• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rosita et al., (2017) memaparkan tentang Analisis Faktor-Faktor yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rosita et al., (2017) memaparkan tentang Analisis Faktor-Faktor yang"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu

Rosita et al., (2017) memaparkan tentang Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Ekspor Biji Kakao Indonesia ke Malaysia. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis faktor yang mempengaruhi volume ekspor kakao Indonesia ke Malaysia. Metode penelitian menggunakan data kuantitatif berupa data deret waktu (time series) pada skala triwulan dari tahun 2005-2013 (9 tahun).

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa data sekunder. Variabel yang digunakan yaitu volume ekspor, produksi, volume impor, nilai tukar riil rupiah terhadap dollar Amerika Serikat, harga riil ekspor harga riil pasar Internasional, dan tarif ekspor. Analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang paling berpengaruh secara signifikan/nyata terhadap volume ekspor biji kakao Indonesia ke Malaysia dengan taraf nyata (α) lima persen adalah harga riil ekspor biji kakao Indonesia ke Malaysia dan harga riil pasar Internasional biji kakao. Perbedaan penelitian terdahulu dengan sekarang adalah variabel yang digunakan. Penelitian terdahulu menggunakan variabel volume ekspor, produksi, volume impor, nilai tukar riil rupiah terhadap dollar Amerika Serikat, harga riil ekspor, harga riil pasar Internasional, dan tarif ekspor, sedangkan variabel sekarang menggunakan volume ekspor, produksi, harga ekspor, dan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika serikat. Perbedaan lain terletak pada analisis yang digunakan. Penelitian terdahulu hanya menggunakan analisis regresi linier berganda sedangkan penelitian sekarang menggunakan

(2)

analisis trend dan analisis regresi linier berganda. Persamaan penelitian terdahulu dengan sekarang yaitu metode yang digunakan.

Ega (2015) melakukan penelitian tentang Analisis Ekspor Minyak Kelapa Sawit di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perkembangan nilai ekspor minyak kelapa sawit Indonesia tahun 2000-2013 dan menganalisis pengaruh harga ekspor, nilai tukar dan produksi terhadap nilai ekspor minyak kelapa sawit Indonesia tahun 2000-2013. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk runtun waktu (time series) dari tahun 2000-2013. Variabel dalam penelitian ini yaitu nilai ekspor, harga ekspor, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat dan produksi. Analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata perkembangan nilai ekspor minyak kelapa sawit Indonesia selama periode tahun 2000 – 2013 adalah sebesar 30,81 persen pertahunnya dan secara simultan, harga ekspor, kurs dan produksi minyak kelapa sawit berpengaruh signifikan terhadap nilai ekspornya.

Meskipun demikian, secara parsial kurs tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan. Perbedaan penelitian terdahulu dengan sekarang adalah variabel yang digunakan. Penelitian terdahulu menggunakan variabel nilai ekspor, harga ekspor, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat dan volume produksi, sedangkan variabel sekarang tanpa menggunakan nilai ekspor. Perbedaan lain terletak pada analisis yang digunakan. Penelitian terdahulu hanya menggunakan analisis regresi linier berganda sedangkan penelitian sekarang menggunakan analisis trend dan analisis regresi linier berganda. Persamaan penelitian terdahulu dengan sekarang yaitu metode dan analisis yang digunakan.

(3)

Alatas (2015) memaparkan tentang Trend Produksi dan Ekspor Minyak Sawit (CPO) Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui trend produksi, trend nilai produksi, trend volume ekspor, trend nilai ekspor CPO Indonesia 2) mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi ekspor ke beberapa Negara dan 3) mengetahui keunggulan CPO Indonesia. Metode penelitian menggunakan metode kuantitatif dan metode deskriptif analisis. Jenis data yang digunakan yaitu data sekunder. Variabel dalam penelitian ini yaitu volume ekspor, jumlah penduduk, harga domestik, trend ekspor, harga Internasional, harga subtitusi, nilai tukar rupiah, dan pendapatan negara. Analisis data menggunakan analisis trend, analisis regresi linier berganda dan analisis RCA. Hasil penelitian menunjukkan Areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan perluasan sehingga hal ini berdampak langsung terhadap produksi dan nilai produksi kelapa sawit Indonesia yang dari tahun ke tahun juga mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari trend produksi yang mengalami peningkatan setiap tahunnya dengan meningkatnya produksi CPO, Indonesia meningkatkan volume ekspor CPO ke beberapa Negara. Ekspor CPO Indonesia ke India dipengaruhi oleh harga Internasional, nilai tukar rupiah, pendapatan perkapita, jumlah penduduk, dan harga substitusi. Ekspor CPO ke Cina dipengaruhi oleh harga Internasional, pendapatan perkapita, harga subtitusi, dan jumlah penduduk, sedangkan ekspor CPO ke Belanda dipengaruhi oleh harga domestik, pendapatan Negara, jumlah penduduk, trend, dan harga substitusi. Minyak sawit (CPO) Indonesia memiliki keunggulan komperatif yang lebih tinggi daripada negara penghasil CPO di Dunia. Hal ini ditunjukan dengan adanya nilai RCA (Revealed

(4)

Comparative Advantage) yang diatas 1, yang artinya pangsa komoditas CPO

Indonesia lebih besar dari pangsa pasar ekspor komoditas CPO dari seluruh dunia.

Perbedaan penelitian terdahulu dengan sekarang terletak pada variabel yang digunakan. Variabel penelitian terdahulu menggunakan variabel volume ekspor CPO, jumlah penduduk, harga domestik CPO, trend ekspor, harga CPO Internasional, harga subtitusi, nilai tukar rupiah, dan pendapatan negara, sedangkan variabel sekarang volume ekspor, produksi, harga ekspor, dan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika serikat. Perbedaan lain terletak pada analisis yang digunakan. Analisis penelitian terdahulu menggunakan analisis trend, analisis regresi linier berganda dan analisis RCA sedangkan penelitian sekarang tanpa menggunakan anlisis RCA. Persamaan penelitian terdahulu dengan sekarang yaitu terletak pada metode yang digunakan.

Ananda et al., (2018) menganalisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Ekspor dan Produksi Kakao di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variabel yang berpengaruh terhadap volume dan produksi ekspor kakao di Indonesia. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu metode data kuantitatif berupa data sekunder berurut waktu (time series) dari tahun 2006 sampai tahun 2015. Variabel yang digunakan meliputi volume ekspor, pajak ekspor, harga kakao ekspor, nilai tukar dollar Amerika Serikat, produksi kakao, upah tenaga kerja domestik dan luas areal. Analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pajak ekspor, nilai tukar dollar Amerika Serikat dan harga kakao ekspor memberikan pengaruh yang signifikan terhadap volume ekspor kakao di Indonesia. Secara parsial variabel pajak

(5)

ekspor dan nilai tukar dollar Amerika Serikat berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor kakao Indonesia, sedangkan harga kakao ekspor berpengaruh non signifikan terhadap volume ekspor kakao Indonesia. Variabel upah tenaga kerja domestik dan luas areal memberikan pengaruh yang signifikan terhadap produksi kakao di Indonesia. Secara parsial variabel upah tenaga kerja domestik berpengaruh signifikan, sedangkan luas areal berpengaruh non signifikan terhadap produksi kakao Indonesia. Perbedaan penelitian terdahulu dengan sekarang yaitu pada variabel yang digunakan. Penelitian terdahulu menggunakan variabel volume ekspor, pajak ekspor, harga kakao ekspor, nilai tukar dollar Amerika Serikat, produksi kakao, upah tenaga kerja domestik dan luas areal, sedangkan penelitian sekarang menggunakan variabel volume ekspor, produksi, harga ekspor, dan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika serikat. Perbedaan lain terletak pada analisis yang digunakan. Penelitian terdahulu hanya menggunakan analisis regresi linier berganda sedangkan penelitian sekarang menggunakan analisis trend dan analisis regresi linier berganda. Persamaan penelitian terdahulu dengan sekarang yaitu terletak pada metode yang digunakan.

Saragih & Sulistyiowati, (2020) melakukan penelitian tentang Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Ekspor Teh Indonesia dalam kurun waktu 1987-2016. Tujuan penelitian untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi volume ekspor teh Indonesia. Metode penelitian menggunakan data kuantitatif menggunakan data sekunder dalam bentuk time series selama kurun waktu 30 tahun (1987-2016). Variabel penelitian meliputi volume ekspor teh Indonesia, jumlah produksi domestik, harga domestik, harga ekspor, konsumsi teh

(6)

dalam negeri, luas areal penanaman teh domestik dan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan faktor produksi, luas lahan, harga teh domestik, harga ekspor teh, konsumsi dalam negeri dan kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat berpengaruh terhadap volume ekspor teh Indonesia, sedangkan secara parsial faktor produksi, harga teh dalam negeri, dan konsumsi teh dalam negeri berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor teh sedangkan luas lahan, harga Internasional teh dan kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat berpengaruh tidak signifikan terhadap volume ekspor teh Indonesia. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu variabel yang digunakan. Variabel penelitian terdahulu menggunakan variabel volume ekspor teh Indonesia, jumlah produksi teh domestik, harga teh domestik, harga ekspor teh, konsumsi teh dalam negeri, luas areal penanaman teh domestik dan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat, sedangkan variabel sekarang menggunakan volume ekspor, produksi, harga ekspor, dan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika serikat. Perbedaan lain terletak pada analisis yang digunakan. Penelitian terdahulu hanya menggunakan analisis regresi linier berganda sedangkan penelitian sekarang menggunakan analisis trend dan analisis regresi linier berganda. Persamaan penelitian terdahulu dengan sekarang terletak pada metode yang digunakan.

Mira et al., (2018) memaparkan tentang Analisis Faktor yang Mempengaruhi Volume Ekspor Pupuk Urea Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis variabel yang signifikan terhadap volume ekspor pupuk urea Indonesia. Metode

(7)

penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersifat kuantitatif runtut waktu (time series) mulai tahun 1988 sampai tahun 2013. Variabel terdiri dari volume

ekspor pupuk urea Indonesia, volume produksi, harga, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika dan pendapatan per kapita luar negeri. Analisis data yang digunakan yaitu analisis linier berganda. Hasil dari penelitian ini yaitu faktor volume produksi berpengaruh positif dan signifikan terhadap volume ekspor pupuk urea Indonesia.

Faktor harga dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika berpengaruh negatif dan signifikan terhadap volume ekspor pupuk urea Indonesia. Faktor pendapatan perkapita negara Philipina berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap volume ekspor pupuk urea Indonesia. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang terletak pada variabel yang digunakan. Variabel penelitian terdahulu menggunakan variabel volume ekspor pupuk urea Indonesia, volume produksi pupuk urea Indonesia, harga pupuk urea Indonesia, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika dan pendapatan per kapita luar negeri, sedangkan variabel penelitian sekarang hanya menggunakan volume ekspor, produksi, harga ekspor, dan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika serikat. Perbedaan lain terletak pada analisis yang digunakan. Penelitian terdahulu hanya menggunakan analisis regresi linier berganda sedangkan penelitian sekarang menggunakan analisis trend dan analisis regresi linier berganda. Persamaan penelitian terdahulu dengan sekarang yaitu metode yang digunakan.

Nurmalita & Wibowo, (2013) menganalisis Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Minyak Kelapa Sawit Indonesia ke India. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi volume ekspor minyak kelapa sawit

(8)

Indonesia ke India. Penelitian ini menggunakan data runtut waktu atau time series.

Variabel yang digunakan yaitu produksi, harga Internasional, nilai tukar rupiah dibandingkan dollar Amerika Serikat dan volume ekspor minyak kelapa sawit.

Analisis data menggunakan uji ECM (Error Correction Model) yang selanjutnya di uji dengan menggunakan OLS (Ordinary Least Square). Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah secara simultan variabel produksi, harga ekspor dan nilai tukar rupiah dibandingkan dollar Amerika Serikat berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor minyak kelapa sawit Indonesia ke India. Secara parsial produksi berpengaruh positif signifikan terhadap volume ekspor minyak kelapa sawit Indonesia ke India, sementara harga internasional berpengaruh positif tidak signifikan terhadap volume ekspor minyak kelapa sawit Indonesia ke India dan nilai tukar rupiah dibandingkan dollar Amerika Serikat berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap volume ekspor minyak kelapa sawit Indonesia ke India.

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang terletak pada analisis yang digunakan. Analisis penelitian terdahulu menggunakan analisis uji ECM (Error Correction Model) sedangkan penelitian sekarang menggunakan analisis

trend dan analisis regresi linier berganda. Persamaannya terletak pada variabel dan metode yang digunakan.

Soviandre et al., (2014) memaparkan tentang Faktor yang Mempengaruhi Volume Ekspor Kopi dari Indonesia ke Amerika Serikat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya faktor yang berpengaruh terhadap volume ekspor kopi dari Indonesia ke Amerika Serikat. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Data yang digunakan pada

(9)

penelitian ini adalah data time series bulanan selama periode bulan Januari 2010 ± bulan Desember 2012 dengan jumlah data sebanyak 36. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu produksi, harga internasional, dan nilai tukar rupiah terhadap US dollar, dan volume ekspor kopi dari Indonesia ke Amerika Serikat.

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan pada hasil uji simultan (uji F), variabel produksi, harga internasional, dan nilai tukar rupiah terhadap US dollar secara simultan berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor kopi dari Indonesia ke Amerika Serikat. Pada hasil uji parsial (uji t), variabel produksi, dan harga internasional secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel volume ekspor, sedangkan pada variabel nilai tukar rupiah terhadap US dollar secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel volume ekspor. Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang terletak pada variabel, metode, dan analisis yang digunakan sehingga tidak ada perbedaan dengan penelitian yang sekarang.

Pramana & Meydianawathi, (2013) menganalisis tentang Variabel yang Mempengaruhi Ekspor Nonmigas Indonesia ke Amerika Serikat. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh variabel yang signifikan terhadap ekspor nonmigas Indonesia ke Amerika Serikat. Metode penelitian ini menggunakan data kuantitatif berupa data sekunder berupa time series dalam kurun waktu tahun 1991 sampai 2011. Metode pengumpulan data yaitu melalui observasi non partisipan dengan cara mengamati, mencatat, mempelajari uraian dari buku, skripsi, artikel, serta melakukan pengamatan terhadap perkembangan ekspor nonmigas Indonesia ke Amerika Serikat. Variabel yang digunakan yaitu kurs dollar Amerika Serikat,

(10)

penanaman modal asing, suku bunga kredit, indeks harga perdagangan besar dan nilai ekspor nonmigas Indonesia. Analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kurs dollar Amerika dan penanaman modal asing berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Amerika Serikat. Perbedaan penelitian ini terletak pada variabel yang digunakan. Variabel penelitian terdahulu menggunakan variabel kurs dollar Amerika Serikat, penanaman modal asing, suku bunga kredit, indeks harga perdagangan besar dan nilai ekspor nonmigas Indonesia, sedangkan variabel sekarang menggunakan volume ekspor, produksi, harga ekspor, dan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika serikat. Perbedaan lain terletak pada analisis yang digunakan. Penelitian terdahulu hanya menggunakan analisis regresi linier berganda sedangkan penelitian sekarang menggunakan analisis trend dan analisis regresi linier berganda. Persamaan penelitian terdahulu dengan sekarang terletak pada metode yang digunakan.

Putra (2013) memaparkan tentang Analisis Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Tembakau Indonesia ke Jerman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis faktor yang memperngaruhi ekspor tembakau Indonesia ke Jerman. Metode penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data time series dengan kurun waktu 41 tahun 1970-2011. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu volume ekspor, luas lahan, produksi, harga, dan GDP Jerman.

Metode analisis yang digunakan adalah OLS (Ordinary Least Square) yang selanjutnya di uji dengan menggunakan uji ECM (Error Correction Model). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa luas lahan tembakau dalam jangka pendek

(11)

berpengaruh negatif dan tidak signifikan sedangkan jangka panjang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap perubahan ekspor tembakau Indonesia ke Jerman.

Produksi tembakau dalam jangka pendek berpengaruh negatif dan tidak signifikan sedangkan jangka panjang berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan ekspor tembakau Indonesia ke Jerman. Harga tembakau dunia dalam jangka pendek dan jangka panjang berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan ekspor tembakau Indonesia ke Jerman dan GDP Jerman dalam jangka pendek dan jangka panjang berpengaruh positif dan signifikan terhadap ekspor tembakau Indonesia ke Jerman. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang terletak pada variabel yang digunakan. Variabel penelitian terdahulu menggunakan volume ekspor, luas lahan, produksi, harga, dan GDP sedangkan variabel sekarang menggunakan volume ekspor, produksi, harga ekspor, dan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Perbedaan lain terletak pada analisis yang digunakan. Analisis penelitian terdahulu menggunakan analisis OLS (Ordinary Least Square) dan uji ECM (Error Correction Model) sedangkan penelitian

sekarang menggunakan analisis trend dan analisis regresi linier berganda.

Persamaan penelitian terdahulu dan penelitian sekarang yaitu pada metode yang digunakan.

2.2 Kajian Pustaka

2.2.1 Teori Perdagangan Internasional

Perdagangan Internasional merupakan hal yang mutlak dilakukan oleh setiap negara. Saat ini tidak ada satu negara yang terisolasi tanpa adanya hubungan ekonomi dengan negara lain. Hal ini disebabkan karena tidak ada negara yang bisa

(12)

memenuhi kebutuhannya secara mandiri. Terjadinya perdagangan Internasional didasari karena adanya perbedaan sumber daya yang dimiliki oleh tiap wilayah atau negara serta kemampuan suatu negara dalam memproduksi suatu barang maupun jasa (Saidy, 2013).

Perdagangan Internasional biasanya dilakukan dengan cara ekspor dan impor.

Transaksi ekspor dan impor akan menimbulkan neraca perdagangan antar negara (balance of trade). Neraca perdagangan suatu negara dapat mengalami surplus

ataupun defisit. Surplus neraca perdagangan menunjukkan keadaan dimana negara tersebut memiliki nilai ekspor yang lebih besar dibandingkan dengan nilai impornya sehingga mengalami penambahan devisa negara. Sebaliknya apabila negara mengalami defisit neraca perdagangan maka nilai impornya lebih besar daripada nilai ekspornya sehingga suatu negara akan menghadapi pengurangan devisa (Mira et al., 2018). Faktor penyebab terjadinya perdagangan internasional, antara lain sebagai berikut:

1. Perbedaan dalam memproduksi barang Satu negara tidak dapat memproduksi barang tertentu.

2. Negara tidak dapat memproduksi barang sesuai dengan permintaan masyarakat. Kadang kala masyarakat tidak menyukai barang yang diproduksi oleh negaranya sendiri. Misalnya saja masyarakat Indonesia, merasa tidak puas memakai barang produksi dalam negeri. Masyarakat Indonesia lebih menyukai memakai barang impor dari negara lainnya, misalnya sepatu, tas dan baju yang lebih bermerek.

3. Produksi dalam negeri yang tidak seimbang dengan permintaan pasar.

(13)

4. Perbedaan teknologi.

5. Perbedaan penghematan biaya produksi.

Secara teoristis perdagangan Internasional terdiri dari dua teori yaitu:

1. Teori Keunggulan Absolut (Absolut Advantage Theory)

Teori keunggulan absolut dikemukakan oleh seorang ekonom klasik yaitu Adam Smith. Teori keunggulan absolut berbunyi bahwa suatu negara dikatakan unggul jika mampu memproduksi komoditas dan mengekspor komoditas ke negara lain yang tidak memiliki kemampuan memproduksi komoditas serupa.

Kelebihan teori keunggulan absolut yaitu terjadinya perdagangan bebas oleh dua negara yang saling memiliki keunggulan mutlak dalam memproduksi barang yang berbeda sehingga mendorong terjadinya proses ekspor dan impor.

Kelemahannya yaitu apabila hanya satu negara yang memiliki keunggulan mutlak maka perdagangan Internasional tidak akan dilakukan karena tidak memberikan keuntungan (Tambunan, 2000)

Teori keunggulan mutlak didasarkan pada beberapa asumsi yaitu:

1. Faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja saja.

2. Barang yang diproduksi kedua negara memiliki kualitas sama.

3. Pertukaran barang dilakukan secara barter.

4. Tidak ada biaya transport.

2. Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantages Theory)

Teori keunggulan komparatif dikemukakan oleh David Ricardo yang merupakan kritik dan penyempurnaan terhadap teori Adam Smith. Teori ini berpendapat bahwa negara diuntungkan jika memproduksi barang dengan biaya

(14)

lebih murah dan harga jual lebih rendah. Hal ini dapat dilihat pada negara Cina yang banyak memproduksi barang-barang murah dengan biaya rendah, sehingga Cina dinilai memiliki keunggulan komparatif.

Teori ini didasarkan pada beberapa asumsi yaitu:

1. Labor Theory of Value, artinya bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah tenaga kerja yang dipergunakan, dimana nilai barang yang ditukar harus seimbang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi.

2. Perdagangan Internasional dilihat sebagai pertukaran barang dengan barang.

3. Biaya pengangkutan dan biaya pemasaran tidak diperhitungkan.

4. Produksi dihitung dengan biaya tetap sehingga skala produksi tidak berpengaruh (Tambunan, 2000)

2.2.2 Ekspor

Ekspor adalah proses pemindahan suatu barang atau komoditas dari satu negara ke negara lain secara legal, dan pada umumnya diperlukan kerjasama dari bea cukai baik di negara pengirim (eksportir) maupun di negara penerima (importir) (Apridar, 2012). Ekspor memiliki manfaat untuk mendapatkan keuntungan dan pendapatan nasional. Keuntungan dan pendapatan nasional yang didapat melalui aktivitas ekspor akan dikelola oleh negara untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi (Zakariya et al., 2016). Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan ekspor antara lain:

1. Harga Internasional

(15)

Semakin besar selisih antara harga domestik dan harga di pasar Internasional maka akan menyebabkan jumlah komoditi yang di ekspor mengalami peningkatan.

2. Nilai tukar (Exchange rate)

Semakin tinggi nilai tukar mata uang suatu negara maka harga ekspor negara tersebut di pasar Internasional menjadi mahal dan sebaliknya.

3. Kuota ekspor yaitu kebijakan perdagangan Internasional berupa pembatasan kuantitas barang yang di ekspor.

4. Kebijakan tarif dan non tarif

Kebijakan tarif digunakan untuk menjaga harga produk dalam negeri yang dianggap mampu mendorong pengembangan komoditinya sedangkan kebijakan non tarif digunakan untuk mendorong tujuan diversifikasi ekspor (penambahan jenis komoditas yang diekspor dan penambahan mutu barang ekspor melalui pengolahan bahan baku menjadi barang setengah jadi sehingga menambah nilai barang) (Soekartawi, 2005).

2.2.3 Teori Penawaran

Penawaran (supply) merupakan banyaknya barang yang ditawarkan oleh penjual pada suatu pasar dengan periode dan tingkat harga tertentu. Hukum penawaran menerangkan “apabila harga sesuatu barang meningkat, kuantitas barang ditawarkan akan meningkat dan apabila harga sesuatu barang menurun, kuantitas barang yang ditawarkan akan menurun”. Hukum ini menunjukkan wujud hubungan positif antara tingkat harga dan kuantitas barang yang ditawarkan. Hal ini disebabkan karena harga yang tinggi memberi keuntungan yang lebih kepada

(16)

produsen, jadi produsen akan menawarkan lebih banyak barang. Harga yang tinggi menyebakan produsen berpendapat bahwa barang tersebut sangat diminati oleh konsumen tetapi penawarannya kurang di pasaran sehingga produsen akan meningkatkan penawaran untuk memenuhi permintaan konsumen (Fattah, 2017).

faktor yang memengaruhi teori penawaran, di antaranya:

1. Harga dari produk yang ditawarkan.

2. Harga dari input yang digunakan untuk memproduksi produk tersebut (biaya produksi).

3. Harga komoditas-komoditas lain.

4. Banyaknya perusahaan yang meproduksi produk sejenis yang ditawarkan.

5. Tingkat teknologi yang digunakan.

6. Faktor-faktor spesifik lain yang berkaitan, seperti kondisi perekonomian negara, fasilitas dari pemerintah, dan lainnya.

2.2.4 Produksi

Produksi menurut ilmu ekonomi adalah kegiatan menghasilkan barang atau jasa yang sifatnya menambah nilai atau kegunaan barang yang sudah ada menjadi lebih tinggi nilainya. Proses produksi dibutuhkan input yang berupa faktor-faktor produksi yaitu alat atau sarana agar kegiatan berjalan dengan lancar. Jika faktor produksi tidak ada, maka proses produksi juga tidak akan berlangsung. Faktor- faktor produksi antara lain adalah Capital atau modal, Labour atau tenaga kerja, Skill atau keahlian atau kemampuan, dan Land atau tanah. Hubungan antara input dan output pada proses produksi disebut dengan fungsi produksi yang dapat dituliskan secara sistematis sebagai berikut:

(17)

𝑄 = 𝑓(𝑋1,𝑋2,𝑋3,…,𝑋𝑛)

Persamaan tersebut, Q mewakili output atau jumlah hasil produksi pada periode tertentu, dan X mewakili faktor-faktor produksi atau input dalam proses produksi tersebut. Tingginya produksi juga berpengaruh terhadap tingginya penawaran. Penawaran dipengaruhi oleh beberapa jumlah barang yang dapat dihasilkan oleh produsen atau penjual. Produksi domestik akan menyuplai persediaan kebutuhan suatu komoditas dalam negeri dan untuk permintaan dari luar negeri. Semakin banyak produksi yang dihasilkan maka akan semakin banyak barang yang ditawarkan sehingga akan meningkatkan penawaran komoditas tersebut (Soviandre et al., 2014). Hubungan produksi dengan volume ekspor adalah jika produksi meningkat, maka volume ekspor meningkat, dan sebaliknya (Komalasari, 2008).

2.2.5 Harga

Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa.

Harga barang merupakan aspek pokok dalam pembahasan teori ekonomi.

Pembentukan harga dari suatu barang terjadi di pasar melalui suatu mekanisme.

Terdapat dua hal pokok dalam mekanisme ini, yaitu penawaran dan permintaan dari barang tersebut. Apabila kuantitas barang yang diminta melebihi kuantitas barang yang ditawarkan, maka harga akan naik. Sebaliknya apabila kuantitas barang yang ditawarkan lebih banyak dari pada kuantitas barang yang diminta, maka harga cenderung turun. Tingginya harga merupakan ciri atas kelangkaan dari barang tersebut. Ketika sampai pada tingkat harga tertinggi, konsumen akan cenderung menggantikan barang tersebut dengan barang alternatif yang relatif lebih murah dan

(18)

mempunyai kesamaan guna (Soviandre et al., 2014). Jumlah barang yang dibeli oleh konsumen berbanding terbalik dengan harga barang yang mana pada saat harga tinggi maka pembelian akan menurun dan sebaliknya. Hal ini berhubungan dengan hukum permintaan. Hubungan harga Internasional dengan volume ekspor yaitu jika harga komoditas di pasar global lebih besar daripada di pasar domestik, maka jumlah komoditas yang diekspor semakin banyak (Soekartawi, 2005)

2.2.6 Nilai Tukar (Kurs)

Nilai tukar biasa disebut dengan kurs. Kurs mempunyai peranan penting dalam menentukan apakah barang- barang di negara lain lebih murah ataupun lebih mahal dari barang-barang yang diproduksi di dalam negeri. Nilai tukar adalah tingkat harga mata uang suatu negara terhadap mata uang dari negara lain yang dapat dimanfaatkan dalam kegiatan berbisnis antar dua negara atau dalam suatu perdagangan Internasional (Saleh Mejaya et al., 2016). Nilai tukar dapat mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Hal ini bisa terjadi akibat dari kekuatan permintaan dan penawaran dalam pasar valuta asing dan juga bisa ditentukan oleh pemerintah.

Pasar valuta asing pada dasarnya merupakan jaringan kerja dari perbankan dan lembaga keuangan dalam melayani masyarakat untuk membeli (permintaan) dan menjual (penawaran) valuta asing (Simanjuntak et al., 2017). Nilai tukar dapat menjadi faktor yang mempengaruhi ekspor karena nilai tukar bertujuan untuk memperbaiki neraca pembayaran negara yang defisit melalui ekspor yang ditingkatkan. Contohnya saat nilai tukar mata uang rupiah mengalami depresiasi atau melemah terhadap US Dollar, volume ekspor Indonesia cenderung meningkat karena harga komoditas yang menjadi murah di pasar global. Sebaliknya saat nilai

(19)

tukar rupiah mengalamai apresiasi atau menguat terhadap US Dollar, volume ekspor Indonesia cenderung menurun karena harga komoditas menjadi mahal di pasar global (Soekartawi, 2005).

2.2.7 Anggrek

Anggrek termasuk dalam keluarga Orchidaceae yang memiliki kurang lebih 43.000 spesies dari 750 generasi yang berbeda. Lebih dari 5.000 spesies dari keluarga Orchidaceae bisa ditemukan di Indonesia. Keberagaman spesies anggrek ini didukung oleh iklim dan cuaca yang mendukung sehingga berbagai cara hidup dan habitat anggrek berkembang secara optimal (Fattah, 2017).

Anggrek merupakan salah satu jenis tanaman hias yang paling populer dan disukai oleh banyak konsumen, karena bentuk dan warna bunga yang unik, menarik, tahan lama dan tidak mudah layu. Komoditas ini dapat digunakan sebagai tanaman hias pot dan potong. Upaya untuk menghasilkan bunga yang berkualitas perlu diikuti dengan tatacara budidaya yang baik dan benar. Agribisnis bunga anggrek akan terus berkembang karena memiliki keragaman serta ciri khas tersendiri sebagai bunga tropis. Hal ini menyebabkan minat masyarakat untuk memelihara tanaman anggrek dengan tujuan komersial menjadi tinggi mengingat kondisi pasar lokal, regional dan Internasional yang sangat cerah. Anggrek kini sudah menjadi bagian peradaban masyarakat modern sehingga menyebabkan kebutuhan terhadap bunga anggrek kian meningkat seiring dengan banyaknya acara penting seperi acara pernikahan, tahun baru, dan lain-lain. Berkaitan dengan banyaknya permintaan tersebut, menjadikan bunga anggrek sebagai komoditi unggul yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi dan potensial dikembangkan

(20)

secara komersial untuk diperjualbelikan dalam pasar ekspor maupun pasar domestik (Andri et al., 2015).

2.3 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam suatu penelitian digunakan sebagai landasan untuk merumuskan suatu hipotesis dan mempermudah menganalisis variabel yang diteliti berupa gambaran tahap-tahap penelitian. Ekspor anggrek sangat penting dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Perkembangan anggek pada bagian produksi akan memberikan peluang produsen untuk mengekspor anggrek ke berbagai negara. Perkembangan ekspor tersebut tentunya disebabkan oleh banyak faktor diantaranya yaitu produksi, harga ekspor, dan nilai kurs yang diasumsikan mempengaruhi ekspor anggrek Indonesia. Hal yang mendasari hubungan produksi dan harga terhadap ekspor yaitu faktor penawaran.

Ketika produksi dan harga anggrek meningkat maka Indonesia sebagai negara pengekspor akan cenderung meningkatkan ekspor. Hubungan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika diasumsikan mempengaruhi ekspor karena ketika nilai tukar rupiah mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika maka menyebabkan ekspor anggrek Indonesia cenderung mengalami peningkatan, begitupun sebaliknya (Zakariya et al., 2016). Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi perkembangan ekspor, produksi, dan harga ekspor anggrek Indonesia yang dianalisis menggunakan analisis trend dan menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ekspor anggrek Indonesia menggunakan analisis regresi linier berganda. Berdasarkan uraian yang di jabarkan maka kerangka pemikiran penelitian ini sebagai berikut:

(21)

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran Penelitian 2.4 Hipotesis

Bedasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan kerangka pemikiran yang ada, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Diduga variabel produksi (X1), harga ekspor (X2), nilai tukar (X3) berpengaruh terhadap ekspor anggrek Indonesia (Y).

Anggrek Indonesia

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Perkembangan Ekspor,

Produksi dan Harga Ekspor Anggrek Indonesia

Analisis Regresi Linier Berganda Produksi

(X1)

Harga Ekspor

(X2)

Nilai Tukar (X3) Analisis

Trend

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil dan analisis data studi kasus tentang kebiasaan belajar siswa SMP Negeri 1 Rantau Pandan Kabupaten Bungo Propinsi Jambi sesuai dengan analisis

Selain itu, penelitian tentang pengaruh penerapan logoterapi terhadap stres pada lansia belum pernah dilakukan di Manado khususnya di Badan Penyantun Lanjut Usia, oleh

Dimensi yang digunakan pada penelitian ini (tabel 4.38) adalah Tinggi Bahu Duduk (TBD) yang bertujuan untuk menentukan tinggi senderan kursi kuliah agar saat

Pengamatan kondisi terumbu karang di wilayah perairan Bunguran Barat (Kabupaten Natuna) tahun 2010 (t4) mencakup delapan stasiun permanen seperti pada penelitian “baseline” tahun

Dengan metode deskriptif analitis ini akan dikaji mengenai konsistensi Pasal 153 ayat (1) huruf f Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan Penerapan

Morinda citrifolia L dapat menurunkan kadar gula darah karena aktivitas antioksidan yang dimilikinya yang terdapat dalam.. Morinda citrifolia L

Preferensi bila dilihat dari Axis saja, prioritas yang perlu ditekankan untuk ke depannya yaitu tarif sms yang selama ini bisa dikatakan masih belum murah, kualitas sinyal,

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan peneliti maka disimpulkan secara umum bahwa: Guru menanamkan perilaku disiplin dengan cara menetapkan