UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) (PTK Pembelajaran Matematika Bagi Siswa Kelas VII C Semester Genap
SMP Muhammadiyah 7 Surakarta)
Naskah Publikasi
Diajukan oleh: RINI DEWI SAFITRI
A410090011
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
PERSETUJUAN
UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)
(PTK Pembelajaran Matematika Bagi Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Muhammadiyah 7 Surakarta)
Naskah Publikasi
Diajukan oleh: RINI DEWI SAFITRI
A410090011
Disetujui Untuk Dipertahankan di Hadapan Dewan Penguji Skripsi S-1
Pembimbing
UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) (PTK Pembelajaran Matematika Bagi Siswa Kelas VII Semester Genap SMP
Muhammadiyah 7 Surakarta) Oleh
Rini Dewi Safitri1, Rita P. Khotimah2 1
Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UMS, rindewsafitri@ymail.com
2
Staf Pengajar UMS Surakarta, rpramujiyanti@yahoo.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan, meningkatkan motivasi dan prestasi pokok bahasan garis dan sudut dalam pembelajaran matematika melalui strategi pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament. Jenis penelitian, penelitian tindakan kelas (PTK). Subyek, siswa SMP. Jumlah siswa 28. Teknik pengumpulan data, observasi, tes, catatan lapangan, dan dokumentasi. Untuk menjamin keabsahan data digunakan teknik triangulasi. Teknik analisis data,deskriptif kualitatif dengan analisis interaktif, terdiri dari reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan motivasi dan prestasi pokok bahasan garis dan sudut. Hal ini dilihat dari indikator motivasi: 1) mengerjakan tugas yang diberikan guru sebelum tindakan28,57% dan setelah tindakan 71,43%,2) memperhatikanpenjelasan guru sebelum tindakan 35,71 % dan setelah tindakan 75%,3) aktif dalam pembelajaran sebelum tindakan 32,14% dan setelah tindakan 82,14%, dan 4) memiliki semangat berkompetisi dalam prestasi 25% dan setelah tindakan 71,433%. Sedangkan indikator prestasi, siswa mencapai standar ketuntasan minimal (KKM ≥60) sebelum tindakan 21,43% dan setelah tindakan 82,14%.Penelitian ini menyimpulkan bahwa strategi pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament meningkatkan motivasi dan prestasi belajar matematika.
PENDAHULUAN
Pengetahuan dan teknologi mengalami perkembangan yang pesat.Perkembangan dua hal tersebut memiliki dampak positif dan negatif.Perkembangan teknologi ini dimulai dari negara maju, sehingga Indonesia sebagai Negara berkembang perlu mensejajarkan diri dengan negara-negara yang sudah maju.
Matematika merupakan bidang studi yang sangat penting dalam sistem pendidikan di seluruh dunia. Negara yang mengabaikan matematika sebagai prioritas utama akan tertinggal dari kemajuan segala bidang (terutama sains dan teknologi), dibanding dengan negara lainnya yang memberikan tempat bagi matematika sebagai subjek yang sangat penting (Moch. Masykur Ag dan Abdul Halim Fathani, 2007:41). Untuk itu diperlukannya perhatian khusus dan penguasaan terhadap matematika agar tidak tertinggal dengan negara lain.
Pada masa sekarang masih banyak kegiatan belajar yang menggunakan cara konvensional, sehingga siswa kurang termotivasi dan cenderung bosan dalam mengikuti pelajaran yang dapat mengakibatkan rendahnya prestasi siswa. Pembelajaran yang menarik sangat diperlukan sehingga siswa senang untuk belajar.Pembelajaran yang menyenengkan dan menantang dapat menumbuhkan motivasi siswa.
Dalam kegiatan pembelajaran di kelas, siswa diharapkan dapat meningkatkan motivasi yang diukur dari indikator: mengerjakan tugas yang diberikan guru, memperhatikan penjelasan guru, aktif dalam pembelajaran, dan memiliki semangat berkompetisisi dalam prestasi. Dengan adanya motivasi pada diri siswa, maka akan membantu dalam pencapaian tujuan. Indikator prestasi
dilihat dari pencapaian siswa terhadap kriteria ketuntasan minimal (KKM ≥60).
strategi yang kurang optimal serta rendahnya motivasi yang secara tidak langsung mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti di kelas VII C SMP Muhammadiyah 7 Surakarta, mempunyai tingkat motivasi yang masih rendah, meliputi : 1) mengerjakan tugas yang diberikan guru 8 siswa (28,57%), 2) memperhatikan penjelasan guru 10 siswa (35,71%), 3) aktif dalam pembelajaran 9 siswa (32,14%), 4) memiliki semangat berkompetisi dalam prestasi 7 siswa (25%). Sedangkan tingkat prestasi belajar matematika, terdapat 6 siswa (21,43%)
mencapai kriteria ketuntasan minimal ( ≥60). Dengan demikian siswa harus diberi
rangsangan melalui penggunaan strategi pembelajaran yang tepat, yaitu dengan suatu strategi pembelajaran yang dapat memotivasi siswa dan merangsang siswa untuk berprestasi.
Salah satu strategi yang dapat merangsang motivasi dan prestasi belajar siswa di kelas yaitu strategi pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT). Menurut Slavin (Rusman, 2012:225) pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari lima langkah tahapan, yaitu: 1) penyajian kelas (class precentation), 2) belajar dalam kelompok (teams), 3) permainan (games), 4) pertandingan (tournament), dan 5) penghargaan kelompok (team recognition).
Penelitian ini mengacu pada rumusan masalah: Adakah peningkatan motivasi belajar siswa setelah dilakukan pembelajaran dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament dan adakah peningkatan prestasi belajar siswa setelah dilakukan pembelajaran dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament.
Tujuan dari penelitian ini: (1) tujuan umum penelitian ini yaitu untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar matematika, (2) tujuan khusus penelitian ini yaitu meningkatkan motivasi belajar matematika siswa, dengan indikator: mengerjakan tugas yang diberikan guru, memperhatikan penjelasan guru, aktif dalam pembelajaran, dan memiliki semangat berkompetisisi dalam prestasi, serta peningkatan prestasi belajar diukur dari indikator siswa mencapai
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)..Mahmud:2011:199)Action research pada hakikatnya merupakan rangkaian
“riset-tindakan-riset-tindakan-…”, yang dilakukan secara siklik (siklus) dalam rangka memecahkan masalah sampai masalah tersebut terpecahkan
Waktu penelitian ini dilakukan selama empat bulan di kelas VII C SMP Muhammadiyah 7 Surakarta, yaitu bulan November 2012 sampai dengan Februari 2013 dengan tiga siklus. Subyek penelitian ini yaitu siswa kelas VII C SMP Muhammadiyah 7 Surakarta.Jumlah siswa 28, terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.
Metode pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini, (1) metode observasi digunakan untuk memperoleh data motivasi dengan menerapkan strategi
Teams Games Tournament, (2) metode tes digunakan untuk mengukur prestasi belajar matematika siswa, metode tes berupa lembar kerja siswa yang dikerjakan pada saat tournament, (3) metode dokumentasi meliputi daftar nama siswa, daftar motivasi siswa, daftar nilai siswa, RPP, materi, LKS, pedoman observasi, catatan lapangan, lembar tanggapan guru, foto setiap pelaksanaan tindakan, daftar anggota kelompok, rata-rata skor tim, daftar nama siswa pada meja
tournament,pedoman penghitungan skor tournament, dan (4)catatan lapangan meliputi kegiatan tindak mengajar (dilakukan oleh guru), tindak belajar (dilakukan oleh siswa) dan penarikan makna (kesimpulan pembelajaran yang telah dilakukan).Teknik analisis data yang digunakan, teknik analisis data komparatif dan kritis.Analisis komparatif digunakan untuk menganalisis data yang berkaitan dengan siswa, sedangkan kritis digunakan untuk data yang berkaitan dengan guru. Teknik analisis data menggunakan model alur yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Observasi awal dilakukan pada Senin, 12 November 2012 pukul 09.15-10.35 dengan tujuan memperoleh data awal yang digunakan sebagai dasar penelitian. Dalam observasi ini, dari 28 siswa: mengerjakan tugas yang diberikan guru 8 siswa (28,57%), memperhatikan penjelasan guru 10 siswa (35,71%), aktif dalam pembelajaran 9 siswa (32,14%), dan memiliki semangat berkompetisisi dalam prestasi 7 siswa (25%). Rendahnya motivasi tersebut berdampak pada hasil yaitu siswa mencapai kriteria ketuntasan minimal 6 siswa (21,43%) (KKM ≥60). Berdasarkan hasil observasi pendahuluan dapat disimpulkan bahwa motivasi dan prestasi belajar matematika di kelas VII C masih rendah.
Penelitian ini dilakukan dalam tiga putaran dengan masing-masing putaran terdiri dari satu pertemuan (80 menit). Penelitian terinci sebagai berikut:
1. Tindakan Kelas Siklus I
Tindakan kelas putaran I dilaksanakan pada Kamis, 31Januari 2013mulai pukul 07.00 sampai pukul 08.20, jumlah siswa yang hadir 28 siswa. Materi yang dipelajari pada putaran I adalah pengertian sudut dan besaran sudut.
a. Tindak Mengajar
Pembelajaran dimulai dengan salam dan do’a, kemudian presensi
kehadiran siswa. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Peneliti membagi kelas menjadi 7 kelompok dengan masing-masing kelompok 4 siswa dengan kemampuan heterogen.Kemudian guru menjelaskan materi. Guru membagikan lembar latihan soal untuk didiskusikan dengan anggota kelompok, dan mempersilakan siswa untuk bertanya bagian yang belum dipahami.
Setelah tournament selesai guru menghitung perolehan skor pada saat tournament.Kemudian menghitung nilai masing-masing kelompok dengan cara menjumlahkan nilai masing-masing anggota kelompok pada saat game dibagi dengan banyaknya anggota. Setelah itu, diumumkan untuk 3 peringkat kelompok teratas dan memberi hadiah sebagai simbol penghargaan.
Pada akhir pembelajaran, guru mengajak siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Guru memberikan PR materi yang telah dipelajari serta menginformasikan kepada siswa untuk mempelajari materi selanjutnya yaitu tentang jenis-jenis sudut.
b. Tindak Belajar
Siswa masih gaduh saat pembelajaran, sebagian siswa tidak memperhatikan penjelasan guru, siswa belum begitu paham tentang strategi yang digunakan, banyak siswa yang protes untuk penggantian kelompok, banyak siswa yang masih melihat jawaban teman, siswa berebut kartu jawaban.Beberapa siswa sudah berani bertanya atau mengemukakan ide mereka.
Pada tindakan kelas putaran I, indikator-indikator motivasimengalami peningkatan dengan data:mengerjakan tugas yang diberikan guru 14 siswa (50%),memperhatikan penjelasan guru 15 siswa (53,57%),aktif dalam pembelajaran 17 siswa (60,71%), dan memiliki semangat berkompetisi dalam prestasi 12 siswa (42,86%).Sedangkanindikator prestasi yaitu, siswa mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM ≥60)14 siswa (50%).
2. Tindakan Kelas Putaran II
Tindakan kelas putaran II dilaksanakan pada Jum’at, 1 Februari 2013 mulai pukul 09.15 sampai pulul 10.35,siswa yang hadir 28 siswa. Materi yang dipelajari pada putaran II adalah jenis-jenis sudut.
a. Tindak Mengajar
perbaikan.Sebelum memasuki kelas, diinformasikan kepada siswa untuk duduk bersebelahan dengan kelompoknya.
Guru mengawali pembelajaran dengan salam dan presensi siswa, dalam pelaksanaan tindakan kelas putaran II ini guru menerapkan strategi pembelajaran sama seperti putaran I tetapi mengalami perbaikan-perbaikan antara lain: guru mengingatkan siswa bahwa keseriusan belajar masing-masing siswa menentukan keberhasilan kelompok, memotivasi siswa dengan memberikan hadiah atau penghargaan bagi kelompok yang menang, memberikan teguran kepada siswa yang gaduh, agar kelas menjadi tenang, dan guru membagikan soal dan kartu jawaban bernomor kepada masing-masing siswa pada masing-masing-masing-masing meja tournament.
b. Tindak Belajar
Secara umum, tindakan kelas putaran II dengan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament sudah berjalan dengan baik.Suasana kelas yang mulai lebih tenang, siswa yang memperhatikan penjelasan guru semakin banyak, siswa sudah mulai mengerti dengan strategi pembelajaran yang digunakan, sedikit siswa protes pada guru agar kelompok diganti dan siswa ada yang masih melihat jawaban teman mengalami penurunan. Beberapa siswa sudah berani bertanya atau mengemukakan ide merekang berani mengerjakan soal di depan kelas.
Berdasarkan pembelajaran secara keseluruhan pada tindakan kelas putaran II, perilaku siswa yang berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian ini dari 28 siswa kelas VII C disimpulkan, mengerjakan tugas yang diberikan guru 17 siswa (60,71%),memperhatikan penjelasan guru 17 siswa (60,71%),aktif dalam pembelajaran 19 siswa (67,86%), dan memiliki semangat berkompetisisi dalam prestasi 18 siswa (64,29%). Indikator prestasi yaitu, siswa mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM ≥60)19 siswa (67,86%).
3. Tindakan Kelas Putaran III
Materi yang dipelajari pada putaran IIIyaitu hubungan antarsudut jika dua garis sejajar dipotong oleh garis lain.
a. Tindak Mengajar
Tindak mengajar yang dilakukan oleh peneliti.Tindak mengajar putaran III ini mengacu dari hasil refleksi putaran II sehingga mengalami perbaikan.Sebelum memasuki kelas, diinformasikan kepada siswa untuk duduk bersebelahan dengan kelompoknya. Guru membagi soal dan kartu jawaban bernomor dalam satu bendel untuk masing-masing siswa pada masing-masing meja tournament.
Guru mengawali pembelajaran dengan salam dan presensi siswa, dalam pelaksanaan tindakan kelas putaran III ini guru menerapkan strategi pembelajaran sama seperti putaran II tetapi mengalami perbaikan-perbaikan antara lain: guru mengingatkan siswa bahwa keseriusan belajar masing-masing siswa menentukan keberhasilan kelompok, memotivasi siswa dengan memberikan hadiah atau penghargaan bagi kelompok yang menang, memberikan taguran kepada siswa yang gaduh, agar kelas menjadi tenang, dan menciptakan suasana kelas yang menumbuhkan percaya diri siswa terhadap kemampuannya..
b. Tindak Belajar
Secara umum, tindakan kelas putaran III dengan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament sudah berjalan dengan baik.Suasana kelas yang mulai lebih tenang, siswa yang memperhatikan penjelasan guru semakin banyak, siswa sudah mulai mengerti dengan strategi pembelajaran yang digunakan, sedikit siswa protes pada guru agar kelompok diganti dan siswa ada yang masih melihat jawaban teman mengalami penurunan. Beberapa siswa sudah berani bertanya atau mengemukakan ide merekang berani mengerjakan soal di depan kelas.
siswa (60,71%),aktif dalam pembelajaran 19 siswa (67,86%), dan memiliki semangat berkompetisisi dalam prestasi 18 siswa (64,29%). Indikator prestasi yaitu, siswa mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM ≥60)19 siswa (67,86%).
Berdasarkan kegiatan pembelajaran sampai berakhirnya tindakanputaranIII, tindak belajar siswa yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini mengalami perubahan yang positif.Hasil penelitian pada tindakan kelas putaranIII diperoleh kesepakatan bahwa strategi pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar matematika.
Secara ringkas data perubahan hasil tindakan kelas tentang motivasidan prestasi belajaranmatematika siswa dengan strategi pembelajaran siklus dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut.
Tabel 1
Profil Motivasi Kelas No Motivasi Siswa Kondisi
Awal Putaran I Putaran II Putaran III 1 mengerjakan tugas
yang diberikan guru
8 siswa (28,57%)
14 siswa (50%)
17 siswa (60,71%)
20 siswa (71,43%) 2 memperhatikan
penjelasan guru
10 siswa (35,71%)
15 siswa (53,57%)
17 siswa (60,71%)
21 siswa (75%) 3 aktif dalam
pembelajaran
9 siswa (32,14%)
17 siswa (60,71%)
19 siswa (67,86%)
23 siswa (82,14%) 4 memiliki semangat
berkompetisisi dalam prestasi
7 siswa (25%).
[image:11.595.130.506.417.740.2]12 siswa (42,86%) 18 siswa (64,29%) 20 siswa (71,43%) Tabel 2 Profil Prestasi No Prestasi Siswa Kondisi
1 Mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM ≥60) 3 siswa (10,71%) 14 siswa (50%) 19 siswa (67,86%) 23 siswa (82,14%)
[image:12.595.132.506.114.177.2] [image:12.595.129.508.288.767.2]Lebih jelasnya perhatikan grafik peningkatan motivasi dan prestasi pada gambar 1 dan gambar 2.
Gambar 1
Grafik Peningkatan Motivasi
Gambar 2
Grafik Peningkatan Prestasi 0 5 10 15 20 25 Kondisi Awal
Putaran I Putaran II Putaran III
Mengerjakan tugas yang diberikan guru
Memperhatikan penjelasan guru Aktif dalam pembelajaran Memiliki semangat berkompetisi dalam prestasi 0 5 10 15 20 25 Kondisi Awal
[image:12.595.129.507.299.523.2]Eun Kyoung Um , James Corter and Kikumi Tatsuoka (2005) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa model Structural Equation Analysis motivasi intrinsik positif dan dukungan otonomi positif meningkatkan prestasi belajar matematika.Sedangkan Dylan Wiliam, Clare Lee, Christine Harrison dan Paul Black (2010) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa pengembangan strategi penilaian normatif meningkatkan prestasi belajar matematika.
Berdasarkan hasil observasi pendahuluan, diperoleh kondisi awal motivasi dan prestasi belajar matematika rendah. Siswa yang mencapai ketuntasan pada saat ulangan 6 siswa (21,43%). Rendahnya motivasi dan prestasi disebabkan oleh cara mengajar guru yang konvensional.
Penelitian dengan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament memperoleh hasil sesuai tujuan, yakni motivasi dan prestasi belajar matematika meningkat.
Setelah diadakan penelitian diperoleh hasil, ada peningkatan motivasi belajar matematika siswa.Tindakan yang dilakukan guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu dengan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament.Tujuannya adalah untuk menciptakan suasan pembelajaran yang menarik, menantang dan menyenangkan sehingga siswa termotivasi untuk belajar.
Setelah diadakan penelitian diperoleh hasil, ada peningkatan prestasi belajar matematika siswa.Tindakan yang dilakukan guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa yaitu dengan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament. Tujuannya adalah agar siswa dapat bekerja sama dalam menyelesaikan masalah, menciptakan suasana pembelajaran yang menarik, menantang dan menyenangkan sehingga siswa senang untuk belajar.
Pembelajaran yang menarik dan menyenangkan lebih disukai siswa, sehingga ketika siswa merasa senang maka akan berdampak positif dan mampu meningkatkan prestasi belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Wenstzel (Schunk, 2012: 241) motivasi kelompok merupakan hal penting, penelitian menunjukkan bahwa perilaku anak-anak dan para remaja yang prososial dan bertanggung jawab memprediksi berbagai hasil prestasi.Kerja kelompok lebih efektif dan biasanya berkinerja lebih baik daripada bekerja secara individu. Dengan adanya kelompok maka siswa mampu bekerja sama dalam memecahkan masalah.
Berdasarkan data dan mengacu pada penelitian relevan yang telah diuraikan di atas, tindak mengajar yang telah dilakukan oleh guru selama pelaksanaan tindakan kelas menunjukkan bahwa guru telah melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Turnament, sehingga motivasi siswa dapat meningkat.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaborasi antara peneliti dan guru matematika dapat disimpulkan bahwa melalui strategi pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar matematika.Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator sebagai berikut:
1. Motivasi
a. Mengerjakan tugas yang diberikan guru
putaran I 14 siswa (50%), putaran II 17 siswa (60,71%), dan pada putaran III (71,43%).
b. Siswa memperhatikan penjelasan guru
Berdasarkan data hasil tindakan kelas putaran I sampai III, siswa memperhatikan penjelasan guru mengalami peningkatan. Pada putaran I 15 siswa (53,57%), dan pada putaran II 17 siswa (60,71%), dan putaran III 21 siswa (75%).
c. Siswa aktif dalam pembelajaran
Berdasarkan data hasil tindakan kelas putaran I sampai III, siswa aktif dalam pembelajaran mengalami peningkatan. Pada putaran I 17 siswa (60,71%), putaran II 19 siswa (67,86%), dan pada putaran III 23 siswa (82,14%).
d. Siswa memiliki semangat berkompetisi dalam prestasi
Berdasarkan data hasil tindakan kelas putaran I sampai III, siswa memiliki semangat berkompetisi dalam prestasi mengalami peningkatan. Pada putaran I 12 siswa (42,86%), putaran II 18 siswa (64,29%), dan pada putaran III 20 siswa (71,43%).
2. Prestasi
Strategi pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa.Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya siswa yang nilainya memenuhi KKM (≥60) setelah dilakukan tindakan pada setiap putaran.Pada tindakan kelas putaran I sebanyak 14 siswa (50%), tindakan kelas putaran II sebanyak 19 siswa (67,86%), dan tindakan kelas putaran III sebanyak 23 siswa (82,14%) yang mencapai kriteria ketuntasan minimal(KKM≥60).
1. Terhadap Guru Matematika
a. Guru matematika hendaknya memberikan perhatian dan bimbingan secara menyeluruh terhadap siswa dan bersikap ramah terhadap siswa agar siswa berani mengemukakan pendapat.
b. Guru hendaknya menerapkan strategi pembelajaran yang memperhatikan kemampuan siswa, yaitu setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda, misalnya strategi pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament agar siswa merasa mendapat perhatian yang sama dan dapat menciptakan motivasi belajar siswa.
c. Guru matematika hendaknya tidak mendominasi kegiatan pembelajaran, karena siswa cenderung bosan dan cukup sebagai fasilitator.
2. Terhadap Siswa
a. Siswa sebaiknya membiasakan diri memperdalam materi yang telah dipelajari dan mempelajari materi yang akan dipelajari selanjutnya. b. Siswa harus berani bertanya tentang materi yang belum dipahami.
c. Siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap pekerjaan rumah yang diberikan.
d. Siswa bisa bekerja sama dalam mengelola kelas agar kelas nyaman untuk belajar.
3. Terhadap Peneliti Selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA
Dylan Wiliam, Clare Lee, Christine Harrison, & Paul Black. 2012. Teachers developing assessment for learning: impact on student achievement.
Carfax Publishing. Assessment in Education, Vol. 11, No. 1 Eun Kyoung Um, James Corter, dan Kikumi Tatsuoka. 2005. Motivation,
Autonomy Support, and Mathematics Performance: A Structural
Equation Analysis. Teachers College: Columbia University.
Isjoni. 2007. Cooperative Learning: Mengembangkan Kemampuan Belajar Kelompok. Bandung: Alfabeta
Mahmud.2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran. Jakarta: RajaGrafindo Persada
Schunk, Dale H., dkk. 2012. Motivasidalam Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Aplikasi. Jakarta: Indeks
Slavin, E. Robert. 2009. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media