• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Objek studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah indeks bursa saham yang terdapat di beberapa negara yang berada di kawasan ASEAN, yaitu negara Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Vietnam dan Laos.

Indeks-indeks saham tersebut adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) atau dikenal juga dengan Jakarta Composite Index (JCI) yang merupakan indeks bursa saham Indonesia, Straits Time Index (STI) yang merupakan indeks bursa saham Singapura, Kuala Lumpur Composite Index (KLCI) yang merupakan indeks bursa saham Malaysia, Stock Exchange of Thailand Index (SET) yang merupakan indeks bursa saham Thailand, Philippine Stock Exchange Index (PSEI) yang merupakan indeks bursa saham Filipina, Hochiminh Stock Exchange Index (VN Index) yang merupakan indeks bursa saham Vietnam, dan Laos Composite Index (LCI) yang merupakan indeks bursa saham Laos.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan salah satu indeks pasar saham yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). IHSG diperkenalkan pertama kali pada tanggal 1 April 1983 sebagai indikator pergerakan harga saham di BEI. Indeks ini mencakup pergerakan harga seluruh saham yang tercatat di BEI. Penetapan nilai dasar untuk perhitungan IHSG adalah tanggal 10 Agustus 1982. Pada tanggal tersebut, indeks ditetapkan dengan nilai dasar 100 dan saham yang tercatat pada saat itu berjumlah 13 saham (www.market.bisnis.com, diakses pada Januari 2016).

Straits Times Index (STI) adalah indeks bursa saham yang menjadi

barometer pasar paling diakui secara global untuk Singapura. STI terdiri dari 30

perusahaan terbesar dan memiliki likuiditas paling tinggi yang terdaftar di

Bursa Efek Singapura. Indeks ini juga merupakan indeks utama dari FTSE ST

Index Series, sebuah indeks yang diciptakan oleh Singapore Press Holdings

(2)

2 (SPH), Singapore Exchange (SGX) dan FTSE Group (FTSE) yang menawarkan pilihan investasi dan peluang yang lebih besar dengan segmentasi pasar Singapura. (www.sgx.com, diakses pada Januari 2016).

Bursa Malaysia didirikan pada tahun 1973 dan saat ini menjadi salah satu bursa terbesar di ASEAN, dengan jumlah perusahaan yang terdaftar sebanyak 900 perusahaan. Bursa Malaysia menggunakan Kuala Lumpur Composite Index (KLCI) sebagai indeks utama. Bursa Malaysia berkomitmen untuk memperluas pasar modal Malaysia melalui jangkauan global dengan menawarkan layanan yang kompetitif dan penerapan standar internasional.

Berdasarkan hal tersebut, pada tangal 6 Juli 2009, Bursa Malaysia mengintegrasikan indeks FTSE dan KLCI dengan menggunakan metodologi perhitungan indeks internasional agar lebih transparan. Kuala Lumpur Composite Index (KLCI) saat ini dikenal dengan FTSE Bursa Malaysia KLCI.

(www.bursamalaysia.com, diakses pada Januari 2016).

Thailand Stock Exchange didirikan sebagai hasil dari usulan rencana ekonomi nasional lima tahunan (1967-1971). Pada tanggal 30 April 1975, bursa saham Thailand resmi beroperasi dan memulai perdagangan dengan nama “The Securities Exchange of Thailand”. Pada tanggal 1 Januari 1991 bursa saham Thailand berubah nama menjadi “The Stock Exchange of Thailand (SET)”.

Indeks bursa saham Thailand adalah indeks SET. Indeks SET merupakan indeks gabungan seluruh perusahaan yang terdaftar. Indeks SET mulai beroperasi pada tahun 1975 dengan nilai dasar 100. (www.set.or.th, diakses pada Januari 2016).

Philippine Stock Exchange (PSE) adalah satu-satunya bursa di Filipina.

PSE adalah salah satu bursa saham tertua di Asia karena telah beroperasi sejak

berdirinya Bursa Efek Manila pada tahun 1927. Kantor bursa PSE terdapat di

dua wilayah berbeda yaitu Ortigas Center di kota Pasig dan Ayala Tower One

di kota Makati. Indeks utama untuk PSE adalah PSEI, yang terdiri dari 30

perusahaan yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar dan likuiditas yang tinggi

(www.pse.com.ph, diakses pada Januari 2016).

(3)

3 Hochiminh Stock Exchange didirikan pada tanggal 20 Juli 2000 dan memulai perdagangan pada 28 Juli 2000 dengan jumlah 2 saham yang terdaftar.

Hochiminh Stock Exchange didirikan dengan tujuan untuk menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi negara. Pada tanggal 11 Mei 2007 Hochiminh Securities Trading Centre berubah nama menjadi Hochiminh Stock Exchange. Indeks bursa saham Vietnam disebut VN

-

Index menggambarkan harga saham seluruh perusahaan yang terdaftar. VN

-

Index dibuat pada 28 Juli 2000 dengan nilai dasar 100 (www.hsx.vn, diakses pada Februari 2016).

Laos Stock Exchange secara resmi dibuka pada tanggal 10 Oktober 2010 dan memulai perdagangan pada tanggal 12 Januari 2011. Laos Stock Exchange merupakan bagian dari rencana pengembangan ekonomi nasional pemerintah Laos. Indeks bursa saham Laos disebut LCI yang menggambarkan harga saham seluruh perusahaan yang terdaftar. LCI dibuat pada 12 Januari 2011 dengan nilai dasar 1000. (www.lsx.com.la, diakses pada Februari 2016)

1.2 Latar Belakang Penelitian

Proses globalisasi telah terjadi di berbagai aspek kehidupan, salah

satunya adalah globalisasi ekonomi dan keuangan yang berkaitan langsung

dengan pasar saham dunia, termasuk pasar saham regional ASEAN. Berbagai

faktor telah mendorong terjadinya globalisasi ini, seperti kemajuan teknologi

yang telah digunakan dalam perdagangan, munculnya lembaga-lembaga

keuangan internasional baru yang menawarkan jasa keuangan terlepas dari

yurisdiksi geografis, tren liberalisasi yang mendorong kepemilikan investasi

asing, dan pergerakan integrasi bursa saham regional. Globalisasi dapat

meningkatkan efisiensi pasar, menurunkan risiko investasi dengan diversifikasi,

dan menggunakan arbitrase dengan cara yang relevan. Di sisi lain, hal tersebut

dapat meningkatkan volatilitas harga dan ketidakstabilan perdagangan, karena

korelasi yang tinggi antar bursa saham (Srikanth dan Aparna, 2012:204).

(4)

4 Globalisasi menimbulkan gejala menyatunya ekonomi semua bangsa yang mengakibatkan suatu negara akan mengalami interdependensi dengan negara lain. Hal tersebut mendorong terjadinya integrasi pasar modal. Integrasi pasar modal merupakan suatu keadaan dimana harga-harga saham di berbagai pasar modal di dunia mempunyai hubungan yang sangat dekat (closely corralated) antara suatu pasar modal dengan pasar modal lainnya, sehingga pasar modal di dunia dapat mencapai suatu harga internasional (international pricing) atas saham-saham mereka dan memberikan akses yang tidak terbatas atau hambatan apapun kepada para investor diseluruh dunia untuk memilikinya (Mailangkay, 2013:723).

Suparmun (2012:14) menyatakan bahwa pasar modal yang terintegrasi menunjukkan pergerakan bersama (comovement) indeks pasar saham yang stabil dalam jangka panjang. Pergerakan bersama indeks harga saham dapat dipengaruhi oleh berbagai hal, seperti fenomena-fenomena yang bersifat global.

Salah satu contohnya adalah saat Bank Sentral China melakukan devaluasi terhadap mata uang negaranya yaitu yuan pada bulan Agustus 2015. Hal tersebut menyebabkan terjadinya penurunan pada nilai tukar mata uang yuan dan berdampak terhadap indeks bursa saham global yang secara umum menunjukkan tren bearish atau mengalami tekanan. Bursa saham Amerika Serikat melemah menyusul pergerakan bursa Asia dimana kecemasan terhadap berlanjutnya devaluasi nilai tukar yuan menjadi salah satu faktor dari kemerosotan bursa. Keputusan devaluasi tersebut memicu tekanan jual pada saham-saham utama dunia.

Pada tahun 2010, seluruh menteri keuangan negara-negara di ASEAN

melaksanakan sebuah pertemuan. Pertemuan tersebut menghasilkan keputusan

untuk membuat peta konsep integrasi keuangan yang bertujuan untuk

menciptakan integrasi ekonomi yang lebih besar pada tahun 2015. Langkah

penting dalam proses ini adalah pengembangan pasar modal jangka panjang

untuk mencapai integrasi lintas negara yang lebih tinggi (Guidi dan Gupta,

2013:266). Hal tersebut memberikan bukti bahwa bursa saham Indonesia

(5)

5 berpeluang untuk terintegrasi secara regional dengan bursa saham yang ada di wilayah ASEAN.

Beberapa fenomena-fenomena tersebut diatas mengindikasikan terjadinya integrasi pasar modal di ASEAN dan hal tersebut menjadi dasar untuk melakukan penelitian mengenai kointegrasi atau hubungan jangka panjang antar bursa yang berada di wilayah ASEAN. Berkaitan dengan pergerakan indeks harga saham, berikut grafik pergerakan indeks bursa saham ASEAN tahun 2011-2016:

Gambar 1.1 Grafik Pergerakan Indeks Bursa Saham ASEAN Sumber : www.bloomberg.com

Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa terdapat kesamaan tren pergerakan indeks bursa saham di ASEAN. Pada tahun 2012, pergerakan indeks bursa saham ASEAN menunjukkan pergerakan bersama dengan mengalami tren kenaikan. Sebaliknya, pada tahun 2015 terjadi pergerakan yang searah pada indeks bursa saham ASEAN dengan mengalami tren penurunan. Jika pergerakan indeks bursa saham dilihat secara lima tahunan, terdapat satu indeks bursa saham yang mengalami penurunan, yaitu indeks bursa saham STI sebesar 17,05%.

KLCI (Malaysia)

STI (Singapura) SET (Thailand) PSEI (Filipina) LCI (Laos) IHSG (Indonesia)

VNIndex (Vietnam)

(6)

6 Sedangkan, indeks bursa saham yang mengalami kenaikan adalah bursa saham IHSG, KLCI, SET, PSEI, VN-Index, dan Laos masing-masing 26,94%, 4,78%, 23,13%, 56,80%, 17,94% dan 23,98%. Contoh lainnya adalah saat terjadinya devaluasi yuan oleh Bank Sentral China. Berikut data beberapa indeks bursa saham dunia di sekitar pengumuman devaluasi yuan:

Gambar 1.2 Data Indeks Bursa Saham Dunia saat Devaluasi Yuan Sumber : Laporan Perekonomian dan Perbankan Agustus 2015 (Lembaga

Penjamin Simpanan)

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa indeks Dow Jones dan

S&P 500 masing-masing melemah 1,2% dan 0,58% ke level 17.477,4 dan

2.091,54. Sementara itu, indeks saham Stoxx Europe 600 mengalami penurunan

terbesar sebesar 2,56% menjadi 386,24. Selain itu, beberapa negara di ASEAN

juga mengalami penurunan. Indeks saham SET Thailand melemah 1,82% dari

level 1.440,12 ke level 1.413,92. Indeks saham PCOMP Filipina melemah

1,87% dari level 7.550,00 ke level 7.408,44. Hal yang sama ditunjukkan indeks

saham STI Singapura yang melemah 2,76% dari level 3.202,50 ke level

3.114,25. Indeks saham IHSG Indonesia melemah sebesar 4,52% dari level

4.802,53 ke level 4.585,39. Sementara itu, indeks saham KLCI Malaysia

mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu sebesar 7,33% dari level

(7)

7 1.723,14 ke level 1.596,82. Secara keseluruhan, indeks saham negara-negara maju mengalami tingkat perubahan yang cenderung relatif lebih kecil dibandingkan dengan indeks saham negara-negara berkembang.

Beberapa hal tersebut dapat menjadi bahan pertimbangan bagi investor dalam melakukan investasi di berbagai negara di ASEAN. Investasi yang dilakukan pada beberapa negara disebut investasi internasional. Investasi internasional adalah melakukan diversifikasi pada berbagai jenis aset yang diharapkan mampu memberikan manfaat yang signifikan bagi investor. Sesuai dengan konsep portofolio, diversifikasi pada berbagai aset dana atau berbagai negara diharapkan bisa memberikan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dan pengurangan risiko yang lebih besar dibanding berinvetasi hanya pada pasar dalam negeri (Tandelilin, 2010:505). Salah satu implikasi dari adanya hubungan jangka panjang antar pasar modal internasional adalah untuk diversifikasi portofolio internasional. Terdapat hubungan terbalik antara manfaat dari diversifikasi internasional dengan integrasi bursa saham. Oleh karena itu, kurangnya kointegrasi antara bursa saham memungkinkan investor untuk memperoleh keuntungan dan mengurangi risiko investasi (Santosa, 2013:81).

Sebelum melakukan diversifikasi internasional, investor perlu mempertimbangkan keterkaitan atau integrasi antara bursa saham yang satu dengan yang lainnya. Integrasi bursa saham bergantung pada seberapa banyak investor asing, perusahaan asing yang berpartisipasi pada setiap pasar saham tertentu, dan bagaimana situasi ini mempengaruhi korelasi antar saham, likuiditas, efisiensi dan biaya modal. Integrasi pasar modal menyiratkan bahwa biaya aset dengan nilai risiko khusus di pasar lokal adalah sama seperti di pasar global (Conto dan Navarro, 2011).

Setiap bursa saham memiliki indeks pasar yang menggambarkan

cerminan pergerakan harga saham. Indeks merupakan salah satu pedoman bagi

investor untuk melakukan investasi di pasar modal, khususnya saham

(http://www.idx.co.id, diakses pada Januari 2016). Beberapa penelitian

terdahulu menggunakan indeks pasar saham untuk menguji integrasi bursa

(8)

8 saham. Penelitian Majid et. al (2009) mengamati integrasi bursa saham di ASEAN-5 pada periode sebelum dan setelah krisis keuangan tahun 1997. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat kointegrasi pada saat sebelum dan setelah krisis keuangan tahun 1997. Peningkatan hubungan kointegrasi terjadi pada periode setelah krisis keuangan tahun 1997.

Penelitian yang dilakukan oleh Karim dan Karim (2012) mengamati integrasi bursa-bursa saham di ASEAN-5 periode sebelum dan setelah krisis global tahun 1997, serta periode setelah krisis subprime mortgage tahun 2008.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat integrasi di antara bursa- bursa saham di ASEAN-5. Pada periode seteleah krisis ditemukan peningkatan hubungan integrasi dibandingkan periode sebelum krisis.

Penelitian Arsyad (2015) mengamati integrasi bursa saham di ASEAN+3 menggunakan indeks bursa saham mingguan pada periode 2003- 2013. Penelitian ini menguji hubungan jangka panjang dan jangka pendek bursa saham yang ada di kawasan ASEAN+3. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat kointegrasi di antara bursa saham ASEAN+3. Hasil uji hubungan antar bursa saham menunjukkan bahwa bursa saham Jepang adalah yang paling dominan di kawasan Asia Timur. Sebaliknya, bursa saham Singapura adalah yang paling dominan di kawasan Asia Tenggara.

Hasil yang berbeda ditemukan oleh Guidi dan Gupta (2013), Valadkhani dan Chancharat (2008), dan Roca et al. (1998). Guidi dan Gupta (2013) melakukan penelitian terhadap kointegrasi bursa saham ASEAN periode tahun 2000-2011 menggunakan data harian indeks bursa saham. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat kointegrasi diantara bursa saham ASEAN.

Penelitian Valadkhani dan Chancharat (2008) mengamati kointegrasi bursa

saham Thailand dengan bursa saham ASEAN dan beberapa bursa di dunia

periode tahun 1987-2005. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak

terdapat kointegrasi diantara bursa saham tersebut. Penelitian Roca et al. (1998)

mengamati hubungan saling ketergantungan antar bursa saham ASEAN dengan

(9)

9 kointegrasi periode tahun 1988-1995. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat kointegrasi di antara bursa saham ASEAN.

Berdasarkan penelitian empiris dan fenomena terkait, penelitian ini akan menganalisis hubungan kointegrasi antara bursa saham Indonesia dengan bursa saham lainnya yang berada di ASEAN periode tahun 2011-2016. Penelitian ini memberikan informasi kepada investor agar dapat menjadi pertimbangan dalam melakukan diversifikasi internasional. Judul penelitian ini adalah “Analisis Kointegrasi Bursa Saham Indonesia dengan Bursa-Bursa Saham di ASEAN”.

1.3 Perumusan Masalah

Globalisasi ekonomi yang terjadi saat ini akan mendorong terjadinya integrasi bursa saham antar negara, termasuk negara-negara yang berada di ASEAN. Pada tahun 2010, seluruh menteri keuangan negara-negara di ASEAN melaksanakan sebuah pertemuan untuk membuat peta konsep integrasi keuangan yang bertujuan untuk menciptakan integrasi ekonomi yang lebih besar pada tahun 2015. Langkah penting dalam proses ini adalah pengembangan pasar modal jangka panjang untuk mencapai integrasi lintas negara yang lebih tinggi. Pasar modal yang terintegrasi menunjukkan pergerakan bersama (comovement) indeks pasar saham yang stabil dalam jangka panjang. Hal ini merupakan suatu fenomena yang perlu dipertimbangkan oleh investor dalam melakukan diversifikasi internasional. Investor harus mampu mengetahui hubungan jangka panjang antar bursa saham di ASEAN agar dapat membantu dalam pengambilan keputusan investasi.

Keterkaitan antar bursa saham di ASEAN belum dipahami secara baik.

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kointegrasi bursa-

bursa saham agar dapat digunakan oleh investor sebagai bahan pertimbangan

dalam melakukan diversifikasi internasional dan dapat mengurangi risiko

investasi.

(10)

10 1.4 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, peneliti merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Apakah terdapat kointegrasi antara bursa saham Indonesia dengan bursa saham Singapura?

2. Apakah terdapat kointegrasi antara bursa saham Indonesia dengan bursa saham Malaysia?

3. Apakah terdapat kointegrasi antara bursa saham Indonesia dengan bursa saham Thailand?

4. Apakah terdapat kointegrasi antara bursa saham Indonesia dengan bursa saham Filipina?

5. Apakah terdapat kointegrasi antara bursa saham Indonesia dengan bursa saham Vietnam?

6. Apakah terdapat kointegrasi antara bursa saham Indonesia dengan bursa saham Laos?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian diatas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui ada atau tidaknya kointegrasi antara bursa saham Indonesia dengan bursa saham Singapura.

2. Mengetahui ada atau tidaknya kointegrasi antara bursa saham Indonesia dengan bursa saham Malaysia.

3. Mengetahui ada atau tidaknya kointegrasi antara bursa saham Indonesia dengan bursa saham Thailand.

4. Mengetahui ada atau tidaknya kointegrasi antara bursa saham Indonesia dengan bursa saham Filipina.

5. Mengetahui ada atau tidaknya kointegrasi antara bursa saham Indonesia

dengan bursa saham Vietnam.

(11)

11 6. Mengetahui ada atau tidaknya kointegrasi antara bursa saham Indonesia

dengan bursa saham Laos.

1.6 Manfaat Penelitian a. Kegunaan Praktis

Hasil penelitian tentang analisis kointegrasi bursa-bursa saham di ASEAN ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan investor dalam melakukan diversifikasi internasional sehingga mampu mengurangi risiko investasi.

b. Kegunaan untuk Pengembangan Ilmu

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi yang bermanfaat untuk penelitian selanjutnya. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menambah wawasan dalam bidang keuangan, khususnya integrasi bursa- bursa saham.

1.7 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ditentukan untuk menghindari kesalahan pemahaman dalam penelitian ini, sehingga ditentukan batasan sebagai berikut:

1. Objek dari penelitian ini adalah indeks bursa-bursa saham di ASEAN (Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Vietnam, dan Laos).

2. Periode penelitian ini mulai dari Januari 2011 sampai dengan Januari 2016.

3. Penelitian ini membahas tentang kointegrasi bursa saham Indonesia

dengan bursa saham lainnya di ASEAN (Singapura, Malaysia, Thailand,

Filipina, Vietnam, dan Laos).

(12)

12 1.8 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tinjauan pustaka mengenai teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang dibahas, penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi uraian tentang karakteristik penelitian, variabel operasional, tahapan penelitian, populasi dan sampel, proses pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi pembahasan penelitian berupa analisis terhadap hasil pengolahan data yang telah dilakukan, kemudian dikaitkan dengan teori yang mendasari yang terdapat pada bagian tinjauan pustaka.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dari hasil pembahasan pada bab IV dan berisi

masukan atau saran terhadap penelitian yang dapat menjadi informasi bagi

investor dan peneliti selanjutnya.

Gambar

Gambar 1.1 Grafik Pergerakan Indeks Bursa Saham ASEAN          Sumber : www.bloomberg.com
Gambar 1.2 Data Indeks Bursa Saham Dunia saat Devaluasi Yuan            Sumber : Laporan Perekonomian dan Perbankan Agustus 2015 (Lembaga

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini hendak mengeksplorasi mengenai penerimaan diri pda penyandang disabilitas fisik yang dikarenakan oleh kecelakaan yang dahulu keadaan fisik

Seseorang yang memiliki kecerdasan emosional serta perilaku yang baik dalam hal ini faktor non akademik akan berdampak positif pada pamahaman akuntansi ataupun

2.2.2.2.1 Pengaruh Progesteron dan Estrogen Terhadap Uterus Ada dua lapisan utama yang membentuk uterus yaitu lapisan otot polos miometrium yang melapisi bahagian luar

Hasil yang diperoleh setelah melakukan pengujian pada perusahaan sektor industri tobacco menunjukkan bahwa current ratio, leverage ratio, gross profit margin,

Dalam memberikan perlindungan secara yuridis, pihak Satuan Reserse Narkoba Kepolisian Resor Kota Padang memberikan penjelasan kepada pelapor mengenai hak-haknya

... Apa bukti yang harus diunjukkerjakan oleh saudara sebagai guru kejuruan bahwa saudara telah mencapai kompetensi yang ditargetkan? Jelaskan! .... Apa yang Saudara

Masalah penelitian yang penulis kemukakan adalah bagaimana proses komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak serta kendala yang dihadapi dalam menanamkan

Sumber daya manusia merupakan aset yang sangat berharga bagi perusahaan, Departemen, Lembaga. Kesuksesan suatu perusahaan tidak hanya ditentukan oleh kualitas sumber