• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN. Keywords: DPR, Firm Value, Tobin s Q

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN. Keywords: DPR, Firm Value, Tobin s Q"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Dita Meilana Sari, Putu Prima Wulandari 1 PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL,

KEPEMILIKAN MANAJERIAL, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

Dita Meilana Sari Putu Prima Wulandari

Accounting Department, Faculty of Economics and Business, Brawijaya University

Abstract: This study aims to determine the effect of institutional ownership, man- agerial ownership, and dividend policy on the firm value of basic industry and chemical companies listed in the Indonesia Stock Exchange between 2017 and 2019.

This study utilises institutional ownership percentages to measure institutional ownership variable, managerial ownership percentages to measure managerial own- ership variable, dividend payout ratio to measures dividend policy variable, and tobin's q ratio measures firm value. This type of research includes quantitative re- search with secondary data sources in the form of annual reports. There are 63 sam- ples of 21 companies with predertemined criteria, selected through purposive sam- pling from a total of 80 companies, observed in a 3-year period (2017-2019). The results of the hypotheses analysis utilising multiple linear regression reveal that institutional ownership has no effect on firm value, managerial ownership has a positive and significant effect on firm value, and dividend policy has a negative and significant effect on firm value.

Keywords: DPR, Firm Value, Tobin’s Q

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan pada sektor dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indo- nesia tahun 2017-2019. Penelitian ini menggunakan persentase kepemilikan institusional untuk mengukur variabel kepemilikan institusional, persen- tase kepemilikan manajerial untuk mengukur variabel kepemilikan mana- jerial, dividend payout ratio untuk mengukur variabel kebijakan dividen, dan rasio tobin’s q untuk mengukur nilai perusahaan. Jenis penelitian termasuk penelitian kuantitatif dengan sumber data sekunder berupa laporan tahun- an. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purpo- sive sampling dan didapatkan 63 sampel dari 21 perusahaan dalam periode 3 tahun (2017-2019) yang memenuhi kriteria penelitian setelah dilakukan sampling dari total 80 perusahaan. Metode analisis data yang dipakai da- lam penelitian ini adalah metode analisis regresi berganda. Hasil yang di- peroleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, kepemilikan manajerial ber- pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, dan kebijakan dividen berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

Kata Kunci: DPR, Nilai Perusahaan, Tobin’s Q

Cite:

Sari, D. M. & Wulandari, P. P. (2021). Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan. Tema (Jurnal Tera Ilmu Akuntansi), Volume 22 No. 1, 1-18.

KORESPONDING AUTHOR Dita Meilana Sari Email:

ditasari@student.ub.ac.id INDEKS

Google Scholar SUBMIT January 2021 REVISI Februari 2021 DITERIMA Maret 2021

TEMA

22, 01

(2)

Dita Meilana Sari, Putu Prima Wulandari 2 PENDAHULUAN

Seiring dengan pergerakan dunia bisnis yang dinamis maka persaingan antar perusa- haan tidak dapat dihindari dan tuntutan un- tuk berinovasi semakin meningkat. Untuk melakukan inovasi dibutuhkan modal yang bisa diperoleh dari calon investor yang sebe- lumnya akan mempertimbangkan berbagai indikator sebelum menyetor modal, salah sa- tunya adalah nilai perusahaan. Nilai perusa- haan merupakan gambaran dari kinerja keu- angan perusahaan yang dapat menjadi indi- kator kemakmuran para pemegang saham.

Nilai perusahaan sering dikaitkan dengan harga saham karena harga saham dapat men- cerminkan penilaian investor terhadap ekui- tas yang dimiliki secara keseluruhan (Gultom

& Wijaya, 2013).

Harga saham secara umum dapat dia- mati dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). IHSG pada tahun 2019 mengalami penguatan dibandingkan tahun-tahun sebe- lumnya yaitu berada pada kisaran 6000-7000 meskipun pertumbuhan ekonomi pada tahun 2019 mengalami penurunan yaitu hanya 5,02% dari tahun sebelumnya 5,17%. Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan investor meningkat meskipun kondisi perekonomian Indonesia sedang menurun.

Menjaga nilai perusahaan tetap dalam posisi yang bagus tentu bukan tugas yang mudah. Tugas ini menjadi tanggung jawab manajer yang harus diawasi dengan baik agar manajer bekerja dengan tepat. Salah satu media pengawasan yang dapat digunakan adalah kepemilikan institusional. Kepemili- kan institusional adalah kepemilikan saham dari sebuah perusahaan oleh institusi atau lembaga lain seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi, dan kepemilikan institusi lain (Darmayanti et al., 2018). Kepe- milikan institusional dapat menjadi media pengawasan yang optimal terhadap manajer karena kepemilikan institusional terlibat da- lam pengambilan strategis perusahaan dan bergerak mandiri terlepas dari pihak internal perusahaan (Jensen & Meckling, 1976).

Pelaksanaan tugas manajer tersebut ber- potensi menimbulkan konflik antara manajer dengan pemegang saham akibat perbedaan kepentingan. Permasalahan ini dapat diatasi dengan memberikan bagian kepemilikan sa- ham kepada manajer yang disebut kepemilik- an manajerial. Kepemilikan manajerial ada- lah kepemilikan saham oleh pihak manaje- men perusahaan yang memiliki peran aktif dalam pengambilan keputusan pada perusa- haan yang bersangkutan (El-haq et al., 2019).

Manajer akan memiliki bagian saham dalam perusahaan sehingga tidak akan membuat keputusan yang merugikan pemegang sa- ham karena berdampak pada kemakmuran manajer.

Salah satu keputusan yang berkaitan dengan nilai perusahaan adalah kebijakan dividen. Kebijakan dividen mengatur tentang apakah laba atau profit perusahaan akan di- bagikan semua sebagai dividen atau dibagi- kan sebagian sebagai dividen dan sebagian disimpan sebagai laba ditahan (Wongso, 2013). Dividen yang dibagikan kepada peme- gang saham dapat menjadi gambaran dari ni- lai perusahaan. Hal ini dikarenakan semakin tinggi dividen yang dibagikan maka harga saham cenderung tinggi sehingga nilai peru- sahaan tinggi dan apabila dividen yang diba- gikan rendah maka harga saham rendah sehi- ngga nilai perusahaan rendah (Wongso, 2013) Oleh karena itu, semakin besar dividen yang dibagikan maka semakin meningkatkan nilai perusahaan.

Penelitian ini berfokus pada sektor in- dustri dasar dan kimia pada periode 2017- 2019 karena sektor industri dasar dan kimia cenderung mencatat pertumbuhan indeks sa- ham yang tinggi pada 2017-2019 sehingga menunjukkan bahwa perusahaan-perusaha- an sektor industri dasar dan kimia pada peri- ode waktu tersebut memiliki nilai perus- ahaan yang bagus. Pertimbangan yang lain yaitu ketersediaan dan kelengkapan data yang digunakan dalam penelitian.

Topik penelitian mengenai kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, kebi- jakan dividen, dan nilai perusahaan telah ba-

(3)

Dita Meilana Sari, Putu Prima Wulandari 3 nyak dibahas oleh para peneliti namun hasil-

nya tidak konsisten. Inkonsistensi hasil-hasil penelitian tersebut menimbulkan adanya ke- senjangan penelitian atau research gap yang menarik minat peneliti untuk meneliti topik ini. Penelitian ini memiliki gap dengan pene- litian Anita & Yulianto, 2016 yang menggu- nakan kepemilikan manajerial dan kebijakan dividen saja sebagai variabel independen se- dangkan penelitian ini menambahkan kepe- milikan institusional untuk variabel indepen- den. Selain itu, Anita & Yulianto (2016) meng- gunakan Price Book Value untuk mengukur nilai perusahaan sedangkan penelitian ini menggunakan rasio Tobin’s q. Populasi pene- litian ini menggunakan perusahaan sektor in- dustri dasar dan kimia dengan periode 2017- 2019 yang listing di Bursa Efek Indonesia se- dangkan penelitian terdahulu mengguna- kan perusahaan sektor manufaktur dengan periode 2010-2013 yang listing di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian ini dapat memberikan kontri- busi tentang teori keagenan (agency theory), teori sinyal (signaling theory), dan analisis faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan.

Selain itu, penelitian dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya tentang faktor- faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah un- tuk mengetahui pengaruh kepemilikan insti- tusi-onal, kepemilikan manajerial, dan kebija- kan dividen terhadap nilai perusahaan pada sektor dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2017-2019.

TINJAUAN TEORETIS

Teori Keagenan (Agency Theory)

Teori keagenan atau agency theory me- rupakan teori yang dikembangkan oleh para ekonom Amerika Serikat Michael C. Jensen dan William H. Meckling pada tahun 1976.

Teori keagenan menjelaskan tentang hubu- ngan yang terjadi antara pemegang saham (shareholders) selaku prinsipal dengan mana- jemen selaku agen. Jensen dan Meckling (1976) mendeskripsikan hubungan keagenan sebagai kontrak antara satu atau lebih orang (prinsipal) yang memerintah orang lain (ag-

en) untuk melakukan jasa atas nama prinsi- pal dan memberi wewenang kepada agen un- tuk membuat kebijakan bagi prinsipal.

Teori Sinyal (Signalling Theory)

Teori sinyal atau signaling theory pertama kali diperkenalkan oleh Akerlof melalui tu- lisannya yang berjudul The Market for “Lem- ons” pada tahun 1970 dan kemudian dikem- bangkan kembali oleh Spence (1973) dan Ross (1977). Brigham dan Houston (2014) menya- takan bahwa teori sinyal adalah sebuah tin- dakan yang diambil oleh manajemen perusa- haan dengan menyediakan petunjuk bagi pa- ra investor mengenai bagaimana pandangan manajemen yang terkait dengan prospek pe- rusahaan.

Petunjuk yang diberikan kepada inves- tor menjadi sinyal yang berisi informasi posi- tif terkait keadaan perusahaan agar investor memiliki pandangan positif terkait suatu pe- rusahaan (Connelly et al., 2011). Sinyal terse- but dapat menjadi pertimbangan bagi inves- tor untuk membedakan perusahaan yang me- miliki kinerja baik dan perusahaan yang me- miliki kinerja buruk. Tujuan dari pemberian sinyal tersebut adalah untuk menaikkan nilai perusahaan saat melakukan penjualan sa- ham. Teori ini didasarkan pada pemikiran bahwa manajer sebagai pihak internal perus- ahaan memiliki informasi yang lebih baik tentang perusahaan dibandingkan para in- vestor yang berasal dari eksternal perus- ahaan atau dapat disebut dengan asimetri in- formasi.

Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional adalah kepe- milikan saham dari sebuah perusahaan oleh institusi atau lembaga lain seperti perus- ahaan asuransi, bank, perusahaan investasi, dan kepemilikan institusi lain (Darmayanti et al., 2018). Pengaruh kepemilikan institusional ditekan atau dikendalikan oleh besarnya in- vestasi dalam suatu perusahaan. Menurut Jensen dan Meckling (1976), kepemilikan in- stitusional memiliki peran yang penting da- lam mengurangi atau meminimalisir konflik

(4)

Dita Meilana Sari, Putu Prima Wulandari 4 keagenan yang dapat terjadi antara peme-

gang saham selaku prinsipal dan manajer selaku agen. Kepemilikan institusional dapat diukur dari persentase kepemilikan institu- sional terhadap total saham beredar.

Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial adalah kondisi dimana manajer memiliki peran ganda dalam perusahaan yaitu sebagai manajer dan peme- gang saham karena mengambil sebagian da- lam struktur modal perusahaan (Darmayanti et al., 2018). Kepemilikan manajerial menseja- jarkan kepentingan antara para pemegang sa- ham dan manajer sehingga mengurangi kon- flik kepentingan antara kedua belah pihak (Jensen & Meckling, 1976). Selain itu, kepemi- likan manajerial menjadi upaya untuk men- cegah perilaku oportunistik manajer dan me- njadi salah satu insentif atas kinerja manajer.

Kepemilikan manajerial dapat diukur dari persentase kepemilikan manajerial terhadap total saham beredar.

Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen mengatur tentang apakah laba atau profit perusahaan akan di- bagikan semua sebagai dividen atau dibagi- kan sebagian sebagai dividen dan sebagian disimpan sebagai laba ditahan (Wongso, 2013). Kebijakan dividen memiliki peranan yang penting terhadap nilai perusahaan. Saat pembagian dividen, para pemegang saham menginginkan dividen yang tinggi sebagai return atas investasi mereka. Menurut Wida- naputra (2010) dalam Anita & Yulianto (2016) pembagian dividen yang tinggi untuk para pemegang akan meningkatkan nilai perus- ahaan. Akan tetapi, hal ini berlawanan de- ngan kehendak perusahaan yang mengingin- kan dana yang disimpan atau laba ditahan lebih tinggi karena semakin tinggi pemba- gian dividen maka semakin rendah laba dita- han yang dimiliki perusahaan. Oleh karena itu, manajer harus bisa mengatur pembagian profit yang diperoleh dari operasi perus- ahaan selama satu periode agar menguntu-

ngkan kedua pihak. Kebijakan dividen dapat diproksikan dengan dividend payout ratio.

Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan dianggap sebagai per- sepsi investor atas keberhasilan kinerja pe- rusahaan yang meyakinkan investor bahwa perusahaan memiliki prospek yang baik di masa depan. Menurut Hasnawati (2005) da- lam Agnova & Muid (2015), nilai perusahaan diartikan sebagai harga yang tersedia untuk dibayar bagi calon pembeli saat suatu perus- ahaan dijual. sebagai persepsi investor. Nilai perusahaan tercermin dari nilai pasar atau harga saham perusahaan tersebut yang ter- bentuk dari permintaan dan penawaran sa- ham oleh para pelaku saham (Rahma, 2014).

Semakin tinggi harga saham maka semakin tinggi nilai perusahaan tersebut dan semakin tinggi pula kemakmuran dari pemegang sa- ham (Anita & Yulianto, 2016).

Model Penelitian

Model penelitian pada penelitian adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Model Penelitian

Pengembangan Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara atas rumusan masalah penelitian yang telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertan- yaan. Hipotesis disebut sebagai jawaban se- mentara karena jawaban yang diberikan hanya berdasarkan teori yang relevan bukan berdasarkan fakta-fakta empiris yang di- peroleh dari pengumpulan data (Sugiyono, 2019). Hipotesis perlu dikembangkan agar

(5)

Dita Meilana Sari, Putu Prima Wulandari 5 kemungkinan untuk diterima menjadi lebih

besar. Pengembangan hipotesis dapat dil- akukan menggunakan teori yang relevan dan hasil-hasil penelitian sebelumnya (Hartono, 2013). Berikut adalah pengembangan hipo- tesis untuk penelitian ini:

1. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan

Pemegang saham sebagai prinsipal memiliki kepentingan utama yaitu menda- patkan keuntungan atas modal yang disetor kepada perusahaan. Berdasarkan teori keage- nan, pemegang saham (prisipal) akan mende- legasikan wewenang kepada manajer (agen) untuk mengoperasikan perusahaan dan me- ngambil keputusan atas kepentingan utama prinsipal. Manajer yang telah diberi tugas oleh pemegang saham berpotensi untuk me- nyelewengkan kepentingan pemegang sa- ham karena manajer sebagai pihak internal memiliki lebih banyak informasi mengenai perusahaan tersebut. Demi meminimalisir hal tersebut maka pemegang saham menggu- nakan kepemilikan institusional untuk men- gontrol dan mengawasi manajer agar tidak menyelewengkan kepentingan pemegang sa- ham.

Menurut Jensen dan Meckling (1976) da- lam teori keagenan, kepemilikan institusional dapat menjadi media pengawasan yang opti- mal terhadap manajer karena kepemilikan in- stitusional terlibat dalam pengambilan strat- egis perusahaan dan bergerak mandiri ter- lepas dari pihak internal perusahaan. Meka- nisme ini diharapkan dapat menekan sifat opportunistik dan mengurangi biaya keage- nan yang dikeluarkan pemegang saham sep- erti pemberian insentif untuk mengikat ma- najer dalam bekerja. Investor institusional juga cenderung memiliki sumber daya yang lebih besar dibandingkan pemegang saham lainnya sehingga dapat menjadi pemegang saham mayoritas dan mendukung perannya dalam memonitoring kinerja manajer (Wardhani et al., 2012).

Apabila kepentingan utama pemegang saham tercapai berarti perusahaan dapat menjaga kesejahteraan pemegang saham.

Kesejahteraan pemegang saham mencermin-

kan nilai perusahaan karena pemegang sa- ham memiliki persepsi yang baik atas kinerja perusahaan selama satu periode. Apabila ke- sejahteraan pemegang saham meningkat ma- ka pemegang saham memiliki persepsi yang semakin baik terhadap kinerja perusahaan.

Hasil penelitian terdahulu yang dilaku- kan oleh Darmayanti et al. (2018) menunjuk- kan bahwa kepemilikan institusional mem- iliki pengaruh positif yang signifikan ter- hadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ter- sebut didukung oleh Fauzan & Khairunnisa (2019), Putra & Ayu (2017), dan Sukirni (2012) yang menyatakan bahwa kepemilikan insti- tusional memiliki pengaruh positif yang sig- nifikan terhadap nilai perusahaan. Sehingga dapat dirumuskan bahwa hipotesis pertama untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1: Kepemilikan institusional memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap nilai perusahaan.

2. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai Perusahaan

Manajer sebagai agen menerima tugas dari pemegang saham selaku prinsipal untuk mencapai tujuan utama perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan menggambarkan kesejahteraan para pemegang saham yang terjaga. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya berisiko terjadi konflik keagenan antara ma- najer dengan pemegang saham yang dipicu oleh perbedaan kepentingan. Berdasarkan te- ori keagenan, mekanisme yang dapat dil- akukan untuk mengatasi hal ini adalah men- sejajarkan kepentingan pemegang saham dengan manajer melalui pemberian bagian saham kepada manajer atau kepemilikan ma- najerial (Jensen & Meckling, 1976).

Kepemilikan manajerial memberikan manajer peran ganda dalam perusahaan yai- tu sebagai prinsipal atau pemilik perusahaan dan agen atau pengelola manajemen perus- ahaan. Hal ini membuat manajer memiliki kepentingan yang sama dengan pemegang saham eksternal karena berstatus sebagai pemegang saham. Manajer tidak akan men- gutamakan kepentingan pribadi karena ke- putusan yang diambil untuk kepentingan pe-

(6)

Dita Meilana Sari, Putu Prima Wulandari 6 megang saham akan berdampak pada mana-

jer. Kepemilikan manajerial membuat mana- jer tidak memiliki kepentingan yang berbeda dengan pemegang saham sehingga mengu- rangi konflik keagenan yang dapat berdam- pak pada nilai perusahaan.

Hasil penelitian terdahulu yang dil- akukan oleh Anita & Yulianto (2016) menun- jukkan bahwa kepemilikan manajerial mem- iliki pengaruh positif yang signifikan ter- hadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ter- sebut didukung oleh Dewi & Abundanti (2019), dan Widayanti & Yadnya (2020) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Sehingga dapat dirumuskan bahwa hipotesis kedua untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:

H2: Kepemilikan manajerial memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap nilai perusahaan.

3. Pengaruh Kebijakan Dividen ter- hadap Nilai Perusahaan

Pembagian dividen pada umumnya dil- akukan setiap satu tahun sekali pada akhir ta- hun setelah tutup pembukuan yang diatur dalam kebijakan dividen. Kebijakan dividen berkaitan tentang apakah laba perusahaan dalam satu periode akan dibagikan sebagai dividen kepada pemegang saham atau disim- pan oleh perusahaan sebagai laba ditahan (Nurhasanatang et al., 2020). Kebijakan divi- den memberikan informasi terkait kinerja pe- rusahaan dalam menghasilkan laba dan prospek pertumbuhan laba perusahaan yang mempengaruhi persepsi pemegang saham terhadap perusahaan (Putra & Lestari, 2016).

Hal ini menjadikan pembagian dividen se- bagai sinyal baik atau buruk bagi pemegang saham terkait prospek keuangan perusahaan.

Apabila perusahaan membagikan dividen maka kinerja keuangan perusahaan sedang baik atau semakin tinggi dividen yang dibagikan maka kinerja keuangan perusaha- an semakin baik. Sebaliknya, apabila perusa- haan memutuskan untuk tidak membagikan dividen maka kinerja perusahaan sedang tidak baik atau semakin menurun dividen

yang dibagikan maka kinerja keuangan pe- rusahaan semakin menurun.

Sinyal ini menjadi tolak ukur bagi peme- gang saham apakah tetap mempertahankan saham yang dimiliki atau dijual dan bagi ca- lon pemegang saham apakah akan membeli atau tidak saham perusahaan. Keputusan ini akan menaikkan atau menurunkan harga sa- ham yang berdampak pada nilai perusahaan.

Hal tersebut sesuai dengan teori sinyal yang menyatakan bahwa informasi yang diberikan oleh manajemen kepada pemegang saham menjadi sinyal tentang prospek perusahaan yang dapat mempengaruhi perspektif peme- gang saham terhadap perusahaan.

Perusahaan akan membagikan dividen kepada pemegang saham sebagai sinyal baik bagi pemegang saham untuk mempertahan- kan saham dan calon investor untuk membeli saham. Banyaknya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham dapat mempenga- ruhi harga saham perusahaan. Semakin ting- gi dividen yang dibagikan maka harga saham semakin tinggi sehingga menaikkan nilai pe- rusahaan sebaliknya, semakin rendah divi- den yang dibagikan maka harga saham sema- kin rendah sehingga menurunkan nilai peru- sahaan (Syahirah & Lantania, 2016). Manajer yang bertanggung jawab untuk memaksimal- kan nilai perusahaan harus membuat kepu- tusan untuk membagikan dividen yang ting- gi agar nilai perusahaan semakin meningkat.

Hasil penelitian terdahulu yang dilaku- kan oleh Dewi & Wirasedana (2018) menun- jukkan bahwa kebijakan dividen memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian tersebut didukung oleh Kurniawan & Putra (2019), Ri- zal et al. (2019), dan (Azizah, 2019) yang menyatakan bahwa kebijakan dividen memi- liki pengaruh positif yang signifikan terha- dap nilai perusahaan. Sehingga dapat diru- muskan bahwa hipotesis ketiga untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:

H3: Kebijakan dividen memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap nilai perus- ahaan.

(7)

Dita Meilana Sari, Putu Prima Wulandari 7 METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian kuan- titatif dengan jenis penelitian explanatory re- search. Penelitian kuantitatif merupakan pen- dekatan penelitian yang memiliki sifat objek- tif yang mencakup pengumpulan dan ana- lisis data kuantitatif yang diuji menggunakan metode statistik (Hermawan & Yusran, 2017).

Explanatory research memberikan penjelasan terkait kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2019).

Gambaran Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi ya- ng terdiri dari obyek atau subyek yang mem- punyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipela- jari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2019). Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan sektor industri dasar dan kimia pada periode 2017-2019 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Alasan peneliti me- milih perusahaan sektor industri dasar dan kimia adalah sektor ini tetap memiliki indeks saham tertinggi yang menggambarkan nilai perusahaan yang lebih menguntungkan mes- kipun kondisi perekonomian sedang menu- run akibat perang dagang dan konflik global pada periode 2017-2019.

Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2019). Pengambilan sampel pene- litian menggunakan metode purposive sam- pling, yaitu metode pengambilan sampel ya- ng dilakukan berdasarkan kriteria tertentu yang dibuat dengan pertimbangan tertentu atau jatah tertentu (Hartono, 2013). Kriteria- kriteria yang harus dipenuhi dalam pengam- bilan sampel ini adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan merupakan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2019.

2. Perusahaan telah menerbitkan laporan tahunan dan laporan keuangan secara lengkap berturut-turut selama 2017- 2019 dalam satuan mata uang rupiah.

3. Perusahaan menginformasikan tentang kepemilikan institusional dan kepemi- likan manajerial dalam laporan tahun- an selama 2017-2019.

4. Perusahaan membagikan dividen se- cara tunai dan berturut-turut selama 2017-2019.

Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut maka diperoleh 21 perusahaan yang menjadi sampel penelitian, yaitu:

Tabel 1. Daftar Perusahaan Sampel No. Nama Perusahaan

1 Asahimas Flat Glass Tbk.

2 Arwana Citramulia Tbk.

3 Charoen Pokphand Indonesia Tbk.

4 Duta Pertiwi Nusantara Tbk.

5 Ekadharma International Tbk.

6 Fajar Surya Wisesa Tbk.

7 Champion Pacific Indonesia Tbk.

8 Impack Pratama Industri Tbk.

9 Indal Aluminium Industry Tbk.

10 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

11 Japfa Comfeed Indonesia Tbk.

12 Lion Metal Works Tbk.

13 Lionmesh Prima Tbk.

14 Malindo Feedmill Tbk.

15 Emdeki Utama Tbk.

16 Semen Baturaja (Persero) Tbk.

17 Semen Indonesia (Persero) Tbk.

18 Tunas Alfin Tbk.

19 Surya Toto Indonesia Tbk.

20 Waskita Beton Precast Tbk.

21 Wijaya Karya Beton Tbk.

Sumber: hasil olah penulis, 2021

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah studi pustaka dan observasi non partisipan. Studi pustaka mer- upakan teknik pengumpulan data dengan menelaah dokumen, buku, literatur, catatan,

(8)

Dita Meilana Sari, Putu Prima Wulandari 8 serta berbagai laporan yang ingin dipecahkan

(Nazir, 1988 dalam Mirzaqon & Purwoko, 2018). Teknik studi pustaka menggunakan dokumen, buku, dan literatur untuk menda- patkan informasi yang sesuai dengan topik penelitian ini. Selanjutnya, teknik observasi non partisipan adalah observasi yang dil- akukan peneliti tanpa terlibat langsung dan hanya sebagai pengamat (Sugiyono, 2019).

Variabel dan Definisi Operasional Variabel Penelitian ini menggunakan variabel in- dependen berupa kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dan kebijakan divi- den serta variabel dependen berupa nilai pe- rusahaan yang dapat diukur dengan rumus berikut:

1. Kepemilikan institusional

Kepemilikan institusional adalah kepe- milikan saham dari sebuah perusahaan oleh institusi atau lembaga lain seperti perus- ahaan asuransi, bank, perusahaan investasi, dan kepemilikan institusi lain (Darmayanti et al., 2018). Menurut Dewi & Sanica (2017), kepemilikan saham institusional dapat dihi- tung dengan rumus berikut:

KI = Kepemilikan Saham Institusional

Total Saham Beredar × 100% (Dewi

& Sanica, 2017)

2. Kepemilikan manajerial

Kepemilikan manajerial adalah kepemi- likan saham oleh pihak manajemen perus- ahaan. Pihak dari kepemilikan manajerial memiliki peran aktif dalam pengambilan ke- putusan pada perusahaan yang bersangku- tan (Downes dan Goodman, 1999 dalam Feb- yani & Devie, 2017). Menurut Dewi & Sanica (2017), kepemilikan saham manajerial dapat dihitung dengan rumus berikut:

KM = Kepemilikan Saham Manajerial

Total Saham Beredar × 100% (Dewi

& Sanica, 2017)

3. Kebijakan dividen

Pengukuran kebijakan dividen dapat di- proksikan dengan dividend payout ratio atau rasio pembayaran dividen. Rasio pembaya- ran dividen adalah persentase laba yang

dibayarkan dalam bentuk dividen dengan to- tal laba yang tersedia bagi pemegang saham (Sartono, 2001 dalam Jalung et al., 2017). Rasio ini menentukan berapa jumlah laba yang dibagi dalam dividen berbentuk kas dan laba yang ditahan oleh perusahaan. Berikut ada- lah rumus mengitung dividend payout ratio:

DPR = 𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 𝑝𝑒𝑟 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒

𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒 (Sartono, 2001 dalam Jalung dkk, 2017)

4. Nilai Perusahaan

Variabel dependen yang dipakai dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan. Nilai perusahaan dapat digunakan untuk melihat kinerja keuangan perusahaan dan prospek perusahaan di masa depan yang mana dapat dijadikan bahan evaluasi investor. Penguku- ran nilai perusahaan dapat diproksikan dengan Tobin’s q. Tobin’s q adalah rasio yang diukur oleh nilai pasar dari jumlah saham yang beredar dan hutang terhadap replace- ment cost dari aset perusahaan (Fiakas, 2005 dalam Sudiyatno & Puspitasari, 2010). Beri- kut adalah rumus Tobin’s q:

Tobin’s Q =

(𝐶𝑙𝑜𝑠𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑟𝑖𝑐𝑒 ×jumlah saham)+Total Liabilitas

Total Aset

(Sudiyatno & Puspitasari, 2010)

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi linier bergan- da. Regresi linier berganda adalah analisis yang ditujukan untuk menguji pengaruh dari dua atau lebih variabel independen terha- dap satu variabel dependen (Janie, 2012). Ta- hapan pengujian dalam penelitian ini meli- puti analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, koefisien de- terminasi, dan uji hipotesis. Software yang dipakai untuk analisis adalah SPSS 26.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Variabel kepemilikan institusional menggu- nakan istilah KI, variabel kepemilikan mana- jerial menggunakan istilah KM, variabel ke- bijakan dividen menggunakan istilah KD,

(9)

Dita Meilana Sari, Putu Prima Wulandari 9 dan variabel nilai perusahaan menggunakan

istilah NI.

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Tabel 2. Hasil Uji Statistik Deskriptif

MIN MAX MEAN STD

KI 19.67 99.95 78.2281 20.87073 KM .00 37.32 3.9912 8.97264 KD 7.41 200.00 45.0268 36.47936 NI .38 8.16 1.6440 1.47492 Sumber: Hasil olah penulis, 2021

Hasil uji statistik deskriptif menunjuk- kan hasil sebagai berikut:

1. Nilai kepemilikan institusional terendah selama periode penelitian dimiliki oleh PT Semen Baturaja (Persero), Tbk pada tahun 2019 yaitu sebesar 19,67 dan nilai kepemilikan institusional terbesar dimil- iki oleh PT Fajar Surya Wisesa Tbk pada tahun 2019 yaitu sebesar 99,95. Nilai rata- rata kepemilikan institusional adalah 78,2281 yang menunjukkan bahwa rata- rata kepemilikan institusional pada sek- tor industri dasar dan kimia termasuk cukup tinggi sehingga menjadi pemega- ng saham mayoritas. Sedangkan nilai standar deviasi adalah 20,87073 lebih kecil dibandingkan nilai rata-rata yang berarti data untuk variabel kepemilikan institusional memiliki sebaran yang merata.

2. Nilai kepemilikan manajerial terendah selama periode penelitian dimiliki oleh PT Asahimas Flat Glass Tbk pada tahun 2017 dan 2019, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk pada tahun 2019, PT Ekadharma International Tbk pada ta- hun 2017-2019, PT Fajar Surya Wisesa Tbk pada tahun 2019, PT Champion Pa- cific Indonesia Tbk pada tahun 2017- 2019, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk pada tahun 2017-2019, PT Semen In- donesia (Persero) Tbk pada tahun 2019, PT Tunas Alfin Tbk pada tahun 2017- 2019, dan PT Surya Toto Indonesia Tbk

pada tahun 2017-2019 yaitu 0 atau tidak ada kepemilikan manajerial dan nilai kepemilikan manajerial terbesar dimiliki oleh PT Arwana Citramulia Tbk pada ta- hun 2017-2019 yaitu sebesar 37,32. Nilai rata-rata kepemilikan manajerial adalah 3,9912 yang menunjukkan bahwa rata- rata kepemilikan manajerial pada sektor industri dasar dan kimia termasuk san- gat rendah apabila sehingga menjadi pemegang saham minoritas. Sedangkan nilai standar deviasi adalah 8,97264 lebih besar dibandingkan nilai rata-rata me- nunjukkan bahwa data untuk variabel kepemilikan manaerial memiliki sebaran yang tidak merata.

3. Nilai dividend payout ratio terendah sela- ma periode penelitian dimiliki oleh PT Lionmesh Prima Tbk pada tahun 2018 yaitu 7,41 dan nilai dividend payout ratio terbesar dimiliki oleh PT Asahimas Flat Glass Tbk pada tahun 2019 yaitu sebesar 200,00. Nilai rata-rata dividend payout ra- tio adalah 45,0268 yang menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan membagi- kan laba sebagai dividen sebesar 45,0268 persen, sedangkan nilai standar deviasi adalah 36,47936 lebih kecil dibandingkan nilai rata-rata menunjukkan bahwa data untuk variabel kebijakan dividen memi- liki sebaran yang merata.

4. Nilai rasio tobin’s q terendah selama peri- ode penelitian dimiliki oleh PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk yaitu 0,38 dan nilai rasio tobin’s q terbesar dimiliki oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk pada tahun 2017 yaitu sebesar 8,16. Nilai rata-rata rasio tobin’s q adalah 1,6440 yang menunjukkan bahwa rata-rata nilai perusahaan pada sektor industri dasar dan kimia termasuk overvalued yaitu ma- najemen dinyatakan berhasil dalam me- ngelola aset perusahaan dan perusahaan memiliki potensi pertumbuhan investasi yang tinggi. Nilai standar deviasi adalah 1,47492 lebih kecil dibandingkan nilai rata-rata menunjukkan bahwa data un- tuk variabel nilai perusahaan memiliki sebaran yang merata.

(10)

Dita Meilana Sari, Putu Prima Wulandari 10 Hasil Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk memas- tikan residu yang dihasilkan antara variabel X dan Y berdistribusi normal karena model regresi yang baik memiliki distribusi data yang normal atau mendekati normal. Uji nor- malitas dalam penelitian ini menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov Z. Data dapat dikata- kan normal apabila nilai signifikan > α = 0,05 dan data dapat dinyatakan tidak normal apa- bila nilai signifikan < α = 0,05.

Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Unstandardized Residual

N 63

Test Statistic .222

Asymp. Sig. (2- tailed)

.000 Sumber: Hasil olah penulis, 2021

Tabel 2 menunjukkan hasil uji normalitas dengan nilai signifikan 0,00 < α = 0,05 yang berarti data tidak normal yang berdampak pada model tidak bisa memprediksi hasil dengan akurat. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan teknik khusus untuk memper- baiki data. Menurut Santoso (2017) data yang tidak normal dapat diatasi dengan transfor- masi data yaitu mengubah data ke bentuk logaritma atau ke bentuk natural atau bentuk lainnya, kemudian dilakukan pengujian ulang. Hasil pengujian normalitas setelah transformasi data ditunjukkan dalam tabel 3 berikut ini:

Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Setelah Ditransformasi

Unstandardized Residual

N 63

Test Statistic .088

Asymp. Sig. (2-

tailed) .200

Sumber: Hasil olah penulis, 2021

Berdasarkan tabel 3 diatas, hasil uji nor- malitas setelah transformasi data menunjuk- kan nilai signifikan 0,200. Nilai signifikan 0,200 > α = 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data sudah berdistribusi dengan nor- mal sehingga asumsi normalitas sudah ter- penuhi.

Uji normalitas tersebut dapat diperkuat dengan hasil uji normalitas menggunakan grafik P-Plot. Data dapat dikatakan normal apabila titik-titik yang menggambarkan data menyebar disekitar garis diagonal dan data dapat dikatakan tidak normal apabila titik-ti- tik yang menggambarkan data menyebar jauh dari arah garis diagonal.

Sumber: Hasil olah penulis, 2021

Gambar 2. Grafik P-Plot Uji Normalitas

Gambar 2 menunjukkan hasil uji nor- malitas yaitu titik-titik data menyebar di seki- tar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal sehingga data dapat dikatakan nor- mal dan memenuhi asumsi normalitas.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi antara variabel independen. Pengujian dapat dil- akukan dengan melihat nilai tolerance value dan Variance Inflation Factor (VIF). Apabila nilai tolerance value > 0,10 dan VIF < 10 maka

(11)

Dita Meilana Sari, Putu Prima Wulandari 11 variabel independen yang dipakai dalam

penelitian bebas dari multikolinearitas.

Tabel 5. Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients

Model Colinearity Statistics Tolerance VIF

1 KI .920 1.086

KM .984 1.016

KD .917 1.091

Sumber: Hasil olah penulis, 2021

Tabel 4 menunjukkan bahwa semua variabel independen memiliki nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10 yang mengindikasikan bahwa semua variabel independen bebas dari multikolinearitas sehingga memenuhi asumsi bebas multikolinearitas.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah ada ketidaksamaan var- ian dari residu pengamatan ke pengamatan lainnya dan memenuhi asumsi bahwa data harus memiliki sifat homokedastik. Pen- gujian dapat dilakukan dengan diagram scat- terplot. Dasar pengambilan keputusan untuk diagram scatterplot menggunakan titik-titik penyebaran data. Apabila titik-titik data me- nyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y serta tidak membentuk pola ter- tentu maka dapat disimpulkan bahwa varia- bel bebas heteroskedastisitas atau bersifat ho- moskedastik.

Sumber: Hasil olah penulis, 2021

Gambar 3. Diagram Scatterplot

Berdasarkan gambar 3 titik-titik data me- nyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y serta tidak membentuk pola ter- tentu sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa data bebas dari heteroskedastisitas dan memenuhi asumsi bersifat homoskedas- tik.

4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan untuk menge- tahui apakah ada korelasi antar kesalahan re- sidual pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (periode sebelumnya) pada suatu model regresi linier. Pengujian yang dipakai untuk mendeteksi autokorelasi dalam penelitian ini adalah uji Durbin-Watson.

Hasil yang diharapkan melalui pengujian ini adalah model bebas dari autokorelasi untuk memenuhi asumsi BLUE.

Dasar pengambilan keputusan dapat dilihat dari nilai Durbin-Watson yang di- interpretasikan sebagai berikut:

 Apabila nilai DW statistik < -2 berarti ada autokorelasi positif

 Apabila nilai DW statistik berada dian- tara -2 sampai 2 berarti tidak ada autoko- relasi

 Apabila nilai DW statistik > 2 berarti ada autokorelasi negatif

Tabel 6. Hasil Uji Autokorelasi Model Summary

Model Durbin-Watson

1 1.222

Sumber: Hasil olah penulis, 2021

Berdasarkan tabel 5 nilai Durbin-Watson dari model adalah 1,222 yang berada diantara -2 hingga 2 (-2 < 1,222 < 2). Hal ini menunjuk- kan bahwa tidak ada autokorelasi dalam model atau model bebas autokorelasi se- hingga memenuhi asumsi BLUE.

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi bertujuan un- tuk mengukur seberapa kuat model mampu menerangkan variasi atau perubahan varia- bel independen. Pengujian menggunakan

(12)

Dita Meilana Sari, Putu Prima Wulandari 12 koefisien determinasi majemuk (R2) yang

nilainya antara 0 sampai 1. Dasar pengambi- lan keputusan R square untuk model yang memiliki variabel independen ≤ 2 dan Ad- justed R Square untuk model yang memiliki variabel independen > 2. Apabila nilai R2 se- makin mendekati 1 atau 100% maka semakin kuat dalam menjelaskan variabel dependen dan semakin baik model regresi yang digunakan.

Tabel 7. Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary

Model R R

Square

Adjusted R Square

Std.

Error of the Estimate

1 .486a .236 .197 .49171

Sumber: Hasil olah penulis, 2021

Pengujian dilakukan untuk menguji seberapa kuat variabel kepemilikan institusi, kepemilikan manajerial, dan kebijakan divi- den dalam menjelaskan nilai perusahaan.

Penelitian ini menggunakan 3 variabel inde- penden (X > 2) sehingga memakai nilai Ad- justed R Square untuk melihat kekuatan varia- bel independen. Berdasarkan tabel 6 nilai Ad- justed R Square dari model adalah 0,197 yang artinya variabel-variabel independen yaitu kepemilikan institusional, kepemilikan ma- najerial, dan kebijakan dividen dapat men- jelaskan variabel dependen (nilai perus- ahaan) sebesar 19,7% dan sisanya sebesar 80,3% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model.

Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) Uji F dipakai untuk melihat apakah model regresi secara keseluruhan layak atau tidak. Dasar pengambilan keputusan dilihat dari Fhitung Ftabel dan nilai signifikansi. Apabila nilai signifikansi < α = 0,05 (5%) dan Fhitung >

Ftabel maka H0 ditolak dan model dinyatakan layak sehingga pengujian bisa dilanjutkan, sebaliknya apabila nilai signifikansi > α = 0,05 (5%) dan Fhitung < Ftabel maka H0 diterima dan

model dinyatakan tidak layak sehingga harus dimodifikasi sebelum dilanjutkan pengujian.

Tabel 8. Hasil Uji Signifikansi Simultan ANOVA

Model F Sig.

1 Regression 6.083 .001b

Sumber: Hasil olah penulis, 2021

Hasil pengujian pada tabel 7 menunjuk- kan hasil nilai Fhitung sebesar 6,083 dan nilai signifikan 0,001. Penelitian ini menggunakan 63 sampel data dan 3 variabel independen se- hingga diperoleh nilai Ftabel sebesar 2,75. Nilai Fhitung 6,083 > Nilai Ftabel 2,75 dan nilai signif- ikan 0,001 < α = 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini mengindikasikan bahwa model regresi layak dipakai.

Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji T) Uji T digunakan untuk mengetahui pe- ngaruh masing-masing variabel independen yaitu kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dan kebijakan dividen secara par- sial terhadap variabel dependen yaitu nilai perusahaan. Dasar pengambilan keputusan dilihat dari Thitung Ttabel dan nilai signifikansi.

Apabila nilai signifikansi < α = 0,05 (5%) dan Thitung > Ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima yang artinya variabel independen memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap var- iabel dependen secara parsial, sebaliknya apabila nilai signifikansi > α = 0,05 (5%) dan Thitung < Ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak yang artinya variabel independen tidak memiliki pengaruh positif secara signifikan atau tidak signifikan terhadap variabel de- penden secara parsial.

Tabel 9. Hasil Uji Signifikansi Parsial Variabel Koefisien Thitung Sig

KI .018 .646 .521

KM .102 2.471 .016

KD -.091 -3.269 .002

Sumber: Hasil olah penulis, 2021

(13)

Dita Meilana Sari, Putu Prima Wulandari 13 Berdasarkan hasil uji signifikansi parsial

pada tabel di atas, maka dapat dijelaskan se- bagai berikut:

1. Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan

Ttabel yang digunakan adalah 1,66940.

Hasil pengujian adalah Thitung 0,646 <

Ttabel 1,66940 dan nilai sig 0,521 > α = 0,05 yang menunjukkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini berarti variabel kepemilikan institusional tidak ber- pengaruh signifikan terhadap nilai pe- rusahaan karena nilai sig > α = 0,05 dan Thitung < Ttabel.

2. Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai Perusahaan

Ttabel yang digunakan adalah 1,66940.

Hasil pengujian adalah Thitung 2,471 >

Ttabel 1,66940 dan nilai sig 0,016 < α = 0,05 yang menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H2 diterima. Hal ini berarti variabel kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan karena nilai sig < α = 0,05 dan Thitung > Ttabel. Nilai koefisien dari variabel kepemilikan ma- najerial sebesar 0,102 dan memiliki tanda positif sehingga dapat diinterpretasikan bahwa setiap peningkatan kepemilikan manajerial sebesar 1 satuan juga mening- katkan nilai perusahaan sebesar 10,2%

dengan asumsi variabel yang lain diang- gap konstan.

3. Kebijakan Dividen terhadap Nilai Pe- rusahaan

Ttabel yang digunakan adalah 1,66940.

Hasil pengujian adalah Thitung - 3,269 <

Ttabel 1,66940 dan nilai sig 0,002 < α = 0,05 yang menunjukkan bahwa H0 diterima dan H3 ditolak. Hasil pengujian menun- jukkan nilai sig 0,002 < α = 0,05 yang be- rarti signifikan akan tetapi Thitung berada di luar batas penolakan H0 yang dibatasi oleh Ttabel sebesar 1,66940 sehingga mem- buat H0 diterima yaitu variabel kebijakan dividen tidak memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan atau ke- bijakan dividen memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai pe- rusahaan. Nilai koefisien dari variabel

kebijakan dividen adalah 0,091 dan memiliki tanda negatif yang dapat di- interpretasikan bahwa setiap pening- katan kebijakan dividen sebesar 1 satuan menurunkan nilai perusahaan sebesar 0,091 atau 9,1 % dengan asumsi variabel yang lain dianggap konstan.

Pembahasan

Kepemilikan Institusional Tidak Ber- pengaruh terhadap Nilai Perusahaan

Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa kepemilikan institusional tidak ber- pengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini berlawanan dengan teori keagenan yang me- nyatakan bahwa kepemilikan institusional dapat menjadi mekanisme pengawasan inter- nal yang baik dalam mengatasi konflik kea- genan yang berisiko terhadap nilai perus- ahaan. Hasil penelitian ini juga tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fauzan & Khairunnisa (2019), Nuryono et al.

(2019), dan Putra & Ayu (2017).

Tidak adanya pengaruh oleh kepemilikan institusional terhadap nilai pe- rusahaan berarti peningkatan atau penurun- an persentase kepemilikan institusional tidak memberikan pengaruh terhadap nilai perus- ahaan sehingga tidak dapat digunakan untuk mendongkrak nilai perusahaan. Hal ini dapat terjadi karena investor institusional belum bisa menjalankan perannya dalam memoni- toring kinerja manajer dengan baik (Azizah, 2019). Investor institusional yang memiliki kemampuan lebih dalam bidang keuangan dan bisnis belum terlibat dalam pengambilan keputusan strategis dan cenderung hanya mengandalkan manajer dalam pengambilan keputusan strategis. Kurangnya keterlibatan investor institusional menyebabkan penga- wasan dan pengendalian dari investor insti- tusional tidak bisa dirasakan oleh manajer se- hingga tidak mempengaruhi harga saham dan nilai perusahaan. Padahal perusahaan- perusahaan pada sektor industri dasar dan kimia memiliki rata-rata kepemilikan insti- tusional yang tinggi yaitu 78,2281% dan apa- bila dimanfaatkan dengan maksimal dapat menjadi mekanisme pengawasan yang baik

(14)

Dita Meilana Sari, Putu Prima Wulandari 14 karena memiliki kendali yang kuat atas

kepemilikan saham mayoritas.

Penyebab yang lain adalah adanya kemungkinan aliansi antara investor insti- tusional dan manajer (Pound dalam Dewi &

Sanica, 2017). Keberadaan investor insti- tusional yang diharapkan dapat memonitor- ing kinerja manajer secara independen justru berkompromi dengan manajer agar tujuan utamanya tercapai. Kurangnya sikap inde- penden dapat menjadikan investor institusi- onal menjadi bias atas kepentingannya sendi- ri dan mengabaikan kepentingan pemegang saham minoritas. Hal ini menjadikan kepemi- likan institusional tidak bisa menjadi meka- nisme pengawasan yang tepat karena inves- tor institusional kehilangan sikap indepen- dennya sebagai pihak eksternal yang berke- pentingan atas perusahaan.

Investor institusional gagal dalam men- jalankan perannya sebagai pengawas kinerja manajer yang diandalkan untuk meningkat- kan nilai perusahaan karena terbukti tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Ha- sil ini didukung dengan hasil penelitian ter- dahulu oleh Ariyanti et al. (2020), dan Sadia &

Sujana (2017) yang mengemukakan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Kepemilikan Manajerial Berpengaruh Posi- tif terhadap Nilai Perusahaan

Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hal ini sesuai dengan teori keagenan yang menya- takan bahwa pemberian bagian kepemilikan saham untuk manajer agar memiliki kepent- ingan yang sejajar dengan pemegang saham dapat mengatasi konflik keagenan. Hasil penelitian ini sesuai dengan Widayanti &

Yadnya (2020), Dewi & Abundanti (2019), dan Fauzan & Khairunnisa (2019) yang men- jelaskan bahwa kepemilikan manajerial ber- pengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan bermakna

peningkatan persentase kepemilikan mana- jerial dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Pemberian kepemilikan saham kepada mana- jer membuat manajer memiliki peran sebagai pemegang saham dan pengelola manajemen perusahaan. Peran ini menuntut manajer un- tuk bekerja lebih optimal dan menghindari segala keputusan yang menyebabkan keru- gian karena dapat berdampak langsung ke- pada return yang akan didapatkan sebagai pemegang saham. Manajer sebagai pihak in- ternal perusahaan yang memiliki informasi lebih banyak terkait perusahaan mengguna- kan hal tersebut untuk meningkatkan nilai perusahaan. Manajer akan bekerja sesuai de- ngan kepentingan pemegang saham (peme- gang saham eksternal dan manajer) yaitu mendapatkan keuntungan sebagai pengem- balian atas investasi yang dilakukan sehingga pemegang saham akan memiliki persepsi ba- ik dan meningkatkan harga saham sekaligus meningkatkan nilai perusahaan.

Kebijakan Dividen Berpengaruh Negatif terhadap Nilai Perusahaan

Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa kebijakan dividen berpengaruh nega- tif dan signifikan terhadap nilai perusahaan atau kebijakan dividen tidak berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hal ini ber- tentangan dengan teori sinyal yang menya- takan bahwa informasi yang positif berupa pembagian dividen yang semakin tinggi menjadi sinyal baik yang akan meningkatkan nilai perusahaan karena pemegang saham memiliki perspektif yang baik kepada perus- ahaan.

Dividend payout ratio yang berpengaruh negatif dan signifikan berarti setiap kenaikan dividen yang dibagikan berdampak pada pe- nurunan nilai perusahaan. Hal yang kemung- kinan menjadi penyebab adalah investor me- miliki preferensi untuk tidak menerima divi- den kas sehingga laba disimpan sebagai laba ditahan (Mayasari et al., 2015). Menurut teori clientele effect, investor dapat memiliki prefer- ensi yang berbeda terhadap kebijakan divi- den perusahaan (Dewi, 2010). Investor yang tidak membutuhkan uang pada saat ini dapat

(15)

Dita Meilana Sari, Putu Prima Wulandari 15 memilih agar perusahaan menahan laba un-

tuk ekspansi perusahaan daripada dibagikan sebagai dividen.

Hasil penelitian ini selaras dengan pene- litian terdahulu yang dilakukan oleh Fitriana (2021), Faridah & Kurnia (2016), dan Abidin

& Ziyad (2014) yang mengemukakan bahwa kebijakan dividen memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap nilai perus- ahaan.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Hasil penelitian yang didapatkan dalam penelitian ini adalah kepemilikan institusio- nal tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini disebabkan oleh in- vestor institusional yang belum bisa men- jalankan perannya untuk memonitoring ki- nerja manajer. Selain itu, adanya kemungki- nan aliansi antara investor dan manajer yang menyebabkan investor institusional sebagai pemegang saham mayoritas tidak bisa men- jadi independen dan menjadi bias atas kepen- tingannya sendiri sehingga mengabaikan ke- pentingan minoritas.

Kepemilikan manajerial memiliki penga- ruh positif dan signifikan terhadap nilai pe- rusahaan. Hal ini disebabkan oleh peran ma- najer yang menjadi pemegang saham di pe- rusahaan membuat manajer bekerja dengan lebih optimal dan menghindari segala kepu- tusan yang menyebabkan kerugian karena dapat berdampak langsung kepada manajer atau kepada return yang akan didapatkan se- bagai pemegang saham. Manajer akan beker- ja selaras dengan kepentingan pemegang sa- ham sehingga pemegang saham memiliki persepsi baik yang meningkatkan nilai perus- ahaan.

Kebijakan dividen memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perus- ahaan. Hal ini disebabkan oleh investor yang memiliki preferensi berbeda terhadap ke- bijakan dividen perusahaan. Pemegang sa- ham menganggap ini tidak dapat menggam- barkan prospek perusahaan sehingga dire-

spon pemegang saham dengan menjual sa- ham yang menyebabkan harga saham menu- run sehingga nilai perusahaan juga menurun.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran yang di- berikan untuk penelitian selanjutnya untuk menyempurnakan penelitian dengan topik faktor-faktor yang mempengaruhi nilai pe- rusahaan. Adapun saran-saran tersebut ada- lah sebagai berikut:

1. Peneliti selanjutnya dapat mengguna- kan pengelompokkan perusahaan ber- dasarkan sektor yang baru per 25 Janu- ari 2021. Pengelompokkan perusahaan berdasarkan sektor yang baru mem- buat jumlah sektor bertambah menjadi 12 sektor dengan 35 sub sektor, 69 in- dustri, dan 130 sub industri, serta cakupan yang lebih luas.

2. Peneliti selanjutnya dapat mempertim- bangkan untuk meneliti pada sektor ya- ng lain seperti sektor keuangan, energi, dan sebagainya.

3. Penambahan variabel independen ya- ng relevan dengan topik penelitian juga disarankan karena variabel-variabel in- dependen yang dipakai dalam peneliti- an ini hanya dapat menjelaskan varia- bel dependen sebesar 19,7% dan sisa- nya 80,3% bisa dijelaskan oleh variabel- variabel yang lain. Penambahan varia- bel ini diharapkan nanti dapat menge- tahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan lebih komprehensif.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z., & Ziyad, M. (2014). Pengaruh Struktur Modal, Kebijakan Dividen, dan Size Terha- dap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusaha- an Properti di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Wawasan Manajemen, 2(3), 91–102.

Agnova, V., & Muid, D. (2015). Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Profitabilitas, Ke- sempatan Investasi Dan Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Pe-

(16)

Dita Meilana Sari, Putu Prima Wulandari 16 rusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

Tahun 2010-2013). Diponegoro Journal of Acco- unting, 4(4), 1–13.

Akerlof, George A. (1970). The Market for "Lem- ons": Quality Uncertainty and the Market Mechanism. The Quarterly Journal of Econo- mics, Vol. 84, No. 3 (Aug., 1970), pp. 488-500.

Anita, A., & Yulianto, A. (2016). Pengaruh Ke- pemilikan Manajerial dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan. Management Ana- lysis Journal, 5(1), 17–23.

Ariyanti, F., Nurlaela, S., & Wijayanti, A. (2020).

Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Insti- tusional, Corporate Social Responsibility dan Nilai Perusahaan Pertambangan Batu Bara Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2018. Financial: Jurnal Akuntan- si, 6(1), 48–58. https://doi.org/10.37403/fina ncial.v6i1.132.

Azizah, N. H. N. (2019). Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional dan Kebijakan Deviden Terhadap Nilai Perusa- haan (Studi Kasus Pada Perusahaan Otomo- tif & Komponen yang Terhadap yang Ter- daftar di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Ekobis Dewantara, 53(9), 1689–1699.

Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2014). Fundamen- tals of Financial Management (8th ed.). Cenga- ge Learning.

Connelly, B. L., Certo, S. T., Ireland, R. D., &

Reutzel, C. R. (2011). Signaling theory: A review and assessment. Journal of Manage- ment, 37(1), 39–67. https://doi.org/10.1177/

0149206310388419.

Darmayanti, F. E., Sanusi, F., & Widya, I. U. (2018).

Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemi- likan Institusional dan Kebijakan Hutang terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Pe- rusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bur- sa Efek Indonesia Periode 2011-2015). SAI- NS: Jurnal Manajemen Dan Bisnis, XI(1), 1–20.

Dewi, K. R. C., & Sanica, I. G. (2017). Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Ma- najerial, dan Pengungkapan Corporate Soci- al Responsibility terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaf- tar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Bisnis, 2(1). https://doi.org/

10.38043/jiab.v2i1.175.

Dewi, L. P. U. K., & Wirasedana, I. W. P. (2018).

Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen dan Tingkat

Inflasi terhadap Nilai Perusahaan. E-Jurnal Akuntansi, 2018(1), 813–841. https://doi.org /10.24843/EJA.2018.v23.i02.p01.

Dewi, L. S., & Abundanti, N. (2019). Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Kepemilikan Insti- tusional Dan Kepemilikan Manajerial Terha- dap Nilai Perusahaan. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 8(10), 6099. https://doi.

org/10.24843/ejmunud.2019.v08.i10.p12.

Dewi, N. (2010). Penentuan Kebijakan Dividen (Dividend Policy) Dalam Praktik Perusaha- an. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 7(1), 1693–8852.

El-haq, Z. N. S., Zulpahmi, & Sumardi. (2019).

Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemi- likan Institusional, Growth Opportunities, Dan Profitabilitas Terhadap Konservatisme Akuntansi. Jurnal ASET (Akuntansi Riset), 11(2), 315–328. https://doi.org/10.17509/

jaset.v11i2.19940.

Faridah, N., & Kurnia. (2016). Pengaruh Keputus- an Investasi, Pendanaan, Kebijakan Deviden, Tingkat Suku Bunga terhadap Nilai Perusa- haan. Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia, 5(2), 1–15. http://jurnalmahasiswa.stiesia.ac.

id/index.php/jira/article/view/273.

Fauzan, M. R., & Khairunnisa. (2019). Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Insti- tutional Dan Board Diversity Terhadap Nilai Perusahaan. E-Proceeding of Management: Vol.

6, No. 2 Agustus 2019, 6(2), 3300–3309.

Febyani, E., & Devie. (2017). Pengaruh Kepemili- kan Manajerial terhadap Nilai Perusahaan melalui Manajemen Laba sebagai Variabel Intervening di Indonesia pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Business Accounting Review, 5(2), 745–756.

Fitriana, A. (2021). Analisis Pengaruh Struktur Modal, Kebijakan Dividen Ratio Terhadap Nilai Perusahaan. Perwira Journal of Economi- cs and Business (PJEB), 1(1), 55–67.

Gultom, R., & Wijaya, S. W. (2013). Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusaha- an Farmasi di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil, 3(1), 51–60.

Hartono, J. (2013). Metodologi Penelitian Bisnis “Sal- ah Kaprah dan Pengalaman-pengalaman” (6th ed.). BPFE - YOGYAKARTA.

Hermawan, A., & Yusran, H. L. (2017). Penelitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif (1st ed.). PT De- sindo Putra Mandiri.

(17)

Dita Meilana Sari, Putu Prima Wulandari 17 Jalung, K., Mangantar, M., & Mandagie, Y. (2017).

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Subsektor Bank Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

Jurnal EMBA, 5(2), 334–342.

Janie, D. N. A. (2012). Statistik Deskriptif & Regresi Linier Berganda Dengan SPSS. Semarang Uni- versity Press.

Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). Theory Of The Firm : Managerial Behavior , Agency Costs And Ownership Structure I. Introduc- tion and summary In this paper WC draw on recent progress in the theory of ( 1 ) property rights , firm. In addition to tying together ele- ments of the theory of e. Journal Od Financial Economics, 3, 305–360.

Kurniawan, I. G. E., & Putra, I. N. W. A. (2019).

Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Utang, dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Peru- sahaan. E-Jurnal Akuntansi, 28(3), 1783–1800.

https://doi.org/10.24843/eja.2019.v28.i03.p 10.

Mayasari, A. S., Fadah, I., & Endhiarto, T. (2015).

Analisis Kebijakan Dividen, Kebijakan Hu- tang dan Nilai Perusahaan pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bur- sa Efek Indonesia Periode 2009-2013. Artikel Ilmiah Mahasiswa, 2013, 1–6.

Mirzaqon, A., & Purwoko, B. (2018). Studi Kepus- takaan Mengenai Landasan Teori Dan Prak- tik Konseling Expressive Writing Library.

Jurnal BK UNESA, 1, 1–8.

Nurhasanatang, S., Taufik, T., & Azlina, N. (2020).

Pengaruh kebijakan dividen, kebijakan lever- age, keputusan investasi dan manajemen la- ba terhadap nilai perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2015-2018. Sorot, 15(1), 13. https://doi.org/10.31258/sorot.15.

1.13-31.

Nuryono, M., Wijayanti, A., & Samrotun, Y. C.

(2019). Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Komisaris Inde- penden, Komite Audit, Serta Kulitas Audit Pada Nilai Perusahaan. Edunomika, 03(01), 199–212.

Putra, A. N. D. A., & Lestari, P. V. (2016). Penga- ruh Kebijakan Dividen, Likuiditas, Profitabi- litas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan. E-Jurnal Manajemen Unud, 5(7), 4044–4070.

Putra, I. P. D. P., & Ayu, I. G. A. N. B. (2017).

Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Ke-

pemilikan Institusional Pada Nilai Perusa- haan dengan CSR sebagai Variabel Interve- ning. E-Jurnal Akuntansi, 2017(1), 1263–1289.

https://doi.org/10.24843/EJA.2017.v21.i02.

p15.

Rahma, A. (2014). Pengaruh Kepemilikan Manaje- rial, Kepemilikan Institusional, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Keputusan Pendana- an Dan Nilai Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Priode 2009-2012).

Jurnal Bisnis STRATEGI, 23(2), 45–69. https:/

/doi.org/10.14710/jbs.23.2.45-69.

Rizal, V., Stefanny, S., Novianty, H., Angelieca, A., Tantowi, C., & Intan Purba, M. (2019). Penga- ruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Kepu- tusan Investasi, dan Kebijakan Dividen Pada Nilai Perusahaan. E-Jurnal Akuntansi, 29(3), 1181–1191. https://doi.org/10.24843/eja.201 9.v29.i03.p20.

Ross, Stephen A. (1977). The Determination of Fi- nancial Structure: The Incentive Signaling Approach. The Bell Journal of Economics 8(1):

23-40. DOI:10.2307/3003485.

Sadia, N. M. D. S., & Sujana, I. K. (2017). Pengaruh Kepemilikan Institusional, Manajerial, Free Cash Flow Pada Nilai Perusahaan Dengan Variabel Intervening Kebijakan Hutang. E- Jurnal Akuntansi, 19(1), 479–507.

Santoso, S. (2017). Statistik Multivariat dengan SPSS. PT Elex Media Komputindo.

Spence, Michael. (1973). Job Market Signaling. The Quarterly Journal of Economics, Vol. 87, No. 3.

(Aug., 1973), pp. 355-374.

Sudiyatno, B., & Puspitasari, E. (2010). Tobin’s Q dan Altman Z-Score Sebagai Indikator Pe- ngukuran Kinerja Perusahaan. Kajian Akun- tansi, 2(1), 9–21.

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Sutopo (ed.); 1st ed.).

Alfabeta.

Sukirni, D. (2012). Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Devi- den Dan Kebijakan Hutang Analisis Terha- dap Nilai Perusahaan. Accounting Analysis Journal, 1(2). https://doi.org/10.15294/aaj.v 1i2.703.

Syahirah, C. S., & Lantania, M. F. (2016). Pengaruh Market Value Added, Economic Value Ad- ded, Kebijakan Dividen Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan Pada

(18)

Dita Meilana Sari, Putu Prima Wulandari 18 Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di

Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA), 1(1), 1–12.

Wardhani, T. S., Chandrarin, G., & Rahman, A. F.

(2012). Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kepu- tusan Investasi. Jurnal Ilmiah Akuntansi, Keu- angan Dan Pajak, 1(2), 93–110.

Widayanti, L. P. P. A., & Yadnya, I. P. (2020).

Leverage, Profitabilitas, Dan Kepemilikan

Manajerial Berpengaruh Terhadap Nilai Pe- rusahaan Pada Perusahaan Real Estate Dan Property. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 9(2), 737. https://doi.org/10.24843 /ejmunud.2020.v09.i02.p17.

Wongso, A. (2013). Pengaruh Kebijakan Dividen, Struktur Kepemilikan, dan Kebijakan Hu- tang terhadap Nilai Perusahaan dalam Per- spektif Teori Agensi dan Teori Agensi dan Teori Signaling. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Manajemen, 1(5), 1–6.

Gambar

Gambar 1. Model Penelitian
Tabel 2. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Tabel 3. Hasil Uji Normalitas  Unstandardized Residual  N  63  Test Statistic  .222  Asymp
Tabel 5. Hasil Uji Multikolinieritas  Coefficients
+2

Referensi

Dokumen terkait

Kemoterapi untuk KPKBSK dapat 6 siklus (pada kasus tertentu diberikan sampai lebih dari 6 siklus) dengan ”platinum based” rejimen yang diberikan sebagai terapi lini pertama (first

- pegembangan sistem pengelolaan sampah terpadu satuan operasional kebersihan lingkungan (SOKLI) termasuk didalamnya membangun instalasi pengelolaan sampah terpadu (IPST)

Tabel 4.31 :Jawaban Responden Dengan Pertanyaan Apakah Sungguh-Sungguh Merasa Pasti, Sangat Percaya Terhadap Iklan TV Pengobatan Alternatif 86. Tabel 4.32 : Alasan Responden

Grâce aux innovations constantes de WINTERSTEIGER, on peut couper des blocs de bois d’une hauteur de coupe jusqu’à 400 mm avec la scie alternative pour coupe fine et coupe très

C : cuman … sebenarnya kalo … kalo dibilang papi saya ng sama anak- anaknya pasti saya ng bahkan setelah meninggal saya baru ngeh … memamng papi karakter

Kelompok Kerja 11/Dis.Dikbud/PL Unit Layanan Pengadaan untuk Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Provinsi Riau melakukan kontes untuk Pengadaan Barang Seni dan Barang

Buat busur lingkaran yang sudah ditentukan, titik pusat di A, beri nama titik m pertemuan antara garis AB. dengan

Berikut kami sampaikan laporan realisasi anggaran Politeknik Kesehatan Surakarta Tahun 2017. 1