“PENGARUH SOCIAL MEDIA MARKETING DAN BRAND IMAGE TERHADAP BRAND TRUST SERTA DAMPAKNYA TERHADAP DONATION DECISION PADA CROWDFUNDING KITABISA.COM
DITENGAH PANDEMI COVID-19"
Oleh :
Rizka Novia Adyani NIM : 11160810000121
PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULAH JAKARTA 1439 H/2021
“PENGARUH SOCIAL MEDIA MARKETING DAN BRAND IMAGE TERHADAP BRAND TRUST SERTA DAMPAKNYA TERHADAP DONATION DECISION PADA CROWDFUNDING KITABISA.COM
DITENGAH PANDEMI COVID-19" SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Oleh:
Rizka Novia Adyani 11160810000121
Pembimbing II
Rio Trisasmita S.E., M.E
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Kamis, 11 Agustus 2020 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas Mahasiswi:
1. Nama : Rizka Novia Adyani 2. NIM : 11160810000121
3. Jurusan : Manajemen (Pemasaran)
4. Judul Skripsi : Pengaruh Social Media Marketing dan Brand Image terhadap Brand Trust serta dampaknya pada Donation
Decision
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberikan kesempatan untuk melaksanakan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 11 Agustus 2020
1. Dr. Muniaty Aisyah, S.T., M.M NIP. 197803072011012003
(____________________)
Penguji I
2. Rio Trisasmita S.E., M.E (____________________)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. DATA PRIBADI
Nama : Rizka Novia Adyani
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 24 November 1998
Jenis Kelamin : Wanita
Alamat : Jl.O No.1 Slipi Palmerah
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Anak ke/dari : Anak ke 2 dari 3 bersaudara
Nama Ayah : Adi Santoso
Nama Ibu : Andriyani
Status : Belum Menikah
Telepon Rumah / No.HP : 0877 – 2181– 0084
Email : [email protected]
II. RIWAYAT PENDIDIKAN
SD (2005 – 2010) : SDN Padurenan 6
SMP (2010 – 2013) : SMPN 16 Bekasi SMA (2014 – 2016) : SMAN 9 Bekasi
S1 (2016 – 2021) : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
III. PENGALAMAN ORGANISASI
Anggota Himpunan Mahasiswa Manajemen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Anggota PMII Ciputat
Anggota International Studies Club
ABSTRACT
This study aimed to examine the relationship between variables, especially those that affect the donation decision process such as social media marketing, brand image and brand trust as intervening variables among users of Kitabisa.com, as a donation-based crowdfunding platform. The research method used in this study is the method of Path analysis and Sobel test, data collection through a google form questionnaire with a total sample of 150 respondents. The criteria for respondents were measured using a purposive sampling technique with the criteria of respondents involved were respondents who had already donated through the Kitabisa.com crowdfunding during the Covid-19 pandemic and follow kitabisa.com on social media. The data analysis technique was processed using statistical software SPSS version 22. Based on the results of hypothesis testing, it shows that: (1) social media marketing has a significant effect on brand trust partially. (2) brand image partially has a significant effect on brand trust. (3) social media marketing and brand image simultaneously influence brand trust. (4) social media marketing has a significant effect on donation decisions partially. (5) brand image has a significant effect on donation decision partially. (6) brand trust affects the donation decision. (7) social media marketing and brand image have a significant effect on donation decisions simultaneously. Meanwhile, the sobel test shows that there is no mediation of brand trust in social media marketing and brand image on donation decisions to donors of Kitabisa.com..
Keywords: Social Media Marketing, Brand Image, Brand Trust and Donation
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antar variabel, khususnya variabel-variabel yang mempengaruhi proses donation decision seperti social
media marketing, brand image dan brand trust sebagai variabel intervening pada
pengguna Kitabisa.com, selaku platform crowdfunding berbasis donasi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Analisis Jalur dan Uji Sobel, pengumpulan data melalui kuesioner google form dengan jumlah sampel sebanyak 120 responden. Kriteria responden diukur dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria responden yang terlibat adalah responden yang sudah pernah berdonasi melalui crowdfunding Kitabisa.com pada masa pandemi Covid-19 dan pengguna aktif media sosial. Teknik analisis data diolah menggunakan software statistik SPSS versi 22. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa: (1) social media marketing berpengaruh signifikan terhadap brand trust secara parsial. (2) brand image berpengaruh sigifikan terhadap brand trust secara parsial. (3) social media marketing dan
brand image berpengaruh terhadap brand trust secara simultan. (4) social media marketing berpengaruh signifikan terhadap donation decision secara parsial. (5) brand image berpengaruh signifikan terhadap donation decisio nsecara parsial. (6) brand trust berpengaruh terhadap donation decision. (7) social media marketing
dan brand image berpengaruh signifikan terhadap donation decision secara simultan. Sedangkan pada uji sobel diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa tidak adanya mediasi Brand trust pada social media marketing dan brand image terhadap donation decision pada donatur Kitabisa.com
Kata Kunci: Pemasaran Media Sosial, Citra Merek, Kepercayaan Merek dan
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah
serta kekuataan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGARUH SOCIAL MEDIA MARKETING DAN BRAND IMAGE
TERHADAP BRAND TRUST SERTA DAMPAKNYA TERHADAP
DONATION DECISION PADA CROWDFUNDING KITABISA.COM
DITENGAH PANDEMI COVID-19”.
Penghargaan dan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Ayahanda
tercinta Adi Santoso dan Ibunda tersayang Andriyani yang telah mencurahkan
segenap cinta dan kasih sayang serta perhatian moril maupun materil.
Serta ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu demi
tersusunnya skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis
harapkan. Semoga dengan tersusunnya skripsi ini dapat bermanfaat serta
menginspirasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Aamiin Yaa Rabbal ‘Alamin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 26 Januari 2021
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ... i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iv
ABSTRACT ... v
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB IPENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 14
C. Tujuan Penelitian ... 15
D. Manfaat Penelitian ... 15
BAB IITINJAUAN PUSTAKA ... 17
A. Landasan Teori ... 17
1. Financial Technology ... 17
2. Crowdfunding ... 20
3. Social Media Marketing ... 25
4. Brand Image ... 32
5. Brand Trust ... 37
6. Donation Decision ... 40
B. Penelitian Terdahulu ... 47
C. Kerangka Pemikiran ... 55
D. Keterkaitan Antar Variabel dan Hipotesis ... 55
BAB IIIMETODE PENELITIAN... 62
A. Ruang Lingkup Penelitian ... 62
B. Metode Penentuan Sampel ... 63
D. Metode Analisis Data ... 65
BAB IVANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 82
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 82
B. Deskripsi Responden ... 99
C. Uji Kualitas Data ... 101
D. Analisis Deskriptif ... 108
E. Analisis Jalur (Path Analysis) ... 112
F. Perhitungan Pengaruh ... 127
G. Uji Sobel ... 129
H. Pembahasan ... 131
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN ... 136
A. Kesimpulan ... 136
B. Saran ... 137
DAFTAR PUSTAKA ... 142
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Dimensi Social Media Marketing ... 31
Tabel 2. 2 Penelitian Terdahulu ... 47
Tabel 3. 1 Skala Likert ... 67
Tabel 3. 2 Nilai Koefisien Korelasi... 73
Tabel 3. 3 Operasional Variabel... 79
Tabel 4. 1 Profil Kitabisa.com ... 87
Tabel 4. 2 Hasil Uji Validitas Social Media Marketing ... 101
Tabel 4. 3 Hasil Uji Validitas Brand Image ... 102
Tabel 4. 4 Hasil Uji Validitas Brand Trust ... 103
Tabel 4. 5 Hasil Uji Validitas Donation Decision ... 103
Tabel 4. 6 Hasil Uji Reliaabilitas Social Media Marketing ... 104
Tabel 4. 7 Hasil Uji Reliabilitas Brand Image ... 105
Tabel 4. 8 Hasil Uji Reliabilitas Brand Trust ... 105
Tabel 4. 9 Hasil Uji Reliabilitas Donation Decision... 106
Tabel 4. 10 Uji Normalitas Sub - Struktur 1 ... 107
Tabel 4. 11 Uji Normalitas Sub - Struktur 1 ... 107
Tabel 4. 12 Deskriptif Variabel Social Media Marketing ... 109
Tabel 4. 13 Deskriptif Variabel Brand Image ... 110
Tabel 4. 14 Deskriptif Variabel Brand Trust ... 111
Tabel 4. 15 Deskriptif Variabel Donation Decision... 112
Tabel 4. 16 Koefisien Korelasi ... 113
Tabel 4. 17 Nilai Koefisien Korelasi... 114
Tabel 4. 18 Hubungan Korelasi Antar Variabel ... 114
Tabel 4. 19 Koefisien Determinasi Sub - Struktur 1 ... 115
Tabel 4. 20 Koefisien Determinasi Sub - Struktur 2 ... 116
Tabel 4. 21 Analisis Jalur Sub - Struktur 1 ... 117
Tabel 4. 22 Analisis Jalur Sub - Struktur 2 ... 118
Tabel 4. 23 Uji F Sub - Struktur 1 ... 120
Tabel 4. 24 Uji F Sub - Struktur 2 ... 121
Tabel 4. 25 Uji T Sub - Struktur 1 ... 123
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Daftar Financial Technology di Indonesia ... 2
Gambar 1. 2 Jumlah Penggunjung pada website Kitabisa.com ... 4
Gambar 1. 3 Pendanaan Kitabisa.com dari tahun ketahun... 5
Gambar 1. 4 Data Campaign terdanai dan jumlah pengguna Kitabisa.com sampai Bulan Mei tahun 2020 ... 6
Gambar 1. 5 Data penanganan donasi dalam penanganan COVID-19 ... 7
Gambar 1. 6 Instagram Kitabisa.com ... 9
Gambar 1. 7 Twitter Kitabisa.com ... 10
Gambar 1. 8 Youtube Kitabisa.com ... 10
Gambar 1. 9 Indonesia Fundraising Award ... 11
Gambar 2. 1 Proses Pengambilan Keputusan : Model Lima Tahap ... 43
Gambar 2. 2 Kerangka Pemikiran ... 55
Gambar 3. 1 Model Analisis Jalur ... 71
Gambar 3. 2 Sub Struktur – 1 hipotesis – 1 ... 71
Gambar 3. 3 Sub Struktur – 2 hipotesis – 2 ... 72
Gambar 4. 1 Logo Kitabisa ... 88
Gambar 4. 2 Website Kitabisa.com ... 89
Gambar 4. 3 Aplikasi Mobile Kitabisa.com... 89
Gambar 4. 4 Laman Facebook Kitabisa.com ... 90
Gambar 4. 5 Laman Instagram Kitabisa.com... 90
Gambar 4. 6 Laman Youtube Kitabisa.com ... 91
Gambar 4. 7 Laman Twitter Kitabisa.com ... 91
Gambar 4. 8 Kategori Penggalangan dana di Kitabisa.com... 92
Gambar 4. 9 Kampanye Rumah Singgah Al-Fatih ... 93
Gambar 4. 10 Gerakan Infaq Beras Yatim ... 93
Gambar 4. 11 Kampanye 1.000 Karpet Masjid... 94
Gambar 4. 12 Kampanye #BisaSembuh Dewa ... 94
Gambar 4. 13 Hasil Analisis Instagram Kitabisa.com menggunakan Social Blade ... 95
Gambar 4. 14 Hasil Analasis Youtube menggunakan Social Blade ... 96
Gambar 4. 15 Hasil Analisis Twitter menggunakan Social Blade ... 96
Gambar 4. 16 Galery Facebook Ads Kitabisa.com ... 98
Gambar 4. 17 Hasil Analisis Facebook Ads ... 99
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuisoner Penelitian... 149
Lampiran 2 Hasil Skroing Variabel Social Media Marketing ... 155
Lampiran 3 Hasil Skoring Variabel Brand Image ... 158
Lampiran 4 Hasil Skoring Variabel Brand Trust ... 161
Lampiran 5 Hasil Skoring Variabel Donation Decision ... 165
Lampiran 6 Hasil Uji Validitas Social Media Marketing ... 168
Lampiran 7 Hasil Uji Validitas Variabel Brand Image ... 171
Lampiran 8 Hasil Uji Validitas Brand Trust ... 174
Lampiran 9 Hasil Validitas Variabel Donation DecisionVariabel Donation Decision ... 176
Lampiran 10 Hasil Uji Realibitas Variabel Social Media Marketing Uji Reabilitas Data ... 177
Lampiran 11 Hasil Uji Realibilitas Brand Image ... 178
Lampiran 12 Hasil Uji Realibilitas Brand Trust ... 179
Lampiran 13 Hasil Uji Realibilitas Variabel Donation Decision... 180
Lampiran 14 Hasil Uji Korelasi Antar Variabel ... 181
Lampiran 15 Hasil Uji Koefisien Determinasi Sub Struktur 1 ... 182
Lampiran 16 Hasil Uji Koefiesien Determinasi Sub Struktur 2 ... 182
Lampiran 17 Hasil Uji Analisis Jalur Sub Struktur 1 ... 182
Lampiran 18 Hasil Uji Analisis Jalur Sub Struktur 2 ... 183
Lampiran 19 Hasil Uji F Sub Struktur 1 ... 183
Lampiran 20 Hasil Uji F Simultan Sub Struktur 2 ... 183
Lampiran 21 Hasil Uji T Parsial Sub Struktur 1 ... 184
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada hakikatnya dunia selalu berevolusi dan saat ini kita telah
memasuki pada revolusi industri 4.0, keadaan industri yang terjadi
mengalami perubahan besar-besaran di berbagai bidang yang disebabkan
oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Disebut juga
sebagai era digital dimana internet telah menjadi hal yang wajib, karena
dianggap sebagai alat untuk mempermudah manusia dalam menjalani
kehidupannya, hal tersebut mempengaruhi pula gaya hidup masyarakat saat
ini. Gaya hidup ini mengubah banyak perilaku manusia, yang juga
mempunyai peran sebagai konsumen. Perilaku konsumen seperti bagaimana
konsumen tersebut memperoleh suatu barang atau melakukan sebuah
transaksi.
Indonesia sendiri mempunyai pengguna internet yang terus
berkembang seperti yang terlansir pada laporan riset bertajuk Digital in 2020,
hasil kerjasama layanan manajemen konten HootSuite dan agensi pemasaran
media sosial We Are Social. Didalam laporan riset tersebut menunjukan
bahwa, penestrasi internet di Januari 2020 telah mencapai 64%, dan
mengalami peningkatan sebesar 8% dari tahun lalu. Jumlah penduduk yang
Salah satu sektor yang mengalami perkembangan dikarenakan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi adalah sektor keuangan.
Teknologi informasi dibidang keuangan digunakan untuk membantu dan
mempermudah konsumen dalam mengakses produk dan layanan keuangan.
Sektor keuangan tersebut disebut dengan istilah Financial
Technology, atau dapat disingkat sebagai Fintect, menurut Ion & Alexandra
(2016) Financial Technology merupakan sektor baru dalam industri
keuangan yang dimana seluruh teknologi yang digunakan untuk
memfasilitasi perdagangan, perusahaan bisnis atau interaksi dan layanan
yang diberikan kepada konsumen ritel. Berikut daftar beberapa contoh
perusahaan Financial Technology di Indonesia.
Gambar 1. 1 Daftar Financial Technology di Indonesia Sumber : @fintecsingapore, 2019
Berdasarkan IOSCO Research Report on Financial Technologies
berbagai model bisnis yang inovatif dan teknologi baru yang berpotensi
untuk mengubah industri jasa keuangan. Daily Social Fintech Report (2019)
membagi Financial Technology menjadi 6 kategori, yaitu: Payment,
Investment, Lending, Crowdfunding, Point of Sales dan Kategori lain.
Salah satu Financial Technology yang menarik dan sedang
berkembang di masyarakat Indonesia adalah crowdfunding dimana berawal
dari aktivitas fundraising (penggalangan dana). Crowdfunding didasari
dengan istilah crowdsourcing atau urun daya, dimana menurut Merriam
Webstrer Dictionary crowdsourcing adalah suatu proses untuk memperoleh
layanan, ide, maupun konten tertentu dengan cara meminta bantuan dari orang lain secara massal, secara khusus melalui komunitas daring.
Dengan berkembangnya industri crowdfunding di dunia, pada tahun
2013 mulai bermunculan beberapa situs crowdfunding di Indonesia seperti
Wujudkan.com, Patungan.com, Ayopeduli.com, GandengTangan.com
hingga Kitabisa.com. Ditahun 2019, bermunculan pula beberapa
crowdfunding baru seperti Akseleran yang bertindak sebagai media untuk
pengusaha UMKM yang sedang mencari modal usaha dan Kolase yang
digunakan sebagai media untuk seniman-seniman menggalang dana demi
mewujudkan karya mereka. Menurut Massolution dan Deloitte (2013)
crowdfunding sendiri mempunyai 4 banyak macamnya yaitu Lending-based,
Donation-based, Reward-based dan Equity-based.
masyarakat Indonesia yang mengedepankan gotong-royong dan suka saling
tolong-menolong, dimana, jenis crowdfunding ini difokuskan untuk
membantu mereka yang menderita kemiskinan, tuna wisma, korban bencana
alam dan lainnya. Crowdfunding ini bertindak sebagai jembatan untuk
menyalurkan uang, biaya pendidikan, obat-obatan, makanan, air, tempat
tinggal dan sumber daya lainnya dari pada pendonor ke segmen masyarakat
yang membutuhkan. Hal tersebut dapat membantu mengurangi kesenjangan
ekonomi di Indonesia dan beberapa permasalahan sosial lainnya.
Dan salah satu situs donation-based crowdfunding yang sudah
dikenal oleh masyarakat di Indonesia adalah Kitabisa.com. Menurut data
yang didapat oleh penulis melalui similarweb, pengunjung website
Kitabisa.com sendiri terbesar dibanding pesaing sejenisnya seperti
Ayopeduli.com, GandengTangan.com, Wujudkan.com, Patungan.com. Total
visitor Kitabisa.com sendiri dalam 3 bulan terakhir mencakup 501,047
visitor.
Sumber: Similarweb, 2020
Kenamaan Kitabisa.com terbukti dengan jumlah pengguna dan
campaign semakin berkembang pusat. Pada tahun 2018, terjadi pertumbuhan
sebesar 119% dalam berdonasi online, sebanyak 16 ribu proyek terdanai
melalui galang dana, serta lebih dari 1 juta OrangBaik terlibat
(Kitabisa.com,2018). Jumlah penggalangan dana yang dikelola Kitabisa.com
sendiripun mencapai 472 M.
Gambar 1. 3 Pendanaan Kitabisa.com dari tahun ketahun
Sumber : Kitabisa.com,2018
Adapun campaign yang terdanai hingga tahun 2020 sebanyak 63.964,
Gambar 1. 4 Data Campaign terdanai dan jumlah pengguna Kitabisa.com sampai Bulan Mei tahun 2020
Sumber : Kitabisa.com,2020
Keberadaan Kitabisa.com semakin dibutuhkan di tengah kondisi
darurat pandemi COVID-19, dimana semua lapisan masyarakat terkena
dampak buruknya, pekerja yang kehilangan pekerjaannya, perusahaan
kehilangan laba pemasukannya, serta masyarakat yang terpapar virus
tersebut. Karena di saat seperti ini sudah menjadi tugas semua orang untuk
bersama-sama berjibaku saling membantu dan diperlukan urun tangan kerja
sama dari berbagai pihak. Sebagai platform yang praktis, Kitabisa.com
mempermudah kegiatan urun dana, dibuktikan dengan data yang tersedia di
katadata.com, urun dana yang dikumpulkan melalui Kitabisa.com jumlah
donasinya tertinggi dibandingkan dengan organisasi pengumpul donasi
Gambar 1. 5 Data penanganan donasi dalam penanganan COVID-19 Sumber: katadata.co.id,2020
Kitabisa.com memfasilitasi siapa saja yang ingin menggalang dana
secara online. Kitabisa.com telah digunakan oleh ribuan pengguna mulai dari
NGO global, yayasan lokal, komunitas, himpunan alumni, mahasiswa, artis,
hingga individu yang ingin menggalang dana untuk tujuan sosial, membantu
sesama atau menciptakan karya (Kitabisa.com, 2019).
Kitabisa.com juga termasuk sebagai salah satu Social Enterprise
yang ada di Indonesia (Kitabisa.com, 2019), menurut Pitta dan Kucher
(2009) Social Enterprise adalah organisasi nirlaba yang mengoperasikan
bisnis untuk menghasilkan pendapatan dan memenuhi misi mereka. Didalam
websitenya, Community Wealth.org menjelaskan bahwa Social Enterprise
telah menjadi istilah populer yang menggambarkan apa yang dulu disebut
Sebagai salah satu donation-based crowdfunding yang akan terus
berkembang, Kitabisa.com membutuhkan strategi pendanaan untuk menarik
perhatian para calon donatur, karena ini sangat mempengaruhi jumlah dana,
yang dapat dilakukan untuk memperluas manfaat dan membiayai biaya
operasionalnya. Kitabisa.com membutuhkan strategi pemasaran dan
branding untuk keberlangsungan eksistensinya. Oleh karena itu,
Kitabisa.com memanfaatkan media sosial sebagai media pemasaran atau
istilah pemasarannya adalah social media marketing yang tidak
membutuhkan banyak biaya dibandingkan media promosi lainnya tetapi
mempunyai jangakauan lebih luas dan dianggap sebagai media promosi
efektif ditengah-tengah perkembangan teknologi. Menurut Saravanakumar
dan SuganthaLakshmi (2012) Social Media Marketing adalah cara
mempromosikan situs web, merek, atau bisnis dengan berinteraksi atau
menarik minat pelanggan saat ini atau calon pelanggan melalui saluran media
sosial.
Raman (2016) sendiri memaparkan bahwa di tengah puncak
perkembangan media sosial dan persaingan yang ketat untuk sumber daya
amal, sebagian besar organisasi nirlaba / sosial telah menerapkan media
sosial sebagai alat pemasaran yang sangat diperlukan untuk menjangkau
lebih banyak konsumen dan meningkatkan dukungan dari publik. Terbukti
dengan data yang dikeluarkan oleh Kitabisa.com bahwa pada tahun 2018,
dan berkomunikasi dengan community-nya agar mereka tetap mendapat
informasi dan terlibat. Media seperti Facebook, YouTube, Instagram, dan
Twitter adalah cara untuk melakukan ini, media ini membantu membangun
hubungan, yang merupakan kunci untuk merekrut komunitas, sukarelawan,
donatur, dan kesadaran masyarakat.
Kitabisa.com dapat dikatakan telah cukup baik dalam mengelola
sosial medianya dapat dinyatakan cukup baik, terlihat dengan jumlah
pengikut yang ada di sosial media Kitabisa.com yang cukup besar serta
aktivitas (content) yang dibagikan melalui sosial medianya pun cukup sering.
Gambar 1. 6 Instagram Kitabisa.com
Instagram Kitabisa.com mempunyai pengikut berjumlah 75.2 k serta
udah mendapatkan centang biru (verived) dari Instagram dan jumlah aktivitas
Gambar 1. 7 Twitter Kitabisa.com
Twitter Kitabisa.com mempunyai paling banyak jumlah aktivitas
yang dibagikan dibanding kanal sosial media Kitabisa.com lainnya yaitu
sebanyak 22.5k jumlah postingan (tweetan), dengan jumlah pengikut
sebanyak 38.2k.
Gambar 1. 8 Youtube Kitabisa.com
Kanal youtube Kitabisa.com sendiri, mempunyai jumlah pengikut
paling besar diantara sosial media lainnya, yaitu 235k pengikut. Terlihat
penonton yang cukup banyak.
Membentuk brand image yang baik pun menjadi salah satu hal yang
penting, Kitabisa.com harus menciptakan citra merek yang positif untuk
mendapatkan dukungan dan kepercayaan publik, dan akibatnya mendapatkan
lebih banyak donasi. Seperti yang disampaikan Huang dan Ku (2016) bahwa
organisasi nirlaba/sosial dapat menggunakan merek mereka sebagai sistem
identifikasi untuk membedakan diri dari organisasi lain, dan harus menyusun
strategi branding untuk menciptakan citra merek yang diinginkan.
Kitabisa.com dianggap mampu untuk menciptakan citra merek yang
baik dibenak masyarakat, penilaian tersebut disimpulkan dari berhasilnya
Kitabisa.com dalam memenangkan Penghargaan Indonesia Fundraising
Award dalam kategori Platform Fundraising Digital terbaik.
Gambar 1. 9 Indonesia Fundraising Award
Proses transaksi yang terjadi diantara donatur, Kitabisa.com, serta
penerima manfaat terjadi secara online (virtual), dimana hal tersebut
membutuhkan tingkat kepercayaan pemberi dana yang nantinya akan
berpengaruh tehadap keputusan berdonasi calon donatur untuk berdonasi.
Kepercayaan merek telah dipandang sebagai konstruk utama dari hubungan
merek yang kuat & jangka panjang. Seperti yang disampaikan oleh
Lindstrom (2001) dalam konteks merek yang berada dilingkungan online dan
media sosial, kepercayaan dianggap sebagai persyaratan penting dan Lin dan
Lee (2012) mendefinisikan kepercayaan sebagai harapan positif dari
pelanggan terhadap merek secara psikologis.
Kitabisa.com terus bebenah diri, usaha-usaha Kitabisa.com dalam
membentuk kepercayaan mereknya di antaranya dengan penghargaan yang
didapat Kitabisa.com pada tahun 2018, yaitu Padma Award yang
diselenggarakan oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia. Penghargaan
tersebut didapatkan karena Kitabisa.com selalu melakukan Tertib Pelaporan
dalam Penyelenggaraan Pengumpulan Uang atau Barang.
Meskipun Kitabisa.com memiliki potensi dan peluang yang besar di
Indonesia, terdapat beberapa tantangan misalnya saja beberapa champaign
yang target donasinya tidak tercapai. Biasanya dikarenakan dalam gagal
membangun kepercayaan dari donatur yang akan mempengaruhi perilaku
alternatif pilihan lain untuk berdonasi, misalnya saja lembaga keuangan
konvensional seperti bank dan dompet digital yang mulai menciptakan
produk-produk yang menyediakan layanan donasi, begitupula dengan
lembaga nirlaba lainnya yang mulai menjadikan transaksi mereka menjadi
transaksi yang dapat berlangsung online dan menggunakan platform sejenis.
Maka dari itu dibutuhkan media promosi seperti sosial media serta citra yang
baik untuk membentuk kepercayaan tersebut.
Kepercayaan konsumen yang baik terhadap crowdfunding
Kitabisa.com akan sangat mempengaruhi donatur ataupun calon donatur
untuk berdonasi melalui Kitabisa.com, maka dapat dikatakan kepercayaan
donatur untuk menggunakan Kitabisa.com sebagai wadah untuk berdonasi
dapat mempengaruhi keputusan berdonasi di Kitabisa.com.
Namun untuk membuktikan apakah pemasaran melalui sosial media
dan citra merek dapat mempengaruhi kepercayaan dan berdampak pada
perilaku keputusan berdonasi diperlukan penelitian lebih lanjut.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dalam bentuk skripsi yang berjudul :
“Pengaruh Social Media Marketing dan Brand Image terhadap Brand
Trust serta dampaknya pada Donation Decision pada Crowdfunding Kitabisa.com ditengah pandemi COVID-19”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
Persamaan Struktural 1:
1. Apakah Social Media Marketing mempunyai pengaruh signifikan
secara parsial terhadap Brand Trust.
2. Apakah Brand Image mempunyai pengaruh signifikan secara parsial
terhadap Brand Trust
3. Apakah Social Media Marketing dan Brand Image secara signifikan
dan simultan mempunyai pengaruh terhadap Brand Trust.
Persamaan Struktural 2:
4. Apakah Social Media Marketing mempunyai pengaruh signifikan
secara parsial terhadap Donation Decision
5. Apakah Brand Image mempunyai pengaruh signifikan secara parsial
terhadap Donation Decision
6. Apakah Brand Trust mempunyai pengaruh signifikan secara parsial
terhadap Donation Decision
7. Apakah Social Media Marketing, Brand Image dan Brand Trust
secara signifikan dan simultan mempunyai pengaruh terhadap
Donation Decision
8. Apakah Social Media Marketing mempunyai pengaruh tidak
9. Apakah Brand Image mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap
Donation Decision melalui Brand Trust.
C. Tujuan Penelitian
Terkait dengan permasalahan yang telah dirumuskan oleh penulis,
maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengukur apakah terdapat pengaruh variabel Social Media
Marketing (X1) dan Brand Image (X2) secara parsial dan simultan
terhadap Brand Trust serta dampaknya pada Donation Decision pada
Crowdfunding Kitabisa.com di era pandemi COVID-19.
2. Untuk mengukur bagaimana strategi penggunaan media sosial
(Facebook, Twitter, Youtube dan Instagram) oleh crowdfunding
Kitabisa.com sehingga menjadi platform donasi online yang
terpercaya di Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut :
1. Manfaat Akademi
Penelitian ini diharapkan berguna untuk menjadi
referensi bagi pengembangan ilmu Management serta
teori-teori yang berkaitan bagi mahasiswa Universitas Islam Negeri
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
2. Manfaat Praktis
Penulis berharap penelitian ini dapat menyumbang
ilmu pengetahuan bagi mahasiswa Jurusan Management serta
mahasiswa lain yang berminat dalam kajian Financial
Technology khususnya Donation-based crowdfunding. Serta
diharapkan dapat membantu crowdfunding Kitabisa.com
sebagai bahan evaluasi agar kegiatan pemasaran kedepannya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Financial Technology
a. Definisi Financial Technology
Menurut Armer (2015) Financial Technology
mengacu pada pengunaan teknologi untuk memberikan
solusi-solusi keuangan. Dan secara spesifik, Financial Technology
didefinisikan sebagai aplikasi teknologi digital untuk
masalah-masalah intermediasi keuangan (Aaron, 2017).
FinTech didefinisikan sebagai industri yang terdiri dari
perusahaan-perusahaan yang menggunakan teknologi agar
sistem keuangan dan penyampaian layanan keuangan lebih
efisien (World Bank, 2016).
Maka dapat disimpulkan menurut penulis bahwa,
Financial Technology adalah teknologi informasi dan
komunikasi yang berguna untuk membantu segala kegiatan di
industri keuangan yang bertujuan untuk meningkatkan
efektifitas dan efisiensi.
b. Tipe-tipe Financial Technology
Technology yaitu :
1) Sistem pembayaran melalui pihak ketiga (Third-party
payment systems)
Contoh sistem pembayaran melalui pihak
ketiga yaitu crossborder EC, online-to-offline (O2O),
sistem pembayaran mobile, dan platform pembayaran
yang menyediakan jasa seperti pembayaran bank dan
transfer. Contohnya saja seperti OVO, GOPAY,
DANA, LinkAja dan lain-lain.
2) Peer-to-Peer (P2P) Lending
Peer-to-Peer Lending menyediakan mekanisme
kredit dan manajemen risiko. Platform ini membantu
pemberi pinjaman dan peminjam memenuhi kebutuhan
masing-masing dan menghasilkan penggunaan uang
secara efisien. Contoh platfom ini adalah Asetku.
3) Crowdfunding
Crowdfunding merupakan sebuah konsep atau
produk seperti desain, program, konten, kampanye dan
karya kreatif yang dipublikasikan. Dan bagi
masyarakat yang tertarik dan ingin mendukung konsep
secara finansial melalui crowdfunding.
c. Manfaat Financial Technology (FinTech)
Menurut Bank Indonesia (2019), perkembangan
Fintech yang sangat pesat di Indonesia dapat membawa
banyak manfaat, manfaat tersebut dapat bagi peminjam,
investor maupun perbankan di Indonesia :
1) Bagi konsumen, manfaat yang dapat dirasakan seperti
mendorong inklusi keuangan, memberikan alternatif
pinjaman bagi debitur yang belum layak kredit,
prosesnya mudah dan cepat, dan persaingan yang
ditimbulkan mendorong penurunan suku bunga
pinjaman.
2) Bagi investor FinTech, manfaat yang dapat dirasakan
seperti alternatif investasi dengan return yang lebih
tinggi dengan risiko default yang tersebar di banyak
investor dengan nominal masing - masing cukup
rendah dan investor dapat memilih peminjam yang
didanai sesuai preferensinya.
3) Bagi suatu negara FinTech mendorong transmisi
kebijakan ekonomi dan meningkatkan kecepatan
perputaran uang sehingga meningkatkan ekonomi
mendorong Strategi Nasional Keuangan
Inklusif/SKNI.
2. Crowdfunding
a. Definisi Crowdfunding
Crowdfunding merupakan kegiatan pengumpulan dana
yang biasanya dilakukan melalui internet, baik berupa website
maupun sosial media. Platform tersebut menjadi tempat
bertemunya pemilik/yang menginisiasi suatu project dengan
publik yang akan memberikan dana. Karenanya,
crowdfunding dapat disebut sebagai agregasi dana online yang
membantu organisasi atau individu untuk mewujudkan
gagasan mereka (Belleflamme et al., 2014).
Pengertian yang kurang lebih sama juga disampaikan
oleh Barrette (2011) yang mendefinisikan crowdfunding
sebagai pendekatan keuangan kolektif yang memungkinkan
individu-individu mengumpulkan sumberdaya yang dimiliki
untuk mendanai suatu proyek yang diminati.
b. Tipe – tipe Crowdfunding
Terdapat empat kategori dari crowdfunding,
dikategorikan berdasarkan tipe portal dan dana yang
dikumpulkan. Crowdsourcing.org (2012) didalam reportnya
Trends, Composition and Crowdfunding Platforms membagi
kategori crowdfunding sesuai dengan karakteristik bisnisnya
sebagai berikut:
1) Basis Pinjaman (Consumer Lending atau Lending-based)
Crowdfunding berbasis pinjaman sangatlah
mirip dengan mekanisme pinjaman pada umumnya,
dimana individu dapat meminjam uang kepada suatu
proyek dengan ekspektasi pengembalian.
2) Basis Donasi (Donation-based)
Sesuai dengan namanya, crowdfunding
berbasis donasi adalah jenis crowdfunding yang
dilandaskan oleh donasi, dimana tujuan utamanya
adalah mencari sumbangan. Dalam crowdfunding jenis
ini, para donatur berkontribusi dalam suatu proyek
tanpa memiliki ekspektasi pengembalian dana yang
telah dikontribusikannya. Umumnya portal
crowdfunding basis donasi memberikan ucapan
terimakasih kepada para donatur.
3) Basis Hadiah (Reward-based)
dioperasikan bersamaan dengan crowdfunding basis
donasi. Pada jenis ini, jumlah kontribusi yang akan
diberikan individu telah dipaketkan sesuai dengan
hadiah yang akan diberikan. Hadiah dapat berupa
pencantuman nama pada kredit proyek, penamaan
pada merchandise, kesempatan untuk bertemu dengan
creator proyek, undangan untuk menghadiri acara
khusus yang berkaitan dengan proyek, misalnya pesta
peluncuran atau penayangan premier film, dan
sebagainya.
4) Basis Ekuitas (Equity-based)
Kegiatan crowdfunding berbasis ekuitas
menyerupai aktivitas investasi ekuitas umum, dimana
seorang individu memperoleh kepemilikan (ekuitas)
pada sebuah entitas sebagai imbalan atas dana yang
diberikannya
c. Manfaat dan Kelemahan Crowdfunding
Alan (2013) menyatakan bahwa crowdfunding dapat
memecahkan masalah utama yang dimiliki usaha kecil,
wirausaha start-up, inventor, dan pekerja kreatif untuk
membiayai operasinya, yaitu dengan:
dan yang aktual dalam mekanisme yang cost-effective.
Banyak orang mengalami kesulitan mencari dana
untuk bisnis dan/atau proyek yang dijalaninya,
terutama para wirausahawan muda yang belum
memiliki banyak relasi dengan entitas bisnis atau
kepada para angel investor. Dengan adanya
crowdfunding, maka baik kreator/wirausahawan
maupun investor/donatur secara mudah dapat
dipertemukan melalui portal crowdfunding.
mengakibatkan penempatan investor atau donatur
lebih efisien dari segi waktu dan biaya.
2) Crowdfunding menjadi “outlet for capital” baru bagi
konsumen, investor, atau donatur online. Secara
spesifik, masyarakat modern banyak menghabiskan
waktunya di internet. Dengan demikian, crowdfunding
dapat menjadi outlet for capital baru, dimana para
donatur, funder, atau investornya adalah masyarakat
yang menghabiskan banyak waktunya pada jaringan
internet. Dengan demikian, platfom crowdfunding sekaligus menjadi “toko” dan agen pemasaran yang
baik.
kreator proyek mengidentifikasi investor atau donatur.
Crowdfunding dapat menjadi sarana “proposal
terbuka” dan tidak jarang suatu proyek mendapatkan
perhatian dari investor yang tertarik dengan proyek
yang diajukan.
4) Crowdfunding memiliki potensi untuk menstimulasi
ekonomi. Crowdfunding menyediakan mekanisme
pendanaan yang efisien kepada bisnis kecil (small
businesses).
Hadir sebagai fenomena baru, crowdfunding juga
memiliki beberapa kelemahan, antara lain:
1) Kurangnya transparansi. Para pelaku crowdfunding
adalah masyarakat yang cakupannya sangat luas,
seringkali kebenaran identitasnya tidak dapat dijamin,
baik dari segi kreator maupun donatur atau investor.
2) Potensi akan adanya kecurangan (concern for fraud)
internet adalah media yang sangat rentan akan terjadinya
kecurangan. Meskipun sejauh ini praktik crowdfunding
memiliki tingkat kecurangan yang sangat kecil, beberapa
kasus telah terjadi, dimana pencari dana menciptakan
melalui crowdfunding.
3. Social Media Marketing a. Definisi Social Media
Penggunaan media sosial telah meningkat secara
fenomenal di kalangan pengguna, seperti individu, bisnis,
pemerintah, dll. Di era saat ini, Kaplan dan Haenlein (2010)
mengatakan bahwa media sosial adalah group aplikasi yang
berbasis internet dan merupakan pengembangan dari
teknologi web 2.0 dimana penggunanya memungkinkan untuk
membuat dan berbagi konten antar sesama. Sinclaire dan
Vogus (2011) di kutip dari O’Reilly (2005) mendefinisikan
media sosial sebagai istilah yang umum digunakan dalam
dunia internet untuk menggambarkan perangkat lunak yang
dapat menciptakan user generated content dan dapat
dibagikan ke pengguna lainnya. Media sosial telah
memfasilitasi dan meningkatkan aliran informasi dengan
membuatnya semakin lebih mudah menyebarkan informasi
yang berguna ke banyak orang (Smith dan Zook, 2016)
Media sosial memungkinkan pemasar untuk
mengembangkan kegiatan komunikasi pemasaran interaktif
langsung meningkatkan kesadaran, memperbaiki citra, atau
menciptakan penjualan produk dan jasa.
b. Jenis-Jenis Social Media
Media sosial menurut Kotler (2019) terbagi menjadi
tiga jenis yaitu:
1) Online Communities and forums
Online communities and forums
dibentuk oleh konsumen dan sekelompok
konsumen tanpa adanya pengaruh iklan dan
afiliasi perusahaan atau mendapatkan dukungan
dari perusahaan. Di mana anggota yang
tergabung dalam online communities dapat
berkomunikasi dengan perusahaan dan satu
anggota dengan anggota lainnya melalui
posting, instant messaging, dan chat
discussions tentang minat khusus yang
berhubungan dengan produk dan merek
.Contoh yang ada di Indonesia misalnya kaskus
dan femaledaily.
2) Blog-gers
Blog merupakan catatan jurnal online
berkala. Platform penyedia blog sendiri
misalnya wordpress dan blogspot.
3) Social networks
Social networks merupakan kekuatan
yang penting dalam kegiatan pemasaran baik
business to customer ataupun business to
business. Social networks dapat berupa situs
jejaring sosial seperti Instagram, Facebook,
Linkedln, dan Twitter.
c. Definisi Social Media Marketing
Media sosial dianggap sebagai bagian dari komunikasi
pemasaran terintegrasi (Integrated Marketing
Communication), seperti penggunaan IMC secara tradisional,
media sosial menawarkan platform yang dapat digunakan
perusahaan untuk berbicara dengan pelanggan mereka.
Social media marketing adalah salah satu bentuk
pemasaran menggunakan media sosial untuk memasarkan
suatu produk, jasa, brand atau isu dengan memanfaatkan
khalayak yang berpartisipasi di media sosial tersebut.
Social media marketing secara bahasa berarti
pemasaran melalui media sosial. Secara istilah, salah satu
memasarkan suatu produk, jasa, brand atau isu dengan
memanfaatkan khalayak yang berpartisipasi di media sosial tersebut. As’ad dan Alhadid (2014), mendefinisikan sosial
media marketing adalah strategi pemasaran yang digunakan
orang-orang dalam bentuk jaringan secara online.
Menurut Neti (2011) social media marketing terdiri
dari upaya untuk menggunakan media sosial untuk membujuk
konsumen yang satu perusahaan, produk dan/atau jasa yang
berarti, social media marketing merupakan pemasaran yang
menggunakan komunitas-komunitas online, jejaring sosial,
blog pemasaran dan yang lainnya.
Keuntungan dalam menggunakan social media
marketing menurut Neti (2011), antara lain:
1) Menyediakan ruang dangan tidak hanya untuk
memasarkan produk atau jasa kepada
pelanggan tetapi juga untuk mendengarkan
keluhan dan saran.
2) Mempermudah untuk mengidentifikasi
berbagai kelompok atau pengaruh antara
berbagai kelompok, yang dapat menjadi
pemberi informasi tentang merek dan
3) Biaya rendah kerena sebagian besar situs
jejaring sosial gratis.
Sedangkan kelemahan dalam menggunakan social
media marketing menurut Icha dan Agwu (2015), adalah :
1) Konsumen kini dapat menyuarakan
keprihatinan mereka baik secara negatif
maupun positif melalu sosial media sementara
pada saat yang sama membuatnya dikenal oleh
jutaan pelanggan potensial, menjadikan
konsumen sebagai Penggerak organisasi,
pemasar sekarang dihadapkan pada tantangan
untuk memikirkan kembali cara mereka
berkomunikasi dengan konsumen potensial.
2) Individu merasa bebas di internet, ini memberi
mereka kesempatan untuk mengekspresikan
diri dan sebagian besar tanpa konsekuensi
menjadikannya salah satu faktor yang membuat
pemasaran media sosial tidak dapat diprediksi
dan tidak dapat dikendalikan.
d. Dimensi Social Media Marketing
elemen di dalam social media yang dapat dikembangkan
menjadi empat dimensi yaitu media research (social
presence, media richness) dan social processes (self
presentation, self disclosure).
Kaplan dan Haenlein (2010) mengklasifikasikan
bermacam social media dibagi berdasarkan berbagai macam
sebagai kriteria berikut :
1) Social presence didefinisikan oleh Short. Et.
Al. (1976) dalam Kaplan dan Hanlein (2010)
sebagai kontak suara, visual maupun fisik yang
terjadi ketika terjadi proses komunikasi,
menurut Kaplan dan Haenlein (2010) social
presence dipengaruhi oleh intimacy dan
immediacy
2) Media richness menurut Daft dan Lengel
(1986) dalam Kaplan dan Haenlein (2010)
didasarkan pada tujuan komunikasi yaitu untuk
mengurangi ketidakjelasan dan ketidakyakinan
pada saat sebuah informasi disampaikan.
3) Self pesentation menurut Goffman (1959) yang
dikutip oleh Kaplan dan Haenlein (2010)
kesan kepada orang lain, pada satu sisi
mempunyai tujuan untuk mempengaruhi orang
lain untuk mendapatkan keuntungan seperti
menciptakan kesan positif, menciptakan
pencitraan yang konsisten pada satu identitas
kepribadian seperti mengenakan pakaian yang
bergaya agar dipersepsikan muda dan trendi.
4) Self disclosure menurut Kaplan dan Haenlein
(2010) merupakan sebuah langkah kritis yang
penting dalam pengembangan hubungan dekat
tetapi dapat terjadi antara orang asing, sebagai
contoh berbicara mengenai masalah pribadi.
Self disclosure dilakukan melalui
pengungkapan diri baik sadar atau tidak sadar
pembukaan informasi pribadi (misalnya,
pikiran, perasaan, suka, tidak suka) yang
konsisten dengan satu gambaran pribadi yang
ingin ditampilkan.
Sumber : Kaplan dan Haenlein (2010)
4. Brand Image
a. Definisi Brand Image (Citra Merek)
Merek adalah nama, istilah, desain, simbol, atau fitur
apa pun yang mengidentifikasi produk atau layanan satu
penjual sebagai pembeda dari yang ada di penjual lain. Hal ini
dikarenakan dengan menciptakan dan memberikan brand
image juga dapat menolong konsumen untuk melakukan
proses informasi, memberikan nilai dengan cara yang
berbeda, memberikan perbedaan antara brand atau merek
sendiri dengan merek atau brand milik pesaing. Brand image
atau citra merek adalah persepsi tentang merek atau brand
yang tercermin dari asosiasi merek yang tertanam dalam
memori konsumen. (Keller, 2013).
Brand image dibentuk oleh bermacam-macam asosiasi
brand yang konsumen kembangkan di dalam benak mereka.
merek untuk bergerak menuju citra merek yang diinginkan
melalui pemasaran dan pengembangan merek.
Brand image atau citra merek dibentuk dari tiga jenis
asosiasi merek: fungsional, simbolik, dan pengalaman.
Asosiasi fungsional terkait dengan manfaat fungsional dan
melibatkan keinginan untuk memecahkan masalah yang
berkaitan dengan konsumen, dan untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi yang dihasilkan dari luar. Untuk organisasi
nonprofit, asosiasi fungsional ini mengacu pada karakteristik,
misi, dan kualitas nyata organisasi (Michel & Rieunier 2012).
Fungsi merek organisasi nirlaba serupa dengan merek
pada produk tradisional. Merek produk yang baik
memberikan jaminan kualitas produk dan layanan kepada
konsumen, dan merek organisasi sosial yang baik
memberikan jaminan kepercayaan kepada donor untuk
mengurangi risiko donasi [Voeth & Herbst 2008].
b. Faktor-faktor Brand Image (Citra Merek)
Shiffman dan Kanuk (2010) menyebutkan
faktor-faktor pembentuk citra merek adalah sebagai berikut:
1) Kualitas atau mutu, berkaitan dengan kualitas
produk yang ditawarkan oleh produsen dengan
2) Dapat dipercaya atau diandalkan, yang
berkaitan dengan pendapat dan kesepakatan
yang di bentuk oleh masyarakat tentang suatu
produk yang dikonsumsinya.
3) Kegunaan atau manfaat, yang terkait dengan
fungsi dari suatu produk yang bisa
dimanfaatkan oleh konsumen.
4) Pelayanan, yang berkaitan dangan tugas
produsen dalam melayani konsumennya.
5) Risiko, berkaitan dengan untung rugi yang
dialami oleh konsumen.
6) Harga, dalam hal ini berkaitan dengan tinggi
rendahnya atau banyak sedikitnya jumlah uang
yang dikeluarkan konsumen untuk
mempengaruhi suatu produk, juga dapat
mempengaruhi citra jangka panjang.
7) Image, yang dimiliki merek itu sendiri, yaitu
berupa pelanggan, kesempatan dan informasi
yang berkaitan dengan suatu merek dari produk
tertentu.
c. Dimensi Brand Image
untuk mengukur Brand image terhadap organisasi sosial, dan
meneliti hubungan antara citra merek amal dan jumlah
sumbangan uang dan waktu (Volunteer). Mereka menemukan
empat belas aspek milik empat dimensi yaitu : Usefulness
(kegunaan), Efficiency (efisiensi), Affect (Kasih sayang) dan
Dynamism (dinamika).
1) Usefulness (kegunaan) : bermanfaat, sangat
diperlukan, dan berwawasan.
Dimensi ini menunjukan kegunaan. Jika
diaplikasikan pada organisasai sosial ini
mencerminkan bagaimana sebuah merek
organisasi sosial tersebut benar-benar berguna
dibenak donatur. Apakah organisasi tersebut
sangat diperlukan dan berguna bagi masyarakat,
apakah organisasi tersebut peduli dengan
kesejahteraan masyarakat.
2) Efficiency (Efisiensi) : efisien, serius, terkelola
dengan baik, memberikan layanan yang sangat
baik kepada penerima manfaat, dan amal
menggunakan asetnya dengan bijak.
Dimensi ini mengacu pada bagaimana sebuah
seefisien mungkin dalam kehidupan pemberi
ataupun penerima manfaat . Apakah organisasi
tersebut mampu memberikan efisiensi dengan
beroperasi sebaik mungkin, menangani secara
serius untuk membantu orang, dapat mengelola
dengan baik, menyediakan layanan yang sangat
baik bagi penerima manfaat, dan menggunakan
asetnya dengan bijak agar dapat bertahan serta
nyaman.
3) Affect (Kasih sayang) : dermawan, hangat,
ramah, dan menarik.
Dimensi ini mununjukkan bagaimana sebuah
brand organisasi sosial/nirlaba mampu
memberikan rasa kasih sayang dengan cara
ramah, bermurah hari, hangan, menarik dan
nyaman
4) Dynamism (Dinamika) : modern, dan inovatif.
Dimensi ini menunjukan kedinamikaan suatu
brand organisasi sosial seperti bersifat modern
dengan cara mengadopsi cara-cara baru untuk
beroperasi, inovativ dengan cara secara terus
bereksperimen dengan kemungkinan baru untuk
menciptakan nilai baru.
5. Brand Trust
a. Definisi Brand Trust (Kepercayaan Merek )
Dari perspektif pemasaran, kepercayaan telah
didefinisikan sebagai kesediaan pelanggan untuk
mengunjungi merek lagi (Mckinney & Benson, 2013). Lin
dan Lee (2012) mendefinisikan kepercayaan sebagai harapan
positif dari pelanggan terhadap merek secara psikologis.
Kepercayaan merupakan komponen penting dalam
membangun hubungan yang efektif dengan pelanggan.
Chaudhuri dan Holbrook (2001) mendefinisikan
kepercayaan terhadap merek sebagai kemauan dari rata-rata
konsumen untuk bergantung kepada kemampuan dari sebuah
merek dalam melaksanakan segala kegunaan atau fungsinya.
Chaudhuri dan Holbrook (2001) pula mengatakan bahwa,
secara spesifik, kepercayaan dapat mengurangi ketidakpastian
dalam sebuah lingkungan di mana konsumen merasa tidak
aman di dalamnya, karena mereka mengetahui bahwa mereka
dapat mengandalkan merek yang sudah dipercaya tersebut.
Pemberian donasi adalah contoh sempurna dari bentuk
mengandalkan organisasi sosial untuk mengambil tindakan
yang tepat dalam memberikan manfaat kepada penerima
manfaat akhir. Dalam konteks ini, calon donotur dipaksa
untuk mengandalkan reputasi sebagai mekanisme ekonomi
untuk membangun kepercayaan (Sulaeman, 2017).
Brand trust merupakan kemampuan merek untuk
dapat dipercaya (brand reliability), yang bersumber pada
keyakinan pelanggan bahwa produk tersebut mampu
memenuhi nilai yang dijanjikan dan intensi baik merek
(brand intention) yang didasarkan pada keyakinan pelanggan
bahwa merek tersebut mampu mengutamakan kepentingan
pelanggan (Delgado, 2008).
Ketika perusahaan berhasil membuat konsumen
percaya akan mereknya maka hal tersebut dapat mendorong
terjadinya loyalitas kepercayaan merek dan juga dapat
memperkuat hubungan dengan pelanggan.
Maka dapat disimpulkan bahwa kepercayaan merek
adalah kesediaan dari rata-rata konsumen agar pelanggan
merasa puas serta percaya akan kualitas yang diberikan oleh
perusahaan.
b. Faktor-faktor Brand Trust (Kepercayaan Merek)
mempengaruhi kepercayaan terhadap merek. Adapun ketiga
faktor tersebut adalah:
1) Karakteristik merek (brand characteristic)
2) Karakteristik perusahaan (company characteristic)
3) Karakteristikkonsumen-merek(consumer-brand
characteristic).
c. Dimensi Brand Trust (Kepercayaan Merek)
Menurut Delgado (2008) terdapat dua dimensi
variabel yang memengaruhi brand trust yaitu brand reliability
dan brand intention yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Brand Reliability
Brand Reliability merupakan
kehandalan suatu merek yang bersumber pada
keyakinan pelanggan bahwa merek tersebut
dapat memenuhi nilai yang telah dijanjikan
oleh perusahaan atau dengan kata lain persepsi
bahwa merek tersebut dapat memenuhi
kebutuhan dan memberikan kepuasan bagi para
konsumen atau penggunanya. Faktor yang
penting bagi terciptanya kepercayaan
konsumen terhadap suatu merek adalah brand
memenuhi nilai yang dijanjikannya akan
membuat pelanggan menaruh rasa yakin akan
mendapatkan apa yang dibutuhkan dalam hal
ini kebutuhan untuk keluar dari
kekhawatirannya mendapatkan produk yang
tidak baik.
2) Brand Intentions
Brand Intentions adalah mencerminkan
keyakinan pelanggan bahwa merek tersebut
mampu mengutamakan kepentingan pelanggan
ketika masalah dalam konsumsi produk muncul
secara tidak terduga. Oleh karena itu,
intentionality berkaitan dengan kepercayaan
bahwa merek akan tertarik pada apa yang
dibutuhkan pelanggan atau pada penggunaan
merek tersebut tidak terjadi masalah dalam
menggunakan merek tersebut.
6. Donation Decision
a. Definisi Donation Decision
Donation Decision atau Keputusan Berdonasi terdiri
dari dua kata yaitu Keputusan dan Berdonasi, Keputusan
informasi tentang keunggulan suatu produk atau jasa yang
disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa
menyenangkan yang akan merubah seseorang untuk
melakukan sebuah keputusan. Sedangkan berdonasi menurut
Dewantry (2015) adalah suatu pemberian yang mempunyai
sifat sukarela dengan tanpa adanya imbalan bersifat
keuntungan, walaupun pemberian donasi dapat berupa
makanan, barang, pakaian, mainan ataupun kendaraan akan
tetapi tidak selalu demikian, pada peristiwa darurat bencana atau dalam keadaan tertentu lain”. Menurut Kotler dan
Armstrong (2018), perilaku keputusan berdonasi mengacu
pada perilaku pembelian akhir dari konsumen, baik
individual, maupun rumah tangga yang membeli barang dan
jasa untuk konsumsi pribadi.
Keputusan berdonasi menurut Peter Jerry C. Olson
(2013), suatu keputusan (decision) mencakup suatu pilihan
diantara dua atau lebih tindakan atau perilaku alternatif.
Pemasar secara khusus tertarik pada perilaku pembeli,
terutama pilihan konsumen mengenai merek-merek yang
akan digunakan. Proses inti dalam pengambilan keputusan
mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua
atau lebih perilaku alternatif dan memilih satu diantaranya.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa keputusan berdonasi adalah
sebuah perilaku untuk memberikan suatu barang atau uang
yang sifatnya sukarela dan telah melewati berbagai pilihan
alternatif sehingga akhirnya memutuskan untuk berdonasi.
Tipe pengambilan keputusan menurut Sumarwan
(2015) dibagi menjadi tiga kategori yaitu: pemecahan
masalah yang diperluas (extensive problem solving),
pemecahan masalah terbatas (limited problem solving), dan
pemecahan masalah rutin (routinized response behavior)
b. Proses Keputusan Berdonasi
Tahapan dalam proses pengambilan keputusan yang
dilakukan oleh konsumen menurut Kotler (2016) yaitu:
tahapan pengenalan kebutuhan, tahap pencarian informasi,
tahap evaluasi alternatif, tahap keputusan pembelian, dan
tahap perilaku paska pembelian. Sebagian konsumen mungkin
melakukan lima langkah keputusan seperti yang telah
dijelaskan di atas, sebagian hanya melalui beberapa langkah,
dan sebagian mungkin hanya melakukan langkah-langkah
Gambar 2. 1 Proses Pengambilan Keputusan : Model Lima Tahap Sumber: Kotler dan Armstrong (2016)
Rangkaian proses keputusan pembelian konsumen
menurut Kotler dan Armstrong (2016) diuraikan sebagai
berikut:
1) Need recognition (pengenalan kebutuhan).
Yaitu proses konsumen mengenali
sebuah masalah atau kebutuhan. Proses dimulai
ketika seseorang sebagai konsumen menyadari
kebutuhannya. Konsumen tersebut mulai
menyadari perbedaan keadaannya sekarang
dengan keadaan yang diinginkan. Kebutuhan
dapat ditimbulkan oleh rangsangan yang
berasal dari dalam maupun luar inidividu.
Dalam hal ini, pemasar perlu mengidentifikasi
keadaan yang memicu kebutuhan tertentu,
dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah
konsumen.
2) Information search (pencarian informasi).
Pengenalan Kebutuhan Pencarian Infomasi Evaluasi Alternatif Keputusan Pembelian Perilaku Pasca Pembelian
Yaitu proses ketika konsumen telah
sadar akan kebutuhannya dan terdorong untuk
mencari informasi yang lebih banyak. Dalam
hal ini konsumen dibedakan menjadi dua level.
Yang pertama, heightened attention, konsumen
yang termasuk kedalam level ini enderung mau
menerima informasi apa saja yang terkait
dengan produk yang ingin dibeli. Yang kedua,
active information search, konsumen akan
secara aktif mencari semua infomasi yang
terkait dengan produk yang ingin dibeli.
Sumber informasi konsumen dibagi menjadi 4
(empat) kelompok, yaitu:
a. Sumber pribadi, yaitu keluarga, teman,
tetangga, kenalan.
b. Sumber komersial, yaitu iklan,
wiraniaga, penyalur, website, kemasan,
pajangan.
c. Sumber publik, yaitu media massa,
organisasi penentu peringkat konsumen,
d. Sumber pengalaman, yaitu penanganan,
pengkajian, pemakaian produk.
3) Evaluation of alternatives (evaluasi alternatif).
Dalam setiap melakukan pembelian,
setiap konsumen biasanya akan berusahan
mencari kepuasan. sehingga ketika sedang
mengevaluasi alternatif yang didapat dari hasil
pencarian informasi maka, konsumen akan
lebih memperhatikan produk yang dapat
memberikan keuntungan yang paling dicari
atau diharapkan oleh konsumen.
4) Purchase decision (keputusan pembelian).
Dalam memutuskan untuk melakukan
keputusan, akan ada dua faktor yang
mmpengaruhi. Pertama, attitudes of other, yaitu
perilaku seseorang terhadap suatu merek yang
memperngaruhi pertimbangan konsumen dalam
memilih suatu merek. Kedua, unanticipated
situatinal factors, yaitu meliputi kelengkapan
suatu produk didalam pasar. Di proses ini,
konsumen membentuk preferensi atas
5) Postpurchase behavior (perilaku pasca
pembelian).
Setelah melakukan keputusan pada
suatu merek, konsumen akan merasakan
apakah produk tersebut sesuai dengan ekpektasi
atau tidak. Dari situlah proses konsumen akan
mempertimbangkan apakah melakukan kembali
B. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena
penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya. meskipun ruang
lingkupnya hampir sama, tetapi beberapa variabel, sample, metode sample
yang digunakan, metode analisis data, dan objek penelitian terdapat
perbedaan, sehingga dapat dijadikan referensi untuk penelitian ini.
Tabel 2. 2 Penelitian Terdahulu
No .
Judul
Penulis
(Tahun) Hasil Persamaan Perbedaan
1. Charitable fundraising: Gaining donors' trust on online platforms. Journal :Research Collection School Of Information Systems by an authorized administrato r of Institutional Knowledge at Singapore Managemen t University. - Deserinas Sulaeman (2017) Hasil Penelitian
Studi ini meneliti faktor-faktor yang memmbantu penggalang dana dalam mengirimkan sinyal berkualitas kepada calon donor, dan pada akhirnya mendapatkan kepercayaan mereka.Komitmen dan deskripsi kampanye yang ditulis dengan baik menghasilkan jumlah
penggalangan dana yang lebih tinggi
Variable Independent : Online Platform (Social media) Variable Dependent : Donor's Trust Object: Non Profit Organization Lokasi Singapore (Indonesia) Tahun 2017 Lokasi Singapore Tidak ada Variable Brand Image dan Donation Decision Teknik Analisis PLS-SEM