• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo General Electric Company. (Sumber :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo General Electric Company. (Sumber :"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Penelitian menggunakan General Electric Company sebagai objek penelitian. Objek penelitian akan dibahas lebih lanjut untuk memberikan gambaran umum yang lebih jelas.

1.1.1 Sejarah Perusahaan

General Electric (GE) Company adalah sebuah perusahaan multinasional teknologi dan jasa yang bergerak di berbagai bidang industri seperti aircraft engines, power generation, financial services, medical imaging, dan television programming, berpusat di Amerika Serikat. Sebagai perusahaan multinasional GE memiliki anak perusahaan yang tersebar di 160 negara dengan jumlah karyawan 304.000 orang pada Desember 2009.

Gambar 1.1

Logo General Electric Company

(2)

2 1.1.2 Visi GE

We bring good things to life

1.1.3 Struktur Organisasi

GE memiliki organization chart yang terstruktur dengan baik. Dimana masing-masing bidang usaha memiliki CEO yang bertanggung jawab atas operasional bidang usaha tersebut. Pada Gambar 1.2 dapat dilihat organization chart GE per tahun 2011.

Gambar 1.2

GE Company Organization Chart

(3)

3 1.1.4 Lingkup Bidang Usaha

Grup Bisnis GE memiliki empat divisi yaitu :

a. GE Energy (Digital Energy, Electical Distribution, Energy, Oil & Gas, Sensing & Inspection, Water & Process Technologies)

b. GE Technology Infrastructure (Aviation, Healthcare, Transportation)

c. GE Capital (Commercial Lending & Leasing, Consumer Financing, Energy Financial Services, GE Capital Aviation Services, Real Estate Financing, Worldwide GE Capital Locations)

d. GE Home & Business Solutions (Appliances, Consumer Electronics, Intelligent Platform, Lighting)

1.1.5 GE dan Six Sigma

Six Sigma merupakan suatu cara untuk mengukur kemungkinan perusahaan dapat membuat atau menghasilkan berbagai jumlah unit yang ditentukan dari suatu produk atau jasa dengan jumlah cacat nol (zero defects) dan dilakukan secara berkesinambungan. Proses Six Sigma adalah proses yang hanya menghasilkan 3.4 DPMO (defect permillion opportunity). Tingkat cacat yang rendah ini dihasilkan dari proses pendekatan masalah secara statistik serta problem solving tools yang tepat sehingga dapat mengurangi variasi dari proses.

GE memutuskan untuk mengadopsi Six Sigma sebagai salah satu upaya perusahaan untuk mencapai perusahaan dengan kualitas yang sempurna (excellence). Elemen kunci kualitas GE adalah : konsumen (customer), proses (process), dan karyawan (employee) dan menerapkannya pada semua kegiatan perusahaan dalam mencapai customer solution yang lebih baik dan lebih cepat ke depannya.

(4)

4 1.2 Latar Belakang Penelitian

Di era globalisasi yang sangat kompetitif perusahaan harus berupaya menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi, misalnya tuntutan terhadap kualitas, ketatnya persaingan antar produk sejenis, dan selera masyarakat yang berubah secara dinamis. Perubahan-perubahan tersebut menjadikan kualitas sebagai salah satu faktor penting dalam mempertahankan kepuasan dan loyalitas konsumen. Perusahaan pun memerlukan manajemen kualitas yang lebih baik dalam mengelola dan memperbaiki proses bisnisnya agar pemanfaatan sumber daya yang dimiliki perusahaan menjadi efisien (Damayanti, 2006:1).

Pengelolaan sumber daya yang efisien dapat menggambarkan kinerja perusahaan secara umum dimana indikator kinerja perusahaan dapat dilihat dari kinerja keuangannya (financial performance). Analisis laporan keuangan kemudian dilakukan sebagai alat bantu analisis dalam mengukur financial performance perusahaan. Analisis laporan keuangan menggambarkan posisi keuangan perusahaan sehingga membantu manajemen dalam menetapkan kebijakan yang dianggap perlu di masa yang akan datang. Selain itu, analisis laporan keuangan juga membantu manajemen dalam mengevaluasi hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu (Praytino, 2010:8). Evaluasi hasil operasi tersebut kemudian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode manajemen kualitas yang tepat.

Pengukuran kinerja dilakukan perusahaan dengan tujuan mengevaluasi kebijakan-kebijakan yang diambil agar sesuai dengan visi dan misi perusahaan (Hutabarat, 2007:214). Begitu pula dengan kebijakan manajemen kualitas, perlu dievaluasi terlebih dahulu agar metode manajemen kualitas yang dipilih sesuai dengan sasaran dan tujuan perusahaan. Metode manajemen kualitas sendiri mengalami perkembangan dari masa ke masa sehingga ada banyak pilihan metode manajemen kualitas yang dapat digunakan saat ini. Metode-metode manajemen kualitas tersebut diantaranya

(5)

5

ISO, QFD (Quality Function Development), Zero Defect Progress, PDCA (Plan, Do, Check, Act), Quality Circle, Taguchi Methods, Just-in-Time, Lean Manufacturing, Toyota Production System, TQM (Total Quality Management), CI (Continous Improvement), Kaizen, BPR (Business Process Reengineering) dan Six Sigma (Latief & Utami, 2009:68). Kesemua metode manajemen kualitas di atas berusaha untuk meminimalkan produk gagal melalui peningkatan kualitas produk dan peningkatan kualitas proses.

Saat ini metode manajemen kualitas yang banyak digunakan adalah Six Sigma. Six Sigma merupakan sebuah metodologi terstruktur untuk memperbaiki proses yang difokuskan pada usaha mengurangi variasi proses (proses variance) sekaligus mengurangi cacat dengan menggunakan statistik dan problem solving tools secara intensif (Pepper & Spedding, 2009:142). Pada implementasinya Six Sigma mengedepankan konsumen (customer-focused) serta menggunakan fakta dan data untuk mendapatkan solusi-solusi yang lebih baik. Customer-focused ini adalah pendekatan terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga memberikan solusi yang lebih baik dalam mencapai customer satisfaction. Hal ini yang menjadi perbedaan utama Six Sigma dibandingkan metode manajemen kualitas yang lain. Perbaikan proses untuk mencapai customer satisfaction dilakukan secara berkesinambungan pada Six Sigma. Proses perbaikan tersebut dikerjakan oleh tim khusus yang dikenal dengan agen Six Sigma. Agen Six Sigma menangani prosedur pemecahan masalah dengan menggunakan teknik-teknik yang terintegrasi dalam suatu kerangka kerja yang senantiasa berlangsung secara terus menerus dalam perusahaan yaitu DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control). Hal-hal tersebut mendukung kemampuan Six Sigma dalam menyelesaikan masalah pada cakupan yang lebih luas dibandingkan dengan alat manajemen kualitas lainnya, yaitu mencakup manufacturing areas, material facility, accounting area, marketing, R&D sales, purchasing, serta

(6)

6

transactional areas, dan juga bersifat generik, yaitu mampu diterapkan di berbagai jenis bisnis, baik itu manufaktur maupun jasa (Setyawan, 2010:8).

Six Sigma sendiri yang pertama kali diimplementasikan oleh Motorola telah membantu menghemat sebesar US$15 milyar pada periode 10 tahun pertama pengimplementasian Six Sigma di Motorola. Dupont mengalami penghematan biaya lebih dari US$1.6 milyar dari implementasi Six Sigma pada empat tahun pertama (Srinivasu, 2010:15). Implementasi Six Sigma pada awalnya diperkenalkan pada perusahaan manufaktur, seperti Motorola dan General Electric, yang kemudian secara bertahap mulai diimplementasikan juga pada sektor bisnis lain seperti perbankan, hotel, rumah sakit, migas, dan sektor lainnya (Vanany, 2007:27). Contoh perusahaan lain yang telah berhasil mengimplementasikan Six Sigma antara lain IBM, Honeywell, Dupont, Nokia, LG Group, Samsung, American Express, Eastman Kodak, PT. Bakrie & Brothers, PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, dan hampir sepertiga organisasi Fortune 500 telah memulai Six Sigma dengan tujuan pengendalian biaya dan meningkatkan kualitas (Setyawan, 2010:7). Hal ini membuktikan bahwa Six Sigma memiliki tingkat keberhasilan pengimplementasian di beragam jenis perusahaan dan memberikan manfaat cost savings bagi perusahaan yang mengimplementasikannya.

Salah satu perusahaan yang telah lama mengimplementasikan Six Sigma sebagai solusi perbaikan kualitas produk maupun proses pada perusahaannya adalah General Electric Company (GE). Pada tahun 1998, GE sukses mengimplementasikan Six Sigma dan menjadi salah satu pelopor perkembangan Six Sigma sebagai solusi manajemen kualitas perusahaan-perusahaan di seluruh dunia. Perusahaan yang telah lama mengimplementasikan Six Sigma berarti telah menerapkan konsep Six Sigma secara menyeluruh pada tiap aspek bisnis perusahaan. Implementasi secara menyeluruh ini akan memudahkan peneliti dalam menganalisis dampak Six Sigma terhadap kinerja perusahaan. GE menggunakan filosofi Six Sigma pada

(7)

7

aspek-aspek perusahaan secara menyeluruh untuk keperluan manajemen dalam memperbaiki proses bisnis perusahaan secara berkesinambungan. Perbaikan proses bisnis ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk dan berorientasi terhadap ekspektasi pelanggan yang merupakan salah satu pandangan perusahaan yang sejalan dengan prinsip Six Sigma (Jantika, 2009:7). GE digunakan sebagai objek penelitian dimana perusahaan ini mewakili tujuan peneliti untuk meneliti perusahaan yang telah cukup lama mengimplementasikan Six Sigma. Peneliti ingin mengetahui perbandingan financial performance perusahaan pada saat sebelum Six Sigma diimplementasikan dengan kondisi financial performance sesudah implementasi Six Sigma.

Berdasarkan uraian tersebut maka judul skripsi yang dipilih adalah “ANALISIS IMPLEMENTASI SIX SIGMA BERDASARKAN FINANCIAL PERFORMANCE PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA ANNUAL REPORT GENERAL ELECTRIC COMPANY PERIODE 1993-2003)”.

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang sebelumnya peneliti mencoba merumuskan beberapa masalah :

1. Bagaimanakah cara kerja, pembagian tanggung jawab, dan jadwal dari implementasi Six Sigma pada General Electric Company?

2. Bagaimanakah financial performance General Electric Company? 3. Apakah terdapat perbedaan financial performance sesudah implementasi

(8)

8 1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maksud dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data dan informasi yang bertujuan:

1. Mengetahui cara kerja, pembagian tanggung jawab, dan jadwal dari implementasi Six Sigma pada General Electric Company.

2. Mengetahui financial performance pada General Electric Company. 3. Mengetahui apakah terdapat perbedaan financial performance sesudah

implementasi Six Sigma pada General Electric Company.

1.5 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak.

a. Aspek Teoritis

1. Bagi para akademisi, terutama di lingkungan perguruan tinggi, peneliti berharap penelitian ini dapat dijadikan sumber inspirasi ataupun referensi untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai manajemen kualitas terutama metode Six Sigma yang masih jarang diimplementasikan di Indonesia.

2. Bagi peneliti, dapat menambah pengetahuan khususnya bidang ilmu manajemen kualitas serta melatih peneliti untuk dapat menerapkan teori-teori yang diperoleh dari perkuliahan maupun studi pustaka.

b. Aspek Praktis

1. Bagi para pelaku Six Sigma , hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan bagi para pelaku Six Sigma dalam mendalami dan mengaplikasikan pengetahuan dan keahlian dalam pengembangan proyek-proyek Six Sigma.

(9)

9

2. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan referensi untuk penelitian selanjutnya serta menambah pengetahuan di bidang manajemen kualitas khususnya metode Six Sigma.

1.6 Sistematika Penelitian Tugas Akhir

Dalam Penelitian ini digunakan sistematika penelitian sebagai gambaran umum tentang penelitian yang dilakukan.

BAB I : PENDAHULUAN

Gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, serta sistematika penelitian tugas akhir.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN

Tinjauan pustaka penelitian, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian, dan ruang lingkup penelitian. BAB III : METODE PENELITIAN

Menegaskan pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat menjawab atau menjelaskan masalah penelitian.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian dan pembahasannya yang diuraikan secara kronologis dan sistematis sesuai dengan perumusan masalah serta tujuan penelitian.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan akhir dari analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya serta saran – saran yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan.

Referensi

Dokumen terkait

Faktor-faktor lain yang mempengaruhi suatu proses belajar mengajar di fakultas kedokteran juga harus mejadi perhatian bagi mahasiswa dan dosen untuk mencapai

Menggunakan Metode Latihan Siswa Kelas III Sekolah Dasar Negeri 9 Pedamaran, yang di tulis oleh Jauhari tahun 2013. Berdarkan hasil penelitian tindakan kelas di

Dari hasil uji homogenitas uranium di dalam meat bahan bakar dengan muatan uranium 4,80 g/cm3 yang menggunakan undakan balok AIMgSi1 standar (kode X), diperoleh

Larva udang galah GIMacro II memiliki kemampuan untuk dapat bertahan hidup pada lingkungan media payau, namun setiap organisme akuatik memiliki kendala yang sama yaitu upaya

Pada Tabel 4.17 dapat di analisis bahwa cluster 1 yang memiliki nilai input terbesar adalah nilai input 1 pada lokasi 1, berarti kriteria cluster satu adalah cluster penduduk

Produk inovasi atau invensi yang dimaksud tidak harus selalu berbentuk benda atau perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas

7) Kepada Masyarakat Kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner sehingga skripsi ini bisa selesai. 8) Kepada

Nasi ini digunakan untuk selamatan. Nasi gurih dengan bahan cair santan, ditambah bumbu-bumbu dan dikukus. Nasi ini dihidangkan dengan berbagai macam lauk pauk. Lauk pauk yang