• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN GADGET DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN GADGET DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SKRIPSI"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh :

SUCI RAMADHANI 170100017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2021

(2)

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN GADGET DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA MAHASISWA FAKULTAS

KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Oleh :

SUCI RAMADHANI 170100017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2021

(3)

(4)

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa memberi rahmat dan hidayah-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN GADGET DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA

MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

SUMATERA UTARA” sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Kedokteran. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada Rasul kita yang mulia, teladan sepanjang masa, Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam.

Yang mana kita mengharapkan syafaatnya di yaumil akhir kelak.

Tidak sempurna rasa syukur saya kepada Allah tanpa berterima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyelesaian skripsi ini.Tentunya penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu saya hendak mengucapkan terima kasih kepada :

1. Keluarga besar penulis yang dicintai, Ayahanda Ishak Dalimunthe Bin Raja Hindustan Dalimunthe dan Ibunda Rohani Sipahutar Binti Muhammad Sipahutar selaku orangtua peneliti yang selama ini membesarkan, mendidik, memberikan do’a yang tiada hentinya, kasih sayang, perhatian dan pengorbanan serta motivasi yang tulus kepada saya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan pada waktunya.

Saudara-saudari saya yang senantiasa memberikan semangat kepada saya dan mendukung saya dari segala sisi. Semoga Allah menghadiahkan mereka dengan surga firdaus, Aamiin.

2. Prof. Dr. dr. Aldy Syafruddin Rambe, Sp.S(K) selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara beserta jajarannya.

(5)

3. Prof. Dr. dr. Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes, selaku dosen pembimbing skripsi saya, terimakasih terkhusus atas bimbingan, arahan, koreksi, kritik yang membangun serta telah meluangkan waktunya untuk saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. dr. Rita Evalina, M.Ked(Ped), Sp.A(K) dan dr. Winra Pratita, M.Ked(Ped), Sp.A(K) selaku Dosen Penguji skripsi saya. Terimakasih atas segala tuntunan,koreksi, dan berbagai kritik yang membangun dalam memperbaiki segala kekurangan penulis, sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

5. Adik-adik angkatan 2018 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah bersedia sebagai responden dan juga dalam pembagian kuesioner online.

6. Seluruh sahabat-sahabat saya yang tergabung di grup belajar GMDI selama menuntut ilmu di Fakultas Kedokteran, yaitu Tari, Astri, Asri, Ashtrid, Devi, Dilla, Sitta, Dan icha. Yang telah membantu dan memberi dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Teman sejawat angkatan 2017 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Dan semua pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung.

Saya menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum sempurna, baik dari segi materi maupun tata cara penulisan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar bisa lebih baik kedepannya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang kedokteran.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Medan, Desember 2020 Penulis,

Suci Ramadhani

(6)

170100017 DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Pengesahan ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... iv

Daftar Gambar... vi

Daftar Tabel ... vii

Daftar Singkatan ... viii

Abstrak………. ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan ... 4

1.3.1 Tujuan Umum ... 4

1.3.2 Tujuan Khusus ... 4

1.4 Manfaat ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 6

2.1 Gadget ... 6

2.1.1 Defenisi ... 6

2.1.2 Efek Gadget ... 6

2.2 Insomnia ... 9

2.2.1 Defenisi ... 9

2.2.2 Klasifikasi Insomnia... 10

2.3.1 Faktor Penyebab ... 11

2.3.1 Dampak Gangguan Tidur ... 11

2.3 Kerangka Teori ... 12

2.4 Kerangka Konsep ... 13

2.5 Hipotesis... 13

BAB III METODE PENELITIAN ... 14

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ... 14

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 14

3.2.1 Lokasi Penelitian ... 14

3.2.2 Waktu Penelitian ... 14

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 14

(7)

3.3.1 Populasi Penelitian ... 14

3.3.2 Sampel Penelitian ... 14

3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel... 16

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 16

3.4.1 Jenis Data Penelitian ... 16

3.4.2 Instrumen Penelitian ... 16

3.4.3 Pengumpulan Data ... 17

3.5 Defenisi Operasional ... 19

3.6 Metode Analisis Data ... 20

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 20

4.1 Deskripsi Penelitian… ... 21

4.2 Analisis Univariat ... 21

4.3 Analisis Bivariat ………. . 22

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... . .... 25

5.1 Kesimpulan ... 25

5.1 Saran ………. ... 25

DAFTAR PUSTAKA ... 26

LAMPIRAN A ... 29

LAMPIRAN B ... 31

LAMPIRAN C... ... 32

LAMPIRAN D... . 33

LAMPIRAN E... . 34

LAMPIRAN F... ... 35

LAMPIRAN G ……….. 42

(8)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Karangka Teori ... 11 2.2 Karangka Konsep ... 12

(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

3.1 Defenisi Operasional ... 17

4.1 Karakteristik Demografi ... 19

4.2 Distribusi Berdasarkan Lama Penggunaan Gadget ... 21

4.3 Distribusi Berdasarkan Tingkatan Insomnia... 65 4.4 Hubungan Lama Penggunaan Gadget Dengan Insomnia … 64

(10)

DAFTAR SINGKATAN

WHO : World Health Organization

APJII : Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia ICD : International Code of Diagnosis

DSM : Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders CVS : Computer Vision Syndrome

ITU : International Telecommunication Union SPSS : Statistic Package for Social Science

KSPBJ-IRS : Kelompok Studi Psikiatri Biologik Jakarta- Insomnia Rating Scale

(11)

ABSTRAK

Latar Belakang. Sekarang ini penggunaan gadget seperti smartphone,laptop, dan tablet mengalami peningkatan dan penyebaran jumlah pengguna di seluruh dunia. Penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan kesehatan mata terganggu, gangguan tidur atau insomnia, menjadi pribadi yang tertutup serta terpapar radiasi. Semakin lama seseorang menggunakan gadget pada malam hari, maka semakin sulit untuk tertidur. Gejala sulit untuk tertidur biasa disebut dengan insomnia. Pengguna gadget terbanyak di Indonesia diduduki oleh masyarakat yang berusia 19-34 tahun (49,52%). Tujuan. untuk mengetahui hubungan lama penggunaan gadget dengan kejadian insomnia pada mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara. Metode. Penelitian yang digunakan adalah penelitian deksriptif dengan desain penelitian cross sectional. Pengambilan data hanya dilakukan sekali dan Populasi penelitian adalah mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara stambuk 2018. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik random sampling

Kata kunci : gadget, insomnia, KSPBJ-IRS,smartphone addiction

(12)

x

ABSTRACT

Background. Today’s use of gadgets such as smartphone, laptop, and tablets has spread and increased in member of users around the world. Excessive use can cause eye health problems, sleep disturbances or insomnia, become introverted, and exposed to radiation. The longer a person uses the gadget at night, the harder it will be to fall asleep. Symptoms are difficult to fall asleep commonly called insomnia. The largest users of gadgets in Indonesia are occupied by people aged 19-34 years (49,52%). Objective. The purpose of this research is to determine the relationship between the intensity of gadget use and insomnia in students of the Faculty of Medicine, University of Sumatera Utara. Method. The research used is descriptive research design. Data collection was only carried out once and the study population was students of the Faculty of Medicine, University of Sumatera Utara. This study used the random sampling.

Keywords : gadget, Insomnia, KSPBJ-IRS, Smartphone Addiction

(13)

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Teknologi saat ini telah berkembang secara cepat. Trend gadget terus berkembang di Indonesia. Kecanggihan teknologi gadget semakin berkembang seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia akan media yang modern dan praktis, produsen gadget semakin berlomba-lomba dalam menawarkan kemudahan dan kecepatan bagi para pengguna media. Trend gadget yang mudah dijumpai dikalangan masyarakat adalah telepon genggam (handphone) dan ponsel cerdas (smartphone). (Ariani,2012)

Pada tahun 2014, diperkirakan sebanyak 6,7 miliar orang `menggunakan gadget (WHO,2014). Di Indonesia sendiri, pada tahun 2017 penetrasi penggunaan internet sebanyak 143,26 juta jiwa dari total populasi penduduk Indonesia 262 juta jiwa. Dan dilihat dari pengguna internet berdasarkan wilayah, sumatera berada di urutan kedua terbanyak dalam penggunaannya dengan presentase sebesar 19,09%

dan urutan pertama dipegang oleh pulau jawa dengan presentase sebesar 58,08%.

Sedangkan pertumbuhan internet setiap tahunnya bertambah. Berdasarkan komposisi pengguna internet menurut usia : 4,24% pada usia >54 tahun, 29,55%

pada usia 35-54 tahun, 49,52% pada usia 19-34 tahun, dan 16,68% pada usia 13- 18 tahun. Dan setiap tahunnya penggunaan tahun terus meningkat tajam.

(APJII,2017).

Masalah selama beberapa tahun terakhir, penggunaan gadget telah meningkat secara substansial dan telah menimbulkan kekhawatiran yang berkembang tentang efek pada kesehatan yang dikaitkan dengan paparan medan elektromagnetik dan radiasi gelombang mikro yang dihasilkan oleh gadget tersebut. Radiasi yang menyebabkan efek buruk pada kesehatan akan menandakan masalah kesehatan masyarakat luas. Menggunakan gadget sebelum tidur merangsang fisiologis dan psikologis yang dapat mempengaruhi tidur.

Menggunakan gadget sebelum tidur menunda jam

(14)

2

internal tubuh manusia (Circadian rhythm), menekan pelepasan hormone melatonin yang merangsang tidur, dan membuatnya lebih sulit untuk tidur (National Sleep Foundation, n.d).

Menurut king (2014), pemakaian media elektronik/gadget yang patologis sebelum tidur apabila digunakan lebih dari 35 menit. Penggunaan telepon seluler/smartphone yang tinggi dapat menyebabkan gangguan tidur sehingga dapat mengakibatkan timbulnya kecemasan bahkan hingga depresi (Adams &

kisler, 2013). Selain itu, menurut Jenaro, dkk (2007), penggunaan telepon seluler/smartphone yang tersambung dengan jaringan internet mengakibatkan gejala insomnia pada mahasiswa. Semakin lama seseorang menggunakan gadget pada malam hari, maka semakin sulit untuk tertidur (National Sleep Foundation, n.d). Gejala sulit untuk tertidur biasa disebut dengan insomnia.

Beberapa studi epidemiologi menyatakan bahwa penggunaan telepon seluler/smartphone secara berlebihan lebih rentan mengakibatkan gangguan kesehatan, antara lain seperti sakit kepala, kelelahan, gangguan konsentrasi, sulit tidur, dan masalah pendengaran (Takao, 2014). Faktor penyebab insomnia pada remaja disebabkan karena pola tidur yang buruk, penggunaan media elektronik (televisi, komputer, gadget dan lain sebagainya). Jam normal yang seharusnya digunakan untuk istirahat dan tidur bagi para remaja, di alihfungsikan oleh remaja seperti mengerjakan tugas sekolah, menonton televisi atau pada waktu malam hari digunakan untuk memainkan gadget.

Organizational Behavior and Human Decision Processes menyatakan cahaya biru dari layar smartphone dapat mengganggu pelepasan hormone melatonin,hormon yang membantu tubuh untuk tidur. Ini menyebabkan saraf tetap terjaga. Penelitian lain juga diungkapkan Harvard Medical School, dampak penggunaan smartphone lainnya adalah tentang radiasi elektromagnetik dalam jangkauan gelombang mikro sehingga mempangaruhi tidur non-REM (Rapid Eye Movement) yang menghambat aliran darah untuk mengalir ke otot-otot dan membuat tidur tak nyenyak.

(15)

Hasil riset Cleveland (2008) dalam Ariani (2012) dari Case Western Reserve School of Medicine yang dilakukan pada 238 orang remaja mengenai penurunan kualitas tidur menunjukkan menurunnya jam tidur lebih dari 1 jam dalam 20-30 tahun terakhir yang diakibatkan oleh salah satu faktor yaitu penggunaan internet. Dengan memberikan kuisioner kepada 4.100 orang berusia 20-24 tahun dan wawancara terhadap 32 orang pengguna berat teknologi informasi dan telekomunikasi (ICT), peneliti dari University of Gothenburg's Sahlgrenska Academy, Swedia berkesimpulan penggunaan ponsel dan computer secara intensif menimbulkan stress,gangguan tidur dan gejala depresi.

Cureresearch 2017 melaporkan bahwa 30% penduduk di dunia umumnya mengalami insomnia kronis. Terdapat ¼ dari laporan menyatakan bahwa penduduk di Amerika Serikat sesekali mendapatkan tidur yang buruk dan hamper 10% mengalami insomnia kronis (Medikal Dayli,2017). Angka prevalensi insomnia di Indonesia adalah 10% dari jumlah penduduk dan jumlah populasi atau sekitar 28 juta orang yang mengalami insomnia. Tingginya angka insomnia tersebut, dikaitkan dengan bertambahnya permasalahan yang terjadi dalam kehidupan, seperti depresi dan kecemasan pada seseorang (Life & Style,2017).

Rimbawan (2016) mendapatkan bahwa jumlah insomnia pada remaja di Panti Asuhan Widya Asih 1 Denpasar adalah 100%, dimana (47,6) mengalami insomnia ringan, (47,6%) mengalami insomnia sedang, dan (4,8%) mengalami insomnia berat.

Berdasarkan data diatas peneliti tertarik untuk mengambil judul Hubungan Lama Penggunaan Gadget Dengan Kejadian Insomnia Pada Mahasiswaa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

(16)

4

1.2 RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang permasalahan tersebut, penulis merumuskan masalah penelitian ini adalah " Apakah ada Hubungan Lama Penggunaan Gadget Dengan Kejadian Insomnia Pada Mahasiswaa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara?"

1.3 TUJUAN

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan lama penggunaan gadget dengan kejadian insomnia pada Mahasiswa kedokteran USU.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mendeskripsikan lama penggunaan gadget sebelum tidur pada Mahasiswa Kedokteran USU.

2. Mendeskripsikan faktor penyebab insomnia pada Mahasiswa Kedokteran USU.

3. Menganalisis hubungan lama penggunaan gadget dengan insomnia pada Mahasiswa Kedokteran USU.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi beserta wawasan bagi mahasiswa dan masyarakat mengenai lema penggunaan gadget dengan kejadian insomnia.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Institusi Penelitian

Ini dapat menambah koleksi pustaka untuk bahan bacaan dan kajian Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, khususnya Mahasiswa Fakultas Kedokteran.

(17)

b. Bagi Subjek Peneliti

Penelitian ini agar meningkatkan pengetahuan tentang hubungan lama penggunaan gadget dengan insomnia, yang dapat meningkatkan kewaspadaan subjek penelitian terhadap lama penggunaan gadget sehingga dapat terhindar dari insomnia.

c. Bagi peneliti

Penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan menulis Karya Tulis Ilmiah, meningkatkan daya analisis peneliti. Selain itu, hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi yang ingin melakukan penelitian serupa untuk selanjutnya.

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gadget 2.1.1 Defenisi

Menurut Indrawan (2014,dalam Dewanti et al., 2016) gadget adalah sebuah istilah yang berasal dari bahasa inggris yang merujuk pada perangkat elektronik kecil yang memiliki fungsi khusus untuk mengunduh informasi- informasi terbaru dengan berbagai teknologi maupun fitur terbaru, sehingga membuat hidup manusia menjadi praktis. Gadget juga dapat diartikan sebuah perangkat atau instrumen elektronik yang memiliki tujuan dan fungsi praktis terutama untuk membantu pekerjaan manusia. Ada beberapa macam gadget yang saat ini sering digunakan oleh anak-anak seperti Smartphone, laptop, tablet, PC dan Video Game (Iswidharmanjaya dan Agency, 2014).

2.1.2 Efek Gadget

Pemakaian gadget sebagai aktivitas malam hari terus meningkat pada remaja ditengah-tengah keprihatinan mengenai efek penggunaan gadget terhadap pola tidur dan pekerjaan di siang hari. Penelitian di Australia menemukan bahwa 71% remaja melaporkan tidur malam yang tidak optimal akibat pemakaian gadget di malam hari sebelum tidur. Ini menunjukkan bagaimana pemakaian gadget dapat mempengaruhi pola tidur dan waktu mulainya tidur pada remaja (King, 2014). Menurut Andreassen (2014), cahaya dari gadget dapat mempengaruhi mekanisme biologis yang menunda tidur dan ritme sirkardian. Permainan komputer atau acara televisi dapat menimbulkan kegembiraan dan mengakibatkan susah tidur. Meskipun begitu, hal ini dapat terjadi sebaliknya. Insomnia dan penundaan pada pola tidur dapat mengakibatkan orang-orang berbaring lebih lama pada jam tidur tanpa tertidur yang akhirnya mencari media elektronik sebagai hiburan.

(19)

Kriteria diagnostik untuk kecanduan internet yang diajukan adalah (Lai,2013):

1. Preokupasi terhadap internet

2. Kebutuhan untuk menghabiskan waktu yang meningkat untuk menggunakan internet

3. Usaha berulang namun gagal untuk mengurangi pemakaian internet 4. Gejala withdrawal akibat pengurangan pemakaian internet

5. Masalah memanajemen waktu

6. Distress lingkungan dari sekolah, keluarga, kerja, dan teman-teman 7. Perubahan mood akibat pemakaian internet

Menurut King (2014), pemakaian media elektronik yang patologis sebelum tidur apabila digunakan lebih dari 35 menit. Penggunaan gadgetyang berlebihan pada anak akan berdampak negatif karena dapat menurunkan daya konsentrasi dan meningkatkan ketergantungan anak untuk dapat mengerjakan berbagai hal yang semestinya dapat mereka lakukan sendiri (widiawati,2014).

Menurut Iswidharmanjaya (2014) dampak terhadap penggunaan smartphone adalah sebagai berikut :

a) Kesehatan otak terganggu

Dampak buruk radiasi ponsel terhadap kesehatan memang masih jadi kontroversi, namun beberapa penelitian menunjukkan radiasi ponsel bisa memicu tumor otak daninsomnia. Gelombang elektromagnetik pada ponsel mengandung radiasi kuat yang dapat menembus ruang hampa dan jaringan otak secar tegak lurus yang jika digunkan terus menerus maka dapat menyebabkan glikoma dan memicu munculnya sel otak akustik neuroma.

Radiasi ponsel mempercepat pembentukan neoplasma dari sel sel yang tidak wajar menjadi sel kanker aktif pada otak. Bahaya radiasi hp paling klasik diderita hampir oleh seluruh manusia didunia adalah munculnya kerusakan otak.

(20)

8

b) Kesehatan mata terganggu

Dalam dunia kedokteran di kenal istilah Computer Vision Syndrome/CVS yang merupakan gejala (sindrom) yang di akibatkan karena sering melihat layar, dalam hal ini termasuk layar smartphone.

c) Kesehatan tangan terganggu

Bagi anda yang kerap kali menghabiskan waktu anda dengan memainkan ponsel, mungkin anda akan merasakan nyeri dan sakit di sekitar lengan dan pergelangan tangan anda. Memainkan ponsel dengan terlalu banyak mengetik pesan maupun memegang ponsel saja, akan membuat otot dan persendian yang anda miliki di sekitar lengan dan pergelangan tangan anda mudah lelah.

Meskipun hanya memegang dan memainkan keypads nya saja, lengan dan pergelangan tangan anda akan terasa sakit, karena terlalu lama menahan beban ponsel dan melakukan kegiatan mengetik saja. Perhatikan waktu bermain ponsel anda, batasi jika perlu. Beristirahatlah apabila anda sudah mulai merasa sakit di area-area tersebut. Berikan gerakan peregangan untuk meregangkan otot anda yang tegang akibat aktivitas tersebut.

d) Gangguan tidur

Suara notification dari ponsel yang menandakan ada e-mail atau pesan baru yang masuk akan membuat kita penasaran untuk mengintip isinya.

Keasyikan ini bisa terus berlanjut hingga malam hari, sehingga mengurangi waktu untuk beristirahat dan memulihkan energi.

e) Perilaku kekerasan

Seperti contoh anak bermain game yang memiliki unsur kekerasan yang akan mempengaruhi pola perilaku dan karakter yang dapat menimbulkan tindak kekerasan terhadap teman.

f) Berkurangnya Produktifitas

Penelitian yang dilakukan tim dari MIT Sloan School of Management tahun 2007 menunjukkan penggunaa BlackBerry memiliki dampak negatif di lingkungan kerja, seperti tidak terpenuhinya tenggat kerja akibat konsentrasi yang terbagi antara pekerjaan dan si ponsel pintar atau smartphone.

(21)

g) Terpapar radiasi

Radiasi gelombang radio yang diterima dan dikirimkan oleh handphone dapat menyebar ke segala arah, termasuk tubuh. Radiasi handphone tidak sama dengan radiasi sinar X. Radiasi sinar X sudah dipastikan berbahaya, sementara radiasi handphone belum diketahui secara pasti efeknya pada kesehatan.

h) Ancaman cyberbulliying

Cyber-bullying merupakan jenis kekerasan yang dilakukan seseorang melalui ujaran yang dilontarkan melalui pesan singkat dalam ponsel, internet, maupun media sosial yang marak di segala kalangan sekarang ini. Hal ini ditandai dengan bullying yang berisi penghinaan, ejekan, intimidasi, ancaman, hingga mempermalukan salah satu pihak. Cyber – bullying sendiri merupakan hal yang kerap kita jumpai di internet maupun media sosial.

Tersedianya kolom komentar yang ada pada semua jenis media sosial, seakan mewadahi para individu yang awalnya digunakan untuk memberikan masukan positif atas konten yang mereka unggah, namun disalahgunakanuntuk berkata ujaran yang tidak pantas untuk dilakukan.

Apabila hal ini terjadi secara terus menerus, pihak yang dibully akan merasa tertekan, stress, hingga depresi berat. Maka tak jarang kita meihat banyak orang yang melakukan bunuh diri untuk menghilangkan rasa sakit dan malu akibat pembullyan.

2.2. Insomnia 2.2.1 Defenisi

Menurut DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders), Insomnia didefinisikan sebagai keluhan dalam hal kesulitan untuk memulai atau mempertahankan tidur atau tidur non-restoratif yang berlangsung setidaknya satu bulan dan menyebabkan gangguan signifikan atau gangguan dalam fungsi individu. (Sadock & sadock,2009).

(22)

10

Menurut International Classification of Sleep Disorder, insomnia adalah kesulitan tidur yang terjadi hampir setiap malam, disertai rasa tidak nyaman setelah episode tersebut. Jadi, insomnia adalah gejala kelainan dalam tidur erupa kesulitan berulang untuk tidur atau mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk melakukannya. Insomnia bukan merupakan suatu penyakit, tetapi merupakan suatu gejala yang memiliki berbagai penyebab, seperti kelainan emosional,kelainan fisik dan pemakaian obat-obatan.

Insomnia dapat mempengaruhi tidak hanya tingkat energy dan suasana hati tetapi juga kesehatan, kinerja dan kualitas hidup. (DSM IV-TR, 2000)

Menurut (Rafknowledge, 2004: 57) Kesulitan tidur / insomnia ringan merupakan keadaan yang kerap dikeluhkan dengan kendala-kendala seperti kesulitan tidur, tidur tidak tetang, kesulitan menahan tidur, sering terbangun dipertengahan malam, dan seringnya terbangun diawal. Insomnia yang kita alami bisa berlangsung beberapa hari saja sampai dua atau tiga mingggu.tetapi pada kasus yang kronis insomnia bisa bertahan lebih lama lagi. kesulitan tudur/insomnia ringan biasanya dipicu oleh stress, suasana ramai atau berisik, perbedaan suhu udara, perubahan lingkungan sekitar, masalah jadwal tidur dan bangun yang tidak teratur, efek samping pengobatan.

2.2.2 Klasifikasi Insomnia

Dalam International Code of Diagnosis (ICD) 10, insomnia dibagi menjadi 2:

 Organik

 Non organik

a. Dyssomnias (gangguan pada lama,kualitas dan waktu tidur)

b. Parasomnias (ada episode abnormal yang muncul selama tidur seperti mimpi buruk,berjalan sambil tidur,dll).

(23)

Dalam DSM IV,gangguan tidur (insomnia) dibagi menjadi 4 tipe yaitu:

 Gangguan tidur yang berkorelasi dengan gangguan mental lain

 Gangguan tidur yang disebabkan oleh kondisi medis umum

 Gangguan tidur yang diinduksi oleh bahan-bahan atau keadaan tertentu

 Gangguan tidur primer (gangguan tidur tidak berhubungan sama sekali dengan kondisi mental,penyakit, ataupun obat-obatan). Gangguan ini menetap dan diderita minimal 1 bulan.

2.2.3 Faktor Penyebab

Faktor yang paling sering dijumpai mengakibatkan gangguan tidur adalah (LeBlanc, 2009):

• Faktor demografis (seperti penuaan, wanita, tinggal sendiri)

• Kondisi genetik (riwayat keluarga menderita insomnia)

• Faktor psikologis (kecemasan dan depresi)

• Faktor fisiologis dan gaya hidup (kerentanan untuk dibangunkan dan merokok)

Faktor pencetus terjadinya gangguan tidur berupa kejadian hidup yang mencetus stress seperti perceraian, perpisahan, dan kematian orang yang dicintai serta faktor psikologis dan kesehatan seperti nyeri dan masalah mental. Faktor lainnya yaitu kebiasaan tidur yang salah seperti menghabiskan waktu yang lama di tempat tidur, tidur siang, dan pemakaian obat-obatan kronis (Bastien, 2004 dan LeBlanc, 2009)

2.2.4 Dampak Gangguan Tidur

Menurut (Rafknowledge, 2004: 60-61) kesulitan tidur dapat memberikan dampak seperti :

(24)

12

organik

a. Orang dengan insomnia lebih muda mendera depresi dibanding mereka yang bisa tidur dengan baik

b. Kekurangan tidur akibat insomnia memberikan kontribusi pada timbulnya suatu penyakit, termasuk penyakit jantung

c. Dampak mengantuk/ketiduran disiang hari dapat mengancam keselamatan kerja, termasuk mengemudi kendaraan

d. Tidur malam yang buruk, dapat menurunkan kemampuan dalam memenuhi tugas harian serta kurang menikmati aktifitas hidup.

2.3 KERANGKA TEORI

Diteliti Tidak Diteliti

Gambar 2.2 Kerangka teori.

Non-organik

Lama Penggunaan

Gadget

Insomnia

(25)

2.4 KERANGKA KONSEP

Berdasarkan penelitian di atas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian

2.5 Hipotesis

Terdapat hubungan tingkat penggunaan gadget dengan kejadian insomnia pada mahasiswa FK USU.

Penggunaan gadget Insomnia

(26)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN

Jenis penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian analitik dengan desain cross-sectional study, dimana pengambilan data hanya dilakukan sekali saja pada setiap responden.

3.2 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN 3.2.1 LOKASI PENELITIAN

Penelitian ini akan dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara,Medan. Dengan alasan akses untuk melaksanakan penelitian lebih terjangkau ditambah dengan paparan faktor risiko terhadap mahasiswa yang dirasa cukup tinggi untuk diteliti.

3.2.2 WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara mulai bulan September s/d Oktober 2020.

3.3 POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN 3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi dari penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2018.

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2018 yang total keseluruhannya adalah 253 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

(27)

teknik random sampling. Dimana pengambilan sampel dilakukan secara acak dan sederhana berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi serta sesuai dengan rumus pengambilan sampel berikut:

[ √ √ ]

[ √ √ ]

Dimana:

N : besar sampel minimal

Po : proporsi yang ditetapkan 0,655 : perkiraan proporsi di populasi 0,735 : clinical judgement, ditetapkan 0,1

Zα :tingkat kepercayaan yang dikehendaki, ditetapkan dengan nilai dalam rumus 1,96

: power, ditetapkan dengan nilai dalam rumus 0,842

Berdasarkan rumus tersebut diperoleh besar sampel minimal pada penelitian ini sebesar 130,33 kemudian dibulatkan menjadi 131 orang.

Dan memiliki karakteristik sebagai berikut : a. Kriteria Inklusi

 Seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2018

(28)

16

 Mahasiswa yang bersedia mengisi kuisioner

 Memiliki gadget

b. Kriteria Eksklusi

 Memiliki riwayat mengkonsumsi obat tidur

 Mahasiswa yang tidak mengisi kuisioner dengan lengkap

 Mahasiswa yang menolak menjadi sampel penelitian

 Masuk kedalam klasifikasi insomnia organik

3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel

Data yang telah dikumpulkan dan dikelompokkan berdasarkan variabel selanjutnya akan diolah dan dianalisis menggunakan program SPSS (Statistic Package for Social Science). Metode analisis data yang akan dilakukan dengan menggunakan metode chi square. Data-data tersebut selanjutnya akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, dan selanjutnya akan dilakukan pembahasan sesuai pustaka yang ada.

3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Jenis Data Penelitian

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sampel penelitian dengan mengisi kuisioner yang diberikan.

3.4.2 Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar kuisioner KSPBJ-IRS (Kelompok Studi Psikiatrik Biologik Jakarta-Insomnia Rating Scale) untuk mengukur tingkat insomnia. Kuisioner ini terdiri dari 11 pertanyaan, mencakup 3 pertanyaan tahapan tidur, 4 pertanyaan akibat insomnia, dan 4 pertanyaan tanda dan gejala. Kuisioner ini menggunakan skala ordinal yaitu jawaban diberi nilai 1,2,3,4. Dimana jumlah total dapat dikategorikan sebagai berikut: tidak ada keluhan insomnia: bila skor 11-19. Insomnia ringan: 20-27,

(29)

insomnia berat: bila skor 28-36 dan insomnia sangat berat: bila skor 37-44 (Iwan,2009)

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur penggunaan gadget yaitu menggunakan alat ukur yang sudah dilakukan modifikasi dan try out oleh penelitian Nurdiana (2015) dari peneliti Zahrani (2014) berdasarkan aspek addiction dari Griffiths (Terry, Szabo and Griffiths,2004). Pada penelitian Nurdiana (2015) terdiri dari 21 soal, yaitu 14 item favorable dan 7 item unfavorable. Menggunakan skala ordinal. Interpretasi hasil yang diperoleh dari skala smartphone addiction adalah, <42: rendah, 42-63: sedang, >63:

tinggi. Semakin tinggi skor yang diperoleh dari skala smartphone addiction maka semakin tinggi tingkat smartphone addiction subjek dan semakin rendah skor yang diperleh mka semakin rendah pula tingkat smartphone addiction.

3.4.3 Pengumpulan Data

Setelah mendapatkan sampel maka selanjutnya memberikan lembar inform consent secara online (Google Form) yang dapat diisi oleh objek penelitian sebagai pertanda bahwa mahasiswa yang bersangkutan telah bersedia untuk menjadi calon sampel penelitian. Objek penelitian yang telah bersedia menjadi calon sampel penelitian serta memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi akan diikutsertakan dalam penelitian dengan pengisian kuisioner.

Setelah mendapatkan seluruh sampel yang diperlukan maka sampel akan terlebih dahulu mengisi lembar persetujuan secara online melalui google form untuk mengikuti penelitian. Setelah itu responden mengisi kuisioner yang tersedia. Setelah seluruh kuisioner telah diisi secara lengkap oleh sampel penelitian , seluruh data yang ada dapat direkapitulasi dan diolah serta dianalisis dengan bantuan program komputer.

(30)

18

Adapun tahapan pengolahan datanya meliputi beberapa tahapan (Notoatmojo,2012), yaitu :

1. Editing,yaitu data diperiksa atau dicek isian kuisioner. Jika tidak lengkap meminta responden untuk melakukan pengisian kembali

2. Coding, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan

3. Data Entry, yakni memasukkan data yang telah diskor kedalam komputer/program SPSS

4. Cleaning, mengecek kembali data yang sudah di entry apakah ada kesalahan atau tidak sehingga terhindar dari kesalahan pengolahan data.

(31)

3.5 Defenisi Operasional

Tabel 3.1 Defenisi Operasional

No Variabel Defenisi Cara

cukur

Alat ukur Hasil ukur Skala

1.

2.

Lama penggunaan gadget

Insomnia

Durasi waktu yang dihabiskan

Keadaan tidak dapat tidur karena gangguan jiwa

Mengisi kuisioner

Mengisi kuisioner

Kuisioner Smartphone Addiction

KSPBJ-IRS

1. <42:rendah 2. 42-63 : sedang 3. >63: tinggi

1. 11-19: tidak ada keluhan insomnia 2. 20-27: insomnia ringan 3. 28-36: insomnia berat 4. 37-44: sangat berat

Ordinal

ordinal

(32)

20

3.6 Metode Analisis Data 1. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2012). Pada penelitian ini analisis data dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan persentase tiap variabel yang akan diteliti yaitu insomnia

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk menguji hubungan antara kedua variabel. Mengingat data yang digunakan yaitu ordinal-ordinal maka data dianalisis menggunakan uji Chi Square dengan p value ≤ 0,05 berarti ada hubungan yang bermakna secara statistika dan p value ≥ 0,05 berarti tidak ada hubungan yang bermakna secara statistika.

3. Analisis multivariat

Analisis ini bertujuan untuk melihat hubungan antara banyak variabel terkait.Teknik yang dipakai dalam analisis multivariat penelitian ini adalah teknik regresi logistik.

(33)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Data yang digunakan diambil dari responden yang telah menyelesaikan rangkaian penelitian dari awal hingga akhir sebanyak 131 responden penelitian, yang terdiri dari 52 responden laki-laki dan 79 responden perempuan yang memenuhi kriteria penelitian. Dari penelitian didapatkan rata-rata umur sampel adalah 19,71 dengan standar deviasi 0,636. Karakteristik demografi lengkap dari responden dapat dilihat di tabel 4.1.

4.1 Karakteristik Demografi Responden

n = 131 Persentase(%)

Umur 18 Tahun 19 Tahun 20 Tahun 21 Tahun 23 Tahun

2 36 84 7 2

1,5 27,5 64,1 5,3 1,5 Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan

52 79

39,7 60,3

4.2 ANALISIS UNIVARIAT

Distribusi responden berdasarkan Lama Penggunaan Gadget akan dijelaskan pada tabel 4.2

4.3 Distribusi responden berdasarkan Lama Penggunaan Gadget

Lama Penggunaan Frekuensi Persentase(%)

≤ 11 jam 5 3,8

>11 jam 126 96,2

Total 131 100,0

.

(34)

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yaitu 5 responden (3,8%) menggunakan gadget ≤ 11 jam dalam sehari, 126 responden (96,2%) menggunakan gadget selama ≥ 11 jam dalam sehari.

4.3 Distribusi responden berdasarkan Tingkatan Insomnia

Tingkatan Insomnia

Frekuensi Persentase(%)

Ringan Berat

29 102

22,1 77,9

Total 131 100,0

Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yaitu 29 responden (22,1%) mengalami insomnia ringan, 102 responden (77,9%) mengalami insomnia berat.

4.3 ANALISIS BIVARIAT

Analisis bivariat dilakukan untuk menilai hubungan lama penggunaan gadget dengan kejadian insomnia.

4.4 Hubungan antara Lama Penggunaan Gadget dengan Kejadian Insomnia

Kejadian Insomnia

Ringan Berat Total P value

F % F % F %

Lama ≤ 11 jam 4 3,1 1 0,8 5 3,8

0,001

>11 jam 25 19,1 101 77,1 126 96,2

Total 29 22,1 102 77,9 131 100

22

(35)

Berdasarkan tabel 4.5 terlihat bahwa nilai p value 0,001 (<0,05) yang bermakna ada hubungan antara lama penggunaan gadget dengan kejadian insomnia. Terlihat bahwa dari 5 responden (3,8%) yang menggunakan gadget ≤ 11 jam/hari , sebagian besar diantaranya yaitu 4 responden (3,1%) mengalami kejadian insomnia ringan dan 1 orang (0,8%) lainnya mengalami kejadian insomnia berat.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya Mawitjere dkk (2017) pada 39 sampel siswa-siswi sekolah menengah atas didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara hubungan lama penggunaan gadget dengan kejadian insomnia (nilap p = 0,002). Pada penelitian lain, yang dilakukan oleh Dewi dan Suesti (2017) pada 134 siswa-siswi sekolah menengah atas juga menyatakan bahwa terdapat hubungan antara intensitas penggunaan situs jejaring sosial (diakses melalui gadget) dengan insomnia (nilai p = 0,000). Selain penelitian yang dilakukan didalam negeri, terdapat juga penelitian di luar negeri yang dinyatakan oleh Jenaro, dkk (2007) pada 337 mahasiswa dengan rentan usi 18-32 tahun, menyatakan bahwa terdapat hubungan antara penggunaan smartphone yang berlebihan dengan gejala insomnia (nilai p = 0,001). Penelitian yang sama dilakukan oleh syamsoedin,dkk (2015), bahwa penggunaan media sosial berhubungan dengan kejadian insomnia dengan hasil nilai p = 0,000. Hasil yang sama juga didapato oleh Keswara,Syuhada, dan Wahyudi (2019) menjelaskan dalam hasil penelitiannya bahwa ada hubungan yang signifikan perilaku penggunaan gadget dalam akses media sosial dengan kualitas tidur pada remaja, bahkan perilaku yang tidak baik dalam penggunaan gagdet berisiko empat kali lebih besar menyebabkan gangguan kualitas tidur, dengan nilai p = 0,000.

Tetapi hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Brunborg, dkk (2011), 816 sampel yang dilakukan pada orang norwegia secara acak pada usia 18-40 tahun, didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan antara penggunaan komputer dan smartphone sebelum tidur dengan kejadian insomnia dengan nilai p = 0,052.

(36)

Perbedaan hasil dengan penelitian yang dilakukan oleh Brunborg, mungkin disebabkan oleh beberapa faktor-faktor, diantaranya tahun penelitian, jumlah responden, latar belakang responden, variabel dan fakor-fakor lainnya. Selain itu, penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya peneliti tidak melihat secara langsung perilaku penggunaan gadget dari responden, dikarenakan pengisian kuesioner secara online dikarenakan pandemi covid-19, dan peneliti tidak dapat menjamin responden menjawab pertanyaan dengan jujur.

Dengan durasi penggunaan gadget dalam sehari yang dilakukan oleh mahasiswa didasarkan atas kebutuhan mengakses internet untuk mencari materi dan referensi dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik. Ditambah lagi adanya keputusan dari kemendikbud untuk melangsungkan belajar dalam jaringan (daring) diakibatkan sedang berlangsungnya pandemi covid-19 di indonesia.

Sehingga, khususnya mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara harus menggunakan gadgetnya (laptop,komputer,smartphone) untuk membantu proses belajar mengajar dimulai dari pukul 07.00 wib sampai selesai.

Dan faktor kemungkinan lainnya, sebanyak 99 responden (75,57%) mahasiswa mengalami kejenuhan, sehingga mereka mengakses gadgetnya untuk memainkan game online. Dan juga sebanyak 96 responden (73,28%) merasa sulit mengontrol waktunya akan aplikasi-aplikasi yang berada pada gadgetnya. Dan sebanyak 95 (72,51%) mahasiswa membawa gadgetnya saat sedang tidur.

Faktor penyebab mahasiswa mengalami insomnia adalah mahasiswa sedang mempunyai kebiasaan tidur terlalu lama dan jam tidur yang tidak teratur dialami oleh 102 responden (77,9%). Kebiasaan tidur terlalu lama biasanya manifestasi dari banyaknya kegiatan yang telah dilakukan mahasiwa. Diakibatkan hampir seharian penuh menggunakan gadgetnya sehinggan jam tidur malamnya terganggu, dan menimbulkan rasa lelah yang berat. Sehingga kemungkinan pada keesokan harinya mereka tidur dari pagi sampai sore untuk menghilangkan rasa lelah tersebut. Tidur yang terlalu lama dapat menyebabkan rasa kantuk menghilang pada malam harinya, dan untuk meghilangkan rasa jenuh dilama hari mereka menggunakana gadgetnya kembali.

24

(37)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Terdapat hubungan antara lama penggunaan gadget dengan kejadian insomnia pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara,Medan, dengan nilai p = 0,009

2. Dari 131 responden, 126 responden (96,2%) menggunakan gadget selama lebih dari 11 jam per hari dan lainnya menggunakan gadget dibawah sama dengan 11 jam per hari.

3. Dari 131 responden, 29 responden (22,1%) mengalami insomnia ringan, 102 responden (77,9%) mengalami insomnia berat.

5.2 SARAN

Dari keseluruhan hasil penelitian, maka dapat diungkapkan beberapa saran yang mungkin bermanfaat bagi semua pihak yang berperan dalam penelitian ini, diantaranya :

1. Peneliti menyarankan kepada mahasiswa untuk mengurangi lama/durasi penggunaan gadget setiap harinya, sehingga mengurangi dampak buruk bagi kesehatan.

2. Peneliti juga menyarankan agar mahasiswa menggunakan gadget seperlunya saja. Sebagai gantinya mahasiswa dapat memanfaakan waktu luangnya untuk berolahraga atau hal-hal positif lainnya.

3. Penelitian yang lebih lanjut dan dengan jumlah sampel yang lebih besar serta alat diagnostik yang lebih spesifik diperlukan untuk menghubungkan lama penggunaan gadget dengan kejadian insomnia.

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Adams, S.K. & Kisler T.S (2013). Sleep Quality as a Mediator Between Technology-Related Sleep Quality, Depression, and Anxiety.

Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking, Volume 16, Number 1, 2013.

Andreassen, C.S., & Pallesen,S. (2014). Social Network Site Addition-An Overview, Current Pharmaceutical Design. Psychological Reports,Vol:20, page: 4053-4061.

Ariani dkk. (2012). Pengaruh Pemberian Aroms Terapi Cendana Terhadap Kualitas Tidur Pada Remaja. Denpasar : Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII). (2017). Infografis Penetrasi & Perilaku Pengguna Internet Indonesia Survey 2017.

Indonesia : Penulis

Brunborg,G.S., dkk (2011). The Relationship Between Media Use in the Bedroom, Sleep Habits and Symptoms Of Insomnia. Journal of sleep Research Volume 20, Issue 4. Departement of psychosocial Science, University of Bergen, Christiesgt,Bergen,Norway.

Dewanti, Widada, Triyono. 2016,„Hubungan Keterampilan Sosial dan Penggunaan Gadget Smartphone dengan Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 9 Malang‟,Jurnal Kajian Bimbingan dan Konseling, vol 1, no.

3, pp. 126-131.

Dewi, L.P., dan Suesti (2017). Hubungan Intensitas Penggunaan Situs Jejaring Sosial dengan Insomnia pada Remaja di SMA Muhamadiyah 7 Yogyakarta. Program Studi Bidan Pendidik Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.

DSM IV-TR.2000.The Diagnostic And Statistical Manual of Mental Disorders (DSM IV-TR).Washington DC: American Psyciatric Association.

(39)

Iswhidharmanjaya dan Agency.2014,„Bila Si Kecil Bermain Gadget‟.Electronic book (Ebook), Yogyakarta.

Iwan, 2009. Skala Insomnia (KSPBJ Insomnia Rating Scale).

Jenaro, C., dkk. (2007), Problematic Internet and Cell-Phone Use: Psychological, Behavioral, And Health Correlates. Addiction Research & Theory, 15:3, 309-320. INICO ( Instituto Universitario de Integracion en la Comunidad), Facultad de Psicologia, Universidad de Salamanca. Avda.

De la Merced, Salamanca, Espana

Khasanah. K, (2012). Kualitas Tidur Lansia Balai Rehabilitasi Sosial

"MANDIRI" Semarang. Jurnal Nursing Studies, Volume 1, Nomor 1 Tahun 012.

King, D.L., dkk. (2014). Sleep Interference Effect of Pathological Electronic Media Use during Adolescence. International Jurnal of Mental Health and Addiction Volume 12, Issue 1, pp 21-35. Diakses pada situs https://link.springer.com/article/10.1007/s11469-013-9461-2 pada tanggal 30 November 2017.

K.E. Barrett dalam Ganong’s Review of Medical Physiology edisi 23 (2010) Keswara, U.R.,Syuhada, N., Wahyudi,W.T (2019). Perilaku Penggunaan Gadget

dengan Kualitas Tidur pada Remaja. Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 13 No.3, p.233-2399. Yang Diakses melalui situs web https://www.researchgate.net/publication/338028220_Perilaku_pengguna an_gadget_dengan_kualitas_tidur_pada_remaja

LeBlanc M, et al (2009). Incidence and Risk Factor for Insomnia in a Population- Based Sample. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19725254/

(40)

28

Mawitjere,dkk. (2017). Hubungan Lama Penggunaan Gadget dengan Kejadian Insomnia pada Siswa Siswi di SMA Negeri 1 Kawangkoan.e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, mei 2017. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi.

National Sleep Foundation. (n.d.). Why Electronics May Stimulate You Before Bed. Diakses pada situs http://sleepfoundation.org/sleep/topic/why- electronics-may-stimulate-you-bed- pada tanggal 30 April 2020.

Notoatmodjo, S. 2012, Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.

Potter, P.A & Perry A.G. 2012. Fundamental of Nursing. Jakarta : EGC

Rafknowledge. (2004). Insomnia dan Gangguan Tidur Lainnya. Jakarta : Penerbit PT Alex Media Komputindo Kelompok Gramedia.

Rangkuti, F. (2009). Mengukur Efektifitas Program Promosi & Analisis Kasus Menggunakan SPSS. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Sadock BJ, Sadock VA. 2009. Kaplan & Sadock's Synopsis of Psychiatry : Behavioral Science/Clinical Psyciatry, 10th Edition. Philadelphia : Lippincot William & Wilkins.

Syamsoedin,K. (2015). Hubungan Durasi Penggunaan Media Sosial dengan Kejadian Insomnia Pada Remaja di SMA N 9 Manado.

Diakses melalui ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article

Takao M. (2014). Problematica Mobile Phone Use and Bigfive Personality Domains. Indian J Community Med 2014; 39: 111-3.

WHO. (2006). What Effect Do Mobile Phones Have On People's Health ?. Diakses pada situs www.eouro.who.int?_data/assets/pdf_file/0006/74463/E89486.pdf pada tanggal 29 April 2020.

WHO. (2014). Electromagnetic Fields and Public Health : Mobile Phones.

Diakses pada situs http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs193/en/

(41)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Suci Ramadhani

NIM 170100017

Tempat / Tanggal Lahir : Suka Maju / 11 Nopember 1999

Agama : Islam

Nomor HP 0822 9444 5194

Email : [email protected]

Nama Ayah : Ishak Dalimunthe

Nama Ibu : Rohani Sipahutar

Alamat : Link V Suka Maju, Kelurahan Bandar Durian, Kecamatan Aek Natas , Kabupaten Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara 21455

Riwayat Pendidikan : 1. SD Negeri 116259 Suka Maju (2005 ─ 2011) 2. SMP Negeri 1 Aek Natas (2011 ─ 2014) 3. SMA Negeri 1 Aek Natas (2014 ─ 2017) 4. Pendidikan Dokter FK USU (2017 ─ 2021) Riwayat Pelatihan :

1. Peserta PKKMB (Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru) FK USU 2017 2. Peserta MMB (Manajemen Mahasiswa Baru) FK USU 2017

3. Peserta LKMM (Latihan Kepemimpinan Manajemen Mahasiswa) FK USU 2017 4. Peserta Latihan Kader I HMI Komisariat FK USU 2017

(42)

30

Riwayat Organisasi :

1. Wakil bendahara umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat FK USU 2017-2018

2. Wakil sekretaris umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat FK USU 2018-2019

3. Anggota Divisi Keputrian FOSKAMI PEMA FK USU 2017-2019

(43)

Lampiran B

PERNYATAAN

(Hubungan Lama Penggunaan Gadget Dengan Kejadian Insomnia Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara)

Dengan ini penulis menyatakan bahwa skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh Sarjana Kedokteran pada Program Studi Pendidikan Dokter pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Adalah benar merupakan hasil karya penulis sendiri.

Adapun pengutipan yang penulis lakukan pada bagian tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan skripsi ini, telah penulis cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma,kaidah dan etika penelitian ilmiah.

Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian skripsi ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian tertentu, penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis sandang dan sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Medan, Desember 2020 Penulis,

Suci Ramadhani NIM : 170100017

(44)

32

LAMPIRAN C

(45)

LAMPIRAN D

(46)

34

LAMPIRAN E

Nama Umur Jenis

Kelamin

Angkatan LPG INS

AR 19 L 2018 72 36

MAH 20 P 2018 66 35

SH 20 P 2018 69 30

AI 20 P 2018 70 30

JPM 20 L 2018 62 29

GR 19 L 2018 60 29

ASO 19 P 2018 71 35

NA 20 P 2018 58 26

AAS 19 P 2018 40 27

EL 20 L 2018 59 28

MNA 20 P 2018 61 29

KM 20 P 2018 41 22

KJN 20 L 2018 65 34

NC 20 P 2018 49 25

AHN 20 L 2018 66 33

PA 19 P 2018 69 33

RMN 20 P 2018 74 36

FN 21 P 2018 70 36

AR 20 P 2018 69 33

RB 19 L 2018 66 32

MC 19 P 2018 60 28

IRH 20 P 2018 58 21

KFR 19 P 2018 60 25

LBC 20 L 2018 63 29

(47)

AN 20 L 2018 78 31

BP 20 L 2018 66 31

DR 21 P 2018 64 33

GAY 19 L 2018 68 36

JU 19 P 2018 73 35

IAH 10 P 2018 48 23

AR 20 P 2018 71 30

DIR 20 L 2018 69 33

CRS 20 L 2018 65 30

MAA 20 P 2018 65 36

JM 20 L 2018 70 34

NL 20 P 2018 74 30

MHA 18 L 2018 53 29

AAT 19 P 2018 58 29

EAN 20 P 2018 64 31

MAB 20 L 2018 69 35

RWP 19 L 2018 71 32

NA 19 P 2018 36 21

SPA 20 P 2018 64 32

KS 19 P 2018 72 31

EYS 19 P 2018 75 36

MG 20 P 2018 64 33

LA 20 L 2018 66 32

BDP 20 P 2018 50 23

WPS 20 L 2018 69 33

AAM 19 L 2018 68 31

DAP 20 P 2018 71 31

(48)

36

SA 19 P 2018 65 33

CC 20 P 2018 78 30

MHZ 20 L 2018 60 25

TAR 20 P 2018 77 34

SYS 20 P 2018 65 31

AA 19 P 2018 69 36

ZAZ 20 P 2018 66 36

AZ 20 P 2018 70 32

IS 20 L 2018 65 33

CC 20 P 2018 60 26

CA 21 P 2018 48 25

NI 20 L 2018 71 30

AA 19 P 2018 77 31

IP 20 P 2018 50 28

NS 20 P 2018 55 23

MF 21 L 2018 61 28

JGC 18 L 2018 44 24

PR 23 P 2018 62 29

AN 20 P 2018 73 30

YI 20 P 2018 71 36

DA 20 L 2018 66 35

DTP 21 L 2018 65 33

RF 19 L 2018 72 33

RTS 19 P 2018 69 31

PL 20 P 2018 70 36

KNS 20 L 2018 60 26

AZ 20 P 2018 44 26

(49)

PDL 20 L 2018 62 25

RI 20 L 2018 57 29

MSA 20 L 2018 71 32

VGS 19 P 2018 69 31

FAN 21 P 2018 39 26

KC 20 P 2018 59 29

EY 19 P 2018 66 30

MI 20 L 2018 67 33

CPS 20 L 2018 69 34

MFF 19 L 2018 72 35

SA 20 L 2018 73 33

MHA 20 P 2018 58 27

SAN 20 L 2018 67 30

CM 20 P 2018 69 34

VC 20 L 2018 45 24

TP 20 L 2018 71 35

PL 19 L 2018 61 24

AWK 20 P 2018 59 29

ETF 20 L 2018 53 29

AS 20 P 2018 70 34

AAN 20 L 2018 55 26

DLA 20 P 2018 64 32

AAL 20 P 2018 66 32

BR 20 L 2018 69 36

VM 20 P 2018 60 28

AHA 19 L 2018 43 26

VI 19 P 2018 62 27

(50)

38

CH 20 P 2018 59 28

DAK 19 L 2018 70 33

AIS 20 P 2018 75 31

RHR 20 P 2018 55 26

MFI 19 L 2018 66 35

AKH 20 P 2018 64 36

APM 20 P 2018 48 21

TDC 20 P 2018 69 30

SH 20 P 2018 64 24

KNR 20 L 2018 71 30

CH 20 P 2018 78 34

NH 20 P 2018 62 28

LJG 20 L 2018 74 35

JV 20 P 2018 60 29

DOA 19 P 2018 64 31

SNI 20 P 2018 69 35

SAG 19 P 2018 74 32

ARN 19 L 2018 66 30

IIJ 21 L 2018 63 28

SH 19 P 2018 72 33

RNA 20 L 2018 69 33

RFG 20 L 2018 60 29

AAN 23 P 2018 57 29

AD 19 P 2018 60 24

NM 20 P 2018 56 22

(51)

LAMPIRAN F

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Laki-laki

Perempuan Total

52 79 131

39.7 60.3 100.0

39.7 60.3 100.0

39.7 100.0

Umur Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 18 tahun

19 tahun 20 tahun 21 tahun 23 tahun Total

2 36 84 7 2 131

1.5 27.5 64.1 5.3 1.5 100.0

1.5 27.5 64.1 5.3 1.5 100.0

1.5 29.0 93.1 98.5 100.0

(52)

40

Statistik

JK USIA

N Valid Missing Mean

Media

Std. Deviation Range

131 0 1.60 2.00 .491 1

131 0 2.78 3.00 .636 4

Lama Penggunaan Gadget

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid ≤11 jam/hari

>11 jam/hari Total

5 126 131

3.8 96.2 100.0

3.8 96.2 100.0

3.8 100.0

Insomnia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Ringan

Berat Total

29 102 131

22.1 77.9 100.0

22.1 77.9 100.0

22.1 100.0

(53)

Case Processing Summery Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

LPG*Insomnia 131 100.0% 0 0.0% 131 100.0%

Chi-Square Tests Value Df Asymp.Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided) Pearson Chi-Squere

Continuty Correctionb Likelihoood Ratio Fisher’s Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

10.097a 6.909 7.955

10.020 131

1 1 1

1

.001 .009 .005

.002

.009 .009

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.11

b. Computed only for a 2x2 table

(54)

42

LAMPIRAN G

Kuisioner Penelitian

I. Biodata Diri

Nama :

Jenis Kelamin :

Umur :

Angkatan :

NIM :

No. HP/WA/Line :

II. KUISIONER SMARTPHONE ADDICTION

PETUNJUK PENGISIAN KUISIONER :

1. Berilah tanda checklist ( √ ) pada jawaban yang paling mewakili kondisi saudara dalam menyikapi pernyataan yang diberikan.

2. Satu soal hanya memiliki satu jawaban dan semua jawaban dianggap benar, sehingga diharapakan dapat mengisi sesuai dengan keadaan saudara

3. a. Tidak Pernah b. Kadang-kadang c. Selalu

d. Sering

(55)

II. KUISIONER KSPBJ-IRS

No. Pertanyaan Tidak

Pernah

Kadang-

kadang Sering Selalu 1 Kesulitan untuk memulai tidur

2 Tiba-tiba terbangun dari tidur 3 Bisa terbangun lebih awal/dini hari 4 Merasa mengantuk ditengah hari 5 Sakit kepala pada siang hari

6 Merasa kurang puas dengan tidur anda

7 Merasa kurang nyaman/gelisah saat tidur

8 Mendapat mimpi buruk

9 Badan terasa lemah, letih, kurang tenaga setelah tidur

10 Jadwal jam tidur sampai bangun tidak beraturan

11 Tidur selama 6 jam dalam semalam

(56)

44

KUISIONER SMARTPHONE ADDICTION

PETUNJUK PENGISIAN KUISIONER :

1. Berilah tanda checklist ( √ ) pada jawaban yang paling mewakili kondisi saudara dalam menyikapi pernyataan yang diberikan.

2. Satu soal hanya memiliki satu jawaban dan semua jawaban dianggap benar, sehingga diharapakan dapat mengisi sesuai dengan keadaan saudara

3. a. Sangat Setuju (SS) b. Setuju (S)

c. Tidak Setuju (TS)

d. Sangat Tidak Setuju (STS)

NO. Pertanyaan SS S TS STS

1 Menggunakan Handphone, tablet, laptop dsb adalah yang terpenting bagi saya

2 Saya jarang ngobrol dengan anggota keluarga karena

penggunaan handphone, tablet, laptop dsb

3 Saya selalu memeriksa handphone, tablet,laptop dsb setiap bangun tidur

4 Saya merasa percaya diri saat menggunakan handphone, tablet,laptop dsb

5 Sebelum saya merasa puas berhubungan dengan teman saya (handphone/tablet/laptop/ dsb), saya tidak akan berhenti

menggunakannya

6 Saya merasa gelisah saat tidak memegang handphone,

tablet,laptop dsb

(57)

7 Saya membawa handphone, tablet,laptop dsb saat ke tolet bahkan saat terburu-buru 8 Saya paanik,cemas dan tidak

nyaman jika handphone, tablet,laptop dsb tertinggal dirumah daripada dompet saya yang tertinggal

9 Saya selalu memeriksa handphone, tablet,laptop dsb milik saya agar tidak tertinggal percakapan antar pengguna media sosial grup chat

10 Saya sulit berkonsentrasi dalam pekerjaan atau saat mengerjakan tugas karena penggunaan

handphone, tablet,laptop dsb 11 Saya selalu gagal saat mencoba

mengurangi waktu penggunaan handphone, tablet,laptop dsb 12 Tantangan bermain game di

handphone, tablet,laptop dsb membuat saya sulit berhenti menggunakan handphone, tablet,laptop dsb

13 Saya sulit mengontrol waktu menggunakan aplikasi-aplikasi yang ada pada handphone, tablet,laptop dsb

14 Sinyal handphone, tablet,laptop dsb yang jelek membuat saya kesal

15 Tidak masalah jika saya harus menghentikan penggunaan handphone, tablet,laptop dsb

(58)

46

16 Saya menggunakan handphone, tablet,laptop dsb seperlunya, tidak terus-menerus

17 Saya sering menunda untuk membuka handphone, tablet,laptop dsb ketika ada notifikasi yang masuk 18 Saya menggunakan

handphone,tablet,laptop,ipad dsb ≤ 11 jam/hari

19 Saya lebih senang curhat dengan teman secara langsung daripada melalui handphone, tablet,laptop dsb

20 Ketika saya memiliki waktu luang, saya berbincang-bincang dengan anggota keluarga 21 Saya selalu tidur tanpa

membawa handphone,

tablet,laptop dsb disamping saya

Referensi

Dokumen terkait

menyatakan bersedia berpartisipasi pada pe nelitian yang berjudul “ Prevalensi Kejadian Insomnia pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera. Utara

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas maka pokok permasalahan yang timbul adalah sebagai berikut, “apakah terdapat hubungan frekuensi olahraga dengan tingkat stres

Pengaruh Penggunaan Gadget dengan Pola Tidur Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.. Angkatan 2011, 2012

Dengan mempertimbangkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, peneliti merumuskan masalah yang akan diteliti, yaitu sebagai berikut: “ Bagaimana gambaran

value sebesar 0,000 artinya ada hubungan yang signifikan antara penggunaan smartphone dengan kejadian insomnia pada mahasiswa kesehatan masyarakat universitas jambi, yang

1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang diambil pada penelitian ini adalah ―Apakah terdapat hubungan

Hasil penelitian yang diperoleh sejalan dengan di Fakultas Keperawatan Universitas Jember, menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan antara tingkat stres dengan kejadian insomnia dengan

Hubungan penggunaan media sosial dengan kejadian insomnia pada siswa kelas VII di SMPN 01