• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN TEORI VYGOTSKY DAN G.POLYA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK DI-KELAS VIII SMP NEGERI 1 KUALUH SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN TEORI VYGOTSKY DAN G.POLYA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK DI-KELAS VIII SMP NEGERI 1 KUALUH SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH TEORI VYGOTSKY DAN G.POLYA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA POKOK BAHASAN

KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 KUALUH SELATAN T.A. 2012/2013

Oleh:

Abdi Darmawansyah Sagala NIM 061244120160

Program Studi Pendidikan Matematika

p

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat

dan karuniaNya yang telah memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga

penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi yang berjudul “Penerapan Teori

Vygotsky dan G.Polya Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Pokok

Bahasan Kubus dan Balok di-Kelas VIII SMP Negeri 1 Kualuh Selatan T.P 2012/2013” ini

disusun untuk melengkapi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr.

Bornok Sinaga. M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberi bimbingan dan

saran kepada penulis sejak penyusunan proposal, penelitian sampai dengan selesainya

penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs.Asrin Lubis,

M.Pd, Bapak Drs. M. Panjaitan, M.Pd, dan Ibu Dra.N. Manurung, M.Pd selaku dosen penguji

yang memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian. Ucapan terima

kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED, kepada Bapak Dr. Mukhtar, M.Pd selaku

Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Matematika, kepada Bapak Mulyono, M.Si selaku Dosen Pembimbing

Akademik, dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan

Matematika FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis. Penulis juga mengucapkan

terima kasih kepada Bapak Bangun Siregar M,Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1

Kualuh Selatan yang telah memberi izin penelitian, dan juga kepada Bapak Eli S.Pd, selaku

wakil kepala sekolah SMP Negeri 1 Kualuh Selatan yang telah banyak memberi bantuan

selama penelitian berlangsung. Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada Ayah

(Syamsul Sagala A,Ma), Ibu (Nurdelimawati br Harahap A,Ma), Ibu Nurmala Tambunan,

Bapak Hubban Tanjung serta kakak dan abang: Fitri Kurniati br Sagala S.Pd, Putra

Kurniawan Sagala S.Pd, Abdul Rahman SK Sagala, dan sanak keluarga yang telah

mendukung secara mental, spiritual dan material kepada penulis dalam menyelesaikan studi.

Ucapan terima kasih juga disampaikan secara khusus kepada sahabat Amos Hermanta

Tarigan S.Pd, Juanda Agusti S.Pd, dan Muhammad Ali S.Pd yang turut berperan dalam

membantu menyediakan fasilitas dan ilmu-ilmu yang bermanfaat. Serta ucapan terima kasih

(4)

v

Penulis telah berupaya untuk maksimal menyelesaikan skripsi ini, akan tetapi

penulis juga sangat sadar bahwa skripsi masih banyak terdapat kelemahan baik dari segi isi

maupun tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan masukan, saran dan kritik yang

bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini

bermanfaat dalam memperkaya khasanah keilmuan pendidikan.

Medan, 01 Desember 2012

Penulis

(5)

iii

Penerapan Teori Vygotsky dan G.Polya Terhadap Kemampuan

Pemecahan Masalah Siswa Pada Pokok Bahasan Kubus dan Balok

di-Kelas VIII SMP Negeri 1 Kualuh Selatan

Tahun Pelajaran 2012/2013

Abdi Darmawansyah Sagala (NIM. 061244120160)

ABSTRAK

Penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 1 Kualuh Selatan yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah siswa antara penggabungan teori Vygotsky dan G.Polya dengan metode pembelajaran konvensional pada pokok bahasan kubus dan balok. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kualuh Selatan tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari 4 (empat) kelas dengan masing-masing kelas sebanyak 36 siswa. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 2 kelas masing-masing terdiri dari 36 siswa, yang ditentukan secara random sampling (sampel acak). Kelas eksperimen yang diajarkan melalui pembelajaran berdasarkan masalah yang menggunakan penggabungan teori Vygotsky dan G.Polya, dan kelas kontrol yang diajarkan dengan model pembelajaran Konvensional yang digunakan sebagai alat pengumpul data yaitu tes hasil belajar dalam bentuk essay tes sebanyak 3 soal. Teknik analisis data menggunakan uji-t.

(6)

DAFTAR ISI

2.1.1. Pengerian Belajar dan Pembelajaran 11

2.2. Belajar dan Pembelajaran Matematika 15

2.2.1. Belajar Matematika 15

2.2.2. Pembelajaran Matematika 16

2.3. Konsep Dalam Matematika 17

2.4. Kemampuan Pemecahan Masalah 18

2.5.Pembelajaran Berdasarkan Masalah 21

2.6. Teori Belajar Vygotsky 24

2.6.1. Langkah-langkah Pembelajaran Vygotsky 27

2.7. Teori Belajar G.Polya 29

2.7.1. Langkah-langkah Pembelajaran G.Polya 30

(7)

2.9. Materi Pelajaran 35

2.9.1 Kubus dan Balok 35

2.10. Penelitian yang Relevan 45

2.11. Kerangka Konseptual 49

2.12. Hipotesis Penelitian 51

BAB III. METODE PENELITIAN 52

3.1. Jenis Penelitian 52

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 52

3.3. Polulasi dan Sampel 52

3.3.1. Populasi 52

3.3.2. Sampel 52

3.4. Prosedur Penelitian 53

3.5. Desaign Penelitian 55

3.6. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional 55

3.7. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data 56

3.7.1.Instrumen Penelitian 56

3.7.2.Teknik Analisis Data 64

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 69

4.1. Hasil Penelitian 69

4.2. Uji Prasyarat Analisis Data 70

4.2.1. Uji Normalitas 70

4.2.2. Uji Homogenitas 71

4.2.3. Uji Hipotesis 71

4.3. Deskripsi Hasil Penelitian 72

4.4. Pembahasan 72

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 75

5.1. Kesimpulan 75

5.2. Saran 75

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Penggabungan teori Vygotsky dan G. Polya 33

Tabel 3.1. Two Pretest-Posttest Control Group Design 55

Tabel 3.2. Kisi-kisi Pretes 56

Tabel 3.3. Kisi-kisi Post tes (Kemampan Pemecahan Masalah) 57

Tabel 3.4. Pemberian skor pemecahan masalah 59

Tabel 3.5. Validitas item soal pretes 62

Tabel 3.6. Validitas item soal post tes 62

Tabel 3.7. Daya beda item soal pretes 63

Tabel 3.8. Daya beda item soal post tes 63

Tabel 3.9. Indeks kesukaran item soal pretes 64

Tabel 3.10. Indeks kesukaran item soal post tes 64

Tabel 4.1. Data siswa kelas kontrol 67

Tabel 4.2. Data siswa kelas eksperimen 68

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.9.1. Kubus dan Jaring-jaring Kubus 35

Gambar 2.9.2. Balok dan Jaring-jaring Balok 36

Gambar 2.9.3. Kubus 37

Gambar 2.9.4. Balok 38

Gambar 2.9.5. Balok 39

Gambar 2.9.6. Kubus 39

Gambar 2.9.7. Balok 41

Gambar 2.9.8. Kubus 42

Gambar 2.9.9. Balok 43

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1.RPP I Gabungan Teori Vygotsky dan G.Polya 80

Lampiran 2.RPP II Gabungan Teori Vygotsky dan G. Polya 89

Lampiran 3.RPP I Pembelajaran Konvensional 106

Lampiran 4.RPP II Pembelajaran Konvensional 108

Lampiran 5.Lembar Aktivitas Siswa 1 (LAS - I) 112

Lampiran 6.Alternatif Penyelesaian LAS - 1 114

Lampiran 7.Lampiran Aktivitas Siswa 2 (LAS - II) 117

Lampiran 8. Alternatif Penyelesaian LAS - 2 119

Lampiran 9. Lembar Aktivitas siswa 3 (LAS - III) 121

Lampiran 10. Alternatif Penyelesaian LAS - 3 125

Lampiran 11. Kisi-Kisi Pretes 131

Lampiran 12. Pedoman Penskoran Pretes 132

Lampiran 13. Soal PreTest 133

Lampiran 14. Kunci Penyelesaian Pretes 134

Lampiran 15. Kisi-Kisi Postes 137

Lampiran 16. Pedoman Penskoran Postes 139

Lampiran 17. Soal Post Test 140

Lampiran 18. Kunci Penyelesaian Postes 141

Lampiran 19. Perhitungan Validitas Tes 148

Lampiran 20. Perhitungan Realibilitas Tes 152

Lampiran 21. Format Mencari Tingkat Kesukaran dan Daya Pembead Tes 155

Lampiran 22. Perhitungan Daya Pembeda Tes 158

Lampiran 23. Perhitungan Indeks Kesukaran 159

Lampiran 24. Data Nilai Pretes dan Postes Kelas Kontrol dan Ekspeimen 160

Lampiran 25. Perhitungan Rata-rata, Varians, dan Simpangan Baku 161

Lampiran 26. Uji Normalitas Data Hasil Tes Pada Kelas Kontrol 165

Lampiran 27. Uji Normalitas Data Tes Pada Kelas Eksperimen 167

Lampiran 28. Perhitungan Uji Homogenitas 169

(11)

Lampiran 30. Dokumentasi Penelitian 173

Lampiran 31. Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors 176

Lampiran 32. Tabel Wilayah Luas Dibawah Kurva Normal 177

Lampiran 33. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F 178

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah.

Pendidikan merupakan segala usaha yang dilaksanakan dengan sadar dan

bertujuan mengubah tingkah laku manusia ke arah yang lebih baik dan sesuai

dengan yang diharapkan. Pendidikan akan merangsang kreativitas seseorang agar

sanggup menghadapi tantangan-tantangan alam, masyarakat, teknologi serta

kehidupan yang semakin kompleks.

Pendidikan merupakan media yang sangat berperan untuk menciptakan

manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui

pendidikan akan terjadi proses pendewasaan diri sehingga didalam proses

pengambilan keputusan terhadap suatu masalah yang dihadapi selalui disertai

dengan rasa tanggung jawab yang besar.

Mortimer.J.Adler (dalam:http://id.shvoong.com/socialsciences/education/2043347

pengertianpendidikan/#ixzz1by9ecQup) meyatakan bahwa:

“Pendidikan adalah proses dimana semua kemampuan manusia (bakat dan kemampuan yang diperoleh) yang dapat dipengaruhi oleh pembiasaan, disempurnakan dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik melalui sarana yang secara artistik dibuat dan dipakai oleh siapa pun untuk membantu orang lain atau dirinya sendiri mencapai tujuan yang ditetapkan, yaitu kebiasaan yang baik”.

Untuk itu pendidikan sudah seharusnya dikecam oleh semuwa manusia,

karena pendidikan merupakan salah satu modal untuk sebuah awal kehidupan

yang akan lebih baik. Selanjutnya Oemar Hamalik (2008:3) mengemukakan

bahwa:

“Pendidikan adalah proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara adekwat dalam kehidupannya”.

(13)

2

Mengingat peran pendidikan tersebut maka sudah seharusnya aspek ini

menjadi perhatian pemerintah dalam rangka meningkatkan sumber daya

masyarakat Indonesia yang berkualitas. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan

oleh Oemar Hamalik (2008:3) yaitu :

“Produk yang ingin dihasilkan oleh proses pendidikan adalah berupa lulusan yang memiliki kemampuan melaksanakan peranan-peranannya untuk masa depan yang akan datang. Peranan bertalian dengan jabatan dan pekerjaan tertentu, tentunya bertalian dengan kegiatan pembangunan dimasyarakat”.

Matematika sebagai salah satu mata pelajaran disekolah dinilai cukup

memegang peranan penting dalam membentuk siswa menjadi berkualitas, karena

matematika merupakan suatu sarana berfikir untuk mengkaji sesuatu secara logis

dan sisitematis. Karena itu, maka perlu adanya peningkatan mutu pendidikan

matematika. Salah satu yang harus diperhatikan adalah prestasi belajar siswa

disekolah.

Matematika merupakan bidang study yang dipelajari oleh semua siswa

dari SD hingga SMA dan bahkan juga di Perguruan Tinggi karena matematika

merupakan salah satu penguasaan yang mendasar yang dapat menumbuhkan

kemampuan penalaran siswa. Hal ini sesuai dengan tujuan pembelajaran

matematika yang dikemukakan oleh Hadi Muttaqin Hasyim (dalam

http://muttaqinhasyim.wordpress.com/2009/06/14/tujuan-pembelajaran-matematika/) bahwa:

1. Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan dan pola piker dalam kehidupan dan dunia selalu berkembang, dan

2. Mempersipakn siswa meggunakan matematika dan pola piker matematika dalam kehidupan sehari dan dalam mepelajari berbagai ilmu pengetahuan.

Tidak dipungkiri lagi bahwa matematika adalah sebuah kebutuhan yang

sudah seharusnya diketahui oleh setiap manusia dalam menjalani hidup kerena

dengan manusia memahami matematika, maka manusia akan mampu untuk

(14)

3

Hendra Gunawan (dalam

http://student.unpar.ac.id/~hmjmat/buletin71/artikel-01/koran.htm) menyatakan bahwa :

“Matematika diajarkan karena matematika melatih siswa berpikir dan berargumentasi. Tidak hanya mengasah fungsi otak kiri, yaitu berpikir logis, analitis, kritis, detil, runtut, berurutan dan sistematis, tetapi juga mengasah fungsi otak kanan, seperti berpikir alternatif, eksploratif dan kreatif, serta kemampuan desain dan optimasi. Melalui matematika, siswa dapat pula dibiasakan bekerja efisien, selalu berusaha mencari jalan yang lebih sederhana dan lebih singkat (tanpa mengurangi keefektivannya, juga cermat dan tidak ceroboh, serta ketat dalam berargumentasi alias tidak sembarang omong atau tulis”.

Jelas bahwa matematika merupakan langkah awal bagi peserta didik untuk

menjadikannya sebagai manusia yang mampu berfikir kritis, logis dan mampu

menjadi manusia yang intelektual. Hal ini sesuai dengan tujuan pembelajaran

matematika yang dikemukakan sihombing (2006) yaitu:

“(1) Melatih cara berfikir dalam bernalar atau menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsisten, dan inkonsistens; (2) Mengembangkan aktifitaas yang menyebabkan imajinasi, intuisi, dan

penemuan, mengembangkan pemikiran divergen orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi, dan dugaan sementara serta mencoba-coba;(3) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah; (4) Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaran lisan, catatan, grafik, peta, diagram dalam menjelaskannya”.

Berdasarkan penjelasan singkat diatas,dapat disimpulkan bahwa dengan

belajaar matematika diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berfikir,

bernalar, mengkomunikasikan gagasan-gagasan serta dapat mengembangkan

aktifitas kreatif dan pemecahan masalah. Ini menunjukkan bahwa matematika

memiiki manfaat dalam mengembangkan kemampuan siswa sehingga perlu untuk

dipelajari.

Pada kenyatannya dalam pembelajaran, matematika adalah salah satu mata

pelajaran yang dianggap sulit dipahami oleh siswa, baik di SD, SMP , maupun di

(15)

4

Seperti yang dikemukakan oleh Suherman (dalam http://id.shvoong.com/

writing-and-speaking/presenting/2063167-kajian-teori-pembelajaran-matematika-di/#ixzz1byDYg4t2) bahwa :

“Matematika sebagai studi tentang objek abstrak tentu saja sangat sulit untuk dapat dipahami oleh siswa-siswa SD yang belum mampu berpikir formal, sebab orientasinya masih terkait dengan benda-benda konkret”.

Salah satu akar permasalahan yang sangat umum terjadi adalah guru tidak

melibatkan siswa secara aktif dalam menemukan konsep dan prinsip-prinsip

dalam matematika dan kurang mampu menyelesaikan soal cerita (pemecahan

masalah). Hal ini sesuai dengan Dian Armanto (dalam strategi belajar mengajar

matematika,2008:4 ), berpendapat bahwa

“Siswa tidak memahami konsep matematika dan tidak mampu menggunakannya dalam pemecahan masalah. Pembelajaran selama ini menghasilkan siswa yang kurang mandiri, tidak berani mempunyai pendapat sendiri, selalu memohon petunjuk, dan kurang gigih dalam melakukan uji coba”.

Dari kutipan diats terlihat bahwa siswa kurang mampu mandiri dalam

melakukan pengambilan keputusan, dikarnakan belum adanya keberanian dari

dalam diri sendiri. Sementara Oemar hamalik (2008:14) mengemukakan bahwa :

“Siswa harus mampu menerapkan konsep yang telah dipelajari dan dikuasai kedalam situasi atau pengalaman baru. Keterampilan itu digunakan untuk menjelaskan tentang apa yang akan terjadi dan dialami oleh siswa dalam proses pembelajarannya”.

Dapat terlihat bahwa kesulitan yang dialami siswa dan apa yang

seharusnya dikuasai oleh siswa, hal ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran

matematika siswa harus dapat menguasai dan menerapkan konsep-konsep yang

telah dipelajari untuk memcahkan soal-soal matematika terutama yang

berhubungan dengan pemecahan masalah.

Sesuai dengan pernyataan seorang guru matematika SMP Negeri I Kualuh

(16)

5

“Siswa kurang mampu dalam memecahkan masalah pokok bahsan kubus dan balok, ini terjadi karena tingkat konsentarasi siswa yang tidak maksimal, yang mungkin karena metode yang digunakan tidak cocok (metode langsung) dan tidak membua siswa termotivasi dan kurangnya pemahaman sisiwa akan konsep, sehingga kebanyakan siswa kurang mampu memecahkan masalah yang berhubungan dengan materi tersebut“.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa banyaknya siswa yang tidak

mampu menyelesaikan soal yang dikarenakan proses pembelajaran yang kurang

bermakna, misalnya pembelajaran yang meminimalkan aktifitas siswa dalam

proses belajar mengajar sehingga menyebabkan rendahnya kemampuan siswa

dalam memecahkan masalah.

Dengan demikian, tugas guru bukan sekedar mengajarkan ilmu semata

kepada siswa, tetapi membantu siswa belajar. Tekanan pembelajarannya harus

pada aktifitas siswa untuk belajar, aktif secara manual maupun secara fisis. Oleh

karena itu guru dituntut untuk mendorong sisiwa belajar lebih aktif dan dapat

meningkatkan kemampuan factor penting dalam matematika. Menurt Slameto

(dalam http://www.elearning.romadhon.com) mengemukakan bahwa bahwa :

“Seorang guru harus mampu menimbulkan semangat belajar secara individual, karena masing-masing siswa mempunyai perbedaan pengalaman, kemampuan dan sifat-sifat pribadi yang lain, sehingga dapat memberikan kebebasan dan kebiasaan siswa untuk mengembangkan kemampuan berfikirnya dan penuh inisiatif dan kreatif dalam pekerjaaannya”.

Dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa,

hendaknya guru berusaha melatih dan membiasakan siswa melakukan bentuk

pemecahan masalah dalam kegiatan pembelajarannya, seperti memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mengadakan diskusi kelompok guna

mengumpulkan pendapat, kesimpulan atau menyusun alternatif pemecahan atas

suatu masalah.

Salah satu cara bentuk pembelajaran yang mampu meningkatkan

pemecahan masalah siswa adalah dengan penggabungan penerapan teori Vygosky

dan teori G.Polya. Dimana teori Vygotsy lebih menekankan pada kemampuan

(17)

6

konsep zone of proxiomal development, scaffolding, dan perkembangan mental

yang berangkat dari bidang sosial ke bidang individu dan disempurnakan oleh

teori G.Polya yang menerapkan prinsip memahami, merancanakan dan

menyelesaikan (memecahkan) masalah sesuai dengan perencanaan.

Menurut Nur (dalam http://anwarholil.blogspot.com) menyatakn bahwa :

“Karya Vygotsky didasarkan pada tiga ide utama : (1) bahwa intelektual berkembang pada saat individu menghadapi ide-ide baru dan sulit mengaitkan ide-ide tersebut dengan apa yang mereka ketahui; (2) bahwa interaksi dengan orang lain memperkaya intelektual; (3) peran utama guru adalah bertindak sebagai seorang pembantu dan mediator pembelajaran siswa”.

Dari kutipan diatas terlihat bahwa salah satu sumbangan yang penting dari

Vygotsky adalah penekanan-penekanan pada hakekat sosiokultural dari

pembelajaran. Vygotsky yakin bahwa pembelajaran terjadi apabila peserta

mengerjakan tugas-tugas yang belum dipelajari nyang masih berada pada

jangkauan kemampuan peserta didik atau berada dalam zone of proximal

develovment. Vygotsky juga meyakini bahwa fungsi mental yang lebih tinggi

pada umumnya muncul dalam percakapan atau kerjasama antar peserta didik.Inti

dari sosiokultur Vygotsky dalam kegiatan pembelajaran ditempatkan sebagai

interaksi yang baik antara siswa dengan siswa dan interaksi guru dengan siswa..

Teori Vygotsky (dalam http://anwarholil.blogspot.com) menyatakan bahwa :

“Implikasi utama teori pembelajaran yaitu : menghendaki kelas kooperatif, sehingga siswa dapat saling berinteraksi dan saling memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah yang efektif dalam masing-masing zone of proximal development mereka. Jadi teori Vygotsky adalah salah satu teori belajar social sehingga sangat sesuai dengan model pembelajaran kooperatif karna dalam model pembelajaran kooperatif terjadi interaksi social antara siswa dengan siswa dan antara guru dan siswa dalam usaha menemukan konsep-konsep dan pemecahan masalah”.

Sementara itu pernyatan G.Polya mengenai penalaran dalam pemecahan

masalah mengemukakan ada dua hal penting yaitu penalaran secara induktif dan

penalaran secara deduktif, karena ilmu pengetahuan tidak akan berkembang hanya

(18)

7

G.Polya (dalam

http://ina-zha.blogspot.com/2011/10/pemecahan-masalah-menurut-g-polya.html) mengemukakan bahwa :

“Pemecahan masalah sebagai suatu usaha mencari jalan keluar dari suatu

kesulitan guna mencapai suatu tujuan yang tidak begitu mudah segera

dapat dicapai”.

Dari kutipan diatas terlihat bahwa pemecahan masalah adalah sesuatu

untuk mengeluarkan kita dari sebah masalah dan pada akhirnya akan

menunjukkan jalan agar kita mencapai suatu tujuan.

Selanjutnya Teori G.Polya (dalam Http://Educare.e fkipunla.net.) mengemukakan

bahwa:

“Pemecahan masalah dapat dilakukan dengan berbagai strategi-strategi yang dapat dilakukan dengan strategi mencoba, membuat diagram, menemukan pola, membuat table, mencoba soal yang lebih sederhana, berfikir logis, dan mengabaikan hal-hal yang tidak mungkin”.

Berdasarkan uraian singkat diatas dapat disimpulkan bahwa dengan

menerapkan teori Vygotsky dan teori G.Polya dalam proses pembelajaran siswa

akan lebih mudah, cepat, dan mandiri serta tepat sasaran dalam menyelesaikan

masalah yang dihadapinya. Mereka juga mampu memotivasi diri sendiri dalam

mengkonstruksi pengetahuan dan berusaha mencapai tujuan pembelajaran

matematika, serta hasil belajar yang akan semakin baik sehingga kemampuan

pemecahan masalah siswa akan semakin lebih baik.

Adapun alasan pemilihan judul penelitian dikarenakan :

1. Penelitian eksperimen semu adalah penelitian yang disarankan oleh dosen

pembimbing skripsi dan memang benar yang diinginkan oleh peneliti

untuk diteliti.

2. Penggabungan teori Vygotsky dan G.Polya sangat cocok untuk dilakukan

dalam meneliti kemampuan pemecahan masalah siswa.

3. Kemampuan pemecahan masalah siswa sangat kurang dalam memecahkan

(19)

8

4. Materi kubus dan balok adalah salah satu pokok materi yang yang tepat

untuk diteliti dengan menggunakan kemampuan pemecahan masalah.

5. SMP Negeri I Kualuh Selatan yang terletak dikabupaten kualuh selatan

belum pernah dilakukan penelitian menggunakan penggabungan teori

Vigotsky dan G.Polya dalam memecahkan masalah khususnya pada

pelajaran matematika.

Berdasarkan penjelasan tersebut diatas, maka peneliti tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan mengangkat judul : “Penerapan Teori Vygotsky

dan Tori G.Polya Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Pokok Bahasan Kubus dan Balok di-Kelas VIII SMP Negeri I Kualuh Selatan T.A 2012/2013”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, bebrapa masalah dapat

diidentifikasi sebagai berikut:

1. Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah masih rendah.

2. Matematika dianggap sebagai pelajaran yang sulit.

3. Siswa kurang mampu menerapkan konsep matematika dalam

memecahkan masalah.

4. Siswa kurang mampu mengidentifikasi dalam matematika untuk

memecahkan masalah.

5. Penguasan guru terhadap berbagai pendekatan pembelajaran belum

optimal.

6. Belum diterapkannya teori Vygotsky dan G.Polya dalam proses

pembelajaran di SMP I Kualuh Selatan, Khususnya pada pokok

(20)

9

1.3. Batasan Masalah

Melihat luasnya cakupan masalah-masalah yang teridentifikasi

dibandingkan waktu dan kemampuan yang dimiliki peneliti, maka peneliti merasa

perlu member pembatasan masalah yang akan dikaji agar lebih terarah dan jelas,

masalah dalam penelitian ini dibatasi hanya pada : Perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa yang diajarkan dengan penggabungan teori vygotsky

dan G.Polya dengan pembelajaran konvensional pada pokok bahasan kubus dan

balok di kelas VIII SMP Negeri I Kualuh Selatan T.A 2012/2013.

1.4. Rumusan Masalah.

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah diatas, maka yang menjadi

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah ada perbedaan

kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajarkan dengan menerapkan

penggabungan teori Vygotsky dan G.polya dengan pembelajaran konvensional

dikelas VIII SMP Negeri I Kualuh selatan T.A 2012/2013.

1.5. Tujuan Penelitian.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui apakah ada

perbedaan kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajarkan dengan

menerapkan penggabungan teori Vygotsky dan G.polya dengan pembelajaran

konvensional dikelas VIII SMP Negeri I Kualuh selatan T.A 2012/2013.

1.6. Manfaat Penelitian

Setelah selesainya penelitian ini, diaharapkan dapat bermanfaat bagi

(21)

10

1. Bagi guru/calon guru yaitu sebagai informasi mengenai hasil belajar

siswa dalam memecahkan masalah yang diajarkan dengan

menerapkan teori Vygotsky dan teori G.Polya pada pokok bahsan

kubus dan balok.

2. Bagi peneliti yaitu hasil dan perangkat peneliti ini dapat dijadikan

pertimbangan untuk menerapkan teori belajar Vygotsky dan teori

belajar G.Polya pada pokok bahasan kubus dan balok maupun pada

pokok bahasan lain yang dapat dikembangkan untuk peneliti

selanjutnya.

3. Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi peningkatan mutu

pendidikan, khususnya dalam proses belajar mengajar matematika

(22)

75

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis terhadap data penelitian maka dapat disimpulkan

bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah siswa dengan

menerapkan model pembelajaran konvensional dan penggabungan teori Vygotsky

dan G. Polya kelas VIII SMP Negeri 1 Kualuh Selatan T.A. 2012/2013 dengan

rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa kelas kontrol (konvensional)

sebesar 40,94444dan rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa kelas

eksperimen (penggabungan Teori Vygotsky dan G.Polya) sebesar 46,86111.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, ada beberapa pesan yang perlu

disampaikan antara lain:

1. Bagi siswa agar terlibat lebih aktif dalam pembelajaran seperti

mengeluarkan mendapatkan pengetahuan baru dan mengeluarkan ide-ide.

Sehingga pengetahuan yang didapatkan adalah pengetahuan bermakna yang

bukan sekedar hafalan yang selanjutnya dapat diaplikasikan untuk

menyelesaikan soal-soal yang berkenaan dengan pemecahan masalah

matematika.

2. Bagi guru matematika hendaknya dalam mengajarkan materi matematika

tidak hanya menggunakan metode pembelajaran yang bersifat konvensional

namun diharapkan dapat mengembangkan suatu strategi pembelajaran yang

mampu mengaktifkan siswa dalam belajar, dan disarankan untuk dapat

menerapkan pembelajaran berbasis masalah

3. Bagi pihak terkait lainnya seperti pihak sekolah diharapkan untuk lebih

memperhatikan kelebihan dan kelemahan dari pembelajaran yang digunakan

dalam mengajarkan matematika dalam meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa.

(23)

76

4. Diharapkan kepada peneliti lainnya untuk melanjutkan bentuk penelitian ini

agar mendapatkan hasil yang lebih baik dan dapat sebagai bahan

perbandingan.

5. Kepada siswa, khususnya siswa SMP Negeri 1 Kualuh Selatan disarankan

untuk saling bekerjasama dalam diskusi kelompok terutama dalam

(24)

77

DAFTAR PUSTAKA

Admin, (2009). (Problem Solving_Pemecahan Masalah), Http://Educare.e fkipunla.net.) (diakses Agustus 2011)

Admin, (2009). Karakteristik Pembelajaran berdasarkan masalah, https

://docs.google.com/ viewer?a= v&q=cache: TONVXnTeh 3AJ:digilib .unimed.ac.id/ , (diakses Agustus 2011)

Admin, (2011). Teori Piaget dan Vygotsky, http://edukasi.kompasiana.com /2011/01/01/teori-piaget-dan-vygotsky/ (diakses Agustus 2011)

Admin, (2010). Konsep Belajar dan Pembelajaran, (http:// edukasi. Komp asiana.com /2010/10/18/ konsep-belajar-dan-pembelajaran-293887 html) (diakses Januari 2013)

Admin, (2009). Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dalam IPA,

http://lpmpjogja.diknas.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id =325&Itemid=112http://edukasi.kompasiana.com/2011/01/01/teori-piaget-dan-vygotsky/) (diakses Agustus 2011)

Admin, (2012). Teori Pemecahan Masalah Polya Dalam Pembelajaran Matematika, http://midt-pmm.wikispaces.com/Subunit+2-1) (diakses Agustus 2011)

Admin, (2007). Problem Basic Learning, http://unisys.uii.ac.ic, 2007), (diakses Agustus 2011)

Aisyah, W., (2008). Pembelajaran Melalui Metode PBL (Problem Based Learning) dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan, http://wianti.multiply.com, 2008) (diakses Agustus 2011)

Anggel, Mita., (2011). Peran Guru Dalam Proses Blajar Mengajar, http://mitanggel.blogspot.com/2009/09/pengertian-mengajar.html) (diakses Agustus 2011)

Arifin, Zaenal., (2009). Evaluasi Pembelajaran, Rosda, Bandung.

Arikunto, S., (1991). Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S., (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

(25)

78

Corey., (2012). Evaluasi Pembelajaran http://carapedia.com /pengertian _definisi _pembelajaran_ menurut_para_ahli_info507.html) (diakses Agustus 2011)

Gunawan, Hendra., (1998). Pengajaran Pendidikan Matematika, http://student.unpar.ac.id/~hmjmat/buletin71/artikel-01/koran.htm) (diakses Agustus 2011)

Hamalik, O., (1990). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Hasyim, Muttaqin, Hadi., (2009). Tujuan Pembelajaran Matematika,

http://muttaqinhasyim.wordpress.com/2009/06/14/tujuan-pembelajaran-matematika/ (diakses Agustus 2011)

Holil, Anwar,. (2009). Perbandingan Teori Perkembangan Anak Oleh Piaget, Vygotsky dan Brunner, http://anwarholil.blogspot.com) (diakses Agustus 2011)

Hudojo, Herman., (1988). Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Depdikbud.

Hum, M, Sumardi., (2008). Relevansi Teori Psikologi Piaget, Vygotsky, dan Bruner dalam Pembelajaran Bahasa Inggris, (http://robertsumardi. wordpress.com /2008 /09 /11 /implikasi-teori-psikologi-piaget-vygotsky-dan-bruner-dalam-pembelajaran-bahasa -inggris/) (diakses Januari 2013)

Kundoyo, (2008). Daya Mataematis, http://jurotungo.files.wordpress.com/2007) (diakses Agustus 2011)

Mukhtar., (2010). Penerapan Strategi Pembelajaran Problem Based Learning dengan Menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Dalam Pokok Bahasan Garis Singgung Lingkaran Siswa Kelas VIII B MTs Hasyim Asy’ari Pakis Tahun Pelajaran 2009-2010,(http://mukhtaribenk.blogspot.com/) (diakses Januari 2013)

Nasution., Noehi., (2010). Pengertian Defenisi Belajar Menurut Para Ahli, http://carapedia.com/pengertian_definisi_belajar_menurut_para_

ahli_info499.html) (diakses Agustus 2011)

Romadhon, Ahmad.,(2009). Faktor-faktro yang Mempengaruhi Partisipasi Belajar http://www.elearning.romadhon.com) (diakses Agustus 2011)

(26)

79

Sihombing, W.l., (2006). Telaah Kurikulum Matematika Sekolah. Medan: FMIPA Unimed.

Situmorang, Suarman, Adi., (2012). Model Pembelajaran Pencapaian Konsep.

(http://modelpembelajaranpencapaiankonsepadi.blogspot.com/2012_ 06_01_archive.html). (diakses Januari 2013)

Suherman., ( 2006). http://id.shvoong.com/ writing-and-speaking/presenting/2063167-kajian-teori-pembelajaran-matematika-di/#ixzz1byDYg4t2) (diakses Agustus 2011)

Sudjana, (2005). Metode Statistik, Tarsito, Bandung.

Tafsir, Ahmad., (2010). Pengertian Pendidikan, http://id.shvoong.com/ socialsciences /education/2043347 pengertianpendidikan/#ixzz1by9ecQup (diakses Agustus 2011)

Winkel, (2006). Pengertian Belajar Menurut Ahli, http://belajarpsikologi.com/pengertian-belajar-menurut-ahli/ ), (diakses Agustus 2011)

Warmada, I.W., (2004). Problem Based Learning (PBL) Berbasis Teknologi Informasi, http://warmada.staf.ugm.ac.idhttp://warmada.staf.ugm.ac.id, 2004 (diakses Agustus 2011)

Gambar

Gambar 2.9.1. Kubus dan Jaring-jaring Kubus

Referensi

Dokumen terkait

Word of mouth (WoM) adalah komunikasi yang terjadi dari mulut ke mulut dilakukan oleh beberapa orang yang terlibat dan komunikasi itu akan

Governance as a socio cybernetic system , artinya dampak hasil kepemerintahan (kebijakan pemerintah) bukanlah produk dari apa yang dilakukan (tindakan )

Sebagai seorang pendidik, guru senantiasa dituntut untuk mampu menciptakan iklim belajar mengajar yang kondusif serta dapat memotivasi siswa dalam belajar mengajar

Dari satu stasiun GPS Singapura NTUS dapat dikembangkan model TEC ionosfer di atas Sumatra dan sekitarnya yang mana cakupan model tersebut tergantung pada sudut elevasi minimum

Apakah faktor Store Contact, Store Image, Store Atmospherics dan Store Theatrics mempengaruhi minat konsumen untuk melakukan pembelian di Toko Buku Gramedia Yogyakarta?...

Bapak dan Ibu Dosen pengajar Diploma III Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan banyak ilmu

Picking horizon dan fault pada data seismik lapangan “Kumahakar” yang ditunjukkan pada kenampakan penampang crossline 610 (atas) dan penampang crossline 650 (bawah)

Data hasil uji hedonik 35 panelis terhadap minuman herbal daun krisan siap minum dengan komposisi 2,5 gram daun krisan kering: 12,5 gram gula: 250 ml air seduhan yang telah