• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum KFC

Pertumbuhan restoran Fast food Kentucky Fried Chicken dimulai oleh upaya seorang Sanders yang memiliki ketrampilan dalam hal masak memasak.

Harland Sanders atau yang lebih dikenal sebagai Kolonel Sanders memulai usahanya yang merupakan cikal bakal Kentucky Fried Chicken, dengan menjual resep pengolahan ayam goreng kepada seorang pemilik restoran Pete Herman sekitar tahun 1952. Resep itu merupakan resep rahasia yang terdiri dari ramuan 11 macam bumbu-rempah dan tepung untuk digoreng bersama ayam. Penjualan resep yang dilakukan oleh Sanders ini dalam bentuk Royalty, dimana untuk setiap ekor ayam yang terjual ia memperoleh pembagian keuntungan lima sen.

Pada perkembangan selanjutnya kerja sama bisnis semacam ini meluas pada berbagai tempat di Amerika, dimana Sanders sebagai pemilik resep menjual hak penggunaan resep tersebut beserta cara memasaknya kepada banyak restoran di Amerika. Kerja sama bisnis semacam inilah yang pada akhirnya disebut sebagai Franchise (Waralaba). Agar mutu ayam gorengnya tetap standard, kolonel Sanders tidak bosan-bosannya mengunjungi restoran penerima hak Franchising untuk mengajari pemiliknya cara menyiapkan ayam goreng yang khas. la juga harus memastikan bahwa pelanggan-pelanggannya puas dengan makanan dan layanan yang mereka terima (yang biasa disebut dengan Coloneling).

Sejak tahun 1986 hingga sekarang Kentucky Fried Chicken merupakan salah satu bagian dari perusahaan Multinasional Pepsi-Cola Internasional. Namun sebelum itu yakni sekitar tahun 1970-an Kentucky Fried Chicken Corporation bergabung dengan Heublen Incorporation, kemudian pada tahun 1982 KFC dan Heublen Inc. diambil alih oleh R.J. Reynolds Industries dari Winston, Salem,

26

(2)

California Utara. Sejak bergabung dengan Pepsi hingga sekarang KFC Corp.

memiliki lebih dari 7500 outlet yang tersebar di 54 negara di dunia.

Sedangkan di Indonesia, Kentucky Fried Chicken merupakan satu-satunya restoran Fast food ayam goreng yang pertama kali ada di lndonesia. Dibawah bendera Gelael Group, PT. Fastfood Indonesia (FFI) yang merupakan pemegang hak waralaba Kentucky Fried Chicken di Indonesia, mulai membuka outlet KFC pertama kali pada tanggal 18 Oktober 1979 yang bertempat di Melawai, Jakarta.

Hingga tahun 1996, KFC Indonesia telah memiliki 138 outlet yang tersebar di 30 kota diseluruh Indonesia.

Ada beberapa hal yang menjadi tujuan Kentucky Fried Chicken di Indonesia:

a. Dari segi ekonomi, untuk mencari keuntungan.

b. Dari segi sosial, perusahaan dapat menampung tenaga kerja sehingga dapat membantu mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat atau karyawan pada khususnya.

c. Membantu pemerintah dalam mengembangkan sektor perindustrian di Indonesia serta menambah pendapatan nasional.

Seiring dengan perkembangan KFC Indonesia, dalam hal ini PT. Fastfood Indonesia, berusaha meningkatkan penjualannya antara lain dengan menghimpun dana segar melalui penjualan saham di Bursa Efek Jakarta yang mulai dilakukan pada bulan Mei 1993. Hal ini berkaitan dengan perluasan usaha yang sedang gencar-gencarnya dilakukan saat itu. Ada dua hal pokok yang dianggap sebagai keunggulan KFC di Indonesia, sehingga dapat menjadikannya sebagai salah satu pemimpin pasar pada katagorinya.

a. Memiliki jaringan restoran yang terbanyak di Indonesia dibandingkan dengan restoran Fast food lairmya.

b. Memiliki sumber daya serta jaringan pemasaran yang memungkinkan perusahaan untuk mengembangkan produk dan layanannya secara cepat.

Khusus untuk Surabaya, KFC memiliki lebih darilO outlet yang tersebar di seluruh kota Surabaya. Sengaja lokasi outlet-outlet itu dipilih sedemikian rupa, karena memang terdapat ketentuan pemilihan lokasi sebuah outlet, antara lain :

(3)

daerah perempatan jalan, daerah pertigaan jalan, dan daerah pertokoan (Mal/Plaza/dept. store). Lokasi-lokasi masing-masing outlet di Surabaya adalah sebagai berikut.

a. Gelael, Jl. Basuki Rahmat no. 16-18 b. Surabaya Mall, Jl. Kusuma Bangsa no. 116

c. Sinar Supermarket (Rungkut), Jl. Jemur Andayani no. 71 d. BBD Plaza, Jl Basuki Rahmat 8/12

e. Plaza Surabaya, Jl. Pemuda 31-71 f. Plaza Tunjungan 11 dan 111 g. Ruko Klampis, Jl. Klampis Jaya

h. Sinar Supermarket, Jl. Suko Manunggal Jaya i. Jembatan Merah Plaza, Jl. Jayengrono 2.

j . Galaxy Mall, Jl. Dharmahusada Indah Timur 37 k. Jl. Raya Darmo

Lokasi kantor KFC (PT. Fast food Indonesia) berada di Kantor Accounting di Surabaya Mall, Jl. Kusuma Bangsa no. 116, dan Kantor Pusat Operasional Manager/Area Manager berada di Business Centre Lt. Dasar Blok D- 44. Sedangkan lokasi gudang berada di Gudang Surabaya (untuk Dry Good) yaitu di Jl. Setail no. 16, dan Gudang Commissary (untuk Wet Good) di Jl.

Pemuda, Surabaya.

Kentucky Fried Chicken memiliki kesepakatan kerja bersama (KKB) yang menekankan bahwa masing-masing restoran harus saling membantu dan tidak ada upaya untuk saling menjatuhkan restoran lain. Masing-masing restoran KFC berkewajiban untuk menjalankan semua kebijaksanaan yang telah digariskan oleh KFC pusat di Jakarta.

Jam kerja restoran KFC rata-rata antara pukul 10.00 sampai dengan pukul 22.00, hari Minggu dan hari besar tetap buka. Pada restoran-restoran tertentu seperti KFC Gelael, KFC Plaza Surabaya dan KFC Galaxy Mall mempunyai jam kerja sampai 24.00 WIB.

(4)

Untuk usaha pengawasan terhadap kualitas, layanan dan kebersihan restoran, KFC berpedoman pada QSC (Quality-Service-Cleanliness). Penerapan QSC tersebut adalah:

a. Quaiity, untuk produk yang panas seperti ayam goreng, baik original recipe maupun hot and crispy, lumpia, perkQde\,french fries, soup, nasi dan corn cob suhunya harus di atas 57 derajat celcius. Sedangkan untuk produk yang dingin seperti pudding dan minuman suhunya harus berada di antara 1 - 7 derajat celcius.

b. Service, dalam hal pelayanan yang diberikan, pihak KFC menetapkan bahwa maksimum waktu yang dibutuhkan untuk melayani seorang konsumen, mulai dari mengadakan pesanan sampai dengan pembayaran adalah 1,5 menit.

c. Cleanliness, semua peralatan dan perlengkapan KFC harus selalu bersih, seperti:

1) Meja dan kursi harus bebas dari debu

2) Piring, sendok dan serbet harus dicuci dengan antiseptik 3) Lantai harus selalu bersih

4) Wastafel dan toilet harus bersih

Setiap dua kali sebulan di KFC diadakan penilaian QSC yang dilakukan oleh mystery shopper dari tim quality control pusat, yang meliputi seluruh kinerja restoran. Dengan penilaian tersebut bila suatu restoran bisa mencapai point tertentu, maka karyawan akan memperoleh bonus.

Jumlah tenaga kerja di masing-masing restoran KFC rata-rata sebanyak 30 - 40 orang, tergantung dari besar-kecilnya restoran tersebut. Jam kerja dalam satu minggu adalah 40 jam yang dilakukan dengan cara flexi scheduling yaitu pada saat ramai karyawan yang dipekerjakan lebih banyak dibanding pada saat-saat sepi. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya karyawan yang menganggur padasaatjamkerja.

Karyawan bekerja selama 7 jam sehari untuk hari Senin sampai dengan hari Jum'at, dan 6 jam sehari untuk hari Sabtu dan Minggu. Dalam satu minggu karyawan mendapat jatah libur satu hari. Jatah libur tersebut diatur sedemikian

(5)

rupa secara bergantian, sehingga kelancaran operasi perusahaan dapat tetap terjaga.

Untuk pengadaan bahan baku yang tahan lama (dry good) restoran KFC Surabaya memperolehnya dari KFC pusat yang diimpor dari KFC Intrenasional.

Sedangkan untuk pengadaan bahan baku yang mudah rusak (wet good) seperti daging ayam dan sayuran diusahakan sendiri oleh KFC Surabaya. Bahan tersebut diperoleh di daerah sekitar Surabaya seperti Malang, Batu dan Mojokerto.

4.1.2. Gambaran Umum McDonald's

Pada bulan Maret 1955 Kroc membentuk perusahaan waralaba McDonald's system Inc, prinsipnya dalam mengembangkan usaha waralaba ini adalah bagaimana cara membuat pelanggan berhasil dalam menggunakan produknya. Hal ini tidak terlepas dari keyakinan Kroc terhadap produk yang di jual dan kemampuan mengkomunikasikannya. Kroc memiliki rasa responsiveness

(kepedulian) yang tinggi terhadap mitra kerjanya yaitu dengan cara memberikan keuntungan kepada para pemilik waralaba lebih dahulu daripada para pembeli waralaba, baik menjual hak waralaba kepada penanam modal dengan uang muka yang tinggi atau memasok para pembeli waralabanya dengan makanan dan peralatan pada umumnya. Kroc sadar dengan mengenakan value to price relationship yang tinggi kepada para pembeli tidak akan menghasilkan keuntungan yang dapat berlangsung lama. Kroc mengerti selain memuaskan para pelanggan ecerannya dia juga berkepentingan melayani para pembeli waralabanya dan membangun kesetiaan kepada mereka. Kalau mereka gagal maka Mc.Donald's juga gagal.

McDonald's Indonesia hadir di Indonesia tahun 1991 dan merupakan negara ke 70 dari McDonald's seluruh dunia. H. bambang N. Rachmadi Msc MBA adalah warganegara Indonesia pertama yang berhasil mendapatkan hak master Franchise dari McDonald's Corporation dengan mengalahkan 13.000 pesaing. Sampai sekarang beliau bertindak sebagai Presiden Direktur McDonald's Indonesia.

(6)

Sebelum membuka restorannya yang pertama di Sarinah Jakarta, H.

Bambang N. Rachmadi, Msc MBA diwajibkan mengikuti training selama 1 tahun di Australia, Amerika Serikat, Malysia dan Singapura. Dalam masa training tersebut beliau melakukan semua pekerjaan di restoran McDonald's dari yang paling sederhana termasuk membersihkan toilet sampai ke tingkat manajerial, kemudian menerapkan semuanya di Indonesia.

Tepat pada 22 Februari 1991 Restoran McDonald's di Sarinah Thamrin Jakarta beroperasi, dengan memperkerjakan 460 crew dan 26 manajer.

Perkembangan McDonald's Indonesia dalam 10 tahun ini di nilai sangat cepat.

Sampai saat ini restoran dengan jumlah karyawan seluruhnya mencapai sekitar 8000 orang yang sebagian besar lulusan SLTA.saat ini sedang berjalan.

McDonald's Indonesia Pada saat pertama kali beroperasi, Mc. Donald's Indonesia hanya menggunakan 15% bahan baku lokal. Dan hanya dalam waktu 5 tahun komposisinya berubah menjadi 85% bahan baku lokal dan sisanya impor.

Salah satu mitra lokal McDonald's Indonesia adalah produsen patung ronal McDonald. Siapa sangka di balik sosok patung Ronald McDonald yang menyambut tamu dengan senyum cerianya, ternyata ada sepenggal cerita sukses dari seorang pematung asal Yogyakarta. Herry maizul (38) namanya. Meski cacat kaki dan jari tangan pemuda kelahiran Padang Panjang, Sumatera Barat ini pantang menyerah begitu saja.

Kisah itu berawal saat pematung lulusan Institut Seni Indonesi (ISI) mengikuti pameran patung di Purnabudaya Yogyakarta. Sebuah karyanya berupa patung perunggu dibeli oleh pemilik McDonald's Indonesia, Bambang N.

Rachmadi. Namun dengan perjanjian Herry harus mengantarkan ke Jakarta. Saat mengantarkan patung itulah, dia ditawari membuat patung Ronald McDonald's.

Herry pun menyanggupi tawaran itu. Apalagi Bambang memberi janji bahwa bila gagal akan tetap diganti biayanya. Sukses membuat patung pertama, Mc.Donald's Indonesia belakangan kemudian memesan patung buatannya. Pesanannya tak tanggung-tanggung mencapai 100 buah.

Kini Herry tinggal menuai hasilnya. Berbagai pesanan patung terus mengalir, termasuk dari pengusaha asing. Bahkan sejak akhir tahun 2001, patung

(7)

karyanya sudah melanglang buana ke Hongkong, Australia, Italy, Malaysia, Cina dan Arab. Kisah ini hanya salah satu dari upaya McDonald's Indonesia untuk mempercayakan serta mengembangkan mitra-mitra lokalnya, melalui standar yang telah ditetapkan McDonald's Indonesia menuju ke pasar Internasional.

Untuk memasok kebutuhannya, McDonald's Indonesia tidak pernah menjadi pemasok untuk dirinya sendiri, melainkan menyerahkan pasokan bahan baku kepada pihak lain. Adapun McDonald's Indonesia hanya berkonsentrasi pada satu bidang bisnis yakni restoran Store development.

Setelah beroperasi selama 10 tahun di Indonesia, kini McDonald's Indonesia telah tersebar di 18 kota di Indonesia. Selama tahun 2000 saja telah dibuka 13 restoran baru. Jumlah total restoran Mc.Donald's Indonesia kini mencapai 108 restoran.

Khusus untuk Surabaya, McDonald's memiliki lebih dari 10 outlet yang tersebar di seluruh kota Surabaya. Pemilihan outlet memperhatikan, antara lain:

daerah perempatan jalan, daerah pertigaan jalan, dan daerah pertokoan (Mal/Plaza/dept. store). Lokasi-lokasi masing-masing outlet McDonald's di Surabaya adalah sebagai berikut:

a. McDonald's Plaza Surabaya b. McDonald's Plaza Tunjungan I c. McDonald's Plaza Tunjungan III d. McDonald's Plaza Jembatan Merah e. McDonald's Plaza Marina

f. McDonald's Mall Galaxi g. McDonald's Raya Darmo h. McDonald's Basuki Rahmad i. McDonald's Mayjen Sungkono j . McDonald's Mulyosari

Rertoran McDonald's Indonesia pada umunya terdapat di plaza atau mal, food court, McDonald's Drive Thru. Di restoran ini selain memesan dan bersantap di restoran, pelanggan juga bisa memesan tanpa harus turun dari kendaraan, langsung diambil tanpa perlu memasuki ruangan restoran. Selain itu ada juga

(8)

restoran McDonald's Mc Stop. Prinsipnya mirip dengan Drive Thru, tapi bersatu dengan gedung restoran.

Akar dari kesuksesan McDonald's adalah pada filosofi yang dijalankan secara terus-menerus dalam sistem operasionalnya. McDonald's selalu berpegang teguhpadafilosofi:

a. Komitmen yang penuh dari pengelola di tiap negara yaitu mengelola bisnisnya secara penuh.

b. QSC dan V yaitu Quality, yang berarti kualitas-Serwce atau pelayanan kepada pelanggan, Cleanliness yang berarti kebersihan dan Value yang berarti nilai lebih yang diberikan kepada setiap pelanggan.

Kemampuan untuk mempertahankan standar yang tinggi dari ke empat filosofi ini juga merupakan hal utama yang selalu dituntut dari setiap pengelola.

Selain itu, dalam menjalankan bisnis restoran-nya, McDonald's Indonesia juga selalu mengembalikan keuntungannya pada komunitas terdekat (giving back to the community we serve) melalui kegiatan-kegiatan sosial antara lain menyantuni anak-anak yatim piatu/kaum dhuafa, pengobatan cuma-cuma, donor darah dan sebagainya. Contoh lain adalah ketika turut mengumpulkan dana bagi keberangkatan tim Indonesia ke Olimpiade Sydney 2000, sosialisasi futsal (sepakbola dalam ruangan 5 lawan 5), bantuan kepada korban banjir, beasiswa dan yang saat ini sedang berjalan adalah program santunan kepada anak-anak Indonesia yang dikaitkan dalam rangka Hari Anak-anak Sedunia (World Children's Day) yang jatuh pada tanggal 20 November 2002.

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian

Data dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui intrumen kuesioner. Penyebaran kuesioner dilakukan pada outlet-outlet KFC dan McDonald's di Surabaya.

4.2.1. Profil Responden

Berdasarkan hasil isian kuesioner, maka diketahui karakteristik responden yang menjadi sampel di outlet McDonald's dan outlet KFC Jl. Raya Darmo.

(9)

Karakteristik responden diungkapkan dalam penelitian adalah karakteristik demografis yang meliputi: umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan. Profil responden disajikan pada Tabel 4.1, terlihat bahwa karakteristik responden antara McDonald's dan KFC hampir sama.

Tabel 4.1 Profil Responden

No.

1

2 3

4

5

Umur

Jenis Kelamin Pendidikan

Profesi

Penghasil an

Karaktertstik a. < 20 tahun b. 21 -30tahun c. 31 -40tahun d. 4 1 - 5 0 tahun e. > 50 tahun a. Laki-laki b. Perempuan a SMP b. SMU c. Diploma c. Sarjana

d. Pasca Sarjana atau lebih a. Pelajar/Mahasiswa b. Wiraswasta/pengusaha c. Ibu rumah tangga d. Karyawan Pemerintahan c. Swasta/BUMN

a. < Rp 500.000

b. Rp 500.000 - Rp 1.000.000 c. Rp 1.001.000-Rp 1.500.000 d. Rp 1.501.000-Rp 2.000.000 e. >Rp 2.000.000

Responden McDonakl's (Orang)

12 25 21 17 5 43 37 3 36 22 18 1 23 19 25 8 5 1 21 19 15 24

(%) 15,00 31,25 26,25 21,25 6,25 53,75 46,25 3,75 45,00 27,50 22,50 1,25 28,75 23,75 31,25 10,00 6,25 1,25 26,25 23,75 18,75 30,00

Respooden KFC (Orang)

9 26 23 18 4 41 39 0 34 25 20 1 22 23 24 7 4 0 22 18 17 23

(%) 11,25 32,50 28,75 22,50 5,00 51,25 48,75 0,00 42,50 31,25 25,00 1,25 27,50 28,75 30,00 8,75 5,00 0,00 27,50 22,50 21,25 28,75

Sumber: Data primer, diolah

Berdasarkan kelompok umur, jumlah terbanyak yang menjadi responden adalah berumur 21-30 tahun yaitu 25 orang (31,25%) untuk McDonald's dan 26 orang (32,50%) untuk KFC, kemudian berturut-turut umur 31-40 tahun sebanyak 21 orang (26,26%) untuk McDonald's dan 23 (28,75%) untuk KFC, umur 41-50 tahun sebanyak 17 orang (21,25%) untuk McDonald's dan 18 orang (22,50%) untuk KFC, umur sama atau kurang dari 20 tahun sebanyak 12 orang (15,00%) untuk McDonald's dan 9 orang (11,25%) untuk KFC, dan terakhir adalah berumur lebih dari 50 tahun yaitu 5 orang (6,25%) untuk McDonald's dan 4 orang (5,00%) untuk KFC.

(10)

Kelompok responden berdasarkan jenis kelamin, menunjukkan bahwa jumlah terbanyak yang menjadi responden adalah berjenis kelamin laki-laki yaitu

sebanyak 43 orang (53,75%) untuk McDonald's dan 41 orang (51,25%) untuk KFC, kemudian berjenis kelamin perempuan sebanyak 37 orang (46,25%) untuk McDonald's dan 39 orang (48,75%) untuk KFC.

Dilihat dari tingkat pendidikan terakhir, mayoritas responden berpendidikan terakhir SMU, yaitu 36 orang (45,00%) untuk McDonald's dan 34 orang (42,50%) untuk KFC. Urutan berikutnya berpedidikan diploma yaitu 22 orang (27,50%) untuk McDonald's dan 25 orang (31,25%) untuk KFC, kemudian berpendidikan sarjana sebesar 18 orang (22,50%) untuk McDonald's dan 20 orang (25,00%) untuk KFC. Responden yang berpendidikan pasca sarjana antara McDonald's dan KFC adalah sama yaitu 1 orang (1,25%). Responden yang berpendidikan SMP untuk McDonald's adalah sebesar 3 orang (3,75%) sedangkan untuk KFC tidak ada yang berpendidikan terakhir SMP. Karakteristik pendidikan merupakan salah satu variabel demografis yang sangat penting dalam merancang segmentasi pasar dalam rangka penyusunan strategi pemasaran, lebih-lebih bila target pasar adalah konsumen produk dari berbagai strata ekonomi.

Profesi konsumen secara teoritis memiliki hubungan yang linier dengan penghasilan yang akan diterimanya, yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap pola konsumsinya. Ditinjau dari profesinya, mayoritas responden adalah berprofesi sebagai ibu rumah tangga yaitu sebesar 25 orang (31,25%) untuk McDonald's dan 24 orang (30,00%) untuk KFC, berprofesi sebagai pelajar/mahasiswa sebanyak 23 orang (28,75%) dan 22 orang (27,50%) untuk KFC, berprofesi sebagai karyawan pemerintahan atau pegawai negeri yaitu sebesar 8 orang (10,00%) untuk McDonald's dan 7 orang (8,75%) untuk KFC.

Berprofesi sebagai karyawan pada perusahaan swasta/BUMN yaitu sebesar 5 orang (6,25%) untuk McDonald's dan 4 orang (5,00%) untuk KFC.

Ditinjau dari penghasilan, kelompok responden sebagian besar berpenghasilan lebih dari Rp 2.000.000,- yaitu sebesar 24 orang (30,00%) untuk McDonald's dan sebesar 23 orang (28,75%) untuk KFC. Kemudian berpenghasilan antara Rp 500.000,- sampai Rp 1.000.000,- yaitu sebanyak 21

(11)

orang (26,25%) untuk McDonald's dan 22 orang (27,50%) untuk KFC, kelompok responden berpenghasilan Rp 1.001.000,- sampai Rp 1.500.000,- sebanyak 19 orang (23,75%) untuk McDonald's dan sebesar 18 orang (22,50%) untuk KFC, kelompok responden berpenghasilan Rp 1.5001.000,- sampai Rp 2.000.000,- yakni 15 orang (18,75%) untuk Mcdonald's dan 17 orang (21,25%) untuk KFC, dan yang terakhir kelompok responden berpenghasilan kurang dari Rp 5.00.000,- hanya sebesar 1 orang (1,25%) untuk McDonald's dan tidak ada yang berpenghasilan kurang dari Rp 500.000,- untuk KFC.

Berdasarkan uraian profil responden tersebut, maka dapat dikatakan bahwa sasaran utama fast food (McDonald's dan Kentucky Fried Chicken) adalah konsumen yang berumur 20 sampai 50 tahun, berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, berpendidikan SLTA sampai pasca sarjana, berprofesi sebagai pelajar/mahasiswa, wiraswasta, ibu rumah tangga, swasta/BUMN, dan pegawai negeri dengan pendapatan Rp 500.000,- sampai lebih dari Rp 2.000.000,-.

4.2.2. Atribut Produk

Dalam penyebaran kuesioner sedapat mungkin meminimalkan systematic error dan random error dengan memperhatikan situasi dan responden pada saat pengisian kuesioner. Berdasarkan jawaban kuesioner dari 160 orang responden yang menjadi sampel (80 orang responden McDonald's dan KFC) direkap dan disusun dalam bentuk tabel (Lampiran 2 dan Lampiran 3). Berdasarkan nilai-nilai dari lampiran tersebut, maka nilai rata-rata skor untuk masing-masing variabel dapat diketahui dengan menghitung jumlah skor untuk masing-masing variabel dibagi dengan jumlah item pernyataan untuk masing-masing variabel tersebut.

Persepsi konsumen terhadap atribut produk fast food McDonald's dan Kentucky Fried Chicken dapat dilihat dari nilai rata-ratanya. Untuk memberi arti dari nilai rata-rata skor tersebut, maka dibuat kriteria berdasarkan intervalnya. Untuk menentukan interval kelas rata-rata tersebut dipergunakan rumus:

(12)

Nilai maksimum - Nilai minimum 5 - ]

= = 0,80 Jumlah kelas 5

Sehingga diperoleh kriteria dari atribut produk pada atribut value to price relationship (Xi), product quality (X^), product features (X3), reliability (Xt), response to and remedy ofproblems (Xs), sales experience (X(,), dan convenience of acauisition (X?) sebagaimana tercantum pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2

Kriteria Atribut-atribut Produk Variabei

Value to price relationship (X,)

Product qualitv (X2)

Product features (X}) Reliability (Xi) Response to and

remedy of problems (X5) Sales

experience (X^) Convenience of acquisition (Xy)

Intcrval Rata-rata 1,00 <x<; 1,80

Sangat tidak setuju Sangat tidak setuju Sangat tidak setuju Sangat tidak setuju Sangat tidak setuju Sangat tidak setuju Sangat tidak setuju

1,80<X<2,60 Tidak setuju Tidak setuju Tidak setuju Tidak setuju Tidak setuju Tidak setuju Tidak setuju

2,60 < X < 3,40 Biasa-biasa

Biasa-biasa Biasa-biasa Biasa-biasa Biasa-biasa

Biasa-biasa Biasa-biasa

$,40 < X < 4,20 Setuju

Setuju Setuju Setuju Setuju

Setuju Setuju

4,20 < X < 5,00 Sangat setuju Sangat setuju Sangat setuju Sangat setuju Sangat setuju Sangat setuju Sangat setuju Sumber: Lampiran 1 (Kuesioner), diolah

Data pada Lampiran 2 tersebut diolah secara deskripsi dengan menggunakan SPSS (Lampiran 4). Hasil pengolahan data secara deskripsi disajikan pada Tabel 4.3.

(13)

Tabel 4.3

Mean, Standar Deviasi Kualitas Fastfood McDonald's dan KFC

Variabel

Value to price relationship

Value to price relationship produk sesuai dengan kualitas

Value to price relationship produk sama dengan yang ditawaikan fastfood\am Value to price relationship yang ditetapkan mampu mendukung image produk

Product quality Produk selalu fresh (segar) Standar rasa produk sesuai selera

Productfeatures Produk dikemas menarik Cara penyajian produk menarik

Portion size produk yang disajikan tepat Reliability

Menyediakan banyak pilihan menu

Jenis menu (sesuai dengan daftar menu) selalu dapat dilayani (disediakan)

Keandalan dalam penyajian sangat cepat (±

60 detik)

Response to and remedy ofproblems Pramusaji cepat dalam melayani

Pramusaji melayani dengan benar

Pramusaji tanggap dalam setiap ada keluhan Sales experience

Pramusaji dalam menginformasikan produk jelas

Hubungan pribadi antara pramusaji dengan konsumen

Komunikasi pramusaji dengan pelanggan berkaitan dengan pembelian lancar dan ramah

Convenience ofacguisition

Terdapat Drive thru sehingga dapat memudahkan memperoleh produk

Tersedia banyak counter untuk menghindari antrian yang panjang

Lokasi strategis sehingga memudahkan konsumen untuk memperoleh produk

Terdapat area parkir yang memadai

McDonald's Mean

3,6216 3,6250 3,4500 3,7875 3,7313 3,8625 3,6000 3,6710 3,9000 3,7250 3,3875 3,7210 3,9250 3,6375 3,6000 4,1835 4,1875 4,1750 4,1875 4,1544 4,1125 4,1500 4,2000

3,8219 3,9250 3,7750 3,8250 3,7625

Std.

Deviasi 0,7501 0,9053 0,9665 0,8815 0,7670 0,9243 0,8050 0,7804 0,8206 0,9805 0,9345 0,6340 0,7758 0,7994 0,7044 0,5638 0,6578 0,6894 0,6578 0,5251 0,6749 0,5975 0,7008

0,5808 0,7425 0,8711 0,7425 0,7671

KFC Mean

4,0669 4,1250 4,0500 4,0250 3,5938 3,6375 3,5500 3,6880 3,8500 3,3625 3,8500 4,0168 3,9625 4,0000 4,0875 3,7828 3,7750 3,7750 3,8000 3,6086 3,7750 3,3875 3,6625 3,8313 3,6000 3,9000 3,8500 3,9750

Std.

Deviasi 0,6012 0,7356 0,7614 0,7287 0,8572 0,9710 0,9924 0,7740 0,8434 0,7504 1,0076 0,6075 0,7368 0,7463 0,7663 0,5766 0,8416 0,8855 0,7361 0,7113 0,9274 1,0125 0,7621

0,5480 0,8206 0,6675 0,7309 0,7459

Sumber: Data primer, diolah

Pada tabel tersebut terlihat bahwa atribut produk fast food McDonald's dan Kentucky Fried Chicken berbeda baik ditinjau dari atribut value to price

(14)

relationship, product quality, product features, reliability, response to and remedy ofproblems, sales experience, maupun convenience ofacquisition.

a. Atribut produk McDonald's

Atribut produk product fast food McDonald's yang meliputi atribut value toprice relationship, product quality, dan product features. Ditinjau dari atribut value to price relationship fast food McDonald's yang meliputi elemen value to price relationship produk di fast food McDonald's sesuai dengan kualitas, value to price relationship produk di fast food McDonald's sama dengan yang ditawarkan fast food lain, dan value to price relationship yang ditetapkan mampu mendukung image produk fastfood McDonald's diperoleh skor rata-rata total sebesar 3,6216 dan standar deiviasi sebesar 0,7501. Nilai rata-rata skor sebesar 3,6216 menunjukkan bahwa rata-rata responden menilai setuju terhadap kualitas fast food McDonald's ditinjau dari atribut value to price relationship, karena nilai skor rata-rata tersebut terletak pada interval 3,40 < X < 4,20. Dengan kata lain bahwa rata-rata responden sudah merasa puas dengan value to price relationship McDonald's. Standar deviasi variabel value to price relationship sebesar 0,7501 menunjukkan bahwa penyimpangan antara nilai taksir dari variabel value to price relationship yang diamati sebesar 0,7501. Untuk mengetahui lebih rinci elemen-elemen yang membentuk atribut value toprice relationship dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Ditinjau dari atribut product quality fast food McDonald's, yang meliputi elemen prodvkfastfood McDonald's selalu fresh (segar) dan standar rasa produk yang ada di fast food McDonald's sesuai selera diperoleh skor rata-rata sebesar 3,7313 dan standar deviasi sebesar 0,7670. Nilai skor rata-rata sebesar 3,7313 menunjukkan bahwa rata-rata responden menilai setuju dengan pernyataan atribut produk McDonald's ditinjau dari atribut product quality, karena rata-rata skor terletak pada interval 3,40 < X < 4,20. Dengan kata lain bahwa rata-rata responden sudah merasa puas dengan atribut produk McDonald's ditinjau dari atribut product quality produk. Standar deviasi variabel product quality sebesar 0,7670 menunjukkan bahwa penyimpangan

(15)

antara nilai taksir dari variabel produci quality yang diamati sebesar 0,7670.

Secara lebih rinci ditinjau dari elemen-elemen pembentuk product quality secara jelas disajikan pada Tabel 4.3.

Ditinjau dari atribut product features fast food McDonald's, yang meliputi elemen produk Fast food McDonald's dikemas menarik, cara penyajian Produk Fast food McDonald's menarik, dan portion size produk yang disajikan di/a^/oodMcDonald's tepat diperoleh skor rata-rata sebesar 3,6710 dan standar deviasi sebesar 0,7804. Nilai skor rata-rata sebesar 3,6710 menunjukkan bahwa rata-rata responden menilai setuju dengan pernyataan atribut produk McDonald's ditinjau dari atribut product features, karena rata- rata skor terletak pada interval 3,40 < X < 4,20. Dengan kata lain bahwa rata- rata responden sudah merasa puas dengan atribut produk McDonald's ditinjau dari atribut product features. Standar deviasi atribut product features sebesar 0,7804 menunjukkan bahwa penyimpangan antara nilai taksir dari atribut produk features yang diamati sebesar 0,7804. Secara lebih rinci ditinjau dari elemen-elemen pembentuk features secara jelas disajikan pada Tabel 4.3.

Demikian juga untuk mengetahui atribut-atribut produk beserta elemen-elemen yang membentuk atribut tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3.

b. Atribut produk Kentucky Fried Chicken

Atribut produkproductfastfood Kentucky Fried Chicken yang meliputi atribut value to price relationship, product quality dan product features.

Ditinjau dari atribut value to price relationship fast food Kentucky Fried Chicken yang meliputi elemen value to price relationship produk difastfood Kentucky Fried Chicken sesuai dengan kualitas, value to price relationship produk di fast food Kentucky Fried Chicken sama dengan yang ditawarkan fast food lain, dan value to price relationship yang ditetapkan mampu

mendukung image produk fast food Kentucky Fried Chicken diperoleh skor rata-rata total sebesar 4,0669 dan standar deviasi sebesar 0,6012. Nilai rata-rata skor sebesar 4,0669 menunjukkan bahwa rata-rata responden menilai setuju terhadap kuaUtas fastfood KFC ditinjau dari atribut value to price relationship,

(16)

karena nilai skor rata-rata tersebut terletak pada interval 3,40 < X < 4,20.

Dengan kata lain bahwa rata-rata responden sudah merasa puas dengan value to price relationship KFC. Standar deviasi variabel value to price relationship sebesar 0,6012 menunjukkan bahwa penyimpangan antara nilai taksir dari variabel value to price relationship yang diamati sebesar 0,6012. Untuk mengetahui lebih rinci elemen-elemen yang membentuk atribut value to price relationship dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Ditinjau dari atribut product quality fast food Kentucky Fried Chicken , yang meliputi elemen produk fast food Kentucky Fried Chicken selalu fresh (segar) dan standar rasa produk yang ada di fast food KFC sesuai selera diperoleh skor rata-rata sebesar 3,5938 dan standar deviasi sebesar 0,8572.

Nilai skor rata-rata sebesar 3,5938 menunjukkan bahwa rata-rata responden menilai setuju dengan pernyataan atribut produk KFC ditinjau dari atribut product quality, karena rata-rata skor terletak pada interval 3,40 < X < 4,20.

Dengan kata lain bahwa rata-rata responden sudah merasa puas dengan atribut produk KFC ditinjau dari atribut product quality. Standar deviasi variabel product quality sebesar 0,8572 menunjukkan bahwa penyimpangan antara nilai taksir dari variabel product quality yang diamati sebesar 0,8572. Secara lebih rinci ditinjau dari elemen-elemen pembentuk product quality secara jelas disajikan pada Tabel 4.3.

Ditinjau dari atribut product features fast food Kentucky Fried Chicken, yang meliputi elemen produk Fastfood KFC dikemas menarik, cara penyajian Produk Fast food KFC menarik, dan portion size produk yang disajikan di fast food KFC tepat diperoleh skor rata-rata sebesar 3,6880 dan standar deviasi

sebesar 0,7740. Nilai skor rata-rata sebesar 3,6880 menunjukkan bahwa rata- rata responden menilai setuju dengan pernyataan atribut produk KFC ditinjau dari atribut product features, karena rata-rata skor terletak pada interval 3,40 <

X < 4,20. Dengan kata lain bahwa rata-rata responden sudah merasa puas dengan atribut produk Kentucky Fried Chicken ditinjau dari atribut product features. Standar deviasi atribut product features sebesar 0,7740 menunjukkan

(17)

penyimpangan antara nilai taksir dari atribut produk features yang diamati sebesar 0,7740. Secara lebih rinci ditinjau dari elemen-elemen pembentuk product features secara jelas disajikan pada Tabel 4.3. Demikian juga untuk mengetahui atribut-atribut produk beserta elemen-elemen yang membentuk atribut tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3.

4.3. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

Sebelum dilakukan analisis, maka data terlebih dahulu diuji untuk mengetahui sampai sejauh mana alat ukur yang digunakan benar-benar mengukur apa yang ingin diukur (validitas), dan juga sampai sejauh mana suatu hasil dari pengukuran relatif konsisten (reliabilitas). Uji validitas dan reliabilitas alat ukur (kuesioner) perlu dilakukan agar hasil analisis mengenai sasarannya. Hal ini disebabkan data yang diperoleh dari alat ukur (kuesioner) harus benar-benar mampu mengukur atribut produk fast food dan juga hasil dari pengukuran harus relatif konsisten (reliabilitas).

Uji validitas atas item-item pemyataan dalam kuesioner dilakukan dengan jalan menghitung koefisien korelasi dari skor masing-masing item pemyataan dengan skor total. Sedangkan uji reliabilitas alat ukur dilakukan dihitung dengan koefisien alpha. Hasil uji validitas, diketahui dengan membandingkan nilai

koefisien korelasi (validitas) dengan nilai kritis (rtabei) tingkat signifikansi 5%

yaitu 0,220. Suatu pernyataan dianggap valid bila koefisien korelasi (rhhung) lebih besar dari nilai kritis (rtabei), sebaliknya bila koefisien korelasi lebih kecil dari nilai kritis maka pemyataan tersebut dianggap tidak valid. Sedangkan hasil pengujian reliabilitas diketahui dengan membandingkan nilai koefisien reliabilitas (rxx hnung) dengan batas minimal yaitu 0,50. Apabila nilai koefisien reliabilitasnya (rxx huung) lebih besar atau sama dengan 0,50 maka instrumen tersebut reliabel (Fermandes, 1994).

Hasil perhitungan uji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan program SPSS disajikan pada Tabel 4.4. Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas sebagaimana tercantum pada Tabel 4.4 diperoleh nilai koefisien korelasi (ihitung) = 0,5655 sampai 0,8596 untuk item-item pertanyaan yang diajukan

(18)

kepada responden McDonald's dan nilai koefisien korelasi (rhiumg) = 0,2904 sampai 0,7710 untuk item-item pertanyaan yang diajukan kepada responden KFC. Koefisien korelasi dari seluruh item pernyataan lebih besar dari angka kritis (rtabei= 0,220), berarti seluruh pernyataan tersebut adalah valid.

Tabel 4.4

Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

No. lttm

Reliabilitas Validitas

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

Korelasi skor item terhadap skor total

McDonald's 0,9808 0,7577 0,6136 0,7709 0,85%

0,6741 0,7938 0,7031 0,8039 0,7753 0,6664 0,6141 0,8129 0,6832 0,6857 0,7056 0,5655 0,6529 0,6078 0,7397 0,6380 0,6011

KFC 0,9542

0,7223 0,6282 0,6039 0,7626 0,7710 0,7416 0,7667 0,7699 0,6890 0,5802 0,6752 0,3049 0,7241 0,2904 0,7482 0,6317 0,5713 0,6848 0,4332 0,6678 0,6925

rkritis

0,5000 0,220 0,220 0,220 0,220 0,220 0,220 0,220 0,220 0,220 0,220 0,220 0,220 0,220 0,220 0,220 0,220 0,220 0,220 0,220 0,220 0,220 0,220

Kesimputan

Reliabel valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid

Sumber: Lampiran 3

Hasil uji reliabilitas alat ukur diperoleh nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,9808 dan 0,9542 lebih besar daripada 0,50. Berdasarkan hasil pengujian ini dapat disimpulkan bahwa alat ukur yang digunakan dalam penelitian adalah akurat, stabil dan konsisten dalam mengukur apa yang ingin diukur atau alat ukur yang digunakan mempunyai reliabilitas yang tinggi.

(19)

4.4. Pengujian Hipotesis

Untuk membuktikan hipotesis yang menyatakan bahwa apakah terdapat perbedaan antara atribut produk fast food McDonald's dan Kentucky Fried Chicken analisis ANOVA. Untuk mempermudah perhitungan nilai statistik uji dan menghindari kesalahan hitung digunakan program SPSS (Statistical Program for Sosial Science). Hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS

disajikan pada Lampiran.

4.4.1. Perbandingan Atribut Produk Secara Keseluruhan

Dalam membandingkan dua fast food di dasarkan pada tujuh atribut yaitu value to price relationship, product quality, product features, reliability, response to and remedy of problems, sales experience, dan convenience of acquisition digunakan analisis ANOVA. Untuk membandingkan rata-rata ke tujuh atribut pada dua fastfood tersebut digunakan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Perumusan hipotesis statistik:

H0: jai = U2 = 0, berarti tidak terdapat perbedaan yang sifnifikan antara atribut- atribut outlet fast food McDonald's Jl. Raya Darmo dan Kentucky Fried Chicken Jl. Raya Darmo berdasarkan persepsi konsumen.

Hi : u.1 * u.2 •*• 0 berarti terdapat perbedaan yang simifikan antara atribut-atribut outlet fast food McDonald's Jl. Raya Darmo dan Kentucky Fried Chicken Jl.

Raya Darmo berdasarkan persepsi konsumen b. Menentukan nilai Ftabei

Dipilih level of significance (ct) = 5% = 0,05 df. pembilang (dfl) = k -1 = 2 - 1 = 1

df. penyebut (d£2) = N - k = 160 - 2 = 158 Ftabel = 3,84

c. Menghitung nilai F ^ ^

Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan komputer program SPSS diperoleh nilai Fhitung sebesar 0,249

(20)

d. Kriteria uji:

Ho diterima jika F,., < F,, .

J hitung tabel

Ho ditolak jika F... > F,. .

J hitung tabel

e. Hasil pengujian:

Ho diterima, karena Fhitung (0,249) < Ftabei (3,84).

Penerimaan Ho berarti tidak terdapat perbedaan vektor mean pada kedua fastfood menurut persepsi konsumen. Hal ini dapat juga dikatakan bahwa atribut-

atribut produk di dua fastfood yang didasarkan pada tujuh atribut (value to price relationship, product quality, product features, reliability, response to and remedy of problems, sales experience, dan convenience of acquisition) secara bersama- sama tidak terdapat perbedaan yang signifikan atau perbedaannya sangat kecil sehingga dapat diabaikan.

4.4.2. Perbandingan Atribut Value to Price Relationship

Dalam membandingkan atribut di du&fastfood di dasarkan pada atribut value to price relationship digunakan analisis varians satu arah. Untuk membandingkan rata-rata value to price relationship pada dmfastfood tersebut digunakan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Perumusan hipotesis statistik:

H0 : ui = (J2, berarti tidak terdapat perbedaan yang sifnifikan antara atribut value to price relationship di outlet fast food McDonald's Jl. Raya Darmo dan Kentucky Fried Chicken Jl. Raya Darmo berdasarkan persepsi konsumen.

Hi : u,i * H2 berarti terdapat perbedaan yang sifnifikan antara atribut value to price relationship outlet fast food McDonald's Jl. Raya Darmo dan Kentucky

Fried Chicken Jl. Raya Darmo berdasarkan persepsi konsumen b. Menentukan nilai Ftabei

Dipilih level ofsignificance (a) = 5% = 0,05 df. pembilang (dfl) = k - 1 = 2 - 1 = 1

df. penyebut (df2) = N - k = 160 - 2 = 158 Ftabel = 3,84

(21)

c. Menghitung nilai F^.^

Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan komputer program SPSS diperoleh nilai Fhitung sebesar 17,162

Tabel 4.5

Analisis Varians Pada Atribut Value to Price Relationship Sumber

Fastfood Error Total

Df 1 158 159

Sum of Squares 7,930 73,006 80,936

Mean Squares

7,930 0,462

Fhltwig

17,162

Sig

0,000

Sumber: Lampiran 5 d. Kriteria uji:

Ho diterima iika F.. < F.. .

J hitung tabcl

HoditolakjikaFVi > F . .

J hilung tabel

e. Hasil pengujian:

Ho ditolak, karena Fhltung (17,162) > Ftabei (3,84).

Penolakan Ho berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara fast food McDonald's dan Kentucky Fried Chicken ditinjau dari atribut value to price relationship. Probilitas kesalahan dalam penolakan Ho (sig) sebesar 0,0000 yang lebih kecil dari tingkat kesalahan yang ditetapkan (a = 5%). Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa atribut di dua fast food yang didasarkan value to price relationship terdapat perbedaan yang signifikan. Jika di amati lebih dalam pada rata-rata peryataan value to price relationship pada fast food Kentucky Fried Chicken dan McDonald's, makafastfood Kentucky Fried Chicken lebih unggul dengan nilai rata-rata sebesar 4,069 lebih besar dari nilai mean McDonald's yaitu 3,6216. Ini menunjukkan bahwa untuk atribut value to price relationship, fast food Kentucky Fried Chicken dinilai lebih baik dibandingkan McDonald's.

(22)

4.4.3. Perbandingan Atribut Producl (fuality

Dalam membandingkan atribut di duafastfood di dasarkan pada atribut product quality digunakan analisis varians satu arah. Untuk membandingkan rata-

rata product guality pada dua fast food tersebut digunakan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Perumusan hipotesis statistik:

H0: ui = U2 = 0, berarti tidak terdapat perbedaan yang sifnifikan antara atribut product quality di outlet fast food McDonald's Jl. Raya Darmo dan Kentucky Fried Chicken Jl. Raya Darmo berdasarkan persepsi konsumen.

H| : \x\ * |i2 * 0 berarti terdapat perbedaan yang sifnifikan antara atribut product quality outlet fast food McDonald's Jl. Raya Darmo dan Kentucky

Fried Chicken Jl. Raya Darmo berdasarkan persepsi konsumen b. Menentukan nilai Ftabei

Dipilih level of significance (a) = 5% = 0,05 df. pembilang (dfl) = k - 1 = 2 - 1 = 1

df. penyebut (df2) = N - k = 160 - 2 = 158 Ftabel = 3,84

c. Menghitung nilai Fhi|uns

Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan komputer program SPSS diperoleh nilai Fhmmg sebesar 1,243

Tabel 4.6

Analisis Varians Pada Atribut Product Quality Sumber

Fastfood Error Total

Df

1 158 159

Sum of Squares 0,827 105,034 105,861

Mean Squares

0,827 0,665

Fhiluna

1,243

Sig 0,267

Sumber: Lampiran 5 d. Kriteria uji:

Ho diterima iika F, , < F,. .

J hilung tabel

(23)

HoditolakjikaF,,h > F . .

•' hitung tabel

e. Hasil pengujian:

Ho diterima, karena Fhllung (1,243) < Ftabei (3,84).

Penerimaan Ho menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang sifnifikan antara atribut product guality outlet fast food McDonald's Jl. Raya Darmo dan KFC Jl. Raya Darmo berdasarkan persepsi konsumen. Ditinjau dari nilai rata-rata skor (mean) ternyata McDonald's sedikit lebih unggul dibanding KFC dengan nilai mean sebesar 3,73125 untuk McDonald's dan nilai mean sebesar 3,59375 untuk Kentucky Fried Chicken. Perbedaan nilai mean antara kedua fast food ini tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan atau perbedaanya secara statistik tidak bermakna (perbedaan yang kecil).

4.4.4. Perbandingan Atribut Product Features

Dalam membandingkan atribut di duafastfood di dasarkan pada atribut product features digunakan analisis varians satu arah. Untuk membandingkan

rata-rata product features pada dua fastfooJtersebut digunakan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Perumusan hipotesis statistik:

H0 : u,i = u,2 = 0, berarti tidak terdapat perbedaan yang sifnifikan antara atribut product features di outlet fast food McDonald's Jl. Raya Darmo dan Kentucky

Fried Chicken Jl. Raya Darmo berdasarkan persepsi konsumen.

Hi : ui * u^ * 0 berarti terdapat perbedaan yang sifnifikan antara atribut product features di outlet fast food McDonald's Jl. Raya Darmo dan Kentucky

Fried Chicken Jl. Raya Darmo berdasarkan persepsi konsumen b. Menentukan nilai Ftabei

Dipilih level of significance ( a ) = 5% = 0,05 df. pembilang (dfl) = k - 1 = 2 - 1 = 1

df penyebut (df2) = N - k = 160 - 2 = 158 Ftabel = 3,84

(24)

c. Menghitung nilai Fhitun

Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan komputer program SPSS diperoleh nilai Fhimng sebesar 0,019

Tabel 4.7

Analisis Varians Pada Atribut Product Features Sumber

Fastfood Error Total

Df

1 158 159

Sum of Squares 0,01156

95,441 95,453

Mean Squares 0,01156

0,604

Fhitung

0,019

Sig 0,890

Sumber: Lampiran 5 d. Kriteria uji:

Ho diterima jika F.., < F, , .

J hitung tabel

Ho ditolak iika F.., > F,, .

J hitung tabel

e. Hasil pengujian:

Ho diterima, karena Fnitung (0,019) < Ftabei (3,84).

Penerimaan Ho berarti tidak terdapat perbedaan yang sifhifikan antara atribut product features di outlet fast food McDonald's Jl. Raya Darmo dan Kentucky Fried Chicken Jl. Raya Darmo. Ditinjau dari nilai rata-rata skor (mean) ternyata Kentucky Fried Chicken sedikit lebih unggul dibanding McDonald's dengan nilai mean sebesar 3,6710 untuk McDonald's dan nilai mean sebesar 3,6880 untuk Kentucky Fried Chicken. Perbedaan nilai mean antara keduayos/

food ini tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan atau perbedaanya secara statistik tidak bermakna (perbedaan yang kecil).

4.4.5. Perbandingan Atribut Reliability

Dalam membandingkan dua fast food di dasarkan pada atribut reliability digunakan analisis varians satu arah. Untuk membandingkan nilai rata-rata reliability dua /i/stf /ooaftersebut digunakan langkah-langkah sebagai berikut.

(25)

a. Perumusan hipotesis statistik:

H0: ui = u2 = 0, berarti tidak terdapat perbedaan yang sifhifikan antara atribut reliability di outlet fast food McDonald's 31. RayaDarmo dan Kentucky Fried Chicken Jl. Raya Darmo berdasarkan persepsi konsumen.

Hi : ui 9t u2 * 0 berarti terdapat perbedaan yang sifnifikan antara atribut reliability di outlet fast food McDonald's Jl. Raya Darmo dan Kentucky Fried Chicken Jl. Raya Darmo berdasarkan persepsi konsumen.

b. Menentukan nilai Ftabei

Dipilih level of significance (a) = 5% = 0,05 df. pembilang (dfl) = k -1 = 2 - 1 = 1 df penyebut (df2) = N - k = 160 - 2 = 158 Ftabel = 3,84

c. Menghitung nilai Fhjlun

Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan komputer program SPSS diperoleh nilai Fhitung sebesar 9,076.

Tabel 4.8

Analisis Varians Pada Atribut Reliability Sumber

Fastfood Error Total

Df

1 158 159

Sum of Squares

3,499 60,905 64,404

Mean Squares

3,499 0,385

* hituitg

9,076

Sig

0,003

Sumber: Lampiran 5 d. Kriteria uji:

Ho diterima jika F. .„ < F,. .

J hitung tabel

Ho ditolak jika F.., > F,, .

J nilung tabel

e. Hasil pengujian:

Ho ditolak, karena FhitUng (9,076) > Ftabei (3,84).

Penolakan Ho berarti berarti terdapat perbedaan yang sifnifikan antara atribut reliability di outlet fast food McDonald's Jl. Raya Darmo dan Kentucky

(26)

Fried Chicken Jl. Raya Darmo berdasarkan persepsi konsumen. Ditinjau dari nilai rata-rata skor (mean) ternyata Kentucky Fried Chicken lebih unggul dibanding McDonald's dengan nilai mean sebesar 3,7210 untuk McDonald's dan nilai mean sebesar 4,01675 untuk Kentucky Fried Chicken. Perbedaan nilai mean antara kedua fast food ini menunjukkan perbedaan yang signifikan atau perbedaanya secara statistik bermakna (tidak dapat diabaikan).

4.4.6. Perbandingan Atribut Response to and Remedy of Problems

Dalam membandingkan duafastfood di dasarkan pada atribut response to and remedy of problems digunakan analisis varians satu arah. Untuk membandingkan nilai rata-rata response to and remedy ofproblems pada dua. fast food tersebut digunakan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Perumusan hipotesis statistik:

H0: ni = u,2 = 0, berarti tidak terdapat perbedaan yang sifnifikan antara atribut response to and remedy of problems di outlet fast food McDonald's Jl. Raya Darmo dan Kentucky Fried Chicken Jl. Raya Darmo berdasarkan persepsi konsumen.

Hi : ui * H2 * 0 berarti terdapat perbedaan yang sifnifikan antara atribut response to and remedy of problems di outlet fast food McDonald's Jl. Raya Darmo dan Kentucky Fried Chicken Jl. Raya Darmo berdasarkan persepsi konsumen.

b. Menentukan nilai Ftabei

Dipilih level of significance (a) = 5% = 0,05 df pembilang (dfl) = k - 1 = 2 - 1 = 1

df penyebut (df2) = N - k = 160 - 2 = 158 Ftabel = 3,84

c. Menghitung nilai F ^ ^

Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan komputer program SPSS diperoleh nilai Fhnung sebesar 19,755.

(27)

Tabel 4.9

Analisis Varians Pada Atribut Response to andRemedy ofProblems Sumber

Fastfood Error Total

Df

1 158 159

Sum of Squares 6,424 51,380 57,804

Mean Squares

6,424 0,325

fhitune

19,755

Sig

0,000

Sumber: Lampiran 5 d. Kriteria uji:

Ho diterima jika F... < F . ,

J hitung tabel

HoditolakjikaF.., > F

J hitung tabel

e. Hasil pengujian:

Ho ditolak, karena Fhitung (19,755) > Ftabe, (3,84).

Penolakan Ho berarti berarti terdapat perbedaan yang sifnifikan antara atribut response to and remedy of problems di outlet fast food McDonald's Jl.

Raya Darmo dan Kentucky Fried Chicken Jl. Raya Darmo berdasarkan persepsi konsumen. Ditinjau dari nilai rata-rata skor (mean) ternyata MeDonald's lebih unggul dibanding KFC dengan nilai mean sebesar 4,1835 untuk McDonald's dan nilai mean sebesar 3,78275 untuk Kentucky Fried Chicken. Perbedaan nilai mean antara kedua fast food ini menunjukkan perbedaan yang signifikan atau perbedaanya secara statistik bermakna.

4.4.7. Perbandingan Atribut Sales Experience

Dalam membandingkan dua fast food di dasarkan pada atribut sales experience digunakan analisis varians satu arah. Untuk membandingkan rata-rata sales experience pada dua fast food tersebut digunakan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Perumusan hipotesis statistik:

H0: \\.\ = p-2 = 0, berarti tidak terdapat perbedaan yang sifnifikan antara atribut sales experience di outlet fast food McDonald's Jl. Raya Darmo dan KFC Jl.

Raya Darmo berdasarkan persepsi konsumen.

(28)

Hi : ui * p.2 * 0 berarti terdapat perbedaan yang sifhifikan antara atribut sales experience di outlet fast food McDonald's Jl. Raya Darmo dan KFC Jl. Raya Darmo berdasarkan persepsi konsumen.

b. Menentukan nilai Ftabei

Dipilih level of significance (a) = 5% = 0,05 df. pembilang (dfl) - k -1 = 2 - 1 = 1

df. penyebut (df2) = N - k = 160 - 2 = 158 Ftabel = 3,84

c. Menghitung nilai Fhi(ung

Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan komputer program SPSS diperoleh nilai Fwtung sebesar 30,483.

TabeU.lO

Analisis Varians Pada Atribut Sales Experience Sumber

Fastfood Error Total

Df 1 158 159

Sum of Squares

11,914 61,752 73,666

Mean Squares

11,914 0,391

Fhitung

30,483

Sig

0,000

Sumber: Lampiran 5 d. Kriteria uji:

Ho diterima jika F.., < F,. ,

J nitung label

Ho ditolak iika F,., > F,, ,

J nitung tabel

e. Hasil pengujian:

Ho ditolak, karena Fwuing (30,483) > F,abei (3,84).

Penolakan Ho berarti berarti terdapat perbedaan yang sifnifikan antara atribut sales experience di outletfastfood McDonsAd's Jl. Raya Darmo dan KFC Jl.

Raya Darmo berdasarkan persepsi konsumen. Ditinjau dari nilai rata-rata skor (mean) ternyata McDonald's lebih unggul dibanding KFC dengan nilai mean sebesar 4,15437 untuk McDonald's dan nilai mean sebesar 3,60863 untuk KFC.

(29)

Perbedaan nilai mean antara kedua fast food ini menunjukkan perbedaan yang signifikan atau perbedaanya secara statistik bermakna.

4.4.8. Perbandingan Atribut Convenience ofAcquisition

Dalam membandingkan dua fastfood di dasarkan pada atribut convenience of acquisition digunakan analisis varians satu arah. Untuk membandingkan rata- rata convenience of acquisition dua fast food tersebut digunakan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Perumusan hipotesis statistik:

Ho : |ii = U2 = 0, berarti tidak terdapat perbedaan yang sifnifikan antara atribut convenience of acquisition di outlet fast food McDonald's Jl. Raya Darmo dan KFC Jl. Raya Darmo berdasarkan persepsi konsumen.

Hi : ni * \i2 * 0 berarti terdapat perbedaan yang sifnifikan antara atribut convenience of acquisition di outlet fast food McDonald's Jl. Raya Darmo dan KFC Jl. Raya Darmo berdasarkan persepsi konsumen

b. Menentukan nilai Ftabei

Dipilih level of significance (ct) = 5% = 0,05 df. pembilang (dfl) = k - 1 = 2 - 1 = 1

df. penyebut (df2) = N - k = 160 - 2 = 158 Ftabel = 3,84

c. Menghitung nilai Fhi(un

Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan komputer program SPSS diperoleh nilai FhUUng sebesar 0,011

Tabel4.ll

Analisis Varians Pada Atribut Convenience ofAcquisition Sumber

Fastfood Error Total

Df

1 158 159

Sum of Squares 0,003516

50,371 50,375

Mean Squares 0,003516

0,319

« hitung

0,011

Sig 0,916

Sumber: Lampiran 5

(30)

d. Kriteria uji:

Ho diterima iika F,., < F,. ,

J hitung tabel

Ho ditolak iika F,., > F,, ,

J nitung tabel

e. Hasil pengujian:

Ho diterima, karena Fhltung (0,011) < Ftabei (3,84).

Penerimaan Ho menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang sifhifikan antara atribut convenience of acquisition fast food McDonald's Jl. Raya Darmo dan KFC Jl. Raya Darmo berdasarkan persepsi konsumen. Ditinjau dari nilai rata-rata skor (mean) temyata KFC sedikit lebih unggul dibanding McDonald's dengan nilai mean sebesar 3,82187 untuk McDonald's dan nilai mean sebesar 3,83125 untuk KFC. Perbedaan nilai mean antara kedua/oy//bo^ini tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan atau perbedaanya secara statistik tidak bermakna (perbedaan yang kecil).

4.5. Pembahasan

Keunggulan dan kelemahan dari masing-masing7a.s'//oo</dapat dilihat dari nilai mean. Nilai mean suatu atribut produk pada suatu jdsifood yang lebih tinggi dibanding nilai mean suatu atribut produk pada fast food lain, berarti fast food tersebut lebih unggul. Hasil analisis dan pengujian hipotesis secara keseluruhan menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan (Ho diterima). Hal ini menunjukkan bahwa atribut produk secara keseluruhan di du&fast food tidak terdapat perbedaan yang signifikan atau perbedaannya sangat kecil sehingga dapat diabaikan, yaitu hanya berbeda sebesar 3,84312 -3,79863 = 0,04449.

Namun jika dilihat dari setiap atribut produk belum tentuk tidak terdapat perbedaanya yang signifikan, karena masing-masing kedua fast food tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan. Untuk mengetahui perbedaan kedua fast food tersebut dilakukan analisis per atribut secara terpisah. Hasil Analisis dan

pengujian hipotesis dapat dijelaskan sebagai berikut:

(31)

a. Perbedaan pada atribut value toprice relationship

Dilihat dari niiai rata-rata skor pada atribut value to price relationship, nilai rata-rata skor Kentucky Fried Chicken (= 4,06688) lebih besar dari nilai rata-rata skor McDonald's (= 3,62163). Hal ini menunjukkan bahwa fast food Kentucky Fried Chicken ditinjau dari atribut value to price relationship lebih baik daripada McDonald's. Perbedaan atribut value to price relationship tersebut, berdasarkan pengujian statistik dengan uji F beda pada taraf uji 5%

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara fast food Kentucky Fried Chicken dan McDonald's ditinjau dari atribut value to price relationship.

Implikasi dari hasil analisis dan pengujian ini, hendaknya dipakai sebagai pertimbangan bagi Kentucky Fried Chicken untuk mempertahankan atribut value to price relationship dan sebagai masukan bagi McDonald's dalam meningkatkan kinerja atribut value to price relationship agar sesuai dengan keinginan konsumen.

b. Perbedaan pada atribut product quality

Atribut produk fast food McDonald's dan Kentucky Fried Chicken dilihat dari nilai rata-rata skor product guality menunjukkan perbedaan yang kecil, nilai rata-rata skor produk McDonald's (= 3,73125) lebih besar dari nilai rata-rata skor produk Kentucky Fried Chicken (= 3,59375). Hal ini menunjukkan bahwa atribut produk fast food McDonald's ditinjau dari atribut product guality sedikit lebih unggul dibanding dengan Kentucky Fried

Chicken.

Perbedaan atribut product quality ini, berdasarkan pengujian statistik dengan uji F pada taraf uji 5% menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara atribut produk fast food McDonald's dan Kentucky Fried Chicken ditinjau dari atribut product quality. Hal ini mencerminkan bahwa atribut product quality antara McDonald's dan Kentucky Fried Chicken terdapat perbedaan yang sangat kecil atau perbedaan tersebut dapat diabaikan.

Implikasi dari hasil pengujian ini, hendaknya dipakai sebagai pertimbangan

(32)

bagi McDonald's dan Kentucky Fried Chicken untuk meningkatkan kinerja atribut product gualty sehingga semakin mampu memenuhi keinginan konsumen.

c. Perbedaan pada atribut product features

Atribut produk fast food McDonald's dan Kentucky Fried Chicken dilihat dari nilai rata-rata skor product features menunjukkan perbedaan yang kecil, nilai rata-rata skor produk McDonald's (= 3,6710) lebih kecil dari nilai rata-rata skor produk Kentucky Fried Chicken (= 3,6860). Hal ini menunjukkan bahwa atribut produk fast food Kentucky Fried Chicken ditinjau dari atribut product features sedikit lebih unggul dibanding dengan McDonald's.

Perbedaan atribut product features ini, berdasarkan pengujian statistik dengan uji F pada taraf uji 5% menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara atribut produk fast food McDonald's dan Kentucky Fried Chicken ditinjau dari atribut product features. Hal ini mencerminkan bahwa atribut product features antara Kentucky Fried Chicken dan McDonald's terdapat perbedaan yang sangat kecil atau perbedaan tersebut dapat diabaikan.

Implikasi dari hasil pengujian ini, hendaknya dipakai sebagai pertimbangan bagi McDonald's dan Kentucky Fried Chicken untuk meningkatkan kinerja atribut product features sehingga semakin mampu memenuhi keinginan konsumen.

d. Perbedaan pada atribut reliability

Atribut produk fast food McDonald's dan Kentucky Fried Chicken dilihat dari nilai rata-rata skor pada atribut reliability menunjukkan perbedaan, nilai rata-rata skor produk McDonald's (= 3,7210) lebih kecil dari nilai rata- rata skor produk Kentucky Fried Chicken (= 4,01675). Hal ini menunjukkan bahwa atribut produk fast food Kentucky Fried Chicken ditinjau dari atribut reliability lebih unggul dibanding dengan kualitas McDonald's.

Perbedaan atribut reliability ini, berdasarkan pengujian statistik dengan uji F pada taraf uji 5% menunjukkan terdapat perbedaan yang

(33)

signifikan antara atribut produk fast food McDonald's dan Kentucky Fried Chicken ditinjau dari atribut reliability. Hal ini mencerminkan bahwa atribut reliability antara Kentucky Fried Chicken dan McDonald's terdapat perbedaan yang bermakna atau perbedaan tersebut tidak dapat diabaikan. Implikasi dari hasil pengujian ini, hendaknya dipakai sebagai pertimbangan bagi McDonald's untuk meningkatkan kinerja atribut reliability, sedangkan bagi Kentucky Fried Chicken dapat dipakai sebagai informasi untuk mempertahankan kinerja reliability.

e. Perbedaan pada atribut response to and remedy of problems

Atribut produk fast food McDonald's dan Kentucky Fried Chicken dilihat dari nilai rata-rata skor pada atribut response to and remedy of problems menunjukkan perbedaan, nilai rata-rata skor produk McDonald's (= 4,1835) lebih besar dari nilai rata-rata skor produk Kentucky Fried Chicken (=

3,78275). Hal ini menunjukkan bahwa atribut produk fast food McDonald's ditinjau dari atribut response to and remedy of problems lebih unggul dibanding dengan kualitas Kentucky Fried Chicken.

Perbedaan atribut response to and remedy ofproblems ini, berdasarkan pengujian statistik dengan uji F pada taraf uji 5% menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara arribut produk f'ast food McDonald's dan Kentucky Fried Chicken ditinjau dari atribut response to and remedy of problems. Hal ini mencerminkan bahwa atribut response to and remedy of problems antara Kentucky Fried Chicken dan McDonald's terdapat perbedaan yang bermakna atau perbedaan tersebut tidak dapat diabaikan. lmplikasi dari hasil pengujian ini, hendaknya dipakai sebagai pertimbangan bagi McDonald's untuk mempertahankan kinerja atribut response to and remedy of problems, sedangkan bagi Kentucky Fried Chicken dapat dipakai sebagai informasi untuk meningkatkan kinerja response to and remedy ofproblems.

Gambar

Tabel 4.1  Profil Responden  No.  1  2  3  4  5  Umur Jenis  Kelamin  Pendidikan Profesi Penghasil  an  Karaktertstik a

Referensi

Dokumen terkait

Alat penilaian yang digunakan adalah Rapid Land-Tenure Assessment (RaTA), Analisis Gaya Bersengketa (AGATA) dan sistem Database Konlik SDA (Huma-win). WG-Tenure bekerja sama

[r]

Tugas sekretaris dan bendahara ini, sejalan dengan yang disebutkan Manurung (dalam Satriyani, 2009), yakni tugas yang sangat lekat sekali dengan menulis

Pada keadaan infeksi yang berat, jamur semakin sulit ditemukan, sebaliknya bakteri semakin mudah ditemukan, sehingga diperlukan pemeriksaan kultur jamur dan juga

Malaysian palm oil futures fell for a fifth consecutive day on Friday evening, hitting a fresh five- month low as the market was weighed down by concerns over high stockpiles in

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah indeks komposit Dow Jones Industrial Average (DJIA), London Stock Exchange (FTSE 100), Nikkei 225, Kuala Lumpur Stock

Rekonfigurasi jaringan distribusi yaitu mengatur ulang konfigurasi jaringan dengan jalan membuka dan menutup switch yang terdapat pada jaringan distribusi untuk mengurangi rugi

flourescens P60 terhadap mutu patologis benih menunjukkan bahwa persentase serangan patogen tular-benih tidak berbeda nyata dengan persentase serangan patogen tular-benihpada