• Tidak ada hasil yang ditemukan

3 METODE PENELITIAN. Gambar 3 Peta lokasi penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "3 METODE PENELITIAN. Gambar 3 Peta lokasi penelitian"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

3 METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian

Obyek Penelitian dalam penelitian ini adalah Kapal Penangkap Cumi- Cumi yang terdapat di galangan kapal PT. Proskuneo Kadarusman Muara Baru, Jakarta Utara.

3.2 Waktu dan Tempat

Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Februari 2011 di galangan kapal PT. Proskuneo Kadarusman Muara Baru, Jakarta Utara. Peta pelaksanaan penelitian disajikan pada Gambar 3.

Gambar 3 Peta lokasi penelitian 3.3 Peralatan

(1). Perlengkapan untuk pengukuran kapal dilapangan seperti:

- Waterpass - Mistar

- Benang Kasur - Mistar Siku

- Pendulum - Spidol dan

- Paku Payung - Alat Tulis

- Meteran

(2)

(2). Perlengkapan untuk menggambar dan mengolah data sebagai berikut:

- Alat tulis - Mistar (lurus)

- PC (Personal Computer)

3.4 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan menggunakan metode deskriptif numerik dimana pengumpulan data dilakukan pada saat pengukuran kapal di lapangan. Adapun data yang dikumpulkan yaitu data primer diperoleh dari gambar lines plan kapal penangkap cumi-cumi (squid jigging) Cahaya Alam 3 yang telah ada kemudian dilakukan penggambaran ulang lines plan kapal penangkap cumi-cumi (squid jigging) Cahaya Alam 3 tersebut, nilai parameter hidrostatis kapal dan desain kapal penangkap cumi-cumi tersebut.

3.5 Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil pengukuran di lapangan pertama-tama dilakukan analisis rasio dimensi utama kapal kemudian perhitungan luas area dan volume yang dilakukan dengan pendekatan metode Simpson I yang bertujuan untuk memperoleh nilai-nilai parameter hidrostatik, lalu dilakukan analisis data stabilitas statis kapal. Analisis data stabilitas kapal diawali dengan perhitungan nilai GZ kemudian dilanjutkan dengan penentuan kurva stabilitas statis yang dikeluarkan oleh International Maritime Organization (IMO).

3.5.1 Analisis rasio dimensi utama

Analisis rasio dimensi utama kapal digunakan karena menurut Fyson

(1985) bahwa rasio antara panjang dan lebar (L/B) mempengaruhi resistensi

kapal, rasio antara lebar dan dalam (L/D) berpengaruh terhadap kekuatan

memanjang kapal. Nilai beberapa rasio tersebut kemudian dibandingkan dengan

nilai pembanding yang tertera pada Tabel 5 di bawah ini:

(3)

Tabel 5 Nilai pembanding untuk kisaran nilai rasio dimensi utama pada salah satu jenis kapal di Indonesia

Metode Operasi Rasio Dimensi

L/B L/D B/D

Static Gear 2,83 – 11,12 4,58 – 17,28 0,96 – 4,68 Sumber: Iskandar dan Pujiati (1995)

Nilai koefisien bentuk selanjutnya dibandingkan dengan nilai standar koefisien bentuk kelompok kapal yang mengoperasikan alat tangkap pasif.

Iskandar dan Pujiati (1995) mengemukakan bahwa nilai-nilai coefficient of fineness memiliki keeratan hubungannya dengan stabilitas kapal, bentuk badan kapal di bawah air, pengaturan ruangan dibawah dek dan volume palkah serta volume ruang-ruang di bawah dek. Standar nilai coefficient of fineness dapat dilihat dalam Tabel 6 dibawah ini:

Tabel 6 Nilai koefisien bentuk (coefficient of fineness) untuk kelompok kapal perikanan yang mengoperasikan alat tangkap pasif (static gear)

Metode Operasi

Coefficient of Fineness

C

b

C

w

C

p

C

vp

C

o

Static Gear 0,39 – 0,70 0,65 – 0,85 0,56 – 0,80 0,53 – 0,82 0,63 – 0,91 Sumber: Iskandar dan Pujiati (1995)

Nomura and Yamazaki (1975) mengemukakan bahwa kapasitas kapal juga harus diperhatikan karena hal ini berhubungan dengan daya muat kapal. Salah satu besaran yang menggambarkan kapasitas ini adalah Gross Tonage (GT) yang diformulasikan sebagai berikut:

GT = ( a + b ) x 0,353 Dimana: a = Volume bangunan kedap air diatas dek

b = Volume bangunan kedap air dibawah dek 3.5.2 Perhitungan parameter hidrostatik

Nilai parameter hidrostatik kapal yang diteliti dihitung dengan menggunakan formula arsitektur perkapalan (Muckle 1987). Data yang diperoleh dianalisis dengan formula sebagai berikut:

(1) Volume Displacement (V)

(4)

(2) Area of waterline (Aw)

(3) Area of Midship (A

Ф

.)

Keterangan: V : Vol ume Displacement (m

3

) h : Jarak antar ordinat (m) A w

:

Area of waterline (m

2

) A

Ф

: Area of Midship (m

2

)

y : Jarak perpotongan wl dengan ordinat terhadap center line I (m) s : Bilangan Simpson

Rumus Simpson I digunakan untuk menghitung luas area tengah kapal (A

Ф

), luas area garis muat (A

w

) dan volume displacement kapal (V). Perhitungan/

rumus tersebut adalah:

(1) Perhitungan luas bidang kapal (A) dengan menggunakan Hukum Simpson I.

(2) Perhitungan volume pada bidang kapal (V) dengan menggunakan Hukum Simpson I.

Kemudian ketiga nilai parameter hidrostatis tersebut digunakan sebagai salah satu faktor untuk mencari nilai-nilai koefisien bentuk (coefficient of fineness) sebagai berikut:

(1) Waterplane coefficient (C

w

)

(2) Block coefficient (C

b

)

(3) Midship coefficient (C

Ф

)

(5)

(4) Vertical perismaic coefficient (C

vp

)

(5) Perismatic coefficient (C

p

)

Keterangan: L

wl :

Length of water line (m) B

wl

: Breadth of water line (m) d : Tinggi draft kapal (m)

Adapun rumus untuk mencari Ton per Centimeter Immersion (TPC), LCB (Longiudinal Centre Bouyancy), I (Moment Inertia), BM (Jarak titik apung ke metacentre), KM (Jarak keel ke metacentre), KB (Jarak titik apung), BM

L

(Jarak titik apung sampai Metacentre Longitudinal Bouyancy), dan KM

L

(Jarak keel sampai Metacentre Lonitudinal) adalah sebagai berikut:

(1) Ton per Centimeter Immersion (TPC), dengan rumus:

(2) LCB (Longiudinal Centre Bouyancy) dengan rumus:

(3) I (Moment Inertia) dengan rumus:

(4) BM (Jarak titik apung ke metacentre) dengan rumus:

(5) KM (Jarak keel ke metacentre) dengan rumus:

(6) KB (Jarak titik apung) dengan rumus

(6)

(7) BM

L

(Jarak titik apung sampai Metacentre Longitudinal Bouyancy) dengan rumus:

Keterangan:

I

L

: Inertia Longitudinal

(8) KM

L

(Jarak keel sampai Metacentre Lonitudinal) dengan rumus:

KM

L

= KB + BM

L

3.5.3 Perhitungan nilai dari GZ

Setelah dilakukan perhitungan parameter hidrostatik kemudian masuk ke analisis stabilitas statis kapal. Analisis stabilitas statis kapal diawali dengan perhitungan nilai GZ dengan menggunakan metode Attwood’s formula (Hind, 1982). Metode ini menganalisis stabilitas kapal pada sudut keolengan 0

o

- 90

o

.

Sumber : Hind (1982)

Gambar 4 Prinsip perhitungan nilai GZ

Dengan menggunakan metode Attwood’s formula (Hind, 1982), nilai GZ dapat ditentukan dengan menggunakan rumus, yaitu :

(1) GZ = BR - BT

BR merupakan perpindahan titik pusat apung secara horizontal

(7)

(3) BT = BG Sin 

dari persamaan (2) dan (3) maka didapat :

keterangan : v = volume irisan kapal hh

1

= perpindahan irisan

 = volume displacement 3.5.4 Penentuan kurva stabilitas statis IMO

Analisis stabilitas statis dilakukan dengan cara membandingkan nilai luas area di bawah kurva yang telah didapat dengan luas area di bawah kurva IMO.

(Sumber : The Fishing Vessel (Safety provision) Rules, 1975 dalam Hind, 1982) Gambar 5 Kurva stabilitas statis

Keterangan :

A = luas area di bawah kurva stabilitas statis sampai sudut oleng 30

o

tidak boleh kurang dari 0,055 meter radian

B = luas area di bawah kurva GZ sampai sudut oleng 40

0

, tidak boleh kurang dari 0,09 meter radian

C = luas area antara sudut oleng 30

o

sampai 40

0

, tidak boleh kurang dari 0,03 meter radian, dimana ruangan di atas dek akan tenggelam dengan sudut keolengan tersebut.

D = nilai maksimum righting lever (GZ) sebaiknya dicapai pada sudut tidak kurang dari 30

o

serta bernilai minimum 0,20 meter

E = sudut maksimum stabilitas sebaiknya lebih dari 25

o

F = nilai initial GM tidak boleh kurang dari 0,35 meter

(8)

Perbandingan nilai luas area dibawah kurva GZ yang direkomendasikan oleh the fishing vessels rules 1975 dengan nilai pada berbagai kondisi untuk kriteria FVR disajikan pada tabel 7 dibawah ini:

Tabel 7 Luas area di bawah kurva GZ pada berbagai kondisi untuk kriteria FVR, 1975 (Fishing Vessels Rules)

Kriteria FVR Code Kondisi

I II III

A 0,055 m. Rad

B 0,09 m. Rad

C 0,03 m. Rad

D 0,2 m

E > 25

0

F ≥ 0,35 m

Dimana → A = Luas dibawah kurva 62 hingga 30

0

B = Luas dibawah kurva 62 hingga 40

0

C = Luas dibawah kurva 62 hingga 30

0_

40

0

D = Nilai maksimum 62

E = Sudut stabilitas maksimum F = Tinggi metacentre

Kondisi I = Pada draft desain dan KG desain

Kondisi II = Pada draft desain dan variasi KG

Kondisi III = Pada KG desain dan variasi draft

Gambar

Gambar 3  Peta lokasi penelitian  3.3 Peralatan
Tabel  5  Nilai  pembanding  untuk  kisaran  nilai  rasio  dimensi  utama  pada             salah satu jenis kapal di Indonesia
Gambar 4  Prinsip perhitungan nilai GZ
Tabel 7  Luas area di bawah kurva GZ pada berbagai kondisi untuk  kriteria FVR,  1975 (Fishing Vessels Rules)

Referensi

Dokumen terkait

Jadi dalam penelitian ini fenomena yang akan diteliti adalah mengenai keadaan penduduk yang ada di Kabupaten Lampung Barat berupa dekripsi, jumlah pasangan usia

Zaki A., M.Kom Prind Triajeng P, M.Kom Siti Asmiatun, M.Kom Fahrul Pradhana P., M.Kom.. Fuzzy

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah dan mengingat kebutuhan daerah, maka

Tahap selanjutnya dalam pembuatan modul peneltian ini yaitu tahap pengembangan (develop), tahap ini bertujuan untuk melihat kelayakan modul penelitian sebagai buku

Menurut Gagne, Wager, Goal, & Keller [6] menyatakan bahwa terdapat enam asusmsi dasar dalam desain instruksional. Keenam asumsi dasar tersebut dapat dijelaskan

Meningkatnya konsentrasi ambien menyebabkan meningkatnya dampak pencemaran pada kesehatan manusia dan nilai ekonomi dari gangguan kesehatan tersebut (Gambar 4 dan Gambar 5).. Gambar

Sebagaimana kita tau pasar adalah sebuah tempat bertemunya pembeli dengan penjual guna melakukan transaksi ekonomi yaitu untuk menjual atau membeli suatu barang

Mata pelajaran matematika bagi sebagian peserta didik SD kelas V masih dianggap sebagai pelajaran yang sulit (Siregar & Restati, 2017). Pembelajaran dilakukan