• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Gempabumi Di Desa Puluhan Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten Jawa Tengah.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Gempabumi Di Desa Puluhan Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten Jawa Tengah."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya memlalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat (Mungin eddy wibowo). Pendidikan telah menjadikan manusia yang awalnya tidak mengerti akan suatu hal, menjadi mengerti dalam suatu hal tersebut. Pendidikan merupakan faktor utama menjadi kunci untuk kesiapsiagaan.

Kesiapsiagaan merupakan salah satu bagian dari proses manajemen bencana dan didalam konsep pengelolaan bencana yang berkembang saat ini, peningkatan kesiapsiagaan merupakan salah satu elemen penting dari kegiatan pengurangan risiko bencana yang bersifat pro-aktif, sebelum terjadinya suatu bencana (LIPI – UNESCO/ISDR, 2006:6)”.

Menurut Maclver, J.L. Gillin, dan J.P. Gillin dalam Moenandar Soelaeman ,(2009:122) menjelaskan masyarakat adalah adanya saling bergaul dan interaksi kerena mempunyai nilai-nilai, norma-norma, cara-cara, dan prosedur yang merupakan kebutuhan bersama sehingga masyarakat merupakan kesatua hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu system adat-istiadat tertentu, yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama.

(2)

faktor alam, atau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, maupun dampak psikologis (BNPB, 2006). Bencana terbagi menjadi 3 macam yaitu: bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial. Salah satu contoh bencana alam adalah gempa bumi. Bencana gempa bumi merupakan bencana yang terjadi karena adanya tabrakan antar lempeng yang mengakibatkan adanya guncangan dipermukaan bumi. Terjadinya bencana gempa bumi dapat merugikan manusia baik secara fisik maupun secara material. Kerugian fisik misalnya adalah banyaknya korban jiwa yang meninggal karena tertimpa reruntuhan bangunan. Sedangkan kerugian material misalnya banyak rumah/bangunan yang roboh sehingga banyak warga yang tidak lagi memiliki rumah. Selain itu banyak fasilitas umum yang rusak karena terjadinya gempa bumi.

Kabupaten Klaten merupakan daerah rawan bencana gempa bumi. Berdasarkan data BNPB tahun 2011 dalam kategori Indeks Rawan Bencana Single

Hazard Kabupaten/Kota, Klaten menempati rangking 2 tingkat nasional. Kabupaten

(3)

Salah satu Kecamatan yang terkena dampak dari bencana gempa bumi tanggal 27 Mei 2006 adalah Kecamatan Trucuk. Terdapat banyak korban yang mengungsi dalam kejadian tersebut. Banyak pula rumah yang mengalami kerusakan ada juga rumah yang roboh, bahkan ada korban jiwa saat gempa itu terjadi.

Desa Puluhan adalah desa yang terkena dampak gempa bumi pada tahun 2006. Dalam desa puluhan terdapat delapan dusun, menurut informsi warga setempat, dari delapan dusun di desa Puluhan terdapat tiga dusun yang diklasifikasikan parah, yaitu dusun: 1. Karangkulon 2. Babat 3. Karangturi. Banyak warga yang mengungsi, banyak yg luka – luka akibat terkena reruntuhan bangunan, banyak rumah / bangunan mengalami rusak berat, rusak ringan, bahkan banyak rumah yang roboh. Berdasarakn orientasi dilapangan, kepanikan sanagat dirasakan oleh masyarakat. Hal tersebut dikarenakan kurangya pengetahuan masyarakan mengenai mitigasi bencana gempa bumi dan kurangya kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana tersbut. Mengenai hal ini kesiapsiagaan masyarakat sangat dibutuhkan untuk meminimalisir adanya banyak korban. Masyarakat adalah suatu struktur atau aksi yang pada pokoknya ditentukan oleh harapan dan nilai-nilai yang dominan pada warganya. Kesiapsiagaan dalam menghadapi gempa bumi akan lebih berguna bangi masyarakat untuk mengurangi resiko – resiko yang di akibatkan oleh gempa bumi.

(4)

Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi Di Desa Puluhan Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diidentifikasikan berbagai masalah, yaitu:

1. Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap kesiapsiagaan menghadapi bencana gempa bumi.

2. Kesiapsiagaan masyarakat dalam membantu pengurangan resiko gempa masih rendah.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang disebutkan diatas, mengingat keterbatasan kemampuan, waktu, dan biaya maka penelitian ini dibatasi pada permasalahan sebagai berikut:

1. Penelitian mengenai kesiapsiagaan masyarakat hanya dilakukan di Desa Puluhan Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten dengan sampel tiga dusun yaitu: 1. Dusun Karangkulon, 2. Dusun Babat, 3. Dusun Karangturi.

(5)

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan rumusan dan pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana tingkat kesiapsiagaan masyarakat Desa Puluhan Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten dalam menghadapi bencana Gempa Bumi ?

2. Bagaimana kesiapsiagaan masyarakat Desa Puluhan Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten dalam menghadapi bencana gempa bumi bedasarkan tingkat pendidikannya ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui tingkat kesiapsiagaan masyarakat Desa Puluhan Kecamatan Trucuk

Kabupaten Klaten dalam menghadapi bencana Gempa Bumi.

2. Mengetahui kesiapsiagaan masyarakat Desa Puluhan Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten dalam menghadapi bencana gempa bumi berdasarkan tingkat pendidikanya.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung antara lain:

1. Manfaat Teoritis

(6)

pengetahuan penegtahuan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana gempa bumi.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

Penelitian ini sangat bermanfaat sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai kesiasiagaan untuk mengurangi resiko bencana pada masyarakat, selain itu penelitian ini juga bermanfaat sebagai syarat untuk meraih gelar kesarjanaan Strata 1 pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Muhammadiyah Surakarta.

b. Bagi Masyarakat

Bagi masyarakat Desa Puluhan sebagai bahan pertimbangan dan reverensi dalam kesiapsiagaan bencana, kususnya dalam menghadapi bencana gempa bumi.

c. Bagi Pemerintah

(7)

!

Kebonarum Klaten Utara

Kalikotes Klaten Selatan

Klaten Tengah

Rawa Jombor

445000 460000 475000

9

SKALA : 1: 230000

Proyeksi : Transverse Mercator Grid Koordinat : Universal Transverse Mercator Zona : 49 South

Datum : WGS - 1984

Laut Jawa

Jawa Barat Jawa Timur

111°40'0"

Sumber :

1. Peta Rupa Bumi Indonesia Skala 1 : 25000 Badan Informasi Geospasial

2. BPBD Klaten

Disusun Oleh : Ali Ufron (A610100017) Program Studi Pendidikan Geografi

2

U

Gambar : 1.1 Peta Gempa 27 Mei 2006 Kabupaten Klaten

7

Samudra Hindia Legenda

Jalan Arteri/Utama

Jalan Kereta Api

Jalan Kolektor

Sungai Data Meninggal

! ! Batas Kabupaten

! ! ! ! ! ! Batas Kecamatan

KAB. BOYOLALI

D.I YOGYAKARTA

Referensi

Dokumen terkait

Bertolak dari permasalahan di atas maka sangat diperlukan penelitian dengan judul: Pengaruh motivasi berprestasi, kecakapan berkomunikasi dan relasi sosial terhadap

serta tes kognitif untuk mengetahui prestasi belajar sejarah siswa. Dari hasil penelitian tindakan kelas variabel sikap nasionalisme dan prestasi belajar sejarah

Untuk mendeskripsikan ciri-ciri implementasi pendidikan karakter dalam tari Reog melalui ekstrakurikuler tari Reog Ponorogo pada siswa SDN Duwet Kecamatan

Berdasarkan uraian di atas, maka judul yang dipilih dalam penelitian ini adalah "penerapan model pembelajaran kooperatif STAD dengan media video compact disk

of making financial reports. The learning model requires the availability of an accurate guideline to the education and training program concerned so that at the time

Hal ini dikarenakan sebesar 65% petani yang bersedia menggunakan pupuk organik memiliki tingkat pendidikan sampai tamat SD (lampiran 7). Variabel luas lahan garapan juga

[r]

(2011) menemukan bahwa peningkatan jumlah pestisida kimia yang digunakan petani kentang Dataran Tinggi Dieng mencapai 15 liter/ha/tahun untuk pestisida cair dan 13 kg/ha/tahun