PEMBUATAN KULCAPI KARYA BAPAK PAUZI GINTI NG
DI DESA HULU KECAMATAN PANCUR BATU
KABUPATEN DELI SERDANG :
KAJIAN ORGANOLOGI
S KRIPS I
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-syarat Memperoleh Gelar S arjana Pendidikan
Oleh :
Irmayanti Br. Sembiring NIM. 061222510024
JURUSAN SENI MUSIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSI TAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
IRMAYANTI BR. S EMBIRING NIM. 061222510024. Pembuatan Kulcapi Karya Bapak Pauzi Ginting di Desa Hulu Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang : Kajian Organologi. Fakultas Bahasa dan Seni. Program S eni Musik Universitas Negeri Medan 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pembuatan Kulcapi Karya Bapak Pauzi Ginting di desa Hulu Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ; Kajian Organologi.
Dalam penelitian ini didiukung oleh teori-teori yang bertujuan, agar hasil dari suatu studi kepustakaan yang saling berhubungan (relevan) terhadap pokok permasalahn yang hendak diteliti. Adapun teori yang digunakan yaitu, pembuatan, kulcapi, karya, organologi, sejarah, biograi, proses, teknik, bentuk, ukuran.
M etode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah pengrajin yang membuat instrument kulcapi dan seniman-seniman sebagai pengguna kulcapi. Sampel dalam penelitian ini adalah pengrajin instrument musik kulcapi karya Bapak Pauzi Ginting sebagai pengrajin kulcapi, yang bertempat tinggal di Desa Hulu kota Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, studi kepustakaan, wawancara, dan dokumentasi. Wawancara dilakukan terhadap beberapa pengrajin kulcapi yang dapat di jadikan sebagai informan yang memiliki keterampilan membuat kulcapai. Seluruh data di kumpulkan dan dianalisis untuk menjawab seluruh pertanyaan penelitian.
DAFTAR ISI
ABS TRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR IS I... v
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. Pembatasan Masalah ... 4
D. Perumusan Masalah ... 4
E. Tujuan Penelitian... 5
F. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II LANDAS AN TEORITIS DAN KERANGKA KONS EPTUAL 7 A. Landasan Teoritis... 7
a. Pengertian Pembuatan ... 7
b. Pengertian Kulcapi ... 8
c. Pengertian Karya ... 8
d. Teori Organologi ... 8
e. Pengertian Sejarah ... 10
f. Pengertian Biografi... 10
g. Pengertian Teknik... 11
h. Pengertian Bentuk ... 11
j. Pengertian Ukuran ... 12
B. Kerangka Konseptual... 12
BAB III METODOLOGI PEN ELITIAN ... 15
A. Metode Penelitian... 15
B. Lokasi dan Waktu penelitian ... 16
C. Populasi dan S ampel ... 16
a. Populasi ... 16
b. Sampel ... 17
D. Teknik Pengumpulan Data... 17
a. Observasi... 17
b. Studi Kepustakaan... 18
c. Wawancara ... 19
d. Dokumentasi... 19
E. Teknik Analisa Data ... 20
BAB IV HAS IL PENELITIAN ... 22
A. Seni Musik Karo... 22
B. Peranan Kulcapi dalam Masyarakat Karo dan Ansambel Karo... 24
C. Sejarah kulcapi... 28
F. Bentuk dan Ukuran Kulcapi... 45
G. Kajian Organologi ... 48
BAB V KES IMPULAN DAN S ARAN ... 49
A. Kesimpulan ... 49
B. S aran... 50
BAB V
KESI MPULAN DAN SARAN
A. KES IMPULAN
Dari uraian hasil penelitian dan pembahasan dapat di tarik beberapa kesimpulan, antara lain:
Sejarah kulcapi diambil dari sebuah lagu yang bercerita tentang salah satu cerita rakyat seperti, pengereng biang sipitu yang cempang milik seorang warga di sebuah desa yang bekerja sebagai pemburu.
Di desa terdapat seorang pembuat kulcapi yang bernama Bapak Pauzi Ginting. Beliau melestarikan alat musik tradisional kulcapi yaitu lewat usahanya sebagai pengrajin kulcapi. Bapal Pauzi Ginting dilahirkan di Kabanjahe 16 Februari 1973 dari pasangan Bapak Jamole Ginting dan Ibu Salamah Br.Karo telah menikah dengan Ibu Sri kartika fuji Br.Tarigan di karuniai 4 orang anak. Beliau tamat sekolah SM A pada tahun 1985, sejak tahun 19985 memulai karirnya sebagai pengerajin kulcapi sampai sekarang.
Dalam proses dan teknik pembuatan kulcapi memerlukan beberapa tahap antara lain pemilihan bahan dasar kayu. Untuk membuat kulcapi memerlukan bahan/kayu yang berkualitas bagus, antara lain adalah memilih (a) kayu juhar, kayu nangka, (b) penebangan, (c)pemotongan, (d)penentuan ukuran kulcapi,(e)pembentukan kulcapi,(f) pembentukan lubang resonator dan kotak
nada pada kulxapi, (i) pembuatan lubang untuk tali penyangga, (j) pembuatan kuis-kuis, (k) pengecatan.
Bentuk dan ukuran kulcapi yang dibuat oleh bapak Pauzi Ginting memiliki bentuk dan ukuran yang sama dengan kulcapi pada umunya yaitu berbentuk lute berukuran panjang 85 cm berdiameter 6 cm. Perbedaan kulcapi yang dibuat oleh bapak Pauzi Ginting memiliki banyak ukiran-ukiran atau ornament Karo yang bervariasi.
B. S ARAN
Dari beberapa point kesimpulan tersebut diatas dapat ditarik beberapa saran sebagai berikut:
1. Perlunya dilakukan regenerasi alat musik tradisional Karo kepada generasi muda sebagai wujud dari kecintaan terhadap tradisi seni budaya, sehingga diharapkan keberadaan alat musik tradisisonal tetap lestari dan diminati oleh masyarakat.
2. Perlunya pemeliharaan hutan supaya masyarakat atau pihak manapun tidak menebangi pohon yang bisa digunakan sebagai bahan mentah untuk pembuatan kulcapi.
3. Perlunya pelestarian instrument kulcapi sudah hampir punah.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah Karo adalah salah satu Kabupaten yang ada di Propinsi Sumatera
Utara Indonesia, yang memiliki berbagai ragam kebudayaan yang unik. Setiap
etnis di sumatera Utara memiliki budaya dan kesenian yang berbeda dengan etnis
lainnya. Demikian pula dengan masyarakat Karo yang memiliki kebudayaan yang
secara turun temurun diwariskan dari nenek moyangnya yang di sampaikan secara
lisan maupun tulisan agar kebudayaan yang mereka wariskan kepada anak
cucunya tidak hilang dan tetap dapat melestarikan kebudayaan yang telah di
wariskan.
Kabupaten Karo mempunyai beberapa kesenian tradisional di antaranya
adalah seni sastra, seni musik, seni suara, seni tari, seni pahat (ukir), dan seni
drama. M usik Tradisional Karo adalah hasil dari kebudayaan Karo, sistem
kepercayaan, sebagai mata pencarian dan sekaligus sebagai hiburan bagi kaum
muda ataupun masyarakat karo itu sendiri. Suku karo memiliki berbagai alat
musik tradisional baik itu alat musik tiup, petik maupun di gesek yang bisa
dimainkan secara tunggal (solo) maupun bersamaan atau ansamble, adapun alat
musik karo adalah seperti Kulcapi, Balobat, Surdam, Keteng-Keteng, Murbab, Saruune, Gendang Singindungi, Gendang Singanaki, Penganak dan Gung, yang biasa digunakan masyarakat Karo untuk menari, menyanyi, dan sebagai acara
Pada masa sekarang ini peranan musik tradisional semakin berkembang,
ini terlihat dari penggunaan alat musik, kulcapi sebagai alat musik petik dapat digunakan dan difungsikan dalam berbagai hal. Kulcapi perlu dilestarikan untuk menjaga kelestarian instrument kulcapi itu sendiri.
Di dalam penelitian ini penulis ingin menelusuri bagaimana pembuatan
alat musik tradisional kulcapi, dimana kulcapi ini merupakan salah satu bagian penting dari musik yang digunakan masyarakat karo. Kulcapi dapat di gunakan sebagai alat musik tunggal maupun ansambel. Berdasarkan observasi peranan
kulcapi pada masyarakat karo dapat menceritakan suatu serita-cerita rayat seperti cerita pengajak kuda sitajur, ceria perkatimung beru tarigan, tangis-tangis seberaya, tangis-tangis Guru dan beberapa ceritah lainnya.
M asing-masing cerita tersebut dimainkan melalui melodi kulcapi. Kulcapi
biasanya diiringi alat musik keteng-keteng dan mangkuk putih. Bahan utama untuk membuat kulcapi adalah kayu juhar, kayu nangka dan kayu lancing. Cara memainkan kulcapi secara umum dipetik seperti memainkan guitar dengan posisi tangan kanan memangku ujung alat musik kulcapi sekaligus jari tangan kanan memegang kuis-kuis. Kuis-kuis adalah alat petik yang terbuat dari kayu atau kadang-kadang dari tanduk binatang digunakan sebagai pemetik senar kulcapi.
Pada Kecamatan Pancur Batu ada terdapat seorang pembuat kulcapi yang bernama Bapak Pauzi Ginting, salah satu masyarakat Karo yang masih
melestarikan alat musik tradsional Karo. Kulcapi yang dibuat oleh Bapak Pauzi Ginting tergolong baik, yang sering digunakan oleh seniman-seniman di kota
M elihat fenomena yang terdapat pada uraian di atas, penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul “Pembuatan Kulcapi Karya Bapak Pauzi
Ginting Di Desa Hulu Kecamatan Pancur Batu Kabuatens Deli Serdang :
Kajian Organologi”.
B. Identifikasi Masalah
Untuk penelitian lebih terarah serta cakupan masalah tidak terlalu luas
umumnya peneliti mengadakan identifikasi masalah. Hal ini sependapat dengan
Sukamadinata (2008 : 310) mengatakan bahwa :
“Identifikasi masalah merupakan mendaftar, mencatat masalah-masalah penting dan mendesak yang dihadapi dalam suatu bidang atau sub bidang keahlian atau profesi tertentu untuk kemudian dipilih satu yang dijadikan fokus atau masalah penelitian”.
Dari latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas, maka dapat
diidentifikasikan beberapa masalah yaitu :
1. Bagaimana keberadaan alat musik Kulcapi dalam khasanah musik
tradisional etnik Karo?
2. Bagaimana sejarah alat musik Kulcapi?
3. Bagaimana biografi Bapak Pauzi Ginting sebagai pembuat alat musik
Kulcapi?
4. Bagaimana proses dan teknik pembuatan alat musik Kulcapi karya Bapak
Pauzi Ginting?
C. Pembatasan Masalah
Untuk mempermudah pemecahan masalah yang dihadapi dalam penelitian
ini. Berikut ini penulis membatasi beberapa masalah yakni :
1. Bagaimana sejarah alat musik Kulcapi?
2. Bagaimana biografi Bapak Pauzi Ginting sebagai pembuatan alat musik
Kulcapi?
3. Bagaimana proses dan teknik pembuatan alat musik Kulcapi karya Bapak
Pauzi Ginting?
4. Bagaimana bentuk dan ukuran alat musik Kulcapi buatan Bapak Pauzi Ginting?
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan suatu titik fokus dari sebuah penelitian yang
hendak dilakukan, mengingat penelitan meruapakan upaya untuk menemukan
jawaban pada setiap pertanyaan. M aka dari itu perlu dirumuskan dengan baik,
sehingga dapat mendukung untuk menemukan jawaban pada pertanyaan.
Uraian di atas sejalan dengan pendapat M aryeani (2005 : 14), yang
mengatakan bahwa :
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi, dan pembatasan
masalah, maka permasalahan diatas dapat dirumuskan sebagai berikut :
“Bagaimana Kulcapi Karya Bapak Pauzi Ginting, Sejarah, Biografi, proses
dan teknik pembuatan serta bentuk dan ukuran Kulcapi”?
E. Tujuan Penelitian
Sukmadinata (2008 : 301) mengatakan bahwa “Tujuan merupakan sasaran
yang akan di capai atau dihasilkan oleh penelitian, dapat dirumuskan dalam
bentuk hasil atau proses.”
Setiap kegiatan penelitian tertentu berorientasi kepada tujuan karena
dengan mengetahui tujuan arah dari penelitian itu akan jelas. Adapun yang
menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah alat musik Kulcapi?
2. Untuk mengetahui biografi Bapak Pauzi Ginting sebagai pembuat alat
musik Kulcapi?
3. Untuk mengetahui proses dan teknik pembuatan alat musik Kulcapi karya Bapak Pauzi Ginting.
4. Untuk mengetahui bentuk dan ukuran alat musik Kulcapi buatan Bapak Pauzi Ginting.
F. Manfaata Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan diatas sebelumnya
penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berguna bagi berbagai
1. Sebagai salah satu upaya pemeliharaan atau pelestarian musik daerah
sebagai bahan dari kebudayaan Nasional.
2. Sebagai salah satu motivasi untuk generasi penerus yang ingin
melestarikan alat musik Kulcapi pada masyarakat Karo.
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1. Instrumen Gendang Telu Sendalanen ... 25
Gambar 4.2. Parang (www.google.com) ... 29
Gambar 4.3. Pisau kecil (www.google.com) ... 29
Gambar 4.4. Gergaji (www.google.com) ... 30
Gambar 4.5. M istar (www.google.com) ... 30
Gambar 4.6. Pinsil/Pulpen (www.google.com) ... 30
Gambar 4.7. Pahat (www.google.com) ... 31
Gambar 4.8. Kertas pasir (www.google.com) ... 31
Gambar 4.9. Bor Gundal (www.google.com) ... 32
Gambar 4.10. Pohon Nangka (www.google.com) ... 33
Gambar 4.11. Kayu Juhar yang sudah dibentuk menjadi balok (Dok. Pauzi Ginting) ... 33
Gambar 4.12. Proses pembentukan Kulcapi (Dok. Pauzi Ginting) ... 34
Gambar 4.13. Proses pembentukan Kulcapi yang sudah jadi (Dok. Pauzi Ginting) ... 35
Gambar 4.14. Proses pengikisan Kulcapi (Dok. Pauzi Ginting) ... 35
Gambar 4.15. Proses pengorekan kotak resonator pada bagian belakang Kulcapi (Dok. Pauzi Ginting) ... 36
Gambar 4.16. Proses penutupan dengan lem kotak resonator dengan kayu tipis / lancing (Dok. Pauzi Ginting) ... 36
Gambar 4.17. Proses pembuatan bantalan dan senar (Dok. Pauzi Ginting) ... 37
Gambar 4.18. Proses pembentukan ukiran ekor jambe manggalata
(Dok. Pauzi Ginting) ... 38
Gambar 4.19. Proses penyemprotan atau pengecetan dengan pilox (Dok. Pauzi Ginting) ... 39
Gambar 4.20. Kulcapi yang telah selesai (Dok. Pauzi Ginting) ... 39
Gambar 4.21. Kerahong Kulcapi (tempat tembuku) ... 40
Gambar 4.22. Kulcapi tampak bagian depan untuk menggambarkan jarak nada antara tembuku. ... 41
Gambar 4.23. Nada pada Kulcapi ... 43
Gambar 4.24. Kulcapi tampak bagian depan (Dok. Fauzi Ginting) ... 44
Gambar 4. 25. Kulcapi tampak bagian belakang (Dok. Fauzi Ginting) ... 45
Gambar 4. 26. Kulcapi tampak bagian Samping (Dok. Fauzi Ginting) ... 45
DAFTAR PUS TAKA
Ali.(1987) Dasar-dasar Penelitian Kependidikan. Angkasa Bandung
Sembiring, Baji (Wawancara 16 Juli 2012) Tentang Pembuatan Kulcapi dan alat musik Karo lainnya.
Poewodarminto.(1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia.Balai Pustaka, Jakarta Pusat Pembinaan Bahasa.(1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia.Balai Pustaka,
Jakarta: Balai Pustaka
Pasaribu, Ben M .(2004). Pusat Dokumentasi dan Pengkajian Kebudayaan Batak Universitas HKBP Nomensen: Pluralitas Musik Etnik
Ginting, Pauzi Pembuat Kulcapi (Wawancara 4 Juli 2012) Tentang Pembuatan Kulcapi dan Budaya Karo.
Roskymawati dan Sebayang.(1995). Peralatan Musik Tradisional Batak Karo Sitepu A.G.(19980). Mengenal Seni Kerajinan Tradisional Karo
BaSukmadinata, Nana Syaodih.(2008).Metode Penelitian. Remaka Rosdakarya, Bandung
Sugiyono (2004). Metode Penelitian Bisnis.Alfabeta Bandung
Sugiyono (2008). Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D.Alfabeta Bandung
Internet, (2012). Dalam Website: www.google.com