• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Tingginya persaingan antar pelaku industri mengakibatkan kebutuhan akan sumber daya manusia (SDM) dalam perusahaan juga semakin meningkat baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu komponen penting untuk menentukan produktivitas dalam perusahaan, yang dapat dilihat berdasarkan kinerjanya maupun produk yang dihasilkan. Oleh sebab itu, perusahaan harus meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan, karena sumber daya manusia memiliki peran yang cukup besar dalam mencapai tujuan perusahaan.

Garcialillo dkk (2017) mengemukakan bahwa karyawan merupakan satu-satunya sumber daya yang membawa paket pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang unik dan dapat memberikan keunggulan kompetitif bagi organisasi dan karenanya pengetahuan mereka menjadi sumber daya strategis. Beban kerja yang berlebihan pada karyawan dapat menyebabkan kelelahan fisik, emosi yang kemudian menjadi sumber stres. Kelelahan merupakan suatu kondisi tubuh individu atau karyawan yang mengalami perasaan lelah selama atau setelah bekerja sehingga dapat menurunkan kinerja dan produktivitas karyawan. Kelelahan fisik, mental, dan tekanan emosional yang diderita karyawan karena jangka waktu yang lama akibat tuntutan produktivitas yang tinggi, dapat menimbulkan terjadinya hambatan- hambatan yang menyebabkan berkurangnya nilai produktivitas. Penurunan produktivitas suatu perusahaan berbanding lurus dengan penurunan kinerja karyawan. Penurunan kinerja karyawan dapat diakibatkan oleh banyak hal seperti kelelahan, stress, dan buruknya lingkungan kerja (Sholihah & Fauzia, 2013).

PT Bumi Sarimas Indonesia (Cocomas) merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang makanan dengan produk berkualitas unggul dan terpercaya. Beberapa produk olahan yang dihasilkan yaitu minyak kelapa, kelapa parut kering, serta santan kelapa. Minyak kelapa merupakan salah satu produksi utama pada PT Bumi Sarimas Indonesia. Hasil proses produksi PT Bumi

(2)

2

Sarimas Indonesia ini diantaranya akan dipasarkan di Sumatera Barat, Medan, Riau, Jambi, Bengkulu, Palembang, Lampung dan sebagian Pulau Jawa. Banyaknya daerah pemasaran hasil produksi ini menyebabkan tingginya permintaan pelanggan terhadap produksi yang dihasilkan PT Bumi Sarimas Indonesia. Memenuhi tingginya permintaan pelanggan, diperlukan sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan Human Resource Manager di PT Bumi Sarimas Indonesia, dibalik produk kualitas unggul yang dihasilkan perusahaan salah satu departemen yang berperan adalah Departemen Meat Preparation (MP). Departemen Meat Preparation merupakan bagian produksi awal dari pengolahan daging kelapa dan memastikan proses sesuai dengan standar mutu produk. Namun selama ini terdapat beberapa permasalahan pada Departemen Meat Preparation, salah satunya adalah permasalahan tentang beban kerja karyawan. Penyebab dari permasalahan beban kerja ini adalah tidak seimbangnya target produksi terhadap jumlah karyawan.

Akibat dari permasalahan ini yaitu karyawan diduga mengalami beban kerja yang tinggi secara fisik. Hal ini karena karyawan yang bekerja lebih dominan melakukan kegiatan atau tugas-tugas yang bersifat fisik dalam pengolahan bahan baku kelapa, seperti membuka batok kelapa, memisahkan kulit ari kelapa, dan aktivitas fisik lainnya. Karyawan dengan beban kerja yang berlebihan akan cenderung lebih cepat lelah dalam menjalankan tugasnya, sehingga tidak produktif dan menambah peluang terjadinya kecelakaan kerja. Produktif atau tidak produktif seorang karyawan tergantung dengan beban kerjanya, untuk itu pihak perusahaan harus memperhatikan beban kerja yang akan diberikan kepada karyawan agar tercapai produktivitas karyawan yang optimum. PT Bumi Sarimas Indonesia belum pernah dilakukan penelitian terkait beban kerja karyawan. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis lebih lanjut terkait dengan pengukuran beban kerja dilapangan.

Adapun target yang telah dicapai oleh perusahaan dalam produksi bahan baku kelapa selama enam bulan adalah sebagai berikut:

(3)

3

Tabel I.1 Jumlah Bahan Baku Kelapa pada PT Bumi Sarimas Indonesia Kategori

Bahan

Bahan Baku Kelapa (butir) Tahun 2020

Total Januari Februari Maret April Mei Juni

Target Produksi Perusahaan

1.500.000 1.600.000 1.700.000 1.800.000 1.900.000 2.000.000 10.500.000

Unit Yang

Tercapai 1.620.000 1.678.000 1.727.000 1.700.000 1.710.000 1.726.500 10.161.500 Sumber: PT Bumi Sarimas Indonesia (2020)

Tabel I.1 terdapat permasalahan pada produksi bahan baku pembuatan minyak kelapa, yang mana selama enam bulan terakhir tahun 2020 seharusnya perusahaan memproduksi bahan baku minyak kelapa sebanyak 10.500.000 butir. Namun pada kenyataan, perusahaan hanya memproduksi 10.161.500 butir. Artinya target produksi yang ditetapkan perusahaan belum tercapai.

Gambar I.1 Persentase Pencapaian Target Produksi Sumber: PT Bumi Sarimas Indonesia (2020)

Gambar I.1 menunjukkan bahwa pencapaian target produksi hanya tercapai pada bulan Januari, Februari, dan Maret. Sedangkan pada bulan April target yang tercapai sebesar 94,40% bulan Mei sebesar 90,00% dan bulan Juni sebesar 86,30%,

108.00% 104.90% 101.60% 94.40% 90.00% 86.30%

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

120.00%

Januari Februari Maret April Mei Juni

Persentase Pencapaian Target Produksi 2020

(4)

4

sementara itu target produksi perusahaan adalah 100%. Dari wawancara yang dilakukan dengan kepala bagian produksi, alasan perusahaan menaikan target produksi sejak Januari sampai Juni dikarenakan tingginya kebutuhan masyarakat terhadap bahan pokok minyak kelapa pada masa pandemi covid-19, dimana masyarakat lebih banyak melakukan aktivitas di rumah. Akibat dari situasi ini karyawan di lapangan tidak mencapai target pada produksi bahan baku pembuatan minyak kelapa yang ditetapkan oleh perusahaan, disebabkan pada bulan April-Juni beberapa karyawan habis kontrak yang menyebabkan jumlah karyawan berkurang sedangkan permintaan terus meningkat sehingga karyawan mengalami ketidakseimbangan beban kerja.

Jumlah karyawan yang bekerja pada Departemen Meat Preparation sebanyak 119 orang. Jumlah mesin yang tersedia sebanyak 5 line, tiap line terdiri dari 12 mesin, sehingga total keseluruhan mesin perusahaan 60 mesin. Dari 119 karyawan ini salah satu jabatan yang berperan dalam proses awal pengolahan kelapa terdiri dari 3 orang operator yang dibagi menjadi 2 kelompok, dimana kelompok pertama terdiri dari 1 orang operator (Sheller) yang bertugas untuk membuka tempurung kelapa menggunakan mesin, dan kelompok kedua terdiri dari 2 orang operator (Parer) yang bertugas untuk memisahkan daging kelapa dari kulit ari. Satu operator (Sheller) dari kelompok ini menggunakan mesin yang difungsikan selama 7 jam untuk membuka tempurung kelapa dengan jumlah maksimal 1.500 butir setiap harinya. Sehingga dengan kondisi tersedia 60 mesin, dalam satu hari Departemen ini mampu memproduksi sebanyak 90.000 butir kelapa yang dikupas. Berarti dalam 20 hari kerja selama satu bulan Departemen Meat Preparation rata-rata mampu memproduksi kelapa maksimal sebanyak 1.800.000 butir. Namun karena permintaan yang tinggi pada tiga bulan terakhir, karyawan harus mampu melebihi target produksi sehingga karyawan bekerja lembur. Hal ini mengakibatkan kelelahan dan akan berdampak terhadap terjadinya kecelakaan kerja pada karyawan.

Kecelakaan kerja tersebut didominasi akibat kelalaian atau tindakan tidak aman yang dilakukan pekerja seperti, kurang hati-hati, bekerja tidak sesuai prosedur,

(5)

5

tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti penggunaan kacamata, safety helmet, sarung tangan dan sepatu boot,dan sebagainya. Hal ini juga diperkuat dalam observasi yang dilakukan di PT Bumi Sarimas Indonesia khususnya di area pengolahan minyak kelapa, terdapat karyawan yang berbicara atau mengobrol dengan sesama pekerja saat bekerja, tidak menggunakan APD saat bekerja, sehingga mengakibatkan terjadinya kecelakaan kerja. Persentase kecelakaan kerja di PT Bumi Sarimas Indonesia sebesar 25% yang disebabkan karena tidak menggunakan APD (11%), Kelalaian karyawan (8,5%), dan kurangnya pengawasan (5,5%). Kendala lain yang terjadi pada perusahaan juga disebabkan karena sewaktu-waktu ada beberapa mesin yang mengalami gangguan, sehingga perlu waktu untuk diperbaiki oleh teknisnya. Hal ini dapat mempengaruhi terhadap produksi yang telah ditargetkan perusahaan untuk membuka tempurung kelapa menggunakan mesin.

Karyawan di lapangan mulai bekerja dari jam 08.00-16.00 WIB . Waktu istirahat dari jam 12.00-13.00 WIB. Sehingga waktu kerja normal karyawan dalam satu hari kerja yaitu 7 jam kerja. Sedangkan waktu extra (lembur) maksimum karyawan selama 2 jam perhari yang ditetapkan oleh perusahaan. Ketidaksesuaian antara beban kerja yang dialami karyawan dengan jumlah karyawan yang kurang maka diperlukan aktivitas fisik yang lebih untuk mencapai target produksi. Oleh karena itu perlu dilakukan pengukuran produktivitas karyawan secara akurat.

Target Produksi Belum Tercapai Man

Method

Machine

Permintaan Produksi Tinggi Waktu proses produksi

melebihi ketentuan

Jumlah mesin yang tersedia sedikit

Kecelakaan Kerja Tinggi Beberapa Karyawan

habis kontrak

Harga mesin yang mahal

Gambar I.2 Fishbone Chart

(6)

6

Gambar I.2 diagram fishbone chart menggambarkan permasalahan yang terjadi di PT Bumi Sarimas Indonesia. Permasalahan yang terjadi yaitu target produksi yang belum tercapai yang diakibatkan dari metode, manusia, dan mesin. Pada faktor metode terjadinya beban kerja yang tinggi karena waktu proses produksi melebihi ketentuan seharusnya, sehingga mengharuskan karyawan untuk kerja lembur. Pada faktor manusia adanya keluhan dari karyawan yang disebabkan oleh permintaan produksi yang tinggi sedangkan jumlah karyawan masih kurang karena beberapa karyawan ada yang mulai habis kontrak, sehingga mengakibatkan kelelahan karyawan dan memicu terjadinya kecelakaan kerja. Pada faktor mesin terjadinya hambatan dalam proses produksi karena sewaktu-waktu ada kendala seperti mesin yang mengalami gangguan sehingga perlu perbaikan dulu dari teknisi, dan harga mesin yang relatif mahal, maka hal ini berdampak terhadap target produksi yang belum tercapai.

Oleh karena itu perlu dilakukan analisis beban kerja fisik dengan metode work sampling yang dapat digunakan dalam mengatasi masalah mengenai tidak terpenuhinya target produksi. Metode work sampling bertujuan untuk mengukur waktu dan usaha tetap yang dihabiskan karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan.

Pengukuran yang dihasilkan berupa aktivitas karyawan selama jam kerja. Hasil pengamatan juga dapat digunakan untuk mengetahui aktivitas produktif, non produktif, dan pribadi yang dilakukan selama jam kerja. Selain itu, work sampling juga dapat digunakan untuk pengamatan yang bersifat diskrit. Metode work sampling dipilih karena pengamatan dilakukan secara langsung terhadap aktivitas karyawan, sehingga lebih mudah diterapkan dalam bidang produksi. Berdasarkan konsep pendekatan pengukuran beban kerja yang digunakan pada penelitian ini diharapkan peneliti mampu mengatasi ketidakseimbangan tingkat produksi terhadap jumlah karyawan yang tersedia untuk mencegah terjadinya beban kerja yang tinggi sehingga dapat mencegah dampak buruk bagi karyawan.

Penelitian ini lebih difokuskan pada analisis beban kerja dan perencanaan kebutuhan jumlah karyawan karena jumlah karyawan yang bekerja pada perusahaan ini masih sedikit. Sementara itu untuk perencanaan jumlah mesin belum

(7)

7

difokuskan karena dari wawancara yang dilakukan dengan pihak HRD didapatkan informasi bahwa belum cukupnya pendanaan perusahaan untuk pengadaan mesin yang harganya cukup mahal.

I.2 Rumusan Masalah

Perumusan masalah yang akan dibahas berdasarkan dari latar belakang yang di kemukakan di atas, maka pada penelitian ini dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana beban kerja pada karyawan Departemen Meat Preparation di PT Bumi Sarimas Indonesia berdasarkan hasil pengukuran dengan menggunakan metode work sampling?

2. Berapa rencana jumlah karyawan yang dibutuhkan pada Departemen Meat Preparation di PT Bumi Sarimas Indonesia?

I.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Melakukan analisis beban kerja pada karyawan Departemen Meat Preparation di PT Bumi Sarimas Indonesia berdasarkan hasil pengukuran dengan menggunakan metode work sampling.

2. Menghitung rencana jumlah karyawan Departemen Meat Preparation di PT Bumi Sarimas Indonesia.

I.4 Batasan Masalah

Agar pembahasan dalam penelitian sesuai dengan tujuan yang diharapkan, terarah, dan tidak menyimpang maka diperlukan adanya batasan-batasan yakni sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya berfokus pada analisis beban fisik pada bagian produksi departemen Meat Preparation.

2. Penelitian hanya mengusulkan rencana jumlah karyawan berdasarkan pengukuran beban kerja.

(8)

8 I.5 Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini memiliki manfaat adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini dapat menjadi rekomendasi untuk menentukan beban kerja optimal dan jumlah karyawan pada PT Bumi Sarimas Indonesia.

2. Penelitian ini dapat menjadi pengetahuan bagi pembaca serta dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan penelitian beban kerja di perusahaan.

I.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa bab. Masing- masing bab membahas pokok permasalahan yang berbeda sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi literatur mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitan, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini berisi literatur yang relevan dengan permasalahan yang diteliti.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini berisi tentang penjelasan metodologi penelitian yang menentukan langkah-langkah penelitian Sistematika pemecah masalah terdapat pendahuluan, pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, kesimpulan dan saran.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Pada bab ini disajikan pengolahan data dari pengumpulan data yang dilakukan untuk penelitian ini. Data yang ada diolah sehingga didapat data keluaran dari data yang telah dikumpulkan.

(9)

9 BAB V ANALISIS

Pada bab ini dijelaskan analisis atas hasil pengumpulan dan pengolahan data dari bab sebelumnya. Disini juga dijelaskan pembahasan mengenai analisis hasil pengolahan data hingga bisa didapat kesimpulan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini dijelaskan kesimpulan yang didapatkan dari penelitian yang telah dilakukan. Disini pula dijabarkan saran-saran yang bermanfaat bagi pengembangan penelitian di kemudian hari.

Referensi

Dokumen terkait

Latar Belakang: Persiapan mental merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dalam proses persiapan operasi karena mental pasien yang tidak siap atau labil dapat

Hasil ini sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan antara kohesivitas kelompok terhadap minat remaja dalam kegiatan gereja.. Semakin tinggi kohesivitas

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahasa Indonesia dalam publikasi tersebut belum memuaskan karena terdapat beberapa kesalahan, seperti kesalahan penulisan kata

Setelah itu teller akan memanggil dan nasabah akan memberikan sejumlah uang dan buku tabungan untuk meminta pencetakan transaksi setor tunai ke bank..

Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang pemenuhannya setelah kebutuhan primer terpenuhi, namun tetap harus dipenuhi, agar kehidupan manusia berjalan dengan baik. Contoh: pariwisata

[r]

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK & MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI SAHAM DISETOR SERTA HARUS DIPENUHI

Fungsi speaker ini adalah mengubah gelombang listrik menjadi getaran suara.proses pengubahan gelombag listrik/electromagnet menjadi gelombang suara terjadi karna