iv
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP MASYARAKAT ADAT DI KECAMATAN MEMBALONG BELITUNG ATAS TANAH HUTAN YANG DIKUASAI OLEH PARA PENGUSAHA PERKEBUNAN DIHUBUNGKAN
DENGAN PERATURAN PERUNDANG–UNDANGAN TERKAIT ABSTRAK
Pada Tahun 2006, disejumlah tanah hutan di Membalong Belitung terjadi sengketa antara masyarakat adat dan pihak pengusaha perkebunan. Dalam hal ini terhadap Masyarakat adat di Desa Tanjung Rusa yang terletak di Dusun Nyurun Kecamatan Membalong Belitung. Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Nomor : 590/02008/KEP/I/2007 Tentang Pemberian Izin Lokasi pembangunan perkebunan kelapa sawit, pihak perusahaan telah mendapat izin oleh Pemerintah terhadap tanah negara bebas dan tanah hutan masyarakat adat setempat, tetapi pihak perusahaan perkebunan tidak memenuhi ketentuan yang tercantum dalam Surat Keputusan tersebut, yang sampai saat ini belum dipenuhi oleh pihak perusahaan perkebunan tersebut. Peneliti tertarik meneliti permasalahan tersebut untuk dapat mengkaji perlindungan hukum dan upaya hukum terhadap masyarakat adat Dusun Nyurun di Desa Tanjung Rusa tersebut.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pendekatan yuridis normatif dengan spesifikasi penelitian berupa deskriptif analitis melalui penelitian kepustakaan dengan menggunakan studi dokumen dari Perpustakaan Hukum UNPAD, Perpustakaan umum Kabupaten Belitung serta penelitian lapangan dengan menggunakan studi wawancara yang dilakukan di Kecamatan Membalong Belitung Desa Tanjung Rusa Dusun Nyurun, sedangkan metode yang digunakan untuk menganalisis adalah metode yuridis kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Kecamatan Membalong Belitung, Desa Tanjung Rusa terdapat 3 (tiga) Dusun, yaitu Dusun Nyurun, Dusun Batang, dan Dusun Sabong. Didusun tersebut, terdapat Tanah Negara Bebas dan Tanah Hutan Masyarakat adat, oleh pihak perusahaan digunakan untuk lahan perkebunan, yang hingga saat ini belum memenuhi ketentuan Surat Keputusan Bupati bahwa terhadap tanah negara bebas, pihak perusahaan wajib memberikan bantuan kepada Desa, sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat setempat. Dalam hal ini perlu di
judicial review atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang