• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI DI DESA BERO KECAMATAN TRUCUK KABUPATEN KLATEN Kesiapsiagaan Masyarakat Menghadapi Bencana Gempa Bumi Di Desa Bero Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan Masyarakat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI DI DESA BERO KECAMATAN TRUCUK KABUPATEN KLATEN Kesiapsiagaan Masyarakat Menghadapi Bencana Gempa Bumi Di Desa Bero Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan Masyarakat."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI DI DESA BERO KECAMATAN TRUCUK KABUPATEN KLATEN

DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN MASYARAKAT

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1

Program Studi Pendidikan Geografi

Diajukan Oleh: SRI WINARNI A 610 090 076

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI DI DESA BERO KECAMATAN TRUCUK KABUPATEN KLATEN

DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN MASYARAKAT

Sri Winarni. A 610 090 076. Program Studi Pendidikan Geografi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana gempa bumi ditinjau dari tingkat pendidikan dan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana gempa bumi secara keseluruhan. Variabel yang digunakan adalah kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana gempa bumi. Populasi yang digunakan adalah masyarakat Desa Bero Kecamatan Trucuk Kabupeten Klaten. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 93 responden dengan teknik Non Probability Sampling yaitu simple random sampling. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif.

Hasil Tingkat kesiapsiagaan masyarakat dengan pendidikan tidak Tamat SD adalah sangat siap dengan indek sebesar 81.8. Tingkat kesiapsiagaan masyarakat dengan pendidikan Tamat SD adalah siap dengan indek skor 78. Tingkat kesiapsiagaan masyarakat dengan pendidikan SMP adalah siap dengan indek sebesar 77. Tingkat kesiapsiagaan masyarakat dengan pendidikan SMA adalah sangat siap dengan indek sebesar 79. Tingkat kesiapsiagaan masyarakat dengan pendidikan Perguruan Tinggi adalah sangat siap dengan indek 85. Kesiapsiagaan keseluruhan masyarakat desa Bero adalah sangat siap dengan skor 79.56 .

(5)

1 A. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan Negara yang rentan mengalami bencana gempa bumi. Frekuensi bencana gempa bumi yang terjadi tidaklah sedikit hampir semua daerah di Indonesia rentan akan bencana gempa bumi. Gempa bumi di Indonesia terkadang menimbulkan kerusakan dan kerugian yang cukup tinggi.

Sabtu 27 mei 2006 tepat pukul 05.55 WIB gempa dengan kekuatan 5,9 SR melanda Yogyakarta dan sekitarnya. Getaran ikut dirakasan oleh sebagian masyarakat Jawa Tengah salah satunya di masyarakat Desa Bero Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten. Desa Bero yang berada di Kecamatan Trucuk ini pada kejadian gempa bumi 27 mei 2006 mengalami kerusakan hunian di semua tempat mencapai 80 . Jumlah kerusakan mencapai 427, rusak sedang 14, rusak berat 655, dan tempat ibadah rusak berat mencapai 7. Korban jiwa dalam bencana ini mencapai 6 orang meninggal dunia dan 58 orang luka-luka.

Tujuan yang ingin dicapai adalah mendiskripsikan kesiapsiagaan masyarakat Desa Bero Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten terhadap bencana gempa bumi ditinjau dari tingkat pendidikan dan mendiskripsikan kesiapsiagaan masyarakat Desa Bero Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten terhadap bencana gempa bumi. B. METODE PENELITIAN

Menurut Sugiyono (2008) “metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

tujuan dan kegunaan tertentu”. Dalam

(6)

2 Kabupaten Klaten yang diperoleh dari perhitungan dengan menggunakan rumus slovin.

Teknik pengumpulan data yang digunakan angket dan dokumentasi. Dalam memperoleh data mengunakan 4 parameter yaitu pengetahuan, kesiapsiagaan/ tanggap darurat, sistem peringatan dini, dan mobilitas sumberdaya. Parameter tersebut akan digunakan sebagai pedoman dalam pembuatan pertanyaan. Keempat parameter tersebut kemudian ditarik kesimpulannya dan akan didapatkan suatu hasil yang selanjutnya dapat dikategorikan masyarakat ke dalam kategori-kategori yang sudah ditentukan. Untuk menentukan tingkat kesiapsiagaan masyarakat digunakan rumus sebagai berikut:

Indeks =

x 100

Menurut Jan Sopaheluwakan, dkk (2006) tingkat kesiapsiagaan masyarakat dapat dikategorikan menjadi lima diantaranya:

Tabel.1. Indek Parameter Kesiapsiagaan Bencana

No Nilai indeks Kategori 1. 80 – 100 Sangat siap 2. 65 – 79 Siap 3. 55 – 64 Hampir siap 4. 40 – 54 Kurang siap 5. Kurang dari 40 (0

– 39)

Belum siap

Sumber : LIPI – UNESCO/ISDR,2006

Teknik analisis data mengunakan teknik analisis deskriptif. Menurut Sugiyono (2004) Analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana gempa bumi ditinjau dari pendidikan masyarakat

a. Tidak Tamat SD

Tabel.2. Kesiapsiagaan Masyarakat ditinjau dari Tingkat Pendidikan Tidak Tamat SD No Frekuensi Persentase Kategori 1. 7 63.6 Sangat siap 2. 4 36.4 Siap

Sumber. Data kuesioner penelitian 2013

(7)

3 7 orang dan 4 orang dikategorikan sebagai masyarakat yang hampir siap dengan bencana gempa bumi. Total dari 11 orang dengan pendidikan terakhir tidak tamat SD adalah sangat siap dengan skor indek 81.8.

b. Responden pendidikan SD (Sekolah Dasar)

Tabel.3. Kesiapsiagaan Masyarakat ditinjau dari Tingkat Pendidikan SD

No Frekuensi Persentase Kategori

1. 5 35.7 Siap

2. 7 50 Sangat siap 3. 2 14.3 Hampir siap

Sumber. Data kuesioner penelitian 2013

7 orang masyarakat dikategorikan sangat siap. 5 orang masyarakat dikategorikan kedalam masyarakat siap dengan bencana gempa bumi. 2 orang masyarakat termasuk dalam kategorikan sebagai masyarakat yang hampir siap menghadapi bencana gempa bumi. Total dari 14 responden dengan tingkat pendidikan SD (sekolah dasar) adalah masyarakat tersebut tergolong dalam kategori siap menghadapi bencana gempa bumi dengan indek skor 78.

c. Responden pendidikan SMP

Tabel.4. Kesiapsiagaan Masyarakat ditinjau dari Tingkat Pendidikan SMP

N o

Kategori Frekuensi Persentase

1 Hampir siap 2 9.1

2 Siap 10 45.5

3 Sangat siap 10 45.5

Sumber. Data kuesioner penelitian 2013

2 orang masyarakat termasuk dalam kategori hampir siap dan 10 orang masyarakat termasuk dalam siap. Masyarakat dengan kategori Sangat siap menghadapi bencana gempa bumi terdiri dari 10 orang. Total responden yang berpendidikan terakhir SMP adalah siap menghadapi bencana gempa bumi dengn indek sebesar 77.

d. Responden pendidikan SMA

Tabel.5. Kesiapsiagaan Masyarakat ditinjau dari Tingkat Pendidikan SMA

No Kategori Frekuensi Presentase

1 Siap 10 27.8

2 Sangat Siap 20 57.1 3 Hampir Siap 5 13.9 Sumber. Data kuesioner penelitian 2013

(8)

4 bumi. Total dari responden pendidikan terakhir SMA dengan responden sebanyak 36 orang adalah sangat siap dengan indek sebesar 79.

e. Responden Pendidikan Perguruan Tinggi

Tabel.6. Kesiapsiagaan Masyarakat ditinjau dari

Tingkat Pendidikan Perguruan Tinggi

No Kategori Frekuensi Presentase

1 Siap 3 72.7

2 Sangat Siap 8 27.3

Sumber. Data kuesioner penelitian 2013

Tabel 5 diatas menunjukan bahwa masyarakat Desa Bero termasuk dalam kategori yang siap ada 3 orang dan 8 sangat siap menghadapi bencana gempa bumi. Total keseluruhan responden dengan pendidikan perguruan tinggi adalah sangat siap dengan indek 85.

2. Hasil Kesiapsiagaan Masyarakat Menghadapi Bencana Gempa Bumi secara Keseluruhan

Tabel.7. Tingkat Kesiapsiagaan Responden Keseluruhan

N o

Nilai Indek

Kategori Jumlah Responden

Persent ase 1. 80 –

100

Sangat siap

52 55.9 2. 65 –

79

Siap 32 34.4 3. 55 –

64

Hampir siap

9 9.7

4. 40 – Kurang 0 0

54 siap 5. 40 (0

– 39)

Belum siap

0 0

Sumber. Data primer kuesioner penelitian 2013

93 responden tersebut maka di dapatkan hasil bahwa 52 responden termasuk dalam kategori masyarakat yang sangat siap. 32 responden tersebut dapat dikategorikan dalam masyarakat yang siap akan bencana gempa bumi. 9 responden termasuk dalam kategori masyarakat yang hampir siap dengan bencana gempa bumi. Dan dari keseluruhan dengan skor total 79.56 maka dapat disimpulkan bahwa mayarakat Desa Bero Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten dapat dikategorikan dalam masyarakat yang sangat siap dengan adanya bencana gempa bumi.

D. KESIMPULAN

1. kesiapsiagaan masyarakat Desa Bero Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten terhadap bencana gempa bumi ditinjau dari tingkat pendidikan adalah:

(9)

5 b. Tingkat kesiapsiagaan masyarakat

dengan pendidikan Tamat SD dengan 14 responden adalah siap menghadapi bencana gempa bumi dengan indek skor 78.

c. Tingkat kesiapsiagaan masyarakat dengan pendidikan SMP dengan 22 responden adalah siap menghadapi bencana gempa bumi dengn indek sebesar 77.

d. Tingkat kesiapsiagaan masyarakat dengan pendidikan SMA 35 adalah sangat siap dengan indek sebesar 79. e. Tingkat kesiapsiagaan masyarakat

dengan pendidikan Perguruan Tinggi yang terdiri 11 responden adalah sangat siap dengan indek 85.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Badan nasional penanggulangan bencana (BNPB). 2011. Indeks kerawanan bencana indonesia. Jakarta.

Cristanto, Joko. 2011. Gempa bumi, kerusakan lingkungan, kebijakan dan strategi pengelolaan. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta

Jan Sopaheluwakan, dkk. 2006. Kajian Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Mengantisipasi Bencana Gempa Bumi & Tsunami

Pribadi S. Krishna, dkk. 2008. Buku Pegangan Guru: Pendidikan Siaga Bencana. Bandung. Pusat Mitigasi Bencana- ITB

Nugroho, Cahyo. 2007. Kajian Kesiapsiagaan Masyarakat dalam Mengantisipasi Bencana Gempa Bumi dan Tsunami Di Nias Selatan. MPBI

Satkorlak Kab. Klaten dan Posko Pramuka Peduli Bencana Gempa Klaten

Referensi

Dokumen terkait

Fakta ini sesuai dengan pendapat Yusuda in Suwandi (1978) bahwa secara umum, kelompok udang muda banyak terdapat di daerah payau de kat pantai, sedangkan kelompok

serta tes kognitif untuk mengetahui prestasi belajar sejarah siswa. Dari hasil penelitian tindakan kelas variabel sikap nasionalisme dan prestasi belajar sejarah

Sel leukosit pada landak Jawa dapat dibedakan menjadi dua yaitu sel leukosit yang memiliki granul (neutrofil, eosinofil, dan basofil) dan sel leukosit yang tidak

Untuk mendeskripsikan ciri-ciri implementasi pendidikan karakter dalam tari Reog melalui ekstrakurikuler tari Reog Ponorogo pada siswa SDN Duwet Kecamatan

Berdasarkan uraian di atas, maka judul yang dipilih dalam penelitian ini adalah "penerapan model pembelajaran kooperatif STAD dengan media video compact disk

of making financial reports. The learning model requires the availability of an accurate guideline to the education and training program concerned so that at the time

Hal ini dikarenakan sebesar 65% petani yang bersedia menggunakan pupuk organik memiliki tingkat pendidikan sampai tamat SD (lampiran 7). Variabel luas lahan garapan juga

Dari hasil simulasi yang dilakukan menunjukkan bahwa efek tempo yang ditandai dengan adanya peningkatan rata-rata umur melahirkan dan efek kuantum yang ditunjukkan dengan