8)

simpulkan bahwa penelitian ini bebas dari gejala heterokedastisitas.

Analisis Regresi Linier Berganda

Dalam analisis data regresi linier berganda ini akan diketahui hasil-hasil pengujian yang menunjukkan nilai kepengaruhan antara variabel independen dan variabel dependen yaitu Jumlah Premi JKK (X1), dan JKM (X2) serta Laba Perusahaan(Y) baik secara parsial maupun secara simultan.

Tabel 4

Uji Regresi Linier Berganda

Model Unstandardized Coefficients Standardized Cofficients T Sig. B Std. Error Beta Constant -1,514 1,273 -1,190 ,241 Premi JKK(X1) 24,013 9,208 ,358 2,608 ,013 Premi JKM(X2) -3,085 1,203 -,352 -2,564 ,014 Sumber: Lampiran Output SPSS (data diolah)

Dari tabel di atas diperoleh persamaan garis regresi sebagai berikut:

Y = - 1,514 + 24,013 X1 - 3,085 X2 + e

Berdasarkan persamaan regresi diatas dapat dijelaskan pengaruh masing-masing variabel independen terhadap laba perusahaan, sebagai berikut :

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda, diperoleh Nilai Koefisien regresi Jumlah Premi JKK (X1) sebesar 24,013 (positif), maka variabel Jumlah Premi JKK (X1) memiliki hubungan positif dengan variabel Laba Perusahaan. Hal ini berarti bahwa setiap kenaikan satu point (1%) dari Premi JKK akan diikuti oleh kenaikan Laba Perusahaan sebesar nilai koefisiennya.

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda, diperoleh Nilai Koefisien Regresi Jumlah Premi JKM (X2) sebesar – 3,085 (negatif), maka variabel (X2) memiliki hubungan negatif dengan variabel Laba Perusahaan. Hal ini berarti bahwa setiap kenaikan satu point (1%) dari Premi JKM akan diikuti oleh penurunan Laba Perusahaan sebesar nilai koefisiennya.

Koefisien Korelasi R

Nilai korelasi yang dilakukan menggunakan regresi linier berganda dengan nilai koefisien korelasi sebesar R = 0,519 artinya terdapat korelasi positif antara variabel Jumlah Premi JKK (X1) dan Premi JKM (X2) dengan variabel laba. Berdasarkan klaster tabel koefisien korelasi pada tabel 2 diatas, maka dapat dinyatakan bahwa terdapat korelasi yang sedang antara variabel jumlah premi jkk dan jkm dengan variabel laba.

Koefisien Determinasi R²

Koefisien determinasi (Adjusted R2) digunakan-untuk menentukan-atau mengukur seberapa-jauh kemampuan atau pengaruh model yang-ditimbulkan variabel independen yaitu jumlah premi jkk dan jkm terhadap variabel dependen yaitu laba perusahan. Berikut hasil uji yang dilakukan sebagai berikut :

Tebel 6. Koefisien Determinasi

Model R R Square Adjust R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,519a ,270 ,232 8.29286

Sumber: Lampiran Output SPSS (data diolah) Berdasarkan analisis yang dilakukan menggunakan regresi linier berganda dengan bantuan program

(9)

stastistik SPSS diperoleh nilai koefisien determinasi (R-Square) sebesar 0,270. Hal ini menunjukkan variabel jumlah premi jkk dan jkm dapat mempengaruhi variabel laba sebesar 27%, sedangkan 73% dipengaruhi oleh variabel bebas lain yang tidak dimasukkan pada penelitian ini.

Uji T Parsial

Uji-t dimaksudkan untuk menguji apakah variabel independen (Jumlah Premi JKK dan JKM) secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen Laba Perusahaan pada PT. Taspen (Persero) KCU Surabaya. Berikut ini hasil uji yang dilakukan dengan menggunakan bantuan sofware SPSS versi 22.0 disajikan pada tabel 2 dibawah ini:

Tabel 7 Hasil Pengujian Uji-t

Sumber: Lampiran Output SPSS 24.0 (data diolah)

Berdasarkan tabel diatas, diperoleh nilai taraf signifikansi masing-masing variabel antara lain :

Hipotesis pertama yang diajukan berbunyi “Jumlah Premi JKK berpengaruh terhadap Laba PT. Taspen KCU Surabaya”, dari tabel 2 diperoleh hasil thitung sebesar 2,608 dengan taraf signifikansi 0,013 sehingga Sig.t lebih kecil dari 0,05 (0,013 < 0,05), dengan demikian berarti H1 diterima. Artinya, bahwa Jumlah Premi JKK (X1) berpengaruh terhadap Laba Perusahaan (Y), sehingga hipotesis yang diajukan diterima dan terbukti kebenarannya.

Hipotesis kedua yang diajukan berbunyi “Jumlah Premi JKM berpengaruh terhadap Laba PT. Taspen KCU Surabaya”, dari tabel 2 diperoleh hasil thitung sebesar -2,564 dengan taraf signifikansi 0,014 sehingga Sig.t lebih kecil dari 0,05 (0,014 < 0,05), dengan demikian berarti H2 diterima. Artinya, bahwa Jumlah Premi JKM (X2) berpengaruh terhadap Laba Perusahaan (Y), sehingga hipotesis yang diajukan diterima dan terbukti kebenarannya.

Uji F Simultan

Uji-F dimaksudkan untuk menguji apakah variabel independen (Jumlah Premi JKK dan JKM) secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen Laba PT.Taspen (Persero) KCU Surabaya”. Hasil perhitungan uji-F dengan menggunakan bantuan software

SPSS versi 22.0 sehingga diperoleh output pada tabel 3 sebagai berikut:

Tabel 8. Uji F Simultan

Berdasarkan tabel 3 diatas, maka dapat dijelaskan sebagai berikut :

Hipotesis ketiga yang diajukan berbunyi “Jumlah Premi JKK dan JKM berpengaruh secara simultan terhadap Laba Pada PT. Taspen (Persero) KCU Surabaya”, diperoleh hasil Fhitung sebesar 7,199 dengan taraf signifikasi pada Jumlah Premi JKK (X1) dan JKM (X2) sebesar 0,002 karena Sig. F < 0,05 (0,002 < 0,05) Artinya, Jumlah Premi JKK (X1) dan JKM (X2) secara simultan berpengaruh positif terhadap Variabel t hitung Sig. Keterangan Premi JKK 2,608 0,013 Signifikan Premi

JKM - 2,564 0,014 Signifikan F hitung Sig. Keterangan

7,199 0,002 Signifikan

(10)

Laba (Y) pada PT. Taspen (Persero) KCU Surabaya. Sehingga hipotesis ketiga yang diajukan diterima dan terbukti kebenarannya.

SIMPULAN

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear berganda dengan bantuan program statistic yaitu SPSS versi 22.0 diperoleh hasil koefisien Korelasi (R) menunjukkan antara laba dengan seluruh variabel bebas Jumlah Premi JKK dan JKM adalah sedang karena R = 0,519 berada pada daerah 0,40 – 0,599. Selain itu, nilai koefisien determinasi (R-Square) sebesar 0,270. Hal ini menunjukkan bahwa variabel jumlah premi jkk (X1) dan jkm (X2) dapat mempengaruhi variabel laba sebesar 27%, sedangkan 73% sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor diluar variabel bebasnya.

Selanjutnya hasil uji hipotesis dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil pengujian hipotesis pertama diperoleh hasil thitung sebesar 2,608 dengan taraf signifikansi 0,013 sehingga Sig.t lebih kecil dari 0,05 (0,013 < 0,05), maka berarti Jumlah Premi JKK berpengaruh positif terhadap pendapatan sehingga hipotesis pertama yang diajukan terbukti kebenarannya.

2. Hasil pengujian hipotesis kedua diperoleh hasil thitung sebesar -2,564 dengan taraf signifikansi 0,014 sehingga Sig.t lebih kecil dari 0,05 (0,014 < 0,05), maka berarti Jumlah Premi JKM berpengaruh negatif

terhadap pendapatan sehingga hipotesis kedua yang diajukan terbukti kebenarannya.

3. Hasil uji simultan menunjukkan bahwa hasil Fhitung sebesar 7,199 dengan taraf signifikasi pada Jumlah Premi JKK (X1) dan JKM (X2) sebesar 0,002 karena Sig. F < 0,05 (0,002 < 0,05) maka berarti bahwa variabel Jumlah Premi JKK dan JKM berpengaruh positif terhadap Laba sehingga hipotesis ketiga yang diajukan diterima. Dan berpengaruh secara simultan terhadap Pendapatan karena taraf signifikansi 0,002 < 0,05.

IMPLIKASI

Implikasi hasil penelitian ini adalah sebagai informasi tambahan untuk masyarakat umum maupun investor dalam menilai perusahaan perlu menilai dari tata kelola perusahaan tersebut dan juga laba yang dihasilkan perusahaan tersebut. Penelitian ini juga sebagai tambahan informasi bagi

manajemen perusahaan dalam

menetapkan berbagai kebijakan untuk meningkatkan laba perusahaan.

KETERBATASAN PENELITIAN

Keterbatasan dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan Laporan keuangan berupa pendapatan premi dan beban klaim suatu perusahaan asuransi sebagai tolak ukur dalam menentukan laba. Padahal laba perusahaan tidak hanya diukur dengan mengetahui premi dan beban klaim asuransi tetapi juga dipengaruhi dengan seluruh biaya dan pendapatan lain-lain yang diperoleh. Faktor tersebut juga bisa sebagai

(11)

tambahan tolak ukur dalam menentukan laba perusahaan. Maka dari itu saran untuk penelitian selanjutnya yaitu perlu menambahkan indikator laba yang lain, Selain itu dalam penelitian selanjutnya perlu menambah variabel dan waktu periode yang terbaru.

DAFTAR RUJUKAN

Abdul R. Saliman. 2014. Hukum Bisnis untuk Perusahaan. Edisi ke 4. Jakarta:Kencana

Achmad Fauzi (2018) Judul penelitian “Pengaruh Pendapatan Premi Asuransi dan Hubungannya Dengan Beban Klaim Terhadap Laba Bersih Perusahaan (Studi Kasus Pada PT. Jasa Raharja)”. Henry Simamora. (2013). Pengantar

Akuntansi II. Jakarta: Bumi Aksara

Ika Nurjanah (2017) Judul penelitian “Analisis Pengaruh Pembayaran Premi dan Klaim Asuransi Jiwa Syariah Terhadap Profitabilitas Asuransi Jiwa Syariah Studi Kasus Pada Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Cabang Syariah Surakarta Periode 2012-2016”.

Insyafiono. 2018. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM). Wawancara oleh Rika Andriani. pada tanggal 18 Deember 2018 pukul 15:00 Lina Marlina dan Agi Syarif Hidayat

(2016) Judul Penelitian “Pengaruh Pendapatan Premi Terhadap Laba Pada Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera

1912 Cabang Bandung Setiabudhi”.

Kuswadi, (2005). Meningkatkan Laba Melalui Pendekatan Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Biaya. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Muhammad Abdulkadir. 2011. Hukum Asuransi Indonesia. Edisi5. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1981 tentang Asuransi Sosial Pegawai Negeri SipiL (PNS).

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2015 tentang Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian Bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2015 Tentang Jaminan Kecelakaan Kerja Dan Jaminan Kematian Bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitataif dan

Kombinasi (Mixed

Methods).Bandung: Alfabeta. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004

tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai hasil analisis Regresi Linear Berganda dengan menggunakan bantuan komputer SPSS For Wind Release 16,0 diperolerh hasil - hasil penelitian dari 80 orang

Berdasarkan hasil analisis koefisien korelasi kualitas pelayanan dengan variabel kemampuan dan ketrampilan diperoleh 0,138 dan masuk pada kategori nilai korelasi ( 0 &lt;

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode regresi linear berganda dengan bantuan program SPSS 22 untuk mengolah data sehingga dapat diketahui seberapa besar

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode regresi linear berganda dengan bantuan program SPSS 22 untuk mengolah data sehingga dapat diketahui seberapa besar