PENGARUH TEORI VYGOTSKY DAN G.POLYA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA POKOK BAHASAN
KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 KUALUH SELATAN T.A. 2012/2013
Oleh:
Abdi Darmawansyah Sagala NIM 061244120160
Program Studi Pendidikan Matematika
p
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat
dan karuniaNya yang telah memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga
penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi yang berjudul “Penerapan Teori
Vygotsky dan G.Polya Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Pokok
Bahasan Kubus dan Balok di-Kelas VIII SMP Negeri 1 Kualuh Selatan T.P 2012/2013” ini
disusun untuk melengkapi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr.
Bornok Sinaga. M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberi bimbingan dan
saran kepada penulis sejak penyusunan proposal, penelitian sampai dengan selesainya
penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs.Asrin Lubis,
M.Pd, Bapak Drs. M. Panjaitan, M.Pd, dan Ibu Dra.N. Manurung, M.Pd selaku dosen penguji
yang memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian. Ucapan terima
kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED, kepada Bapak Dr. Mukhtar, M.Pd selaku
Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Matematika, kepada Bapak Mulyono, M.Si selaku Dosen Pembimbing
Akademik, dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan
Matematika FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada Bapak Bangun Siregar M,Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1
Kualuh Selatan yang telah memberi izin penelitian, dan juga kepada Bapak Eli S.Pd, selaku
wakil kepala sekolah SMP Negeri 1 Kualuh Selatan yang telah banyak memberi bantuan
selama penelitian berlangsung. Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada Ayah
(Syamsul Sagala A,Ma), Ibu (Nurdelimawati br Harahap A,Ma), Ibu Nurmala Tambunan,
Bapak Hubban Tanjung serta kakak dan abang: Fitri Kurniati br Sagala S.Pd, Putra
Kurniawan Sagala S.Pd, Abdul Rahman SK Sagala, dan sanak keluarga yang telah
mendukung secara mental, spiritual dan material kepada penulis dalam menyelesaikan studi.
Ucapan terima kasih juga disampaikan secara khusus kepada sahabat Amos Hermanta
Tarigan S.Pd, Juanda Agusti S.Pd, dan Muhammad Ali S.Pd yang turut berperan dalam
membantu menyediakan fasilitas dan ilmu-ilmu yang bermanfaat. Serta ucapan terima kasih
v
Penulis telah berupaya untuk maksimal menyelesaikan skripsi ini, akan tetapi
penulis juga sangat sadar bahwa skripsi masih banyak terdapat kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan masukan, saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat dalam memperkaya khasanah keilmuan pendidikan.
Medan, 01 Desember 2012
Penulis
iii
Penerapan Teori Vygotsky dan G.Polya Terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah Siswa Pada Pokok Bahasan Kubus dan Balok
di-Kelas VIII SMP Negeri 1 Kualuh Selatan
Tahun Pelajaran 2012/2013
Abdi Darmawansyah Sagala (NIM. 061244120160)
ABSTRAK
Penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 1 Kualuh Selatan yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah siswa antara penggabungan teori Vygotsky dan G.Polya dengan metode pembelajaran konvensional pada pokok bahasan kubus dan balok. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kualuh Selatan tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari 4 (empat) kelas dengan masing-masing kelas sebanyak 36 siswa. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 2 kelas masing-masing terdiri dari 36 siswa, yang ditentukan secara random sampling (sampel acak). Kelas eksperimen yang diajarkan melalui pembelajaran berdasarkan masalah yang menggunakan penggabungan teori Vygotsky dan G.Polya, dan kelas kontrol yang diajarkan dengan model pembelajaran Konvensional yang digunakan sebagai alat pengumpul data yaitu tes hasil belajar dalam bentuk essay tes sebanyak 3 soal. Teknik analisis data menggunakan uji-t.
DAFTAR ISI
2.1.1. Pengerian Belajar dan Pembelajaran 11
2.2. Belajar dan Pembelajaran Matematika 15
2.2.1. Belajar Matematika 15
2.2.2. Pembelajaran Matematika 16
2.3. Konsep Dalam Matematika 17
2.4. Kemampuan Pemecahan Masalah 18
2.5.Pembelajaran Berdasarkan Masalah 21
2.6. Teori Belajar Vygotsky 24
2.6.1. Langkah-langkah Pembelajaran Vygotsky 27
2.7. Teori Belajar G.Polya 29
2.7.1. Langkah-langkah Pembelajaran G.Polya 30
2.9. Materi Pelajaran 35
2.9.1 Kubus dan Balok 35
2.10. Penelitian yang Relevan 45
2.11. Kerangka Konseptual 49
2.12. Hipotesis Penelitian 51
BAB III. METODE PENELITIAN 52
3.1. Jenis Penelitian 52
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 52
3.3. Polulasi dan Sampel 52
3.3.1. Populasi 52
3.3.2. Sampel 52
3.4. Prosedur Penelitian 53
3.5. Desaign Penelitian 55
3.6. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional 55
3.7. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data 56
3.7.1.Instrumen Penelitian 56
3.7.2.Teknik Analisis Data 64
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 69
4.1. Hasil Penelitian 69
4.2. Uji Prasyarat Analisis Data 70
4.2.1. Uji Normalitas 70
4.2.2. Uji Homogenitas 71
4.2.3. Uji Hipotesis 71
4.3. Deskripsi Hasil Penelitian 72
4.4. Pembahasan 72
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 75
5.1. Kesimpulan 75
5.2. Saran 75
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Penggabungan teori Vygotsky dan G. Polya 33
Tabel 3.1. Two Pretest-Posttest Control Group Design 55
Tabel 3.2. Kisi-kisi Pretes 56
Tabel 3.3. Kisi-kisi Post tes (Kemampan Pemecahan Masalah) 57
Tabel 3.4. Pemberian skor pemecahan masalah 59
Tabel 3.5. Validitas item soal pretes 62
Tabel 3.6. Validitas item soal post tes 62
Tabel 3.7. Daya beda item soal pretes 63
Tabel 3.8. Daya beda item soal post tes 63
Tabel 3.9. Indeks kesukaran item soal pretes 64
Tabel 3.10. Indeks kesukaran item soal post tes 64
Tabel 4.1. Data siswa kelas kontrol 67
Tabel 4.2. Data siswa kelas eksperimen 68
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.9.1. Kubus dan Jaring-jaring Kubus 35
Gambar 2.9.2. Balok dan Jaring-jaring Balok 36
Gambar 2.9.3. Kubus 37
Gambar 2.9.4. Balok 38
Gambar 2.9.5. Balok 39
Gambar 2.9.6. Kubus 39
Gambar 2.9.7. Balok 41
Gambar 2.9.8. Kubus 42
Gambar 2.9.9. Balok 43
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1.RPP I Gabungan Teori Vygotsky dan G.Polya 80
Lampiran 2.RPP II Gabungan Teori Vygotsky dan G. Polya 89
Lampiran 3.RPP I Pembelajaran Konvensional 106
Lampiran 4.RPP II Pembelajaran Konvensional 108
Lampiran 5.Lembar Aktivitas Siswa 1 (LAS - I) 112
Lampiran 6.Alternatif Penyelesaian LAS - 1 114
Lampiran 7.Lampiran Aktivitas Siswa 2 (LAS - II) 117
Lampiran 8. Alternatif Penyelesaian LAS - 2 119
Lampiran 9. Lembar Aktivitas siswa 3 (LAS - III) 121
Lampiran 10. Alternatif Penyelesaian LAS - 3 125
Lampiran 11. Kisi-Kisi Pretes 131
Lampiran 12. Pedoman Penskoran Pretes 132
Lampiran 13. Soal PreTest 133
Lampiran 14. Kunci Penyelesaian Pretes 134
Lampiran 15. Kisi-Kisi Postes 137
Lampiran 16. Pedoman Penskoran Postes 139
Lampiran 17. Soal Post Test 140
Lampiran 18. Kunci Penyelesaian Postes 141
Lampiran 19. Perhitungan Validitas Tes 148
Lampiran 20. Perhitungan Realibilitas Tes 152
Lampiran 21. Format Mencari Tingkat Kesukaran dan Daya Pembead Tes 155
Lampiran 22. Perhitungan Daya Pembeda Tes 158
Lampiran 23. Perhitungan Indeks Kesukaran 159
Lampiran 24. Data Nilai Pretes dan Postes Kelas Kontrol dan Ekspeimen 160
Lampiran 25. Perhitungan Rata-rata, Varians, dan Simpangan Baku 161
Lampiran 26. Uji Normalitas Data Hasil Tes Pada Kelas Kontrol 165
Lampiran 27. Uji Normalitas Data Tes Pada Kelas Eksperimen 167
Lampiran 28. Perhitungan Uji Homogenitas 169
Lampiran 30. Dokumentasi Penelitian 173
Lampiran 31. Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors 176
Lampiran 32. Tabel Wilayah Luas Dibawah Kurva Normal 177
Lampiran 33. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F 178
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah.
Pendidikan merupakan segala usaha yang dilaksanakan dengan sadar dan
bertujuan mengubah tingkah laku manusia ke arah yang lebih baik dan sesuai
dengan yang diharapkan. Pendidikan akan merangsang kreativitas seseorang agar
sanggup menghadapi tantangan-tantangan alam, masyarakat, teknologi serta
kehidupan yang semakin kompleks.
Pendidikan merupakan media yang sangat berperan untuk menciptakan
manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui
pendidikan akan terjadi proses pendewasaan diri sehingga didalam proses
pengambilan keputusan terhadap suatu masalah yang dihadapi selalui disertai
dengan rasa tanggung jawab yang besar.
Mortimer.J.Adler (dalam:http://id.shvoong.com/socialsciences/education/2043347
pengertianpendidikan/#ixzz1by9ecQup) meyatakan bahwa:
“Pendidikan adalah proses dimana semua kemampuan manusia (bakat dan kemampuan yang diperoleh) yang dapat dipengaruhi oleh pembiasaan, disempurnakan dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik melalui sarana yang secara artistik dibuat dan dipakai oleh siapa pun untuk membantu orang lain atau dirinya sendiri mencapai tujuan yang ditetapkan, yaitu kebiasaan yang baik”.
Untuk itu pendidikan sudah seharusnya dikecam oleh semuwa manusia,
karena pendidikan merupakan salah satu modal untuk sebuah awal kehidupan
yang akan lebih baik. Selanjutnya Oemar Hamalik (2008:3) mengemukakan
bahwa:
“Pendidikan adalah proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara adekwat dalam kehidupannya”.
2
Mengingat peran pendidikan tersebut maka sudah seharusnya aspek ini
menjadi perhatian pemerintah dalam rangka meningkatkan sumber daya
masyarakat Indonesia yang berkualitas. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan
oleh Oemar Hamalik (2008:3) yaitu :
“Produk yang ingin dihasilkan oleh proses pendidikan adalah berupa lulusan yang memiliki kemampuan melaksanakan peranan-peranannya untuk masa depan yang akan datang. Peranan bertalian dengan jabatan dan pekerjaan tertentu, tentunya bertalian dengan kegiatan pembangunan dimasyarakat”.
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran disekolah dinilai cukup
memegang peranan penting dalam membentuk siswa menjadi berkualitas, karena
matematika merupakan suatu sarana berfikir untuk mengkaji sesuatu secara logis
dan sisitematis. Karena itu, maka perlu adanya peningkatan mutu pendidikan
matematika. Salah satu yang harus diperhatikan adalah prestasi belajar siswa
disekolah.
Matematika merupakan bidang study yang dipelajari oleh semua siswa
dari SD hingga SMA dan bahkan juga di Perguruan Tinggi karena matematika
merupakan salah satu penguasaan yang mendasar yang dapat menumbuhkan
kemampuan penalaran siswa. Hal ini sesuai dengan tujuan pembelajaran
matematika yang dikemukakan oleh Hadi Muttaqin Hasyim (dalam
http://muttaqinhasyim.wordpress.com/2009/06/14/tujuan-pembelajaran-matematika/) bahwa:
1. Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan dan pola piker dalam kehidupan dan dunia selalu berkembang, dan
2. Mempersipakn siswa meggunakan matematika dan pola piker matematika dalam kehidupan sehari dan dalam mepelajari berbagai ilmu pengetahuan.
Tidak dipungkiri lagi bahwa matematika adalah sebuah kebutuhan yang
sudah seharusnya diketahui oleh setiap manusia dalam menjalani hidup kerena
dengan manusia memahami matematika, maka manusia akan mampu untuk
3
Hendra Gunawan (dalam
http://student.unpar.ac.id/~hmjmat/buletin71/artikel-01/koran.htm) menyatakan bahwa :
“Matematika diajarkan karena matematika melatih siswa berpikir dan berargumentasi. Tidak hanya mengasah fungsi otak kiri, yaitu berpikir logis, analitis, kritis, detil, runtut, berurutan dan sistematis, tetapi juga mengasah fungsi otak kanan, seperti berpikir alternatif, eksploratif dan kreatif, serta kemampuan desain dan optimasi. Melalui matematika, siswa dapat pula dibiasakan bekerja efisien, selalu berusaha mencari jalan yang lebih sederhana dan lebih singkat (tanpa mengurangi keefektivannya, juga cermat dan tidak ceroboh, serta ketat dalam berargumentasi alias tidak sembarang omong atau tulis”.
Jelas bahwa matematika merupakan langkah awal bagi peserta didik untuk
menjadikannya sebagai manusia yang mampu berfikir kritis, logis dan mampu
menjadi manusia yang intelektual. Hal ini sesuai dengan tujuan pembelajaran
matematika yang dikemukakan sihombing (2006) yaitu:
“(1) Melatih cara berfikir dalam bernalar atau menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsisten, dan inkonsistens; (2) Mengembangkan aktifitaas yang menyebabkan imajinasi, intuisi, dan
penemuan, mengembangkan pemikiran divergen orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi, dan dugaan sementara serta mencoba-coba;(3) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah; (4) Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaran lisan, catatan, grafik, peta, diagram dalam menjelaskannya”.
Berdasarkan penjelasan singkat diatas,dapat disimpulkan bahwa dengan
belajaar matematika diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berfikir,
bernalar, mengkomunikasikan gagasan-gagasan serta dapat mengembangkan
aktifitas kreatif dan pemecahan masalah. Ini menunjukkan bahwa matematika
memiiki manfaat dalam mengembangkan kemampuan siswa sehingga perlu untuk
dipelajari.
Pada kenyatannya dalam pembelajaran, matematika adalah salah satu mata
pelajaran yang dianggap sulit dipahami oleh siswa, baik di SD, SMP , maupun di
4
Seperti yang dikemukakan oleh Suherman (dalam http://id.shvoong.com/
writing-and-speaking/presenting/2063167-kajian-teori-pembelajaran-matematika-di/#ixzz1byDYg4t2) bahwa :
“Matematika sebagai studi tentang objek abstrak tentu saja sangat sulit untuk dapat dipahami oleh siswa-siswa SD yang belum mampu berpikir formal, sebab orientasinya masih terkait dengan benda-benda konkret”.
Salah satu akar permasalahan yang sangat umum terjadi adalah guru tidak
melibatkan siswa secara aktif dalam menemukan konsep dan prinsip-prinsip
dalam matematika dan kurang mampu menyelesaikan soal cerita (pemecahan
masalah). Hal ini sesuai dengan Dian Armanto (dalam strategi belajar mengajar
matematika,2008:4 ), berpendapat bahwa
“Siswa tidak memahami konsep matematika dan tidak mampu menggunakannya dalam pemecahan masalah. Pembelajaran selama ini menghasilkan siswa yang kurang mandiri, tidak berani mempunyai pendapat sendiri, selalu memohon petunjuk, dan kurang gigih dalam melakukan uji coba”.
Dari kutipan diats terlihat bahwa siswa kurang mampu mandiri dalam
melakukan pengambilan keputusan, dikarnakan belum adanya keberanian dari
dalam diri sendiri. Sementara Oemar hamalik (2008:14) mengemukakan bahwa :
“Siswa harus mampu menerapkan konsep yang telah dipelajari dan dikuasai kedalam situasi atau pengalaman baru. Keterampilan itu digunakan untuk menjelaskan tentang apa yang akan terjadi dan dialami oleh siswa dalam proses pembelajarannya”.
Dapat terlihat bahwa kesulitan yang dialami siswa dan apa yang
seharusnya dikuasai oleh siswa, hal ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran
matematika siswa harus dapat menguasai dan menerapkan konsep-konsep yang
telah dipelajari untuk memcahkan soal-soal matematika terutama yang
berhubungan dengan pemecahan masalah.
Sesuai dengan pernyataan seorang guru matematika SMP Negeri I Kualuh
5
“Siswa kurang mampu dalam memecahkan masalah pokok bahsan kubus dan balok, ini terjadi karena tingkat konsentarasi siswa yang tidak maksimal, yang mungkin karena metode yang digunakan tidak cocok (metode langsung) dan tidak membua siswa termotivasi dan kurangnya pemahaman sisiwa akan konsep, sehingga kebanyakan siswa kurang mampu memecahkan masalah yang berhubungan dengan materi tersebut“.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa banyaknya siswa yang tidak
mampu menyelesaikan soal yang dikarenakan proses pembelajaran yang kurang
bermakna, misalnya pembelajaran yang meminimalkan aktifitas siswa dalam
proses belajar mengajar sehingga menyebabkan rendahnya kemampuan siswa
dalam memecahkan masalah.
Dengan demikian, tugas guru bukan sekedar mengajarkan ilmu semata
kepada siswa, tetapi membantu siswa belajar. Tekanan pembelajarannya harus
pada aktifitas siswa untuk belajar, aktif secara manual maupun secara fisis. Oleh
karena itu guru dituntut untuk mendorong sisiwa belajar lebih aktif dan dapat
meningkatkan kemampuan factor penting dalam matematika. Menurt Slameto
(dalam http://www.elearning.romadhon.com) mengemukakan bahwa bahwa :
“Seorang guru harus mampu menimbulkan semangat belajar secara individual, karena masing-masing siswa mempunyai perbedaan pengalaman, kemampuan dan sifat-sifat pribadi yang lain, sehingga dapat memberikan kebebasan dan kebiasaan siswa untuk mengembangkan kemampuan berfikirnya dan penuh inisiatif dan kreatif dalam pekerjaaannya”.
Dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa,
hendaknya guru berusaha melatih dan membiasakan siswa melakukan bentuk
pemecahan masalah dalam kegiatan pembelajarannya, seperti memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengadakan diskusi kelompok guna
mengumpulkan pendapat, kesimpulan atau menyusun alternatif pemecahan atas
suatu masalah.
Salah satu cara bentuk pembelajaran yang mampu meningkatkan
pemecahan masalah siswa adalah dengan penggabungan penerapan teori Vygosky
dan teori G.Polya. Dimana teori Vygotsy lebih menekankan pada kemampuan
6
konsep zone of proxiomal development, scaffolding, dan perkembangan mental
yang berangkat dari bidang sosial ke bidang individu dan disempurnakan oleh
teori G.Polya yang menerapkan prinsip memahami, merancanakan dan
menyelesaikan (memecahkan) masalah sesuai dengan perencanaan.
Menurut Nur (dalam http://anwarholil.blogspot.com) menyatakn bahwa :
“Karya Vygotsky didasarkan pada tiga ide utama : (1) bahwa intelektual berkembang pada saat individu menghadapi ide-ide baru dan sulit mengaitkan ide-ide tersebut dengan apa yang mereka ketahui; (2) bahwa interaksi dengan orang lain memperkaya intelektual; (3) peran utama guru adalah bertindak sebagai seorang pembantu dan mediator pembelajaran siswa”.
Dari kutipan diatas terlihat bahwa salah satu sumbangan yang penting dari
Vygotsky adalah penekanan-penekanan pada hakekat sosiokultural dari
pembelajaran. Vygotsky yakin bahwa pembelajaran terjadi apabila peserta
mengerjakan tugas-tugas yang belum dipelajari nyang masih berada pada
jangkauan kemampuan peserta didik atau berada dalam zone of proximal
develovment. Vygotsky juga meyakini bahwa fungsi mental yang lebih tinggi
pada umumnya muncul dalam percakapan atau kerjasama antar peserta didik.Inti
dari sosiokultur Vygotsky dalam kegiatan pembelajaran ditempatkan sebagai
interaksi yang baik antara siswa dengan siswa dan interaksi guru dengan siswa..
Teori Vygotsky (dalam http://anwarholil.blogspot.com) menyatakan bahwa :
“Implikasi utama teori pembelajaran yaitu : menghendaki kelas kooperatif, sehingga siswa dapat saling berinteraksi dan saling memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah yang efektif dalam masing-masing zone of proximal development mereka. Jadi teori Vygotsky adalah salah satu teori belajar social sehingga sangat sesuai dengan model pembelajaran kooperatif karna dalam model pembelajaran kooperatif terjadi interaksi social antara siswa dengan siswa dan antara guru dan siswa dalam usaha menemukan konsep-konsep dan pemecahan masalah”.
Sementara itu pernyatan G.Polya mengenai penalaran dalam pemecahan
masalah mengemukakan ada dua hal penting yaitu penalaran secara induktif dan
penalaran secara deduktif, karena ilmu pengetahuan tidak akan berkembang hanya
7
G.Polya (dalam
http://ina-zha.blogspot.com/2011/10/pemecahan-masalah-menurut-g-polya.html) mengemukakan bahwa :
“Pemecahan masalah sebagai suatu usaha mencari jalan keluar dari suatu
kesulitan guna mencapai suatu tujuan yang tidak begitu mudah segera
dapat dicapai”.
Dari kutipan diatas terlihat bahwa pemecahan masalah adalah sesuatu
untuk mengeluarkan kita dari sebah masalah dan pada akhirnya akan
menunjukkan jalan agar kita mencapai suatu tujuan.
Selanjutnya Teori G.Polya (dalam Http://Educare.e fkipunla.net.) mengemukakan
bahwa:
“Pemecahan masalah dapat dilakukan dengan berbagai strategi-strategi yang dapat dilakukan dengan strategi mencoba, membuat diagram, menemukan pola, membuat table, mencoba soal yang lebih sederhana, berfikir logis, dan mengabaikan hal-hal yang tidak mungkin”.
Berdasarkan uraian singkat diatas dapat disimpulkan bahwa dengan
menerapkan teori Vygotsky dan teori G.Polya dalam proses pembelajaran siswa
akan lebih mudah, cepat, dan mandiri serta tepat sasaran dalam menyelesaikan
masalah yang dihadapinya. Mereka juga mampu memotivasi diri sendiri dalam
mengkonstruksi pengetahuan dan berusaha mencapai tujuan pembelajaran
matematika, serta hasil belajar yang akan semakin baik sehingga kemampuan
pemecahan masalah siswa akan semakin lebih baik.
Adapun alasan pemilihan judul penelitian dikarenakan :
1. Penelitian eksperimen semu adalah penelitian yang disarankan oleh dosen
pembimbing skripsi dan memang benar yang diinginkan oleh peneliti
untuk diteliti.
2. Penggabungan teori Vygotsky dan G.Polya sangat cocok untuk dilakukan
dalam meneliti kemampuan pemecahan masalah siswa.
3. Kemampuan pemecahan masalah siswa sangat kurang dalam memecahkan
8
4. Materi kubus dan balok adalah salah satu pokok materi yang yang tepat
untuk diteliti dengan menggunakan kemampuan pemecahan masalah.
5. SMP Negeri I Kualuh Selatan yang terletak dikabupaten kualuh selatan
belum pernah dilakukan penelitian menggunakan penggabungan teori
Vigotsky dan G.Polya dalam memecahkan masalah khususnya pada
pelajaran matematika.
Berdasarkan penjelasan tersebut diatas, maka peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan mengangkat judul : “Penerapan Teori Vygotsky
dan Tori G.Polya Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Pokok Bahasan Kubus dan Balok di-Kelas VIII SMP Negeri I Kualuh Selatan T.A 2012/2013”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, bebrapa masalah dapat
diidentifikasi sebagai berikut:
1. Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah masih rendah.
2. Matematika dianggap sebagai pelajaran yang sulit.
3. Siswa kurang mampu menerapkan konsep matematika dalam
memecahkan masalah.
4. Siswa kurang mampu mengidentifikasi dalam matematika untuk
memecahkan masalah.
5. Penguasan guru terhadap berbagai pendekatan pembelajaran belum
optimal.
6. Belum diterapkannya teori Vygotsky dan G.Polya dalam proses
pembelajaran di SMP I Kualuh Selatan, Khususnya pada pokok
9
1.3. Batasan Masalah
Melihat luasnya cakupan masalah-masalah yang teridentifikasi
dibandingkan waktu dan kemampuan yang dimiliki peneliti, maka peneliti merasa
perlu member pembatasan masalah yang akan dikaji agar lebih terarah dan jelas,
masalah dalam penelitian ini dibatasi hanya pada : Perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa yang diajarkan dengan penggabungan teori vygotsky
dan G.Polya dengan pembelajaran konvensional pada pokok bahasan kubus dan
balok di kelas VIII SMP Negeri I Kualuh Selatan T.A 2012/2013.
1.4. Rumusan Masalah.
Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah diatas, maka yang menjadi
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah ada perbedaan
kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajarkan dengan menerapkan
penggabungan teori Vygotsky dan G.polya dengan pembelajaran konvensional
dikelas VIII SMP Negeri I Kualuh selatan T.A 2012/2013.
1.5. Tujuan Penelitian.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui apakah ada
perbedaan kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajarkan dengan
menerapkan penggabungan teori Vygotsky dan G.polya dengan pembelajaran
konvensional dikelas VIII SMP Negeri I Kualuh selatan T.A 2012/2013.
1.6. Manfaat Penelitian
Setelah selesainya penelitian ini, diaharapkan dapat bermanfaat bagi
10
1. Bagi guru/calon guru yaitu sebagai informasi mengenai hasil belajar
siswa dalam memecahkan masalah yang diajarkan dengan
menerapkan teori Vygotsky dan teori G.Polya pada pokok bahsan
kubus dan balok.
2. Bagi peneliti yaitu hasil dan perangkat peneliti ini dapat dijadikan
pertimbangan untuk menerapkan teori belajar Vygotsky dan teori
belajar G.Polya pada pokok bahasan kubus dan balok maupun pada
pokok bahasan lain yang dapat dikembangkan untuk peneliti
selanjutnya.
3. Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi peningkatan mutu
pendidikan, khususnya dalam proses belajar mengajar matematika
75
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisis terhadap data penelitian maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah siswa dengan
menerapkan model pembelajaran konvensional dan penggabungan teori Vygotsky
dan G. Polya kelas VIII SMP Negeri 1 Kualuh Selatan T.A. 2012/2013 dengan
rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa kelas kontrol (konvensional)
sebesar 40,94444dan rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa kelas
eksperimen (penggabungan Teori Vygotsky dan G.Polya) sebesar 46,86111.
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, ada beberapa pesan yang perlu
disampaikan antara lain:
1. Bagi siswa agar terlibat lebih aktif dalam pembelajaran seperti
mengeluarkan mendapatkan pengetahuan baru dan mengeluarkan ide-ide.
Sehingga pengetahuan yang didapatkan adalah pengetahuan bermakna yang
bukan sekedar hafalan yang selanjutnya dapat diaplikasikan untuk
menyelesaikan soal-soal yang berkenaan dengan pemecahan masalah
matematika.
2. Bagi guru matematika hendaknya dalam mengajarkan materi matematika
tidak hanya menggunakan metode pembelajaran yang bersifat konvensional
namun diharapkan dapat mengembangkan suatu strategi pembelajaran yang
mampu mengaktifkan siswa dalam belajar, dan disarankan untuk dapat
menerapkan pembelajaran berbasis masalah
3. Bagi pihak terkait lainnya seperti pihak sekolah diharapkan untuk lebih
memperhatikan kelebihan dan kelemahan dari pembelajaran yang digunakan
dalam mengajarkan matematika dalam meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa.
76
4. Diharapkan kepada peneliti lainnya untuk melanjutkan bentuk penelitian ini
agar mendapatkan hasil yang lebih baik dan dapat sebagai bahan
perbandingan.
5. Kepada siswa, khususnya siswa SMP Negeri 1 Kualuh Selatan disarankan
untuk saling bekerjasama dalam diskusi kelompok terutama dalam
77
DAFTAR PUSTAKA
Admin, (2009). (Problem Solving_Pemecahan Masalah), Http://Educare.e fkipunla.net.) (diakses Agustus 2011)
Admin, (2009). Karakteristik Pembelajaran berdasarkan masalah, https
://docs.google.com/ viewer?a= v&q=cache: TONVXnTeh 3AJ:digilib .unimed.ac.id/ , (diakses Agustus 2011)
Admin, (2011). Teori Piaget dan Vygotsky, http://edukasi.kompasiana.com /2011/01/01/teori-piaget-dan-vygotsky/ (diakses Agustus 2011)
Admin, (2010). Konsep Belajar dan Pembelajaran, (http:// edukasi. Komp asiana.com /2010/10/18/ konsep-belajar-dan-pembelajaran-293887 html) (diakses Januari 2013)
Admin, (2009). Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dalam IPA,
http://lpmpjogja.diknas.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id =325&Itemid=112http://edukasi.kompasiana.com/2011/01/01/teori-piaget-dan-vygotsky/) (diakses Agustus 2011)
Admin, (2012). Teori Pemecahan Masalah Polya Dalam Pembelajaran Matematika, http://midt-pmm.wikispaces.com/Subunit+2-1) (diakses Agustus 2011)
Admin, (2007). Problem Basic Learning, http://unisys.uii.ac.ic, 2007), (diakses Agustus 2011)
Aisyah, W., (2008). Pembelajaran Melalui Metode PBL (Problem Based Learning) dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan, http://wianti.multiply.com, 2008) (diakses Agustus 2011)
Anggel, Mita., (2011). Peran Guru Dalam Proses Blajar Mengajar, http://mitanggel.blogspot.com/2009/09/pengertian-mengajar.html) (diakses Agustus 2011)
Arifin, Zaenal., (2009). Evaluasi Pembelajaran, Rosda, Bandung.
Arikunto, S., (1991). Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, S., (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
78
Corey., (2012). Evaluasi Pembelajaran http://carapedia.com /pengertian _definisi _pembelajaran_ menurut_para_ahli_info507.html) (diakses Agustus 2011)
Gunawan, Hendra., (1998). Pengajaran Pendidikan Matematika, http://student.unpar.ac.id/~hmjmat/buletin71/artikel-01/koran.htm) (diakses Agustus 2011)
Hamalik, O., (1990). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Hasyim, Muttaqin, Hadi., (2009). Tujuan Pembelajaran Matematika,
http://muttaqinhasyim.wordpress.com/2009/06/14/tujuan-pembelajaran-matematika/ (diakses Agustus 2011)
Holil, Anwar,. (2009). Perbandingan Teori Perkembangan Anak Oleh Piaget, Vygotsky dan Brunner, http://anwarholil.blogspot.com) (diakses Agustus 2011)
Hudojo, Herman., (1988). Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Depdikbud.
Hum, M, Sumardi., (2008). Relevansi Teori Psikologi Piaget, Vygotsky, dan Bruner dalam Pembelajaran Bahasa Inggris, (http://robertsumardi. wordpress.com /2008 /09 /11 /implikasi-teori-psikologi-piaget-vygotsky-dan-bruner-dalam-pembelajaran-bahasa -inggris/) (diakses Januari 2013)
Kundoyo, (2008). Daya Mataematis, http://jurotungo.files.wordpress.com/2007) (diakses Agustus 2011)
Mukhtar., (2010). Penerapan Strategi Pembelajaran Problem Based Learning dengan Menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Dalam Pokok Bahasan Garis Singgung Lingkaran Siswa Kelas VIII B MTs Hasyim Asy’ari Pakis Tahun Pelajaran 2009-2010,(http://mukhtaribenk.blogspot.com/) (diakses Januari 2013)
Nasution., Noehi., (2010). Pengertian Defenisi Belajar Menurut Para Ahli, http://carapedia.com/pengertian_definisi_belajar_menurut_para_
ahli_info499.html) (diakses Agustus 2011)
Romadhon, Ahmad.,(2009). Faktor-faktro yang Mempengaruhi Partisipasi Belajar http://www.elearning.romadhon.com) (diakses Agustus 2011)
79
Sihombing, W.l., (2006). Telaah Kurikulum Matematika Sekolah. Medan: FMIPA Unimed.
Situmorang, Suarman, Adi., (2012). Model Pembelajaran Pencapaian Konsep.
(http://modelpembelajaranpencapaiankonsepadi.blogspot.com/2012_ 06_01_archive.html). (diakses Januari 2013)
Suherman., ( 2006). http://id.shvoong.com/ writing-and-speaking/presenting/2063167-kajian-teori-pembelajaran-matematika-di/#ixzz1byDYg4t2) (diakses Agustus 2011)
Sudjana, (2005). Metode Statistik, Tarsito, Bandung.
Tafsir, Ahmad., (2010). Pengertian Pendidikan, http://id.shvoong.com/ socialsciences /education/2043347 pengertianpendidikan/#ixzz1by9ecQup (diakses Agustus 2011)
Winkel, (2006). Pengertian Belajar Menurut Ahli, http://belajarpsikologi.com/pengertian-belajar-menurut-ahli/ ), (diakses Agustus 2011)
Warmada, I.W., (2004). Problem Based Learning (PBL) Berbasis Teknologi Informasi, http://warmada.staf.ugm.ac.idhttp://warmada.staf.ugm.ac.id, 2004 (diakses Agustus 2011)